Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN ISLAM SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN


DAN DASAR DASAR SEJARAH PERADABAN ISLAM

Oleh Kelompok 1 :
1. SALWA AULIA AZZAHRA MA 1229240240
2. VANI ANGREANI 1229240266
3. ZAHRA KAMILA 1229240275

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji dan puji serta syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Sejarah Peradaban Islam Sebagai Ilmu Pengetahuan dan Dasar Dasar Sejarah Peradaban
Islam dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. kepada keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku umatnya
semoga mendapatkan syafaat darinya di yaumil akhir kelak, Aamiin Ya Rabbal’alamiin.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal, selanjutnya kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada bapak H. Babay Suhaemi, M. Ag selaku dosen pengampu mata
kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah memberikan kami bimbingan. Terlepas dari itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki serta mendapat pelajaran yang lebih
dari makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat manfaat serta menjadi nilai
ibadah.

Bandung, 05 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5

2.1 SEJARAH PERADABAN ISLAM SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN..................5

2.1.1 Pengertian...................................................................................................................5

2.1.2 Kriteria – Kriteria Ilmu Pengetahuan.........................................................................6

2.2. Dasar-Dasar Sejarah Peradaban Islam..........................................................................7

BAB III PENUTUP...........................................................................................................11

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................11

3.2 Saran..............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Peradaban manusia terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Perkembangan
peradaban tersebut tidak saja terjadi dalam ranah fisiknya aja, namun juga terjadi dalam ranah
substansi. Sebagai contoh, pemahaman akan istilah peradaban saja sampai mengalami fase-
fase yang cukup signifikan. Terlebih lagi jika terjadi persinggungan antara peradaban satu
dengan yang lainnya.
Seiring dengan perjalanan hidup manusia yang sudah begitu panjang di muka bumi ini, maka
berbagai macam peradaban pun telah terbentuk. Banyak peradaban yang telah mewarnai
kehidupan manusia. Setiap peradaban tentu saja memiliki konsep tersendiri yang nantinya
akan membedakan peradaban tersebut dengan peradaban lainnya dan akan tampil dengan
keberbedaan satu-sama lain. Begitu juga dengan peradaban Islam Melayu.
Untuk itulah makalah ini mencoba memaparkan tentang Peradaban Islam Sebagai Ilmu
Pengetahuan, Peradaban Islam. Dalam pembentukan dan pengembangan peradaban Islam
tidak terlepas dari dasar-dasar petunjuk peradaban Islam, yakni: pertama: Al-Qur’an dan
Sunnah, kedua: masyarakat Islam dan ketiga: pembuka jalan kepada pihak lain. Setiap
peradaban yang ada di dunia ini memiliki ciri dan karakteristik tersendiri yang berbeda
dengan peradaban yang lainnya. Karakteristik peradaban Islam tersebut yaitu: bersifat
universalitas, tauhid, seimbang dan moderat, serta adanya sentuhan akhlak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana maksud dari sejarah peradaban islam sebagai ilmu pengetahuan?
2. Apa saja dasar-dasar sejarah peradaban islam?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui dan memahami maksud dari sejarah peradaban islam sebagai ilmu
pengetahuan.
2. Mengetahui dan memahami dasar-dasar sejarah peradaban islam.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Peradaban Islam Sebagai Ilmu Pengetahuan


2.1.1 Pengertian
Pengertian sejarah secara etimologi berasal dari kata Arab yaitu sajaratun, yang berarti
pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh yang berarti waktu atau
penanggalan. Kata sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu
atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris berubah menjadi history yang berarti
masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut adalah geschichte dalam bahasa
Jerman yang berarti sudah terjadi.
Sedangkan pengertian sejarah menurut Ibnu Khaldun didefinisikan sebagai catatan tentang
masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak atau sifat
masyarakat itu.
Dalam bahasa Indonesia, kata peradaban sering diidentikkan dengan kata kebudayaan. Akan
tetapi dalam bahasa Inggris, terdapat perbedaan pengertian antara civilization  untuk
peradaban dan culture untuk kebudayaan. Demikian pula dalam bahasa Arab dibedakan
antara tsaqafah (kebudayaan), hadharah (kemajuan) dan tamaddun (peradaban).
Menurut Prof Dr. Koentjaraningrat Peradaban ialah bagian-bagian yang halus dan juga indah
layaknya seni. Masyarakat yang telah maju didalam kebudayaan tersebut berarti mempunyai
peradaban yang tinggi. Istilah peradaban tersebut sering dipakai untuk dapat menunjukkan
pendapat dan juga suatu penilaian kita terhadap suatu perkembangan kebudayaan yang mana
pada waktu perkembangan kebudayaan tersebut mencapai puncaknya berwujud kepada
unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan lain-lainnya oleh
karena itu masyarakat pemilik kebudayaan ini dikatakan telah mempunyai peradaban yang
tinggi.

Sementara itu, peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadharah al-Islamiyah.


Kata Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan
Islam. Kebudayaan Islam dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebagaimana
juga di Arab dan Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “kebudayaan”
(Arab, al-Tsaqafah; Inggris, culture) dan “peradaban” (Arab, al-Hadharah;
Inggris, civilization). Dalam perkembangan ilmu antropologi sekarang, kedua istilah itu
dibedakan.

Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat.


Sedangkan, manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan
peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi (agama)
dan moral, maka peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi dan teknologi.

5
Dilansir dari Australian Academy of Science, ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang telah
teruji kebenarannya dan disusun secara sistematis berdasarkan dengan metode ilmiah.
Sedangkan pengetahuan adalah informasi akan suatu kejadian yang belum teruji
kebenarannya. Ilmu pengetahuan adalah deretan konsep dan skema konseptual yang
berhubungan satu sama lain sebagai hasil eksperimen serta observasi yang diperoleh melalui
pengalaman-pengalaman.

2.1.2 Kriteria Ilmu Pengetahuan


Suatu ilmu dapat dikatakan Ilmu Pengetahuan apabila memenuhi kriteria-kriteria berikut ini :
1. Memiliki objek yang jelas
Pada dasarnya sejarah peradaban Islam membahas tentang peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam dunia Islam pada masa lampau. Dalam hal ini sejarah peradaban Islam
sudah memiliki obyek yang jelas.
2. Memiliki metode tertentu
Dalam menemukan informasi mengenai sejarah peradaban Islam dapat dilakukan
dengan metode observasi, yaitu dengan cara mengamati atau meninjau secara cermat
dan langsung di lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi atau
membuktikan kebenaran dari sebuah desain penelitian yang sedang dilakukan atau
juga melalui peninggalan-peninggalan sejarah. Kemudian dapat juga dilakukan
melalui  metode dokumenter, maka sejarah peradaban Islam didapat dengan
mempelajari secara cermat dan mendalam segala dokumen, catatan ataupun dokumen-
dokumen tertulis yang ada untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan.
3. Disusun secara sistematis
Sejarah peradaban Islam dikumpulkan dan disusun secara sistematis berdasarkan
tahun kejadian, peristiwa yang mengawali hingga akhir peristiwa. Periodesiasi dalam
sejarah peradaban Islam dimulai dari :
1. Periode Klasik (650-1250 M).
Meliputi dua masa kemajuan yaitu masa Rasulullah SAW, Khulafaur rasyidin,
Bani Umayyah, dan masa-masa permulaan Daulah Abbasiyyah.
2. Periode Pertengahan (1250-1800 M)
Pada periode ini terjadi dua kemunduran dan masa tiga kerajaan besar. Turki Usmani,
Daulah Syafawiyyah, dan Daulah Mongoliyah di
India. Fase tiga kerajaan mengalami kemajuan pada tahun 1500-1700 M
dan mengalami kemunduran kembali tahun 1700-1800 M.
3. Periode Modern (1800-Sekarang)
Pada periode ini umat islam banyak belajar dari barat dalam rangka mengembalikan
balance of power. Dalam era
ini islam mulai bangkit dengan melakukan pembaharuan.
4. Menggunakan pemikiran yang rasional
Kebenaran fakta sejarah peradaban Islam diperoleh dari penelitian sumber sejarah
dengan menggunakan rasio.

6
5. Kebenarannya bersifat objektif
Kebenaran fakta sejarah peradaban Islam adalah objektif karena dalam menyusun
sejarah harus berdasarkan fakta yang ada.
6. Memiliki tujuan
Sejarah peradaban Islam disusun dengan tujuan untuk mengenang dan mempelajari
kembali lintasan sejaran Islam masa lalu serta mengambil hikmah dan pelajaran untuk
kehidupan masa kini.
Dilihat dari alasan-alasan di atas menjadikan sejarah peradaban Islam dapat dikatakan
sebagai ilmu pengetahuan karena telah memenuhi sesuai dengan kriteria- kriteria ilmu
pengetahuan.
Diantara tujuan menjadikan sejarah perdaban islam sebagai ilmu pengetahuan adalah sebagai
refleksi agar umat islam saat ini dan yang akan dating mampu memahami nilai- nilai penting
islam yang sebenarnya. Umat islam harus menyadari secara mendalam bahwa kita pernah
memiliki peradaban besar yang melahirkan banyak ilmu pengatahuan. Dan dapat bergerak,
mengajak dan menghimpun kembali umat untuk meneruskan peradaban yang sudah lama
rapuh dan lemah yang menjadi keadaan yang memprihatinkan seperti saat ini karena umat
islam sekarang lebih fokus dalam ritual dengan melupakan aspek social dan intelektual.
Dan juga menambah pemahaman terhadap sejarah peradaban islam untuk membangun dan
menghidupkan kembali atau mengulang sejarah keemasan islam yang akan merubah
pandangan dunia terhadap islam.

2.2 Dasar-Dasar Sejarah Peradaban Islam


1. Alqur’an dan Sunnah Nabawiyah
Islam adalah agama samawi (dinnun samawiyun) yang diturunkan oleh Allah SWT kepada
seluruh manusia melalui utusanNya, Rosulullah Muhammad SAW. Ajaran Islam terdapat
dalam kitab suci al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Keduanya menjadi pegangan utama
bagi penganut Islam dalam kehidupan dalam kaitan dengan ilahiyah dan basyariyah, karena
di dalamnya terdapat berbagai ajaran yang harusk ditaati komunitas Islam dalam berbagai
aspek kehidupan.
Allah SWT telah menurunkan Al Qur’an untuk meluruskan arah perjalanan kehidupan
manusia. Di dalam Al Qur’an juga terkandung rahasia peradaban Islam dan keagungannya.
Memberi petunjuk bagi manusia kepada jalan yang lebih mulia dan sebaik-baik serta sebenar-
benar jalan dari jalan-jalan lainnya. Alqur’an adalah Kitabullah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang menjadi pedoman masyarakat Islam, yang mana di dalamnya termuat
segala sesuatu, baik yang kecil maupun yang besar, mengemukakan kepada manusia sisi-sisi
kebaikan dan kebahagiaan. Apa yang telah disyariatkan merupakan hukum ketetapan secara
umum, sampai menjadi kebaikan pada tiap-tiap zaman dan tempat. Alqur’an adalah sebaik-
baik apa yang dimiliki oleh manusia dari setiap sisinya; ruh, akal, masyarakat, amaliyah,
pemikiran, ekonomi, peradaban, ketentaraan dan juga pengajarannya mampu membahagiakan
manusia.
Mengandung kaidah-kaidah umum dan berbagai macam hukum yang mengatur hubungan
manusia dengan dirinya, hubungan dengan tuhanya, hubungan dengan komunitas

7
masyarakatnya, dan sesama saudaranya manusia. Kemudian Allah, menjadikan kepada
Rasul-Nya penjelasan dari Al Qur’an yang masih global, menafsirkan ayat-ayat yang masih
samar, menentukan yang masih terdapat ikhtimal (kemungkinan), agar dengan penyampaian
risalah tersebut menjadi jelas apa yang dikhususkan, kedudukan pengembalian kepadanya,
firman Allah Ta’ala, “dan kami turunkan kepadamu Alqur’an, agar kamu menerangkan
kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan.”
(An Nahl : 44). Dengan demikian Al Qur’an menjadi landasan sedangkan Assunnah sebagai
penjelasnya.
Dari sini datanglah landasan kedua dari dasar-dasar asas peradaban Islam, yaitu Sunnah
Nabawiyah. Ia merupakan sumber kedua setelah Al Qur’an dalam Islam, Al Qur’an
merupakan sumber pedoman yang memuat dasar-dasar dan kaidah kaidah asas Islam yang
meliputi; akidah dan ibadah, akhlak, muamalah, adab-adabnya. Sedang sunnah ibarat bayan
pandangan dan aplikatif praktik Al Qur’an semua hal di atas.Lebih lanjut menurut J. Suyuthi
Pulungan dalam bukunya “Sejarah Peradaban Islam“, mengatakan; Islam dapat dilihat dari
dua sisi. Pertama, Islam dalam arti ajaran dasar (al Qur’an dan Hadits). Sebagian dari pada
muatan ajarannya jelas dan tegas (tidak memerlukan penafsiran) yang disebut Qath’iy al-
dilalah (Ayat al muhkamat) dan sebagian memerlukan penafsiran (Zhanniy ‘al-dilalah atau
ayat al mutasyabihat). Kedua, Islam dari hasil penafsiran para ulama, sarjana dan kaum
intelektual Muslim terhadap teks-teks ajaran dasar Islam. Penafsiran terhadap ajaran dasar
inilah melahirkan peradaban berupa pemikiran dan ilmu pengetahuan, institusi-institusi dan
alat-alat yang dibutuhkan untuk mengolah sumber daya alam yang diperuntukkan bagi
kesejahteraan umat manusia.
Jadi, jelaslah bahwa Alqur’an dan Sunnah Nabawiyah merupakan dua dasar fundamental
penegak peradaban Islam, keduanya merupakan asas dari peradaban Islam. Alqur’an dan
Assunah Nabawiyah yang suci merupakan dasar yang membentuk peradaban Islam.
Keduanya, mensyariatkan untuk mempelajari setiap bidang ilmu pengetahuan, akidah,
politik, masyarakat, ekonomi, tarbiyah, akhlak, perempuan, interaksi Negara, dan sebagainya
yang meliputi peradaban Islam dalam setiap sisi kehidupan. Dari sanalah terpancar
kebahagiaan manusia dan masyarakat manusia secara paripurna.
2. Masyarakat Islam

Islam merupakan landasan prilaku individu dan hubungan antar sesama dalam Masyarakat.
Hubungan dalam masyarakat Islam tidak hanya hubungan bangsa melainkan suatu ummat
dari keyakinan, masyarakat terbentuk di atas satu pijakan yang sama dalam hubungan kasih
sayang dimana ikatan tersebut terbentuk karena kekuatanhubungan mereka kepada Allah. Ini
artinya, Islam menjamin terciptanya masyarakat yang berkeadilan secara mutlak. Islam juga
mengumumkan dengan jelas akan kesatuan manusia di dalam semesta antara seluruh
penduduk dan masyarakat.
Semua itu dalam satu lembah kebenaran, kebaikan dan kemuliyaan. Allah berfirman: “hai
manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa di antara kamu.” (Al-Hujurat : 13).Karena itu, Islam setelah
menaklukkan berbagai macam penduduk, memberikan asas yang mengandung pokok-pokok

8
dasar universal yang menghimpun secara nyata.

Masing-masing mempunyai peninggalan peradaban dan kelebihan kebudayaan dan


pengetahuan yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan terbentuknya peradaban yang tiada
duanya dengan berbagai macam sumbangan dan kemampuan kemanusiaan dan tabiat
alamiah. Dari beragam penduduk yang tersebar di berbagai wilayah yang sebelumnya mereka
telah memiliki peradaban tersendiri akhirnya muncul peradaban Islam berlandaskan doktrin
Islam yakni al Qur’an dan Assunnah.

Adanya pengetahuan dari berbagai bidang keahlian, beragam bentuk peradaban ilmiah, bisa
dirasakan kemajuan oleh sebagian penduduk dunia Islam dari mulai Persia, Turki dan
sebagainya. Peradaban Islam berperan dibawah panji Islam membina peradaban kemanusiaan
yang lebih toleran.

Dari ketinggian peradaban ilmiah ini lahirlah berbagai macam penduduk dunia Islam
kemudian mewujudkan peradaban Islam di antaranya dalam bentuk bangunan. Contohnya
dari Negara Persia, misalnya, ketika Allah menaklukkan Negara ini di tangan kaum
Muslimin, penduduk Persia berampur baur dengan kaum Muslimin, mereka banyak
mengetahui kebaikan Islam dan toleransinya. Islam adalah agama persaudaraan dan
persamaan, penuh kelembutan dan saling berkasih sayang, penuh cinta dan rasa kasih. Secara
suka rela mereka memeluk Islam. Sebagaimana sumbangsih yang telah diberikan penduduk
Persia, begitu pula sebagian pengetahuan India dan lainnya dari penduduk negeri timur yang
menghadirkannya menuju peradaban Islam, begitulah pergerakan jalan ilmiah.
Di antara yang paling penting disebutkan disini adalah pertumbuhan generasi penduduk Islam
yang baru ini tak hanya terbatas pada Agama dan bahasa saja. Mereka juga unggul dan
berkembang dalam bidang ilmu hayat, seperti; kedokteran, astronomi, aljabar, arsitektur, dan
sebagainya. Semuanya itu memberikan pengaruh secara langsung dalam bangunan dan
bentuknya. Jadi, peradaban kebudayaan Islam adalah campuran dari penduduk dunia Islam
yang bermacam-macam. Persia, Romawi, Yunani, Turki, Andalusia, dan semua penduduk
Negara tersebut di bawah panji Islam. Lalu memainkan peranan sebagai sumber kekuatan
pada tubuh yang amat besar, terus menerus bertambah secara realitas warisan umat, dan
peradaban serta sejarahnya menyebar keseluruh penjuru secara luas.
Inilah karakter peradaban Islam, peradaban yang mempunyai metode-metode tiada duanya,
yang menyinari dunia dengan ilmu dan toleransi bahkan, meliputi seluruh manusia yang
hidup di bawah naungannya, sehingga bisa menciptakan dan membaharui lalu disandarkan
temuan ilmu itu kepadanya dan menunjukkannya kepada dunia.
3. Pembuka Jalan kepada Pihak Lain
Penduduk dunia yang telah masuk dalam panji Islam sebagi penolong dan faktor penting
yang turut serta berkiprah dalam peradaban kemanusiaan. Peradaban Islam juga telah
membukakan jalan kepada peradaban umat terdahulu dan mengambil manfaat darinya. Hal
itu amat penting sebagai pembuka jalan peradaban Islam berikut faktor pergerakannya.
Maka, untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia kaum muslimin mempratikkan dasar
pembuka terhadap kebudayaan-kebudayaan bangsa lain. Mereka menunjukkan kesungguhan

9
orang-orang terdahulu. Rasulullah SAW, merupakan sosok yang telah memberikan pembuka
jalan tersebut. Pandangan ini bukan berdasarkan fanatisme. Betapa mulia nasehat nabi SAW
kepada Saad Bin Abi Waqqash supaya berobat ke Harits Bin Kaladah Ats-Tsaqofi, seorang
tabib musyrik. Tidak terdapat sebarang kerendahan, karena kedokteran merupakan ilmu
sains, warisan seluruh manusia. Saad bercerita, “aku tertimpa sakit. Kemudian Rasulullah
SAW datang membesukku, meletakkan tangannya di antara dua dadaku kemudian aku
mendapati rasa dingin di jantungku. Lalu beliau bersabda, ”kamu tertimpa penyakit jantung.
Datanglah ke Harits Bin Kaladah, saudara Bani Tsakif. Dia seorang tabib. Ambillah tujuh
buah-buahan dari ajwah (jenis kurma) Madinah.” Kemudian ia datang dengan membawa biji
ajwah, menunjukkkan cara penyembuhan dengannya. Demikian nasehat Rasulullah kepada
Zaid Bin Tsabit r.a supaya mempelajari bahasa Suryaniyah. Zaid mempelajarinya dalam
waktu enam puluh hari demikian juga dengan bahasa Persia dan Romawi.
Dari ilustrasi di atas, jelas bahwa Islam membuka jalan kepada bangsa lain, namun sebagai
pembuka jalan hal ini disesuaikan dengan nilai-nilai dasar keislaman kaum muslimin, dan apa
yang ditetapkan agama mereka yang lurus. Kaum muslimin telah membuka pintu peradaban
Yunani, tapi mereka tidak mengambil undang-undang mereka dan tidak pula menerjemahkan
khurafat-khurafat, tidak pula mengambil adabadab atheis yunani. Mereka mencukupkan
pengetahuan pembukuan diwan-diwan dan terjemah ilmu alam. Begitu pula pada peradaban
Persia, kaum muslimin hanya mengambil pelajaran misalnya tentang adab Persia, dan tata
tertib tatanegara menurut mereka dan menjahui pendapat yang rusak. Sama halnya mereka
membuka jalan peradaban india tapi tidak mengambil filsafat dan agamanya. Mereka
mengambil ilmu hisab (hitung) dan astronomi memelihara dan mengembangkannya.

Kondisi tersebut juga dibenarkan oleh Philip K. Hitti yang menyatakan bahwa kesuksesan
peradaban Islam sebagian besar disebabkan oleh masuknya berbagai pengaruh asing,
sebagian Indo-Persia dan Suriah dan banyak pula pengaruh dari Yunani. Di Suriah mereka
menyerap peradaban Aramaik yang telah ada sebelumnya dan telah dipengaruhi bangsa
Yunani. Di Irak menyerap peradaban serupa yang telah dipengaruhi Persia. Para sarjana Arab
juga telah menyerap berbagai ilmu dan budaya yang dikembangkan selama berabad-abad dari
bangsa Yunani.

Ini artinya dari manapun asal sebuah peradaban jika itu bermanfaat maka bisa diadopsi, hal
ini merupakan pemberian yang harus dijadikan perhatikan dan bukanlah merupakan aib.
Peradaban tersebut bisa jadi membuka akal seorang muslim dan menyiapkannya untuk
menerima apa yang ada di tangan peradaban lain. Sumbangsih dalam perjalanan
kemanusiaan, dimulai dari generasi lain kemudian sampai kegenerasi lain lagi. Kemudian
digunakan dan diperbaharui – sebagaimana yang telah kita lihat diatas dengan pertolongan
Allah untuk menyempurnakan perjalanan yang dimulai dalam peradaban masa lalu.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian tulisan diatas dapatlah diambil kesimpulan bahwasanya peradaban Islam ialah
manifestasi kemajuan dan pembangunan yang dibina oleh masyarakat Islam berlandaskan
ciri-ciri Islam. Penekanan dalam pembinaan peradaban Islam adalah merangkumi aspek
spiritual, material dan intelektual.
Sejarah perdaban islam sebagai ilmu pengetahuan adalah sebagai refleksi agar umat islam
saat ini dan yang akan dating mampu memahami nilai- nilai penting islam yang sebenarnya.
Umat islam harus menyadari secara mendalam bahwa kita pernah memiliki peradaban besar
yang melahirkan banyak ilmu pengatahuan. Dan dapat bergerak, mengajak dan menghimpun
kembali umat untuk meneruskan peradaban yang sudah lama rapuh dan lemah yang menjadi
keadaan yang memprihatinkan seperti saat ini karena umat islam sekarang lebih fokus dalam
ritual dengan melupakan aspek social dan intelektual.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh sekali dari kata-kata sempurna,
untuk kedepannya penulis akan lebih jelas dan lebih fokus lagi dalam menerangkan
penjelasan mengenai Sejarah Peradaban Islam Sebagai Ilmu Pengetahuan dan Dasar-Dasar
Sejarah Peradaban Islam dengan sumber-sumber yang lebih lengkap dan lebih banyak lagi,
dan tentunya bisa untuk dipertanggung jawabkan. Untuk saran yang akan diberikan kepada
penulis, bisa berupa kritikan-kritikan dan saran-saran kepada penulis guna untuk
menyimpulkan kepada kesimpulan dari pembahasan makalah yang sudah dijelaskan didalam
makalah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kumpulan Makalah: Sejarah Peradaban Islam sebagai Ilmu Pengetahuan (kumal11.blogspot.com)

https://www.zonareferensi.com/pengertian-sejarah

Pengertian Peradaban, Konsep, Faktor, Ciri dan Menurut Para Ahli (gurupendidikan.co.id)

Pengertian Ilmu Pengetahuan - Filsafat, Syarat, Ciri, Teori (gurupendidikan.co.id)

http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/attahdits/article/download/651/

12

Anda mungkin juga menyukai