Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

VIROLOGY DASAR

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Syaffarman Rusli, MH.kes

DI SUSUN OLEH
Anis
Denisa Nezaluna Ramadanti
Hilmatul Azizah
Tia Febriani

POLITEKNIK BHAKTI ASIH PURWAKARTA


PRODI DIII KEBIDANAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang senantiasa selalu
memberikan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini setelah melalui berbagai rintangan dan hambatan.
Makalah ini penulis beri judul “VIROLOGY DASAR”. Adapun tujuan
disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah biologi dasar
dan biologi perkembangan semester 1. Selain itu, makalah disusun guna
memberikan informasi dan pengetahuan tentang Virology Dasar.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal
ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan waktu yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang agar lebih baik.
Semoga makalah yang sederhana ini bermanfaat bagi pembaca.

                                                                                   
Purwakarta, 03 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2

BAB II..............................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................4
2.1 Pengertian Virus.............................................................................................4

2.2 Struktur Dan Anatomi Virus..........................................................................5

2.3 Macam Macam Bentuk Virus.........................................................................8

2.4 Partikel Virus..................................................................................................9

2.5 Ukuran virus.................................................................................................10

2.6 Sifat-sifat Virus............................................................................................11

2.7 Ciri-ciri Virus...............................................................................................12

2.8 Reproduksi Virus..........................................................................................13

2.9 Habitat Virus................................................................................................14

2.10 Klasifikasi Virus.........................................................................................15

2.10.1 Tingkat Klasifikasi Virus........................................................................15

2.10.2 Dasar-dasar klasifikasi secara taksonomi................................................16

1. Bentuk sel berubah..................................................................................19

2. Hepatitis virus..........................................................................................21

2.11 Jenis-jenis Virus.........................................................................................22

ii
2.12 Mutasi Virus...............................................................................................23

2.13 Contoh-contoh Virus..................................................................................23

2.14 Pengelompokkan Virus..............................................................................25

2.15 Peranan Virus Dalam Kehidupan...............................................................26

2.16 Macam-Macam Infeksi Virus.....................................................................27

2.17 Anti Virus...................................................................................................28

2.18 Pengobatan Dan Pencegahan......................................................................30

BAB III..........................................................................................................................32
PENUTUP.....................................................................................................................32
3.1 Kesimpulan.................................................................................................32

3.2 Saran............................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................34

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Virologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang virus. Virus adalah
organisme yang sangat kecil dan jauh lebih kecil dari bakeri. Virus adalah parasit
berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat
bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel
makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi
sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi
tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau
RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung
yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus
menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein
yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara
istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel
prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). Virus sering
diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan
fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu
terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan
HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik
tembakau/TMV).
Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik
yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman
tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan
Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia
teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak
berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa
penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak
dapat dilihat dengan mikroskop.

1
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun
tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan
penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa
bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat
melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus
saringan. Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa
penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati
bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri
yang sangat kecil.
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith
Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit
mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga merupakan
virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939
oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah makalah ini
yaitu sebagai berikut :
1) Apa yang di maksud dengan virologi/virus ?
2) Bagaimana struktur dan anatomi virus ?
3) Bagaimana macam-macam bentuk virus?
4) Bagaimana Partikel Virus ?
5) Bagaimana Ukuran Virus?
6) Bagaimana sifat-sifat virus?
7) Bagaimana ciri-ciri virus ?
8) Bagaimana virus bereproduksi?
9) Apa saja contoh-contoh virus?
10) Apa saja pengelompokkan virus ?
11) Bagaimana peranan virus dalam kehidupan ?
12) Apakah yang dimaksud anti virus?
13) Bagaimana cara mencegah dan cara pengobatannya?

2
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu
sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui devinisi virologi/virus.
2) Untuk mengetahui struktur dan anatomi virus.
3) Untuk mengetahui macam-macam virus.
4) Untuk mengetahui partikel virus.
5) Untuk mengetahui ukuran virus.
6) Untuk mengetahui sifat-sifat virus.
7) Untuk mengetahui ciri-ciri virus
8) Untuk mengetahui virus bereproduksi.
9) Untuk mengetahui contoh-contoh virus
10) Untuk mengetahui pengelompokkan virus
11) Untuk mengetahui peranan virus dalam kehidupan
12) Untuk mengetahui anti virus
13) Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Virus


Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang virus yaitu suatu
mikroba yang lebih kecil dari kuman, oleh karenanya ia dapat melewati
saringan yang bisa dipergunakan untuk menyaring kuman. Selain virus
merupakan mikroba yang terkecil juga berbeda dengan mikroba yang lain
sebab bahan genetic virus terdiri atas RNA atau DNA tetapi tidak terdiri
sekaligus dari kedua jenis asam nukleat tersebut.
Menurut Lwoff, Horne dan Tournier, sifat-sifat khusus virus yaitu :
bahan genetik virus terdiri dari RNA atau DNA (tetapi tidak terdiri dari kedua
jenis asam nukleat), struktur dari virus relatif sangat sederhana (terdiri dari
pembungkus yang mengelilingi asam nukleat), virus mengadakan reproduksi
hanya dalam sel hidup yakni dalam sitoplasma, nukleus, atau di dalam kedua-
duanya dan tidak mengadakan kegiatan metbolisme jika berada diluar sel
hidup, virus tidak membelah diri dengan cara pembelahan biner. Partikel virus
baru dibentuk dengan suatu proses biosintesis majemuk yang dimulai dari
pemecahan suatu partikel virus infektif menjadi lapisan protein pelindung dan
komponen asam nukleat infektif.

Asam nukleat partikel virus yang menginfeksi sel mengambil alih


kekuasaan dan pengawasan sistem enzim sel hospesnya, sehingga selaras
denga proses sintesis asam nukleat dan protein virus. Virus menginfeksi sel
menggunakan ribosom sel hospes untuk keperluan metabolisme. Komponen-

4
komponen utama virus dibentuk secara terpisah dan baru digabung didalam sel
hospes tidak lama sebelum dibebaskan. Selama dalam proses pembebasan,
beberapa partikel virus mendapatkan selubung luar yang mengandung lipid
protein dan bahan-bahan lain yang sebagian besar berasal dari sel hospes.
Virus adalah parasit intraseluler obligat yang berukuran antara 20-300
nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA
atau DNA saja. Partikelnya secara utuh disebut virion yang terdiri dari capsid
yang dapat terbungkus oleh sebuah glikoprotein atau membran lipid, dan virus
resisten terhadap antibiotik. Bentuk virus berbeda-beda ada yang : bulat, batang
polihidris, dan seperti huruf T

2.2 Struktur Dan Anatomi Virus


Bentuk virus sangat bervariasi. Ada yang bulat, oval, memanjang,
silindris, dan ada juga yang berbetuk T. Ukuran tubuh virus sangat kecil dan
bervariasi yaitu kira-kira antara 300 x 250 x 100 nm sampai parvovirus yang
kira-kira berdiameter 20 nm. Karena sangat kecil, maka virus tidak dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop biasa, kecuali poxvirus. Virus
selalunya terdiri daripada lapisan protein sebagai pelindung (sampul), teras
protein yang menyimpan gen virus, dan gen virus itu sendiri. Sampul yang
selalunya dihasilkan daripada membran sel perumah, melindungi genom virus
dan memberikan mechanisme (the involuntary and consistent response of an
organism to a given stimulus) kepada virus tersebut.

5
 Kepala
Virus memiliki kepala berisi DNA atau RNA yang menjadi bahan genetik
kehidupannya. Isi kepala ini dilindungi oleh kapsid, yaitu selubung protein
yang tersusun oleh protein. Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis
virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk
lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-
unit protein.
 Isi Tubuh
Isi tubuh virus atau biasa disebut virion, adalah bahan genetik yang berupa
salah satu tipe asam nukleat (DNA atau RNA). Tipe asam nukleat yang
dimiliki virus akan mempengaruhi bentuk tubuh virus. Virus dengan isi
tubuh berupa RNA biasanya berbentuk menyerupai kubus, bulat, atau
polihedral, contohnya pada virus-virus penyebab penyakit polyomyelitis,
virus influenza, dan virus radang mulut dan kuku.
 Ekor
Ekor merupakan bagian dalam struktur tubuh virus yang berfungsi sebagai
alat untuk menempelkan diri pada sel inang. Ekor yang melekat di kepala
ini umumnya terdiri atas beberapa tabung tersumbat yang berisi benang
dan serat halus. Adapun pada virus yang hanya menginveksi sel eukariotik,
bagian tubuh ini umumnya tidak dijumpai
 Kapsid
Kapsid adalah lapisan berupa rangkaian kapsomer pada tubuh virus yang
berfungsi sebagai pembungkus DNA atau RNA. Fungsi kapsid ini adalah
sebagai pembentuk tubuh dan pelindung bagi virus dari kondisi
lingkungan luar.

Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom
virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai
ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat
berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat
untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan

6
genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus
tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. Bahan genetik
virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan
pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa
berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks
dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk
dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein
nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus
campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA
membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks
protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak,
nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel
inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung
lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan
pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan
tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini
bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri
atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah
protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan
dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis
B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti
virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi
lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam
penginfeksian sel.
Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus
memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada
hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid.
Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga
mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein

7
selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di
dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor
protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut
digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.
Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat
transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung
jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.

2.3 Macam Macam Bentuk Virus


Meski tersusun atas struktur tubuh yang sama, virus ternyata dapat
mempunyai bentuk tubuh yang sangat bervariasi. Sedikitnya ada 5 macam
bentuk tubuh virus yang telah berhasil diidentifikasi oleh para ilmuan.
Macam-macam bentuk virus tersebut antara lain oval, bulat, batang,
polihedral, dan huruf T. Berikut macam-macam bentuk tubuh virus tersebut
lengkap dengan contohnya.

1. Bentuk tubuh bulat dimiliki oleh virus-virus penyebab penyakit AIDS,


ebola, dan influenza.
2. Bentuk tubuh oval dimiliki oleh virus penyebab penyakit rabies

8
3. Bentuk tubuh batang dimiliki oleh virus TMV (Tobaccao Mosaic Virus).
4. Bentuk tubuh polihidris dimiliki oleh virus Adenovirus penyebab demam.
5. Bentuk tubuh huruf T pada bacteriophage, virus menyerang bakteri E. coli.

2.4 Partikel Virus


Kemajuan dalam teknik difraksi sinar X dan mikroskop elektron
memungkinkan untuk melihat perbedaan-perbedaan kecil dalam morfologi
dasar virus. Dalam hal ini dibutuhkan zat warna logam berat sepertiKalium
Fosfotungstat untuk mempertegas struktur permukaan. Logam berat tersebut
memasuki partikel virus bagaikan awan dan menonjolkan struktur permukaan
virus melalui pewarnaan negatif. Dengan cara ini virus dapat dikelompokkan
menjadi 3 (tiga) tipe berdasarkan penataan sub satuan morfologinya Yaitu:
a. Yang mempunyai simetri helix, misalnya Paramixovirus dan
Orthomyxovirus.
b. Yang mempunyai simetri kubus, misalnya Adenovirus.
c. Yang mempunyai struktur kompleks, misalnya Poxvirus.

2.5 Ukuran virus


Ukuran yang sangat kecil serta kemampuan untuk melewati saringan
kuman adalah ciri klasik untuk virus, karena beberapa kuman lebih kecil dari
virus yang tersebar maka ciri khas ini sudah tidak berlaku lagi. Ada beberapa
cara yang digunakan untuk menentukan ukuran virus yaitu :
a. Mengunakan Mikroskop Elektron Pada mikroskop elektron digunakan
elektron sebagai pengganti gelombang cahaya dan lensa
elektromagnetiksebagai pengganti lensa-lensa kaca. Berkas elektron yang
diperoleh memiliki gelombang cahaya sehingga benda-benda yang lebih
kecil dari pada gelombang cahaya dapat dilihat. Virus dapat dilihat dalam
sediaan dari ekstrak jaringan dan dalam seksi-seksi sangat tipis sel-sel
terinfeksi. Cara ini banyak digunakan untuk menentukan ukuran partikel.
b. Ultrasedimentasi (Ultrasentrifugasi)

9
Bila partikel-partikel disuspensi dalam cairan, partikel tersebut akan
mengendap pada dasar dengan kecepatan sebanding dengan ukurannya.
Dengan ultrasentifugasi dapat digunakan daya 100.000 kali lebih besar
dari gaya berat untuk menyebabkan partikel-partikel mengendap di dasar
tabung (sekitar 80.000- 100.000 putaran/menit). Hubungan antara ukuran
dan bentuk partikel dengan kecepatan mengendapnya memungkinkan
penentuan ukuran partikel. Dalam hal ini struktur fisik sangat
mempengaruhi perkiraan ukuran yang diperoleh.
c. Ultrafiltrasi dengan membran kolodion yang diameter pori-porinya
bermacam-macam.
Membran kolodion ini dapat diperoleh dengan pori-pori dalam berbagai
ukuran. Bila bahan virus ini dilewatkan melalui sederet membran dengan
ukuran pori yang diketahui maka ukuran suatu virus dapat diperkirakan
dengan menentukan 9 Virologi  membran mana yang meloloskan virus
dan selaput mana yang menahannya. Ukuran diameter pori rata-rata yang
menahan virus (APD = Average Pore Diameter) dikalikan dengan 0,64
menghasilkan diameter partikel virus. Lolosnya virus melalui suatu
saringan tergantung pada struktur fisik virus tersebut, dengan demikian
hasil yang diperoleh merupakan perkiraan yang sangat mendekati

2.6 Sifat-sifat Virus


Pada dasarnya, ada beberapa sifat umum dari virus yang dapat
membedakannya dari bakteri, mengingat bahwa kedua organisme ini sering
disamakan. Berikut ini adalah sifat-sifat virus :
1. Virus merupakan makhluk hidup peralihan antara benda mati atau benda
hidup. Disebut sebagai benda mati karena virus dapat dikristalkan dan
tidak mengandung protoplasma, sedangkan disebut sebagai makhluk
hidup karena dapat berkembang biak dan memiliki asam nukleat
2. Virus hanya dapat hidup pada organisme yang hidup saja, virus juga
dapat melekatkan dirinya pada permukaan sel hidup atau organisme

10
3. Virus juga dapat mengenali inangnya dengan suatu mekanisme lock and
key, atau dengan kata lain seperti kunci dan anak kunci.
Adapun sifat – sifat khusus virus menurut Lwoff, Home dan Tournier (1966)
adalah :
1. Bahan genetic virus terdiri dari asam ribonukleat (RNA) atau asam
deoksiribonukleat (DNA), akan tetapi bukan gabungan dari kedua jenis
asam nukleat tersebut.
2. Struktur virus secara relative sangat sederhana, yaitu dari pembungkus
yang mengelilingi atau melindungi asam nukleat.
3. Virus mengadakan reproduksi hanya dalam sel hidup, yaitu dalam
nucleus, sitoplasma atau di dalam keduanya dan tidak mengadakan
kegiatan metabolisme jika berada di luar sel hidup.
4. Virus tidak membelah diri dengan cara pembelahan biner. Partikel virus
baru dibentuk dengan suatu proses biosintesis majemuk yang dimulai
dengan pemecahan suatu partikel virus infektif menjadi lapisan protein
pelindung dan komponen asam nukleat infektif.
5. Asam nukleat partikel virus yang menginfeksi sel mengambil alih
kekuasaan dan pengawasan system enzim hospesnya, sehingga selaras
dengan proses sintesis asam nukleat dan protein virus.
6. Virus yang menginfeksi sel mempergunakan ribosom sel hospes untuk
keperluan metabolismenya.
7. Komponen – komponen virus dibentuk secara terpisah dan baru digabung
di dalam sel hospes tidak lama setelah dibebaskan.
8. Selama proses pembebasan, beberapa partikel virus mendapat selubung
luar yang mengandung lipid, protein, dan bahan – bahan lain yang
sebagian berasal dari sel hospes.
9. Partikel virus lengkap disebut Virion dan terdiri dari inti asam nukleat
yang dikelilingi lapisan protein yang bersifat antigenic yang disebut
kapsid dengan atau tanpa selubung di luar kapsid.

11
2.7 Ciri-ciri Virus
- Virus berukuran sangat kecil, berkisar 0,05N m–0,2N m (1N m = 1/1000
mm). Oleh karena itu, virus hanya dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop elektron.
- Tubuh virus terdiri atas selubung dan bahan inti. Bahan inti berupa RNA
(Ribonucleic acid) atau DNA ( Deoxiribonucleic acid).
- Virus tidak mempunyai membran dan organel-organel sel yang penting
bagi kehidupan.
- Virus hanya dapat bereproduksi jika berada dalam sel hidup atau jaringan
hidup.
- Virus dapat dikristalkan layaknya benda mati. Virus tersusun dari asam
nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat
(RNA) yang dibungkus oleh selubung protein yang disebut kapsid.
- Bentuk virus bermacam-macam, ada yang berbentuk batang, bola atau
bulat,berbentuk peluru, dan beberapa berbentuk huruf T seperti pada virus
bakteriofage.

2.8 Reproduksi Virus


Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan
siklus lisogenik.
 Siklus litik

Dalam siklus litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah berhasil
melakukan reproduksi.

12
Fase-fase:
 Fase Absorbsi (Pelekatan)
Tahap absorbsi (pelekatan) adalah saat partikel virus (virion)
melekat pada sel yang diinfeksi. Tempat pelekatan virus pada sel
inang terjadi pada reseptor (protein khusus pada membran plasma
sel inang yang mengenali virus).
 Fase Penetrasi
Tahap penetrasi adalah tahap virus atau materi genetik virus masuk
ke dalam sitoplasma sel inang.
 Fase Replikasi dan Sintesis
Tahap replikasi dan sintesis adalah tahap terjadinya perbanyakan
partikel virus di dalam sel inang. Sel inang akan dikendalikan oleh
materi genetik dari virus sehingga sel dapat membuat komponen
virus, yaitu asam nukleat dan protein untuk kapsid.
 Fase Perakitan (Pematangan)
Tahap perakitan (pemasangan) adalah tahap penyusunan asam
nukleat dan protein virus menjadi partikel virus yang utuh.
 Fase Pelepasan (Pembebasan)
Tahap pelepasan (perakitan) adalah tahap partikel virus keluar dari
sel inang dengan memecahkan sel tersebut. Dengan begitu, sel
inang menjadi mati.
 Infeksi Secara Lisogenik
Dalam siklus lisogenik, virus tidak menghancurkan sel, tetapi
berintegrasi dengan DNA sel induk.
Fase-fase:
 Fase Absorbsi dan Infeksi
Virus (fag/fage) menempel di tempat yang spesifik pada sel bakteri.
 Fase Penetrasi
DNA virus masuk ke dalam sel bakteri.
 Fase Penggabungan

13
DNA virus bergabung dengan DNA bakteri membentuk profag.
 Fase Replikasi
DNA virus (dalam profag) akan terus bertambah banyak jika sel
bakteri terus menerus membelah. Dalam kasus yang jarang terjadi,
DNA virus akan terpisah dari profag dan akan memasuki siklus
litik.

2.9 Habitat Virus


Virus menunjukkan ciri kehidupan hanya jika berada pada sel
organisme lain (sel inang). Sel inang virus berupa bakteri, mikroorganisme
eukariot (seperti Protozoa dan jamur), sel tumbuhan, sel hewan, dan sel
manusia. Virus yang menyerang tumbuhan dapat masuk ke dalam tumbuhan
lain, terutama melalui perantara serangga. Virus yang menyerang hewan atau
manusia dapat masuk ke dalam tubuh hewan atau manusia lain misalnya
melalui makanan, minuman, udara, darah, luka, atau gigitan.

2.10 Klasifikasi Virus


Virus dapat diklasifikasi menurut kandungan jenis asam nukleatnya.
Pada virus RNA, dapat berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang
menyebabkan polio dan influenza) atau berunting ganda (misalnya revirus
penyebab diare); demikian pula virus DNA (misalnya berunting tunggal oada
fase φ × 174 dan parvorirus berunting ganda pada adenovirus, herpesvirus
dan pokvirus). Virus RNA terdiri atas tiga jenis utama: virus RNA berunting
positif (+), yang genomnya bertindak sebagai mRNA dalam sel inang dan
bertindak sebagai cetakan untuk intermediat RNA unting minus (-); virus
RNA berunting negatif (-) yang tidak dapat secara langsung bertindak sebagai
mRNA, tetapi sebagai cetakan untuk sintesis mRNA melalui virion
transkriptase; dan retrovirus, yang berunting + dan dapat bertindak sebagai
mRNA, tetapi pada waktu infeksi segera bertindak sebagai cetakan sintesis
DNA berunting ganda (segera berintegrasi ke dalam kromosom inang )
melalui suatu transkriptase balik yang terkandung atau tersandi. Setiap virus

14
imunodefisiensi manusia (HIV) merupakan bagian dari subkelompok
lentivirus dari kelompok retrovirus RNA. Virus ini merupakan penyebab
AIDS pada manusia, menginfeksi setiap sel yang mengekspresikan tanda
permukaan sel CD4, seperti pembentuk T-sel yang matang.

2.10.1 Tingkat Klasifikasi Virus

Untuk saat ini, klasifikasi virus yang penting hanya dari tingkat famili ke
bawah. Semua famili virus memiliki akhiran – viridae , misalnya
 Poxviridae
 Herpesviridae
 Parvoviridae
 Retroviridae
Anggota-anggota famili Picornaviridae umumnya ditularkan melalui jalur
faecal/oral dan melalui udara.
Genus memiliki nama dengan akhiran – virus . Misalnya, famili
Picornaviridae terdiri dari 5 genus:
 Genus Enterovirus misalnya poliovirus 1, 2, 3
 Genus Cardiovirus misalnya mengovirus
 Genus Rhinovirus misalnya Rhinovirus 1a
 Genus Apthovirus misalnya FMDV-C
 Genus Hepatovirus misalnya virus Hepatitits A
Definisi `spesies’ merupakan hal yang paling penting, namun sulit
dilakukan untuk virus. Penentuan spesies virus mengandung unsur
subyektif. Sebagai contoh, genus Lentivirus terdiri dari banyak spesies
yang berbeda, termasuk:

15
 HIV-1, Human Immunodeficiency Virus 1
 HIV-2, Human Immunodeficiency Virus 2
 SIV, Simian Immunodeficiency Virus
 FIV, Feline Immunodeficiency Virus
 BIV, Bovine Immunodeficiency Virus
 Visna (domba)
 EIAV (kuda)
 CAEV (kambing)

2.10.2 Dasar-dasar klasifikasi secara taksonomi.


Ciri khas seperti morfologi (ukuran, bentuk, ada tidaknya selubung),
sifat-sifat fisika-kimia (berat molekul, densitas, pH, stabilitas terhadap
temperatur dan konsentrasi ion), genom (RNA, DNA, urutan materi
genetik yang tersegmentasi ( segmented sequence ), pemetaan posisi
restriksi ( restriction map ), modifikasi, dsb.), makromolekul (komposisi
dan fungsi protein), sifat-sifat antigenik, sifat-sifat biologis (organisme apa
saja yang menjadi inangnya, cara penularan, cara perpindahan, dsb.),
semuanya dipertimbangkan dalam menentukan klasifikasi virus.
Virus dapat diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan cara
penyebaran, dan genomik fungsional.
Klasifikasi virus berdasarkan morfologi Berdasarkan morfologi, virus
dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein membran
terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu :
1) Virus DNA
2) Virus RNA
RNA merupakan materi genetika yang terdapat pada virus tertentu
(virus RNA), serta sel dan molekul yang mengarah ke tahap sintesis
protein. Pada virus, molekul RNA ini mengarah ke proses sistesis protein
(pembentukan selubung protein virus) dan replikasi (proses pengopian
RNA).

16
3) Virus berselubung
4) Virus non-selubung

Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran Berdasarkan


tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:
1) Virus Enterik
Virus yang dikeluarkan melalui kotoran dari berbagai jenis hewan
dapat mencemari air. Terutama pengaruhnya terhadap kesehatan, virus
dapat menyerang saluran pencernaan manusia yang diekskresikan
dengan kotoran orang yang terinfeksi. Virus seringkali ditularkan
melalui mulut atau anus dari orang ke orang lain. Namun, virus
terebut juga terdapat pada limbah yang berasal dari berbagai limbah
medis, yang dapat mencemari air atau permukaan tanah. Virus
Enterik diekskresikan dalam jumlah yang cukup besar melalui kotoran
termasuk diantaranya virus polio, virus coxsackie, virus echo, dan
virus enterik lainnya sepeti, virus adeno, virus reo, virus rota, virus
hepatitis a (virus hepatitis), dan virus noro. Yang merupakan
penyebab berbagai penyakit termasuk gastroenteritis, ruam kulit,
meningitis, myocarditis, infeksi mata, kelumpuhan, demam, dan lain
sebagainya., setiap kelompok virus terdiri dari sejumlah jenis virus
serologi yang berbeda; dengan demikian lebih dari 100 virus enterik
berbeda, yang dapat menginfeksi manusia.
2) Virus Respirasi
Yg menyerang pernapasan
3) Arbovirus
Arbovirusadalah istilah yang digunakanuntuk merujuk
kepadasekelompok virusyang ditularkanolehvektorarthropoda.
Kataarbovirusadalah akronim(virus arthropoda-borne). Gejala
infeksiarbovirusumumnya terjadi3-15harisetelah terpaparvirusdan
terakhir3atau 4hari. Gambaran klinisyang paling umuminfeksiadalah
demam, sakit kepala danmalaise, tapiensefalitisdandemam

17
berdarahjugadapat terjadi. Katatibovirus(tick-borne virus) kadang-
kadang digunakanuntuk menggambarkanvirusditularkan oleh kutu,
sebuahsuperorderdalamarthropoda.
4) Virus onkogenik
Virus ini merupakan salah satu pemicu terjadinya kanker. Virus
onkogenik adalah virus yang dapat menyebabkan perubahan-
perubahan yang mempengaruhi proses onkogenesis. Onkogenesis
adalah hasil akumulasi berbagai perubahan genetik yang mengubah
ekspresi atau fungsi protein yang penting dalam pengendalian
pertumbuhan dan pembelahan sel. Virus onkogenik saat menginfeksi
sel dapat menyebabkan mutasi proto-onkogen sel menjadi onkogen.

Proto-onkogen adalah gen normal sel yang dapat berubah menjadi onkogen aktif
karena terjadinya mutasi atau mengalami ekspresi yang berlebihan (menghasilkan
onkoprotein dalam jumlah berlebihan).
Onkogen adalah istilah untuk gen yang bisa menginduksi satu atau beberapa
sifat karakteristik sel kanker. Gen tersebut dapat berupa gen virus atau gen sel
yang bila dimasukkan ke dalam sel yang sesuai, secara sendiri atau bersama gen
lain dapat merubah sifat sel normal menjadi sifat sel ganas.
Gen Pengendali Tumor (Tumor Supressor Gene) adalah gen yang bila
mengalami inaktivasi (menjadi tidak aktif) akan menyebabkan pembentukan
tumor. Tumor adalah istilah untuk perbanyakan sel yang tidak normal. Kanker
adalah sebutan untuk tumor yang ganas.
Pada saat virus menginfeksi sel, dia berintegrasi ke dalam sel menjadi provirus
yang akan mengganggu Gen Pengendali Tumor atau merubah ekspresi proto-
onkogen yang normal. Akibat perubahan itu sel menjadi memiliki karakteristik
sifat-sifat sel yang tertransformasi.
Diantara sifat-sifat sel tertransformasi adalah:
1. Dapat tumbuh tidak terbatas (disebut immortal)
2. Kebutuhan faktor pertumbuhan berkurang
3. Kerapatan tinggi

18
4. Hilangnya sifat contact inhibition (perbanyakan sel normal akan berhenti
pada saat sel tersebut kontak dengan sel lain)
2.10.2.1 Bentuk sel berubah
Bila sel masih memiliki sifat contact inhibition, sel tersebut akan
menghentikan perbanyakannya saat bertemu dengan sel lain. Hilangnya sifat
tersebut menyebabkan sel tumbuh terus, sel dapat berpindah ke jaringan atau
organ lain (metastasis), dan menyebarkan pertumbuhan kanker.
Sifat-sifat lain dari sel kanker adalah mensekresi protease, mensekresi
faktor pertumbuhan yang menstimulasi perbanyakan sel endotel kapiler di
sekitarnya (angiogenesis), gagal berdiferensiasi (perbanyakan sel terus
menerus) dan tidak mengalami apoptosis (kematian) meskipun terjadi
kerusakan DNA sel. Onkoprotein adalah produk dari gen onkogenik yang
dapat memberi sinyal pada sel untuk melakukan transformasi sehingga sel
tersebut akan memperbanyak diri secara tidak terbatas. Perbanyakan tak
terkontrol ini bila disertai beberapa mutasi lainnya, bisa berujung pada
pembentukan sel kanker. Onkoprotein dapat berupa protein normal yang
diproduksi dalam jumlah melebihi produksi normal, namun kebanyakan
berupa protein yang telah berubah dari protein normal.
Onkoprotein dapat digolongkan dalam 8 kategori:
1. Faktor pertumbuhan peptida (peptida adalah komponen penyusun
protein)
2. Reseptor faktor pertumbuhan di membran plasma atau sitoplasma
(reseptor adalah istilah untuk penerima)
3. Protein G (protein yang diregulasi oleh GTP)
4. Reseptor membran dengan tirosin kinase / dengan aktifitas treonin-
serin kinase
5. Protein kinase sitoplasma dengan aktifitas tirosin kinase / dengan
aktifitas serin-treonin
6. Protein pengikat DNA yang berfungsi sebagai aktifator
transkripsional / mendorong replikasi RNA (catatan: pada proses

19
sintesis protein, DNA ditranskripsi menjadi mRNA, selanjutnya
protein disintesa berdasar kode-kode pada mRNA tersebut).
7. Siklin (memicu aktifitas protein kinase)
8. Protein yang menghambat protein pengendali tumor.

Onkoprotein hampir seluruhnya memiliki fungsi dalam berbagai jalur


transduksi sinyal yang dimulai dari sebuah sinyal dan berakhir dengan
transkripsi (proses awal produksi protein) maupun replikasi DNA (proses
penggandaan DNA). Onkoprotein akan mengambil alih regulasi normal dari
sel dan mengirimkan sinyal terus menerus yang mengaktifkan ekspresi gen
dan progresi melalui siklus sel (progresi tumor adalah istilah untuk akumulasi
mutasi pada sel-sel pada sebuah populasi tumor, yang berakibat kenaikan
kecepatan pertumbuhan dan keganasan sel).
Aktifitas onkoprotein tersebut akan meningkatkan peluang terjadinya
mutasi proto-onkogen dan gen pengendali tumor. Semakin banyak proto-
onkogen menjadi onkogen, regulasi sel semakin tidak terkendali. Demikian
juga dengan semakin banyaknya gen pengendali tumor yang rusak akan
semakin banyak jalur transduksi sinyal / mekanisme regulasi siklus sel yang
tidak berfungsi dengan baik (undil - 2009)

2.10.2.2 Hepatitis virus


Jenis Virus Hepatitis
a. Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui vecal oral. Penyebaran ini
terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang
sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan.
b. Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan
melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi di antara para
pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau di antara
mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).

20
Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada
bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat
yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika,
beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis
dan kankerhati.
c. Virus hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus
hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang
menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui
hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita
"penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C.
d. Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis
D ini me nyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki
risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
e. Virus hepatitis E
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A,
yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.
f. Virus hepatitis G
Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini. namun
belum terlalu diketahui.
Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :
- Virus Mumps
- Virus Rubella
- Virus Cytomegalovirus
- Virus Epstein-Barr
- Virus Herpes

Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional


Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya.
Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:

21
1. Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
2. Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
3. Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
4. Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
5. Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
6. Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
7. Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara

2.11 Jenis-jenis Virus


 Virus Bakteri
Virus bakteri adalah virus yang sel inangnya adalah sel bakteri. Virus bakteri
disebut juga bakteriofage atau fage (Latin, phage = memakan). Virus bakteri
mengandung materi genetik berupa DNA.
 Virus Mikroorganisme Eukariot
Virus mikroorganisme eukariot adalah virus yang sel inangnya berupa
mikroorganisme yang tergolong eukariot. Virus ini terutama mengandung RNA.
Virus yang menyerang jamur disebut Mycovirus.
 Virus Tumbuhan
Virus tumbuhan adalah virus yang sel inangnya adalah sel tumbuhan. Virus
tumbuhan sebagian besar mengandung RNA.
 Virus Hewan
Virus hewan adalah virus yang sel inangnya adalah sel hewan atau sel
manusia. Virus hewan mengandung RNA atau DNA.

2.12 Mutasi Virus


Mutasi Virus
- Mutasi spontan : perubahan replikasi dari viral genome
- Mutasi balik : sifat mutan berbalik ke sifat asli strain liar virus (wild
strain)
- Mutasi virulensi : dipengaruhi kultivasi virus
- Adaptasi : pengaruh dari kultur pada jaringan

22
2.13 Contoh-contoh Virus
 HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Termasuk salah satu retrovirus yang secara khusus menyerang sel darah putih
(sel T). Retrovirus adalah virus ARN hewan yang mempunyai tahap ADN. Virus
tersebut mempunyai suatu enzim, yaitu enzim transkriptase balik yang mengubah
rantai tunggal ARN (sebagai cetakan) menjadi rantai ganda kopian ADN (cADN).
Selanjutnya, cADN bergabung dengan ADN inang mengikuti replikasi ADN
inang. Pada saat ADN inang mengalami replikasi, secara langsung ADN virus
ikut mengalami replikasi.
 Virus Herpes

23
Virus herpes merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian
disalin menjadi mARN.
 Virus Influenza

Siklus replikasi virus influenza hampir sama dengan siklus replikasi virus
herpes. Hanya saja, pada virus influenza materi genetiknya berupa rantai tunggal
ARN yang kemudian mengalami replikasi menjadi mARN.
 Paramyxovirus

Paramyxovirus adalah semacam virus ARN yang selanjutnya mengalami


replikasi menjadi mARN. Paramyxovirus merupakan penyebab penyakit campak
dan gondong.

24
2.14 Pengelompokkan Virus
Berdasarkan jenis asam nukleat, virus dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu virus ARN (ribovirus) dan virus ADN (deoksiribovirus). Berikut
ini beberapa contoh dari kedua kelompok virus tersebut dan penyakit yang
ditimbulkannya.
Virus ARN Virus AND. Nama –nama penyakit : Virus Orthomyxo,
Influenza Virus mozaik Bercak-bercak pada daun tembakau, Virus rhabdo Rabies
Virus herpes Herpes, Virus hepatitis Hepatitis Virus pox Cacar, Virus paramyxo
Pes pada hewan ternak, Virus papova Kutil pada manusia, Retrovirus AIDS, Virus
picorna Polio, Virus toga Demam kuning dan ensefalitis dan Virus arena
Meningitis.
Selain berdasarkan asam nukleatnya, virus dapat dikelompokkan berdasarkan
bagian-bagian tubuh yang diserangnya, antara lain: Bagian tubuh yang diserang
Penyakit yang ditimbulkan Saluran pernapasan Pilek, influenza, dan batuk. Kulit
Kutil, cacar, dan campak. Organ dalam Hepatitis, kanker, dan AIDS.
Saraf pusat Rabies dan polio. Umumnya virus hanya menyerang dan
berkembang pada sel yang spesifik. Misalnya virus mozaik tembakau hanya
menyerang tumbuhan, virus rabies hanya menyerang mamalia, bakteriofage hanya
menyerang bakteri.
Untuk mendapatkan gambaran tentang siklus hidup bakteriofag, perlu ditinjau
tingkatan-tingkatan yang terjadi pada waktu phage menyerang bakteri:
a. Pada permulaannya phage melekat dengan bagian ekornya pada bagian
tertentu dari sel (fase adsorpsi phage pada sel).
b. DNA phage dimasukkan ke dalam sel melalui tubus ekornya, DNA phage
merusak DNA bakteri sehingga proses di dalam sel dikendalikan oleh
DNA phage, kemudian akan terbentuk protein (selubung) phage dan DNA
phage yang baru (faseperkembangan phage).
c. Yang terakhir ialah keluarnya partikel-partikel virus (bekteriophage) dari
sel. Sel Bakteri mengalami lisis (bakteriolisis/ fase pembebasan phage).
Ada pula yang sifatnya lebih spesifik seperti virus hepatitis hanya

25
menyerang sel-sel hati, virus influenza menyerang saluran pernapasan
atas, virus HIV hanya menyerang sel darah putih.

2.15 Peranan Virus Dalam Kehidupan


 Virus yang menguntungkan, berfungsi untuk:
- Membuat antitoksin
- Melemahkan bakteri
- Memproduksi vaksin
- Menyerang patogen
 Virus yang merugikan, penyakit-penyakit yang disebabkan virus antara
lain:
- Pada Tumbuh-tumbuhan
1. Mozaik pada daun tembakau Tobacco Mozaic Virus
2. Mozaik pada kentang Potato Mozaic Virus
3. Mozaik pada tomat Tomato Aucuba Mozaic Virus
4. Kerusakan floem pada jeruk Citrus Vein Phloem
Degeneration
- Pada Hewan
1. Tetelo pada Unggas New Castle Disease Virus
2. Cacar pada sapi Vicinia Virus
3. Lidah biru pada biri-biri Orbivirus
4. Tumor kelenjar susu monyet Monkey Mammary Tumor
Virus
- Pada Manusia
1. Influensa Influenzavirus
2. AIDS Retrovirus
3. SARS Coronavirus
4. Flu burung Avianvirus

26
2.16 Macam-Macam Infeksi Virus
Virus dapat menginfeksi inangnya dan menyebabkan berbagai akibat bagi
inangnya. ada yang berbahaya, namun juga ada yang dapat ditangani oleh sel
imun dalam tubuh sehingga akibat yang dihasilkan tidak terlalu besar.
 Infeksi Akut
infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu cepat
namun dapat juga berakibat fatal. Akibat dari infeksi akut adalah :
 Sembuh tanpa kerusakan (Sembuh total)
 Sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya : polio
 Berlanjut kepada infeksi kronis
 Kematian

 Infeksi Kronis
Infeksi kronis merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga ada
resiko gejala penyakit muncul kembali. Contoh dari infeksi kronis adalah :
 Silent subclinical infection seumur hidup, contoh :
cytomegalovirus( CMV)
 Periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh :
HIV
 Reaktivasi yang menyebabkan infeksi akut, contoh : shingles
 Penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh : HBV, HCV
 Kanker contoh : HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV.

2.17 Anti Virus


Pengembangan obat anti virus atau obat anti viral sebagai pencegahan atau
pengobatan belum mencapai hasil seperti yang diinginkan oleh umat manusia.
Karena obat anti virus atau obat anti viral yang dapat menghambat atau
membunuh virus juga akan dapat merusak sel hospes dimana virus itu berada
dalam Tubuh manusia.
Pemilihan obat anti virus / obat anti viral pada infeksi virus tertentu :

27
 Infeksi HIV atau AIDS
Pengobatan anti-viral pada dasarnya menyerang virus HIV di salah satu dari dua
tempat:
a). menjaga virus tetap berada di luar sel-T yang sehat
b). mencegah sel-T yang terinfeksi untuk melepaskan sel virus baru.
Perawatan lain adalah termasuk meningkatkan sistem kekebalan alami, supaya
bisa melawan HIV. Ini disebut ‘modulasi kekebalan.
Alasan mengapa gejala HIV tidak muncul selama beberapa tahun, itu karena
sistem kekebalan dalam menjalankan tugas yang hebat selama melawan HIV.
Obat-obat anti-viral terutama diperuntukkan bagi mereka yang sistem
kekebalannya sudah kewalahan terhadap virus.
Obat anti virus / anti viral untuk HIV atau AIDS terbagi 4 kelas yaitu :
1. Penghambat Fusi seperti Enfuvirtide
2. Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase seperti Didanosine,
Lamivudine, Stavudine, Zidovudine
3. Penghambat HIV Protease seperti Ritonavir
4. Penghambat Non-Nukleosida pengubah Transciptase seperti Nevirapine
Terapi tunggal dari obat virus untuk HIV dan AIDS sangat tidak
direkomendasikan. Kombinasi terapi dari obat anti viral adalah sangat mendasar
dan penting.
Gunakanlah selalu obat anti virus ganda (tiga macam obat anti irus), termasuk
‘penghambat HIV protease’. Strategi ini disebut HAART, singkatan dari ‘highly
active anti-retroviral therapy’ (pengobatan anti-retroviral yang sangat aktif).
Ada beberapa kombinasi yaitu :
1. 3 macam obat anti virus kelas “Penghambat Nukleosida pengubah
transcriptase”.
2. 2 obat anti virus kelas Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase dan
1 macam obat anti virus kelas Penghambat HIV Protease
3. 2 obat anti virus kelas Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase dan
1 macam obat anti virus kelas Penghambat Non-Nukleosida pengubah
Transciptase

28
4. Penghambat Fusi boleh ditambahkan untuk mengoptimalkan kerja dari
tiga kelas di atas.

 Infeksi virus Herpes


Infeksi HSV(virus herpes simpleks) tipe 1 : obat anti virus Asiklovir
memberikan hasil yang baik untuk infeksi oral-labial. Pada HSV ensefalitis,
pemberian anti virus asikovir injeksi dapat meningkatkan survival rate.
Untuk HSV tipe 1 yang menimbulkan kerato-konjungtivitis, dapat diberikan an
virus lokal pada mata seperti idoksuridin 0.15.
Infeksi HSV tipe 2 ; tipe ini biasanya menimbulkan herpes genitalis. Bentuk
primer dari herpse genitalis dapat diobati dengan obat anti virus asiklovir yang
menghasilkan penyembuhan dan hilangnya rasa nyeri lebih cepat.
Bentuk herpes genitalis kambuhan/rekuren tidak dapat dihambat oleh obat anti
virus asikovir. Pemberian oral memberikan efek sedang.
 Infeksi virus Varicella-zoster
Bentuk lazim pada anak-anak biasanya ringan dan tidak membutuhkan obat
anti virus. Ada kalanya penyakitnya memberat, tertutama pada pasien yang
disertai defisiensi imunologis. Untuk ini diberikan obat nti virus asiklovir secara
injeksi selama 5-7 hari.
 Infeksi Cytomegalovirus (CMV)
Retinitis karena CMV pada pasieAIDS diberi obat anti virus gansikovir.
 Hepatitis
Untuk infeksi hepatitis B kronis digunakan obat anti virus Entecavir untuk
perawatannya.
Untuk infeksi kronis hepatitis C menggunakan obat anti virus interferon-a.
Yang sekarang sudah berkembang dengan penambahan PEG agar lebih efektif
PEG interferon dan pemakaiannya dipermudah dengan peralatan khusus pula.
Untuk pemilihan obat anti virus yang tepat ada baiknya anda harus periksakan
diri dan konsultasi ke dokter.

29
2.18 Pengobatan Dan Pencegahan
Karena virus menggunakan jalur metabolik vital dalam sel inang untuk meniru,
mereka sulit untuk menghilangkan tanpa menggunakan obat yang menimbulkan
efek toksik untuk host sel pada umumnya. Pendekatan medis yang paling efektif
untuk penyakit virus vaksinasi pencegahan untuk memberikan kekebalan terhadap
infeksi, dan obat antivirus yang selektif mengganggu replikasi virus.
 Vaksin
Vaksinasi adalah cara yang murah dan efektif untuk mencegah infeksi oleh
virus. Vaksin yang digunakan untuk mencegah infeksi virus jauh sebelum
penemuan virus yang sebenarnya. Penggunaan mereka telah menghasilkan
penurunan dramatis dalam morbiditas (penyakit) dan mortalitas (kematian) yang
berhubungan dengan infeksi virus seperti polio, campak, gondok dan rubela.
Infeksi cacar telah diberantas. Vaksin yang tersedia untuk mencegah infeksi virus
selama tiga belas manusia, dan lebih banyak digunakan untuk mencegah infeksi
virus hewan. Vaksin dapat terdiri dari virus hidup yang dilemahkan atau dibunuh,
atau protein virus (antigen). Vaksin hidup berisi bentuk lemah dari virus yang
menyebabkan penyakit. Virus seperti ini disebut dilemahkan. Vaksin hidup dapat
berbahaya apabila diberikan pada orang dengan kekebalan lemah, (yang
digambarkan sebagai immunocompromised), karena dalam orang-orang ini, virus
yang lemah dapat menyebabkan penyakit asli. Bioteknologi dan teknik rekayasa
genetik yang digunakan untuk memproduksi vaksin subunit. Vaksin ini hanya
menggunakan protein kapsid virus. Vaksin hepatitis B adalah contoh dari jenis
vaksin. Vaksin subunit yang aman untuk pasien immunocompromised karena
mereka tidak dapat menyebabkan penyakit. Virus vaksin demam kuning, strain
hidup yang dilemahkan disebut 17D, mungkin vaksin yang paling aman dan
paling efektif yang pernah dihasilkan.
 Obat antivirus
Selama dua puluh tahun terakhir, pengembangan obat antivirus telah
meningkat pesat. Ini telah didorong oleh pandemi AIDS. Obat antivirus analog
nukleosida sering, (blok bangunan DNA palsu), yang dimasukkan ke dalam
genom virus mereka selama replikasi. Siklus hidup virus tersebut kemudian

30
dihentikan karena DNA yang baru disintesis tidak aktif. Hal ini karena kurangnya
analog gugus hidroksil, yang, bersama dengan atom fosfor, link bersama untuk
membentuk "tulang punggung" yang kuat dari molekul DNA. Hal ini disebut
DNA pemutusan rantai. Contoh analog nukleosida yang asiklovir untuk herpes
simpleks infeksi virus dan lamivudine untuk HIV dan Hepatitis B infeksi virus.
Asiklovir adalah salah satu obat antivirus tertua dan paling sering diresepkan.
Obat antivirus lain dalam tahap menargetkan penggunaan yang berbeda dari
siklus hidup virus. HIV adalah tergantung pada enzim proteolitik yang disebut
protease HIV-1 untuk itu untuk menjadi sepenuhnya menular. Ada kelas besar
obat yang disebut inhibitor protease yang menonaktifkan enzim ini. Hepatitis C
disebabkan oleh virus RNA. Dalam 80% dari orang yang terinfeksi, penyakit ini
kronis, dan tanpa pengobatan, mereka terinfeksi selama sisa hidup mereka.
Namun, sekarang ada pengobatan yang efektif yang menggunakan analog
nukleosida obat ribavirin dikombinasikan dengan interferon. Pengobatan kurir
kronis dari virus hepatitis B dengan menggunakan strategi yang sama
menggunakan lamivudine telah dikembangkan.

31
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dunia mikroba adalah dunia organisma yang sangat kecil, sehingga tidak
dapat kita lihat dengan mata telanjang. Walupun sudah agak lama dikenal,
namun dunia mikroba baru mulai terbuka secara luas sejak manusia
menemukan sebuah alat yang disebut mikroskop, hasil temuan Anthony van
Leeuwenhoek (1632-1723). Mikroskop tersebut sangat sederhana, hanya
memiliki satu lensa, dan mencapai pembesaran kurang dari 200 kali. Tetapi
dengan mikroskop sederhana tersebut misteri tentang bentuk mikroba yang
sebelumnya masih merupakan rahasia besar mulai terungkap.
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup
dengan menginvasi dan mengendalikan sel makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Istilah virus
biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota
(organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara
istilah bakteriofage atau fage digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-
jenis sel prokariota (bakteri danorganisme lain yang tidak berinti sel).
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA,
tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung
yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.

32
Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan
genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

3.2 Saran
Setiap unsur memiliki kerugian dan keuntungan begitu pula dengan
virus. Virus memiliki kerugian dan juga keuntungan bagi manusia. Semakin
orang menjadi pintar semakin orang menyadari bahwa dirinya tidak banyak
tahu atas segala sesuatu. Dan kita tidak boleh menganggap ringan tintang hal
yang kecil karena sesuatu yang kecil itu bahkan lebih membahayakan dari
pada hal yang besar sehingga kebanyakan orang yang terkenal(orang besar)
jatuh karena tidak melihat hal yang kecil itu.

33
DAFTAR PUSTAKA

https://moebolus.blogspot.com/2013/11/makalah-virologi.html
https://myartikelblogbelajar.blogspot.com/2017/11/virologi.html
https://makalahmakalahtentang.blogspot.com/2017/07/makalah-tentang-
virus.html

34

Anda mungkin juga menyukai