DOSEN :
OLEH :
KELOMPOK 1
AHMAD HABIBI (90400121067)
KELAS C
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
Penulisan makalah dengan judul “Pengertian Sejarah dan Ruang Lingkup Sejarah
Sebagai Ilmu dan Peletekan Dasar-Dasar Pengkajian Sejarah Peradaban Islam” ini diajukan
untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Makalah ini
berisikan tentang informasi mengenai ruang lingkup sejarah sebagai ilmu dan peletekan
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga makalah ini
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
C. Tujuan ............................................................................................................................ 2
3. Pengertian Islam........................................................................................................ 4
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 13
B. Saran ............................................................................................................................ 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebagai jas merah, sebenarnya maksud dari kata jas merah itu sendiri adalah
“jangan sampai melupakan sejarah”. Apalagi kita sebagai orang Islam dan
kebudayaan Islam di masa dahulu. Hal ini perlu agar kita mampu menganalisa
dan mengambil ibrah dari setiap peristiwa yang pernah terjadi, khususnya
dalam dimensi yang sangat luas, termasuk sistem politik, ekonomi, budaya,
bahasa dan aksara. Mengikuti pendapat Badri Yatim, peradaban sering dipakai
bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan
kompleks.1 Peradaban Islam adalah peradaban umat Islam yang lahir dari ruh
meliputi tujuh aspek kebudayaan. Ketujuh aspek tersebut ialah sistem religi,
1
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003),
hlm. 2.
1
2
kebudayaan Islam lahir dari realisasi semangat tauhid yang bersumber pada
Al-Qur‟an. Jadi, peradaban Islam tidak lain dari hasil manifestasi nilai-nilai
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sejarah
Kata Sejarah sering diucapkan orang, baik di lingkungan
pendidikan maupun di lingkungan pergaulan sehari-hari. Kata Sejarah
berasal dari bahasa Arab, yaitu syajarah yang berarti „pohon‟ atau
„silsilah‟. Masih dalam bahasa Arab, dikenal istilah syajarah al-nasab
yang artinya „pohon silsilah‟. Adapun sejarah dalam bahasa Inggris
disebut history, sedangkan bahasa Latin dan bahasa Yunani menyebutnya
histor atau istor yang berarti „orang pandai‟.2 Dengan demikian, kata
sejarah berarti sesuatu yang telah terjadi pada masa lampau. Sejarah dapat
didefinisikan sebagai peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada waktu,
ruang, dan ras tertentu yang memiliki beberapa fungsi.
Indonesia, kata peradaban berasal dari kata adab yang berarti „sopan‟,
2
C.E. Bosworth. Dinasti-Dinasti Islam. (Bandung: Mizan, 1980). hlm.7.
3
4
Peradaban berarti kemajuan dan kecerdasan yang ada pada suatu bangsa.
Sementara itu, kata kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti
„pikiran‟ atau „akal budi‟. Ini berarti bahwa segala sesuatu yang dihasilkan
3. Pengertian Islam
Islam adalah agama samawi yang diturunkan oleh Allah kepada
seluruh manusia melalui utusan-Nya, Muhammad. Ajaran Islam terdapat
dalam kitab suci Al-Qur‟an dan sunnah Rasulullah. Keduanya menjadi
pegangan utama bagi penganut Islam dalam menjalani kehidupan. Islam
dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, Islam dalam arti ajaran dasar (Al-
Qur‟an dan Hadist). Kedua, Islam dalam arti hasil penafsiran ulama,
sarjana, dan kaum intelektual muslim terhadap teks-teks ajaran dasar
Islam.
muslim masa silam yang mengalami kemajuan sebagai hasil cipta, rasa dan
karsa mereka yang dijiwai ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan
Perkembangan peradaban Islam itu, secara internal tidak bisa lepas dari
konsep hablun minallah dan hablun minannas serta konsep ilmu dan
ada tujuh unsur kebudayaan, yaitu sistem religi dan upacara keagamaan,
3
Edyar, Busman dan Ilda Hayati. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Pustaka Asatruss,
2009). hlm. 23.
6
kekuasaan politik.
Mengapa ada peradaban Islam? Hal ini tidak lain karena Islam
4
Nasution, Syamrudin. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2018). hlm. 17
7
mesjid dalam berbagai gaya arsitektur; serta sajadah dan penutup aurat
diperhitungkan.
5
C.E. Bosworth. Dinasti-Dinasti Islam. (Bandung: Mizan, 1980). hlm. 20.
8
pengaruh Islam.
keilmuan.
hingga abad XI hijriyah (abad XVII M). Periode ini dicirikan dengan
(661 M).
10
4) Masa dinasti Abbasiyah II; dari 232 Hijriah (847 M) sampai 334
5) Masa dinasti Abbasiyah III; dari 334 Hijriah (946 M) sampai 467
6) Masa dinasti Abbasiyah IV; dari 467 Hijriah (1075 M) sampai 656
7) Masa dinasti Mughal; dari 656 Hijriah (1261 M) sampai 925 Hijriah
(1520 M).
9) Masa kebangkitan baru; dari 1213 Hijriah (1801 M) sampai abad XX.
menjadi 2 fase, yaitu a). Fase ekspansi, integrasi, dan puncak kemajuan
serta Arab dan Persia sangat marak terjadi. Kedua, fase 3 dinasti besar
(terutama di Persia).
yang pernah diraih oleh umat Islam pada masa terdahulu, serta dapat
3) Agar dapat memilah dan memilih mana aspek pelajaran yang dapat dan
lalu.7
6
Headquarter. Faktor-Faktor Pendorong Kemajuan Peradaban Islam Pada Abad
Pertengahan. (Jakarta: Widya Wicara, 2021. https://widyawicara.com/article/read/faktor-faktor-
pendorong-kemajuan-peradaban-islam-pada-abad-pertengahan (05 Maret 2022).
7
Sjanu, Asna. Manfaat Mempelajari Sejarah kebudayaan Islam. (Jakarta: Kompasiana,
2017). https://www.kompasiana.com/asna/58ecf1406523bd9d6ddaea59/manfaat-mempelajari-
sejarah-kebudayaan-islam (05 Maret 2021).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
masa silam yang mengalami kemajuan sebagai hasil cipta, rasa dan karsa
mereka yang dijiwai ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan menuju
diraih oleh umat Islam pada masa terdahulu, serta dapat mengambil ibrah
13
14
B. Saran
1. Dengan adanya makalah ini, penulis berharap banyak orang-orang yang lebih
sejarah peradaban dari masa ke masa dan jauh sebelum Islam masuk ke
Indonesia.
peradaban atau kebudayaan Islam secara lengkap, karena selama ini bahasan
peradaban Islam ini, itu merupakan buku terbitan lama (tua) yang sangat sulit
untuk didapatkan. Buku-buku tua tersebut, rata-rata tidak dicetak ulang lagi.
4. Penulis juga berharap, ada peneliti yang mampu melengkapi kekurangan dari
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Edyar, Busman dan Ilda Hayati. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Pustaka
Asatruss, 2009.
https://widyawicara.com/article/read/faktor-faktor-pendorong-kemajuan-
pukul 14.40.
https://www.kompasiana.com/asna/58ecf1406523bd9d6ddaea59/manfaat-
14.46.
15
PERTANYAAN
Siapa pihak yang terlibat dan strategi apa yang dilakukan untuk
ini dilakukan oleh Khalifah Al-Manshur (754-775 M). pada tahun 775
Islam?
Islam?
berbeda.
BIODATA PENULIS
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita curahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Arab
Sebelum Islam”. Tak lupa juga shalawat serta salam kita kirimkankepada baginda
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam, nabi yang telah membawa umatnya
dari alam kegelapan, menuju alam yang terang benderang, dan juga merupakan suri
tauladan dalam kehidupan sehari-hari.
Makalah ini telah kami buat semaksimal mungkin, dangan bantuan dari
berbagai pihak. Namun, kami menyadari bahwa ada banyak kekurangan yang
terdapat dalam makalah ini. Maka, kami selaku penulis sangat mengharapkan saran
atau kritikan dari para pembaca agar pada pembuatan makalah selanjutnya, kami
dapat membuatnya dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan memberi manfaat bagi para pembaca.
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
A. Geografiz Jaziah Arab ...................................................................................................... 3
B. Sistem Sosial Bangsa Arab ........................................................................................... 5
C. Sifat Bangsa Arab......................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 10
A. KESIMPULAN ................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Masa sebelum Islam, khususnya kawasan jazirah Arab, disebut masa jahiliyyah.
Julukan semacam ini terlahir disebabkan oleh terbelakangnya moral masyarakat Arab
khususnya Arab pedalaman (badui) yang hidup menyatu dengan padang pasir dan
area tanah yang gersang. Mereka pada umumnya hidup berkabilah. Mereka berada
dalam lingkungan miskin pengetahuan. Situasi yang penuh dengan kegelapan dan
kebodohan tersebut, mengakibatkan mereka sesat jalan, tidak menemukan nilai-nilai
kemanusiaan, membunuh anak dengan dalih kemuliaan, memusnahkan kekayaan
dengan perjudian, membangkitkan peperangan dengan alasan harga diri dan
kepahlawanan. Suasana semacam ini terus berlangsung hingga datang Islam di
tengah-tengah mereka.
Namun demikian, bukan berarti masyarakat Arab pada waktu itu sama sekali
tidak memiliki peradaban. Bangsa Arab sebelum lahirnya Islam dikenal sebagai
bangsa yang sudah memiliki kemajuan ekonomi. Makkah misalnya pada waktu itu
1
2
merupakan kota dagang bertaraf internasional. Hal ini diuntungkan oleh posisinya
yang sangat strategis karena terletak di persimpangan jalan penghubung jalur
perdagangan dan jaringan bisnis dari Yaman ke Syiria. Rentetan peristiwa yang
melatar belakangi lahirnya Islam merupakan hal yang sangat penting untuk dikaji.
Hal demikian karena tidak ada satu pun peristiwa di dunia yang terlepas dari konteks
historis dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya. Artinya, antara satu peristiwa dengan
peristiwa lainnya terdapat hubungan yang erat dalam berbagai aspek kehidupan,
termasuk hubungan Islam dengan situasi dan kondisi Arab pra Islam. 1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana geografis jazirah arab ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui geografis jazirah arab
1
Muhammad In’am Esha, Percikan Filsafat Sejarah dan Peradaban Islam (Malang: UIN-Maliki
Press), hlm 59
BAB II
PEMBAHASAN
para ahli bumi zaman dahulu seperti Deodore, Strab, dan Ptolemeus
membagi Jazirah Arab berdasar karakter tanahnya atas tiga bagian yaitu:
Pertama, diberi nama Arabia Petraea, yaitu daerah-daerah yang berbukit-bukit
batu memanjang dari Semenanjung Sinai, Pakistan yang sejajar dengan Laut
Merah. Pegunungan batu membujur Laut Merah di bagian utara Midran
mencapai ketinggian 3000 meter, sedang bagian selatan berada di puncak
Gunung Jabal Nabi Syu’aib mencapai 4000 meter. Adapun pegunungan batu di
As-Sarah, Hijaz mencapai 3.300 meter lebih. 2
Kedua, wilayah yang sebagian besar terdiri gurun pasir yang dinamakan
Arabian Desertae. Sedangkan Steppe adalah daratan yang melingkari
pegunungan, dan ditutupi oleh pasir yang di bawahnya mengandung air. Di
daerah Steppe atau Darah, terdapat mata air yang bisa dijadikan tanah pertanian,
2
TIMES.ID. Kondisi geografis jazirah arab sebelum islam datang. [Suryati ningsih 04
november 2020] https://ibtimes.id/kondisi-geografis-jazirah-arab-sebelum-islam-datang/
3
4
3
TIMES.ID. Kondisi geografis jazirah arab sebelum islam datang. [Suryati ningsih 04
november 2020] https://ibtimes.id/kondisi-geografis-jazirah-arab-sebelum-islam-datang/
4
Cholil Umam, Sejarah Kebudayaan Islam MiKelas 3, (sidoarjo: Duta Aksara, 2004) hlm 8
5
5
Detiknews, By Rosmha Widiyani. Kondisi Masyarakat Arab Sebelum Kedatangan Islam, ada
di masa jahiliyah. https://news.detik.com/berita/d-5699736/kondisi-masyarakat-arab-sebelum
kedatangan-islam-ada-di-masa-jahiliah di akses pada 28 agustus 2021 pukul 07.01 WIB
6
6
Kompasiana. By Via Melinda Devi. Kondisi sosial dan kebudayaan masyarakat arab pra
islam. https://www.kompasiana.com/via82252/5fffa5068ede48303f7dddc4/kondisi-sosial-dan-
kebudayaan-masyarakat-arab-pra-islam di akses 14 januari 2021 pada pukul 09.19
9
7
REPUBLIKA.co.id. by Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah. 7 sifat mulia
yang dimiliki masyarakat arab sebekum islam https://www.republika.co.id/berita/qnvf62320/7-sifat-
mulia-ini-dimiliki-masyarakat-arab-sebelum-islam di akses 02 februari 2021 pada pukul 05.30
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Sebelum islam datang kondisi geografis jazirah arab tidaklah seperti
sekarang ini. Kawasan jazirah arab sebagian besar tanahnya berupa
hamparan gurun pasir yang disebut badiyat Asy- Sya’in, perbukitan
batu dinamakan Arabia petrea, hingga Arabia filex, atau bumi hijau.
Jazirah arab adalahnama lain dari semenanjung Arabia, sebuah
semenanjung yang terletak di benua asia bagian barat. Istilah jazirah
arab secara harfiah berarti pulau arab dalam bahasa arab.
2. Kondisi masyarakat Arab sebelum kedatangan Islam ditulis Masudul
Hasan dalam History of Islam. Buku tersebut menceritakan,
masyarakat Arab mengalami kemerosotan moral. Minuman keras,
judi, cabul, dan seks bebas adalah hal biasa. "Kaum wanita di
perlakukan seperti barang bergerak yang dapat di jual atau dibeli.
Para penyair mendendangkan keburukan moral dengan penuh
kebanggaan. Jika ada yang meninggal, maka anak mewarisi ibu tiri
dan barang lainnya,". Anak bahkan bisa menikahi ibu tiri mereka.
Yang lebih parah, anak perempuan yang baru lahir akan dicekik atau
dikubur hidup-hidup. Selain itu, perbudakan adalah hal wajar dengan
majikan yang berkuasa penuh hingga hidup mati.
3. Orang-orang Arab sebelum Islam masuk dikenal sebagai masyarakat
jahiliyah (berada dalam kebodohan karena menyembah berhala dan
sombong). Namun, di luar itu, ternyata orang-orang Arab masih
memiliki sifat-sifat mulia. Pernyataan ini disampaikan Dr Raghib as-
Sarjani dalam Shifat al-Arab wa Akhlaquhum.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
12
PERTANYAAN
Karena bangsa arab hidup berpindah pindah yaitu karena tanahnya terdiri atas
gurun pasir yang kering dan sangat sedikit turun hujan
Oleh ( Kelompok 3 ) :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.adapun tema dari makalah ini
adalah Biografi Nabi Muhammad SAW Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
PENULIS
2
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………...14
B. Saran …………………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nabi Muhammad SAW adalah orang yang pertama kali menerapkan Islam
secara total. Ia mendapat bimbingan dan pengarahan langsung dari Allah melalui
wahyu-Nya. Makà, tidak ada seorang pun yang lebih mengetahui dan memahami
Islam selain Nabi Muhammad SAW. Karena itu beliaulah satu-satunya yang pantas
menjadi teladan dan panutan orang-orang yang mengharap rahmat Allah pada hari
akhir serta bagi mereka yang ingin melaksanakan kewajiban Islamnya dengan benar.1
Namun sekarang ini banyak umat Islam (terutama generasi muda), bahkan
anak-anak yang masih dibawah umur, mengidolakan bahkan hingga meniru perilaku
tokoh-tokoh populer tertentu. Ada kalanya, umat memang mengidolakan tokoh-tokoh
yang memiliki prestasi positif; misalnya atlet, ilmuwan, dai, atau seniman. Tetapi
sering pula kita melihat bahwa tokoh-tokoh yang dijadikan panutan tersebut adalah
manusia-manusia yang sesungguhnya memiliki perilaku yang jauh dari konsepsi
islami.
1
“Biografi Nabi Muhammad, Manusia Teragung Sepanjang Masa,” accessed June 24, 2022,
https://kalam.sindonews.com/berita/1313232/70/biografi-nabi-muhammad-manusia-teragung-
sepanjang-masa.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui silsilah Nabi Muhammad SAW
2. Mengetahui istri istri dan putra putri Nabi Muhammad SAW
3. Mengetahui sifat-sifat Nabi Muhammad SAW
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Nabi Muhammad SAW lahir dari keturunan bangsawan kabilah Quraisy. Beliau
mempunyai silsilah yang jelas, sebagaimana layakya keluarga Arab terhormat pada
masa itu. Beliau sendiri menyatakan bahwa keturunannya adalah keturunan pilihan
diantara kabilah- kabilah Arab, yaitu keturunan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, dari
keturunan Ismail terpilih Kinanah, dari keturunan Kinanah terpilih Quraisy, dari
keturunan Quraisy terpilih Hasyim dan dari keturunan Hasyimlah beliau lahir.2
2
“Biografi Nabi Muhammad SAW dari Lahir Hingga Wafat,” kumparan, accessed June 24, 2022,
https://kumparan.com/berita-hari-ini/biografi-nabi-muhammad-saw-dari-lahir-hingga-wafat-
1vhKYRr5gEt.
6
bin Syits Alaihi-Salam, bin Adam Alaihis-Salam. Ibunya bernama Aminah binti
Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah.
“Mengapa engkau lebih memilih nama itu ketimbang menamainya dengan salah
satu nama leluhurnya?” Dia menjawab, “ (Karena) aku ingin Allah yang di langit
memujinya dan semua manusia yang ada di muka bumi ini memujinya pula.
Ibunya sendiri meninggal ketika usianya baru enam tahun di Abwa, sebuah
tempat diantara Mekah dan Madinah. Kemudian dikebumikan di Abwa. Ceritanya,
ibu dan anak itu sedang dalam perjalanan kunjungan kepada keluarga dari garis
ibunya. Muhammad selanjutnya diasuh kakeknya, Abdul Mutthalib. Sebelum
meninggal, kakeknya berpesan kepada Abu Thalib, pamannya, untuk meneruskan
pengasuhannya. Saat itu usia Muhammad delapan tahun. Abu Thalib adalah orang
yang sangat kekurangan dalam harta benda, namun ia tetap tidak khawatir untuk
mengasuh Nabi Muhammad.
7
Pada usia 25 tahun, Rasulullah saw memimpin kafilah dagang ke Syam
membawa dagangan Khadijah ra. Di Mekah ia baru dikenal sebagai al-Amin, dan
itulah yang menjadi alasan ia menikah dengan Khadijah ra.3
8
Aisyah adalah istri Nabi yang dinikahi ketika usianya baru 6 tahun, tetapi
baru akad saja. Ia satu-satunya istri Rasulullah yang perawan. Ia adalah
orang yang paling memahami Al-Qur’an. Aisyah sendiri meninggal pada
bulan Ramadhan tahun ke-58 hijrah. Pada saat itu usianya 65 tahun.5
4. Hafshah binti Umar
Rasulullah menikahinya pada bulan sya’ban, tiga puluh bulan sebelum
hijrah. Saat itu usianya baru 21 tahun. Dan meninggal juga pada bulan
sya’ban 45 tahun setelah hijrah, di Madinah.
5. Ummu Salamah
Rasulullah menikahinya pada tahun ke-4 hijriah ketika usianya 27 tahun.
Ummu Salamah adalah istri Rasulullah yang meninggal paling belakangan
keika berusia 86 tahun. Ia adalah perempuan yang cerdas dan pandai.
6. Zainab binti Khuzaimah
Rasulullah menikahinya ketika berusia 29 tahun, pada bulan ramadhan, 30
bulan setelah hijrah, Zainab meninggal mendahului nabi dan dialah orang
yang direkomedasikan Ummu Salamah sebagai gantinya.
7. Juwairiyah binti Al-Harits
Juwairiyah merupakan tahanan perang, yang kemudian dibebaskan dan
dinikahi oleh Rasulullah. Pada saat dinikahi ia berusia 25 tahun. Ia
meninggal pada tahun ke-50 hijriah pada usia 70 tahun.
8. Ummu Habibah Rumlah binti Abi Sufyan
Ketika masih di Habasyah, Rasulullah mengirim Amru ibn Umayyah
untuk menemui Najasy agar menikahkannya dengan Ummu Habibah.
Ummu Habibah meninggal pada tahun ke-44 hijriah
9. Zainab binti Jahsyin
5
“Mengenal Istri Nabi Muhammad SAW, Hanya Aisyah Yang Gadis Lainnya Janda,” accessed June 24,
2022, https://news.detik.com/berita/d-5086900/mengenal-istri-nabi-muhammad-saw-hanya-aisyah-
yang-gadis-lainnya-janda.
9
Rasulullah menikahinya pada tahun ke-3 hijriah, di Madinah. Saat itu
Zainab berusia 35 tahun. Sebelum dinikahi, Muhammad pernah
menikahkannya dengan Zaid ibn Haritsah, anak angkatnya. Namun
kemudian Allah membatalkan aturan bahwa mantan istri anak angkat tidak
boleh dinikahi dengan perintah-Nya kepada Rasulullah untuk
menikahinya.
10. Shafiyah binti Huyay
Rasulullah menawannya pada perang Khaibar, kemudian dibebaskan dan
dinikahinya. Shafiyah sendiri meninggal pada tahun ke-50 hijriah.
11. Maimunah binti Al-Harits al-Hilaliyah
Ia adalah perempuan terakhir yang dinikahi Rasulullah, yakni ketika
Rasulullah sedang menjalankan umrah Qadha pada tahun ke-8 hijriah. Ia
meninggal di rumah tempat ia dinikahi Rasulullah pada tahun ke-61
hijriah.
C. Sifat-Sifat Nabi Muhammad Saw
Menurut para teolog, esensi kenabian atau sifat-sifat wajib nabi adalah Sidiq
(benar), amanah, tabliq, cerdas.6
1. Sidiq (kebenaran)
Kejujuran atau kebenaran adalah dasar utama dari kenabian. Tidak ada
kebohongan atau tipuan yang pernah terdengar dari mereka, entah itu
secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi. Nabi pasti diberkahi
dengan kejujuran, karena Allah berkehendak agar setiap orang menjadi
benar dan menjunjung kebenaran.
Rasulullah dikenal sebagai orang yang benar dan jujur bahkan sebelum
Islam datang. Penduduk Mekah, bahkan kaum Kafir sekalipun
menyebutnya Al-Amin (yang dapat dipercaya). Bahkan musuh-musuhnya
6
“4 Sifat Nabi Muhammad yang Patut Diteladani,” suara.com, December 2, 2021,
https://www.suara.com/news/2021/12/02/142524/4-sifat-nabi-muhammad-yang-patut-diteladani.
10
tidak menuduhnya bohong setelah dia menyatakan kenabiannya, sebab tak
ada yang pernah mendengar ia berbohong.
Kebenaran adalah poros kenabian. Tak mungkin tidak, sebab jika seorang
Nabi bohong. Maka Allah berfirman:
Jika dia (Muhammad mengada-adakan sebagian perkataan (berbohong)
atas nama Kami, niscaya kami pegang dia pada tangan kanannya.
Kemudian kami potong urat tali jantungnya. Maka sekali-kali tidak ada
seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi dari pemotong urat nadi
itu (Q.S 69: 45-47)
2. Amanah (dapat dipercaya)
Sebelum dan sesudah kemunculan Islam, musuh-musuh Nabi saw
sekalipun mengenal beliau sebagai orang yang terpercaya dan amanah.
Bahkan setelah menyatakan dirinya sebagai Nabi, para musuh beliau tetap
menitipkan barang-barang berharga mereka kepadanya. Mereka sama
sekali tidak khawatir beliau akan menyitanya atau menggunakannya demi
kepentingan Islam
3. Tabligh
Nabi-nabi diutus untuk menyampaikan risalah dan untuk menerangi jalan
menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Seorang nabi secara total
mengabdikan diri pada misinya dan karena itu merupakan altruis (orang
yang tidak mementingkan diri sendiri) yang hidup demi kebahagiaan dan
kebaikan orang lain. Para Nabi ditugaskan untuk menyampaikan risalah
Ilahi. Mereka melaksanakannya dengan sebaik-baiknya, dengan sabar
menghadapi bencana bahkan penyiksaan, memenuhi tanggu jawab
mereka, dan kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah. Rasulullah
menyeru kepada semua penduduk Mekah, baik secara terang-terangan
maupun sembunyi-sembunyi.
4. Fatanah (Cerdas)
11
Cerdas adalah atribut penting lainnya dari kenabian. Dalam konteks ini,
kecerdasan ini mengandung makna khusus : suatu perpaduan dari
kekuatan penalaran, kecerdasan, intelegensi, penilaian yang sehat, dan
kebijaksanaan yang jauh melebihi kemampuan manusia biasa melalui
kekuatan pemahaman yang tinggi. Ia mencakup dan memadukan semua
kemampuan manusia, entah itu dari hati, jiwa atau pikiran.
Selain itu, ada pula sifat-sifat mustahil bagi nabi,7 diantaranya :
1. Kidzib (dusta)
Semua Rasul adalah manusia-manusia yang dipilih oleh Allah SWT
sebagai utusan-Nya. Mereka selalu memperoleh bimbingan dari Allah
SWT sehngga terhindar dari sifat-sifat tercela. Setiap rasul benar
ucapannya dan benar pula perbuatannya. Sifat dusta hanya dimiliki oleh
manusia yang ingin mementingkan dirinya sendiri, sedangkan rasul
mementingkan umatnya.
2. Khiyaanah (berkhianat atau curang)
Tidak mungkin seorang rasul berkhianat atau ingkar janji terhadap tugas-
tugas yang diberikan Allah SWT kepadanya. Orang yang khianat terhadap
kepercayaan yang telah diberikan kepadanya adalah termasuk orang yang
munafik, rasul tidak mungkin menjadi seorang yang munafik.
3. Kitmaan (menyembunyikan)
Semua ajaran yang disampaikan oleh para rasul kepada umatnya tidak ada
yang pernah disembunyikan. Jangankan yang mudah dikerjakan dan
difahami dengan akal fikiran, yang sulit pun akan disampaikan olehnya
seperti peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
4. Balaadah (bodoh)
Seorang rasul mempunyai tugas yang berat. Rasul tidak mungkin
seorang yang bodoh. Jika rasul bodoh, maka ia tidak akan dapat
7
“4 Sifat Wajib Bagi Rasul Beserta Artinya yang Harus Diyakini dan Diteladani, Masya Allah!,” June 9,
2021, https://www.orami.co.id/magazine/sifat-wajib-bagi-rasul.
12
mengemban amanat dari Allah SWT. Jadi, mustahil rasul memiliki sifat
bodoh.
13
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nabi lahir pada tanggal 12 Rabiul awal bertepatan dengan 20 April, 571 tahun
setelah kelahiran Nabi Isa as dan merupakan anak dari pasangan Abdullah dan
Aminah. Rasulullah memiliki nama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Abdul-
Muththalib, bin Hasyim, bin Abdu Manaf, bin Qushay, bin Kilab, bin Murrah, bin
Ka'b, bin Lu'ay, bin Ghalib, bin Fihr, bin Malik, bin An-Nadhr, bin Kinanah, bin
Khuzaimah, bin Mudrikah, bin Ilyas, bin Mudhar, bin Nizar, bin Ma'ad, bin Adnan.
bin Add bin Humaisi', bin Salaman, bin Aush, bin Bauz, bin Qimwal, bin Ubay, bin
Awwam, bin Nasyid, bin Haza, bin Baldas, bin Yadlaf, bin Thabikh, bin jahim, bin
Nahisy, bin Makhy, bin Aidh, bin Abqar, bin Ubaid, bin Ad-Da'a, bin Harridan, bin
Sinbar, bin Yatsriby, bin Yahzan, bin Yalhan, bin Ar'awy, bin Aidh, bin Daisyan, bin
Aishar, bin Afnad, bin Aiham, bin Muqshir, bin Nahits, bin Zarih, bin Sumay, bin
Muzay, bin Iwadhah, bin Aram, bin Qaidar, bin Isma'il Alaihi-Salam, bin Ibrahim
Alaihi-Salam bin Tarih, bin Nahur, bin Saru' atau Sarugh, bin Ra'u, bin Falakh, bin
Aibar, bin Syalakh, bin
Arfakhsyad, bin Sam, bin Nuh Alaihi-Salam, bin Lamk, bin Mutwashyalakh,
bin Akhnukh atau ldris Alaihis-Salam, bin Yard, bin Mahla'il bin Qainan, bin
Yanisya, bin Syits Alaihi-Salam, bin Adam Alaihis-Salam. Ia memiliki 11 orang istri
dan 8 orang anak.
Nabi memiliki sifat-sifat wajib seperti Shidiq, Amanah, Tabliq, Fatanah. Dan
sifat mustahil seperti Kidzib, Khinayaah, Kitman, Balaadah. Itulah sebabnya kita
wajib meneladani dan menjadikan Rasulullah sebagai contoh dalam segala aspek
kehidupan.
B. Saran
Dari makalah ini penulis berharap kepada pembaca, agar bisa mengetahui
silsilah dan sifat- sifat yang dimiliki oleh Rasulullah dalam rangka meningkatkan
keimanan kita kepada Allah dan Rasul-Nya, selain itu dapat memberikan kritik dan
14
saran dalam pembahasan makalah ini. Agar makalah ini menjadi lebih baik dan dapat
digunakan sebagai bahan penambahan wawasan dan pengetahuan yang lebih
bermanfaat untuk orang lain.
15
5. Mengapa masyarakat madinah menerima rasul sebagai nabi dari pada
masyarakat mekkah?
Jawab= Bentuk penerimaan masyarakat madinah terhadap nabi tidak
hanya sekedar mengimani ddalam hati dan kata. Lebih dari itu mereka
memberikan bentuk tindakan nyata berupa pemberian bantuan. Yakni
pada tahun 622 M masyarakat madinah meminta nabi untuk berhujrah
dari makkah. Penduduk madinah merupakan penduduk multi
kultural.terdiri dari berbagai suku asal usul.agama dan sebagainya.
16
DAFTAR PUSTAKA
(4 Sifat Wajib Bagi Rasul Beserta Artinya yang Harus Diyakini dan Diteladani,
Masya Allah!, 2021)
(13 Nama Istri Nabi Muhammad SAW Yang Perlu Parents Ketahui, n.d.)
(Mengenal 13 Istri Nabi Muhammad Dan Kisahnya. Patut Dijadikan Teladan Setiap
Perempuan! | Rumah123.Com, n.d.)
17
MAKALAH
WASALLAM DI MAKKAH
BAGIAN 1
OLEH:
KELOMPOK 4
Puji syukur kita curahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
Bagian 1”. Tak lupa juga shalawat serta salam kita kirimkan kepada baginda Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam, nabi yang telah membawa umatnya dari
alam kegelapan menuju alam yang terang benderang, dan juga merupakan suri
S.Pd.I., M.Pd.I., selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam,
karena telah memberi bimbingan maupun dukungan dalam pembuatan makalah ini,
Makalah ini telah penulis buat semaksimal mungkin, dangan bantuan dari
berbagai pihak. Namun, penulis menyadari bahwa ada banyak kekurangan yang
terdapat dalam makalah ini. Maka, penulis sangat mengharapkan saran atau kritikan
dari para pembaca agar pada pembuatan makalah selanjutnya, penulis dapat
membuatnya dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat menambah
Kelompok 4 .
i
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................................i
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
A. Simpulan ....................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................. 13
LAMPIRAN ........................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tradisi yang dianut oleh penduduk Makkah saat itu, maka sulit bagi Nabi
1 Achiriah dan Laila Rohani, “Sejarah Peradaban Islam”. (Medan: Perdana Publishing,
2018), 34-37.
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
masdar da’a, yad’u, da’wah, berarti seruan, ajakan, atau panggilan. Kata
dakwah juga berarti doa (al-du’a’), yakni harapan, permohonan kepada Allah
atau seruan (al-nida). Kata dakwah dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
ajaran agama.2
demikian, dakwah adalah suatu kegiatan baik secara lisan maupun tulisan yang
Makkah
2
Mohammad Arif, “Dinamika Islamisasi Makkah & Madinah”, Jurnal Asketik – Jurnal
Agama dan Perubahan Sosial, Vol. 2 No. 1 (2018), 5.
3
4
Pertama
datang untuk membacakan wahyu pertama yaitu Qs. Al-Alaq ayat 1-5.3
faktual yang sedang terjadi, sehingga hampir setiap ayat al-Qur’an turun
Makkah
a) Aqidah
3 Abdul Syukur al-Azizi, “Sejarah Terlengkap Peradaban Islam”. (Sumenep: Noktah, 2017),
25.
4 Mubasyaroh, “Karakteristik dan Strategi Dakwah Rasulullah SAW Pada Periode Makkah”,
At-Tabsyir: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, Vol. 3 No. 2 (Desember, 2015), 391.
5
b) Akhlak Mulia
ia telah tampil sebagai sosok yang jujur hingga diberi gelar oleh
Ta’ala.
di bidang agama, moral, dan hukum, sehingga menjadi umat yang meyakini
kehidupan sehari-hari.
Khadijah binti Khuwailid, Ali bin Abu Thalib, Zaid bin Haritsah, Abu
Amar dari Bani Zuhrah, Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris, Utsman
bin Affan, Zubair bin Awam, Sa’ad bin Abu Waqqas, dan Thalhah bin
Ubaidillah.
generasi awal).5
banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat dari
merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu
5 Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam. (Pekanbaru: Yayasan Pusaka Riau), 34.
8
yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khattab. Nabi
antara lain: Abu Zar Al-Giffari dan Tufail bin Amr Ad-Dausi.
Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus
ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan
‘Alaihi Wasallam
Wasallam
perlindungan kepadanya.
mengancam keselamatannya.
Makkah.
Wasallam
masuk Islam, orang-orang kafir yang tidak suka dengan ajaran Islam
bertukar sesembahan.
kehadiran Islam.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
hari.
12
13
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Perdana Publishing.
Sumenep: Noktah.
Asketik – Jurnal Agama dan Perubahan Sosial, 2(1), 5. Diakses 4 Maret 2022, dari
IAIN Kediri.
Penyiaran Islam, 3(2), 391. Diakses 4 Maret 2022, dari STAIN Kudus.
Konseling Islam, 2(1), 120. Diakses 4 Maret 2022, dari UIN Ar-Raniry.
LAMPIRAN
SESI 1
Jawaban:
dakwahnya pada periode Makkah, yaitu aqidah dan akhlak mulia. Nabi
Ta'ala untuk membawa ajaran tauhid. Ajaran tauhid atau keimanan merupakan
Pencipta. Selain itu, dalam hal akhlak Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
beban orang lain. Beliau merupakan sosok yang sopan, lembut, menghormati
Wasallam juga tampil sebagai sosok yang berani dalam membela kebenaran,
teguh pendirian, dan tekun dalam beribadah. Sikap Beliau ini menjadi salah
15
16
Apa alasan dan tujuan dakwah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam
secara diam-diam?
Jawaban:
dengan alasan karena pada saat itu sebagian besar masyarakat Makkah
Wasallam. Pada saat itu juga kekuataan umat Islam masih kurang. Selain itu,
banyak ancaman yang dilakukan oleh orang kafir Quraisy terhadap Nabi
diam-diam ini bertujuan sebagai dasar awal bangunan agung Islam dapat
berdiri tegak, karena hal yang kecil akan menghasilkan sesuatu yang besar.
Jawaban:
berasal dari kaum kafir Quraisy yang menghambat dan menghalangi dakwah
sesembahan.
kehadiran Islam.
SESI 2
secara terang-terangan?
Jawaban:
yang dihadapi dengan bersikap sabar terhadap segala kebencian yang ditujukan
kepadanya. Selain itu, Beliau juga memperoleh dukungan dari keluarga dan
kerabat dekatnya, seperti Khadijah, Abu Bakar As-Shiddiq, Ali Imran, dan
masih banyak lagi yang membuat Beliau lebih kuat dalam berdakwah.
Jawaban:
1. Bani Qainuqa
2. Bani Nadhir
3. Bani Quraidhah/Quraizhah
‘Alaihi Wasallam?
Jawaban:
• Salah satu sebab kaum Quraisy menolak ajaran Islam adalah perasaan
menentang ajaran-Nya.
OLEH:
KELOMPOK 5
1. ST NURJANNAH (90400121098)
2. SEFTRIASA ALFADILLA AMRAN (90400121082)
3. MUHAMMAD ACHSAN MAULANA (90400121095)
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR 2021
1
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
segala rahmatnya sehinga makalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Penyusunan
makalah ini tidak bisa diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN .................................................................................... 12
3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nabi Muhammad SAW adalah Nabi akhir zaman, penutup para Nabi.
Lahir tanggal 12 Rabiul Awwal tahun Gajah atau 13 April tahun 571 M.
Sedangkan menurut ahli sejarah bernama Mahmud Basya al-Falaki, Nabi
Muhammad lahir bertepatan pada tanggal 9 Rabiul Awwal tanggal 20 April tahun
571 M. Beliau diutus menjadi Rasul setelah bertahannuf atau bertahanus di Gua
Hira selama 6 bulan lamanya, bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan turunlah
wahyu yang pertama sebagai penegas diutusnya Nabi sebagai Rasul yaitu QS. Al
Alaq ayat 1-5.
Dengan badan menggigil dan demam, Nabi pulang ke rumah dengan
disambut tergopoh-gopoh oleh Khadijah R.A yang segera menyelimuti beliau.
Nabi menceritakan segala keadaan yang dialaminya kepada Khadijah. Kejadian
ini segera dilaporkan kepada paman Khadijah yang bernama Waraqah bin Naufal,
ia adalah orang yang masih memegang teguh dan Taurat. Ia menjelaskan bahwa
tanda dan keadaan tersebut menguatkan bahwa yang dialami Muhammad adalah
tanda kenabian. Hal ini dipertegas lagi dengan turunnya wahyu kedua yaitu QS.
Al Mudassir: 1-7 yang menyatakan bahwa beliau bukan hanya seorang Nabi tetapi
seorang Rasul.
Beliau diangkat menjadi Rasul pada umurnya yang mendekati separuh
abad, tepatnya pada umur 40 tahun. Beliau mengahabiskan sisa hidupnya untuk
berdakwah menegakkan Tauhid dan syariat Islam. Beliau berdakwah dengan
seluruh jiwa raganya, dengan begitu banyak halangan dan rintangan yang beliau
hadapi, beliau berhasil melaksanakan misi dakwahnya dengan sukses dan penuh
dengan hikmah ketauladanan. Dakwah Nabi Muhammad dibagi atas dua priode,
yakni priode Makkah dan priode Madinah, beliau berdakwah pertama kali di
Makkah selama hampir 10 tahun lamanya.
Di priode Makkah ini, dakwah Nabi Muhammad kepada masyarakat
Makkah lebih terfokus pada peningkatan kualias aqidah atau ketauhidan, dan
mengajak mereka untuk meninggalakan segala bentuk peribadatan yang
4
menyembah selain Tuhan yang Maha Esa sahaja yaitu Allah. Berikut ini prioritas
dakwah Nabi Muhammad pada masyarakat Makkah, yaitu:
1. Ketauhidan
2. Menjelaskan adanya kehidupa setelah mati
3. Merubah perilaku jahiliyah masyarakat Makkah
4. Menegakkan HAM dan menghapus kasta
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
5
BAB II PEMBAHASAN
Nabi Muhammad merasa bahagia pada waktu itu karena beliau dapat
mengendarai buraq. Jibril memegang tali kekang sementara Mikail memegang
pelana. Israfil memegang kain pelana. Buraq bergerak di angkasa dalam sekejap
mata. Tidak berapa lama Nabi menunggang Buraq, sampailah beliau dan Jibril ke
suatu tempat yang banyak pohon kurmanya. Jibril berkata, “ Ya Muhammad,
turun dan berdoalah kepada Allah di tempat ini. Nabi disuruh oleh Jibril agar
melaksanakan shalat sunnah 2 rakaat”. Kepada Nabi, Malaikat Jibril menjelaskan,
"Tahukah engkau bahwa engkau shalat di Thaibah (Madinah) dan disitulah
engkau kelak berhijrah".
6
Kemudian perjalanan dilanjutkan. Di suatu tempat Jibril menyuruh Nabi
SAW turun untuk shalat sunnah 2 rakaat. "Inilah Thuur Sina, tempat Musa
bercakap-cakap langsung dengan Tuhannya" kata Jibril. Perjalanan dilanjutkan
kembali dan untuk ketiga kalinya Jibril memerintahkan untuk berhenti disuatu
tempat dan menyuruh melakukan shalat sunnah 2 rakaat lagi. Setelah selesai
sholat berkatalah Jibril kepada Nabi SAW. "Tahukah engkau dimana engkau
sholat kali ini?" Engkau sholat di Baitul Lahm, tempat Isa A.S. dilahirkan".
Perjalanan diteruskan lagi. Dalam perjalanan ke Baitul Maqdis, Nabi diperlihatkan
dengan berbagai pemandangan simbolik. Setiap kali melihatnya, Jibril
menerangkan hakikat sebenarnya peristiwa tersebut.
Setelah selesai sholat bersama para Nabi, Beliau keluar dari Masjidil
Aqsha, kemudian Nabi s.a.w. berkata kepada Jibril: Wahai Jibril aku merasa haus.
Kemudian beliau didatangi dengan semangkuk arak dan semangkuk susu oleh
Jibril A.S. Nabi Muhammad memilih susu. Lalu Jibril a.s berkata: “Engkau telah
memilih fitrah.” "Benar, engkau telah memilih air susu adalah lambang kesucian
7
dan seandainya engkau mengambil minuman keras niscaya akan tersesatlah
engkau dan umat engkau."
Pada waktu Nabi Muhammad s.a.w akan berpisah dengan Jibril pada
Subuh Isra' di Dzi Thuwa, suatu tempat dipinggir kota Mekkah, Nabi Muhammad
s.a.w bersabda: "Ya Jibril, kaumku akan mendustakan aku". Jibril menjawab:
"Abu Bakar akan membenarkan engkau dan dialah Ash Shiddiq." Setelah Nabi
Muhammad s.a.w turun dari buroq, maka terangkatlah Buraq ke langit dan terus
ke syurga.
8
keluarga dan sahabat-sahabat terdekat saja,[7] baru setelah itu atas wahyu Allah
beliau berdakwah secara terang-terangan.
9
Pada periode Mekkah, Rasulullah juga mampu membangun persatuan dan
persaudaraan sesama muslim dan non-muslim. Beliau juga sempat membangun
satu mesjid sebagai pusat dakwah islam ketika itu.
Apa saja hikmah yang dapat kita ambil dari dakwah Nabi Muhammad
SAW periode Mekkah? - Tentu banyak sekali hikmah yang terdapat pada dakwah
Rasulullah itu, Ibrah yang diperoleh dari sejarah dakwah Rasulullah SAW pada
periode Makkah, antara lain sebagai berikut.
10
9. Melalui penghapusan perbudakan, maka manusia statusnya sama di hadapan
Allah.
11
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Reaksi kaum Quraisy terhadap gerakan Islam yang dibawa oleh Rasulullah
SAW. Begitu cepat berkembang dan hal tersebut sangat menghawatirkan para
pemimpin dan pembesar Quraisy. Mereka takut bahwa kedudukan mereka yang
semula begitu dihormati dan berkuasa akan menjadi tersaingi dengan kekuatan
Islam. Menurut pendapat mereka, tunduk kepada Rasulullah berarti sama dengan
tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau kekuasaan kepada keluarga
Muhammad, yaitu bani Abdul Muthalib. Diantara reaksi kaum Quraisy terhadap
dakwah Rasulullah SAW.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://abang-sahar.blogspot.com/2012/11/dakwah-rasulullah-periode-mekah.htm
http://ari2abdillah.wordpress.com/2007/06/25/dakwah-periode-mekah/
http://akuadalahakuyangbaru.blog.com/2009/06/20/strategi-dakwah-rasulullah/
http://ahmadmushawwir.blogspot.com/2010/11/substansi-dan-strategi-
dakwah.html
13
MAKALAH
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
AMELIA LESTARI
9040012075
90400121072
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Dakwah Nabi
Muhammad SAW Di Madinah Bagian I " dengan tepat waktu.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 8
B. Saran .......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbeda dengan sebagian agama yang menandai hari kelahiran
atau kematian pendiri mereka sebagai titik awal, Islam tidak memberikan
banyak perhatian pada hari kelahiran Muhammad. Namun peristiwa
Hijrah-lah yang menempati posisi terpenting dalam sejarah Islam sehingga
digunakan sebagai tonggak sejarah dimulainya babakan baru dunia Islam,
proses migrasi Muhammad dan Abu Bakar kemudian diikuti para shahabat
lainnya dari kota Makkah ke Madinah.
Kata hijrah berarti pemutusan hubungan, Makna hijrah juga bukan
sekedar upaya melepaskan diri dari cobaan dan cemoohan semata, tetapi di
samping makna itu hijrah juga dimaksudkan sebagai batu loncatan untuk
mendirikan sebuah masyarakat baru di negeri yang aman, juga memiliki
makna penegasan mengenai posisi Muhammad dan pengikutnya, dengan
era sebelumnya. Sebelum hijrah Muhammad adalah seorang pendakwah
dengan pengikut individual, setelah Hijrah beliau adalah tempat
masyarakat untuk mendapatkan lebih dari sekedar spiritulitas-teologis
tetapi juga pemimpin politik-sosial bukan sekedar spiritual-teologis. Hijrah
juga menunjukkan terbentuknya ummah sehingga Islam bukan sekedar
cita-cita individual namun sudah bersifat komunal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah ?
2. Apa saja strategi dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah ?
3. Apa yang dimaksud dengan piagam Madinah ?
C. Tujuan
Berdasarkan uraian dari rumusan masalah, maka dapat dirumuskan
tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini yaitu :
1
1. Untuk mengetahui proses hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke
Madinah.
2. Untuk mengetahui berbagai strategi dakwah Nabi Muhammad SAW
di Madinah.
3. Untuk mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan piagam
Madinah dan isi dari piagam Madinah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ali Syarfiati. 2012. Rasulullah saw Sejak Hijrah Hingga Wafat. Jakarta : PT Pustaka Hidayah
3
penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatangan mereka, akhirnya yang
mereka tunggu itu datang mereka sambut dengan penuh sukacita.
Pada hari Jum’at 12 Rabiulawwal 13 Kenabian / 24 September 622
M, Nabi meninggalkan Quba, di tengah perjalanan di perkampungan Bani
Salim, Nabi melaksanakan shalat Jum’at pertama di dalam sejarah Islam.
Sesudah melaksanakan shalat Jum’at, Nabi melanjutkan perjalanan
menuju Yatsrib dan disambut oleh Bani Najjar. Sementara itu, penduduk
Yatsrib telah lama menunggu-nunggu kedatangan Nabi.
Begitu Rasulullah tiba di kota Yatsrib ini beliau melepaskan tali
kekang untanya dan membiarkannya berjalan sekehendaknya. Unta itu
berhenti di sebidang kebun korma milik dua anak yatim bernama Sahl dan
Suhail yang diasuh oleh Abu Ayyub. Kebun itu dijual dan di atasnya
dibangun masjid atas perintah Rasulullah. Sejak itu nama kota Yatsrib
ditukar menjadi “Madinatun Nabi”, tetapi dalam kehidupan sehari-hari
biasa disebut “Madinah” saja.2
B. Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
1. Membangun Masjid
Tujuan Nabi Muhammad Saw. membangun masjid di Madinah
adalah sebagai berikut:
a. Tempat beribadah.
b. Tempat menuntut ilmu dan bermusyawarah.
c. Pembinaan Moral dan akhlak.
d. Masjid adalah simbol yang memiliki makna yang sangat
penting bagi Islam. Masjid melambangkan hubungan erat
antara jamaah (manusia) dengan Allah Swt. hubungan yang
selalu diperbaharui seiring berjalannya waktu, dan berlangsung
siang dan malam.
2. Mempersaudarakan Sesama Umat Muslim
Persaudaraan antara kaum Muslim Muhajirin dan Anshar telah
dibina Rasulullah Saw. atas dasar rasa persaudaraan yang sempurna.
2
Syamruddin Nasution, SEJARAH PERADABAN ISLAM (Pekanbaru : Yayasan Pusaka Riau 2013)
4
Hal tersebut dapat dilihat dari perjanjian antara kaum Muslim
Muhajirin dan Muslim Anshar hingga setiap orang bergerak dengan
semangat dan jiwa kemasyarakatan serta bekerja untuk kemaslahatan
dan cita-cita masyarakat.
Adanya persaudaraan seperti itu diharapkan dapat melenyapkan
fanatisme kesukuan ala Jahiliyah dan tak ada semangat pengabdian
selain kepada agama Islam. Runtuhlah sudah semua bentuk perbedaan
yang didasarkan pada asal keturunan, warna kulit dan asal usul
kedaerahan atau kebangsaan. Mundur dan majunya seseorang
tergantung pada kepribadiannya sendiri dan pada ketaqwaannya
kepada Allah Swt. Perasaan mengutamakan kepentingan bersama dan
suka duka bersama sungguh-sungguh bersenyawa dengan semangat
persaudaraan, sehingga masyarakat yang baru terbentuk itu penuh
dengan teladan mulia.
3. Membentuk Piagam Madinah
5
a. Peperangan yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. Beserta
para sahabatnya adalah murni berperang di jalan Allah Swt.
b. Peperangan dilakukan untuk menyebarkan ajaran Islam bagi
mereka yang memerangi kaum Muslim.
c. Menunjukkan kepada kaum Quraisy, bahwa kaum Muslim,
telah kuat dalam bidang militer.
d. Peperangan yang dilakukan, semata-mata hanya untuk
mempertahankan harkat dan martabat kaum Muslim.
e. Peperangan dilakukan untuk menyebarkan ajaran Islam. 3
C. Piagam Madinah
Penduduk Madinah di awal kedatangan Rasulullah terdiri dari tiga
kelompok, yaitu bangsa Arab muslim, bangsa Arab non-muslim dan orang
Yahudi. Untuk menyelaraskan hubungan antara tiga kelompok itu, Nabi
mengadakan perjanjian dalam piagam yang disebut “Piagam Madinah”,
yang isinya antara lain:
Pertama, Semua kelompok yang menandatangani piagam
merupakan suatu bangsa. Kedua, Bila salah satu kelompok diserang
musuh, maka kelompok lain wajib untuk membelanya. Ketiga, Masing-
masing kelompok tidak dibenarkan membuat perjanjian dalam bentuk
apapun dengan orang Quraisy. Keempat, Masing-masing kelompok bebas
menjalankan ajaran agamanya tanpa campur tangan kelompok lain.
Kelima, Kewajiban penduduk Madinah, baik kaum Muslimin, non-
Muslim, ataupun bangsa Yahudi, saling bantu membantu moril dan
materiil. Keenam, Nabi Muhammad adalah pemimpin seluruh penduduk
Madinah dan dia menyelesaikan masalah yang timbul antar kelompok. 4
Berdasarkan konstitusi di atas, dapat diketahui bahwa Nabi telah
membentuk negara Islam di Madinah dan Rasulullah menjadi kepala
pemerintahannya yang mempunyai otoritas untuk menyelesaikan segala
masalah yang timbul berdasarkan konsitusi. Oleh karena itu di Madinah
3
Nur Syam (2014), Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta : Kementerian Agama Republik Indonesia
4
Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya (Bandung: Rosda Bandung, 1988), h. 131-
132
6
Nabi Muhammad mempunyai kedudukan bukan saja sebagai Rasul agama,
tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata lain, dalam diri Nabi
terkumpul dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan kekuasaan duniawi. 5
Pesatnya perkembangan Islam di Madinah, mendorong pemimpin
Quraisy Makkah dan musuh-musuh Islam lainnya meningkatkan
permusuhan mereka terhadap Islam. Untuk mengantisipasi kemungkinan-
kemungkinan gangguan dari musuh, Nabi sebagai kepala negara mengatur
siasat dan membentuk pasukan perang. Umat Islam pun pada tahun ke-2
Hijriah telah diizinkan berperang dengan dua alasan : (1) Untuk
mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya, dan (2) Menjaga
keselamatan dalam penyebaran Islam dan mempertahankannya dari orang-
orang yang menghalanginya.6
5
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya (Jakarta: UI Press, 1985), h. 101
6
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Yogyakarta: Kota Kembang, 1989), h. 28-
29.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada waktu itu perlawanan dari kaum musyrik pada umat Islam
sangatlah merajalela. Karena hal ini, Rasulullah SAW menyuruh para
sahabat agar berhijrah ke Madinah. Satu demi satu para sahabat Rasulullah
berangkat hijah ke Madinah secara sembunyi-sembunyi. Mereka
meninggalkan tanah kelahiran mereka, rumah tempat tinggal, dan segala
apa yang dicintainya demi menegakkan agama Islam.
Allah memilih Madinah sebagai tempat Hijrah kaum muslimin,
sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa
nabi bersabda: “Tempat hijrah kalian sudah diperlihatkan kepadaku. Aku
telah melihat tanah beragam dan ditumbuhi pohon kurma berada diantara
dua gunung yang berupa dua Harrab.” (HR Bukhari dan Muslim). Seizin
Rasulullah saw kaum muslimin dari Mekah dan berbagai daerah lainnya
berbondong-bondong hijrah ke Madinah dengan keyakinan dan
kepercayaan diri yang mantap.
Segera setelah mendapat perintah hijrah dari Allah Swt. Rasulullah
menemui sahabatnya Abu Bakar agar mempersiapkan segala sesuatu yang
diperlukan dalam perjalanan. Nabi juga menemui Ali dan meminta
kepadanya agar tidur di kamarnya guna mengelabui musuh yang
berencana membunuhnya. Senin malam Selasa itu, Nabi ditemani Abu
Bakar dalam perjalanan menuju Yatsrib. Keduanya singgah di Gua Tsur,
arah selatan Makkah untuk menghindar dari pengejaran orang kafir
Quraisy.
Strategi dakwah Rasulullah di Madinah berubah setelah menerima
berbagai gangguan dan siksaan dari kafir Quraisy Makkah. Rasulullah pun
berpikir untuk mengubah strategi dakwahnya. Nabi Muhammad
memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk berhijrah secara sembunyi-
sembunyi menuju Madinah. Adapun strategi -strategi dakwah yang
8
dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah membangun masjid,
mempersaudarakan sesama umat muslim, membentuk piagam madinah
dan dakwah melalui perang.
Nabi Muhammad membuat sebuah perjanjian damai dengan
masyarakat Yahudi dan non-muslim Madinah. Perjanjian itu dikenal
dengan sebutan Piagam Madinah yang berisi pernyataan bahwa para warga
muslim dan non-muslim di Yatsrib (Madinah) adalah satu bangsa, dan
orang Yahudi dan Nasrani, serta non-muslim lainnya akan dilindungi dari
segala bentuk penistaan dan gangguan.
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam
penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari
kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan
susunan makalah ini dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber
dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ali Syarfiati (2012). Rasulullah saw Sejak Hijrah Hingga Wafat. Jakarta : PT
Pustaka Hidayah.
Harun Nasution (1985), Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UI Pres.
Hasan Ibrahim Hasan (1989), Sejarah dan Kebudayaan Islam Yogyakarta: Kota
Kembang.
PERTANYAAN KELOMPOK :
1. AFRIAYANI
Apakah dengan adanya piagam madinah dapat mewujudkan keamanan di
madinah ?
Jawab :
Bisa karena Melaui piagam inilah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
memperkenalkan sistem kehidupan yang harmonis dan damai bagi
masyarakat Madinah yang majemuk nan plural
2. ASHRAF REZA PAHLEFI
Selain tempat beribadah pada zaman rasulullah masjid berfungsi sebagai
apa ?
Jawab :
Ali Mustafa menyebutkan lima fungsi Masjid di zaman Rasulullah SAW,
yakni berfungsi sebagai tempat ibadah dan pembelajaran. Selain itu,
Masjid juga berfungsi sebagai tempat musyawarah, merawat orang sakit,
dan asrama.
3. NAYLA LESTARI
Apakah kedudukan piagam madinah itu dapat di jadikan sebagai konstitusi
sebuah Negara ?
Jawab :
Secara keseluruhan Piagam Madinah telah memenuhi syarat sebuah
konstitusi negara. Di samping itu, Piagam Madinah dapat diterima sebagai
sumber inspirasi untuk membangun masyarakat yang pluralistik, memiliki
relevansi yang kuat dengan perkembangan masyarakat internasional dan
menjadi pandangan hidup modern berbagai negara di dunia. Piagam
Madinah dapat juga disebut sebagai konstitusi suatu negara, sebab piagam
madina telah memuat prinsip-prinsip minimal suatu pemberintahan yang
bersifat fundamental
SEJARAH PERADABAN ISLAM
DI
OLEH :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................................. 5
BAB II ....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
A. Perang yang dihadapi Nabi Muhammad SAW ............................................................... 6
B. Tantangan Dakwah yang dihadapi Nabi Muhammad SAW ........................................... 7
C. Kemajuan yang dicapai Nabi Muhammad SAW di Madinah ......................................... 9
BAB III.................................................................................................................................... 12
PENUTUP............................................................................................................................... 12
D. Kesimpulan ................................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang
benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka dunia
dan akhirat. Merupakan kenyataan bahwa Islam adalah agama yang paling banyak
mempengaruhi hati dan pikiran berbagai ras, bangsa dan suku dengan kawasan yang
luas, yang di dalamnya terdapat kemajemukan rasial dan budaya.
Masyarakat Madinah adalah masyarakat yang plural, baik agama, suku, budaya,
dan ekonomi. Sebelum kedatangan Nabi, masyarakat Madinah selalu diliputi konflik
antar sesama suku, dan masyarakat Madinah telah lama mengalami perang saudara
klimaksnya terjadi pada peperangan Bu’ats pada tahun 618 M di mana hampir semua
suku-suku Arab di Madinah terlibat di dalamnya, demikian juga suku-suku. Yahudi,
semuanya bersekutu dengan kelompoknya masing-masing. Maka sangat menakjubkan
sekali jika Rasulullah SAW telah berhasil mengubah kota Madinah sebagai awal mula
terbentuknya negara muslim. Mengingat Madinah tidak hanya terdiri dari beberapa
kepercayaan, namun dari beberapa kepercayaan itu terbagi atas beberapa suku.
Perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam melakukan dakwahnya untuk merubah
masyarakat menjadi pemeluk agama Islam rahmatan lil-alamin, khususnya di Madinah
tidak lepas dari penerapan metode dakwah yang digunakan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui proses dakwah
Nabi Muhammad SAW di Madinah. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul:
Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah Bagian II.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan permasalahan di atas, dalam penulisan
makalah ini mengandung beberapa tujuan antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Perang yang dihadapi Nabi Muhammad SAW
2. Untuk mengetahui Tantangan Dakwah yang dihadapi Nabi Muhammad SAW
3. Untuk mengetahui Kemajuan yang dicapai Nabi Muhammad SAW di Madinah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perang Badar
Perang Badar terjadi pada 17 Maret 624 Masehi atau 17 Ramadan tahun kedua
Hijriah. Dinamakan perang badar karena terjadi dekat dengan desa Badar. Perang
ini melibatkan 314 pasukan umat Islam yang melawan lebih dari 1.000 orang dari
kaum Quraisy. Peperangan di menangkan oleh pihak muslimin, dan korban dari
pihak kafir sebanyak 70 orang sedangkan dari pihak muslim 15 syuhadah.
2. Perang Uhud
Perang Uhud terjadi pada pertengahan bulan sa’ban tahun ke-3 Hijriah,
bertempat di kaki bukit Uhud. Karena kekalahan pada perang badar, tentara kafir
menyiapkan 3.000 orang, sedangkan tentara muslim menyiapkan 1.000 orang.
Perang ini dimenangkan oleh pasukan kafir karena pasukan muslimin tidak
mematuhi perintah Rasulullah. Dalam perang ini syuhadah yang gugur sebanyak 70
orang, dan puluhan lainnya luka-luka.
3. Perang Khandak
Perang Khandak terjadi pada bulan syawal Tahunke-5 Hijriah, bertempat di
sebleh utara kota Madinah. Perang ini terjadi antara Yahudi dan Muslimin. Perang
ini dinamai perang Khandak karena tentara muslim memilih bertahan di dalam kota
Madinah namun membuat pertahanan dengan membangun parit mengelilingi kota.
Di kota Madinah ini keadaan Nabi dan umat Islam mengalami perubahan yang
cukup besar, Islam mendapat lingkungan baru di kota Madinah. Lingkungan yang
memungkinkan bagi Nabi Muhammad Saw., untuk meneruskan dakwahnya,
menyampaikan ajaran Islam dan menjabarkan dalam kehidupan sehari-hari. Kalau di
Mekkah mereka sebelumnya merupakan umat lemah yang tertindas, di Madinah
mereka mempunyai kedudukan yang baik dan menjadi umat yang kuat dan dapat berdiri
sendiri. Nabi Muhammad Saw., menjadi kepala dalam masyarakat yang baru dibentuk,
dan dikemudian hari akhirnya menjadi sebuah Negara. Dengan adanya kekuasaan di
tangan Nabi, Islam pun lebih mudah disebarkan. Dalam rangka memperkokoh
masyarakat dan negara baru maka, Nabi Muhammad Saw., segera meletakkan dasar-
dasar kehidupan bermasyarakat. Adapun dasar-dasar tersebut adalah:
1. Mendirikan Masjid Nabawi
Nabi Muhammad Saw., mendirikan masjid sebagai tempat peribadatan dan
pertemuan yang diberi nama masjid “Nabawi”. Fungsi masjid ini selain sebagai
tempat untuk melaksanakan salat, juga sebagai sarana mempersatukan kaum
Muslimin, dan tempat bermusyawarah merundingkan masalah-masalah yang
dihadapi. Masjid pada masa Nabi bahkan berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
Dalam pembangunan masjid ini nabi ikut serta, bahkan mengangkat dan
memindahkan batu-batu dengan tangannya sendiri. Saat itu, masjid dihadapkan ke
Baitul Maqdis. Tiang masjid terbuat dari batang kurma, sedangkan atapnya dibuat
dari pelepah daun kurma. Adapun kamar-kamar istri nabi dibuat disamping masjid.
Tatkala pembangunan selesai, nabi memasuki pernikahan dengan Aisyah pada
bulan syawal. Sejak saat itulah, Yatsrib dikenal dengan Madinatur Rasul atau
Madinah al- Munawwarah.
2. Mempersaudarakan antara Anshor dan Muhajirin
Nabi mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshar, penduduk Madinah
yang sudah masuk Islam. Dengan demikian diharapkan, setiap Muslim merasa
terikat dalam satu persaudaraan dan kekeluargaan. Apa yang dilakukan Rasulullah
Saw., ini berarti menciptakan suatu bentuk persaudaraan yang baru, yaitu
persaudaraan mereka berdasarkan agama untuk menggantikan persaudaraan
berdasarkan darah atau kabilah. Dengan demikian tidak ada jurang pemisah antara
golongan yang kaya dengan yang miskin, maupun golongan yang kuat dengan yang
lemah. Sehingga jumlah dan kekuatan umat Islam semakin hari semakin bertambah
besar dan kuat. Tidak mudah untuk dikalahkan oleh suku dari golongan manapun
juga. Persaudaraan ini tampak nyata dan dibuktikan dalam kehidupan mereka
seperti orang yang kaya atau mempunyai harta berlebih maka ia memberikan
kepada yang membutuhkan. Bagi yang beristri lebih dari satu, dua, tiga, dan
seterusnya, mereka memberikan kepada yang membutuhkan. Disinilah letak gotong
royong yang sangat kuat antara mereka. Hal ini selaras dengan bunyi ayat Al-Qur'an
yang artinya: bergotong-royonglah kalian dalam perbuatan baik dan taqwa. Dan
Janganlah kalian bergotong-royong dalam keburukan dan dosa.
D. Kesimpulan
Disusun Oleh :
Alifah Hanif Syakirah 90400121092
Mufti Lutfi 90400121094
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah -subhana wataallah- yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas Makalah yang berjudul Masa Kekhalifahan Abu Bakr Ash Shiddiq ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Dosen pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Masa
Kekhalifahan Abu Bakr Ash Shiddiq bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Alimuddin,
S.Pd.i.,M.Pd.I, selaku dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 8
1
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.................................................................................................. 3
B. TUJUAN PENULISAN................................................................................ 4
BAB II .................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................... 5
KESIMPULAN.................................................................................................... 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Selama kehidupannya, Nabi Muhammad –shallalahu alaihi wasssalam- telah
menjalankan perannya sebagai Nabi Muhammad -shallallahu alaihi wassalam-
pembuat hukum, pimpinan agama, hakim, komandan pasukan dan kepala
pemerintahan. Setelah wafatnya Rasulullah -shallallahu alahi wassalam- Abu
Bakar adalah khalifah pertama yang menggantikan Rasulullah -
shallallahu alaihi wassalam- , beliau menggantikan Rasulullah -
shallallahu alaihi wassalam- sebagai pemimpin umat Islam bukan sebagai
pengganti ke-Rasulannya. Abu bakar adalah seorang sahabat yang sangat dekat
dengan Rasulullah, sehingga semua yang disampaikan Rasulullah selalu
dibenarkan oleh Abu Bakar secara tegas tanpa keragu-raguan. Abu Bakar juga
senantiasa menemani Rasulullah -shallalahu alaihi wassalam- dalam berdakwah dan
membantu segala keperluan dalam berdakwah. Sebagai khalifah pertama, Abu
Bakar memiliki tanggung jawab besar dalam menyelamatkan Islam
sepeninggal Rasulullah. Yang mana sepeninggal Rasulullah b a n y a k u m a t
y a n g m e l e n c e n g d ar i a j a r a n y an g t e l ah d i a j a r k a n R as u l u l l a h
sebelumnya. Abu bakar juga meneruskan perjuangan Rasulullah dalam
menegakkan panji-panji Islam.
A. RUMUSAN MASALAH
1. Proses Kepemimpinan Khalifah Abu Bakr Ash Shiddiq
2. Kemajuan yang dicapai masa Khalifah Abu Bakr Ash Shiddiq
3. Tantangan yang di hadapi masa Abu Bakr Ash Shiddiq
3
B. TUJUAN PENULISAN
Mengacu pada rumusan masalah diatas kami memiliki beberapa tujuan
dalam penulisan makalah ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan Abu Bakar dalam
pemerintahannya.
2. Untuk mengetahui tantangan dalam pemerintahan Abu Bakar Ash-Siddiq
4
BAB II
PEMBAHASAN
1 Haekal, M. H. (2012, 10 08). Abu Bakar As-Siddiq (Sebuah Biografi Dan Studi Analisis Tentang Permulaan Sejarah
Islam Sepeninggal Nabi). Retrieved from mrc.cikal: https://mrc.cikal.co.id/index.php?p=show_detail&id=19345
5
dan jauh dari segala syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu mengharapkan apa apa
yang lebih baik di sisi Allah, serta lembut dan ramah 2
2 Biografi Abu Bakar, Sahabat Rasulullah yang Paling Utama. (2021, 12 29). Retrieved from Kompas:
https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/29/100000579/biografi-abu-bakar-sahabat-rasulullah-yang-paling-
utama?page=all
6
kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi bilamana
aku tiada menaati Allah dan Rasul-Nya kamu tak perlu menaatiku.3
C. Kemajuan yang dicapai Abu Bakr dimasa Khalifahan
Di masa awal pemerintahan Abu Bakar, diwarnai dengan berbagai
kekacauan dan pemberontakan, seperti munculnya orang-orang murtad, aktifnya
orang-orang yang mengaku diri sebagai nabi (nabi palsu), pemberontakan dari
beberapa kabilah Arab dan banyaknya orang-orang yang ingkar membayar zakat
merupakan tantangan dari negara yang baru berdiri.
Adanya orang murtad disebabkan karena mereka belum memahami benar
tentang Islam, mereka baru dalam taraf pengakuan, atau mereka masuk Islam
karena terpaksa. Sehingga begitu Rasulullah -shallallahu alaihi wassalam- wafat,
mereka langsung kembali kepada agama semula. Karena mereka beranggapan ,
bahwa kaum Quraisy tidak akan bangun lagi setelah pimpinannya Nabi Muhammad
-shallallahu alaihi wassalam- wafat.
Golongan yang tidak mau membayar zakat banyak timbul dari kabilah yang
tinggal di kota Madinah, seperti Bani Gatfan, Bani Bakar dll. Mereka beranggapan
bahwa membayar zakat hanya kepada Nabi Muhammad -shallallahu alaihi
wassalam- dan setelah beliau wafat maka tidak lagi wajib membayar zakat.
Orang yang mengaku sebagai nabi sebenarnya sudah ada pada hari-hari terakhir
kehidupan Nabi Muhammad -shallallahu alaihi wassalam- , walaupun mereka
masih sembunyi-sembunyi. Dari kekacauan yang muncul di awal pemerintahan
tersebut, Abu Bakar bekerja keras untuk menumpasnya. Untuk menumpas
kelompok-kelompok tersebut di atas, Abu Bakar bermusyawarah dengan para
sahabat dan kaum Muslimin menentukan apa tindakan yang harus diambil
mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.4
3 Nasir, M. (2017, Oktober 07). Proses Pemilihan Khalifah Masa Khulafa’ al Rasyidin. Retrieved from nasirsalo:
http://nasirsalo.blogspot.com/2017/10/proses-pemilihan-khalifah-masa-khulafa.html
4 R, F. A. (2021, Oktober 26). Abu Bakar Ash Shiddiq, Khalifah Pertama Umat Islam. Retrieved from orami:
https://www.orami.co.id/magazine/abu-bakar-ash-shiddiq
7
Di dalam kesulitan yang memuncak inilah terlihat kebesaran jiwa dan
ketabahan hati Abu Bakar. Dengan tegas dinyatakannya, bahwa beliau akan
memerangi semua golongan yang telah menyeleweng dari kebenaran, baik yang
murtad, yang mengaku Nabi palsu, maupun yang enggan membayar zakat, sehingga
semuanya kembali kepada kebenaran. Setelah bermusyawarah Abu Bakar
menugaskan antara lain kepada : Usamah bin Zaid, Khalid bin Walid, Amr bin Ash,
Yazid bin Abu Sofyan untuk memerangi golongan tersebut. Setelah berbagai
macam gejolak dan kekacauan dapat ditangani secara tuntas, maka Abu Bakar
selalu berusaha untuk melakukan berbagai langkah demi kemajuan umat Islam.
5 Nasir, M. (2017, Oktober 07). Proses Pemilihan Khalifah Masa Khulafa’ al Rasyidin. Retrieved from nasirsalo:
http://nasirsalo.blogspot.com/2017/10/proses-pemilihan-khalifah-masa-khulafa.html
8
Bizantium. Untuk ekspansi ke Irak dipimpin oleh Khalid bin Walid, sedangkan ke
Suriah dipimpin tiga panglima yaitu : Amr bin Ash, Yazid bin Abu Sufyan dan
Surahbil bin Hasanah.
Sedangkan usaha yang ditempuh untuk pengumpulan ayat-ayat Al Qur'an
adalah atas usul dari sahabat Umar bin Khattab yang merasa khawatir kehilangan
Al Qur'an setelah para sahabat yang hafal Al Qur'an banyak yang gugur dalam
peperangan, terutama waktu memerangi para nabi palsu.
Alasan lain karena ayat-ayat Al Qur'an banyak berserakan ada yang ditulis pada
daun, kulit kayu, tulang dan sebagainya. Hal ini dikhawatirkan mudah rusak dan
hilang.
Atas usul Umar bin Khattab tersebut pada awalnya Abu Bakar agak berat
melaksanakan tugas tersebut, karena belum pemah dilaksanakan pada masa Nabi
Muhammad -shallallahu alaihi wassalam- . Namun karena alasan Umar yang
rasional yaitu banyaknya sahabat penghafal Al Qur'an yang gugur di medan
pertempuran dan dikhawatirkan akan habis seluruhnya, akhirnya Abu Bakar
menyetujuinya, dan selanjutnya menugaskan kepada Zaid bin Sabit, penulis wahyu
pada masa Rasulullah -shallallahu alaihi wassalam- , untuk mengerjakan tugas
pengumpulan itu.
Kemajuan yang diemban sebagai kepala negara dan pemimpin umat Islam,
Abu Bakar senantiasa meneladani perilaku rasulullah -shallalu alaihi wassalam-
Bahwa prinsip musyawarah dalam pengambilan keputusan seperti yang dilakukan
oleh Nabi Muhammad -shallallahu alaihi wassalam- selalu dipraktekkannya. Ia
sangat memperhatikan keadaan rakyatnya dan tidak segan-segan membantu mereka
yang kesulitan. Terhadap sesama sahabat juga sangat besar perhatiannya.
Sahabat yang telah menduduki jabatan pada masa Nabi Muhammad -
shallallahu alaihi wassalam- tetap dibiarkan pada jabatannya, sedangkan sahabat
lain yang belum mendapatkan jabatan dalam pemerintahan juga diangkat
berdasarkan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki. Sedangkan kemajuan yang
dicapai untuk meningkatkan kesejahteraan umum, Abu Bakar membentuk lembaga
"Baitul Mal", semacam kas negara atau lembaga keuangan. Pengelolaannya
diserahkan kepada Abu Ubaidah, sahabat Nabi -shalalallahu alaihi wassalam- yang
9
digelari "amin al-ummah" (kepercayaan umat). Selain itu didirikan pula lembaga
peradilan yang ketuanya dipercayakan kepada Umar bin Khattab .
Kebijaksanaan lain yang ditempuh Abu Bakar membagi sama rata hasil
rampasan perang (ghanimah). Dalam hal ini ia berbeda pendapat dengan Umar bin
Khattab yang menginginkan pembagian dilakukan berdasarkan jasa tiap-tiap
sahabat. Alasan yang dikemukakan Abu Bakar adalah semua perjuangan yang
dilakukan atas nama Islam adalah akan mendapat balasan pahala dan Allah -
subhana wataala- di akhirat. Karena itulah biarlah mereka mendapat bagian yang
sama.
E. Tantangan yang dihadapi Abu Bakr dimasa Khalifahan
Abu Bakar dengan masa pemerintahannya yang amat singkat ( kurang lebih
dua tahun ) telah berhasil mengatasi tantangan-tantangan dalam negeri Madinah
yang baru tumbuh itu, dan juga menyiapkan jalan bagi perkembangan dan perluasan
Islam di Semenanjung Arabia.
Tantangan - tantangan yang dihadapi oleh khalifah abu bakar siddiq:
Disebabkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada
pemerintah Madinah sepeninggal Rasulullah -Shallallahu ‘Alaihi wasallam.-.
Mereka berasal dari suku Hijaz dan Najd. Mereka menganggap bahwa perjanjian
yang dibuat dengan Nabi Muhammad -shallalahu alaihi wassalam- , dengan
sendirinya batal setelah Nabi -Shallallahu ‘Alaihi wasallam- wafat. Beberapa
diantaranya menolak membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara
utuh. Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya yakni
penyembahan berhala.
Mereka menentang Abu Bakar. Karena sikap keras kepala dan penentangan
mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan, Abu Bakar
menyelesaikan persoalan tersebut dengan “Perang Riddah” dengan panglima yang
berjasa dalam Perang Riddah.
Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun dari tahun 632 sejak kematian
Muhammad hingga tahun 634 M. Selama dua tahun masa kepemimpinan Abu
Bakar, masyarakat Arab di bawah Islam mengalami kemajuan pesat dalam bidang
sosial, budaya dan penegakan hukum. Selama masa kepemimpinannya pula, Abu
10
Bakar memperluas daerah kekuasaan islam ke Persia, sebagian Jazirah Arab hingga
menaklukkan sebagian daerah kekaisaran Bizantium. Abu Bakar meninggal saat
berusia 61 tahun pada tahun 634 M akibat sakit yang dialaminya.
Kekuasaan yang dijalankan Abu Bakar bersifat sentral yaitu kekuasaan
legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat di tangan khalifah. Selain menjalankan
roda pemerintahan, Khalifah juga melaksanakan hukum yang telah ditetapkan
dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Meskipun demikian, seperti juga Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-
sahabat besarnya bermusyawarah.
Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, Abu Bakar mengirim
kekuatan ke luar Arabia. Khalid ibn Walid dikirim ke Iraq dan dapat menguasai
wilayah al-Hirah di tahun 634 M. Ke Syria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan
empat panglima yaitu Abu Ubaidah ibnul Jarrah, Amr ibnul ‘Ash, Yazid ibn Abi
Sufyan dan Syurahbil. Sebelumnya pasukan dipimpin oleh Usamah ibn Zaid yang
masih berusia 18 tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid ibn Walid
diperintahkan meninggalkan Irak, dan melalui gurun pasir yang jarang dijalani, ia
sampai ke Syria.
Dalam “Perang Riddah ”, Abu Bakar mengirim 11 pasukan perang dengan
11 daerah tujuan. Mereka antara lain, pasukan Khalid bin Walid ditugaskan
menundukkan Thulaiha Al-Asadi, pasukan ‘Amer bin Ash ditugaskan di
Qudhla’ah. Suwaid bin Muqrim ditugaskan ke Yaman dan Khalid bin Said
ditugaskan ke Syam.
Dalam Perang Riddah, peperangan terbesar ialah memerangi “Ibnu Habib
Al Hanafi ” yang lebih dikenal dengan nama Musailamah Al-Kazab (Musailamah
si pembohong), yang menyatakan dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi
Muhammad -shallallahu alaihi wassalam- . Musailamah dapat dikalahkan pada
pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.6
6 Ikhwan, W. (2021, Maret 04). Tantangan Kepemimpinan Abu Bakar. Retrieved from daaruttauhiid:
https://www.daaruttauhiid.org/tantangan-kepemimpinan-abu-bakar/
11
F. Wafatnya Abu Bakr
Persoalan besar yang sempat diselesaikan Abu Bakar sebelum wafat adalah
menetapkan calon khalifah yang akan menggantikannya. Dengan demikian ia telah
mempersempit peluang bagi timbulnya pertikaian di antara umat Islam mengenai
jabatan khalifah. Dalam menetapkan calon penggantinya Abu Bakar tidak memilih
anak atau kerabatnya yang terdekat, melainkan memilih orang lain yang secara
objektif dinilai mampu mengemban amanah dan tugas sebagai khalifah, yaitu
sahabat Umar bin Khattab. Pilihan tersebut tidak diputuskannya sendiri, tetapi
dimusyawarahkannya terlebih dahulu dengan sahabat-sahabat besar. Setelah
disepakati , barulah ia mengumumkan calon khalifah itu.
Abu Bakr jatuh sakit dalam musim panas tahun 634 M, dan selama 15 hari
dia terbaring di tempat tidur. Khalifah ingin seksli menyelesaikan masalah
penggantian dan mencalonkan rakyatnya ke dalam suatu perang saudara. Meskipun
dari pengalamannya Abu Bakr benar-benar yakin bahwa tidak ada seorang pun
kecuali Umar bin Khattab yang dapat mengambil tanggung jawab kekhalifahan
yang berat itu, karena masih masih ingin menggembleng pendapat umum, dia
bermusyawarah dengan para sahabat yang terpandang.
Thabari menulis bahwa Abu Bakr naik ke atas balkon rumahnya dengan
berbicara kepada orang banyak yang berkerumunan di bawah: “Apakah kalian akan
menerima orang yang saya calonkan sebagai pengganti saya?” kata Khalifah. “Saya
bersumpah bahwa saya melakukan yang terbaik dalam menentukan hal ini, dan saya
telah memilih Umar bin Khattab sebagai pengganti saya. Dengarkanlah saya, dan
ikutilah keinginan-keinganan saya”. Mereka semua serempak bertakata, “Kami
telah mendengar anda dan kami menaati anda”. Kemudian Abu Bakr memanggil
Utsman dan mendiktekan teks perintah yang menunjuk Umar bin Khattab sebagai
penggatinya. Kemudian abu Bakr meninggal hari senin tanggal 23 Agustus 634 M.
Sholat jenazah dipimpin oleh Umar bin Khattab, dan dia dikuburkan dirumah
Aisyah di samping makan Rasulullah -shallallahu alaihi wassalam- . Dia berusia 63
12
tahun Ketika meninggal dunia, dan kekhalifahannya berlangsung selama 2 tahun 3
bulan 11 hari. 7
BAB III
KESIMPULAN
Khalifah Abu Bakar dalam masa yang singkat telah berhasil memadamkan
kerusuhan oleh kaum riddah yang demikian luasnya dan memulihkan kembali
ketertiban dan keamanan diseluruh semenanjung Arabia. Selanjutkan
membebaskan lembah Mesopotamia yang didiami suku-suku Arab. Disamping itu,
Jasa beliau yang amat besar bagi kepentingan agama Islam adalah beliau
memerintahkan mengumpulkan naskah-naskah setiap ayat-ayat Al-Qur’an dari
simpanan Al-Kuttab, yakni para penulis (sekretaris) yang pernah ditunjuk oleh Nabi
Muhammad -shallallahu alaihi wassalam- pada masa hidupnya, dan menyimpan
keseluruhan naskah di rumah janda Nabi -shallallahu alaihi wassalam- , yakni Siti
Hafshah.
Tidak lebih dari dua tahun, Khalifah Abu Bakar mampu menegakkan tiang-
tiang agama Islam, termasuk diluar jazirah Arab yang begitu luas. Kepemimpinan
Khalifah Abu Bakar berlangsung hanya 2 tahun 3 bulan 11 hari. Masa tersebut
merupakan waktu yang paling singkat bila dibandingkan dengan kepemimpinan
Khalifah-Khalifah penerusnya.
7 Fauzi, A. (2022, Januari 19). Kisah Wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq, Sang Khalifah Pertama yang Tegas dan Berani.
Retrieved from akurat: https://akurat.co/kisah-wafatnya-abu-bakar-ash-shiddiq-sang-khalifah-pertama-yang-
tegas-dan-berani
13
DAFTAR PUSTAKA
Biografi Abu Bakar, Sahabat Rasulullah yang Paling Utama. (2021, 12 29).
Retrieved from Kompas:
https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/29/100000579/biografi-abu-
bakar-sahabat-rasulullah-yang-paling-utama?page=all
Fauzi, A. (2022, Januari 19). Kisah Wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq, Sang
Khalifah Pertama yang Tegas dan Berani. Retrieved from akurat:
https://akurat.co/kisah-wafatnya-abu-bakar-ash-shiddiq-sang-khalifah-
pertama-yang-tegas-dan-berani
Haekal, M. H. (2012, 10 08). Abu Bakar As-Siddiq (Sebuah Biografi Dan Studi
Analisis Tentang Permulaan Sejarah Islam Sepeninggal Nabi). Retrieved
from mrc.cikal:
https://mrc.cikal.co.id/index.php?p=show_detail&id=19345
Ikhwan, W. (2021, Maret 04). Tantangan Kepemimpinan Abu Bakar. Retrieved
from daaruttauhiid: https://www.daaruttauhiid.org/tantangan-
kepemimpinan-abu-bakar/
Nasir, M. (2017, Oktober 07). Proses Pemilihan Khalifah Masa Khulafa’ al
Rasyidin. Retrieved from nasirsalo:
http://nasirsalo.blogspot.com/2017/10/proses-pemilihan-khalifah-masa-
khulafa.html
R, F. A. (2021, Oktober 26). Abu Bakar Ash Shiddiq, Khalifah Pertama Umat
Islam. Retrieved from orami: https://www.orami.co.id/magazine/abu-
bakar-ash-shiddiq
Terkini, B. (2021, September 17). 3 Prestasi Masa Pemerintahan Abu Bakar
Sebagai Khalifah Pertama. Retrieved from kumparan:
https://kumparan.com/berita-terkini/3-prestasi-masa-pemerintahan-abu-
bakar-sebagai-khalifah-pertama-1wXzBdumr6V
14
Soal Tanya Jawab
1. Apa langkah yang sangat efektif dilakukan abu bakar agar orang-orang
kembali membayar zakat?
Jawab : Abu Bakar memutuskan secara tegas untuk memerangi orang-
orang yang menolak membayar zakat dan murtad kepada Allah. Pilihan ini
diambil untuk menjaga kestabilan, agar tidak ada lagi propaganda untuk
berhenti membayar zakat dan keluar dari Islam. Keputusan Abu Bakar
sempat ditentang oleh Umar bin Khattab. Umar menyarankan agar Abu
Bakar berdamai saja dengan para pemberontak, dan membiarkan mereka
dengan keputusannya yang tidak mau bayar zakat. Asalkan mereka mau
membantu bersama-sama melawan musuh. Tidak melakukan kekerasan
untuk menarik dana zakat dari mereka yang membangkang. Namun, Abu
Bakar menolak usulan dari Umar. Pemberontakan yang dilakukan bisa
menular, dan memiliki sifat mempengaruhi satu sama lain. Tidak hanya satu
atau dua orang yang memutuskan untuk tidak membayar zakat dan murtad,
melainkan ada banyak. Apabila dibiarkan akan tersebar sangat luas,
kekuatan umat Islam dapat melemah. Keputusan Abu Bakar untuk
memerangi orang yang menolak zakat dan orang yang murtad, adalah
keputusan yang tepat untuk menyelamatkan Islam. Kemenangan telah
berpihak kepada Abu Bakar.
2. Apa yang menjadi penyebab orang-orang menjadi murtad setelah
peninggalan Rasulullah dan solusi abu bakar Ash-Shiddiq ?
15
Jawab : ialah “Ibnu Habib Al Hanafi” yang lebih dikenal dengan
nama Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang
menyatakan dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad -
shallallahu alaihi wassalam- . Musailamah dapat dikalahkan pada
pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.
16
MAKALAH
MASA KEKHALIFAHAN UMAR IBN KHATTAB
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Masa
Kekhalifahan Umar ibn Khattab” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................ 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
oleh Rasulullah S.A.W. Khalifah setelah Abu Bakar itu dikenal sangat
sederhana. Tidur siangnya beralaskan tikar dan batu bata di bawah pohon
kurma dan ia hampir tak pernah makan kenyang, menjaga perasaan
rakyatnya. Padahal, Umar adalah seorang yang sangat kaya. Kelebihan yang
diberikan Allah kepada Umar ibn Khattab ini yang menjadikan masyarakat
kagum terhadapnya sehingga kepemimpinan beliau terkenal dengan
karismanya yang khas sebagai sosok pemimpin yang pembeda sesuai
dengan julukan yang diberikan oleh Rasulullah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Umar ibn Khattab ibn Nufail ibn Abd al-Uzza ibn Riyah ibn
Abdullah ibn Qurth ibn Razah ibn Ady ibn Ka’ab dilahirkan sebelum
munculnya matahari (sebelum waktu fajar) pada tahun ke-4. Malik ibn al-
Ash mengabarkan kelahiran seorang bayi pada pagi hari di rumah keluarga
al-Khattab yang kemudian diberi nama Umar ibn Khattab memiliki kunyah
Abu Hafsha, ibunya bernama Hintamah ibnt Hasyim ibn Mughirah ibn
Abdullah ibn Umar ibn Mahzum yang memiliki kekerabatan dengan Abu
Jahal.
Dzahabi dan an-Nawawi mengungkapkan Umar dilahirkan 13 tahun
setelah terjadinya peristiwa penyerangan oleh pasukan Abrahah yang
menggunakan tunggangan Gajah untuk menghancurkan Ka’bah. Umar ibn
Khattab mengikrarkan ke-Islamannya pada tahun ke-6 dari kenabian
bertepatan dengan usianya yang ke 27 tahun, dan menjadi bagian dari
kelompok pertama (as-sabiqun al-awwalin) yang membaiat kepada Nabi
Muhammad saw dan bagi dirinya atas peristiwa itu dijanjikan surga.
Umar ibn al-Khattab adalah sosok tinggi besar, lebat bulu badannya,
rambut terurai dari kedua sisi kepalanya, berkulit putih kemerah-merahan,
berjenggot lebat, berkumis tebal dan menyemir ubannya dengan hana’
(pohon sejenis pacar). Disamping sifat-sifat fisik tersebut, Umar juga
memiliki sifat-sifat kejiwaan yang luhur, antara lain: adil, tanggung jawab,
keras dalam menyelesaikan berbagai masalah dan menghadapinya dengan
tegar dan penuh keteguhan baik masalah pribadi, negara dan agama, santun
terhadap rakyat dan sangat berwibawa, disegani, tajam firasatnya, luas
ilmunya, cerdas pemahamannya, dan masih banyak lagi.
3
Ketika Abu Bakar merasa Kematiannya telah dekat sakitnya
semakin parah, dia ingin memberikan kekhilafahan kepada seseorang yang
akan menggantikannya agar diharapkan manusia tidak banyak terlibat
konflik. 1Ketika sudah ditentukan lalu Abu Bakar bermusyawarah dengan
para shahabat yang lainnya dan disetujui. 2Maka terpilihlah Umar sebagai
Kahalifah lalu Abu Bakar membai’at Umar bin Khattab dan kemudian
diikuti Kaum muslimin. Beberapa hari setelah itu Abu Bakar meninggal.
Ketika Abu Bakar ash-Shiddiq wafat pada hari Senin, setelah
Maghrib dan dikuburkan pada malam itu juga, bertepatan pada tanggal 21
Jumadil Akhir tahun 13 H, Umar bin al-Khattab menggantikan seluruh
tugas-tugasnya dengan sebaik-baiknya sebagai Amirul Mukminin.
Beliaulah yang pertama kali menyebut dirinya dengan gelar Amir al-
Mu’minin orang yang pertama kali memanggilnya dengan gelar tersebut
adalah Mughirah ibn Syu'bah dan ada yang berpendapat bukan Mughirah
tetapi orang lain.
Abu Bakar ash-Shiddiq kemudian melakukan perundingan dengan
para sahabat guna mempertimbangkan siapa yang pantas menggantikan
dirinya menjadi khalifah. Abu Bakar mengungkapkan beberapa kriteria
yang harus dimiliki oleh seorang khalifah. Berdasarkan masukan-masukan
yang diterima, Abu Bakar ash-Shiddiq kemudian memilih Umar ibn al-
Khattab untuk menggantikannya menjadi khalifah. Abu Bakar ash-Shiddiq
pun lalu membuat bai’at yang berisi penunjukan Umar ibn al-Khattab
sebagai penggantinya, dan dengan demikian orang-orang mukmin harus
patuh terhadapnya.
Pengangkatan Umar ibn al-Khattab sebagai Khalifah merupakan
fenomena baru yang menyerupai penobatan putra mahkota, tetapi harus
dicatat bahwa proses peralihan kepemimpinan tersebut tetap dalam bentuk
musyawarah yang tidak memakai sistem otoriter. Sebab Abu Bakar ash-
4
Shiddiq tetap meminta pendapat dan persetujuan dari kalangan sahabat
Muhajirin dan Ansar. Bahkan hal tersebut ia tuangkan dalam sebuah surat
wasiat.
Adapun alasan Abu Bakar ash-Shiddiq menetapkan penggantinya
sebelum wafat karena: Pertama, bila tidak ditetapkan sekarang nanti akan
banyak orang yang merasa bahwa dirinyalah yang berhak untuk menduduki
jabatan khalifah itu. Kedua, karena pengalaman pada waktu Nabi wafat
dulu, umat Islam menjadi goncang terutama kaum Muhajirin dan Anshar
disebabkan belum ada kepastian penggantinya.
Umar ibn al-Khattab merupakan khalifah kedua setelah Abu Bakar
asSiddiq yang sukses dalam menjalankan amanat umat dalam menjalankan
roda pemerintahan. Pada masa pemerintahannya yang berlangsung selama
sepuluh tahun dan enam bulan, Umar ibn al-Khattab mewujudkan iklim
politik yang bagus, keteguhan prinsip, kecermelangan perencanaan;
meletakkan berbagai sistem ekonomi dan manajemen yang penting;
menggambarkan garis-garis penaklukan dengan banyak melakukan
ekspansi sehingga wilayah Islam meliputi jazirah Arab, sebagian wilayah
Romawi (Syiria, Palestina, dan Mesir), serta seluruh wilayah kerajaan
Persia termasuk Irak dengan pengaturan yang sitematis atas daerah-daerah
yang ditaklukkan; menegakkan keadilan di setiap daerah dan terhadap
semua manusia; melakukan koreksi terhadap pejabat serta memperluas
permusyawaratan. Atas keberhasilannya tersebut, orang-orang Barat
meenjuluki Umar sebagai The Saint Paul of Islam.
Kepemimpinan Umar selama menjabat sebagai Khalifah telah
dicatat dalam sejarah sebagai kepemimpinan yang sangat dibanggakan, baik
di bidang politik teritorial, sosio-ekonomi maupun sosio-kultural. Menurut
yang diriwayatkan oleh Ibnu Atsir bahwa Abdullah Ibnu Mas’ud berkata:
“Islamnya Umar adalah kemenangan, hijrahnya adalah pertolongan dan
kekhalifahan serta pemerintahannya adalah rahmat”.
Pemerintahan Umar ibn al-Khattab berlangsung dari 634-644 H,
waktu 10 tahun masa pemerintahannya dilalui dengan berbagai macam
5
ekspansi dan penaklukan ke luar willayah Semenanjung Arab. Penguasaan
Imperium Persia dan Imperium Romawi menjadi puncak dari keberhasilan
Umar ibn al-Khattab dalam memimpin Bangsa Arab, yang terpisah jauh
dengan pengaruh dari kedua imperium tersebut sejak Nabi Muhammad saw
dideklarasikan sebagai khatam al-Anbiya. Luas wilayah yang ditaklukan
oleh Umar ibn al-Khattab adalah 1.500.000 km2, dengan rincian sebagai
berikut:
6
B. Kemajuan yang Dicapai pada Masa Umar Ibn Khattab
1) Perkembangan Politik
7
Pada masa khalifah Umar bin khatab, kondisi politik islam dalam
keadaan stabil, usaha perluasan wilayah Islam memperoleh hasil yang
gemilang. Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar Radhiallahu
‘anhu segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi
yang sudah berkembang terutama di Persia. Perluasan penyiaran Islam ke
Persia sudah dimulai oleh Khalid bin Walid pada masa Khalifah Abu Bakar,
kemudian dilanjutkan oleh Umar. Tetapi dalam usahanya itu tidak sedikit
tantangan yang dihadapinya bahkan sampai menjadi peperangan.
8
Pada masa Umar ibn Khatab juga mulai berkembang suatu lembaga
formal yang disebut lembaga penerangan dan pembinaan hukum islam.
Dimasa ini juga terbentuknya sistem atau badan kemiliteran.
2) Perkembangan Ekonomi
Kaum muslimin diberi hak menguasai tanah dan segala sesuatu yang
didapat dengan berperang. Umar mengubah peraturan ini, tanah-tanah itu
harus tetap dalam tangan pemiliknya semula, tetapi bertalian dengan ini
diadakan pajak tanah (Al kharaj).
9
3) Pemerataan zakat
4) Lembaga Perpajakan
5) Perkembangan Pengetahuan
10
Berkaitan dengan masalah pendidikan ini, khalifah Umar bin Khatab
merupakan seorang pendidik yang melakukan penyuluhan pendidikan di
kota Madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di mesjid-mesjid dan
pasar-pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk tiap-tiap
daerah yang ditaklukkan itu, mereka bertugas mengajarkan isi al-Qur’an dan
ajaran Islam lainnya seperti fiqh kepada penduduk yang baru masuk Islam.
11
Keharusan orang-orang Nasrani menyiapkan akomodasi dan
konsumsi bagi para tentara Muslim yang memasuki kota mereka, selama
tiga hari berturut-turut.
6) Perkembangan Agama
12
sehingga tidak terjadi sengketa tanah di antara masyarakat yang membuat
mafia tanah bermunculan.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Tantangan yang dihadapi pada masa Umar bin Khattab, yaitu: ada
tuduhan-tuduhan dari para orientalis yang benci dengan Islam lebih
khususnya kepada Umar, terjadinya bencana kelaparan yang meluas di
negeri-negeri Arab dari ujung selatan sampai ke ujung utara yang
berlangsung selama sembilan bulan dan mengakibatka hancurnya usaha
pertanian, peternakan dan manusia mengalami beban hidup yang sangat
berat, dan timbulnya wabah Amawas yang meluas dari Syam sampai
Irak, sehingga menewaskan ribuan tokoh muslimin.
14
DARTAR PUSTAKA
https://makalah4you.wordpress.com/2011/10/23/makalah-masa-
khalifah-abu-bakar-dan-umar-bin-khattab/, diakses pada 7 Maret 2022
pukul 18.39.
Haikal, Muhammad Husain, Abu Bakar As-siddiq, terj. Ali Audah, Jakarta: P.T.
Pustaka LiteraAntar Nusa, cet. II, 2001.
Ibnu Katsir, Al-Hafizh, Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul Yang Agung, terj.
Abu Ihsan Al-Atsari, Jakarta: Darul Haq, Cet. VII, 2011
Suara Rakyat Kalimantan. 2019. “Peradaban Islam Masa Khalifah Umar bin Khattab”,
https://www.suarakalimantan.com/2019/01/04/peradaban-islam-masa-
khalifah-umar-bin-khattab/, diakses pada 7 Maret 2022 pukul 22.02
15
PERTANYAAN
1. Afriyani (90400121078)
Apa jasa Umar bin Khattab yang sampai saat ini masih kita rasakan?
Jawaban:
Menetapkan kalender Hijriah yang dimulai dari hijrahnya nabi, Kembali
mengumpulkan orang shalat tarawih berjamaah dan memberikan
pandangan tentang dikumpulkannya Al-Quran dalam bentuk mushaf.
16
pendeta-pendeta Yahudi yang bertanya berdiri melonjak-lonjak kegirangan,
sambil berkata: "Sekarang kami bersaksi bahwa Muhammad memang
bukan seorang Nabi, dan agama Islam itu adalah bathil!" Salman Al-Farisi
yang saat itu hadir, segera bangkit dan berkata kepada pendeta-pendeta
Yahudi itu: "Kalian tunggu sebentar!" Ia cepat-cepat pergi ke rumah Ali bin
Abi Thalib. Setelah bertemu, Salman berkata: "Ya Abal Hasan,
selamatkanlah agama Islam!"
Ali bin Abu Thalib bingung, lalu bertanya: "Mengapa?" Salman kemudian
menceritakan apa yang sedang dihadapi oleh Khalifah Umar bin Khattab.
Imam Ali segera saja berangkat menuju ke rumah Khalifah Umar, berjalan
lenggang memakai burdah (selembar kain penutup punggung atau leher)
peninggalan Rasulullah SAW. Ketika Umar melihat Ali bin Abi Thalib
datang, ia bangun dari tempat duduk lalu buru-buru memeluknya, sambil
berkata: "Ya Abal Hasan, tiap ada kesulitan besar, engkau selalu
kupanggil!" Setelah berhadap-hadapan dengan para pendeta yang sedang
menunggu-nunggu jawaban itu, Ali bin Abi Thalib berkata: "Silakan kalian
bertanya tentang apa saja yang kalian inginkan. Rasulullah SAW sudah
mengajarku seribu macam ilmu, dan tiap jenis dari ilmu-ilmu itu
mempunyai seribu macam cabang ilmu!" Baca juga: Ini Pesan Khusus Ali
bin Abu Thalib Kepada Petugas Pemungut Pajak dan Zakat Pendeta-pendeta
Yahudi itu lalu mengulangi pertanyaan-pertanyaan mereka. Sebelum
menjawab, Ali bin Abi Thalib berkata: "Aku ingin mengajukan suatu syarat
kepada kalian, yaitu jika ternyata aku nanti sudah menjawab pertanyaan-
pertanyaan kalian sesuai dengan yang ada di dalam Taurat, kalian supaya
bersedia memeluk agama kami dan beriman!" "Ya baik!" jawab mereka.
"Sekarang tanyakanlah satu demi satu," kata Ali bin Abi Thalib. Mereka
mulai bertanya: "Apakah induk kunci (gembok) yang mengancing pintu-
pintu langit?" "Induk kunci itu," jawab Ali bin Abi Thalib, "ialah syirik
kepada Allah. Sebab semua hamba Allah, baik pria maupun wanita, jika ia
bersyirik kepada Allah, amalnya tidak akan dapat naik sampai ke hadhirat
Allah!" Para pendeta Yahudi bertanya lagi: "Anak kunci apakah yang dapat
membuka pintu-pintu langit?" Ali bin Abi Thalib menjawab: "Anak kunci
itu ialah kesaksian (syahadat) bahwa tiada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah Rasul Allah!" Para pendeta Yahudi itu saling pandang
di antara mereka, sambil berkata: "Orang itu benar juga!" Mereka bertanya
lebih lanjut: "Terangkanlah kepada kami tentang adanya sebuah kuburan
yang dapat berjalan bersama penghuninya!" Baca juga: Kisah Selimut
Kumal dan Kesederhaaan Ali Bin Abu Thalib "Kuburan itu ialah ikan hiu
yang menelan Nabi Yunus putera Matta," jawab Ali bin Abi Thalib. "Nabi
Yunus AS dibawa keliling ketujuh samudera!" Pendeta-pendeta itu
meneruskan pertanyaannya lagi: "Jelaskan kepada kami tentang makhluk
yang dapat memberi peringatan kepada bangsanya, tetapi makhluk itu
bukan manusia dan bukan jin!" Ali bin Abi Thalib menjawab: "Makhluk itu
17
ialah semut Nabi Sulaiman putera Nabi Dawud AS. Semut itu berkata
kepada kaumnya: "Hai para semut, masuklah ke dalam tempat kediaman
kalian, agar tidak diinjak-injak oleh Sulaiman dan pasukan-nya dalam
keadaan mereka tidak sadar!" Para pendeta Yahudi itu meneruskan
pertanyaannya: "Beritahukan kepada kami tentang lima jenis makhluk yang
berjalan di atas permukaan bumi, tetapi tidak satu pun di antara makhluk
makhluk itu yang dilahirkan dari kandungan ibunya atau induknya!"
Ali bin Abi Thalib menjawab: "Lima makhluk itu ialah, pertama, Adam.
Kedua, Hawa. Ketiga, Unta Nabi Shaleh. Keempat, Domba Nabi Ibrahim.
Kelima, Tongkat Nabi Musa (yang menjelma menjadi seekor ular)." Dua di
antara tiga orang pendeta Yahudi itu setelah mendengar jawaban-jawaban
serta penjelasan yang diberikan oleh Imam Ali RA lalu mengatakan: "Kami
bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul
Allah!"
18
4. Apakah gelar yang diberikan kepada Khalifah Umar bin Khattab?
"Umar bin Khattab RA juga mendapat julukan Al Faruq yang berarti
sang pembeda antara yang haq (benar) dan yang batil (salah). Gelar ini
diberikan langsung oleh Rasulullah SAW,"
19
MAKALAH
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam memahami Sejarah Peradaban Islam pada masa Rasulullah saw. dan
Khulafaur Rasyidin serta pada masa dinasti-dinasti Islam.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………..……………………………………………………...ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sosok Utsman bin Affan, merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad
saw., dan dikenal sebagai Khulafaur Rasyidin yang ketiga. Pada masa Rasulullah
saw. masih hidup, Utsman terpilih sebagai salah satu sekretaris Rasulullah saw.
sekaligus masuk dalam tim penulis wahyu yang turun dan pada masa
kekhalifahannya al-Qur’an dibukukan secara tertib. Utsman juga merupakan salah
satu sahabat yang mendapatkan jaminan Nabi Muhammad saw. sebagai ahlul
jannah. Kekerabatan Utsman dengan Rasulullah saw. bertemu pada urutan silsilah
‘Abdu Manaf. Rasulullah saw. sendiri berasal dari Bani Hasyim sedangkan
Utsman dari kalangan Bani Ummayah. Antara Bani Hasyim dan Bani Ummayah
sejak jauh sebelum masa kenabian Muhammad, dikenal sebagai dua suku yang
saling bermusuhan dan terlibat dalam persaingan sengit dalam setiap aspek
kehidupan. Maka tidak heran jika proses masuk Islamnya Utsman bin Affan
dianggap merupakan hal yang luar biasa, populis, dan sekaligus heroik.
Utsman bin Affan terpilih menjadi khalifah ketiga berdasarkan suara
mayoritas dalam musyawarah tim formatur yang anggotanya dipilih oleh Khalifah
Umar bin Khattab menjelang wafatnya. Saat menduduki amanah sebagai khalifah
beliau berusia sekitar 70 tahun. Pada masa pemerintahan beliau, bangsa Arab
berada pada posisi permulaan zaman perubahan. Hal ini ditandai dengan
perputaran dan percepatan pertumbuhan ekonomi disebabkan aliran kekayaan
negeri-negeri Islam ke tanah Arab seiring dengan semakin meluasnya wilayah
yang tersentuh syiar agama. Faktor-faktor ekonomi semakin mudah didapatkan.
Kemudian juga perlu dicatat bahwa antara Utsman dan Ali dari keduanya tidak ada
yang begitu ambisius untuk menjadi khalifah, justru keduanya saling
1
2
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
PEMBAHASAN
Utsman bin Affan adalah seorang sahabat yang sangat menyayangi Allah swt.
dan Rasulullah saw. Hal ini terlihat dari ketaatannya menjalankan perintah Allah swt.
Ia menggunakan malam hari untuk membaca al-Qur’an, berdzikir, dan shalat malam.
Tidak hanya dalam beribadah, Utsman juga banyak melakukan amal saleh untuk
kemaslahatan umat. Utsman berasal dari keluarga yang kaya raya silsilah Bani
Umayyah. Utsman dikenal sebagai orang yang berakhlak mulia dan berpendidikan
tinggi. Kelebihan-kelebihan pada diri Utsman tidak membuatnya sombong dan
bersikap merendahkan orang lain. Setelah menginjak dewasa, Utsman menjadi
saudagar yang sukses.
3
4
stabilitas umat mampu dikendalikan secara baik. Kemunculan nabi palsu, orang-
orang murtad dan ingkar zakat di awal kewafatan Nabi mampu diatasi hingga Islam
tersiar ke Persia dan Mesir. Akan tetapi, ketika pemerintahan Utsman memasuki
enam tahun kedua inilah ada tanda-tanda yang jelas terjadinya perpecahan. Pengaruh
keluarga mulai mendominasi keputusan yang diambilnya.
Konflik dan perpecahan politik di kalangan umat Islam sudah lama terjadi
sejak masa-masa awal perkembangan Islam. Hal ini dapat dilihat dari adanya
perpecahan di kalangan elite Arab yang mengancam keutuhan pemerintahan Islam.
Perpecahan ini semakin kentara ketika pucuk pimpinan pasca kekhalifahan Umar
jatuh ke tangan Utsman. Pada masa itu, Utsman mengeluarkan kebijakan yang kurang
popular, seperti pembagian kekuasaan kepada klan Umayah dan klan Mekkah
lainnya, dengan mengabaikan para sahabat dan kelompok Madinah. Sebagai akibat
dari sistem politik yang dijalankan Utsman serupa itu (nepotisme), maka timbul
reaksi yang kurang menguntungkan bagi Khalifah Utsman khususnya dan pelajaran
bagi umat Islam pada umumnya. Sahabat-sahabat Nabi yang pada mulanya
menyokong Utsman, akhirnya berpaling menjadi lawannya. Yang cukup fanatik
terhadap suatu pendapat, dan berlebih-lebihan dalam menjalankan ajaran islam.
Orang-orang seperti ini termakan oleh hasutan Abdullah bin Saba’ dan pengikutnya.
Abdullah bin Saba’ menyebarkan beberapa fitnah keji terhadap Utsman bin Affan.
5
Penyebab utama fitnah yang dilakukan Abdullah bin Saba’ adalah rancangan
dan strategi kaum Yahudi dengan dalil amar ma’ruf nahi munkar, yang didukung
musuh-musuh Islam serta dilaksanakan secara terorganisasi. Fitnah yang dilontarkan
Abdullah bin Saba’ berupa tuduhan-tuduhan yang tidak benar. Utsman dituduh lebih
mengutamakan keluarganya karena ia mengganti sahabat-sahabat dengan saudara-
saudaranya yang jelas-jelas kualitasnya lebih rendah. Peristiwa fitnah yang terjadi
pada masa Utsman itu disebut al-Fitnatulkubra (malapetaka besar), yang berawal dari
terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan oleh para demonstran adalah sebuah contoh
yang menyertai awal sejarah umat Islam, dimana umat Islam gagal menyelesaikan
perbedaan diantara mereka dan bertindak mengenyahkan perbedaan itu dengan cara-
cara kekerasan. Ini adalah sebuah model penyelesaian yang jauh dari konsep
kebenaran Islam.
Pada saat Utsman bin Affan terbunuh, masyarakat penduduk Syam bersepakat
hendak menuntut balas atas terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan. Mereka telah
mengeluarkan jubah Utsman yang berlumuran darah dan digilib jari Na’ilah yang
terpotong saat mencegah ayunan pedang yang ditujukan kepada Utsman bin Affan.
Terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan membuka lembaran hitam dalam sejarah
perpolitikan umat Islam. Sejak saat itu, benih-benih permusuhan di dalam tubuh umat
Islam terus tumbuh, persoalan yang sudah lama terkubur muncul kembali, terutama
persoalan Bani Hasyim dan Bani Umayyah.
Singkat cerita, Ali bin Abi Thalib kemudian dibaiat. Pembaiatan ini menuai
protes dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan yang tidak mau menyatakan baiat sebelum Ali
bin Abi Thalib menuntaskan kasus terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan. Protes ini
juga datang dari Thalhah, Zubair dan Aisyah yang berujung pada Perang Jamal.
Peristiwa itulah yang diperkenalkan sebagai perang saudara yang turun temurun
6
musyawarah itu tuntas dan majelis syura mempunyai kesepakatan atas urusan
tersebut. Mereka bermusyawarah membicarakan tentang urusan ini hingga
akhirnya hanya terpilih tiga kandidat. Zubair menyerahkan jabatan khalifah
tersebut kepada Ali bin Abi Thalib, Sa’ad kepada Abdurrahman bin Auf, dan
Thalhah kepada Utsman bin Affan.
Abdurrahman bin Auf berkata kepada Ali dan Utsman, "Sesungguhnya aku
melepaskan hakku untuk salah seorang di antara kalian berdua yang berlepas diri
dari perkara ini, Allah sebagai pengawasnva. Sungguh akan diangkat sebagai
khalifah salah seorang yang terbaik di antara dua orang yang tersisa”. Ucapan ini
membuat Utsman dan Ali terdiam. Kemudian Abdurrahman melanjutkan, "Aku
akan berusaha untuk menyerahkan jabatan tersebut kepada salah seorang di antara
kalian berdua dengan cara yang benar”. Mereka berdua berkata, "Ya".
Kemudian masing-masing mereka memberikan khutbahnya yang
menyebutkan tentang keistimewaannya dan berjanji jika mendapat jabatan tersebut
tidak akan menyimpang dan jika ternyata tidak, maka dia akan mendengar dan
mentaati orang yang diangkat. Mereka berdua menjawab, "Ya". Lantas mereka
pun bubar. Abdurrahman berusaha selama tiga hari tiga malam tidak tidur dan
hanya melakukan sholat, doa, dan istikharah serta bertanya-tanya kepada mereka
yang mempunyai pendapat tentang dua kandidat ini, dan tidak dijumpai seorang
pun yang tidak condong kepada Utsman.
Kemajuan yang dicapai pada masa pemerintahan Utsman bin Affan adalah:
a. Mengkodifikasi Mushaf Al-Qur’an.
Utsman bin Affan berhasil membukukan firman Allah (kodifikasi al-
Qur’an). Hal ini dikarenakanan ada salah seorang sahabat bernama Huzaifah
bin Yama melihat perselisihan antara tentara Islam ketika menaklukkan
8
Utsman bin Affan adalah salah satu tokoh terkemuka umat Islam yang
memiliki kontribusi terhadap perkembangan peradaban Islam. Pelaksanaan
kepemerintahan khalifah Utsman bin Affan menuai hasil yang sangat banyak
diantaranya perluasan wilayah dan yang paling utama adalah pengumpulan al-
Qur’an dalam bentuk mushaf yang masih terjaga sampai saat ini. Bentuk tantangan
atau perlawanan yang dihadapi Utsman bin Affan adalah tuduhan nepotisme
diseparuh perjalanan kekhalifahannya dengan membagi harta zakat kepada
keluarga lebih besar dari rakyatnya yang lain, mengangkat lima gubernur dari
keluarga Utsman sendiri, tuduhan ketidakadilan atas kedzaliman yang dilakukan
keluarganya sebagaimana yang dilakukan Abdullan bin Abi Sarah kepada rakyat
Mesir yang menjadi titik balik pemberontakan hingga pembunuhan Utsman bin
Affan.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Khulafaur Rasyidin yang ketiga adalah Utsman bin Affan. Nama lengkapnya
adalah Utsman bin Affan bin Abi al-Ash bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu
Manaf bin Qushay bin Kilab dari suku Quraisy. Mendapatkan julukan dzunnurain
artinya yang memiliki dua cahaya karena menikahi dua putri nabi secara berurutan
setelah yang satu meninggal dunia. Kemajuan umat Islam tatkala Utsman bin
Affan diangkat menjadi khalifah antara lain perluasan wilayah Islam, membedakan
bentuk masyarakat dan kaum muslim, sehingga dapat hidup dengan tenang karena
Islam menjamin kebebasan beragama pada masa pemerintahannya, dan berhasil
menumpas pemberontakan yang dilakukan orang Persia. Pemerintahan khalifah
Utsman bin Affan tidak jauh berbeda dengan pemerintahan khalifah Umar bin
Khattab. Pemegang kekuasaan tertinggi ada di tangan khalifah dan pelaksanaan
tugas-tugas eksekutif di pemerintahan pusat di bantu oleh sekretaris negara yakni
Marwan bin al-Hakam. Adapun kekuasaan legislative dipegang oleh penasehat
atau majelis Syura.
2. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11
MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM
“Masa Kekhalifahan Ali bin Abi Thalib”
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 11
NAMA :
BASO AHMAD FAJAR (90400121074)
NURSYAMSI PALINRUNGI (90400121088)
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul " Masa
S.Pd.I.M.Pd.I. selaku dosen Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam. Penulis juga
Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran
dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan makalah. Penulis juga berharap
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ali bin Abi Thalib adalah khalifah ke empat dari kekhalifahan islam. Ali bin
Abi Thalibdiangkat menjadi khalifah setelah meninggalnya khalifah Usman bin
Affan dalam peristiwa pembunuhan yang terjadi dirumah khalifah Usman bin
Affan.
Pertama kali yang dirasakan kaum muslimin ketika mengkaji sejarah tentang
Ali bin AbiThalib adalah kerumitan-kerumitan yang menjadi tanda tanya
besar.Pada waktu itu, terjadi berbagai konflik atau tepatnya fitnah di kalangan para
sahabat, seperti perang Jamal (terjadiantara golongan Ali dan Aisyah) dan perang
Shifin (terjadi antara golongan Ali dan Muawiyah). Generasi sahabat yang disebut
di dalam al-Qur’an sebagai Khairu Ummah mengalami peristiwa yang benar-benar
tidak terduga, bahkan oleh para sahabat di masa itu sekali pun. Hal itumenimbulkan
banyak pertanyaan yang harus diselesaikan oleh kaum muslim, terutama
para pengkaji sejarah Islam.
Membahas khalifah Ali dalam sebuah makalah yang sederhana tidaklah akan
cukup danmemuaskan. Namun, belajar dari uraian buku-buku yang kami baca,
kami berusaha untukmemberikan beberapa analisa dengan menggunakan buku-
buku itu, untuk kemudianmenguatkan atau bahkan mengkritisi, bila memang
terdapat pernyataan-pernyataan yang tidaksesuai dengan data-data sejarah yang
ada. Kami bahas tentang pemerintahan Ali dan berbagai peristiwa penting yang
terjadi. Di makalah ini juga, kami akan menghadirkan biografi Alisebagai
pengetahuan sepintas, sebab tidak pantas rasanya kalau kita membahas seseorang
tetapitidak mengetahui biografinya.1
1Ma'ruf, Imam. Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib (Dalam Buku Biografi Ali Bin
Abi Thalib Karya Ali Audah) dan relevansinya dalam nilai-nilai Pendidikan Islam Tahun
Pelajaran 2015/2016. Diss. IAIN Ponorogo, 2016.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib?
2. Kemajuan apa saja yang dicapai pada masa Ali bin Abi Thalib?
3. Tantangan yang dihadapi pada masa Ali bin Abi Thalib?
2
BAB II
RUMUSAN MASALAH
2Ma'ruf, Imam. Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib (Dalam Buku Biografi Ali Bin
Abi Thalib Karya Ali Audah) dan relevansinya dalam nilai-nilai Pendidikan Islam Tahun
Pelajaran 2015/2016. Diss. IAIN Ponorogo, 2016.
3
Abi Thalib akan mengurangi kesenangan mereka apalagi untuk
memperoleh kekayaan yang dapat mereka lakukan sebelumnya.
Kebijakan Ali dalam bidang fiqih siyasah antara lain yaitu dalam urusan
korespondensi, urusan pajak, urusan angkatan bersenjata, serta urusan
administrasi peradilan. Demikian juga strategi pada Perang Shiffin. Ia
memerintahkan pasukannya agar tidak mundur dari medan perang.
Kemudian kebijakan Ali yang lain dalam pemerintahan adalah menarik
3 Junaidin, Junaidin. "Pemerintahan Ali Bin Abi Thalib Dan Permulaan Konflik Umat
Islam." FiTUA: Jurnal Studi Islam 1.1 (2020): 33-48.
4
tanah-tanah yang dulu oleh Utsman dihadiahkan kepada para
pendukungnya dan hasil tanah itu diserahkan kepada kas negara. Kebijakan
ini didasarkan atas kepribadian Ali, antara lain akidah yang lurus, jujur,
berani, menjaga kehormatan diri, zuhud, senang berkorban, rendah hati,
sabar, bercita-cita tinggi, adil dan lain-lain. Sifat itu dipetik dari
pengalaman hidup bersama Rasulullah saw selama di Mekah dan Madinah.
Ketika Ali menjabat sebagai khalifah peran itu yang ingin ditegakkannya
dalam memimpin dunia Islam.
Setelah melihat adanya tanah dan harta rampasan dan lain-lain yang
seharusnya tersimpan dalam baitul mal ternyata berada di tangan para
sahabat Utsman dan keluarganya, maka wajar ia mengembalikannya ke kas
negara. Dengan ini Ali akan berpihak kepada orang-orang miskin. Ini juga
menghalangi orang Syam enggan untuk membaiatnya sebagai khalifah.
Kebijakan seperti ini ternyata menjadi penghalang dan kesulitan tersendiri
bagi Ali bin Abi Thalib dalam menjalan pemerintahan sehingga hampir
sepanjang pemerintahan dapat dikatakan tidak pernah lepas dari konflik.
Terjadinya perang Jamal adalah konflik dari pemerintahan Ali bin Abi
Thalib dengan tiga tokoh Islam yaitu Aisyah, Thalhah dan Abdullah bin
Zubair. Hal ini diakibatkan oleh kepentingan politik yaitu menjadi khalifah
khususnya Abdullah bin Zubair. Perang Shiffin adalah perang khalifah
melawan Muawiyah yang juga banyak korban sesama orang Islam yang
diakhiri dengan arbitrase (tahkim) yang sangat merugikan pihak khalifah
Ali bin Abi Thalib. Hal ini menimbulkan perpecahan tentara Ali yang
mendukung tahkim dan menolak. Pihak yang menolak dikenal dengan
khawarij.
5
serta dengan hilangnya sumber kemakmuran dan suplai ekonomi khalifah
dari Mesir karena dikuasai oleh Muawiyah menjadikan kekuatan Khalifah
menurun, sementara Muawiyah makin hari makin bertambah kekuatannya.
Hal tersebut memaksa Khalifah untuk menyetujui perdamaian dengan
Muawiyah. Diakhir pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib muncul
khawarij, yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya perpecahan yang
dikenal dalam teologi Islam. Ahli Sejarawan Islam Syihritini pernah
berkata, “Tidak ada masalah yang lebih banyak menimbulkan pertumpahan
darah dalam Islam selain masalah kekhalifahan”. 4
4Ma'ruf, Imam. Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib (Dalam Buku Biografi Ali Bin
Abi Thalib Karya Ali Audah) dan relevansinya dalam nilai-nilai Pendidikan Islam Tahun
Pelajaran 2015/2016. Diss. IAIN Ponorogo, 2016.
6
b. Utsman bin Hanif sebagai gubernur Basrah.
c. Qays bin Sa’ad sebagai gubernur Mesir.
d. Umrah bin Syihab sebagai gubernur Kuffah.
e. Ubaidaillah bin Abbas sebagai gubernur Yaman.
7
Khalifah Ali bin Abi Thalib membangun kota Kuffah secara khusus.
Pada awalnya kota Kuffah disiapkan sebagai pusat pertahanan oleh
Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Akan tetapi Kota Kuffah kemudian
berkembang menjadi pusat ilmu Tafsir, ilmu Hadis, ilmu Nahwu dan ilmu
pengetahuan lainya.
Setelah mengamati prestasi keempat Khalifah, terdapat persamaan
prestasi pada penyebaran daerah Islam. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain:
a. Islam mengajarkan semua sendi kehidupan, baik agama, sosial, politik,
ekonomi, dan budaya.
b. Kewajiban dakwah bagi pemeluknya merupakan pendorong utama bagi
para Sahabat untuk menyebarkan Islam mengajarkan ajaran Islam.
c. Byzantium dan persiamulai melemah membuat Islam mudah
berkembang dengan cepat.
d. Kebebasan beragama bagi masyarakat di Byzantium membuka peluang
untuk mengajarkan ajaran Islam.
e. Penyebaran Islam dilakukan secara simpatik dengan penuh kedamaian.
Kekerasan diperlukan dalam kondisi yang tidak ada pilihan.
f. Bangsa arab lebih dekat dengan bangsa jazirah.
g. Mesir, Syiria, dan Irak merupakan daerah kaya yang ingin
membebaskan diri dari penjajahan Romawi dan Persia. Sekaligus
menjadi penyokong dana dalam menyebarkan Islam.
C. Tantangan Yang Dihadapi Masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib
a. Perang Waqiatul Jamal yang dipimpin oleh 3 serangkai
(Aisyiah,Zubair,Tholhah). Dalam perang ini Abdullah bin Zubair
sangat berambisi menjadi khalifah. Akhirnya pertempuran ini dapat
dipadamkan oleh Ali. Thalhah dan Zubair terbunuh sedang Aisyah
dikembalikan ke Madinah.
b. Perang Shiffin. Perang ini adalah perang saudara antara Ali dan
Mu’awiyah (bani Hasyim dan bani Umayyah). Di awal perang Ali
memperoleh kemenangan. Dengan kelicikannya Mu’awiyah mengajak
8
berdamai dengan mengangkat Musyaf di kepalanya. Akhirnya
perdamaian itu diterima Ali. Dari sinilah kubu Ali disebut kaum Syiah
(menghentikan perang). Sedangkan yang keluar dari Ali disebut
golongan Khawarij, golongan ini menginginkan berperang dengan
Mu’awiyah. Ahli sejarah berpendapat bahwa Ali selalu menang dalam
peperangan tetapi selalu kalah dalam diplomasi.6
Untuk menghintakan pertikaian itu, dikeluarkan perundingan antara
Ali dengan Mu’awiyah. Ali diwakili Abu Musa Al As’ari dan
Mu’awiyah diwakili Amru bin Ash di Daimatul Jandal. Untuk
menghormati Ali, Abu Musa (sahabat tertua) disuruh naik mimbar.
Beliau mengatakan bahwa Ali telah turun dari jabatan Khalifah. Maka
berdirilah Amru bin Ash mengumumkan dia setuju memberhehtikan
Ali dan mengangkat Mu’awiyah sebagai khalifah.
Di kala Ali akan memerangi Mu’awiyah, tampilah 3 orang khawarij
akan membunuh Ali, Amru, dan Mua’awiyah. Ibnu Nurjam berhasil
membunuh Ali pada waktu senbahyang subuh di mesjid. Dengan
wafatnya Ali, berakhirlah Khulafaur Rasyidin. 7
Setelah terjadi perang Siffin dikubu Ali pecah menjadi 2 golongan
yaitu
a. Golongan yang mengikuti Ali disebut golongan Syiah golongan
yang menghentikan perang dengan Mu’awiyah.
b. Golongan Khawarij golongan yang keluar Ali dan ingin
melanjutkan perang dengan Mu’awiyah. Sepeninggal khalifah Ali
bin Abu Thalib kedudukannya digantikan oleh putranya Hasan bin
Ali kemudian terjadilah peperangan dengan Mu’awiyah yang
berakhir dengan perjanjian damai yang dikenal dengan Amul
6Rasyid, Soraya. "Kontroversi Sekitar Kekhalifaan Ali Bin Abi Thalib." Rihlah: Jurnal
Sejarah Dan Kebudayaan 2.01 (2015): 13-20.
7AFFAN, KEPEMIMPINAN USMAN BIN. "Katakunci: Usman bin Affan, Kebijakan dan
Tantangan." Jurnal al Hikmah Volume XXI Nomor (2019): 34.
9
Jama’ah atau tahun persatuan. Perjanjian ini terjadi pada tahun 41
H = 662 M. Isi Amul Jama’ah
1. Hasan rela turun dari khalifah demi persatuan umat Islam
2. Mu’awiyah tidak mencela Ali bin Abu Thalib
3. Setelah Mu’awiyah khalifah dipilih secara musyawarah.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai Khalifah ke-4 yang memerintah selama sekitar 5
tahun. Masa pemerintahannya mewarisi kekacauan yang terjadi
saat masa pemerintah Khalifah sebelumnya, Utsman bin Affan. Untuk
pertama kalinya perang saudara antara umat Muslim terjadi saat masa
pemerintahannya, Pertempuran Basra.
Khalifah Ali bin Abi Thalib memimpin dalam kondisi tidak stabil.
Beliau menghadapi pemberontakan yang menolak pengangkatan beliau
sebagai Khalifah. Ditambah kebijakannya memecat para gubernur yang
tidak kompeten, yang mayoritas kerabat dari Utsman bin Affan. Prestasi Ali
bin Abi Thalib yaitu mengganti pejabat yang tidak cakap, membenahi Baitul
Maal, memajukan bidang bahasa, dan pembangunan kota Kuffah. Ali
diwarisi berbagai pergolakan. Masa pemerintahannya penuh dengan
cobaan.
Ia berusaha mengatasinya dengan menarik para amir yang
sebelumnya diangkat oleh Usman bin Affan. Ia juga mengambil alih tanah
yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil
pendapatan kepada negara. Ali mengembalikan sistem distribusi pajak
tahunan di antara orang Islam yang pernah diterapkan pendahulunya Umar
bin Khattab. Pemberontakan yang dihadapi Ali bin Abi Talib di antaranya
datang dari Talhah, Zubair, dan Aisyah. Mereka mengecam Ali yang tak
mau menghukum pembunuh Usman. Mereka minta agar ada pembalasan.
Ali yang ingin menghindari perang, mengirim surat ke Talhah dan Zubair
agar keduanya mau berunding untuk menyelesaikan perakara itu secara
damai
B. Saran
Walaupun pada masa kepemimpinannya kondisi sedang tidak stabil
Khalifah Ali bin Abi Thalib mampu menghadapi pemberontakan yang
11
menolak pengangkatan dirinya sebagai khalifah penerus Utsman bin Affan.
Sebagai bentuk ketegasannya dalam melawan pemberontak ia memecat
para petinggi yang dulunya menjabat pada masa kekhalifahan Utsman bin
Affan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ma'ruf, I. (2016). Kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib (Dalam Buku Biografi
Ali Bin Abi Thalib Karya Ali Audah) dan relevansinya dalam nilai-nilai Pendidikan
Islam Tahun Pelajaran 2015/2016 (Doctoral dissertation, IAIN Ponorogo).
Junaidin, J. (2020). Pemerintahan Ali Bin Abi Thalib Dan Permulaan Konflik Umat
Islam. FiTUA: Jurnal Studi Islam, 1(1), 33-48.
Rasyid, S. (2015). Kontroversi Sekitar Kekhalifaan Ali Bin Abi Thalib. Rihlah:
Jurnal Sejarah dan Kebudayaan, 2(01), 13-20.
13
DAFTAR PERTANYAAN
1. Mengapa pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib disebut sebagai masa
khalifah yang paling berat?
Jawaban : Masa pemerintahan Ali disebut sebagai periode tersulit dalam sejarah
Islam karena terjadi perang saudara antar umat kaum Muslimin setelah tragedi
terbunuhnya khalifah ketiga, Utsman bin Affan.
2. Mengapa khalifah Ali bin Abi Thalib memecat para gubernur yang diangkat
oleh khalifah Usman bin Affan?
Jawaban : pada masa pemerintahan Utsman bin Affan, gubernur dipilih
terutama dari Kerajaan dekat. namun banyak gubernur pada masa Khalifah
Utsman yang melakukan korupsi. lalu pada masa pemerintahan Ali bin Abi
Thalib, Para gubernur yang melakukan korupsi dipecat dan diganti dengan
pejabat yang lebih cakap.
Ali bin Abi Thalib menginginkan pemerintah yang bersih.setelah Pejabat
pejabat dipecat, harta harta hasil korupsi diambil kembali dan disimpan di
baitul mal untuk kepentingan Rakyat. namun ternyata banyak saudara Utsman
yang tidak setuju dan menyebabkan intrik politik yang luar biasa.
3. Mengapa khalifah Ali bin Abi Thalib tidak menambah wilayah kekuasaan
Islam?
Jawaban : Karena pada waktu itu Situasi pada masa kekhalifahan beliau
sangat tidak kondusif. Pecah perang di antara kaum muslimin, munculnya
kaum Khawarij, sehingga Khalifah sibuk mengurus masalah-masalah dalam
negeri dan memadamkan api fitnah yang marak pasca terbunuhnya Khalifah
Utsman bin Affan secara zhalim.
Salah satu kerugian akibat fitnah-fitnah ini dan dampak negatifnya adalah
terhambatnya gerakan jihad dan perluasan wilayah Islam yang merupakan
perkara yang sangat menonjol pada masa kekhalifahan sebelumnya.
14
MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM
OLEH :
KELOMPOK 12
KELAS C
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .......................................................................................... 19
LAMPIRAN ..................................................................................................... 22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinasti Umayyah berasal dari nama Umayyah bin Syams salah satu pemimpin
kabilah Quraisy yang dikenali sebagai Bani Umayyah. Umayyah merupakan anak
saudara sepupu Hasyim bin Abdi Manaf yaitu nenek moyang Rasulullah SAW.
Bani Hasyim dan Umayyah sering bersaing merebut kekuasaan di kota Makkah di
zaman jahiliyah akan tetapi Bani Hasyim lebih berpengaruh karena mendapat
kekuasaan yang diturunkan Qusay, kemudian kepada Abd Manaf dan seterusnya
kepada Hasyim.
Di zaman Jahiliyyah, Abd Syam, Umayyah, Harb dan seterusnya Abi Sufyan
diberi kepercayaan memimpin pasukan tentara di Makkah secara turun temurun.
1
2
Selain itu, mereka juga terkenal dalam bidang perdagangan. Bani Umayyah
mempunyai pengaruh yang sangat besar sebelum Islam dan juga selepas Islam.
Mereka adalah di antara golongan yang terakhir memeluk agama Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses peralihan kekuasaan dinasti bani umayyah?
2. Bagaimana corak pemerintahan dinasti bani umayyah?
3. Siapa saja penguasa dinasti bani umayyah?
4. Bagaimana kemajuan yang dicapai masa dinasti bani umayyah?
5. Apa yang menjadi tantangan dan kemunduran dinasti bani umayyah?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan pada makalah ini yaitu :
1. Agar dapat mengetahui bagaimana proses peralihan kekuasaan dan corak
pemerintahan dinasti bani umayyah.
2. Agar dapat mengetahui siapa saja penguasa dinasti bani umayyah.
3. Mengetahui apa dan bagaimana kemajuan dan tantangan serta
kemunduran yang dihadapi dinasti bani umayyah.
D. Manfaat Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, maka manfaat penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui proses peralihan kekuasaan dan corak pemerintahan dinasti
bani umayyah.
2. Mengetahui corak pemerintahan dinasti bani umayyah.
3. Mengetahui penguasa dinasti bani umayyah.
4. Mengetahui kemajuan yang dicapai masa dinasti bani umayyah.
5. Mengetahui tantangan dan kemunduran dinasti bani umayyah.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
terhadap para pembelot dan para pendukung Ali di Kufah, As-saffah membangun
kediamannya, hasyimia (menggunakan nama hasyim, leluhur keluarga itu), di
Anbar. Banghdad kota tetangga Kufah juga dihindari kerena alasan serupa,
sehingga tidak cocok dijadikan sebagai pusat kerajaan. Di ibukota kerajaan yang
bare is dirikan itu, As-saffah meninggal (754 M) karena penyakit cacar air ketika
berusia 30-an tahun. Saudaranya yang juga penerusnya, Abu Ja'far (754 775 M)
yang mendapat julukan Al-Manshur adalah khalifah terbesar Dinasti Abbasiyah,
meskipun bukan seorang muslim yang shaleh. Dialah sebenarnya bukan As-saffah
yang benar-benar membangun dinasti baru itu.Seluruh khalifah yang berjumlah 35
orang berasal dari garis keturunannya.Pada tahun 762 M Al-Manshur yang
membangun kediaman di hasimia antara Kufah dan Hirah meletakkan batu pertama
pembangunan ibukota baru Baghdad tempat lahimya sebuah kisah petualangan
lengendaris yang dikisahkan oleh syahrazad dalam "Seribu satu malam". Kota itu
merupakan wilayah kuno yang pernah menjadi sebuah desa tempat tinggal orang
Sasaniyah dengan nama yang sama yang berarti "pemberian Tuhan". Keputusan itu
diambil karena daerah itu merupakan markas militer yang sangat baik.Di samping
itu daerah ini dilintasi sungai Trigis, sehingga bisa berhubungan dengan Cina,
mengeruk hasil laut dan hasil-hasil makanan dari Mesopotamia, Armenia dan
daerah sekitarnya. Selain sungai Trigis di kawasan itu juga terdapat sungai Erfat
yang memungkinkan penduduk di sanamendapatkan hasil bumi Suriah, Raqqah dan
daerah sekitarnya.
Daulah Bani Abbasiyah diambil dari nama Al-Abbas bin Abdul Mutholib,
paman Nabi Muhammad SAW. Pendirinya ialah Abdullah As-Saffah bin Ali bin
Abdullah bin Al-Abbas, atau lebih dikenal dengan sebutan Abul Abbas As-Saffah.
Kata As-Saffah pertama kali muncul adalah dalam khutbah ketika penobatannya di
Masjid Kufah, khalifah Abbasiyah pertama ini menyebut dirinya As-saffah
(penumpah darah) yang kemudian menjadi julukannya. Julukan itu pertanda buruk,
karena dinasti yang baru muncul ini mengisyaratkan bahwa mereka lebih
mengutamakan kekuatan dalam menjalankan kebijakannya. Untuk pertama kalinya
dalam sejarah Islam, di sisi singgasana khalifah tergelar karpet yang di gunakan
sebagai tempat eksekusi.As-saffah menjadi pendiri dinasti Arab Islam ketiga
5
setelah khulafa ar-rasyidin dan Dinasti Ummayyah yang sangat besar dan berusia
lama.
Dari tahun 132 - 656 H / 750 - 1258 M. Lima setengah abad lamanya keluarga
Abbasiyah menduduki singgasana khilafah Islamiyah. Pusat pemerintahannya di
kota Baghdad. Setelah pemerintahan Dinasti Umayyah jatuh, kekuasaan khilafah
jatuh ke tangan Bani Abbas. Berdirinya Dinasti Abbasiyah ini merupakan hasil
perjuangan gerakan politik yang dipimpin oleh Abu al-Abbas yang dibantu oleh
kaum Syi'ah dan orang-orang Persi.Gerakan politik ini berhasil menjatuhkan
Dinasti Umayyah di tahun 750 M. Dalam mempertahankan kekuasaan,
sebagaimana Bani Umayyah, dilakukan dengan cara kekerasan dan intrik-intrik
politik. Dinasti Bani Abbas ditegakkan secara revolusi di atas sisa-sisa kekuatan
Bani Umayyah pads tahun 750 M. Abu al-Abbas al-Saffah memproklamirkan
berdirinya kerajaan Bani Abbas.
Abbasiyah adalah suatu dinasti (bani abbas) yang mengusai Negara Islam pads
masa klasik dan pertengahan Islam. Negara Islam ketika berada di bawah
kekuasaan ini juga disebut dengan daulah abbasiyah, yang melanjutkan kekausan
daulah Umayyah. Dinamakan daulah abbasiyah karena karena pendiri dan
penguasa dinasti ini adalah dari keturunan bani Abbas., paman Nabi Muhammad
SAW. Pendiri dinasti ini adalah Abbas as-Saffah.Dan zaman keemasan Islam
terletak pada kekuasaan dinasti ini. Sejarah peralihan kakuasaan dari daulah
Umayyah pada daulah Abbasiyah dimulai ketika Bani Hasyim menunutut
kekuasaan Islam berada di tangan mereka karena mereka adalah Keluarga Nabi
Muhammad SAW yang terdekat. Tuntutan itusebenarnya sudah sejak lama, tapi
baru menjelma menjadi sebuah gerakan ketika Bani Umayyah naik takhta dengan
mengalahkan Ali Bin Abi Thalib dan bersikap keras keturunan Banff Hasyim.
Propaganda baru mulai terjadi ketiak Umar Bin Abdul Aziz (717-720) menjafi
khalifah bani Umayyah. Stabilitas negara dan sistem pemerintahan berjalan dengan
baik, kesejahteraan dan keadilan begitu merata terhadap daulah dan rakyatnya.
Ketentraman tersbutlah yang memicu Banff Abbas unutk memulai gerakan yang
berbasis di daerah al-Humaymah, yang pad saat itu dipimpin seorang zahid yang
bernama Abdullah bin Abbas, yang kemudian digantikan oleh anaknya yang
6
1
popularitas daulah ini adalah pada zaman Khalifah Harun ar-Rasyid dan putranya
al-Ma'mun.
1 “Peralihan Kekuasaan Dinasti Bani Umayyah ditinjau dari politik dan keagamaan
(Teologis)”. Diakseshttp://paradigmakaumpedalaman.blogspot.com/2012/03/p eralihan
kekuasaan-dinastibani.html. Diunduh pada tanggal 5 Maret 2022.
9
2
Agung Sasongko. 2019. “Begini Sistem dan Model Pemerintahan Bani Umayyah”.
Diakseshttps://www.republika.co.id/berita/plocrt313/begini-sistemdanmodel
pemerintahan-umayyah-part3. Diunduh pada tanggal 5 Maret 2022.
12
3
Muhammad Nur. 2015. “Pemerintahan Islam Masa Daulat Bani Umayyah (Pembentukan,
Kemajuan, dan Kemunduran)”. Diakses
https://blamakassar.ejournal.id/pusaka/article/download/141/108. Diunduh pada tanggal 5
Maret 2022.
17
4
Roshma Widiyani. 2021. “Sejarah Bani Umayyah: Periode Pemerintahan,
Kemajuan,danKeruntuhannya”.Dalamhttps://www.detik.com/edu/detikpedia/d
5848255/sejarah-bani-umayyah-periode-pemerintahan-kemajuan-dan-keruntuhannya.
Diunduh pada tanggal 5 Maret 2022.
18
5
Hijranino. 2018. “Tantangan Dan Kemunduran Dinasti Bani Umayyah”. Dalam
https://brainly.co.id/tugas/19923028. Diunduh pada tanggal 5 Maret 2022.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sejarah peralihan kakuasaan dari daulah Umayyah pada daulah Abbasiyah
dimulai ketika Bani Hasyim menunutut kekuasaan Islam berada di tangan mereka
karena mereka adalah Keluarga Nabi Muhammad SAW yang terdekat. Tuntutan itu
sebenarnya sudah ada sejak lama, tapi baru menjelma menjadi sebuah gerakan
ketika Bani Umayyah naik takhta dengan mengalahkan Ali Bin Abi Thalib dan
bersikap keras keturunan Bani Hasyim. Propaganda baru mulai terjadi ketika Umar
Bin Abdul Aziz (717-720 M) menjadi khalifah bani Umayyah.
Menurut Taqiyuddin Ibnu Taimiyah dalam karyanya yang berjudul As-
Syiyasah As-Syar'iyah fi Islah Ar-Ra'iyah, sistem pemerintahan Islam yang pada
masa al-Khulafa' ar-Rasyidun yang bersifat demokrasi berubah menjadi monarki
heredetis (kerajaan turun-menurun).
Adapun nama- nama penguasa dinasti bani umayyah :
1. Muawiyah bin Abi Sufyan (661- 681 M)
2. Yazid bin Muawiyah (681-683 M)
3. Muawiyah bin Yazid (683-684 M)
4. Marwan bin Al-Hakam (684-685 M)
5. Abdul Malik bin Marwan (685- 705 M)
6. Al-Walid bin Abdul Malik (705- 715 M)
7. Sulaiman bin Abdul Malik (715- 717 M)
8. Umar Bin Abdul Aziz (717-720 M)
9. Yazid bin Abdul Malik (720-724 M)
10. Hisyam bin Abdul Malik (724- 743 M)
11. Walid bin Yazid (743-744 M)
12. Yazid bin Walid (Yazid III) (744 M)
13. Ibrahim bin Malik (744 M)
14. Marwan bin Muhammad (745- 750 M)
19
20
Agung Sasongko. 2019. “Begini Sistem dan Model Pemerintahan Bani Umayyah”.
Dalamhttps://www.republika.co.id/berita/plocrt313/begini-sistem-dan-
model-pemerintahan-umayyah-part3. Diunduh pada tanggal 5 Maret 2022.
Hijranino. 2018. “Tantangan Dan Kemunduran Dinasti Bani Umayyah”. Dalam
https://brainly.co.id/tugas/19923028. Diunduh pada tanggal 5 Maret 2022.
Muhammad Nur. 2015. “Pemerintahan Islam Masa Daulat Bani Umayyah
(Pembentukan, Kemajuan, dan Kemunduran)”. Dalam https://blamakassar.e-
journal.id/pusaka/article/download/141/108. Diunduh pada tanggal 5 Maret
2022.
“Peralihan Kekuasaan Dinasti Bani Umayyah ditinjau dari politik dan keagamaan
(Teologis)”.Dalamhttp://paradigmakaumpedalaman.blogspot.com/2012/03/p
eralihan-kekuasaan-dinasti-bani.html. Diunduh pada tanggal 5 Maret 2022.
Roshma Widiyani. 2021. “Sejarah Bani Umayyah: Periode Pemerintahan,
Kemajuan,danKeruntuhannya”.Dalamhttps://www.detik.com/edu/detikpedia
/d-5848255/sejarah-bani-umayyah-periode-pemerintahan-kemajuan-dan-
keruntuhannya. Diunduh pada tanggal 5 Maret 2022.
21
LAMPIRAN
PERTANYAAN KELOMPOK :
1. ZALWA FIQRIANTI ANDINI (90400121076)
Apakah ada bukti keberhasilan bani umayyah yang masih ada hingga saat ini?
Jawaban : Bukti keberhasilannya yang masih terdapat hingga saat ini yaitu
pengumpulan klasifikasi hadist, yakni sohih, hasan, doif dan lain- lain. Juga
ilmu yang disebut mustalohul hadist. Sehingga dapat dikatakan
bahwa keberhasilan yang dicapai dinasti tersebut dan masih tampak
hingga sekarang adalah ilmu tentang hadist.
22
23
4. (TAMBAHAN PERTANYAAN)
Berapa lama Dinasti Bani Umayyah berkuasa?
Jawaban : Bani Umayyah berkuasa selama 365 tahun, pemerintahan di
Damaskus selama 90 tahun dan pemerintahan di Cordoba (Spanyol) selama
275 tahun.
5. (TAMBAHAN PERTANYAAN)
Apa yang bisa diteladani dari kepemimpinan Bani Umayyah?
Jawaban : Kita bisa banyak belajar, contohnya dari khalifah termasyhur umar
bin abdul aziz, ia pribadi yang sangat sederhana, berwibawa, sangat adil,
mengutamakan rakyat daripada dirinya, Sehingga dikatakan sangat susah
untuk mencari orang miskin pada masa kepemimpinannya.
MAKALAH
Masa Pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah
Di susun oleh:
AFRIYANI (90400121078)
TAHUN 2022/2023
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..................................................................................................1
BAB II .....................................................................................................................3
PEMBAHASAN .....................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................13
A. Kesimpulan ............................................................................................13
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam telah membawa perubahan besar pada masyarakat Arab dan
seluruh pemeluknya. Masyarakat muslim berhasil membentuk sebuah kerajaan
besar yaitu dinasti Abbasiyah yang wilayahnya meliputi jazirah Arabia, sebagian
benua Afrika, Asia, dan Eropa dari abad ke-7 sampai abad ke-12 Masehi, sejak
munculnya dinasti Abbasiyah inilah kejayaan Islam semakin terlihat. Pada
permulaan masa Abbasiyah pendidikan dan pengajaran berkembang dengan sangat
hebatnya di seluruh negara Islam. Sehingga lahir sekolah-sekolah yang tidak
terhitung banyaknya, tersebar di kota sampai ke desa-desa. Anak-anak dan pemuda
berlomba-lomba untuk menuntut ilmu pengetahuan, pergi kepusat-pusat
pendidikan, meninggalkan kampung halamannya karena cinta akan ilmu
pengetahuan.
1
Kebesaran (masyarakat Muslim) hampir empat setengah abad benar-benar
telah mengubah masyarakat Arab yang dikenal keras menjadi masyarakat yang
berperadaban maju. Pada kurun waktu itu pulalah, peradaban Islam amat berjasa
dalam mempersiapkan dasar-dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern.
C. Tujuan Pembahasan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Nashir, Syed Mahmudun. Islam Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung: Remaja
Rosda Karya, 1994
3
menumbangkan Daulah tersebut yang dipimpin oleh Ali bin Abdullah, cucu Abbas
bin Abdul Muthalib, paman Nabi dari kelompok Sunni. Kelompok Sunni ini
berhasil menjalin kerja sama dengan kelompok Syi’ah, karena mereka sama-sama
keturunan Bani Hasyim. Kedua kelompok di atas juga menjalin kerja sama dengan
orang-orang Persia, karena orang-orang Persia dianaktirikan oleh Daulah Umayyah,
baik secara politik, ekonomi maupun sosial. Padahal mereka sudah lebih dahulu
memiliki peradaban maju. Tujuan aliansi adalah menegakkan kepemimpinan Bani
Hasyim dengan merebutnya dari tangan Bani Umayyah. Untuk mencapai tujuan itu
berbagai kelemahan Daulah Umayyah mereka manfaatkan sebaik-baiknya.
Mereka melantik dan menyebar para propagandis terutama untuk daerah-
daerah yang penduduknya mayoritas bukan orang Arab. Tema propagandis ada dua,
Pertama, al-Musawah (persamaan kedudukan), dan kedua, al-Ishlah (perbaikan)
artinya kembali kepada ajaran al-Qur’an dan Hadits. Tema pertama amat menarik
di kalangan muslim non Arab. Karena mereka selama ini dianaktirikan oleh Daulah
Umayyah, baik secara politik, sosial dan ekonomi. Sedangkan tema kedua menarik
di kalangan banyak ulama Sunni karena mereka melihat para khalifah Daulah
Umayyah telah menyimpang dari al-Qur’an dan Sunnah Nabi.
Pada mulanya mereka melakukan gerakan rahasia di bawah pimpinan
Muhammad bin Ali al-Abbasy. Setelah Muhammad meninggal dan diganti oleh
anaknya Ibrahim. Ketika aliansi dipimpin oleh Ibrahim bin Muhammad, gerakan itu
berubah menjadi terang-terangan. Perubahan itu terjadi setelah mereka mendapat
sambutan luas, terutama di wilayah Khurasan yang mayoritas penduduknya muslim
non Arab, dan setelah masuknya seorang Jenderal cekatan ke dalam gerakan ini,
yaitu Abu Muslim al-Khurasany. Dia dikirim Ibrahim sebagai propagandis ke tanah
kelahirannya dan mendapat sambutan yang baik dari penduduk. Dia membentuk
pasukan militer yang terdiri dari 2.200 orang infantri dan 57 pasukan berkuda.
Pemimpin Daulah Umayyah berhasil menangkap Ibrahim dan mereka
membunuhnya. Pimpinan aliansi dilanjutkan oleh saudaranya Abdul Abbas yang
kelak menjadi khalifah pertama Daulah Abbasiyah. Abdul Abbas memindahkan
markasnya ke Kufah dan bersembunyi di situ. Pada saat itu Abu Muslim
memerintahkan panglimanya, Quthaibah bin Syahib untuk merebut Kufah. Dalam
4
gerakannya menuju Kufah, dia dihadang oleh pasukan Daulah Umayyah di Karbela.
Pertempuran sengit pun terjadi. Dia memenangkan peperangan itu. Akan tetapi dia
tewas. Anaknya Hasan memegang kendali selanjutnya dan bergerak menuju Kufah,
dan melalui pertempuran yang tidak begitu berarti, kota Kufah itu dapat
ditaklukkan. Abdul Abbas keluar dari persembunyiannya dan memproklamirkan
dirinya sebagai khalifah pertama, yang diberi nama dengan Daulah Abbasiyah dan
dibai’at oleh penduduk Kufah di mesjid Kufah. Mendengar hal itu, khalifah
Marwan menggerakkan pasukan berkekuatan 120.000 orang tentara menuju
Kufah.Untuk itu, Abdul Abbas memerintahkan pamannya Abdullah bin Ali
menyongsong musuh tersebut. Kedua pasukan itu bertemu di pinggir sungai Zab,
anak sungai Tigris. Pasukan Umayyah berperang tanpa semangat dan menderita
kekalahan. Abdullah bin Ali melanjutkan serangan ke Syiria. Kota demi kota
berjatuhan. Terakhir Damaskus, ibu kota Daulah Umayyah menyerah pada tanggal
26 April 750 M. Namun khalifah Marwan melarikan diri ke Mesir, dan dikejar oleh
pasukan Abdullah. Akhirnya dia tertangkap dan dibunuh pada tanggal 5 Agustus
750 M.
Dengan demikian, setelah Marwan bin Muhammad terbunuh sebagai
khalifah terakhir Daulah Umiayah, maka resmilah berdiri Daulah Abbasiyah.
Sementara orang-orang Syi’ah tidak memperoleh keuntungan politik dari kerjasama
ini, dan mereka terpaksa memainkan peranan lagi sebagai kelompok oposisi pada
pemerintahan Daulah Abbasiyah.
5
antara Islam 2 dan budaya Persia. Akulturasi timbal balik itu meliputi beragam
aspek, mulai dari pemerintahan sampai stratifikasi sosial.
Jika kita telusuri kembali tentang bagaimana bentuk negara dan
pemerintahan dalam Islam sejak masa Rasulullah Saw, sampai pemerintahan
Dinasti Bani Abbasiyah ini, maka kita akan dapati beberapa perbedaan bentuk
antara satu periode dengan periode lainnya. Paling tidak terdapat empat bentuk
negara dengan ciri-ciri khas masing-masing. Bila diurutkan Periodenya, maka akan
kita dapati sebagai berikut:
Dinasti Abbasiyah yang berkuasa lebih dari lima abad (750-1258) secara
umum dibagi atas empat periode. Keempat periode tersebut adalah Periode Awal
(750-847), Periode Lanjutan (847-945), Periode Buwaihi (945-1055), dan Periode
Seljuk (1055-1258). Selama lima abad pemerintahan Islam Dinasti Abbasiyah ini,
tercatat sejumlah nama khalifah yang berhasil menegakkan sistem pemerintahan
Islam dengan adil dan makmur. Mereka itu adalah Abu al-Abbas Abdullah bin
Muhammad as-Saffah (721-754). Ia adalah pendiri Dinasti Abbasiyah dan menjadi
khalifah pertama.3
http://sitiaminiharis31.blogspot.com/2016/07/dinasti-abbasiyah.html.
6
842), Al-Mutawakkil (847-861), Al-Muntasir (861-862), Al-Musta'in (862-866),
dan AlMu'tazz (866-869).
7
Harun ar-Rasyid
Al-Ma'mun ar-Rasyid
Al-Mu'tasim
Kemajuan Dinasti Abbasiyah – Masa ini adalah masa keemasan atau masa
kejayaan umat Islam sebagai pusat dunia dalam berbagai aspek peradaban.
8
Kemajuan itu hampir mencakup semua aspek 4.
9
menyediakan satu hari khusus untuk mendengar secara langsung permohonan dan
keluhan rakyatnya.
Umar II meneruskan praktik tersebut. Prakrik ini kemudian diperkenalkan
oleh AlMahdi ke dalam pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Penggantinya Al-Hadi,
Harun,
Al-Ma’mun, dan khalifah selanjutnya menerima keluhan itu dalam sebuah
dengar publik; Al-Muhtadi (869-870) adalah khalifah terakhir yang memelihara
kebiasaan tersebut. Raja Normandia, Roger II (1130-1154) memperkenalkan
lembaga tersebut ke Silsilia yang kemudian mengakar di daratan Eropa.
Sistem militer
Sistem militer terorganisasi dengan baik, berdisiplin tinggi, serta mendapat
pelatihan dan pengajaran secara reguler. Pasukan pengawal khalifah (hams)
mungkin merupakan satu-satunya pasukan tetap yang masing-masing mengepalai
sekelompok pasukan.
Selain mereka, ada juga pasukan bayaran dan sukarelawan, serta sejumlah
pasukan dari berbagai suku dan distrik. Pasukan tetap (jund) yang bertugas aktif
disebut mustaziqah (pasukan yang dibayar secara berkala oleh pemerintah).
Unit pasukan lainnya disebut muta-thawwi’ah (sukarelawan), yang hanya
menerima gaji ketika bertugas. Kelompok sukarelawan ini direkrut dari orang
badui, para petani, dan orang kota. Pasukan pengawal istana memperoleh bayaran
lebih tinggi, bersenjata lengkap, dan berseragam.
Pada masa-masa awal pemerintahan khalifah Dinasti Abbasiyah, rata-rata
gaji pasukan infanteri, disamping gaji dan santunan rutin sekitar 960 dirham
pertahun, pasukan kavaleri menerima dua kali lipat dari itu.
Wilayah pemerintahan
Pembagian wilayah kerajaan Umayah ke dalam provinsi yang dipimpin oleh
seorang gubernur (tunggal amir atau ‘amil) sama dengan pola pemerintahan pada
masa kekuasaan Bizantium dan Persia. Pembagian ini tidak mengalami perubahan
berarti pada masa Dinasti Abbasiyah.
10
Provinsi Dinasti Abbasiyah mengalami perubahan dari masa ke masa, dan
klasifikasi politik juga tidak selalu terkait dengan klasifikasi geografis, seperti yang
terekam dalam karya Al-Ishthakhri, Ibn Hawqal, Ibn Al-Faqih, dan karya-karya
sejenis.
11
serangan tentara Mongol puncak kehancuran. 5 Penelitian ini menyimpulkan bahwa
selain faktor kemunduran Abbasiyah yang telah disebutkan sebelumnya, ada faktor
lain yang menyebabkan kemunduran Dinasti Abbasiyah yakni: korupsi, khalifah
usia muda serta tidak memiliki kemampuan memimpin, umat Islam meninggalkan
agamanya, dan sistem pemerintahan secara turun menurun. Dari beberapa faktor
kemunduran Dinasti Abbasiyah tersebut, yang paling dominan berpengaruh
terhadap kemunduran Dinasti Abbasiyah adalah karena umat Islam meninggalkan
ajaran agamanya. Kedua, Dampak kehancuran Dinasti Abbasiyah terhadap dunia
Islam kontemporer, yaitu aspek ilmu pengetahuan, setelah hancurnya Abbasiyah
umat Islam selalu ketinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan terhadap bangsa
Barat. Aspek politik ketika itu umat Islam dipimpin oleh seorang raja yang
beragama Syamanisme (penyembah matahari) yaitu Khulagu Khan dan pada masa
kontemporer hilangnya kekuatan Islam sebagai negara super power. Umat Islam
terkotak-kotak, umat Islam mengalami penjajahan oleh bangsa Barat, tidak ada lagi
sistem khalifah. Aspek ekonomi setelah hancurnya Dinasti Abbasiyah umat Islam
mengalami kemiskinan dan perekonomian dikuasai oleh bangsa Barat hingga saat
ini. (Muhammad Amin, 2016)
https://republika.co.id/berita/plvlhv313/khalifah-dinasti-abbasiyah.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
http://sitiaminiharis31.blogspot.com/2016/07/dinasti-abbasiyah.html.
13
775), Al-Mahdi (775-785), Musa al-Hadi (785-786), Harun ar-Rasyid (786-
809), Al-Amin (809-813), Al-Ma'mun (813-833), Al-Mu'tasim (833-842),
Al-Mutawakkil (847-861), Al-Muntasir (861-862), Al-Musta'in (862-866),
dan Al-Mu'tazz (866-869). Kemudian, dilanjutkan oleh Al-Muhtadi (869-
870), Al-Mu'tamid (870-892), Al-Mu'tadid (892-902), Al-Muktafi (902-
908), Al-Muqtadir (908-932), Al-Qahir (932-934), Ar-Radi (934-940), Al-
Muttaqi (940-944), Al-Mustakfi (944-946), Al-Muti (946-974), At-Ta'i
(974-991), dan Al-Qadir (991-1031). Selanjutnya, Dinasti Abbasiyah
dipimpin oleh Al-Qa'im (1031-1075), Al-Muqtadi (1075-1094), Al-
Mustazhir (1094-1118), Al-Mustarsyid (1118-1135), Ar Rasyid (1135-
1136), Al-Muqtafi (1136-1160), Al-Mustanjid (1160-1170), Al-Mustadi
(1170-1180), An-Nasir (1180-1225), Az-Zahir (1225-1226), Al-Mustansir
(1226-1242), dan terakhir Al-Musta'sim (1242-1258).
4. Masa Dinasti Abbasiyah adalah masa keemasan atau masa kejayaan umat
Islam sebagai pusat dunia dalam berbagai aspek peradaban. Kemajuan-
kemajuan yang berhasil diraih adalah :
1. Administratif pemerintahan dengan biro-bironya.
2. Sistem organisasi militer.
3. Administrasi wilayah pemerintahan.
4. Pertanian, perdagangan, dan industri.
5. Islamisasi pemerintahan.
6. Kajian dalam bidang kedokteran, astronomi, matematika, geografi,
historiografi, filsafat Islam, teologi, hukum (fiqh) dan etika Islam,
sastra, seni, dan penerjemahan.
7. Pendidikan, kesenian, arsitektur, meliputi pendidikan dasar (kuttab),
menengah, dan perguruan tinggi; perpustakaan dan toko buku, media
tulis, seni rupa, seni musik, dan arsitek.
5. Faktor penyebab kemunduran Dinasti Abbasiyah, luasnya wilayah,
berdirinya dinasti-dinasti kecil, perebutan kekuasaan di pusat pemerintahan,
persaingan antar bangsa, kemerosotan ekonomi, konflik keagamaan, gaya
hidup bersenang-senang dan faktor kehancuran Dinasti Abbasiyah yaitu:
14
Perang Salib dan serangan tentara Mongol puncak kehancuran. 8 selain itu
ada faktor lain yang menyebabkan kemunduran Dinasti Abbasiyah yakni:
korupsi, khalifah usia muda serta tidak memiliki kemampuan memimpin,
umat Islam meninggalkan agamanya, dan sistem pemerintahan secara turun
menurun. Namun yang paling dominan berpengaruh terhadap kemunduran
Dinasti Abbasiyah adalah karena umat Islam meninggalkan ajaran
agamanya. Kedua, dampak kehancuran Dinasti Abbasiyah terhadap dunia
Islam kontemporer, yaitu aspek ilmu pengetahuan, setelah hancurnya
Abbasiyah umat Islam selalu ketinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan
terhadap bangsa Barat. Aspek politik, 15etika itu umat Islam dipimpin oleh
seorang raja yang beragama Syamanisme (penyembah matahari) yaitu
Khulagu Khan dan pada masa kontemporer hilangnya kekuatan Islam
sebagai negara super power. Umat Islam terkotak-kotak, umat Islam
mengalami penjajahan oleh bangsa Barat, tidak ada lagi sistem khalifah.
Keempat, Aspek ekonomi, setelah hancurnya Dinasti Abbasiyah umat Islam
mengalami kemiskinan dan perekonomian dikuasai oleh bangsa Barat
hingga saat ini. (Muhammad Amin, 2016)
https://republika.co.id/berita/plvlhv313/khalifah-dinasti-abbasiyah.
15
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. (2016). Kemunduran dan Kehancuran Dinasti Abbasiyah Serta
Dampaknya Terhadap Dunia Islam Kontemporer. Doctoral dissertation
(UIN RADEN FATAH PALEMBANG).
1. Kemajuan apa yang dicapai pada masa dinasti Bani Abbasiyah dalam sector
Ekonomi? -Ahmad Habibi
= Pada awal masa kepemimpinan Bani Abbasiyah perbendaharaan Negara
penuh dan berlimpah ruah, uang yang masuk lebih banyak dari pada uang
pengeluaran. Pada masa ini yang menjadi khalifah adalah Al-Mansur.
Keberhasilan dalam bidang ekonomi di dukung oleh sektor:
1. Pertanian, Khalifah membela dan menghormati kaum tani.
2. Perindustrian, Khalifah menganjurkan untuk beramai-ramai
membangun industri.
3. Perdagangan, para pedagang memperdagangkan hasil dari pertanian dan
industri tersebut ke wilayah kekuasaan Abbasiyah dan negara lain.
Perdagangan barang tambang juga sangat gencar, yaitu tambang emas
dari Nubia dan Sudan barat sehingga meningkatkan perekonomiannya.
2. Bagaimana keadaan Bani Abbasiyah ketika munculnya aliran-aliran sesat &
fanatisme kesukuan? -Nursyamsi Palinrungi
= Fanatisme keagamaan berkaitan erat dengan persoalan kebangsaan.
Karena cita-cita orang Persia tidak sepenuhnya tercapai, kekecewaan
mendorong sebagian mereka mempropagandakan ajaran Manuisme,
Zoroasterisme dan Mazdakisme. Munculnya gerakan yang dikenal dengan
gerakan Zindiq ini menggoda rasa keimanan para khalifah. Al-Mansur
berusaha keras memberantasnya, bahkan Al-Mahdi merasa perlu
mendirikan jawatan khusus untuk mengawasi kegiatan orang-orang Zindiq
dan melakukan mihnah dengan tujuan memberantas bid'ah. Akan tetapi,
semua itu tidak menghentikan kegiatan mereka. Konflik antara kaum
beriman dengan golongan Zindiq berlanjut mulai dari bentuk yang sangat
sederhana seperti polemik tentang ajaran, sampai kepada konflik bersenjata
yang menumpahkan darah di kedua belah pihak. Gerakan al-Afsyin dan
Qaramithah adalah contoh konflik bersenjata itu.
3. Jelaskan kemajuan yang dicapai pada masa pemerintahan Abu Ja’far Al-
Manshur? -Mufti Lutfi
= Kekhalifahan Abbasiyah mencapai puncaknya (the golden age of Islam)
pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid. Ia adalah khalifah kelima yang
memerintah dari tahun 786 sampai 809. Ia mendirikan Bayt al-Hikmah,
sebuah perpustakaan terbesar pada zamannya. Banyak sarjana Muslim dan
Barat yang belajar di Kota Baghdad. Beberapa proyek besar yang dihasilkan
selama pemerintahannya adalah keamanan dan kesejahteraan seluruh
rakyat, pembangunan Kota Baghdad, pembangunan sejumlah tempat
ibadah, sarana pendidikan, hingga pendirian Bayt al-Hikmah. Bayt al-
Hikmah ini berfungsi sebagai perpustakaan dan tempat penerjemahan
karya-karya intelektual Persia dan Yunani.