Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

ENZIM
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biokimia
Dosen Pengampu :
1. Epa Paujiah, M.Si
2. Asrianty Mas’ud, M.Pd
Asisten Praktikum : Rita Nurfitriani

Oleh:
Nama : Intan Permatasari Nurjamilah
NIM : 1152060046
Kelompok : 7 (Tujuh)
Kelas/ Semester : B/ V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
BANDUNG
2017
ENZIM

Intan Permatasari Nurjamilah

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA

Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati

Bandung

2017

A.H. Nasution No. 105 Cibiru Bandung

Intan_permatasarinurjamilah@yahoo.co.id

I. PENDAHULUAN
1.1 LANDASAN TEORI
Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis dalam reaksi-
reaksi biologis. Enzim dapat juga didefinisikan sebagai biokatalisator yang dihasilkan
oleh jaringan yang berfungsi meningkatkan laju reaksi dalam jaringan itu sendiri. Semua
enzim yang diketahui hingga kini hampir seluruhnya adalah protein. Berat molekul
enzim pun sangat beraneka ragam, meliputi rentang yang sangat luas (Suhtanry, dkk,
1985 : 282)
Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Enzim berperan secara lebih
spesifik dalam hal menentukan reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan dengan
katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak
menghasilkan produk sampingan yang beracun (Juryatin, 1997 : 186)
Enzim memiliki tenaga katalik yang luar biasa dan biasanya lebih besar dari
katalisator sintetik. Spesifitas enzim sangat tinggi terhadap substatnya. Tanpa
pembentukan produk samping enzim merupakan unit fungsional untuk metabolisme
dalam sel, bekerja menurut urutan yang teratur. Sistem enzim terkoordinasi dengan baik
menghasilkan suatu hubungan yang harmonis diantara sejumlah aktivitas metabolic yang
berbeda (Cartono, 2004 : 311)
Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan sangat penting dalam
aktivitas biologis. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu
sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpanan-penyimpanan hasil akhir
reaksinya. Enzim ini akan kehilangan aktivitasnya akibat :
a. Panas
b. Asam atau basa kuat
c. Pelarut organik
d. Pengaruh lain yang bisa menyebabkan denaturasi protein (Campbell, 2000 : 320)
Untuk aktivitasnya kadang-kadang enzim membutuhkan kofaktor yang bisa berupa
senyawa organik atau logam. Senyawa organik itu terikat pada bagian protein enzim.
Bila ikatan itu lemah maka kofaktor tadi disebut co-enzim dan jika terikat erat melalui
ikatan kovalen maka dinamakan gugus prostetis. Pada umumnya dua kofaktor itu tidak
dibedakan dan disebut co-enzim saja. Apabila enzim itu terdiri dari bagian seperti yang
diterangkan diatas maka keseluruhan enzim itu dinamakan holoenzim. Bagian protein
dinamakan apo-enzim dan bagian non proteinnya disebut co-enzim. Fungsi logam pada
umumnya adalah untuk memantapkan ikatan substrat pada enzim atau mentransfer
electron yang timbul selama proses katalisis (Poedjiadi, 1994 : 189)
Timbal (Pb) dapat ditemuakan diberbagai mrdia lingkungan seperti udara, air, debu, dan
tanah. Logam Pb atau bentuk persenyawaannya berasal dari pembakaran bahan bakar
kendaraan bermotor, emisi industry dan dari penggunaan cat bangunan yang
mengandung Pb. Pb yang diabsorpsi diangkut oleh darah ke organ-organ tubuh sebanyak
95 %, Pb dalam darah diikat oleh eritrosit. Sebagian Pb plasma dalam bentuk yang dapat
berdifusi dan diperkirakan dalam keseimbangan dengan pool Pb tubuh lainnya yang
dibagi menjadi dua yaitu ke jaringan lunak (hati, ginjal, sumsum tulang, sistem saraf)
dan ke jaringan keras (tulang, gigi, kuku, rambut). Efek hematoksisitas Pb adalah
menghambat sebagian besar enzim yang terlibat dalam biosintesis heme. Diantara enzim
yang terlibat dalam biosintesis heme yang dihambat Pb adalah enzim ᵟ-ALAD dan
ferokelatase. Inhibisi aktivitas enzim ᵟ-ALAD dan ferokelatase oleh Pb menyebabkan
penurunan biosintesis heme. Heme yang disamping berperan untuk biosintesis
hemoglobin, juga berperan penting untuk biosintesis enzim katalase yang dibutuhkan
untuk menguraikan H2O2 (ROS, Reactive Oxygen Species) yang bersifat oksidan
didalam tubuh (Endrinaldi, E, 2012, Vol. 36 No. 2 : 181)
1.2 TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui kecepatan katalisasi suatu enzim,
mengetahui pengaruh suhu, Ph, dan konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim.
II. METODOLOGI PENGAMATAN
2.1 Waktu dan tempat
Waktu : 25 Oktober 2017
Tempat : Laboratorium Biologi FTK UIN Sunan Gunung Djati Bandung
2.2 Alat dan bahan
Pada praktikum ini alat-alat yang digunakan yaitu tabung reaksi, pipet tetes,
kaki tiga, kertas label, gelas kimia dan pembakaran spirtus. Selain menggunakan
alat-alat diatas kami juga menggunakan bahan-bahan sebagia berikut : hati ayam,
H2O2, akuades, es batu, buffer NaOH, buffer HCl dan obat nyamuk.
2.3 Prosedur Kerja
Persiapan bahan uji
Pertama-tama bahan uji yaitu ati ayam ditumbuk sampai halus, kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
a. Uji A
Pertama-tama bahan uji yang telah ditumbuk dimasukkan ke dalam tabung
reaksi sebanyak 2 ml, lalu masukkan 10 tetes larutan H2O2 (Hydrogen Peroksida).
Setelah itu amati banyak gelembung dan nyala bara api.
b. Uji B
Pertama-tama masukkan bahan uju yang telah ditumbuk ke dalam tabung
reaksi sebanyak 2 ml, lalu masukkan HCl sebanyak 5 tetes. Kemudian tambahkan
H2O2 sebanyak 5 tetes ke dala, tabung. Setelah itu amati banyak gelembung dan
nyala bara api.
c. Uji C
Pertama-tama masukkan bahan uji yang telah ditumbuk ke dalam tabung
reaksi sebanyak 2 ml, lalu masukkan NaOH sebanyak 5 tetes. Kemudian
tambahkan H2O2 sebanyak 5 tetes. Setelah itu amati banyak gelembung dan nyala
bara api.
d. Uji D
Petama-tama masukkan bahan uji yang telah ditumbuk ke dalam tabung reaski
sebanyak 2 ml. kemudian masukkan tabung reaksi yang telah diisi bahan uji ke
dalam gelas kimia yang telah diisi es batu selama 5 menit. Lalu teteskan H2O2
sebanyak 5 tetes ke dalam tabung. Setelah itu amati gelembung dan nyala bara api.
e. Uji E
Pertama-tama masukkan bahan uji yang telah ditumbuk ke dalam tabung
reaksi sebanyak 2 ml. kemudian masukkan tabung reaksike dalam gelas kimia yang
telah diisi air dan dipanaskan diatas pembakaran spirtus selama 3 menit. Lalu
teteskan H2O2 sebanyak 5 tetes. Setelah itu amati gelembung dan nyala bara api.
III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
Uji A
2 ml hati ayam ditambah H2O2
sebanyak 10 tetes (Terdapat sangat
banyak gelembung (+++) dan bara
api sangat menyala (+++))

Uji B
2 ml hati ayam ditambah Hcl
sebanyak 5 tetes dan ditetesi H2O2
sebanyak 5 tetes (Terdapat
gelembung sedikit (+) dan bara api
mati (-))

Uji C
2 ml hati ayam ditambah NaOH
sebanayak 5 tetes dan ditetesi H2O2
sebanyak 5 tetes (Terdapat
gelembung sedikit (+) dan bara api
mati (+))

Uji D
2 ml hati ayam ditambah H2O2
sebanyak 5 tetes dengan perlakuan
didinginkan (Terdapat gelembung
sedang (++) dan bara api mati (-))
Uji E
2 ml hati ayam ditambah H2O2
sebanyak 5 tetes dengan perlakuan
dipanaskan (Tidak terdapat
gemlembung (-) dan bara api mati (-
))

3.2 Pembahasan

Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis dalam reaksi-
reaksi biologis. Enzim dapat juga didefinisikan sebagai biokatalisator yang dihasilkan
oleh jaringan yang berfungsi meningkatkan laju reaksi dalam jaringan itu sendiri. Semua
enzim yang diketahui hingga kini hampir seluruhnya adalah protein. Berat molekul
enzim pun sangat beraneka ragam, meliputi rentang yang sangat luas (Suhtanry, dkk,
1985 : 282)
Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Enzim berperan secara lebih
spesifik dalam hal menentukan reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan dengan
katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak
menghasilkan produk sampingan yang beracun. Enzim adalah katalis yang terbuat dari
protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis
reaksi kimia tertentu. Sebagai contoh enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2
menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :
2H2O2  2H2O + O2
Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan yang telah dilakukan pada saat
praktikum. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan sampel hati ayam. Hati ayam
digunakan karena banyak mengandung enzim katalase. Kemudian semua itu dibuat
tumbuk untuk mendapatkan ekstraknya. Yang terjadi pada ekstrak hati ayam saat diberi
perlakuan dapat dilihat sebagai berikut :

1. Uji A (Pada ekstak hati ayam ditambah pereaksi H2O2 (hidrogen peroksida))
Saat ekstrak hati ditetesi dengan H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara
yang sangat banyak. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat
di dalam hati ayam mengubah H2O2 menjadi H2O (air), sedangkan pada waktu
dimasukkan obat nyamuk yang membara ke dalamnya, timbul nyala api yang
sangat banyak pula. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi
oksigen (O2). Dan hal itu membuktikan bahwa di dalam hati ayam mengandung
enzim katalase. Dalam percobaan ini hati ayam yang ditambahkan dengan
pereaksi H2O2 terjadi gelembung yang sangat banyak karena di dalam hati ayam
mengandung enzim katalase yang berguna untuk menetralkan racun.
2. Uji B (Pada ekstrak hati ayam ditambah pereaksi HCl dan H2O2)
Pada percobaan yang kedua kami menggunakan tambahan preaksi HCl yang
bersifat asam yang dimaksudkan agar keadaan hati menjadi terlalu asam. Dari
hasil pengamatan dapat dilihat bahwa ekstrak hati ayam yang ditambah H2O2
yang berfungsi sebagai pembanding akan tetapi yang terjadi hanya ada sedikit
gelembung, hal itu membuktikan bahwa dalam bekerja hati tidak dapat
mengubah secara sempurna dari H2O2 menjadi H2O (air) dan tidak timbul nyala
api itu berarti tidak adanya penguraian dari H2O2 menjadi O2. Hal ini
membuktikan bahwa pada keadaan yang terlalu asam yaitu dengan ditambahkan
preaksi HCl enzim tidak dapat bekerja secara optimal.
3. Uji C (Pada ekstrak hati ayam ditambah preaksi NaOH dan H2O2)
Pada percobaan yang ketiga, ekstrak hati ayam dengan H2O2 juga ditambah
dengan pereaksi NaOH. Penambahan NaOH ini bertujuan untuk membuat
ekstrak hati ayam dalam keadaan terlalu basa. Kemudian bahan uji ditambah
H2O2 ternyata terbentuk gelembung udara yang sedikit, itu membuktikan bahwa
tidak terjadi penguraian yang sempurna dari H2O2 menjadi H2O (air), tetapi saat
obat nyamuk yang membara dimasukkan ke dalamnya tidak terjadi nyala api.
Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal
dalam kondisi yang terlalu basa.
4. Uji D (Pada ekstrak hati ayam yang didinginkan kemudian ditambah pereaksi
H2O2)
Pada percobaan yang keempat ini berbeda dengan percobaan pertama karena
ekstrak hati didinginkan terlebih dahulu sebelum diberikan preaksi, setelah
didinginkan baru kemudian ditambah dengan preaksi H2O2, terlihat bahwa pada
tabung terdapat gelembung yang tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit
yaitu gelembung yang terjadi hanya sedang dan ketika dimasukkan obat nyamuk
yang membara kedalamnya ternyata bara api tidak menyala. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase tidak akan bekerja secara optimal pada suhu
rendah, karena kita ketahui bahwa enzim katalase akan bekerja pada suhu netral.
5. Uji E (Pada ekstrak hati ayam yang dipanaskan kemudian ditambahkan preaksi
H2O2)
Pada percobaan yang kelima ekstrak hati direbus terlebih dahulu kemudian
setelah itu ditambah dengan pereaksi H2O2. Dari hasil percobaan dapat dilihat
tidak terjadi gelembung dan ketika obat nyamuk yang membara dimasukkan
kedalam tabung reaksi juga tidak timbul nyala api. Hal ini disebabkan karena
protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak hati ayam telah rusak
sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2. Hal ini
membuktikan juga bahwa dimana enzim katalase tidak akan bekerja secara
optimal pada suhu tinggi, karena kita ketahui bahwa enzim katalase akan bekerja
pada suhu netral.
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum pada uji enzim dapat disimpulkan bahwa enzim katalase
berperan dalam penguraian racun dari H2O2 menjadi H2O dan O2. Kerja enzim
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, suhu dan pH. Enzim katalase akan rusak apabila
berada pada suhu terlalu rendah atau terlalu tinggi dan pada pH terlalu asam atau terlalu
basa. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya gelembung atau adanya nyala bara api.
Dimana semakin banyak gelembung gas yang dihasilkan dan semakin menyala bara
apinya berarti kerja enzim katalase akan semakin cepat dan begitu pula sebaliknya,
karena salah satu fungsi enzim adalah sebagai katalisator pemercepat reaksi.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A. 2000. Biologi Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga


Cartono, M.Pd. 2004. Biologi Umum. Bandung : Prisma Press
Endrinaldi, Asterina. 2012. Pengaruh Timbal Asetat Terhadap Aktivitas Enzim Katalase Hati
Tikus Putih Jantan. Majalah Kedokteran Andalas. Vol. 36 No. 2 : 181
Juryatin. 1997. Peran Enzim Amilase Pada Tubuh Manusia. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta
Poedjiadi, Ana, dkk. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia
Suhtanry, Rubianty. 1985. Kimia Pangan. Makassar : Badan Kerja Sama Perguruan Negeri
Indonesia Bagian Timur.

Anda mungkin juga menyukai