Di susun oleh:
Masita 70300121045
Desliani 70300121050
2022
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menulis makalah ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan tanpa ada hambatan. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya dan juga kepada kita semua
selaku umatnya yang insya Allah selalu mengikuti ajaran sunahnya.
Makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah “Ilmu Dasar Keperawatan” di JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS
KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini dan jauh
dari sempurna. Itu di karenakan keterbatasan yang kami miliki karena kami masih tahap
belajar. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-
teman agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhirnya kepada ALLAH lah kami
pasrahkan semua,karena kebenaran hanyalah milik-Nya.
Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi teman-teman
sekalian Terutama untuk kelas kami tercinta.
Penyusun Makalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah…………………………..………….
……………………………………….….…4
C. Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………………..10
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Riwayat alami penyakit infeksi adalah cara penularan penyakit,
bagaimana penyakit itu berkembang dari waktu ke waktu dari tahap paling awal
dari fase prepathogenesis hingga penghentiannya sebagai pemulihan, kecacatan
atau kematian pada populasi manusia, jika tidak ada pengobatan atau pencegahan.
Ahli epidemiologi yang menangani masalah penyakit infeksi paling baik dilayani
dengan meluangkan waktu untuk mempelajari sejarah alam atau biologi penyakit
infeksi tertentu (Mandell, 2000).
Fakta yang akan diteliti adalah sifat dari agen penular (parasit, bakteri,
jamur, virus, atau prion), inang alami, cara masuk ke inang dan keluar dari inang.
Distribusi di jaringan inang, masa inkubasi, tanda-tanda. Dan gejala penyakit,
reservoir alami pada hewan atau lingkungan, ketahanan terhadap faktor
lingkungan, dan distribusi geografis agen dan penyakit manusia (yang mungkin
sedikit berbeda) (Porta, 2008).
Infeksi merupakan peristiwa masuk dan penggandaan mikroorganisme di
dalam tubuh pejamu (Pronggoutomo, 2002). Sedangkan agen infeksius adalah
mikroorganisme yang dapat menimbulkan infeksi. Mikroorganisme yang
termasuk dalam agen infeksi antara lain virus, bakteri, jamur, parasit, riketsia, dan
clamidia. Masing-masing mikroorganisme memiliki proses infeksi yang berbeda-
beda. Al-Qur’an merupakan pijakan moral Penelitian sains dan teknologi. Di
dalamnya Banyak sekali dijelaskan hal-hal yang Berkaitan dengan sains dan
teknologi. Dalam Contoh bidang mikrobiologi misalnya, Al-Qur’an menjelaskan
tentang “zarrah”,“Tidak Ada yang tersembunyi bagiNya (34:3), “Dia Sebarkan di
bumi ini segala jenis hewan (2:164), Dia membuatmu dari kompenen-Komponen
(82: 7-8).
Dalam al-Qur`an, disebutkan, “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat
zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan
kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya” (Qs. Al-Zalzalah:
7-8).
B. Rumusan Masalah
Jelaskan Perbedaan Proses Infeksi Berbagai Agen Infeksius
C. Tujuan
Untuk mengetahui perbedaan proses infeksi berbagai agen infeksius
BAB II
PEMBAHASAN
Infeksi kronik klamidia dapat memicu kerusakan tuba yang dari beberapa penelitian in vitro d
iperkirakan dapat diakibatkan oleh:
1. Badan elementer Klamidia trakomatis yang terdapat pada semen pria yang terinfeksi
menularkan ke perempuan pasangan seksualnya.
2. Klamidia naik ke traktus reproduksi wanita dan menginfeksi sel epitel padatuba falopii.
3. Didalam sel badan elementer berubah menjadi badan retikulat dan mulai untuk bereplikasi.
4. Jalur apoptosis dihambat,yang menyebabkan sel yang terinfeksi dapat bertahan.
5. .Ketika jumlah badan elementer mencapai tingkat densitas tertentu, maka badan elementer
tersebut akan terlepas darisel epitel dan menginfeksi sel disebelahnya.
6. Badan elementer ekstaseluler akan mengaktivasi sistem imun berupa dipro
duksinya dan sitokin-sitokin proinflamasi lainnya.
7. Respon imun akan menurunkan jumlah badan elementer dan menghambat replikasi
intraseluler dari badan retikulat.
8. Interupsi replikasi badan retikulat menyebabkan klamidia tetap ada dalam bentuk
intaseluler sehingga dapat menimbulkan respon imun yang bersifat destrruksif. Pada bentuk
persisten ini, potein-60 (CHSP60) dilepaskan, yang dapat menyebabkan respon inflamasi.
9. Ketika jumlah badan elementer berada di bawah kadar kritis tertentu
maka aktivasi sistem imun berhenti dan replikasi badan retikulat mulai kembali.
10. Perubahan siklus infeksi badan elementer dengan destruksi dari sel epitel baru dan persisten
dalam intaseluler dengan pelepasan CHSP60 menyebabkan pembentukkan jaringan parut dan
merusak patensi tuba falopii.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tubuh memiliki benteng terhadap infeksi yang tersebar di seluruh jaringan dan
mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh. Benteng pertama diperankan
oleh kulit yang utuh, membran mukosa permukaan dan sekret yang diproduksi.
Contohnya lisozym air mata merusak peptidoglikan dinding bakteri.
Agen penyebab infeksi terdiri dari virus, bakteri, jamur, parasit, riketsia, dan
clamidia. Infeksi virus yang menyebabkan penyakit umumnya digolongkan ke dalam
sistem organ yang terkena, seperti infeksi virus pernapasan, bentuk kelainan klinik
yang di timbulkan seperti virus yang menyebabkan eksastema, dan sifat infeksi
infeksi laten virus. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri sering terjadi bersamaan
dengan adanya rasa sakit, nyeri, atau borok pada bagian tubuh. Ada waktu saat sistem
kekebalan tubuh tidak dapat menyingkirkan suatu infeksi bakteri. Masing-masing
faktor penyebab memiliki karakteristik tersendiri. Jamur menimbulkan infeksi
umumnya terjadi di kulit. Infeksi jamur lebih cenderung mengenai daerah-daerah
yang sering berkeringat dan lembab, seperti muka, badan, kaki, lipatan paha, dan
lengan. Parasit yang terdiri dari vermes dan protozoa menimbulkan infeksi melalui
kontak langsung maupun tidak langsung.
B. Kritik dan saran
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan mohon kritik dan sarannya
untuk membangun kesempurnaan makalah ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Deasy Handayani purba., Dkk.2021.Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).Yayasan
Kita Menulis.
Maftukhah, M. (2011). Agen infeksius, faktor yang mempengaruhi, dan perbedaan proses inf
eksi. Di akses pada 19 Februari 2018, dari https://www.scribd.com/doc/55932944/Agen-Infe
ksius.
Nurul Hidayati.,Dkk.2019.Infeksi Bakteri Pada Kulit.Surabaya:Airlangga University Press.
Pringgoutomo, S., Himawan, S. & Tjarta, A. (2012). Buku AjarPatologi I (Umum). Jakarta:
Sagung Seto.
Staf Pengajar FK UI. (1993). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara
Tamboyong J (2000) Patofisiologi. Jakarta: Kedokteran EGC