Anda di halaman 1dari 17

STUDI SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam

Disusun Oleh : Muharjaya Pratama (1811128)

Merri ( 1811116 )

Muliani (1811129)

Nia Susanti (1811133)

Agusnadi (1811123)

Fakultas / Prodi : Tarbiyah / PAI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK

BANGKA BELITUNG

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam karena
berkat limpahan rahmat serta hidayah-Nya penulis masih diberi kesehatan,
kekuatan serta kesempatan dalam menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Sejarah Pendidikan Islam yang berjudul “Studi Sejarah Pendidikan Islam”.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang
terang benderang seperti yang kita rasakan sekarang ini.

Makalah ini disusun dengan bekal ilmu yang sangat terbatas dan sangat
jauh dari kesempurnaan jjika tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapakan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini tak luput dari kekurangan sebab
keterbatasan ilmu yang penulis miliki, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk penulisan makalah selanjutnya. Penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat.

Petaling, 20 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………..…i

DAFTAR ISI ….........……………………………………………………ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………..1


B. Rumusan Masalah …………….……………………………….…1
C. Tujuan ……………………………………………………………1

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah ……….…………………………………….2


B. Ruang Lingkup Sejarah Pendidikan Islam .……………………3
C. Periodesasi Pendidikan Islam…………………………………..5

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………8
B. Saran ……………………………………………………………..…8.

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………9

ii
BAB I

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang
Pendidikan berlangsung seumur hidup dari buayan hingga liang
lahat,keteranganini menguatkan asumsi bahwa pendidikan Nabi Muhammad saw
berlangsung mulai ketika beliaulahir hingga wafat. Pendidikan Islam yang biasa
dikenal hanya ketika Nabi Muhammad saw mendeklarasikan dirinya utusan Allah
swt. Padahal pendidikan Islam sudah mulai semenjak Nabi Muhammad saw
dilahirkan sampai ketika beliau mendeklarasikan dirinya rasul hingga wafatnya.
Dari ini dapat difahami bahwa pendidikan Islam berlangsung sepanjang hayatnya.
Hanya saja, pendidikan yang dilewati oleh Nabi Muhammad saw sebelum turun
wahyu pertama bertitik tolak dalam ranah pendidikan “rasa”. Yang mana rasa ini
adalah jalinan aqal pada manusia, karena konsentrasi pendidikan Islam mengacu
sepenuhnya pada pendidikan aqal. Sebab hanya orang yang beraqallah yang
mampu beragama Islam dengan baik.

Tidak banyakpara ahli pendidikan Islam mengungkapkan atau


membahaspendidikan Islam sebelum masa kenabianke-publik. Barangkali
pemahaman itu telah sama-sama dimengerti, bahwa pendidikan Islam hanya ada
ketika Islam telah menjadi nubuah Muhammad saw, sehingga konotasinya, hanya
setelah diangkat jadi Nabi saja Muhammad saw dikatakan telah menjadi Islam
atau muslim. Maka, pendidikan Islam serta merta pula mengawali periodenya,
karena sang ‘pemula’adalah seorang yang beragama Islam. Berangkat dari
pemahaman seperti demikian, boleh dikatakan, dengan sendirinya, disetiap
aktifitas Muhammad saw merupakan proses pendidikan Islam itu sendiri. Dimulai
dari dakwah Muhammad saw secara sembunyi-sembunyi hingga perintah dakwah
terang-terangan kepada masyarakat Arab secara khusus dan 1secara umum.

1
http://www.umm.ac.id/id/berita-ilmiah/sejarah-pendidikan-islam.di akses pada 24 september
2019

1
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pendidikan islam?
2. Bagaimana sejarah ruang lingkup pendidkan islam?
3. Bagaimana periodesasi pendidkan islam?

B. Tujuan
1. Untuk Mengetahui sejarah pendidikan islam
2. Untuk Megetahu ruang lingkup pendidikan islam
3. Untuk Mengetahui periodesasi pendidikan islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Sejarah

Kata sejarah berasal dari bahasa arab, syajaratun (dibaca syajarah ),


diartikan sebagai pohon kayu. Kata ini menunjukkan sifat, bentuk kejadian,
perkembangan atau pertumbuhan tentang ihwal peristiwa yang terjadi secara
kesinabungan (kontinuitas). Selain itu, ada pula pakar yang menyatakan bahwa
istilah syajarah seperti dikemukakan di awal tidak sma dengan makna sejarah
sebagaimana yang dimaksud dalam ilmu sejarah, karena sejarah tidak hanya dapat
dimaknai sperti halnya pohon keluarga, asal-usul atau silsilah dari kajian sejarah.
Namun lebih jauh mencangkup berbagai aspek dan sendi kehidupan yang terlibat
didalamnya. Walaupun terdapat perbedaan yang demikian tidak dapat dipungkiri
bahwa realitasnya ada hubungan antara kata syajarah dengan kata sejarah, artinya
seseorang yang mempelajari sejarahakan emeiliki keterkaitan pembahasan dengan
silsilah, riwayat, cerita da nasal usul tentang seseorang atau kejadian.2

Sejarah adalah sebuah kajian ilmu yang membahasa segala peristiwa yang
sudah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan manusia. Sejarah dalam
kurikulum pendidikan Islam mencangkup tujuh unsur poin penting. Adapun
tujuan poin penting yang dimaksud tersebut al-Qur’an, Hadits, Keimanan, akhlak,
bimbingan ibadah, syariah/fikih, dan sejarah Islam.3

Ibnu Khaldun berpendapat bahwa sejarah adalah catatan tentang masyarakat


umat manusia atau peradaban tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada
watak masyarakat itu, seperti : kelahiran, keramahatamahan dan solidaritas
golongan, tentang revolusi-revolusi dan pemberontakan-pemberontakan oleh
segolongan rakyat melawan golongan yang lain yang berakibat timbulnya

2
Muhammad Tisna Nugraha, Sejarah Pendidikan Islam., ( Yogyakarta: Diandra Kreatif,
2019), hal. 1.
3
Ibid,. Hal. 2.

3
kerajaan-kerajaan dan negara-negara dengann tingkat yang bermacam-macam
tentang macam-macam kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk mencapai
kehidupan maupun dalam bermacam-macam cabang ilmu pengetahuan yang
terjadi dalam masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri.4

Adapun dalam bahasa Arab, “sejarah” disebut tarikh yang berarti “ketentuan
masa”. Menurut istilah keterangan yang menerangkan tentang hal ihwal umat dan
segala sesuatu yang telah terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau
ayau pada masa yang masih ada.

Menurut Kartono Kartodirjo, sejarah dalam arti subjektif adalah suatu


kostruk, ialah bangunan yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau cerita.
Sejarah dalam arti objektif menunjukkan kepada kejadian atau peristiwa itu
sendiri. Proses sejarah dalam aktualitasnya objektif dalam arti tidak memuat
unsur-unsur subjektif .

Berdasarkan ungkapan-ungkapan di atas dapat di pahami bahwa hakikat dari


sejarah itu adalah pengalaman masa lampau dari umat manusia. Peristiwa masa
lampau umat manusia itu sangat banyak, maka sejarawan akan memilih dan
memilih mana yang memiliki syarat untuk disajikan sebagai sejarah.5

Adapun pengertian selanjutnyan memberi makna bahwa sejarah sebagai


catatan yang berhubungan dengan kejadian masa silam yang diabadiakan dalam
laporan tertulis dan dalam ruang lingkup yang luas.6

4
Haidar Putra Dauly dan Nurgaya Pasa, Pendidikan Islam Dalam Lintasan Sejarah,
( Jakarta: Kencana, 2013), hal. 1
5
Ibid., hal. 2.
6
Ibid., hal. 3.

4
a. Ruang Lingkup Sejarah Pendidikan Islam

1. Objek

Objek kajian pendidikan Islam adalah fakta-fakta pendidikan Islam berupa


informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam baik formal,
informal dan nonformal. Dengan demikian akan diperoleh apa yang disebut
dengan sejarah serba objek hal ini sejalan dengan peranan agama islam sebagai
agama dakwah penyeru kebaikan, pencegah kemungkaran menuju kehidupan
yang sejahtera lahir bathin secara material dan spiritual. Namun sebagai cabang
dari ilmu pengetahuan, objek sejarah pendidikan Isalam umumnya tidak jauh
berbeda dengan yang dilakukan dalam objek-objek sejarah pendidikan , seperti
mengenai sifat-sifat yang dimilikinya.7

Sejarah umumnya para sejarawan terdahulu dalam pembahasannya. Lebih


ditekankan kepada masalah objek sejarah itu sendiri. Berbeda dengan sejarawan
masa kini. Kajian mereka terhadap sejarah tidak hanya pada objek itu sendiri
tetapi lebih ditekankan terhadap objek itu. Sebab sejarah bukanlah kumpulan
peristiwa-peristiwa masa lampau. Melainkan hasil proses pemikiran, sehingga
peristiwa masa lampau itu dapat dipahami.

Sejarah merupakan tafsiran. Suatubupaya meikiran manusia dengan


kekuatan dan kelemahannya. Pengertian mengenai hubungan nyata dan tidak
nyata, yang menjalin seluruh bagian serta memberinya dinamisme dalam waktu
dan tempat. Perubahan atau peristiwa yang terjadi dengan sendirinya tanpa
campur tangan manusia disebut dengan sejarah seba objek, sedang perubahan,
suatu kejadian sebagai hasil kerja dan usaha manusia disebut sejarah serba
subjek.8 Mengingat objek sejarah pendidikan islam erat dengan nilai-nilai
agamawi, filosofis, psikologi dan sosiologi, maka perlu menempatkan objek
sasaran itu secara menyeluruh dan mendasar.

7
Diakses melalui (https://raulina.wordpress.com/2009/12/30/m/ pada hari Senin, 23 2019.
8
Imam Barnadib, Arti dan metode sejarah pendidikan islam,(Yogyakarta: Fik Ikip yogyakarta,
1986), 10.

5
Berdasarkan pendasar Nur Uhbiyati terwebut memberikan pemahaman
bahwa objek pendidikan islam itu meliputi: perbuatan mendidik, anak didik,
sumber dan tujuan pendidikan islam, materi pendidikan islam, metode pendidikan
islam, evaluasi pendidikan islam, alat-alat pendidikan islam, lingkuan sekitar
pendidikan islam.

Lebih lanjut Nur Uhbiyati mengemukakan bahwa di antara objek atau segi
ke ilmu pendidikan islam dalam situasi pendidikan islam meliputi9 :

1. Perbuatan mendidikan itu sendiri yaitu; seluruh kegiatan, tindakan atau


perbuatan dan sikap yang dilakukan pendidik sewaktu
menghadap/mengasuh anak didik.
2. Anak didik yaitu pihak yang menjadi objek terpenting dari pendidikan
karena mereka menjadi sasaran pelaksanaan kegiatan pendidikan islam.
3. Dasar dan tujuan pendidikan islam yaitu landasan fondamen serat sumber
dari segala kegiatan pendidikan islam.
1. Pendidik yaitu subjek yang melaksanakan pendidikan islam.
2. Materi pendidikan islam yaitu bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman
belajar ilmu agama islam yang disusun sedemikian rupa disajikan kepada
anak didik.
1. Metode pendidikan islam ialah cara yang paling tepat yang dilakukan
pendidikan untuk menyampaikan bahwa atau materi pendidikan islam.
2. Evaluasi pendidikan islam yaitu bagaimana cara melakukan evaluasi.
3. Alat-alat pendidikan islam yaitu alat-alat yang dapat digunakan selama
melaksanakan pendidikan islam.
1. Lingkungan sekitar pendidikan islam dimana yang di maksudkan ialah
keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan hasil pendidikan islam.
Selanjutnya Nur Uhbiyati membagi objek penelitian islam itu dalam dua
katagori yaitu: objek meterial dan objek formal. Objek material pendidikan islam
adalah anak yang masih dalam proses pertumbuhan dan dikembangkannya ke arah
yang diingankan, sedangkan objek formil pendidikan islam yaitu perbuatan

9
Nur Uhbiyati,op cit., h. 43

6
mendidik yang di tujukan kepada anak didik untuk membawa ke arah tujuan
pendidikan islam.10

1. Metode
Yang dimaksud dengan metode sejarah adalah proses menguji dan
menganalisis secara kritik rekaman dan peninggalan masa lampau. Dengan
demikian diperlukan rekonstruksi yang imajinatif daripada masa lampau
berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh proses yang disebut dengan
historigrafi (penulisan sejarah) (Gottschalk, 1975:33).11
Berkenaan dengan hal tersebut, para sejarawan berusaha mengkonstruksikan
sebanyak-banyaknya peristiwa masa lampau yang terjadi. Akan tetapi, dapat
disadari sudah pasti peristiwa masa lampau itu tidak akan mungkin seluruhnya
dapat direkonstruksikan, mungkin hanya sebagian kecil saja.
Berdasarkan hal yang diungkapkan terdahulu, maka metode sejarah
pendidikan Islam juga menggunakan metode yang ada dalam penulisan sejarah.
Oleh karena itulah, metode sejarah pendidikan Islam mencangkup fakta-fakta
yang berkembang tentang pendidikan Islam, yaitu dimulai dari masa tumbuhnya
sampai kepada masa perkembangannya dari periode ke periode.
Fakta-fakta yang diungkapkan itu bisa melalui sumber langsung, seperti:
prasasti, undang-undang, dokumen-dokumen, gambar-gambar serta benda-benda
sejarah lainnya, dan juga dapat digunakan umber tidak langsung yaitu bahan yang
diperoleh dari hasil penelitian sumber langsung.
Menurut buku Sejarah Pendidikan Islam oleh Direktorat Pendidikan Agama
Islam, ada tiga metode yang ditempuh : pertama, deskriptif; kedua, komparatif;
ketiga, analisis-sintesis.12
1. Metode deskriptif
Metode deskriptif artinya menggambarkan, dalam hal ini berarti
menggambarkan apa adanya tentang pendidikan Islam. Ajaran Islam yang dibawa
oleh Rasulullah Muhammad SAW. berpedoman kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits
10
Halid Hanafi, ilmu pendidikan islam, (yogyakarta, 2018), hlm 99
11
Haidar Putra Daulay, Nurgaya Pasa. Pendidikan Islam dalam Lintasan Sejarah.
(Jakarta: Prenadanadia Group, 2013). Hal. 5.
12
Ibid,.

7
yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam.
Metode ini digunakan untuk memaknai tujuan dari pendidikan Islam tersebut.
1. Metode Komparatif
Metode ini merupakan sebuah metode yang berusaha membandingkan
sebuah perkembangan pendidikan Islam dengan lembanga-lembaga Islam lainnya.
Melalui metode ini dimaksudkan bahwa ajaran-ajaran Islam tersebut
dikomparasikan dengan fakta-fakta yang terjadi dan berkembang dalam waktu
serta tempat-tempat tertentu untuk mengetahui adanya persamaan dan perbedaan
dalam suatu permasalahan tertentu yang menghubungkan sejarah pendidikan
Islam dengan sejarah pendidikan yang dibandingkan.
3. Metode analisis sintesis
Metode ini digunakan memberikan analisis terhadap istilah-istilah atau
pengertian-pengertian yang diberikan ajaran islam secara kritis, sehingga
menunjukkan kelebihan dan kekhasan pendidikan Islam. Pada saatnya dengan
metode sintesis dapat diperoleh kesimpulan-kesimpulan yang akurat dan cermat
dari pembahasan sejarah pendidikan Islam. Metode ini dapat pula didayagunakan
untuk kpentingan proses pewarisan dan pengembangan budaya umat manusia
yang Islam.13
4. Manfaat Sejarah Pendidikan Islam

Sejarah sangat bermanfaat besar bagi umat manusia, karena dengan


sejarahlah manusia belajar serta berupaya untuk menjadi arif dengan melihat dan
mengambil i’tibar dari masa lampau yang telah pernah dialami oleh umat
manusia. Oleh karena itulah, sebagian dari kandungan Al-Qur’an membentangkan
sejarah perjuangan para rasul sejak Adam AS sampai Muhammad SAW. selain
dari itu Al-Qur’an juga mengungkapkan sejarah dari bangsa atau kabilah tertentu
seperti ‘Ad dan Tsamud.

Sejarah Islam telah mencatat, bahwa telah pernah terjadi masa kejayaan
pendidikan Islam, di saat mana pendidikan Islam mencapai puncak kejayaannya,

13
Devi Yanti, Studi Sejarah Pendidikan Islam. Diakses dari,
(https://www.academia.edu/16471451/Studi_Sejarah_Pendidikan_Islam ) pada tanggal 23,
September 2019.

8
baik dipandang dari sudut lembaga pendidikan maupun produktivitas ilmuwan-
ilmuwan Islam dalam bentuk karya ilmiah. Hal ini dapat dijadikan contoh yang
akan ditiru oleh generasi sekarang. Hal ini akan dikaji pula penyebabnya dan
harus dihindari oleh generasi sekarang supaya jangan terjadi lagi.

Selain dari aspek menumbuhkan sikap mental, sebagai aspek efektif yakni
menumbuhkan sikap mental yang menjadikan berbagai peristiwa masa lampau itu
menjadi ibrah atau i’tibar, sejarah juga merupakan pengetahuan yang akan
mengisi aspek kognitif seseorang. Sejarah sebagai pengetahuan merupakan
khanazah ilmu. Dan berikutnya, sejarah juga bisa diamalkan dipraktikkan yang
akan mengisi ranah psikomotor

Didalam mempelajari sejarah pendidikan Islam, Zuraini dkk,


mengemukakan manfaat yang dapat diambil:

1. Mengetahui dan memahami pertumbuhan, perkembangan pemikiran-


pemikiran umat Islam dalam bidang pendidikan Islam.
2. Mampu mengambil pelajaran dari proses pemikiran tentang pendidikan
Islam pada masa lalu untuk memecahkan problematika pendidikan Islam pada
masa kini.
3. Memiliki sikap positif terhadap pemikiran-pemikiran baru yang muncul
di seputar pendidikan Islam (Zuraini, dkk, 1992: 6).

Selain dari yang diungkapkan di atas dapat juga ditambahkan:

1. Mendorong timbulnya inovasi baru dalam bidang pendidikan Islam.


2. Mendorong untuk timbulnya semangat mencontoh hal-hal yang positif
pada masa lampau dalam bidang pendidikan Islam da menjauhi hal-hal yang
negatif.

Karena mata pelajaran Sejarah Pendidikan Islam ini diberikan di Fakultas


Tarbiyah, untuk mempersiapkan mempersiapkan guru agama dan guru mata
pelajaran lainnya, maka perlu juga dikemukakan apa nilai praktis yang dapat
diambil oleh mereka dalam mempelajari sejarah pendidikan Islam. Dengan suatu

9
pertanyaan, apa manfaat mempelajari sejarah pendidikan Islam bagi para calon
guru? Jawabannya dapat dikemukakan, sebagai berikut:

a. Memperluas wawasan
b. Salah satu objek kajian dalam sejarah itu adalah tentang guru (pendidik)
dan murid (peserta didik). Dia akan menemukan sejumlah informasi tentang guru-
guru masa lampau yang pantas dan patut diteladani, karena keikhlasan, loyalitas
kepada tugas, tidak mementingkan nilai materi, mencintai murid-muridnya
sebagaimana dia mencintai anak kandungannya sendiri, dan berbagai sifat dan
sikap mulia lainnya. Hal ini akan bermanfaat bagi pembentukan kepribadian guru.
a. Salah satu tugas guru yang sangat berat yaitu menjadi contoh teladan
dalam seluruh aspek kehidupannya, maka lewat mempelajari sejarah pendidikan
Islam, para calon guru agama akan diperkenalkan tentang berbagai nilai-nilai yang
harus dijadikannya bagian dari pribadinya.
b. Untuk membentuk sikap arif dan bijaksana dalam pribadi seorang guru.

Belajar sejarah adalah belajar kearifan, mengambil mana yang baik dan
membuang mana yang buruk. Orang yang dapat melakukan seperti ini adalah
orang yang memiliki kearifan. Jadi, sejarah menanamkan kearifan. Orang yang
memiliki kearifan itu adalah orang yang berakhlak, sebagai basis utama dari
kompetensi kepribadian.14

C. Priodesasi Pendidikan Islam.

a. Pendidikan Islam Pada Periode Rasulullah.

Rosulullah Saw.,seabagai suri teladan dan rahmat lilalamin bagi orang-


orang yang mengharapkan rahmat dan kedatangan hari kiamat dan banyak
menyebut nama Allah(al-ahzab: 21) adalah pendidikpratama dan terutama dalam
dunia pendidikan Islam . proses tanformasi ilmu penegetahuan,internalisasi nilai-
nilai spritualisme dan bimbingan emosional yang dilakukan Rosulullah dapat

14
Haidar Putra Daulay, Nurgaya Pasa Pendidikan Islam dalam Lintasan Sejarah.
(Jakarta: Prenadanadia Group, 2013) hl 6-10.

10
dikatakan sebagai mujizat luar biasa, yang manusia manapun dimana pun tidak
dapat melakukan hal yang sama.

Hasil pendidikan islam priode rosulullah terlihat dari kemampuan murid-


muridnya (para sahabat) yang luar biasa, misalnya: umar bin khotob ahli hukum
dan pemerintahan, Abu hruarah ahli hadist, Salman Alfrisi ahli perbandingan
agama: majusi,yahudi,nasrani islam dan Ali bin Abithalib ahli hukum dan Tafsir
Al_qur’an, kemudian murid dari para sahabat di kemudian hari, tabi-tabiin,
banyak yang ahli dalam berbagai bidang ilmu penegtahuan sains,
teknologi,astronomi,filsafat yang mengantar islam ke pintu gerbang zaman
keemasan.

b. Pendidikan Islam Pada Periode Khulafaur Rasidin.

Setelah Nabi wafat, sebagai pemimpin umat islam adalah abu bakar
assidiq sebagai Khalifah. Khalifah adalah pemimpim yang di angkat setelah nabi
wafat, dan melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan pemerintahan.
pola pendidikan pada masa kholifah Abu bakar masih seperti masa rosulullah dari
segi materi pendidikan islam terdiri dari pendidikan tauhid keimanan, akhlak,
ibadah, kesehatan dan lain sebagainya.15

1. pendidikan keimanan adalah yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yng


wajib disembah adalah Allah.

2. pendidikan Ahlak, seperti adab masuh rumah orang, sopan santun


bertetangga, bergaul dalam masyrakat, dan lain sebagainya. Pendidikan ibadah
seperti pelaksanaan shalat puasa dan haji.

3. kesehatan seperti tentang kebersihan, gerak gerik dalam shalat


merupankan didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani.16

c. Pendidikan Islam Periode Abbasiyah.


15
H. Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam ( jakarta puta: Grafika) hlm,.43.
16

11
Berdirinya Daulah Abbasiyah di awali dengan dua strategi, yaitu: satu
dengan sistem mencari pendukung dan penyebaran ide secara rahasia, hal ini
sudah berlangsung sejak akhir abad pertama hijrah yang bermarkas di syam dan
tempatnya di al hamimah, sistem ini beraakhir dengan bergabungnya abu muslim
al qurasyani pada jamiyah yang sepakat atas terbentuknya daulah Abbasyiah.
Sedangkan strategi kedu di lanjutkan dengan terang-terangan dan himbau-
himbauwaan di forum-forum resmi untuk mendirikan daulah abbasiyah.

Beberapa teknis di terapkan oelh pengikut Muhammad Al-Abbasy, seperti


sambil berdagang dan melaksanakan haji di balik itu terprogaram bahwa mereka
menyebarkan ide dan mencari pendukung terbentuknya daulah. Penulis melihat
daulah tidak semudah membalik telapaktanagn dan tidak semudah meminum air,
tetapi memerlukan tenaga dan usahah-usaha yang sampai mengorbankan nayawa
dalam jumlah yang tidak sedikit.

BAB III

12
PENUTUP

A. Kesimpulan
sejarah adalah pengalaman masa lampau dari umat manusia. Peristiwa masa
lampau umat manusia itu sangat banyak, maka sejarawan akan memilih dan
memilih mana yang memiliki syarat untuk disajikan sebagai sejarah.
Objek kajian pendidikan Islam adalah fakta-fakta pendidikan Islam berupa
informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam baik formal,
informal dan nonformal. Dengan demikian akan diperoleh apa yang disebut
dengan sejarah serba objek hal ini sejalan dengan peranan agama islam.
metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritik
rekaman dan peninggalan masa lampau. Dengan demikian diperlukan rekonstruksi
yang imajinatif daripada masa lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan
menempuh proses yang disebut dengan historigrafi (penulisan sejarah).
Sejarah sangat bermanfaat besar bagi umat manusia, karena dengan
sejarahlah manusia belajar serta berupaya untuk menjadi arif dengan melihat dan
mengambil i’tibar dari masa lampau yang telah pernah dialami oleh umat
manusia.

B. Saran
Saran penulis, masih banyak sekali sejarah-sejarah atau peristiwa-peristiwa
di masa lampau yang dapat kita gali dan kita pelajari agar kita mendapatkan
pelajaran sekaligus pengetahuan dari peristiwa sejarah itu sendiri. Dimana dengan
mengetahui sejarah ini juga sebagai bekal kita untuk menceritakan kepada peserta
didik nanti.

DAFTAR PUSTAKA

13
Barnadib, Imam. 1986. Arti dan Metode Sejarah Pendidikan Islam. Yogyakarta:
FIK IKIP Yogyakarta.

Devi Yanti, Studi Sejarah Pendidikan Islam. Diakses dari,


(https://www.academia.edu/16471451/Studi_Sejarah_Pendidikan_Islam
) Pada Tanggal 23 September 2019.

Diakses melalui (https://raulina.wordpress.com/2009/12/30/m/ Pada Hari Senin,


23 September 2019.

Haidar Putra Dauly dan Nurgaya Pasa. 2013. Pendidikan Islam dalam Lintasan
Sejarah. Jakarta: Kencana.

Hanafi, Halid. 2018. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: .

Nizar, H. Samsul. 2007. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Grafika.

Nugraha, Muhammad Tisna. 2019. Sejarah Pendidikan Islam. Yogyakarta:


Diandra Kreatif.

14

Anda mungkin juga menyukai