Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP DASAR MIKROBIOLOGI


Dosen Pengampu : Prinawatie, S.Kep

Disusun Oleh :
Fitri Andriany: 2019.C.11a.1044

YAYASAN STIKES EKAHARAP PALANGKARAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.Karena atas berkat dan
karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah tugas mata kuliah IDK II yang
berjudul “Konsep Dasar Mikrobiologi” tepat waktu.
Makalah ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada Ibu dr. Cristina Aden,
MPH.,AAK selaku dosen mata kuliah IDK II.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk kemajuan makalah ini di masa mendatang.Semoga makalah ini
bermanfaat untuk pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTA..................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................iii
....................................................................................................................................

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3

2.1 Penegrtian Agen-agen infeksius...............................................................3

2.1 Apa saja yang dimaksud dengan Virus.....................................................4

2.3 bagaimana perkembangan Bakteri............................................................4

2.4 penegrtian Jamur.......................................................................................7

2.5 bagaimaan perkembangan Parasite..........................................................8

2.6 penyebab Riketsia.....................................................................................9

2.7 pengaruh Clamida.....................................................................................9

2.8 Factor-faktor yang mempengaruhi transmisi agen-agen infeksius...........10

BAB III PENUTUP..................................................................................................11

3.1 Kesimpulan...............................................................................................11

3.2 Saran.........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang

  Sejarah Mikrobiologi Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Mikros = kecil, Bios
= hidup, dan Logos = ilmu. Secara definitif mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
makhluk hidup yang sangat kecil (diameter kurang dari 0,1 mm) yang tak dapat dilihat dengan
mata biasa tanpa bantuan suatu peralatan khusus. Untuk pertama kalinya organisme tersebut
dilihat dan digambarkan kurang lebih 300 tahun yang lalu. Namun demikian, baru pada tahun
1870-an peranannya sebagai penyebab penyakit menjadi dimengerti dan diterima.
Mikroorganisme terdapat dalam populasi yang besar dan beragam, dan terdapat hampir di
mana-mana di alam ini.Mikroorganisme juga merupakan bentuk kehidupan yang tersebar
paling luas dan terdapat paling banyak di planet ini.Mereka terdapat di aliran air, danau,
sungai, dan laut.Mereka terdapat pada permukaan tubuh kita dan di dalam mulut, hidung, dan
rongga¬rongga tubuh lainnya.Mikroorganisme paling banyak terdapat di tempat¬tempat yang
mengandung nutrient, kelembaban, dan suhu yang sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakannya.Di antara mikroorganisme tersebut ada yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia, tetapi banyak pula yang merugikan yaitu yang dapat menimbulkan
berbagai penyakit.Mikrobiologi mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik, seperti
di mana adanya, ciri-cirinya, kekerabatan antara sesamanya juga dengan kelompok organisme
lainnya.Mikrobiologi meliputi berbagai disiplin ilmu seperti bakteriologi, imunologi,
virology, mikologi dan parasitologi.Dalam Mikrobiologi kedokteran, dipelajari
mikroorganisme yang ada kaitannya dengan penyakit (infeksi) dan dicari jalan pencegahan,
penanggulangan serta pemberantasannya.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan virus ?


2.      Apa yang dimaksud dengan bakteri ?
3.      Apa yang dimaksud dengan jamur ?
4.      Apa yang dimaksud dengan parasit ?
5.      Apa yang dimaksud dengan ricketsia ?

1
6.      Apa yang dimaksud dengan clamidia ?
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah IDK II.
2. Untuk mengetahui tentang virus.
3.  Untuk mengetahui tentang bakter.
4. Untuk mengetahui tentang jamur.
5. Untuk mengetahui tentang parasite.
6. Untuk mengetahui tentang rickettsia.
7. Untuk mengetahui tentang clamidia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Agen-agen Infeksius
VirusVirus berasal dari bahasa Yunani venom yang berarti racun. Virus merupakan suatu
partikel yang masih diperdebatkan statusnya apakah ia termasuk makhluk hidup atau benda
mati. Virus dianggap benda mati karena ia dapat dikristalka, sedangkan virus dikatakan benda
hidup, karena virus dapat memperbanyak diri (replikasi) dalam tubuh inang., Para ahli biologi
terus mengungkap hakikat virus ini sehingga akhirnya partikel tersebut dikelompokkan
sebagai makhluk hidup dalam dunia tersendiri yaitu virus.Virus merupakan organisme non-
seluler, karena ia tidak memilki kelengkapan seperti sitoplasma, organel sel, dan tidak bisa
membelah diri sendiri.
Secara umum virus merupakan partikel tersusun atas elemen genetik yang mengandung
salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA)
yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh
inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang. Partikel virus secara keseluruhan ketika berada di
luar inang yang terdiri dari asam nukleat yang dikelilingi oleh protein dikenal dengan
nama virion. Virion tidak melakukan aktivitas biosinteis dan reproduksi. Pada saat virion
memasuki sel inang, baru kemudian akan terjadi proses reproduksi. Virus ketika memasuki
sel inang akan mengambil alih aktivitas inang untuk menghasilkan komponen-komponen
pembentuk virus.
Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat.Sebagai agen penyakit,
virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel,
yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang
diinfeksinya.Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut
secara permanen.Berdasarkan sifat hidupnya maka virus dimasukan sebagai parasit obligat,
karena keberlangsungan hidupnya sangat tergandung pada materi genetic inang.
Ukuran virus lebih kecil dibandingkan dengan sel bakteri. Ukurannya berkisar dari 0,02
mikrometer sampai 0,3 mikrometer (1 μm = 1/1000 mm). Unit pengukuran virus biasanya
dinyatakan dalam nanometer (nm).1 nm adalah 1/1000 mikrometer dan seperjuta
milimeter.Virus cacar merupakan salah satu virus yang ukurannya terbesar yaitu berdiameter
200 nm, dan virus polio merupakan virus terkecil yang hanya berukuran 28 nm.

3
2.1  Bakteri
Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak memiliki selubung inti).
Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik berupa DNA, tapi tidak
terlokalisasi dalam tempat khusus ( nukleus ) dan tidak ada membran inti. Bentuk DNA
bakteri adalah sirkuler, panjang dan biasa disebut nukleoi.Pada DNA bakteri tidak
mempunyai intron dan hanya tersusun atas akson saja. Bakteri juga memiliki DNA
ekstrakromosomal yang tergabung menjadi plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler
( Jawetz, 2004) .
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah
a.       Sumber energi, yang diperlukan untuk reaksi – reaksi sintesis yang membutuhkan
energi dalam pertumbuhan dan restorasi, pemeliharaan keseimbangan cairan, gerak dan
sebagainya.
b.       Sumber karbon
c.       Sumber nitrogen, sebagian besar untuk sintesis protein dan asam-asam nukleat.
d.      Sumber garam-garam anorganik, khususnya folat dan sulfat sebagai anion dan
potasium, sodium magnesium, kalsium, besi, mangan sebagai kation.
e.       Bakteri-bakteri tertentu membutuhkan faktor-faktor tumbuh tambahan, disebut juga
vitamin bakteri, dalam jumlah sedikit untuk sintesis metabolik esensial (Koes Irianto,
2006).

2.3 Jamur
Istilah jamur berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus (mushroom) yangberarti tumbuh
dengan subur. Istilah ini selanjutnya ditujukan kepada jamur yang memiliki tubuh buah serta
tumbuh atau muncul di atas tanah atau pepohonan (Tjitrosoepomo, 1991).
Organisme yang disebut jamur bersifat heterotrof, dinding sel spora mengandung kitin,
tidak berplastid, tidak berfotosintesis, tidak bersifat fagotrof, umumnya memiliki hifa yang
berdinding yang dapat berinti banyak (multinukleat), atau berinti tunggal (mononukleat), dan
memperoleh nutrien dengan cara absorpsi (Gandjar, et al., 2006).
Jamur mempunyai dua karakter yang sangat mirip dengan tumbuhan yaitu dinding sel yang
sedikit keras dan organ reproduksi yang disebut spora.Dinding sel jamur terdiri atas selulosa
dan kitin sebagai komponen yang dominan.Kitin adalah polimer dari gugus amino yang lebih

4
memiliki karakteristik seperti tubuh serangga daripada tubuh tumbuhan.Spora jamur terutama
spora yang diproduksi secara seksual berbeda dari spora tumbuhan tinggi secara penampakan
(bentuk) dan metode produksinya (Alexopoulus dan Mimms, 1979).Banyak jamur yang sudah
dikenal peranannya, yaitu jamur yang tumbuh di roti, buah, keju, ragi dalam pembuatan bir,
dan yang merusak tekstil yang lembab, serta beberapa jenis cendawan yang
dibudidayakan.Beberapa jenis memproduksi antibiotik yang digunakan dalam terapi melawan
berbagai infeksi bakteri (Tortora, et al., 2001).
Diantara semua organisme, jamur adalah organisme yang paling banyak menghasilkan
enzim yang bersifat degradatif yang menyerang secara langsung seluruh material
oganik.Adanya enzim yang bersifat degradatif ini menjadikan jamur bagian yang sangat
penting dalam mendaur ulang sampah-sampah alam, dan sebagai dekomposer dalam siklus
biogeokimia (Mc-Kane, 1996). Semua unsur kimia di alam akan beredar melalui jalur tertentu
dari lingkungan ke organisme atau makhluk hidup dan kembali lagi ke lingkungan. Semua
bahan kimia dapat beredar berulang-ulang melewati ekosistem secara tak terbatas.
Jika suatu organisme itu mati, maka bahan organik yang terdapat pada tubuh organisme
tersebut akan dirombak menjadi komponen abiotik dan dikembalikan lagi ke dalam
lingkungan. Peredaran bahan abiotik dari lingkungan melalui komponen biotik dan kembali
lagi ke lingkungan dikenal sebagai siklus biogeokimia (Odum, 1993).Tubuh buah suatu jenis
jamur dapat berbeda dengan jenis jamur lainnya yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan
tudung (pileus), tangkai (stipe), dan lamella (gills) serta cawan (volva).
Adanya perbedaan ukuran, warna, serta bentuk dari pileus dan stipe merupakan ciri penting
dalam melakukan identifikasi suatu jenis jamur (Smith, et al., 1988). Menurut Alexopoulus
dan Mimms (1979), beberapa karakteristik umum dari jamur yaitu: jamur merupakan
organisme yang tidak memiliki klorofil sehingga cara hidupnya sebagai parasit atau saprofit.
Tubuh terdiri dari benang yang bercabang-cabang disebut hifa, kumpulan hifa disebut
miselium, berkembang biak secara aseksual dan seksual. Secara alamiah jamur dapat
berkembang biak dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara
aseksual dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu dengan fragmentasi miselium, pembelahan
(fission) dari sel-sel somatik menjadi sel-sel anakan. Tunas (budding) dari sel-sel somatik atau
spora, tiap tunas membentuk individu baru, pembentukan spora aseksual, tiap spora akan
berkecambah membentuk hifa yang selanjutnya berkembang menjadi miselium (Pelczar dan

5
Chan, 1986). Reproduksi secara seksual melibatkan peleburan dua inti sel yang kompatibel.
Proses reproduksi secara seksual terdiri dari tiga fase yaitu plasmogami, kariogami dan
meiosis. Plasmogami merupakan proses penyatuan antara dua protoplasma yang segera diikuti
oleh proses kariogami (persatuan antara dua inti). Fase meiosis menempati fase terakhir
sebelum terbentuk spora.Pada fase tersebut dihasilkan masing-masing sel dengan kromosom
yang bersifat haploid (Alexopoulus dan Mimms, 1979).
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan jamur
a. Kelembaban
Kelembaban tanah diartikan sebagai aktifitas air di dalam tanah (wateractivity).
Rasio aktifitas air ini disebut juga kelembaban relatif (relatif humidity). Ketersediaan air
di lingkungan sekitar jamur dalam bentuk gas sama pentingnyadengan ketersediaan air
dalam bentuk cair. Hal ini menyebabkan hifa jamur dapatmenyebar ke atas permukaan
yang kering atau muncul di atas permukaan substrat(Carlile dan Watkinson,
1995).Variasi suhu yang rendah dan kelembaban yang relative tinggi ini sangat berkaitan
dengan curah hujan yang tinggi (Bernes, et al., 1998).
b. Suhu
Menurut Carlile dan Watkinson (1995), suhu maksimum untuk kebanyakan jamur
untuk tumbuh berkisar 30⁰C sampai 40⁰C dan optimalnya pada suhu 20⁰C sampai
30⁰C.Jamur- jamur kelompok Agaricales seperti Flummulina spp, Hypsigius spp,
dan Pleurotus  spp, tumbuh optimal pada suhu 22⁰C (Kaneko dan Sugara, 2001) dalam
Panji (2004).Sementara jamur-jamur Coprinus spp, tumbuh optimal pada kisaran suhu
25⁰C sampai 28⁰C (Kitomoro, et al., 1999).
c. Intensitas cahaya
Umumnya cahaya menstimulasi atau menjadi faktor penghambat terhadap
pembentukan struktur alat-alat reproduksi dan spora pada jamur. Walaupun proses
reproduksi memerlukan cahaya, hanya fase tertentu saja yang memerlukan cahaya, atau
secara bergantian struktur berbeda di dalam sporokarp dapat memberi respon berbeda
terhadap cahaya. Contoh spesies Discomycetes Sclerotina sclerotiorum akan terbentuk
dalam kondisi gelap, namun memerlukan cahaya untuk pembentukan pileusnya (Purdy,
1956). Jamur dari famili polyporaceae tahan terhadap intensitas cahaya matahari yang
tinggi (Nugroho, 2004).Hal ini dimungkinkan karena kebanyakan jamur family

6
polyporaceae memiliki tubuh buah yang relatif besar.Jamur dari famili polyporaceae
merupakan jamur pembusuk kayu (Arora, 1996).
d. pH
Menurut Bernes, et al., (1998), jamur yang tumbuh di lantai hutan umumnya pada
kisaran pH 4-9, dan optimumnya pada pH 5-6. Konsentrasi pH pada subsrat bisa
mempengaruhi pertumbuhan meskipun tidak langsung tetapi berpengaruh terhadap
ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan atau beraksi langsung pada permukaan sel. Hal ini
memungkinkan nutrisi yang diperlukan jamur untuk tumbuh dengan baik cukup
tersedia.Kebanyakan jamur tumbuh dengan baik pada pH yang asam sampai netral
(Carlile dan Watkinson, 1995).

2.4 Parasit
Parasit berasal dari kata “Parasitus” (Latin) = “Parasitos” (Grik), yang artinya seseorang
yang ikut makan semeja. Mengandung maksud seseorang yang ikut makan makanan orang
lain tanpa seijin orang yang memiliki makanan tersebut. Jadi Parasit adalah organisme yang
selama atau sebagian hayatnya hidup pada atau didalam tubuh organisme lain, dimana parasit
tersebut mendapat makanan tanpa ada konpensasi apapun untuk hidupnya.
Pertumbuhan dan perkembangan parasit :
Tubuh terdapat suatu mekanisme yaitu mekanisme tanggap kebal yang akan mengenali dan
segera memusnahkan setiap sel yang berbeda/asing dari sel normal tubuhnya sendiri. Seperti
pada kekebalan terhadap bakteri, cendawan, dan virus,kekebalan dalam parasitologi terdiri
dari kekebalan bawaan yang mungkin disebabkan spesifitas inang, karakteristik fisik inang,
sifat biokimia yang khas dan kebiasaan inang serta kekebalan didapat. Kekebalan didapat
dibedakan menjadi:- Kekebalan secara pasif, contohnya ialah kekebalan anak yang didapat
dari kolostrum ibunya.- Kekebalan didapat secara aktif. Reaksi kekebalan didapat secara aktif
timbul setelah adanya rangsangan oleh antigen.Tergantung dari sifat antigen sehingga terjadi
pembelahan limfosit-limfosit menjadi sel-T atau sel B. Sel T mempunyai reseptor khusus
terhadap antigen tertentu,sedangkan sel B akan mengeluarkan antibodi yang dikenal sebagai
imunoglobulin yang akan berikatan secara khas pula dengan antigen. Modus penularan ialah
cara atau metode penularan penyakit yang biasanya terjadi. Pada umumnya, cara penularan
penyakit parasit adalah secara kontak langsung, melalui mulut (food-borne

7
parasitosis),melalui kulit, melalui plasenta, melalui alat kelamin dan melalui air susu. Sumber
penularan bagi penyakit parasit, seperti halnya bagi penyakit menular lain terjadi dari inang
yang satu ke inang yang lain. Penularan dapat juga dari sumber penyakit kepada inang baru.
Adapun yang dapat berlaku sebagai sumber penularan penyakit parasit ialah organisme baik
hewan maupun tumbuhan dan benda mati seperti tanah, air,makanan dan minuman. Faktor
meteorologi yang berpengaruh pada kelangsungan hidup parasit adalah:
     a. Data biometeorology
     b. Penguapan air
     c. Kandungan air dalam tanah.
     d. Pengaruh Faktor Cuaca terhadap Siklus Hidup Parasit

2.5 Ricketsia
Rickettsia adalah genus bakteri gram-negatif.Rickettsia bersifat parasitintraselular obligat,
dan dapat menyebabkan penyakit Rickettsia.Metode perkembanganRickettsia dalam embrio
ayam ditemukan oleh Ernest William Goodpasture dan koleganya di Universitas
Vanderbilt pada tahun 1930-an.

 2.6 Clamidia
Clamidia adalah bakteri yang umum ditularkan melalui infeksi menular seksual.Infeksi ini
menulari wanita dan pria, termasuk pria yang berhubungan seksual dengan pria.Pada wanita,
bakteri ini menyebabkan infeksi pada serviks dan pada pria menyebabkan infeksi pada
uretra.Walaupun jarang terjadi, tetapi Klamidia dapat menginfeksi anus dan
menyebabkan conjunctivitis  (inflamasi pada mata).  Sebagian besar pria dan wanita tidak
memperlihatkan gejala atau tanda. Ketika ada gejala, hal-hal berikut mungkin akan muncul:
Pria
 Kemerahan pada mulut penis
 Rasa terbakar atau perih saat buang air kecil
 Adanya cairan yang keluar dari penis (biasanya berwarna jernih) Bila tidak segera
ditangani, Klamidia dapat menyebabkan rasa sakit dan bengkaknya salah satu atau
bahkan keduatestis/buah zakar.
Wanita

8
 Adanya perubahan pada cairan vagina
 Perdarahan yang tidak tentu (biasanya setelah berhubungan seks)
 Nyeri panggul, termasuk nyeri saat berhubungan seksual
 Rasa terbakar atau perih saat buang air kecil Bila tidak segera ditangani, Klamidia dapat
menyebabkan penyakit radang panggul yaitu terjadinya infeksi pada uterus dan saluran
tuba. Lebih lanjut penyakit radang panggul dapat menyebabkan infertilitas. Clamidia
biasanya ditularkan melalui seks vaginal ataupun anal. Kondom dapat mencegah
penularan tersebut.

2.7 Faktor dari agen infeksius sendiri

1. Potensi mikroorganisme atau parasite untuk menyebabkan penyakit tergantung beberapa


factor, antara lain : kecukupan jumlah organisme (dosis), virulensi atau kemampuan agen
untuk bertahan hidup dalam tubuh host atau di luat tubuh host, kemampuan untuk masuk dan
bertahan hidup dalam tubuh host, dan kerentanan tubuh host (daya tahan host).

2. Sumber penular (reservoir)

Tempat di mana patogen dapat bertahan hidup tetapi belum tentu dapat berkembang biak.
Meski begitu tetap ada peluang bagi agen infeksius melakukan transmisi dan menimbulkan
infeksi pada makhluk hidup. Reservoir terdiri dari hewan dan manusia.

Contoh: Virus Hepatitis A bertahan hidup dalam kerang laut tetapi tidak dapat berkembang
biak, Pseudomonas dapat bertahan hidup dan berkembang biak dalam reservoir nebulizer,
serta berbagai mikroorganisme yang banyak hidup di kulit, di rongga, dalam cairan, dan
cairan yang keluar dari tubuh.

3. Penularan kontak secara langsung

Yaitu penularan melalui kontak fisik antara sumber dengan penjamu yang rentan atau
individu ke individu. Contoh:

a. Kontaminasi dan luka


b. misal, infeksi luka rabies.
c. Inokulasi

9
d. misal, gigitan serangga, suntikan serum hepatitis.
e. Menelan makanan dan minuman yang terkontaminasi
f. misal, hepatitis A, poliomielitis, dan kolera.
g. Menghirup debu dan droplets
h. Misal, influenza dan tuberkulosis.

2. Penularan kontak secara tidak langsung

Yaitu penularan melalui kontak penjamu yang rentan dengan benda mati yang
terkontaminasi.  Misalnya, melalui jarum, benda tajam, lingkungan, udara (airbone), air, dan
vektor (lalat, nyamuk).

Kerentanan host (penjamu)

Dapat terkena infeksi tergantung pada keretanannya terhadap agen infeksius. Kerentanan
bergantung pada derajat ketahanan tubuh individu terhadap patogen. Meskipun secara konstan
kontak dengan mikroorganisme dalam jumlah yang besar, infeksi tidak akan terjadi sampai
individu rentan terhadap kekuatandan jumlah mikroorganisme tersebut.

Penjamu yang rentan banyak ditemukan di tempat pelayanan kesehatan, mereka yang
mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh meliputi anak kecil atau bayi, lanjut usia, orang
dengan penyakit kronois, orang yang menerima terapi medis seperti kemoterapi, atau steroid
dosis tinggi, orang dengan luka terbuka.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan 
Virus merupakan organisme non-seluler, karena ia tidak memilki kelengkapan seperti
sitoplasma, organel sel, dan tidak bisa membelah diri sendiri. Bakteri adalah salah satu
golongan organisme prokariotik (tidak memiliki selubung inti). Bakteri sebagai makhluk
hidup tentu memiliki informasi genetik berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat
khusus ( nukleus ) dan tidak ada membran inti. Istilah jamur berasal dari bahasa Yunani, yaitu
fungus (mushroom) yangberarti tumbuh dengan subur
Parasit adalah organisme yang selama atau sebagian hayatnya hidup pada atau didalam
tubuh organisme lain, dimana parasit tersebut mendapat makanan tanpa ada konpensasi
apapun untuk hidupnya. Rickettsia adalah genus bakteri gram-negatif. Klamidia adalah
bakteri yang umum ditularkan melalui infeksi menular seksual. Infeksi ini menulari wanita
dan pria, termasuk pria yang berhubungan seksual dengan pria.Infeksi oportunistik adalah
infeksi yang disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada
orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, tetapi dapat menyerang orang dengan
sistem kekebalan tubuh yang buruk

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang
lebih banyak yang dapat di pertanggung jawabkan.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua kalangan terutama bagi kami sendiri sebagai
penulis dari makalah ini. Dan diharapkan dengan adanya makalah ini rekan mahasiswa
Perawat lebih memahami tentang agen-agen infeksius dan infeksi opportunitis  serta untuk
lebih menambah wawasan mahasiswa sehingga bermanfaat di masa yang akan datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Pelczar, MJ dan EJS, Chan 1998.Dasar-dasar Mikrobiologi.UI-Press. Jakarta

Subandi, 2014.Mikrobiologi.PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Schlegel, H.G., 1986. General microbiology, Cambridgen University Press, Cambridge.

https://id.wikipedia.org/wiki/Infeksi_oportunistik

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-
KUSNADI/BAb_V_I__R_U_S.OK.pdf

http://digilib.unila.ac.id/5690/11/13.BAB%20II.pdf

http://angsamerah.com/pdf/Angsamerah%20Klamidia.pdf

http://salis12345.mahasiswa.unimus.ac.id/wp-
content/uploads/sites/453/2016/05/PARASITOLOGI-1.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Rickettsia

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20870/4/Chapter%20II.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai