Abstrak
Praktikum ini bertujuan untuk melihat pengaruh ekstrak kunyit terhadap ragi dalam pembuatan
roti. Ragi ialah salah satu jenis bahan yang sering digunakan dalam pembuatan roti yang terbuat
dari sel Saccharomyces cerevisiae yang mengubah gula menjadi karbondioksida. Modifikasi
ragi dengan penambahan ekstrak kunyit dilakukan dengan tujuan untuk meihat pengaruh daya
kembang roti yang dihasilkan. Pada praktikum ini digunakan penambahan ekstrak kunyit
sebanyak (0 ml, 10 ml, 50 ml, dan 100 ml). Adapun yang diuji adalah berat roti, volume roti,
persen pengembangan roti, jumlah sel pada ragi serta uji organoleptik roti. Hasil dari praktikum
ini menunjukkan bahwa penambahan ekstrak kunyit pada ragi tidak berpengaruh terhadap berat
roti, volume roti, persen pengembangan roti serta jumlah sel Saccharomyces cerevisiae pada
ragi. Hal itu disebabkan oleh zat aktif pada kunyit yaitu kurkumin hanya bersifat sebagai
antibakteri
hingga pecah atau menghambat Praktikum ini dilaksanakan pada bulan Mei
pembentukan komponen dinding sel pada 2018, bertempat di Laboratorium Penyakit
sel yang tumbuh, mengubah permeabilitas
Tanaman Fakultas Pertanian Universitas ml (T0, T1, T2, T3) yang juga ditambahkan
Tanjungpura. pada adonan ragi yang kemudian diinkubasi
selama 1 minggu.
Rancangan Percobaan
Isolasi Mikroba dengan Metode Tuang
Praktikum ini terdiri dari 4 perlakuan
(Pour Plate) ke Media YGCA
penambahan ekstrak kunyit yaitu 10 gr, 50
gr, dan 100 gr, sedangkan 1 perlakukan Dilakukan dengan mengambil 1 gram dari
sebagai kontrol (ragi hanya diberi tiap perlakuan dan dilakukan pengenceran
penambahan aquades tanpa perlakuan 10-1, 10-2 dan 10-3. Pengenceran 10-2 dan
ekstrak). 103 dimasukkan ke dalam cawan petri,
dicampur media YGCA secukupnya dan
Persiapan Larutan Bakteri Uji
ditutup rapat. Isolat diinkubasi selama 1
Saccharomyces cereviceae diperoleh dari hari. Jumlah TPC dihitung menggunakan
fermipan komersial sebanyak 10 gram yang rumus:
dihaluskan dan diremajakan pada media
Jumlah Koloni= Jumlah Koloni yang
YGBC kemudian diinkubasi selama 24 jam
Tumbuh x Faktor Pengenceran
pada suhu ruang. Suspensi bakteri uji
dicampur dengan larutan aquades sampai Pembuatan Roti
tingkat kepadatan 108CFU/ml.
Pembuatan roti dilakukan dengan metode
Pembuatan Ekstrak Kunyit langsung (straight dough). Roti dibuat
menggunakan ragi dengan perlakuan yang
Kunyit yang digunakan adalah kunyit
berbeda-beda.. Pertama penimbangan
segar. Terlebih dahulu kunyit segar dikupas
bahan seperti tepung terigu, gula pasir,
kulitnya, dicuci bersih, dipotong kecil-kecil
garam, mentega, susu, air dan ragi (sesuai
dan diblender dengan penambahan air
perlakuan). Masukkan semua bahan ke
sebanyak 200 ml. Setelah diblender, larutan
dalam baskom dan diadon hingga kalis.
kunyit disaring menggunakan ayakan.
Tiap adonan dengan perlakuan ragi yang
Pembuatan Ragi berbeda dipanaskan di bawah sinar
pada masing-masing adonan yang berisi 1:1 mempercepat proses fermentasi. Adonan
tepung beras dan tepung ketan. Ekstrak dibentuk bulat yang bertujuan untuk
kunyit diambil sebanyak 0; 10; 50 dan 100 membentuk lapisan film pada permukaan
adonan sagar bisa menahan gas dari hasil
peragian dan memberikan bentuk untuk Penurunan berat adonan disebabkan oleh
mempermudah proses pengerjaan panas dari sinar matahari dan saat
selanjutnya (Eddy Setyo, 2004). Adonan pemanggangan yang menyebabkan
yang sudah dibentuk diletakkan dalam terjadinya penguapan sehingga kadar air
loyang (tray). Selanjutnya tahap akhir yaitu berkurang.
dipanggang dalam oven (Bolu, 2014).
Berat adonan roti yang paling banyak
HASIL DAN PEMBAHASAN mengalami penyusutan terdapat pada
perlakuan T1 . Hal tersebut dapat
Berat Adonan Roti
dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya
Hasil analisis berat adonan roti volume air yang ditambahkan saat
menggunakan ragi ekstrak kunyit yang membuat adonan serta intensitas panas
dijemur di bawah sinar matahari selama 30 yang diterima saat penjemuran dan
menit dapat dilihat pada tabel 1. Berat pemanggangan.
adonan roti yang telah dijemur maupun
setelah dioven mengalami penurunan berat.
Tabel 1. Analisis berat adonan roti
Perlakuan Berat Awal (gram) Berat akhir (gram) Berat
setelah dioven (gram)
T0 50 48,7 46,3
T1 50 42 40,1
T2 50 46,7 44,5
T3 50 48,5 46,7
Keterangan= T0: perlakuan kontrol “fermipan komersial”, T1: perlakuan 10 gram ekstrak kunyit, T2: perlakuan 50
gram ekstrak kunyit, T3: perlakuan 100 gram ekstrak kunyit.
Hasil analisis volume roti dapat dilihat pada dengan mengubah gula menjadi gas
tabel 2. Volume adonan roti selama karbondioksida. Gas karbon dioksida yang
penjemuran mengalami kenaikan pada tiap terbentuk saat fermentasi akan
perlakuan. Hal tersebut disebabkan terperangkap dalam jaringan gluten pada
Saccharomyces cerevisiae memerlukan adonan sehingga adonan dapat
waktu untuk mengubah glukosa menjadi mengembang (Rukmana, 2001). Namun
alkohol dan karbon dioksida atau asam alkohol yang dihasilkan akan menguap
amino organik. Menurut Sulistyo (1999), ketika adonan dioven.
yeast akan menghasilkan gas dalam adonan
Tabel 2. Volume roti dan Jumlah sel pada ragi
Perlakuan Volume (ml) Jumlah sel %
(CFU/ml) Pengembangan
Awal Akhir
Tk 20 72 1 x 1011 260
T0 38 41 9,8 x 104 7,89
T1 22 29 2,8 x 104 31,81
T2 31 41 8,16 x 104 32,25
T3 23 41 6,06 x 104 78,26
Keterangan= T0: perlakuan kontrol “fermipan komersial”, T1: perlakuan 10 gram ekstrak kunyit, T2: perlakuan 50
gram ekstrak kunyit, T3: perlakuan 100 gram ekstrak kunyit.
Persen pengembangan adonan roti dapat Pengujian organoleptik pada roti dengan
ditentukan oleh banyaknya jumlah sel yang menggunakan ragi dengan eksrtak kunyit
tumbuh pada ragi. Akan tetapi berdasarkan dilakukan dengan menggunakan uji
tabel 2, persen pengembangan roti T0 kesukaan (Hedonic Scale Scoring).
hanya 7,89% padahal jumlah sel yang Pengujian dalam praktikum ini
tumbuh paling banyak dari perlakuan menggunakan 30 panelis tidak terlatih dari
lainnya yaitu mencapai 9,8x104 walaupun mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan
beda jauh dari jumlah sel kontrol. Lebih Fakultas Pertanian Universitas
besarnya persen pengembangan pada T0 Tanjungpura. Skala penilaian yang
diduga disebabkan oleh kekuatan atau digunakan yaitu 1-5 dengan keterangan 1
kecepatan saat pengadonan yang (sangat tidak suka), 2 (tidak suka), 3
memberikan kesempatan lebih banyak (netral), 4 (suka), dan 5 (sangat suka).
tepung terigu untuk bercampur dengan air Panelis diminta memberikan penilaian
sehingga gluten yang dihasilkan lebih terhadap aroma, tekstur dan rasa roti.
Aroma
Sedangkan aroma kunyit dari ragi tidak berpengaruh terhadap berat, volume, %
(Coix lacryma jobi-L) pada Proses Rukmana dan Yuniarsih. 2001. Cara
Cookies dan Roti Tawar. Jurnal Sulistyo J. (1999). Pengolahan Roti. PAU
984-995.
Chatim, Aidilfiet, dan Suharto. 1994.
Sterilisasi dan Disinfeksi dalam
Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta:
Bina Rupa Aksara.
Cowan, M.M., 1999, Plant Products as
Antimicrobial Agents, Clinical
Microbiology Reviews Vol. 12, No.
4 : 564–82.
Eddy Setyo, Mudjajanto dan Lilik Noor
Yulianti. 2004. Membuat Aneka
Roti. Penebar Swadaya. Jakarta.
Fardiaz, 1988. Mikrobiologi Pangan I.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hargono, D., 2000, Obat Analgetik dan
Antiinflamasi, Cermin Dunia
Kedokteran, Jakarta, 37-38.