Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar

ISOLASI MIKROORGANISME DARI UDARA


Aditya Rizky Ramadhan, Ratna Lestyana Dewi, Ria Suci Anisa, Udi Rafiudin, Wuliani Amalia
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Sains dan Teknologi
Program Studi Biologi
Desember 2015

Abstrak
Microorganism like bacterias and molds are living around us, whether at the air, water, soil, foods or
even feces. It’s important to know the advantages of them. The first step is to isolate them from their habitat. The
isolation was used a Potato Dextrose Agar (PDA) to isolate the molds, and Nutrient Agar (NA) to isolate
bacterias. Every bacteria has a diffrent responses to chemical reaction and environmental factors so we did a
biochemical tests and environmental fluences test to the bacterias that had been catched and then we identified
them. The results showed that we had catched the bacterias from genus Micrococcus spp., Streptococcus spp.,
Escherichia coli., and Bacillus spp. We hadn’t identified them to reach the species’s stage because we need to do
a molecular test.

Keywords: bacterias, molds,biochemical tests, environmental fluences test, isolation

Pendahuluan
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup lingkungan, perubahan faktor lingkungan dapat
yang berukuran sangat kecil yaitu dalam skala mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan
micrometer atau micron (μ) atau sepersejuta meter fisiologi. Hal ini dikarenakan, mikroba selain
dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. menyediakan nutrient yang sesuai untuk
Dalam percakapan sehari-hari atau untuk kultivasinya, juga diperlukan faktor lingkungan
kepentingan praktis mikroorganisme sering disebut yang memungkinkan pertumbuhan mikroba secara
sebagai mikroba atau kuman. Untuk optimum. Mikroba tidak hanya bervariasi dalam
mempelajarinya diperlukan cara tertentu yaitu persyaratan nutrisinya, tetapi menunjukkan respon
observasi mikroskopik dan biakan atau pure culture. yang menunjukkan respon yang berbeda-beda.
Termasuk dalam golongan mikroorganisme adalah Untuk berhasilnya kultivasi berbagai tipe mikroba
bakteri (eubactera, archaebacteria), fungi (yeasts, diperlukan suatu kombinasi nutrient serta faktor
molds), protozoa, microscopic algae dan virus serta lingkungan yang sesuai (Pelczar & Chan, 1986).
beberapa macam cacing (helmints). Ilmu yang Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi
mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. oleh faktor-faktor lingkungan, akan tetapi juga
Ilmu mikrobiologi kedokteran mempelajari mempengaruhi keadaan lingkungan. Bakteri dapat
mikroorganisme sebagai penyebab penyakit infeksi, mengubah pH dari medium tempat ia hidup,
cara mendiagnosis, pengobatan, pencegahan dan perubahan ini disebut perubahan secara kimia.
pengendalian infeksi. Adapun faktor-faktor lingkungan dapat
Pertumbuhan mikroba pada umumnya dibagi atas faktor-faktor biotik dan faktor-faktor
sangat tergantung dan dipengaruhi oleh faktor abiotik. Di mana, faktor-faktor biotik terdiri atas
makhluk-makhluk hidup, yaitu mencakup adanya mikroorganisme yang ada dan keadaan bahan yang
asosiasi atau kehidupan bersama antara didesinfeksi. Jadi terlihat sejumlah faktor harus
mikroorganisme, dapat dalam bentuk simbiose,
diperhatikan untuk melaksanakan tugas sebaik
sinergisme, antibiose dan sintropisme. Sedangkan
faktor-faktor abiotik terdiri atas faktor fisika (misal: mungkin dalam perangkat suasana yang ada.
suhu, atmosfer gas, pH, tekanan osmotik, Desinfeksi adalah proses penting dalam
kelembaban, sinar gelombang dan pengeringan) pengendalian penyakit, karena tujuannya adalah
serta faktor kimia (misal: adanya senyawa toksik perusakan agen – agen patogen. Berbagai istilah
atau senyawa kimia lainnya (Hadioetomo, 1993), digunakan sehubungan dengan agen – agen kimia
dikarenakan semua proses pertumbuhan bergantung
pada reaksi kimiawi dan karena laju reaksi-reaksi sesuai dengan kerjanya atau organisme khas yang
ini dipengaruhi oleh temperatur, maka pola terkena. Mekanisme kerja desinfektan mungkin
pertumbuhan bakteri dapat sangat dipengaruhi oleh beraneka dari satu desinfektan ke desinfektan
temperatur. Temperatur juga mempengaruhi laju lainnya. Akibatnya mungkin disebabkan oleh
pertumbuhan dan jumlah total pertumbuhan kerusakan pada membran sel atau oleh tindakan
organisme. Keragaman temperatur dapat juga
pada protein sel atau pada gen yang khas yang
mengubah proses-proses metabolik tertentu serta
morfologi sel (Pelczar & Chan, 1986). berakibat kematian atau mutasi (Volk dan Wheeler,
Medium harus mempunyai pH yang tepat, 1993).
Pengamatan ini akan mengidentifikasi
yaitu tidak terlalu asam atau basa. Kebanyakan
bakteri dan kapang. Identifikasi genus dari suatu
bakteri tidak tumbuh dalam kondisi terlalu basa, bakteri memerlukan karakter-karakter utama dari
dengan pengecualian basil kolera (Vibrio cholerae). bakteri yaitu morfologi sel (bentuk sel dan susunan
Pada dasarnya tak satupun yang dapat tumbuh baik sel), uji biokimia dan tipe fermentasi (Suryani et al.,
pada pH lebih dari 8. Kebanyakan patogen, tumbuh 2010). Pada pengamatan ( Cut Yulvizar, 2013),
paling baik pada pH netral (pH7) atau pH yang menemukan tiga genus isolat yang ditemukan pada
lambung dan usus ikan kembung (Rastrelliger sp.)
sedikit basa (pH 7,4). Beberapa bakteri tumbuh yaitu :
pada pH 6;tidak jarang dijumpai organisme yang
tumbuh baik pada pH 4 atau 5. Sangat jarang suatu 1. Genus Micrococcus: merupakan bakteri
organisme dapat bertahan dengan baik pada pH 4; yang mendekati genus ini memiliki ciri-ciri yaitu :
bakteri autotrof tertentu merupakan pengecualian, gram positif, bentuk sel bulat dan non motil. Bentuk
koloni bundar, tepian koloni licin, elevansi koloni
dikarenakan banyak bakteri menghasilkan produk
cembung dan timbul, Katalase positif, indol negatif,
metabolisme yang bersifat asam atau basa uji MR negatif, uji sitrat negatif dan TSIA memiliki
(Volk&Wheeler,1993). warna permukaan merah dan bawah kuning.
Bakteri jarang menemui zat-zat kimia yang Menurut Holt et al. (1994) bakteri Micrococcus sp.
menyebabkan ia sampai mati, hanya manusia di merupakan bakteri gram positif, jarang motil dan
dalam usahanya untuk membebaskan diri dari kebanyakan non motil, koloni berwarna kekuningan
sampai merah, tumbuh pada media yang sederhana,
kegiatan bakteri meramu zat-zat yang dapat katalase positif, indol negatif, pada uji TSIA ada
meracuni bakteri, akan tetapi tidak meracuni diri yang mampu memfermentasi glukosa dan ada yang
sendiri atau meracuni zat makanan yang mampu memfermentasi laktosa dan sukrosa,
diperlukannya. Zat-zat yang hanya menghambat tumbuh optimum pada suhu 25ºC-37ºC.
pembiakan bakteri dengan tidak membunuhnya
2. Genus Staphylococcus: merupakan bakteri
disebut zat antiseptik atau zat bakteriostatik
yang mendekati genus ini memiliki ciriciri
(Dwidjoseputro,1994). Desinfektan adalah bahan morfologi yaitu gram positif, bentuk sel bulat dan
kimia yang dapat digunakan untuk menghambat motil. Bentuk koloni bundar, tepian koloni licin,
pertumbuhan mikroorganisme. Faktor utama yang elevasi koloni timbul dan warna koloni putih susu.
menentukan bagaimana desinfektan bekerja adalah Katalase positif, indol negatif, uji MR negatif, uji
sitrat positif dan TSIA memiliki warna permukaan
kadar dan suhu desinfektan, waktu yang diberikan
dan bawah kuning. Menurut Holt et al. (1994)
kepada desinfektan untuk bekerja, jumlah dan tipe
bakteri Staphylococcus sp. gram positif, motilitas koniospora. Kepala konidia (Conidialhead)
berubah-ubah, kebanyakan motil, koloni biasanya berwarna hitam, berbentuk bulat (radiate). Kodiofor
buram, warna koloni putih susu atau krem. Bakteri berdinding halus, hialin sampai kecoklatan.
ini memiliki katalase positif dan oksidase negatif, Vesikula berbentuk bulat sampai semi bulat. Fialid
sering mengubah nitrit menjadi nitrat, mampu duduk pada metule, konidia berbentuk bulat sampai
memfermentasi laktosa dan sukrosa, tumbuh semi bulat, berwarna coklat tua – hitam, dan
optimum pada temperatur 37ºC. Beberapa spesies berornamen. Menurut Samson dkk. (1981), Koloni
ada yang patogen pada manusia dan hewan. A. niger pada media Czapek Agar suhu 250C umur
7 hari mencapai diameter 4 – 7 cm, terdiri dari masa
3. Genus Bacillus: merupakan bakteri yang koloni yang kompak berwarna putih dan kuning
mendekati genus ini memilki ciri-ciri morfologi pada permungkaan bawah koloni, yang akan
yaitu gram positif, bentuk sel bulat, batang dan berobah warna menjadi coklat gelap sampai hitam
motil. Bentuk koloni bundar, tepian koloni setelah terbentuk konidiospora (konidia). Kepala
berombak, elevasi koloni cembung dan warna konidia radiat. Tangkai konidia (konidiofor)
koloni kuning atau krem. Katalase positif, indol berdinding halus, hialin, tetapi sering berwarna
negatif, uji MR negatif, uji sitrat negatif dan TSIA coklat. Vesikel bulat sampai semi bulat, berdiameter
memiliki warna permukaan dan bawah kuning. 50 – 100 μm. Fialid duduk pada metule, berukuran
Menurut Holt et al. (1994) bakteri Bacillus sp. 7,0 – 9,5 x 3 – 4 μm. Metule hialin sampai coklat,
merupakan bakteri gram positif, motil dengan flagel sering bersekat, berukuran 15 – 25 x 4,5 – 6,0 μm.
peritrik. Endospora oval, kadang-kadang bundar konidia bulat sampai semi bulat, diameter 3,5 -
atau silinder dan sangat resisten pada kondisi yang 5μm, coklat, dengan ornamen.
tidak menguntungkan. Warna koloni putih susu Koloni Aspergillus flavus pada saat muda
sampai kekuningan dengan tepian berombak. berwarna putih, dan akan berubah menjadi berwarna
Bakteri ini bersifat aerobik. Katalase dan oksidase hijau kekuningan setelah membentuk konidia.
positif. Indol negatif dan mampu memfermentasi Kepala konidia berwarna hijau kekuningan hingga
glukosa serta laktosa dan sukrosa. Tersebar luas hijau tua kekuninggan, berbentuk bulat, konidiofor
pada bermacam-macam habitat dan sedikit spesies berdinding kasar, hialin.. Vesikula berbentuk bulat
yang patogen. Suhu tumbuh optimum pada 28ºC- hingga semi bulat. Fialid langsung duduk pada
35ºC. vesikula atau pada metule, konidia berbentuk bulat
Selain bakteri, kapang dan khamir juga hingga semi bulat, berwarna hijau pucat. Menurut
termasuk kedalam mikroorganisme. Kapang dan Samson dkk, (1999), koloni kapang A. flavus
khamir merupakan kelompok mikroorganisme yang berwarna hijau kekuningan. Kepala konidia khas
termasuk filum Fungi. Kehadiran mikroorganisme berbentuk bulat, kemudian merekah menjadi
di lingkungan terutama di perairan dapat bersifat beberapa kolom, dan berwarna hijau kekuningan
menguntungkan, karena kemampuannya dalam hingga hijau tua kekuningan. Konidiofor berwarna
merombak senyawa organik komplek menjadi hialin, kasar. Vesikula berbentuk bulat hingga semi
senyawa sederhana yang sangat dibutuhkan bulat, berdiameter 25 – 45 μm. Fialid duduk
tanaman sebagai sumber nutriennya. Fungsi lain lansung pada vesikel atau metule, berukuran 6 – 10
dari fungi adalah menghasilkan berbagai jenis x 4,5 – 5,5 μm.
enzim, vitamin, hormon tumbuh, asam-asam Koloni Aspergillus fumigates pada saat
organik dan antibiotik. Sementara itu dari segi muda berwar putih dan dengan cepat berubah
merugikan, kehadiran fungi ini dapat menimbulkan menjadi hijau seiring dengan terbentuknya konidia.
berbagai jenis penyakit yang membahayakan bagi Kepala konidia berbentuk kolumnar, koniofor
organisme lain terutama manusia (Noverita, 2009). pendek, berdinding halus, berwarna hijau. Vesikula
Beberapa contoh kapang dan khamir berbentuk gada, berwarna hijau. Konidia bulat
penyebab penyakit yang dapat ditemukan di sampai semi bulat, berwarna hijau, berdinding
perairan, baik pada kolam, sungai, danau maupun kasar. Menurut Samson dkk (1999), kapang
laut adalah; Aspergillus spp, Penicillium spp., A.fumigatus mempunyai koloni berwarna hijau tua
Pythiopsis, Saprolegnia parasitica, Isoachlya, karena lebatnya konidiofor yang terbentuk dari
Leptolegnia, Candida spp, dan Rhodotorulla spp. miselia yang ada di agar dan juga dari miselium
(Suryawirya, 1993). Koloni Aspergillus niger pada aerial. Kepala konidia berbentuk kolumnar.
saat muda berwarna putih, dan akan berubah Konidiofor pendek, berdinding halus, dan berwarna
menjadi berwarna hitam setelah terbentuk hijau (khusus pada bagian atas). Vesikula berbentuk
gada yang lebar, diameter 20 – 30 μm. Fialid terhadap kultivasi mikroorganisme untuk
terbentuk langsung pada vesikula, seringkali mengidentifikasi jenis dari suatu mikroorganisme
berwarna hijau, berukuran 6 – 8 x 2 – 3 μm. seperti bakteri dan kapang pada pengamatan ini.
Konidia berbentuk bulat hingga semi bulat, dimeter
2,5 – 3 μm, berwarna hijau, dan berdinding kasar Metodologi
hingga berduri. Alat dan bahan
Menurut Samson dkk (1999), kapang Alat yang digunakan pada praktikum
Aspergillus fumigatus mempunyai koloni berwarna isoloasi mikroorganisme dari udara antara lain
hijau tua karena lebatnya konidiofor yang terbentuk cawan petri , pipet tetes, rak tabung reaksi,
dari miselia yang ada di agar dan juga dari miselium inkubator, jarum ose, pembakar bunsen, Laminar
aerial. Kepala konidia berbentuk kolumnar. Air Flow (LAF), pinset, tabung reaksi, penangas air,
Konidiofor pendek, berdinding halus, dan berwarna gelas objek, autoklaf, dan cover glass.
hijau (khusus pada bagian atas). Vesikula berbentuk Bahan yang digunakan pada praktikum
gada yang lebar, diameter 20 – 30 μm. Fialid isolasi mikroorganisme dari udara antara lain biakan
terbentuk langsung pada vesikula, seringkali bakteri uji hasil isolasi mikroorganisme, alkohol
berwarna hijau, berukuran 6 – 8 x 2 – 3 μm. 70%, spiritus, minyak emersi, NaCL 0,5%, NaCL
Konidia berbentuk bulat hingga semi bulat, dimeter 5%, NaCL 10%, NaCL 15%, Glukosa 0,5%,
2,5 – 3 μm, berwarna hijau, dan berdinding kasar Glukosa 5%, Glukosa 10%, Glukosa 15%, media
hingga berduri. Malt Extract Agar (MEA), medium Nutrient Agar
(NA), medium Potato Dextrose Agar (PDA),
Menurut Lodder (1970), pertumburan Paraffin Oil, larutan H202 3% , medium Kligler Iron
khamir Candida albicans pada media Sabaroud Agar (KIA), medium cair Triptopan 1%, reagen
dextrose agar atau glucose-yeast extract- peptone Kovac, Larutan Iodine, medium Starch Agar (SA),
water berbentuk bulat atau oval dengan ukuran (3,5- medium Tributyrin Agar (TA), Skim Milk Agar
6) x (6-10) μm. Koloni berwarna krem, agak (SKM), medium Methyl Red-Voges Proskauer
mengkilat dan halus. Pada media cornmeal agar (MR-VP), medium Simmon Citrate Agar (SCA),
dapat membentuk clamydospora dan lebih mudah medium Hugh & Leifson’s (OF), Metil-Red, Barrit
dibedakan melalui bentuk pseudomycelium. Pada A, Barrit B dan Alumunium Foil .
pseudomycelium terdapat kumpulan
blastospora,terdapat pada bagian terminal atau Isolasi Mikroorganisme dari Udara
interkalar. Menurut Samson dkk.(1981), Cawan petri berisi Nutrient Agar (NA)
pertumbuhan koloni kapang yang termasuk marga diletakkan dalam keadaan terbuka (tanpa tutup)
Penicillium lambat, diameter koloni dapat mencapai selama 5 (lima) menit di Laboratorium Biologi
52 mm setelah sepuluh hari inokubasi. Koloni datar, Lantai 4 Pusat Laboratotium Terpadu Universitas
dengan lapisan tepung, permukaan hijau kebiru- Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, kemudian
biruan yang dikelilingi oleh pinggiran berwarna cawan petri ditutup kembali, dan diinkubasi selama
putih. Selanjutnya Barnett dan Hunter (1998), 24-48jam.
konidiofor muncul dari miselium satu persatu atau
kadang-kadang dalam synnemata, bercabang pada Pemurnian Bakteri Simbion
bagian ujung, penicillate, yang akhirnya terkumpul Isolat bakteri yang diperoleh dari hasil
dalam bentuk fialid. Konidia (phialospora) hialin isolasi selanjutnya dimurnikan dengan cara
atau dalam masa sel yang berwarna, satu sel, diinokalisikan dengan ose ke dalam medium
umunya bulat atau oval, membentuk rantai Nutrient Agar (NA) untuk bakteri, dan medium
basipetal. Potato Dextrose Agar (PDA) untuk kapang atau
khamir hingga didapat koloni murni yang terpisah.
Mikroorganisme terdapat disekitar kita,
seperti di udara, tanah maupun air. Oleh karena itu Pengamatan Morfologi
untuk mengetahui keanekaragamannya dilakukan Pengamatan morfologi koloni bakteri
isolasi mikroorganisme dari udara, serta dilakukan dilakukan dengan melihat warna koloni, bentuk
pengamatan uji aktivitas biokimia yaitu uji koloni, bentuk tepi koloni, elevasi (penonjolan),
hidrolisis lemak, polisakarida, dan protein, uji indol, tekstur, dan bentuk sel. Selanjutnya pengamatan
uji KIA, uji MR, uji VP, uji asetat, uji katalase dan morfologi kapang atau khamir dilakukan dengan
uji OF serta dilakukan pengaruh faktor lingkungan melihat warna koloni, ada atau tidaknya hifa.
Parrafin Oil setinggi 1 cm. Diinkubasikan dalam
Uji Aktivitas Biokimia dari Mikroorganisme suhu 37 oC selama 7 hari. hasil positif ditunjukkan
a. Uji Hidrolisis Polisakarida, Protein, dan dengan adanya warna hijau kekuningan pada
Lemak tabung dan negatif ditunjukkan dengan adanya
Diinokulasi biakan bakteri hasil isolasi kedalam tiga warna biru.
tabung berisi medium Starch Agar (SA) untuk uji
polisakarida, medium Skim Milk Agar (SKM) f. Uji Hidrolisis Asam Sitrat
untuk uji protein, medium Tributyrin Agar (TA) Bakteri diinokulasikan dengan ose ke dalam
untuk uji lemak, selanjutnya diinkubasi pada suhu medium Simmon Citrate Agar, kemudian
30oC-35oC selama 48 jam. Ditambahkan larutan diinokulasikan dengan cara digoreskan dan
iodine pada tabung berisi medium Starch Agar (SA) ditusukkan kedalam medium, selanjutnya
dan biakan bakteri hasil isolasi untuk uji diinkubasikan selama 3 (tiga) hingga 5 (lima) hari.
polisakarida, kemudian diamati zona bening pada Warna biru menunjukkan reaksi positif dan warna
ketiga tabung. hijau menunjukkan reaksi negatif.

b. Uji Produksi H2S g. Uji Katalase


Bakteri diinokulasikan ke dalam 1 (satu) buah Biakan bakteri diambil dari stok kultur bakteri
tabung yang berisi media tegak Kliger Iron Agar diambill sebanyak satu ose (ose bulat). Kemudian
(KIA). Diinokulasikan dengan cara digoreskan ditambahkan 2-3 tetes reagen H2O2 pada preparat.
kemudian ditusukkan dengan Jarum Ose Lurus, Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuk
selanjutnya diinkubasikan selama 7 (tujuh) hari gelembung gas, dan hasil negatif tidak terbentuk
dalam suhu 30 oC - 35 oC. Diperhatikan munculnya gelembung gas.
warna kekuningan diatas permukaan medium dan
dipermukaan bawah medium berwarna hitam Uji Pengaruh Lingkungan Terhadap Kultivasi
mendadakan hasil yang positif. Mikroorganisme
a. Uji Pengaruh Tekanan Osmosa
c. Uji Produksi Indol Dibuat 2 (dua) buah medium NaCl (Natrium
Bakteri diinokulasikan ke dalam 1( satu) buah Klorida) agar dengan ketentuan berupa : cawan
tabung reaksi berisi Triptopan 1%. Diinkubasikan petri 1 berisi 0,5% NaCl, cawan petri 2 berisi 5%
selama 2 (dua) hari pada suhu 30 oC - 35 oC. NaCl, cawan petri 3 berisi 10% NaCl, dan cawan
Ditambahkan 1 mL reagen Kovac ke dalam setiap petri 4 berisi 15% NaCl. Dibuat pula 2 (dua) buah
tabung dan dikocok perlahan agar reagen terkumpul medium Glukosa agar dengan ketentuan berupa :
di permukaan. Terbentuknya Indol ditandai dengan cawan petri 1 berisi 0,5% Glukosa, cawan petri 2
adanya cincin warna merah pada permukaan berisi Glukosa 5%, cawan petri 3 berisi Glukosa
medium. 10% dan cawan petri 4 berisi Glukosa 15%. Setelah
padat, dibagi agar cawan menjadi 4 (empat) bagian
d. Uji Methyl Red-Voges Proskauer (MR- sama besar dengan spidol. Bakteri dan kapang atau
VP) khamir dari stok kultur diinokulasikan sebanyak
Bakteri diinokulasikan ke dalam medium Methyl satu ose kedalam masing-masing agar cawan,
Red (MR) dan dinkubasikan selama 48 jam dalam kemudian diinkubasikan selama 2 hari pada suhu
suhu 30 oC, kemudian ditambahkan 5 (lima) tetes 30oC.
Metil-Red. Untuk uji Voges Proskauer (VP), bakteri
diinokulasikan ke dalam medium VP dan diinkubasi b. Uji Pengaruh pH
selama 48 jam dalam suhu 30 oC, kemudian Disiapkan 3 (tiga) buah agar cawan yang
ditambahkan 15 tetes Barrit A dan Barrit B. Hasil dibuat dari Malt Extract Agar (MEA) dengan pH
positif ditunjukkan dengan adanya warna merah dan masing-masing yaitu 5, 7 dan 9. Cawan dibagi
negatif berwarna kuning. menjadi 6 (enam) sektor. Pada sektor 1,2,3 bakteri
diinokulasikan dan sektor 4,5,6 kapang
e. Uji Oksidasi dan Fermentasi (Uji OF) diinokulasikan, selanjutnya diinkubasi selama 2
Bakteri diinokulasikan ke dalam 1 (satu) buah seri hingga 3 hari pada suhu 37 oC.
medium OF, kemudain diinokulasikan dengan cara
ditusukkan menggunakan ose dan ditambahkan
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Isolasi Bakteri
Morfologi Bentuk Diameter
Nama
Grup Lokasi Koloni
Bakteri Warna Bentuk Tepi Elevasi Tekstur Sel
(cm)
1 Laboratorium Sp.1 Kuning Irregular Lobate Umbonate Kasar Coccus 0,5
Mikrobiologi Sp.2 Kuning Circular Entire Convex Licin Coccus 0,2
2 Laboratorium Sp.1 Kuning Circular Entire Convex Licin Coccus 0,2
Fisiologi Sp.2 Putih Irregular Lobate Umbonate Licin Basil 1,4
3 Laboratorium Sp.1 Putih Circular Undulate Raised Licin Basil 0,2
Biologi Dasar (tidak ditemukan)
4 Laboratorium Sp.1 Kuning Circular Entire Convex Halus Coccus 0,8
Ekologi Dasar Sp.2 Putih Circular Entire Flat Halus Basil 0,2
Lobby Lantai
Sp.1 Kuning Circular Entire Convex Halus Coccus 0,4
5 4
PLT Sp.2 Putih Irregular Undulate Flat Halus Coccus 0,2
Mushalla
Sp.1 Putih Irregular Undulate Umbonate Kasar Coccus 0,1
6 Lantai 4
PLT Sp.2 Putih Circular Entire Raised Kasar Basil 0,4
Tabel 1. Hasil isolasi bakteri di Laboratorium Biologi, Pusat Laboratorium Terpadu, UIN Jakarta

Identifikasi dilakukan untuk mengetahui Teknik isolasi dengan membiarkan media


spesies bakteri wild tipe yang diperoleh untuk terbuka di udara bebas memungkinkan bakteri dan
selanjutnya digunakan untuk berbagai keperluan. kapang menempel pada media tersebut. Dari sekian
Selain itu, proses tersebut juga berfungsi untuk banyak koloni bakteri dan kapang yang menempel,
mengecek ulang (uji konfirmasi) isolat yang telah dipilih 2 (dua) jenis koloni yang berukuran paling
diketahui spesies dan karakternya, sehingga dapat besar dan 1 (jenis) untuk kapang dengan tingkat
memperkecil kesalahan pada hasil uji yang pertumbuhan terbesar pada media, sehingga
dilakukan. Identifikasi dan klasifikasi didapatkan 11 (sebelas) koloni bakteri dan 5 (lima)
mikroorganisme haruslah diketahui terlebih dahulu jenis kapang dan 1 (satu) jenis khamir yang masuk
karakteristik atau ciri-ciri mikroorganisme (Mulyati ke tahap identifikasi spesies.
2013). Dengan kata lain, setiap kemungkinan dapat Dari data yang didapat, diketahui bahwa
terjadi. Dengan melakukan pendekatan secara warna-warna koloni yang muncul hanya dua, yaitu
konvensional mau pun modern, kita dapat kuning dan putih. Untuk koloni berwarna kuning,
memastikan spesies yang didapatkan. bakteri yang dimungkinkan berasal dari genus
Proses identifikasi bakteri didasarkan pada Aeromonas sp., Bacillus sp., Pseudomonas sp.,
berbagai macam sifat bakteri seperti sifat biokimia, Micrococcus sp., Streptococcus sp. dan Neisseria
morfologi koloni, dan morfologi selnya. sp., sedangkan untuk koloni berwarna putih, bakteri
Pengamatan dan pencatatan ciri morfologi serta ciri yang dimungkinkan berasal dari genus Escherichia
lainnya merupakan tahap pendahuluan yang penting sp., Acinetobacter sp., Staphylococcus sp. dan
sebelum identifikasi (Mulyati, 2013). Salah satu Plesiomonas sp. (repository.usu.ac.id). Untuk
tanda suatu kultur dapat dikatakan murni atau tidak kapang, kemungkinan terbesar berasal dari genus
adalah dengan dilihat keragaman koloni yang ada. Aspergillus sp. dan Rhizopus sp. dengan ciri-ciri
Suatu kultur biakkan bakteri dikatakan murni berupa hifa yang berwarna kuning kecoklatan
apabila bentuk koloni, warna koloni, morfologi hingga hitam (Firmansyah, 2013) dan untuk khamir
bakteri, hingga hasil uji biokimianya adalah sama. masih cukup sulit untuk mencari dugaan terkuat
Namun, pada percobaan ini tidak diperlukan koreksi mengenai genus khamir tersebut. Namun, untuk
apakah kultur yang didapat berupa kultur murni atau mengetahui lebih lanjut hingga tingkat spesies
tidak. diperlukan uji lainnya. Salah satu uji tersebut adalah
uji biokimia pada bakteri.
Hasil uji biokimia
Hasil Uji
Nama Mikroba Asam H2S
Polisakarida Protein Lemak Indol MR VP OF Katalase
Sitrat
Warna Retakan
Kuning
Sp. 1 Positif Kontam Positif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Positif Ada
kehitaman
Sp. 2 Positif Kontam Positif Negatif Negatif Negatif Negatif Positif Negatif Kuning Tidak
Tidak
Sp. 1 Positif Positif Negatif Positif Negatif Negatif Negatif Negatif Kuning Tidak
Tumbuh
Tidak
Sp. 1 Positif Positif Negatif Positif Positif Negatif Positif Negatif Kuning Ada
Tumbuh
Tidak
Sp. 1 Positif Positif Negatif Negatif Positif Negatif Positif Negatif Kuning Ada
Tumbuh
Tidak
Sp. 1 Positif Positif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Positif Kuning Tidak
Tumbuh
Tabel 2. Data hasil uji biokimia pada bakteri

Setiap mikroorganisme memiliki sifat yang yang berwarna merah (Ferdiaz, 1992). Uji Produksi
khas dalam menguraikan suatu senyawa menjadi H2S untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam
senyawa yang baru. Uji biokimia bakteri merupakan memecah gugus protein dan memproduksi H2S. Uji
suatu cara atau perlakuan yang dilakukan untuk Methyl Red (MR) sendiri digunakan untuk
mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan menentukan adanya produk asam campuran dari
murni bakteri hasil isolasi melalui sifat-sifat fermentasi glukosa melalui jalur fermentasi asam
fisiologinya (Pelczar, 1986). campuran yang umumnya berupa asam laktat, asam
Uji isiologis merupakan tahapan lanjutan asetat, asam format, dan asam suksinat, sedangkan
yang diperlukan untuk mengidentifikasi suatu uji Voges-Proskauer (VP) digunakan untuk
bakteri (Darmayasa, 2008). Dilakukan serangkaian menentukan kemampuan bakteri tersebut untuk
uji seperti uji katalase, uji hidrolisis lemak, menghasilkan produk akhir yang netral
polisakarida dan protein, uji fermentasi karbohidrat, (asetilmetilkarbinol) dari fermentasi glukosa
uji produksi indol, uji produksi H2S, uji MR-VP dan melalui jalur butanediol (Muthmainnah, 2013). Uji
uji OF. Uji Katalase bertujuan untuk mengetahui Oksidasi Fermentasi akan mendeterminasi bakteri
kemampuan bakteri dalam menguari Hidrogen yang bersifat oksidatif dengan yang bersifat
peroksida (H2O2) (Yulvizar, 2013). Uji hidrolisis fermentif. Bakteri oksidatif hanya akan
lemak, polisakarida dan protein untuk mengetahui menghasilkan produksi asam bila terkena udara dan
kemampuan bakteri dalam menghidrolisis dan tidak atau sedikit sekali menghasilkan produk asam
memanfaatkan molekul lemak, protein dan pada kondisi tanpa udara. Sementara, bakteri
polisakarida (Wulandari, 2014). Uji fermentasi fermentif baik tanpa udara atau pun udara akan
karbohidrat dilakukan untuk mengidentifikasi tetap menghasilkan produk fermentasi berupa asam.
bakteri yang mampu memfermentasikan Dari data yang didapat, setiap bakteri yang
karbohidrat. Karboidrat atau gula dapat diujikan memberikan respon yang berbeda-beda
difermentasikan menjadi bermacam-macam zat, pada tiap uji biokimia. Artinya, diduga kuat bahwa
seperti alkohol, asam, dan gas, tergantung pada setiap bakteri yang didapat merupakan spesies yang
macamnya gula dan spesies bakteri. Terbentuknya berbeda-beda, meskipun dimungkinkan berasal dari
asam pada uji ini ditandai dengan berubahnya warna genus yang sama. Salah satu uji yaitu uji katalase
indikator dalam medium (Ferdiaz, 1992). Uji Indol dapat membedakan antara genus Staphylococcus
dikatakan positif ditandai dengan terbentuknya dengan Streptococcus. Kelompok Streptococcus
warna merah pada medium yang menunjukkan memberikan reaksi negatif, sedangkan
bakteri memiliki enzim triptonase yang dapat Staphylococcus memberikan reaksi positif pada uji
menghidrolisis asam amino jenis triptofan yang katalase (Karimela, 2013).
memiliki gugus samping indol sehingga indol akan
bereaksi dengan reagen uji dan membentuk indol
Hasil uji bakteri terhadap faktor lingkungan
konsentarsi Glukosa (%) konsentrasi Nacl (%)
kelompok Mikroorganisme
0,5 5 10 15 0,5 5 10 15
1 Bakteri Sp.1 - + - - + + - -
2 Bakteri Sp. 2 + - + - + - + -
3 Bakteri Sp. 1 + + + + + + - -
4 Bakteri Sp. 1 + + + + + + - -
5 Bakteri Sp. 1 + + + + + + + -
6 Bakteri SP.1 + + + + + + + -
1 Kapang + + - + + + + +
2 Kapang + + + + + + + -
3 Kapang + + + + + + + -
4 Kapang + + + + + + + +
5 Kapang + + + + - + + -
6 Kapang + + + + + + + -
Tabel 3. Hasil pengujian bakteri dan kapang terhadap tekanan osmosis. (+) menandakan adanya pertumbuhan, (-
) menandakan tidak ada pertumbuhan.

Ph
kelompok Mikroorganisme
5 7 9
1 Bakteri ++ +++ +
2 Bakteri ++ +++ +
3 Bakteri ++ +++ +
4 Kapang ++ +++ +
5 kapang ++ +++ +
6 Kapang ++ +++ +
Tabel 4. Hasil pengujian bakteri dan kapang tehadap pH. (+++) menunjukkan banyak pertumbuhan, (++)
menunjukan pertumbuhan sedang dan (+) menunjukkan pertumbuhan yang sedikit

Pertumbuhan pada mikroorganisme dapat sangat erat hubungannya dengan kandungan air, dan
diartikan sebagai pertumbuhan jumlah koloni, karena adanya perbedaan tekanan osmosis di dalam
dalam pertumbuhan setiap mikroorganisme dan di luar sel yang akan menyebabkan gangguan
membutuhkan nutrisi yang mencukupi dari pada sistem metabolisme. Medium yang paling
lingkungan hidup yang mendukung dalam proses cocok bagi kehidupan bakteri maupun
pertumbuhan tersebut. Kebutuhan aspek fisik pada kapang/khamir yaitu medium yang isotonik
lingkungan dapat mencakup suhu, pH, cahaya, UV, terhadap isi sel (Dwidjoseputro, 1994).
dan tekanan osmosis (Suharjono, 2006). Perubahan Berdasarkan pada hasil pengamatan dapat
faktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahan dilihat bahwa pada saat konsentrasi glukosa 0,5%
sifat morfologi dan fisiologi. Namun, beberapa semua bakteri dan kapang mengalami pertumbuhan,
kelompok mikroba sangat resisten terhadap kecuali pada bakteri kelompok 1 tidak mengalami
perubahan faktor lingkungan. Jika suatu pertumbuhan. Tidak hanya pada konsentrasi
mikroorganisme mendapatkan nutrien dan glukosa 0,5% yang tidak mengalami pertumbuhan,
menempati lingkungan yang sama, maka akan tetapi pada glukosa 10%, 15%, NaCl 15%.
pertumbuhan yang dialami pada mikroorganisme Sedangkan, hanya terjadi pertumbuhan pada
akan optimum. Berdasarkan pada hasil uji pengaruh glukosa 5%, NaCl 0,5%, dan NaCl 5%. Sehingga
faktor lingkungan terhadap kultivasi dapat diketahui bahwa bakteri kelompok 1
mikroorganisme telah dilakukan uji tekanan merupakan bateri yang tidak dapat beradaptasi
osmotik dan uji pengaruh pH. Tekanan osmosis terhadap perubahan tekanan osmosis. Kemudian,
pada bakteri kelompok 3,4,5, dan 6 pada Untuk Sp. 1 pada Kelompok 1 dengan ciri-
kapang/khamir semua kelompok dapat mengalami ciri koloni dengan warna koloni kuning, bentuk
proses pertumbuhan pada medium glukosa dengan irregular, tepi lobate, elevasi umbonate, tekstur
konsentrasi 15. Hal ini menunjukan bahwa bakteri, kasar dan dengan bentuk sel berupa kokus, dugaan
kapang/khamir yang mengalami pertumbuhan pada terkuat adalah Streptococcus sp.. Meskipun
media tersebut termasuk ke dalam kelompok beberapa genus Streptococcus sp. memiliki hasil uji
osmofil. Mikroorganisme osmofil merupakan biokimia yang berbeda, namun secara kesuluruhan
mikroorganisme yang dapat tumbuh pada cukup mirip. Menurut Rahayu (2015), ciri-ciri
konsentrasi gula yang tinggi (Suharjono, 2006). bakteri Streptococcus sp. adalah memiliki bentuk
Selanjutnya, pada medium NaCl 15% tidak koloni yang halus, membulat, cembung dan
ada yang mengalami pertumbuhan, sedangkan pada transparan dengan diameter koloni antara 0,5 hingga
kapang.khamir kelompok 1 dan 4 mengalami 1 cm. Hasil uji biokimia juga menunjukkan bahwa
pertumbuhan. Hal ini menunjukan bahwa bakteri Streptococcus sp. tidak mampu mengatalisis
kapang/khamir yang tumbuh tersebut tergolong peroksida (H2O2), tidak menghasilkan indol, namun
dalam kategori golongan halofilik, yang merupakan mampu menghidrolisis polisakarida. Sebagian
mikroorganisme yang dapat tumbuh pada kadar Streptococcus sp. memberikan respon yang negatif
garam halogen yang tinggi, dan dengan konsentrasi pada uji VP, Sitrat dan Indol, namun sebagian
yang tinggi tidak mengalami proses metabolisme memberikan respon positif pada uji MR.
bakteri. Bakteri halofilik memiliki membran purple Pendalaman dengan uji molekuler perlu dilakukan
bilayer, dinding sel terdiri dari murein, sehingga untuk lebih mendeterminasi hingga tingkat spesies.
mampu bertahan dengan adanya ion Natrium Untuk Sp. 2 pada kelompok 2 dengan ciri-
(Dwidjoseputro, 2005) ciri koloni dengan warna koloni putih, bentuk
Setiap mikroorganisme memiliki pH koloni circular, tepi koloni entire, elevasi koloni
maksimum, minimum, dan optimum untuk convex, tekstur yang licin, bentuk bakteri berupa
pertumbuhannya. Berdasarkan pada perbedaan basil dengan diameter koloni adalah 1,4 mm. Koloni
daerah pH untuk pertumbuhannya adalah asidofil berwarna putih memiliki indikasi bahwa bakteri
untuk mikroorganisme yang mampu tumbuh pada tersebut berasal dari genus Escherichia sp.,
pH optimum pada pH asam. Alkalofil untuk Acinetobacter sp., dan Staphylococcus sp..
mikroorganisme yang dapat tumbuh secara Escherichia coli diduga kuat karena memiliki ciri-
optimum pada daerah pH basa, dan Neutrofil untuk ciri berupa hasil katalase yang positif, bentuk
mikroorganisme yang dapat tumbuh secara bakteri berupa basil, diameter koloni berkisar antara
optimum pada daerah pH netral (Suharjono, 2006). 1,1 hingga 1,5 cm, mampu menghidrolisis
Berdasarkan pada hasil uji mengenai faktor polisakarida, tidak menghasilkan senyawa indol,
lingkungan pH diketahui bahwa hasil pertumbuhan dan negati pada uji MR-VP (repository.usu.ac.id).
paling banyak terjadi pada pH yang netral (pH=7) Dari kriteria bakteri yang berasal dari literatur,
ketika diujikan baik dari bakteri maupun semua kriteria sama dengan hasil uji yang
kapanh/khamir. Hal ini dikarenakan pada keduanya dilakukan, sehingga dapat dikatakan bahwa bakteri
dapat tumbuh secara baik pada kondisi yang tidak pada Sp. 2 kelompok 2 merupakan bakteri
terlalu asam dan tidak terlalu basa. Bila pH Escherichia coli.
lingkungan terlalu asam atau basa maka akan Sp. 1 pada kelompok 3 memiliki ciri-ciri
mengakibatkan terhambatnya aktivasi enzim berupa warna koloni putih, bentuk koloni circular,
sehingga mikroorganisme tersebut tidak mampu tepi koloni undulate, elevasi koloni raised, tekstur
melakukan proses metabolismenya secara baik. licin, bakteri berbentuk basil dengan diameter
Pada umumnya, kisaran optimum pertumbuhan koloni sebesar 0,2 cm. Koloni berwarna putih dapat
mikroorganisme dalam pH adalah 5,5-8,0 atau yang diduga merupakan bakteri dari genus Escherichia
termasuk ke dalam tipe mesofil (neutrofil). sp., Acinetobacter sp., Pleisomonas sp. dan
Pertumbuhan tertinggi kedua yaitu pada pH 5 dan Staphylococcus sp.. Bacillus sp. diduga kuat sebagai
biasanya pertumbuhan ini didominasi oleh bakteri pada koloni ini. Bacillus sp. memiliki ciri-
kapang/khamir. Berdasarkan pada literatur khamir ciri seperti bentuk sel yang basil, diameter koloni
memiliki pH optimum pada 4,0-4,5 sedangkan pada 0,1 hingga 0,3 cm, warna koloni putih,
jamur pada pH yang lebih luas (Entijang, 2003). menunjukkan hasil negatif pada uji katalase,
pembentukan H2S dan sitrat (repository.usu.ac.id).
Analisis spesies bakteri Bakteri ini diduga bakteri basil yang berbeda karena
memiliki warna putih pada koloninya, yang Brooks, dkk., 1994. Mikrobiologi Kedokteran Edisi
berlawanan dengan literatur bahwa bakteri berasal 2. EGC. Jakarta.
dari genus Bacillus sp. Untuk mengidentifikasi Darmayasa. Isolasi dan Identifikasi Bakteri
hingga tingkat spesies, diperlukan uji molekuler Pendegradasi Lipid (Lemak) Pada
lebih lanjut. Beberapa Tempat Pembuanngan
Sp. 1 pada kelompok 4 memiliki ciri-ciri Sampah dan Estruasi DAM Denpasar.
berupa warna koloni kuning, bentuk circular, tepi Jurnal Bumi Lestari 8:122-127.
entire, elevasi koloni convex, tekstur halus, bentuk
bakteri berupa kokus dengan diameter koloni adalah
Dwidjoseputro, 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
0,8 cm. Koloni berwarna kuning diduga berasal dari
Djambaran. Jakarta.
genus Bacillus sp., Streptococcus sp., Micrococcus
sp., Neisseria sp. dan Aeromonas sp.. Micrococcus
Entijang, I. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi.
sp. diduga kuat karena hasil isolasi menunjukkan
PT Citr Aditya Bakti. Bandung.
bahwa Micrococcus sp. memiliki diameter koloni
antara 0,2 hingga 2 cm dan memiliki warna koloni
Ferdiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan.
kuning. Uji biokimia dari Micrococcus sp. adalah
positif pada uji katalase, indol, MR-VP dan uji Gramedia. Jakarta.
produksi H2S (repository.usu.ac.id).
Sp. 1 pada kelompok 5 memiliki ciri yang Firmansyah, E. 2013. Mikrobiologi Umum:
sama dengan bakteri pada kelompok 4. Kapang dan Khamir. Universitas
Perbedaannya pada hasil uji Methyl Red (MR) dan Brawijaya. Malang.
diameter koloni. Hasil uji MR menunjukkan negatif,
yang artinya bakteri ini tidak mampu menghasilkan Hadioetomo, R.S. 1993. Teknik dan Prosedur
produk fermentasi asam campuran. Kemungkinan Dasar Laboratorium Mikrobiologi.
besar bahwa bakteri ini sama dengan bakteri pada Gramedia. Jakarta.
kelompok 4 yaitu Micrococcus sp., hanya saja dari
spesies yang berbeda. Holt JG, Krieg NR, Sneath PHA, Staley JT, dan
Sp. 1 pada kelompok 6 memiliki ciri berupa William ST. 1994. Bergey’s Manual of
warna koloni putih, bentuk koloni irreguler, tepi Determinative Bacteriology. Lippicolt
koloni undulate, elevasi koloni umbonate, tekstur William and Wilkins, New York.
kasar, bentuk sel kokus dan diameter koloni 0,1 cm.
Diduga kuat spesies ini berasal dari genus Karimela, E. Frans, I. Agnes, A. 2013.
Streptococcus sp., namun berbeda dari spesies pada Staphylococcus sp. Pada Ikan Layang
kelompok 1. Strain Streptococcus yang berbeda (Decapterus ruselii) Asap Pinekuhe
akan memberikan bentuk koloni yang berbeda pula. Produk Khas Sangihe. Jurnal Media
Teknologi Hasil Perikanan Vol. 1, No. 2,
KESIMPULAN Agustus.
Isolasi mikroorganisme dari lingkungan
dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan pada Lodder J. 1970. The yeast. A taxonomic
media NA dalam keadaan terbuka yang menjadi study.NorthHolland Publishing Company.
sumber isolasi. Mikroorganisme dapat diketahui
aktivitas biokimianya dengan melakukan berbagai Mulyati, S, Dede. Iis, D. Sri, R. 2013. Modul
uji diantaranya yaitu uji hidrolisis pati, protein, Mikrobiologi: Metode Identifikasi Mikroba
lemak, uji produksi indol, uji MR-VP, uji OF, uji Prokariot dan Virus. IAIN Syekh
katalase, uji asam sitrat dan uji H2S. Nurjati. Cirebon.
Mikroorganisme
Muthmainnah, H. 2014. Isolasi dan Karakterisasi
DAFTAR PUSTAKA Bakteri Probiotik Dari Saluran Pencernaan
Ayam Kampung (Gallus domesticus).
Barnett,H.L. dan Hunter, B.B. 1998. Ilustrated Jurusan Biologi Universitas
Genera of Imperfect Fungi Fourth Hasanudin. Makasar.
Edition. APS Pres. America. America.
Noverita. 2009. Identifikasi Kapang dan Khamir Suharjono. 2006. Mikrobiologi. Universitas
Penyebab Penyakit Manusia pada Sumber Brawijaya Press. Malang
Air Minum Penduduk pada Sungai
Ciliwung dan Sumber Air Sekitarnya. Suryani Y, Astuti, Oktavia B, dan Umniyati S.
Volume 02, No. 2. 2010. Isolasi dan Karakterisasi
http://biologi.unas.ac.id:8080/publikasi/Ka Bakteri Asam Laktat dari Limbah
pang%20pd%20air%20minum.pdf. 2 Kotoran Ayam Sebagai Agensi
Januari 2016. Probiotik dan Enzim Kolesterol
Reduktase. Prosiding Seminar Nasional
Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S. 1986. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. UI-Press. Jakarta. Biologi. 138-147.

Rahayu, S. 2015. Deteksi Streptococcus agalactiae Suryawirya, U. 1993. Mikrobiologi Air. Alumni.
Penyebab Mastitis Subklinis Pada Sapi Bandung.
Perah Di Kecamatan Cendana
Kabupaten Enrekang. Program Studi Volk &Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar jilid1.
Kedokteran Hewan Universitas Hasanudin. Erlangga. Jakarta.
Makasar.
Wulandari, D, Yanuarita. 2014. Uji Fisiologi
Repository.usu.ac.id diakses pada 1 Januari 2016. Bakteri. Pendidikan Biologi Program
Magister Pascasarjana Universitas
Samson R.A., Hoekstra E.S. dan Van Oorschot C.A. Negeri Malang. Malang.
1981. Introduction To Food- Borde Fungi.
Centraalbureau Voor Schimmelcultures.
Yulvizar, C. 2013. Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Probiotik pada Rastrelliger sp. Jurnal
Biospesies (3):5-6.

Anda mungkin juga menyukai