Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Terminologi Sejarah Peradaban Islam


Dosen Pengampu : Dr.H.Septuri,M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 1:

Kelas 2B

MHD Ibrohim 2211030044

Nurul Aisyah 2211030055

Ramadani Suwardi Yusuf 2211030060

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG

TP.2022/2023

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4

1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................

2.1 Pengertian Sejarah Terminilogi ................................................................................... 5

2.2 Jelaskan Peradaban dan Kebudayaan ........................................................................... 6

2.3 Dasar-Dasar Peradaban Islam ...................................................................................... 7

2.4 Periodesasi Perkembangan Peradaban Islam .............................................................. 11

2.5 Persoalan Dalam Sejarah............................................................................................. 13

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 15

3.2 Penutup........................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul

“Terminologi Sejarah Peradaban Islam”

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Bapak Dr.H.Septuri,M.Ag. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dr.H.Septuri,M.Ag


selaku Dosen Mata Kuliah Sajarah Peradaban Islam. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni kami.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Bandar Lampung, 25 Februari 2023

Penyusun

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah adalah masa lalu ketika manusia mengenal tulisan sejarah adalah kejadian
dan peristiwa yang benar benar benar terjadi pada masa lampau (KBBI)
Prasejarah adalah zaman dimana sejarah belum terbentuk atau zaman belum
mengenal tulisan sehingga sejarah pada zaman masa lalu diwariskan tulisan
prasejarah isitilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa dalam catatan
sejarah yang belum prasejarah adalah zaman ketika hidup dikebudayaan yang
belum mengenal tulisan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan Pengertian Sejarah Secara Terminologi?


2. Jelaskan Peradaban dan Kebudayaan?
3. Jelaskan Periodesasi Perkembangan Peradaban Islam?
4. Apa saja Persoalan dalam Sejarah?

1.3 Tujuan

Tujuan mempelajari Sejarah Peradaban Islam untuk mengetahui berbagai


masalah kehidupan umat manusia yang berkaitan degan hukum islam. Dan agar
kita mengetahui berbagai masalah kehidupan umat islam yang disertai dengan
maju mundurnya kebudayaan islam iyu sendiri.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sejarah Secara Terminologi

Kata Sejarah sering diucapkan orang,baik dilingkungan pendidikan maupun


dilingkungan pergaulan sehari-hari. Kita sering mendengar kata itu dalam
ungkapan
“Biarlah sejarah yang membuktikan,kita harus belajar dari sejarah,sejarah
adalah guru terbaik,kita harus bercermin pada sejarah,kemajuan suatu bangsa
kini dan esok ditentukan sejarahnya,setiap manusia tidak bisa lepas dari
sejarah,dan sejarah mengajarkan sesuatu bagi kehidupan manusia kini dan
esok”. Oleh karena itu,belajar sejarah sangatlah urgent karena sejarah berkisah
tentang eksistensi suatu masyarakat.baik pada tataran mikro maupun mikro,yang
salah satu faktor kemajuannya ditentukan oleh latar belakang sejarah yang dilalui.
Sehubungan dengan itu,kata sejarah berasal dari bahasa arab,yaitu syajarah yang
berarti pohon atau silsilah.
Menurut para ahli,seperti, Sidi Gazalba (1981:1) dan Bartens (1987),
Sebagaimana dikutip oleh Hardiyono,secara historis penggunaan kata sejarah
dalam bahasa indonesia terjadi melalui bahasa melayu yang berasal dari kata
bahsa arab,yaitu syajarah yang berarti pohon,sislsilah,babad,tarikh,mitos,legenda
,dan sebagimananya.1
Istilah sejarah sepadan dengan kata history yang berasal dari nomina bahasa
Yunani,yaitu istoria yang bermakna ilmu. Aristoteles, filsuf Yunani menggunakan
kata istoria yang berarti telah sistematis tentang gejala alam,baik secara kronologi
maupun tidak.

1
Hardiyono,Pengantar Ilmu Sejarah,(1995), hlm.51.

5
Kata sejarah dalam bahasa jerman disebut geschichte (Sesuatu yang telah terjadi)
yang berasal dari kata geschecen yang mempunyai arti yaitu “terjadi”. 2
Selanjutkan dikemukakan pengertian sejarah Terminologi dari para ahli.
1. Ibnu Khaldun mengatakan “Sejarah menunjuk kepada peristiwa-peristiwa
istimewa atau penting pada waktu atau ras tertentu”.
2. Al-Maqrizi berpendapat, “Sejarah memeberikan informasi tentang sesuatu
yang pernah terjadi di dunia”.
3. W.Baner (1928) memberi definisi, „Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan
yang berikhtiar untuk melukiskan dan dengan penglihatan yang simpatik
menjelaskan fenoma kehidupan sepanjang perubahan yang terjadi karena
ada hubungan antara manusia dan masyarakatnya.”
4. J. Huizinga (1936) mengatakan, “Sejarah adalah bentuk intelektual yang di
dalamnya terdapat peradaban untuk dirinya sendiri untuk masa lalunya”.
5. R.G.Collingwood menyatakan, “Sejarah adalah sejarah pemikiran”.3

2.2 Pengertian Peradaban dan Kebudayaan

Kata peradaban dan kebudayaan apabila dilihat dari segi pernggunaannya dalam
berbagai bahasa,bisa mengandung makna yang sama sekaligus makna yang
berbeda pula.Kuntowidjoyo tidak membedakan antara kebudayaan dan
peradaban.4
Dalam bahasa inggris dibedakan antara culture (kebudayaan) dan civiligization
(peradaban);begitu pula dalam bahasa arab dibedakan antara tsaqafah
(peradaban),hadharah (kemajuan),dan tamaddun (kebudayaan).adapun dalam
bahasa melayu,tamaddun dimaknai untuk peradabn dan kebudayaan.Dalam kamus

2
Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah,diterjemahkan Nugroho Notosusanto, (Jakarta: Yayasan
Penerbit Universitas Indonesia,1971), hlm.27.
3
Nouruzzaman Shiddiqi,Pengantar Sejarah Muslim, (Yogyakarta: Cakra Donya,1981),hlm.7-8.
4
Kontowidjoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta:Tiara Wacana Yogya,1993),hlm.113.

6
Umum Bahasa Indonesia,kata peradaban berasal dari kata adab yang berarti
sopan,kesopanan,kehalusan,dan kebaikan budi pekerti (tingkah laku).5

2.3 Dasar-Dasar Peradaban Islam

Dasar-dasar Peradaban Islam pertama kali ditetapkan oleh Nabi Muhammad


SAW. Tujuannya adalah untuk memperkokoh masyarakat dan negara baru itu.
Beliau meletakan dasar-dasar tersebut pada saat Beliau berada di Yastrib atau
yang sekarang kita kenal dengan nama Madinah. Tidak seperti pada saat di
Mekah, di Madinah Allah SWT banyak menurunkan wahyu yang berhubungan
dengan kehidupan masyarakat. Nabi Muhammad mempunyai kedudukan, tidak
hanya sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara.6
Dengan kata lain, pada diri Nabi terkumul dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan
kekuasaan sekuler. Beliau menjadi kepala negara bukanlah atas penunjukan dan
bukan pula atas dasar hak turun-temurun. Beliau menjadi rasul secara otomatis
menjadi kepala negara.7
Dasar-dasar Peradaban Islam tersebut adalah :

1.Pembangunan Masjid
Masjid merupakan hal yang paling fundamental yang pertama beliau
lakukan. Masjid tidak hanyak menjadi tempat sholat bagi umat muslim, tetapi
juga sebagai sarana penting untuk mempersatuakan kaum mulimin dan
mempertalikan jiwa mereka, di samping tempat merundingkan masalah-masalah
yang dihadapi. Masjid pada masa Nabi bahkan juga berfungsi sebagai pusat
pemerintahan8.

5
W.J.S. Poerwadarmints,Kamus Umum Bahasa Indonesi,(Jakarta: Balai Pustaka,1999),hlm.15-16.
6
Badri Yatim,op.cit,hlm.26
7
Harun Nasution,Islam Ditinjau dari beberapa aspek,jilid 1,Jakarta: UI Pers,1985,hlm.101
8
Badri Yatim,op.cit,hlm.26

7
Allah SWT berfirman:

: Terjemahannya
“Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari
pertama adalah lebih patut kamu salat di dalamnya.” (Q.S. At-Taubah: 108).9

Pada Zaman Nabi, masjid digunakan untuk mensucikan jiwa kaum muslimin,
mengajarkan Al Qur‟an dan Al Hikmah, bermusyawarah untuk menyelesaikan
berbagai macam persoalan kaum muslim pada zaman tersebut, membina sikap
dasar kaum muslimin terhadap perang yang berbeda agama atau ras, hingga
upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan umat justru dari masjid. Pada zamannya
masjid dijadikan simbol persatuan umat Islam. Selama sekitar 700 tahun sejak
nabi mendirikan masjid pertama, fungsi masjid masih kokoh dan orisinil sebagai
pusat peribadatan dan peradaban. Pada dasarnya, sekolah-sekolah dan universitas-
universitas pun kemudian bermunculan justru dari masjid. Sebagai salah satu
contoh adalah Masjid Al Azhar di Kairo, Mesir. Masjid ini sangat dikenal luas
oleh kaum muslimin Indonesia. Masjid ini mampu memberikan beasiswa bagi
para pelajar dan mahasiswa, bahkan pengentasan kemiskinan pun merupakan
program nyata yang secara kontinyu dilaksanakan masjid ini.10

2. Ukuwah Islamiyah
Kata ukhuwah berakar dari kata kerja akha, misalnya dalam kalimat “akha
fulanun shalihan”, (Fulan menjadikan Shalih sebagai saudara). Makna ukhuwah
menurut Imam Hasan Al Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan
jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah.11

9
Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan Terjemahnya,Al-Jumanatul Ali Seuntai Mutiara Yang
Maha Luhur ,Bandung:Cv. Penerbit Jumanatul Ali-Art,2004,hlm.205
10
Aditya Lukman Pradana,2011,Fungsi lain dari Masjid
11
Aang Fahruroji,2005,Ukuwah Islamiyah

8
Al-Qur‟an menganggap permusuhan dan saling membenci itu sebagai siksaan
yang dijatuhkan Allah atas orang-orang yang kufur terhadap risalah-Nya dan
menyimpang dari ayat-ayat-Nya. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

Terjemahannya :
“Dan di antara orang-orang yang mengatakan, “Sesungguhnya kami ini orang-
orang Nasrani”, ada yang telah Kami ambil pelajaran dari mereka, tetapi mereka
(sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan
dengannnya; maka Kami rimbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian
sampai hari kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka
apa yang selalu mereka kerjakan.” (Q.S. Al-Ma‟idah: 14)12

3. Hubungan dengan non-Islam


Saat menjadi kepala negara di kota Madinah, selain orang-orang Arab Islam,
juga terdapat golongan masyarakat Yahudi dan orang-orang Arab yang masih
menganut agama nenek moyang mereka. Stabilitas warga sangatlah penting di
situasi seperti ini. Beliau, Rasulullah, mengadakan ikatan perjanjian dengan
mereka. Sebuah piagam yang menjamin kebebasan beragama orang-orang Yahudi
sebagai suatu komunitas dikeluarkan. Setiap golongan masyarakat memiliki hak-
hak tertentu dalam bidang politik dan keagamaan.Kemerdekaan setiap golongan
pun terjamin dan mereka bersama-sama saling menjaga dan berkewajiban
menjaga negeri Madinah dari ancaman ataupun serangan dari luar.
Dalam perjanjian itu jelas disebutkan bahwa Rasulullah menjadi kepala
pemerintahan karena sejauh meyangkut peraturan dan tata tertib umum, otoritas
mutlak diberikan kepada beliau. Dalam bidang sosial, dia juga meletakan dasar
persamaan antara sesama manusia. Perjanjian ini, dalam pandangan
ketatanegaraan sekarang, sering disebut dengan Konstitusi Madinah.13

12
Departemen Agama RI,op.cit,hlm.11
13
Badri Yatim,op.cit.hlm.26-27

9
Toleransi menurut Syekh Salim bin Hilali memiliki karakteristik sebagai berikut,
yaitu antara lain:
1. Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan,
2. Kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan,
3. Kelemah lembutan karena kemudahan,
4. Muka yang ceria karena kegembiraan,
5. Rendah diri dihadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan,
6. Mudah dalam berhubungan sosial (mu‟amalah) tanpa penipuan dan kelalaian,
7. Menggampangkan dalam berda‟wah ke jalan Allah tanpa basa basi,
8. Terikat dan tunduk kepada agama Allah Subhanahu wa Ta‟ala tanpa ada rasa
keberatan.
Jadi, toleransi dalam Islam adalah hal yang otentik. Artinya tidak asing
lagi dan bahkan telah ada sejak Islam itu ada. Karena sifatnya yang hidup, maka
toleransi di dalam Islam hanyalah persoalan implementasi dan komitmen untuk
mempraktikkannya secara konsisten.
Namun, toleransi beragama menurut Islam bukanlah untuk saling melebur
dalam keyakinan. Bukan pula untuk saling bertukar keyakinan di antara
kelompok-kelompok agama yang berbeda itu. Toleransi di sini adalah dalam
pengertian mu‟amalah atau interaksi sosial. Jadi, ada batas-batas bersama yang
boleh dan tak boleh dilanggar. Inilah esensi toleransi di mana masing-masing
pihak untuk mengendalikan diri dan menyediakan ruang untuk saling
menghormati keunikannya masing-masing tanpa merasa terancam keyakinan
maupun hak-haknya.14

14
Ibid.

10
2.3 Periodesasi Sejarah Peradaban Islam

Sejarah adalah peristiwa masa lampau dimana manusia menghasilkan


peradaban sebagai bukti jejak kehidupannya. Peristiwa tersebut terjadi dalam
ruang dan waktu tertentu serta mengalami pasang surut dari masa ke masa.
Pernyataan ini menggambarkan bahwa sejarah peradaban melalui
periodesasi.Demikian juga periodesasi sejarah peradaban islam. Nouruzzaman
Shiddiqi membagi perjalanan sejarah peradaban islam ke dalam tiga periode
besar.
1. Periode Klasik,diawali dengan Rasullah yang mulai berdakwah sampai
dinasti Abbasiyah runtuh (656 H/1258 M)
2. Periode Pertengahan,dimulai sejak runtuhnya dinasti Abbasiyah hingga abad
XI Hijriyah (abad XVII M), Periode ini dicirikan dengan terjadinya
disintegrasi kekuasaan politik,dimana dinasti besar dan kecil saling
bermusuhan.
3. Periode Modern, sejak abad ke XII Hijriyah (abad XVIII Masehi) sampai
sekarang. Cirinya umat islam tidak lagi memiliki kekuasaan politik yang
disegani. Turki Utsmani tidak kuasa mempertahankan yang luas dibagi-bagi
oleh Inggris.15

Adapun menurut A.Hasymi,periode sejarah peradaban islam dibagi oleh para


ahli sejarah kebudayaan islam menjadi sembilan periode.
1. Masa Permulaan islam; diawali sejak islam diturunkan pada 17 ramadhan 12
tahun sebelum Hijriyah (610 M) sampai tahun 41 Hijriyah (661 Masehi)
2. Masa Dinati Umayah; dari 41 Hijriyah (661 M) sampai tahun 132 Hijriyah
(750 M)
3. Masa Dinasti Abbasiyah I;dari 132 Hijriyah (750 M) sampai 232 Hijriyah
(847 M)
4. Masa Dinasti Abbasiyah II; dari 232 Hijriyah (847 M) sampai 334 Hijriyah
(946 M)

15
Nouruzzaman Shiddiqi,Tamaddun Muslim,(Jakarta: Bulan Bintang,1986),hlm.113

11
5. Masa Dinasti Abbasiyah III; dari 334 Hijriyah (946 M) sampai 467 Hijriyah
(1075)
6. Masa Dinasti Abbasiyah IV; dari 467 Hijriyah (1075 M) sampai 656 Hijriyah
(1261 M)
7. Masa Dinasti Mughal; dari 656 Hijriyah (1261 M) sampai 925 Hijriyah
(1520)
8. Masa Dinasti Utsmaniyyah; dari 925 Hijriyah (1520 M) sampai 1213
Hijriyah (1801 M)
9. Masa Kebangkitan Baru; dari tahun 1213 Hijriyah (1891 M) sampai abad
XX.16

Pembagian tersebut berdasarkan keberadaan suatu pemerintahan dan masa


pemerintahannya. Sementara itu, Harun Nasution membagi sejarah
peradaban islam ke dalam tiga periode sebagaimana berikut:
1. Periode Klasik (650-1280 M) merupakan zaman kemajuan yang dibagi
menjadi dua fase,yait17u a) fase ekspansi,integrasi,dan puncak kemajuan
(650-1000 M) dan b) fase disintegrasi (1000-1250 M). Pada fase
disintegrasi,kekuasaan politik islam mulai pecah yang di tandai dengan
kemunculan dinasti-dinasti kecil sehingga dunia islam menjadi lemah dan
mudah dihancurkan oleh Hulagu Khan pada tahun 1258 M).
2. Periode Pertengahan (1250-1800 M) dibagi menjadi dua fase. Pertama,
fase kemunduran (1250-1500 M). Pada periode ini disintegrasi dan
desentralisasi semakin tajam. Pertentangan antara Sunni dan Syiah serta
Arab dan Persia sangat merak terjadi. Kedua, fase tiga Dinasti Besar
(1500-1800 M) yang ditandai dengan Zaman Kemajuan (1500-1700 M)
dan Zaman Kemunduran (1700-1800 M). Tiga Dinasti Besar yang
dimaksud adalah Turki Utsmani di Turki, Dinasti Safawi di Persia,dan
Dinasti Mughal di India, Masing-Masing Dinasti menunjukkan kemajuan

16
A.Hasyim,Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta; Bulan Bintang 1991), hlm.42

12
peradaban di bidang politik,militer,arsitektur,dan ilmu pengetahuan
(terutama di Persia).
3. Periode Modern (1800 M Sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat I
slam. Periode ini di tandai dengan wilayah-wilayah Islam yang
memerdekakan diri dari penjajahan Barat. Selain menyatakan diri sebagai
negara yang berdaulat,dari wilayah-wilayah tersebut muncul perbaruan
pemikiran islam.18

2.4 Persoalan Dalam Sejarah

Persoalan Sejarah sebagai peristiwa dan Sejarah sebagai kisah.


Sejarah sebagai peristiwa adalah peristiwa yang benar-benar terjadi,seperti
turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW,hijrah Nabi,dan lain-lain.
Sejarah sebagai kisah hasil rekontruksi para sejarawan,biasanya diterbitkan dalam
sebuah buku. Penulis buku sejarah tersebut biasanya berbeda-beda penafsiran
meskipun dalam bahasan masalah yang sama.
Persoalan Objektif dan Subyektif Sejarah.
Subyektif sejarah terjadi karena 4 faktor,yaitu;
-Sikap berat sebelah pribadi (Personal bias)
-Prasangka Kelompok (Group prejudice)
-Teori interprestasi sejarah yang berlainan
-Filsafat yang berlainan.
Sejarah sebagai Ilmu atau Seni.
Sejarah sebagai ilmu dimulai sejak Ibnu Khaldun menulis buku pada abad ke-
14,Muqaddimah. Dalam buku itu Ibnu Khaldun menunjuk adanya kritik terhadap
sumber-sumber sejarah dan sebab-sebab kelemahan yang terdapat pada para
Sejarawan. Di Barat kritik Sejarah berkembang sejak abad ke -17 hingga
memperoleh kematangan pada abad ke-19 dengan lahirnya sejarah ilmiah yang

18
Harun Nasution,Pembaruan dalam islam; Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: Bulan
Bintang,1995),hlm.13.

13
dipelopori oleh Leopold Von Ranke yang menyatakan bahwa sejarah harus
menunjukan apa yang benar-benar terjadi.19

19
A.I. Sabra.dkk., Sumbangan Islam Kepada Sains dan Peradaban Dunia (Bandung; Nuansa,2001).

14
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pengertian terminologi menurut para ahli adalah suatu penjelasan atas istilah,
kata, konsep, maupun hal-hal tertentu yang dapat memberikan pemahaman bagi
manusia. Berdasarkan hal tersebut, maka sebenarnya dapat dimungkinkan akan
adanya arti yang beragam terhadap suatu istilah, kata, ataupun konsep bergantung
dari penjelasan yang diberikan oleh suatu ahli.

Bagaimanapun, terdapat istilah-istilah yang telah baku. Misalnya, istilah di dunia


ekonomi dan kedokteran. Istilah-istilah dalam bidang tersebut tentu akan memiliki
arti yang sama di seluruh dunia. Hal ini bertujuan untuk memberikan kepahaman
dan sebagai sebuah standarisasi atas suatu cabang ilmu tertentu. Namun, terdapat
istilah umum yang memiliki arti berbeda di suatu daerah dengan daerah lain.
Misalnya saja, terima kasih. Terima kasih dapat berarti menolak pemberian
sekaligus menerima pemberian tergantung konteks penggunaannya.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini maupun dalam penyajiannya kami selaku manusia
biasa menyadari adanya beberapa kesalahan, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik maupun saran khususnya dari Dosen Pembimbing Dr.H.Septuri,M.Ag yang
bersifat membantu dan membangun agar kami dapat memperbaikinya
dikesempatan lain.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hardiyono,Pengantar Ilmu Sejarah,(1995), hlm.51.


Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah,diterjemahkan Nugroho
Notosusanto, (Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas
Indonesia,1971), hlm.27.
Nouruzzaman Shiddiqi,Pengantar Sejarah Muslim, (Yogyakarta:
Cakra Donya,1981),hlm.7-8.
Kontowidjoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta:Tiara Wacana
Yogya,1993),hlm.113.
W.J.S. Poerwadarmints,Kamus Umum Bahasa Indonesi,(Jakarta: Balai
Pustaka,1999),hlm.15-16.
Harun Nasution,Islam Ditinjau dari beberapa aspek,jilid 1,Jakarta: UI
Pers,1985,hlm.101
Badri Yatim,op.cit,hlm.26
Departemen Agama RI,Al-Qur‟an dan Terjemahnya,Al-Jumanatul Ali
Seuntai Mutiara Yang Maha Luhur ,Bandung:Cv. Penerbit
Jumanatul Ali-Art,2004,hlm.205
Aditya Lukman Pradana,2011,Fungsi lain dari Masjid
Aang Fahruroji,2005,Ukuwah Islamiyah
Departemen Agama RI,op.cit,hlm.11
Badri Yatim,op.cit.hlm.26-27
Nouruzzaman Shiddiqi,Tamaddun Muslim,(Jakarta: Bulan
Bintang,1986),hlm.113
A.Hasyim,Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta; Bulan Bintang 1991),
hlm.42

16
Harun Nasution,Pembaruan dalam islam; Sejarah Pemikiran dan
Gerakan, (Jakarta: Bulan Bintang,1995),hlm.13.
A.I. Sabra.dkk., Sumbangan Islam Kepada Sains dan Peradaban
Dunia (Bandung; Nuansa,2001).

17

Anda mungkin juga menyukai