Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH VIROLOGI

KLASIFIKASI VIRUS

TLM – 2A

KELOMPOK 3

DISUSUN OLEH :

HERLIN AGAPE ( P27903117021 )


INDRI MUTIA FAJRI ( P27903117024 )
INTAN AYUNDA RAHMATIKA ( P27903117025)
MAHDIYYAH LESTARI ( P27903117030 )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


berkesempatan dalam memberikan limpah kesehatan, rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah yang berjudul “ Klasifikasi Virus” ini dapat selesai dengan
baik. Dan tak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun dalam hal tugas Mata Kuliah Virologi. Atas tersusunnya
makalah ini, penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Dosen Pengajar : Wenti Dwi Febriani, S. Pd, M. Si


2. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan do’a dan dukungannya
3. Semua pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terlalu


banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak demi membangun dari berbagai pihak demi
makalah ini bisa lebih baik lagi. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam hal ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Tangerang, Febuari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. ii

Daftar Isi ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang ............................................................................. 1

B Rumusan Masalah ........................................................................ 2

C Tujuan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A klasifikasi Virus ......................................................................... 3

B Tujuan ICTV ................................................................................ 5

C Penggolongan Virus ..................................................................... 5

D Sistem Universal Taksonomi Virus ............................................. 9

E Tinjauan mengenai virus yang mengandung DNA & RNA ........ 11

F Klasifikasi Virus Menurut Baltimore ........................................... 20

G ICD Dan Klasifikasi Penyakit Viral ............................................ 25

H Klasifikasi Penyakit Viral ............................................................ 27

BAB III PENUTUP

A Kesimpulan .................................................................................. 31

Daftar Pustaka ................................................................................................ 32

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Virologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang virus. Virus adalah


organisme yang sangat kecil dan jauh lebih kecil dari bakeri. Virus adalah parasit
berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya
dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan
selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit
obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung
sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya)
yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang
digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam
daur hidupnya.

Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-


sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal),
sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang
jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). Virus
sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini
virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya
virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman
(misalnya virus mosaik tembakau/TMV).

Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit


mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun
tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang
ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika

1
tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang
sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut,
Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih
kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.

Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah
daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat
menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan,
yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga
masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang
dapat menembus saringan. Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch
melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter
yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa
patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.

Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell


Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab
penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga
merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron
pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan klasifikasi virus ?


2. Bagaimana klasifikasi virus berdasarkan ICTV ?
3. Bagaimana klasifikasi virus berdasarkan Baltimore ?
4. Bagaimana klasifikasi virus berdasarkan ICD ?
5. Bagaimana klasifikasi penyakit viral ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu klasifikasi virus


2. Untuk mengetahui klasifikasi virus berdasarkan ICTV
3. Untuk mengetahui klasifikasi virus berdasarkan Baltimore

2
4. Untuk mengetahui klasifikasi virus berdasarkan ICD
5. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit viral

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Virus

Klasifikasi virus adalah proses penamaan virus dan menempatkannya ke


dalam sistem taksonomi. Klasifikasi virus masih dalam subjek perdebatan dan
proposal yang masih berlangsung, hal ini disebabkan oleh sifat virus semu yang
hidup, yang artinya mereka adalah partikel tidak hidup dengan beberapa
karakteristik kimia yang mirip dengan kehidupan, atau kehidupan non-seluler.

Pada tahun 1962 Lwoff, Horne dan Tournier mengusulkan sistem klasifikasi
di ana virus tersebut dikelompokkan berdasarkan karateristik bersama antara
partikel sendiri dari pada sel inang. Sementara sistem klasifikasi mereka tidak lagi
digunakaan, premis dasar ini adalah dasar dari sistem klasifikasi modern.
Beberapa fitur utama virus yang digunakan dalam klasifikasi jenis bahan genetik
mereka dan bentuk kapsid.

Atas dasar sifat bersama, virus dikelompokkan pada tingkat hirarki yang
berbeda ordo, famili, subfamili, genus, dan spesies. Lebih dari 30.000 isolat virus
sudah dikenal dan dikelompokkan dalam lebih dari 3.600 spesies, dalam 164
genus dan 71 famili.

Virus terutama diklasifikasikan berdasarkan karateristik fenotipik, seperti


morfologi, jenis asam nukleat, cara replikasi, organisme inang, dan jenis penyakit
yang disebabkannya. Klasifikasi taksonomi formal virus merupakan tanggung
jawab Komite Internasional untuk Sistem Taksonomi Virus/International
Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV). Mereka telah mengembangkan
skema taksonomi universal untuk virus dan bertujuan untuk menggambarkan
semua virus dari organisme hidup (gambar 1). Selain itu, terdapat pula sistem
klasikasi Baltimore yaitu pengklasifikasian irus berdasarkan alur fungsi
genomnya.

4
B. Tujuan ICTV :
1. Untuk mengembangkan disetujuinya secara internasional taksonomi
virus
2. Untuk mengembangkan disetujuinya secara internasional nama untuk
virus taksa, termasuk spesies dan agen subviral
3. Untuk mengkomunikasikan keputusan taksonomi untuk semua pengguna
nama virus, khususnya masyarakat internasional virologist, berdasarkan
publikasi melalui internet
4. Untuk menjaga indeks nama virus
5. Untuk memelihara database ICTV di internet, yang mencatat data yang
menjadi ciri setiap takson virus bernama, bersama dengan nama umum
setiap takson dalam semua bahasa utama
C. Penggolongan Virus

Pengelompokkan virus biasanya dilakukan untuk suatu kepentingan


tertentu. Sejumlah informasi mengenai sifat-sifat virus dapat digunakan sebagai
dasar klasifikasi, namun tidak semua virus memiliki informasi yang cukup untuk
setiap kategori. Dasar yang digunakan untuk klasifikasi virus, antara lain :

1. Sifat genom virus, mencakup jenis asam nukleat (DNA atau RNA), ukuran
genom dalam kilobasa (kb) atau kilopasang-basa (kilobase pairs), untaian
(tunggal atau ganda), linear atau sirkuler, sense (positif, negatif, ambiense),
segmen (jumlah, ukuran), sekuens nukleotida, kandungan G + C, dan
adanya sifat khusus (elemen repetitif, isomerasi, kap terminal-5’, protein
yang terikat kovalen dengan terminal-5’, jalur terminal-3’poli (A).
2. Ukuran, morfologi, jenis simetri, jumlah kapsomer, dan ada atau tidaknya
membran
3. Kerentanan terhadap pengaruh kimia dan fisika, termasuk massa molekuler,
bouyant density, stabilitas pH, stabilitas termal dan kerentanan terhadap
agen fisikdan kimiawi, khususnya eter dan deterjen.
4. Kandungan enzim tertentu yang dimiliki dan Sifat protein virus, mencakup
jumlah, ukuran dan aktivitas fungsional protein, strukturan dan non

5
struktural, sekuens asam amino, modifikasi (glikosilasi, fosforilasi,
mitristilasi), dan aktivitas fungsional khusu (aktivitas transkriptase, reverse
transcriptase, neoraminidase, fusi).
5. Sifat imunologik, Sifat antigenik
6. Jenis sel inang (kesesuaian reseptor)
7. Sifat biologi, mencakup kisaran pejamu alami, cara penularan, hubungan
dengan vektor, patogenisitas, tropisme jaringan, dan patologi
8. Organisasi dan replikasi genom, termasuk urutan gen, jumlah dan posisi
bingkai-baca terbuka, strategi replikasi (pola transkripsi, translasi), dan
tempat seluler (akumulasi protein, perakitan virion, pelepasan virion).

Menurut RNA, famili virus dibagi menjadi:

1. Picontohrnaviridae
2. Caliciviridae
3. Togaviridae
4. Bunyaviridae
5. Arenaviridae
6. Contohronaviridae
7. Rhabdoviridae
8. Filoviridae
9. Paramyxoviridae
10. Orthomyxoviridae
11. Reoviridae
12. Retroviridae

Menurut DNA, famili virus dibagi menjadi:

1. Adenoviridae
2. Herpesviridae
3. Hepadnaviridae
4. Papovaviridae
5. Parvoviridae

6
6. Poxviridae

Selain itu terdapat kelompok virus yang belum dapat di identifikasi


(unclassified virus) karena banyak sifat biologik nya belum diketahui.

7
( Gambar 1. Klasifikasi Virus)

8
D. Sistem Universal Taksonomi Virus

Telah dikembangkan suatu sistem yang memisahkan virus menjadi beberapa


kelompok besar-disebut famili-berdasarkan morfologi virion, struktur genom, dan
strategi replikasi. Nama famili virus memiliki akhiran-viridae.

Dalam setiap famili, terdapat subdivisi yang disebut genus yang biasanya
dikelompokkan menurut perbedaan fisikimiawi atau serologis. Kriteria yang
digunakan untuk mendefinisikan genus berbeda anatara satu famili dan famili lain.
Nama genus memiliki akhiran –virus. Dalam empat famili (Poxviridae,
Herpesviridae, Pervoviridae, Paramyxoviridae), telah dibuat pengelompokan yang
lebih besar–subfamili, hal ini menggambarakan kompleksitas hubungan di antara
anggotanya. Ordo virus dapat digunakan untuk mengelompokkan famili-famili
virus yang memiliki kesamaan sifat. Sebagai contoh, ordo Mononegavirales terdiri
atas famili Bornaviridae, Filoviradae, Paramyxoviridae, dan Rhabdoviridae.

Pada tahun 2000, International Committee on Taxonomy of Viruses telah


menggolongkan lebih dari 4000 virus hewan dan tanaman kedalam 56 famili dan
233 genus, menyisakan ratusan virus yang masih belum terklasifikasi. Diantara
kelompok – kelompok tadi, 24 famili beranggotakan virus yang menginfeksi
manusia dan hewan.

Sifat-sifat famili utama virus hewan yang memiliki anggota yang penting
pada penyakit manusia dirangkung dalam tabel 1.

9
Tabel 1. Famili Virus Hewan yang Berisi Anggota yang Dapat Menginfeksi Manusia

Inti Virion Ukuran Ukuran Asam


Simetri Sensitivitas Jumlah Jenis Fisik Asam
Asam (berselubung Partikel Virus Nukleat dalam Famili Virus
Kapsid Eter Kapsomer Nukleatb
Nukleat atau tidak) (nm)a Virion (kb/kbp)
Tidak
Resisten 32 18 – 26 5,6 ss Parvoviridae
berselubung
72 45 5 ds sirkular Polymaviridae
Ikosahedral 72 55 8 ds sirkular Papillomaviridae
DNA 252 70 – 90 26 – 45 ds Adenoviridae
Berselubung Sensitif 180 40 – 48 3,2 ds sirkularc Hepadnaviridae
162 150 – 200 125 – 240 ds Herpesviridae
Kompleks Pembungkus Resisten 230 x 400 130 – 375 ds Poxviridae
yang kompleks
Ikosahedral Tidak Resistend 32 28 – 30 7,2 – 8,4 ss Picornaviridae
berselubung 28 – 30 6,4 – 7,4 ss Astroviridae
32 27 – 40 7,4 – 8,3 ss Caliciviridae
27 – 34 7,2 ss Hepeviridae
60 – 80 16 – 27 ds bersegmen Reoviridae
Berselubung Sensitif 42 50 – 70 9,7 – 11,8 ss Togaviridae
Tidak kompleks Berselubung Sensitif 40 – 60 9,5 – 12,5 ss Flaviviridae
diketahui 50 – 300 10 – 14 ss bersegmen Arenaviridae
RNA
Atau kompleks 120 – 160 27 – 32 ss Coronaviridae
heliks 80 – 110 7 – 11e ss diploid Retrovoiridae
Berselubung Sensitif 80 – 120 10 – 13,6 ss bersegmen Orthomyxoviridae
80 – 120 11 – 21 ss bersegmen Bunyaviridae
80 – 125 8,5 – 10,5 ss Bornaviridae
75 x 180 13 – 16 ss Rhabdoviridae
150 – 300 16 – 20 ss Paramyxoviridae
80 x 1000f 19,1 ss Filoviridae
a. Diameter, atau diameter x panjang. e. Ukuran monomer.
b. ds, double stranded; ss, single stranded f. Bentuk filamentosa memiliki panjang yang sangat bervariasi..
c. untai sens-negatif memiliki panjang konstan 3,2 kb; untai yang lain memiliki panjang bervariasi sehingga timbul sela untai-tunggal yang besar.
d. genus Orthopoxvirus yang mencangkup poxvirus yang telah di pelajari dengan baik (misal vaccinia), bessifat resisten terhadap eter; sebagian poxvirus yang termasuk
dalam genus lainnya bersifat sensitif terhadap eter.
10
E. Tinjauan mengenai virus yang mengandung DNA dan RNA
Tinjauan mengenai virus yang mengandung DNA
a) Parvovirus
Parvovirus adalah virus-virus berukuran sangat kecil dengan ukuran partikel
sebesar 18 – 26 nm. Partikel-partikel tersebut memiliki simetris kubik,
dengan 32 kapsomer, tetapi mereka tidak berselubung. Genomnya berupa
DNA untai tunggal linear, berukuran 5,6 kb. Replikasi hanya terjadi dalam
sel-sel yang aktif membelah , perakitan kapsid terjadi didalam nukleus sel
yang terinfeksi. Banyak parvovirus bereplikasi secara autonom, tetapi virus
satelit terkait adenom bersifat defektif, memerlukan keberadaan suatu
adenovirus atau herpesvirus sebagai “pembantu”. Parvovirus manusia B19
bereplikasi didalam sel-sel eritroid imature dan menyebabkan beberapa
dampak merugikan, antara lain krisis aplastik, penyakit kelima (five disease)
dan kematian janin.
b) Polyomavirus
Polyomavirus adalah virus kecil (45nm), tak berselubung, stabil panas,
resisten eter yang memilki simetri kubik, dengan 72 kapsomer. Genomnya
adalah DNA untai ganda sirkular, berukuran 5 kbp. Agen-agen tersebut
memiliki siklus pertumbuhan yang lambat, memacu sintesis DNA sel, dan
bereplikasi didalam nukleus. Polyomavirus yang paling dikenal adalah virus
JC, agen penyebab leukoensefalopati multifokal progresif, dan virus BK
yang menyebabkan nefropati pada resipien transplan. SV40 juga
menginfeksi manusia dan telah ditemukan dari tumor pada manusia.
Kebanyakan spesies hewan satu atau lebih polyomavirus. Mereka
menyebabkan infeksi kronis pada penjamu alami mereka dan semuanya
dapat menginduksi tumor pada beberapa spesies hewan. Polyomavirus
dahulu merupakan bagian famil Papovaviridae sebelum famili tersebut
dipecah menjadi dua famili.
c) Papillomavirus
Papillomavirus dahulu merupakan anggota famili Papovaviridae. Mirp
dengan Polyomavirus dari beberapa aspek, tetapi memiliki genom yang

11
lebih besar (8 kbp) dan ukuran partikel yang juga lebih besar (55 nm).
Terdapat banyak genotip papillomavirus manusia, dikenal juga dengan virus
“kutil”. Beberapa tipe menyebabkan kanker genitalia pada manusia.
Papillomavirus sangat spesifik terhadap penjamu dan jaringan. Banyak
spesies hewan yang membawa papilloamavirus.
d) Adenovirus
Adenovirus adalah virus-virus berukuran sedang (70-90 nm), tak
berselubung yang memilki simetri kubik, dengan 252 kapsomer. Serabut
menjulur dari kapsomer vertex. Genomnya berupa DNA untai Ganda,
Linear, berukuran 26 – 45 kbp. Replikasi terjadi di dalam nukleus. Pola
Splicing yang komplex menghasilkan mRNA. Paling sedikit 51 tipe
menginfeksi manusia khususnya pada membran mukosa dan sebagian juga
dapat menetap dalam jaringan limfoid. Beberapa adenovirus menyebabkan
penyakit pernapasan akut, konjungtivitis, dan gastroentritis. Beberapa
adenovirus manusia dapat menginduksi tumor pada hamster yang baru lahir.
Terdapat banyak serotip yang menginfeksi hewan.
e) Hepadnavirus
Hepadnavirus adalah virus kecil (40-48 nm) yang mengandung molekul
DNA untai ganda sirkular yang berukuran 3,2 kpb. DNA virus dalam
paartikel mengandung satu sela untai tunggal yang besar. Replikasi
mellibatkan perbaikan sela untai tunggal didalam DNA, transkripsi RNA,
dan transkripsi terbalik RNA untuk membuat DNA genomik. Virus tersebut
terdiri atas inti nukleokapsid ikosahedral 27 nm yang terletak dalam
selubung yang melekat erat dan mengandung lipid serta antigen viral
permukaan. Protein permukaan secara khas dihasilkan secara berlebihan
selama replikasi virus yang terjadi dalam hepar, dan dilepaskan ke dalam
aliran darah. Hepadnavirus menyebabkan hepatitis akut dan kronid, infeksi
persisten berkaitan dengan resiko tinggi mengalami resiko kanker hepar.
Beberapa tipe virus diketahui menginfeksi mamalia dan bebek.

12
f) Herpesvirus
Herpesvirus adalah suatu famili besar virus yang berdiameter 150-200 nm,
nukleokapsid virus berdiameter 100 nm, dengan simetri kubik dan 162
kapsomer yang dikelili oleh selubung mengandung lipid. Genomnya adalah
DNA untai ganda linear, berukuran 125 – 240 kbp. Adanya sekuens
berulang dibagian tengah dan terminal DNA menyebabkan terjadinya
beberapa bentuk isomerik DNA genomik. Virin mengandung lebih dari 30
protein. Infeksi laten dapat menetap seumur hidup penjamu, biasanya dalam
sel ganglion atau limfoblastoid. Herpes virus manusia, meliputi herpes
simplex tipe 1 dan 2 (lesi oral dan genital), virus Varicell zoster (cacar air
dan dampak/singles), sitomegalovirus, virus Epsteinn-Barr (mononukleosis
infeksosa dan berkaitan dengan neoplasma pada manusia), herpes virus
manusia 6 dan 7 (limfotropik T) dan herpes virus manusia 8 (berhubungan
dengan sarkoma kaposi). Herpes virus lainnya ditemukan dalam banyak
hewan
g) Poxvirus adalah virus ovoid atau berbentuk bata yang berukuran besar,
memiliki panjang 220-450nm x lebar 140-260 nm x tebal 140-260 nm.
Struktur partikelnya kompleks, dengan selubung mengandung lipid.
Genomnya merupakan DNA untai-ganda linear, berikatan secara kovalen,
berukuran 130-375 kbp. Partikel poxvirus mengandung sekitar 100 protein,
banyak diantaranya memiliki aktivitas enzimatis, seperti RNA polimerase
yang bergantung pada DNA. Replikasi seluruhnya terjadi dalam sitoplasma
sel. Semua poxvirus cenderung menyebabkan lesi kulit. Beberapa patogenik
terhadap manusia (cacar, vaccinia, moluskum kontagiosum); bebrapa yang
patogenik terhadap hewan dapat pula menginfeksi manusia (cowpox,
monkeypox)

Tinjauan Mengenai Virus yang Mengandung RNA

a) Picornavirus
Picornavirus erupakan virus yang berukuran kecil resisten terhadap eter
yang memiliki simetri??. Genom RNA merupakan untai-ganda dan sense

13
(yaitu dapat berfungsi sebagai mRNA) dan berukuran ?? kb. Grup yang
menginfeksi manusia adalah enterovirus (poliovirus, coxsackievirus, dan
echovirus), rhinovirus (lebih dari 100 serotipe menyebabkan selesma), dan
hepatovirus (hepatitis A). Rhinovirus bersifat labil-asam dan memiliki
densisitas tinggi; enterovirus bersifat stabil-asam dan memiliki densisitas
rendah. Picornavirus yang menginfeksi hewan, meliputi penyakit kaki dan
mulut pada ternak dan ensefalomiokarditis pada hewan pengerat.
b) Astrovirus

Astrovirus memiliki ukuran yang serupa dengan picornavirus (28-30nm),


tetapi partikel-partikelnya memperlihatkan bentuk-bintang yang khas pada
permukaan mereka. Genomnya merupakan RNA untai-tunggal, linear, sense
positif, berukuran 6,4-7,4 kb. Agen-agen ini mungkin menyebabkan
gastroentritis pada hewan dan manusia.

c) Calicivirus
Calicivirus adalah virus yang serupa dengan picornavirus, tetapi sedikit
lebih besar (27-40 nm). Partikelnya tampak memiliki cekungan berbentuk
mangkuk pada permukaannya. Genomnya merupakan RNA untai-tunggal,
sense-positif, berukuran 7,4-8,3 kb; virion tidak memiliki selubung. Salah
satu patogen pada manusia yang penting adalah virus Norwalk, penyebab
gastroentritis akut endemik. Agen-agen lain menginfeksi kucing dan singa
laut, serta primata.
d) Hepevirus
Hepevirus adalah virus yang serupa dengan calicivirus, partikel-partikelnya
kecil (27-34 nm) dan resisten terhadap eter. Genomnya merupakan RNA
untai-tunggal, sense-positif, berukuran 7,2 kb. Virus hepatitis E manusia
termasuk dalam grup ini.
e) Reovirus
Reovirus adalah virus tak berselubung, berukuran sedang (60-80 nm),
resisten-eter yang memiliki simetri ikosahedral. Partikel-partikelnya
memiliki dua atau tiga pembungkus protein dengan saluran-saluran yang

14
membentang dari permukaan hingga ke inti; duri-duri pendek menonjol dari
permukaan virion. Genomnya merupakan RNA untai-ganda, linear,
bersegmen (10-12 segmen) yang berukuran total 16-27 kbp. Segmen RNA
individual memiliki ukuran yang berkisar dari 680 hingga 3900 bp.
Replikasi terjadi di dalam sitoplasma; reassortment segmen genom terjadi
dengan baik. Reovirus pada manusia meliputi rotavirus yang memiliki
gambaran berbentuk roda yang khas dan menyebabkan gastroenteritis.
Reovirus yang serupa secara antigenik menginfeksi banyak hewan. Genus
Coltivirus, meilputi virus Colorado tick fever pada manusia.
f) Arbovirus
Arbovirus merupakan pengelompokan ekologis (bukan famili virus) dari
virus-virus yang memiliki sifat fisik dan kimiawi beragam. Semua virus
yang termasuk golongan ini (terdapat lebih dari 350 virus) memiliki siklus
kompleks yang melibatkan artropoda sebagai vektor yang menularkan virus
ke pejamu vertebrata melalui gigitan mereka. Arbovirus m,enginfeksi
manusia, mamalia, unggas, dan ular. Serta memanfaatkan nyamuk dan
sengkenit sebagai vektor. Patogen manusia meliputi virus dengue, demam
kuning, ensefalitis, dan lain-lain. Arbovirus tergolong dalam beberapa famili
virus, termasuk togavirus, flavivirus, bunyavirus, rhabdovirus, arenavirus
dan reovirus.
g) Togavirus
Banyak arbovirus yang merupakan patosgen utama pada manusia yang
disebut alphavirus serta virus rubella termasuk dalam golongan ini.
togavirus memiliki selubung mengandung lipid dan bersifat sensitif eter;
genom mereka adalah RNA untai-tunggal, sense-positif, berukuran 9,7-11,8
kb. Virion berselubung berukuran 70 nm. Partikel-partikel virus mengalami
pematangan dengan cara menonjol seperti tunas dari membran sel pejamu.
Salah satu contoh nya adalah eastern equine encephalitis virus. Virus
rubella tidak memiliki vektor artropoda.

15
h) Flavivirus
Flavivus adalah virus berselubung, berdiameter 40-60 nm, yang
mengandung RNA untai-tunggal, sense-positif ukuran genom nya bervariasi
dari 9,5 kb (Hepatitis C), 11 kb(flavivirus), hingga 125 kb (pestivirus).
Virion matang terkumpul dalam sisterna retikulum endoplasma. Grup
arbovirus ini meliputi virus dema kuning dan virus dengue. Sebagian besar
anggotanya ditransmisikan oleh artropoda penghisap darah. Virus hepatitis
C tidak memiliki vektor yang diketahui.
i) Arenavirus
Arenavirus merupakan virus pleomorfik berselubung yang memiliki ukuran
50-300 nm (rata-rata 110-130 nm). Genomnya adalah RNA untai tunggal,
bersegmen, sirkular yang merupakan sense negatif dan ambifisense,
berukuran total 10-14 kb. Replikasi terjadi dalam sitoplasma dalam
perakitan melalui pernapasan dalam membran plasma. Virion
menggambungkan ribosom-ribosom sel pejamu selama pematangan yang
memeberikan partikel-partikel tersebut gambaran “berpasir”. Sebagian besar
anggota famili ini khas ditemukan di daerah tropis Amerika (yaitu kompleks
Tacaribe). Semua Arenavirus yang patogenik terhadap manusia
menyebabkan infeksi kronis pada hewan pengerat. Virus demam LASSA di
Afrika merupakan salah satu contohnya. Virus-virus tersebut memerlukan
isolasi maksimum dalam laboratorium.
j) Coronavirus
Coronavirus memiliki ciri berupa partikel-partikel berukuran 120-160 n
berlubung yang mengandung genom tak bersegmen, berupa RNA untai
tungggal sense positif, berukuran 27-32 kb; nukleokapsidnya berbentuk
helix dan berdiameter 9-11 nm. Coronavirus menyerupai Ortomisovirus,
tetapi memiliki tinjolan-tonjolan berbentuk kelopak bunga yang tersusun
melingkar di tepi permukaannnya, seperti mahkota matahari. Nukleokapsid
coronavirus terbentuk dalam sitoplasma dan mengalami pematangan dengan
cara menonjol kedalam vesikel sitoplasmik. Virus kelompok ini hanya
sedikit memilki pajamu. Sebagian besar coronavirus manusia menyebabkan

16
penyakit saluran napas atas akut ringan tetapi coronavirus baru yang di
identifikasi pada 2003 ternyatan menyebabkarovirus yang menyebabkan
gastroentritis, membentuk satu genus tersendiri. Coronavirus SARS (Severe
Acute Respiratory Syndrom). Torovirus yan menyebabkan gastroentritis
membentuk satu genus tersendiri. Coronavirus pada hewan sering
menyebabkan infeksi persisten dan meliputi virus hepatitis pada tikus dan
virus bronkitis infeksiosa virus.
k) Retrovirus
Retrovirus adalah virus sferis berselubung (berdiameter 80-110 nm) yang
genomnya mengandung dua salinan RNA untai tunggal, sense positif linear
yang memilki polaritas sama dengan mRNA virus. Setiap monomer RNA
berukuran 7 – 11 kb. Partikel-partike tersebut enganduang nukleokapsid
helix dalam suatu kapsid berbentuk ikosahedral. Repliaksi virus tersebut
bersifat unik: virion mengandung suatu enzim reverse transcriptase yanga
mengahasilkan salinan DNA dari genom RNA. DNA yang terbentuk tadi
menjadi berbentuk sirkuler dan disisipkan kedalam DNA kromosom
pajamu. Virus kemudian direplikasi dari salinan DNA “provirus” tersisip
tadi. Perakitan virion terjadi melalui pertunasan pada membran plasma.
Pejamu tetap mengalami infeksi kronis. Retrovirus terdistribusi luas terdapat
pula provirus endogen yang terbentuk akibat terinfeksinya sel-sel germinal
pada zaman sebelumnya yang selanjutnya diturunkan sebagai gen-gen yang
diwariskan kepada kebanyakan spesie. Virus yang terasuk kedalam kelopok
ini antara lain : virus leukomia dan sarkoma hewan dan manusia, virus
Foami pada primata dan lentivirus (virus imonodefisiensi manusia; visna
pada domba). Retrovirus menyebabkan AIDS dan memungkinkan di
identifikasi onkogen seluler.
l) Orthomyxovirus
Orthomyxoirus adala hirus berselubung, berukuran sedang, 80-120 nm yang
memiliki simetri heliks. Partikel-partikelnya berbentuk bundar artau filamen
tosa, disertai tonjolan-tonjolan yangb memiliki aktivitas hemaglutinin atau
neuraminidase di permukaannya.genomnya merupakan DNA untai tunggal,

17
linear,bersegmen, sesnse negatif, yang berukuran total 10-13,6 kb. Masing-
masing segmen engandung 900-2350 nukleotida. Heliks nukleoprotein
internal berukuran 9-15nm. Selama replikasi, nukleokapsid dirakit dida;lam
nukleus, sedangkan hemaglutinin dan neuraminidase terakkumulasi
didadalm sitoplasma. Virus mengalami pematangan melalui penonjolan
(pertunasan) pada membrann sel. Semua otomyxovirus merupakan virus
influenza yang menginfeksi manusia atau hewan. Sifat genom virus yang
bersegmen-segmen memudahkan perangkaian ulang genetik saat 2 virus
influenza menginfeksi sel yang sama;hal tersebut mungkin merupakan
penyebab tingginya angka variasi alami apada virus influenza. Transmisi
dari spesies lain diduga merupakan penyebab munculnya jalur virus
influenza A baru yang menimbulkan pandemi pada manusia.
m) Bunyavirus
Virus golongan ini memiliki ciri : partikel-partikel sferis atau pleomorfik,
berukuran 80-120 nm, yang berselubung. Genomnya tersusun dari RNA
bersegmen 3, sirkuler, untai tunggal, sense negatif atau ambisense yang
berukuran total 11-19kb. Partikel-partikel virion mengandung 3
nukelokapsid sirkuler, dengan simetri helix yang berdiameter 2,5 nm dan
memiliki panjang 200-3000nm. Replikasi terjadi didalam sitoplasma,dan
selubung virus diperoleh dengan cara menonjol kedalam pada badan golgi.
Kebanyakan virus tersebut ditularkan ke vertebrata oleh artoproda (
arbovirus). Hantavirus ditransmisikan bukan oleh artoproda, melainkan oleh
hewan pengerat yang mengalami infeksi persisten, melalui aerosol ekskreta
yang terkontaminasi. Hantavirus menyebabkan demam berdarah dan
nefrokati serta syndrome paru berat.
n) Bornavirus
Bornavirus merupakan virus yang berselubung, berbentuk speris (80-
125nm). Genomnya merupakan RNA linear, untai tunggal, tak bersegmen,
sense negatif yang berukuran 8,5-10,5 kb. Berbeda dari virus-virus RNA tak
bersegmen, sense negatif lainnya, replikasi dan transkripsi virus bornavirus
terjadi didalam nukleus. Virus penyakit borna, bersifat neurotropik pada

18
hewan; teori bahwa virus ini berkaitan dengan neuropsikiatri pada manusia
blm terbukti
o) Rhabdovirus
Rhabdovirus merupakan virion-viroin berselubung yang menyerupai peluru,
pipih, pada satu ujung dan bulat pada ujung lainnya. Berukuran sekitar
75x180nm. Selubungnya memiliki tonjolan-tonjolan 10nm. Genomnya
merupakan RNA linear, untai tunggal, tak bersegmen, sense negatif,
berukuran 13-14kb. Partikel-partikelnya dibentuk melalui pertunasan dari
membrn sel. Rhabdovirus memiliki kissaran [pejamu yang luas. Virus rabies
merupakan salah satu anggota kelompok ini.
p) Paramyxovirus
Kelompok ini serupa dengan orthomyxovirus, tetapi ukuran lebih besar
(150-300 nm). Partikel-partikelnya bentuk pleomorfik. Nukleokapsid
internalnya berukuran 13-18 nm, dan RNA nya bersifat linear, untai-tunggal
bersegmen, sense-negatif, dan berukuran 16-20 kb. Nukleokapsid maupun
hemaglutinin dibentuk di dalam sitoplasma. Virus-virus golongan ini yang
menginfeksi manusia, anatara lain: virus gondongan, campak, parainfluenza,
dan respiratory syncytial virus. Virus tersebut memiliki kisaran pejamu
sempit. Berbeda dengan virus influenza, paramyxovirus secara genetis
bersifat stabil.
q) Filovirus
Filovirus adalah virus pleomorfik, berselubung yang mungkin tampak
sangat panjang dan seperti benang. Mereka umumnya memiliki lebar 80 nm
dan panjang sekitar 1000 nm. Selubungnya mengandung peplomer-
peplomer besar. Genomnya merupakan RNA linear, sense-negatif, untai
tunggal, berukuran 19 kb. Virus marbug dan ebola menyebabkan demam
berdarah yang berat di Afrika. Virus-virus tersebut memerlukan kondisi
isolasi maksimum dalam penanganan nya.
r) Viroid
Viroid adalah agen infeksius kecil yang menyebabkan penyakit pada
tanaman. Viroid merupakan agen yang tidak memenuhi definisi virus klasik.

19
Viroid terdiri atas molekul asam nukleat (BM= 70.000-120.000) yang tidak
memiliki pembungkus protein. Viroid tanaman adalah molekul RNA untai-
tunggal, berbentuk lingkaran yang tertutup secara kovalen, terdiri atas 360
nukleotida dan dengan struktur mirip batang yang kaya akan pasangan basa
(basa pairs). Viroid bereplikasi dengan suatu mekanisme yang baru
seluruhnya. RNA viroid tidak menadi produk protein apapun; penyakit
tanaman berakibat fatal yang dicetuskan oleh viroid terjadi melalui
mekanisme yang tidak diketahui. Hingga saat ini viroid hanya ditemukan
pada tanaman tidak satu pun viroid pernah ilaporkan pada hewan dan
manusia.
s) Prion
Prion adalah partikel-partikel infeksius yang hanya tersusun atas protein
tanpa ada asam nukleat yang terdeteksi. Prion sangat resisten terhadap
inaktivasi oleh panas, formaldehida, dan cahaya ultra violet yang mampu
mengaktifkan virus-virus. Protein prion disandi oleh gen seluler tunggal.
Penyakit prion yang disebut “ensefalopati spongiformis tetransmisikan,
meliputi penyakit scrapie pada domba, penyakit sapi gila pada ternak dan
kuru serta penyakit Cruetzfeld-Jakob pada manusia. Prion tampaknya bukan
virus

F. KLASIFIKASI VIRUS MENURUT BALTIMORE

Klasifikasi Baltimore (David Baltimore, 1971) adalah sistem klasifikasi


yang menempatkan virus kedalam satu dari tujuh kelompok terganatung dari
kombinasi asam nukleat (DNA atau RNA), untai (untai tunggal (ss) atau untai
ganda (ds)), sense dan metode replikasi. Kelompok-kelompok ini dibagi menjadi
tujuh kelas dan ditunjuk oleh angka romawi.
Menurut Baltimore semua virus memiliki mRNA strain positif dari
genomnya untuk memproduksi protein dan bereplikasi. Klasifikasi ini terbagi
menjadi tujuh kelas. Virus yang tergolong pada kelas I sampai kelas V melakukan
reproduksi secara replikasi, sedangkan virus kelas VI melakukan secara
transkripsi balik.

20
Kelompok I ( Virus DNA untai ganda / double stranded)
Jenis virus ini memasuki inti inang sebelum bereplikasi. Selanjutnya, virus-
virus pada golongan ini membutuhkan polimerase sel inang untuk mereplikasi
genom virus dan karenanya sangat tergantung pada siklus sel. Infeksi dan
perkembangbiakan mengharuskan sel bereplikasi, karena selama replikasi
polimerase sel aktif. Virus dapat menginduksi sel untuk memaksa melakukan
pembelahan sel yang dapat menyebabkan transformasi sel dan pada akhirnya
menjadi kanker. Contoh Herpesviridae, Adenoviridae dan Papviridae.
mRNA ditranskripsi secara teratur dari DNA virus menggunakan RNA
polimerase II inangnya. Menghasilkan dua jenis mRNA yaitu :
1. mRNA awal, ditranskripsi sebelum sintesis DNA virus, dan
2. mRNA akhir, ditranskripso dari DNA keturunan

Kelompok II (Virus DNA untai tunggal/ single strainded)


Virus dalam kategori ini termasuk Anelloviridae, Circoviridae, dan
Parviviridae (menginfeksi vetebrata), Germiniviridae dan Nanoviridae
(menginfeksi tanaman) dan Microviridae (menginfeksi prokariota). Kebanyakan
dari mereka memiliki genom sirkular (parvovius adalah satu-satunya pengecualian
yang diktahui).
Virus yang menginfeksi eukariot sebagian besar bereplikasi di dalam
nkleus, biasanya melalui mekanisme lingkaran berulang membentuk intermediet
DNA untai ganda dalam proses tersebut. Anellovirus pada manusia umum tapi
tanpa gejala, yang disebut Tranfusion Transmitted Virus (TTV).

Kelompok III (Virus RNA untai ganda )


Seperti kebanyakan virus RNA, kelas ini bereplikasi dalam kapsid “inti”
yang ada di sitoplasma, tidak harus menggunakan replikasi polimerase inang
sebanyak virus DNA. Mencangkup 2 famili Reoviridae dan Birnaviridae.
Repllikasi bersifat monocistronic dan mencangkup individu, genom
tersegmentasi, yang berarti bahwa masing-masing gen mengkode hanya satu
protein, tidak seperti virus lain yang menunjukkan terjemahan yang lebih
kompleks.

21
Kelompok IV & V (Virus RNA untai tunggal)
Virus anggota IV dan V merupakan virus ssRNA mereka dikelompokkan
ke dalam sense-positif dan sense-negatif sesuai dengan polaritas sense RNA.

Kelompok IV (Virus RNA untai tunggal positive-sense)


Semua virus RNA sense positif dapat langsung diakses oleh ribosom inang
untuk segera membentuk protein. Dapat dibagi menjadi dua kelompok yang
keduanya bereproduksi dalam sitoplasma :
1. Virus dengan mRNA polikistronik di mana genom RNA membentuk mRNA
dan diterjemahkan ke dalam produk poliprotein yang kemudian dibelah untuk
membentuk protein. Artinya bahwa gen dapat menggunakan beberaa metode
untuk menghasilkan protein dari untaian RNA yang sama, semuanya demi
mengurangi ukuran gennya.
2. Virus dengan transkripsi kompleks, dimana mRNA subgenomik, perubahan
rangka ribosom, dan pemrosesan proteolitik poliprotein dapat digunakan.
Semuanya merupakan mekanisme berbeda untuk menghasilkan protein dan
untaian RNA yang sama.
Contoh kelas ini termasuk famili Astroviridae, Caliciviridae, Coronaviridae,
Flaviviridae, Picornavridae, Arteriviridae, dan Togaviridae.

Kelompok V (Virus RNA untai tunggal negatif-sense)


Virus RNA sense-negatif merupakan kebalikan dari sense-positif, tidak
dapat langsung diakses oleh ribosom inang untuk segera membentuk protein.
Sebagai gantinya, mereka harus ditranskripsi oleh polimerase virus ke dalam
bentuk yang “dapat dibaca”. Dibagi menjadi dua kelompok :

1. Virus yang mengandung genom nonsegmented di mana langkah perta dalam


replkasi adalah transkripsi dari untai genom (-) oleh RNA polimerase yang
bergantung pada RNA untuk menghasilkan mRNA monokistronik yang
mengkode berbagai protein virus. Salinan genom sense-positif kemudian
diproduksi yang berfungsi sebagai templat/ template untuk produksi genom
untai (-). Replikasi terjadi di dalam sitoplasma

22
2. Virus dengan genom tersegmentasi yang bereplikasi di dalam nukleus dan
RNA polimerase yang tergantung pada RNA virus untuk menghasilkan
mRNA monokstronik dari setiap segmen genom. Perbedaan terbesar diantara
keduanya adalah lokasi replikasi.

Contoh dalam kelopok ini adalah famili Arenaviridae, orthomyxoviridae,


Paramyxoviridae, Bunyaviridae, Filoviridae, dan Rhabdoviridae.

Kelompok VI (Virus RNA untai tunggal sense-positif yang bereplikasi


melalui perantara DNA)

Famili yang dipelajari dengan baik dari kelompok ini yaitu retrovirus. Salah
satu fitur yang menentukan adalah penggunaan reverse transcriptase untuk
mengubah RNA sense-positif menjadi DNA. Sebagai gantinya mengunakan RNA
untuk templat protein, mereka menggunakan DNA untuk membuat templat yang
disambungkan ke dalam genom ingan menggunakan integrase. Kemudian
replikasi dapat dimulai dengan bantuan polimerase sel inang.

Kelompok VII ( Virus DNA untai ganda yang mereplikasi melalui


perantara RNA untai tunggal)

Kelompok kecil virus ini, dicontohkan oleh virus Hepatitis B (famili


Hepadnaviridae), memiliki genom untai ganda, beralur yang kemudian diisi ke
dalam bentuk kovalen lingkaran tertutup (cccDNA) yang berfungsi sebagai
templat untuk produksi mRNA virus dan RNA subgenomik. Pregenome RNA
berfungsi sebagai templat untuk transcriptase balik viral untuk produksi genom
DNA.

23
Tabel 2. Klasifikasi Baltimore

Grup Karateristik Cara produksi mRNA Contoh


Herpes simplex (herpesvirus),
I Double-stranded DNA mRNA di transkripsi secara langsung dari DNA template
poxvirus
DNA di ubah ke double stranded dari sebelum RNA di Canine parvovirus
II Single-stranded DNA
transkripsikan (parvovirus)
Chilhood gastroenteritis
III Double-stranded RNA mRNA di transkripsi dari genom RNA (rotavirus),
Reovirus
Common cold (pirconavirus),
IV Single-stranded RNA (+) Fungsi genom sebagai mRNA
Poliovirus
Rabies (rhabdovirus),
V Single-stranded RNA (-) mRNA di transkripsi dari genom RNA
Influenza virus
Virus RNA Single - Transkrip balik membuat DNA dari genom RNA; kemudian DNA Human Imunnudeficiency
VI stranded dengan transkrip dihubungkan dengan genom inang; mRNA di transkripsikan dari virus (HIV),
balik DNA yang terhubung Retrovirus
Genom viral yaitu DNA double-stranded, tapi DNA viral
Virus DNA double-
digandankan melalui RNA intermediet; RNA dapat berfungsi Hepatitis B virus
VII stranded dengan transkrip
secara langsung sebagai mRNA atau sebagai template untuk (hepadnavirus)
balik
membuat mRNA

24
G. ICD dan Klasifikasi Penyakit Viral

International Classification of Diseases (ICD) adalah klasifikasi diagnostik


standar internasional untuk semua epidemiologi umum, untuk penggunaan di
beberapa manajemen kesehatan dan klinis. ICD di gunakan untuk
mengklasifikasikan penyakit dan masalah kesehatan. selain itu, ICD adalah suatu
sistem klasifikasi penyakit dan beragam jenis tanda, simptom, kelainan,
komplain dan penyebab eksternal penyakit. Setiap kondisi kesehatan diberikan
kategori dan kode. ICD dipublikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
dan digunakan secara luas untuk morbiditas, mortalitas, sistem reimbursemen dan
sebagai penunjang keputusan dalam kedokteran.

Penerapan Pengkodean sistem lCD digunakan untuk


1. Mengindeks pencatatan penyakit dan tindakan di sarana pelayanan kesehatan
2. Masukan bagi sistem pelaporan diagnosis medis untuk mengklasifikasikan
penyakit
3. Memudahkan proses penyimpanan dan pengambilan data terkait diagnosis
karakteristik pasien dan penyedia layanan
4. Untuk mempermudah sistem penagihan pembayaran biaya pelayanan
kesehatan.
5. Pelaporan nasional dan internasional morbiditas dan mortalitas
6. Menentukan bentuk pelayanan yang harus direncanakan dan dikembangkan
sesuai kebutuhan zaman

Pengkodean Klasifikasi Penyakit berdasarkan ICD 10

Bab Blok Judul


I A00 – B99 Penyakit Infeksi dan parasit
II C00 – D48 Neoplasma
Penyakit darah dan organ pembentuk darah termasuk
III D50 – D89
ganguan sistem imun
IV E00 – E90 Endokrin, nutrisi dan ganguan metabolik
V F00 – F99 Ganguan jiwa dan prilaku

25
VI G00 – G99 Penyakit yg mengenai sistem saraf
VII H00 – H59 Penyakit mata dan adnexa
VIII H60 – H95 Penyakit telinga dan mastoid
IX I00 – I99 Penyakit pada sistem sirkulasi
X J00 – J99 Penyakit pada sistem pernapasan
XI K00 – K93 Penyakit pada sistem pencernaan
XII L00 – L99 Penyakit pada kulit dan jaringan subcutaneous
XIII M00 – M99 Penyakit pada sistem musculoskletal
XIV N00 – N99 Penyakit pada sistem saluran kemih dan genital
XV O00 – O99 Kehamilan dan kelahiran
XVI P00 – P96 Keadaan yg berasal dari periode perinatal
Malformasi kongenital, deformasi dan kelainan
XVII Q00 – Q99
chromosom
Gejala, tanda, kelainan klinik dan kelainan lab yg tidak
XVIII R00 – R99
ditemukan pada klasifikasi lain
XIX S00 – T98 Keracunan, cedera dan beberapa penyebab yg dari luar
XX V01 – Y98 Penyebab morbiditas dan kematian eksternal
Faktor faktor yg memengaruhi status kesehatan dan
XXI Z00 – Z99
hubungannya dengan jasa kesehatan
XXII U00 – U99 Kode kegunaan khusus

26
H. Klasifikasi Penyakit Viral

Tabel 3. Virus RNA untai tunggal dengan polaritas positif yang patogen pada manusia

Sifat dan ukuran


virus Famili Genus Keterangan
RNA untai tunggal, Piornaviridae Enterovirus Sedikitnya 70 jenis enterovirus
polaritas positif, non Rhinovirus yang menyerang manusia,
envelope, 28-30 nm Hepatitis A termasuk polio, coxsacki, dan
echovirus. Lebih dari 100
rhinovirus yang menyebabkan
flu
RNA untai tunggal, Togaviridae Alphavirus Menyebabkan ensefalitis
polaritas positif Rubivirus ditularkan melalui serangga,
berselubung, 60 – 70 (rubella virus) rubella ditularkan melalui
nm saluran pernapasan
RNA untai tunggal, Coronaviridae Coronavirus Menyebabkan infeksi saluran
polaratas positif, napas bagian atas
berselubung, 80-160 nm

Tabel 4. Virus RNA untai ganda yang patogen pada manusia

Sifat dan ukuran


virus Famili Genus Keterangan
RNA untai ganda, non Reoviridae Reovirus Menyebabkan penyakit infeksi
envelope, 60-80nm Rotairus pada saluran pernapasan dan
penernaan

Tabel 5. Virus DNA positif yang patogen pada manusia

Sifat dan ukuran


virus Famili Genus Keterangan
DNA untai ganda Poxviridae Orthopoxvirus Menyebabkan penyakit
mempunyai selubung, (vaccinia dan cacar
200-350 nm smallpox virus)
molluscipox
DNA untai ganda Herpesviridae Simplexvirus Menyebabkan beberapa
mempunyai selubung, Varicellavirus penyakit pada manusia
150 – 200 nm Cytomegalovirus antara lain demam cacar
lymphocryptovirus air, herpes, limfoma
Burkitt’s
DNA untai ganda Hepadnaviridae Hepadnavirus Menyebabkan hebatitis B
mempunyai selubung, (Hepatitis B virus) dan tumor hati

27
42 nm

Tabel 6. Beberapa jenis infeksi virus presisten pada manusia

Jenis Virus Penyakit yang ditimbulkan


Virus rubella Ensefalitis progresif
HIV AIDS dementia complex
Echovirus Infeksi enterovirus presisten, kelainan mental

Tabel 7. Jenis virus yang menyebabkan infeksi pada sistem pernapasan

Jenis Penyakit Virus penyebab yang sering ditemukan


Corona virus
Infeksi saluran napas bagian atas Parainfluenza tipe 1,2,3
Rhinovirus
Parainfluenza tipe 1,2,3
Laryngotracheobronchitis Influenza A,B
Respiratory syncytial
Respiratory syncytial
Bronkiolitis
Parainfluenza tipe 1,2,3
Parainfluenza tipe 1,2,3
Pneumonitis Influenza A
Respiratory syncytial

Tabel 8. Jenis virus yang menyebabkan infeksi pada sistem saraf

Virus penyebab yang sering


Jenis Penyakit ditemukan
Virus rabies
Beberapa Arboirus :
Ensevalitis viral akut
- Herpes simple
- Virus chickungunya
Paralisis (Flaccid Paralysis) Polio virus 1,2,3
Mumps virus
Meningitis aseptik
Lymphositiccoriomeningitis virus

28
Tabel 9. Jenis virus yang menyebabkan infeksi pada saluran penccernaan

Penyakit Virus penyebab


Gastroenteritis Rotavirus
Calicivirus
Hawaii virus
Astrovirus
Torovirus
Adenovirus serotipe 40 dan 41
Norwalk virus

Tabel 10. Beberapa tipe virus herpes yang sering menyebabkan penyakit pada manusia

Tipe
viru Sel Laten
s Nama Sub famili target pada Transmisi
Herpes simplex-1 Epitel Sel saraf Kontak
1 Alphaherpesvirinae
(HSV-1) mukosa langsung
Epitel Sel saraf Kontak
Herpes simplex-2 mukosa langsung
2 Alphaherpesvirinae
(HSV-2) hubungan
seksual
Epitel Sel saraf Kontak
Varicella zoster
3 Alphaherpesvirinae mukosa langsung saluran
virus
napas
Limfosit Limfosit B Air liur
Epstein-barr
4 Gammaherpesvirinae B, sel
virus
epitel
Epitel, monosit, Kontak
monosit, limfosit, & langsung
5 Cytomegalovirus Betaherpesvirinae limfosit organ lain transfusi darah
transplatasi
kongenital
Herpes Limfosit Limfosit Kontak
6 lymphotropikc Betaherpesvirinae T, dan T, & organ langsung saluran
virus organ lain lain napas
Limfosit Limfosit Belu diketahui
Human herpes
7 Betaherpesvirinae T, dan T, dan
virus-7
organ lain organ lain
Human herpes Sel Belum Pertukaran
8 Gammaherpesvirinae
virus-8 endotelial diketahui cairan tubuh

29
Tabel 11. Beberapa jenis virus yang dapat menyebabkan tumor atau kanker pada manusia

Nama virus Jenis virus Jenis tumor atau kanker


Hepatitis B virus Virus DNA Kanker hati
Hepatitis C virus Virus DNA Kanker hati
Kanker serviks, kanker vagina,
Human pappiloma virus
Virus DNA kanker vulva, kanker orofaring,
tipe 16, 18, dan tipe lainnya
kanker anus, kanker penis
Lymphoma burkitt, limfoma
Epstein-barr virus Virus DNA hodgkin, limfoma non hodgkin,
kanker nasofaring
Sarkoma kaposi, Castleman’s
Human Herpes virus-8 Virus DNA
disease
Limfoma hodgkin, kanker kulit,
Virus polioma manusia Virus DNA
kanker prostat
Human T-cell lymphotropic
Virus RNA Acute T-cell leukimia
virus 1

30
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Klasifikasi virus adalah proses penamaan virus dan menempatkannya ke dalam sistem
taksonomi. Klasifikasi virus masih dalam subjek perdebatan dan proposal yang masih
berlangsung, hal ini disebabkan oleh sifat virus semu yang hidup, yang artinya mereka adalah
partikel tidak hidup dengan beberapa karakteristik kimia yang mirip dengan kehidupan, atau
kehidupan non-seluler.

Adapun beberapa klasifikasi virus berdasarkan :

1. ICTV (International Committee on Taxonomy of Viruses)


2. Baltimore
3. ICD

31
DAFTAR PUSTKA

Virus Taxonomy Portal. 2007. Viral Bioinformatics Resource Center & Viral Bioinformatics.
Canada

D, Baltimore. 1971. Expression of Animal Virus Genome. Vol. 35 (3). U.S.A

Sridanti. 2013. Klasifikasi Virus menurut Taksonomi ICTV.

King, Andrew M. Q; Lefkowitz, E; Adams, M.J; Carstens, E.B. 2012. Virus Taxonomy:
Ninth Report of the International Committee on Taxonomy of Viruses. Elsevier : USA

Radji, Maksum. 2010. Imunologi dan Virologi. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.

32

Anda mungkin juga menyukai