Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI-PARASITOLOGI

PERCOBAAN KE-IV
PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGECATAN

Disusun oleh :
Nama : Ahmad Reza Maulana
NIM : SF21079
Tanggal Praktikum : 13, Juli 2022
Dosen Pembimbing : Putri Kartika Sari, M. Si.

Paraf Asisten Nilai Kerja :

Nilai Laporan :

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
S1-FARMASI UNIVERSITAS BORNEO LESTARI
BANJARBARU, 2022
PERCOBAAN KE-4
PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGECATAN

1.1 Tujuan
Setelah menempuh praktikum ini, mahasiswa diharapkan :
1. Dapat melakukan pembuatan preparat dari bahan yang berasal dari penderit
baik itu media cair maupun media padat.
2. Dapat melakukan pengecatan bakteri khususnya dapat membedakan bakteri
Gram positif dan negatif

1.2 Tinjauan Pustaka


Mikroteknik atau teknik histologi merupakan ilmu yang
mempelajariteknikpembuatan sediaan secara mikroskopis agar mudah diamati dan
ditelaah. Sediaanyangsering digunakan adalah sel, baik sel hewan maupun sel
tumbuhan. Metodeapus (smear) merupakan salah satu metode dalam
mikroteknologi yang digunakanuntuk membuat sediaan mikroskopis dengan cara
mengoles atau membuat selaputtipis dari bahan berupa cairanmaupun bukan
cairan. Metode ini biasa digunakanuntuk membuat sediaan darah, protozoa,cairan
hemolimfa belalang, spermatozoa, mukosa mulut, dan mukosa vagina (Gunarso
1989)
Prinsip pemeriksaan sediaanapus ini adalah dengan meneteskan sampel
dipaparkandi atasobjek glass, kemudian dilakukan pengecatan dan diperiksa
dibawah mikroskop. Gunapemeriksaan apusan darah contohnya untuk evaluasi
morfologi darisel darah tepi (eritrosit,trombosit, dan leukosit); memperkirakan
jumlah leukosit dantrombosit; sertamengidentifikasi parasit (Yuliana 2013)
Bakteri atau mikroba lainya dapat di lihat dengan mikroskop biasa tanpa
yaitu dengan cara-cara khusus, misalnya dengan cara tetesan
bergantung,menggunakan kondensor medangelap dan lain-lain.Tetapi pengamatan
dari pewarnaan ini lebih sukar dan tidak di pakai untukmelihat bagian-bagian sel
dengan teliti, karena sel bakteri dan mikroba lainya transparan.Melihat dan
mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri
itutidak berwarnajuga transparan dan sangat kecil untuk mengatasi hal tersebut
maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan bakteri ,sehingga sel dapat terlihat
jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini
merupakan salah satu cara yangpaling utama dalam penelitian-penelitian
mikrobiologi (Dwidjoseputro, 2005).
Preparat adalah tindakan atau proses pembuatan maupun penyiapan
sesuatu menjaditersedia, specimen patologi maupun anatomi yang siap dan
diawetkan untuk penelitian danpemeriksaan. Sediaan apus darah ini tidak saja
untuk mempelajari bentuk masing-masing seldarah, tetapi juga dapat digunakan
untuk menghitung perbandingan antar masing-masing jenis sel darah (Dorland,
2002).

2.1 Alat dan Bahan


Alat: preparat, ose steril, spiritus,
Bahan: sputum, pus, discharge telinga, discharge hidung, urine

2.2 Cara Kerja


1. Pembuatan preparat untuk pengecatan :
Pembuatan preparat dari bahan berasal langsung dari penderita.
Bahan dapat berupa : sputum, pus, discharge telinga, discharge hidung, urine
(perlu disentrifuge terlebih dahulu, endapan dibuat preparat).
Cara :
Bahan diamabil dengan ose steril atau kapas lidi steril dan digoreskan pada objek
gelas setipis mungkin. Panaskan objek gelas di atas nyala api spiritus sambil
digoncangkan (jarak preparat sampai api spiritus kira-kira 20 cm) sampai preparat
tersebut kering. Setelah kering, tetesi formalin 1 %, tunggu 5 menit dan keringkan
sekali lagi dan preparat siap dicat.
2. Pembuatan preparat dari biakan cair
Cara :
Ambil objek gelas yang bersih dan steril, bebaskan dari lemak dengan
memanaskan diatas nyala api spiritus. Ambil kuman dari cat sekunder/tanaman
cair (yang sebelumnya telah diaduk secara steril) dengan menggunakan ose steril,
diratakan pada objek gelas sehingga membentuk diameter kira-kira 1-2 cm. Ose
yang sudah dipakai mengambil kuman harus disterilkan kembali dengan
membakar ose di atas nyala api spiritus. Jika akan dipakai lagi, harus disterilkan
dengan cara yang sama.
Perhatian :
Jangan memegang mata ose dengan menggunakan tangan.
Jangan meletakkan ose di atas meja, letakkan ose pada tempat yang telah
disediakan.
Jangan lupa mensterilkan ose pada saat akan dipakai dan sesudah pemakaian.

3. Pembuatan preparat dari pertumbuhan media padat


Cara :
Teteskan satu ose kaldu pada objek gelas yang telah dibersihkan dan dibebaskan
dari lemak. Dengan ose steril ambil sedikit dari satu koloni kuman, campurkan
dengan kaldu tersebut, buatlah menjadi homogeny, tipiskan. Preparat kemudian
dikeringkan di atas nyala api spiritus dan selanjutnya dikerjakan sebagai membuat
preparat dengan bahan berasal dari material langsung.

4. Cara melakukan pengecatan gram


a. Preparat yang telah siap dicat digenangi dengan cat Gram A selama l – 3 menit.
b. Kemudian cat dibuang dan tanpa dicuci. Semua bakteri pada pengecatan Gram
A akan berwarna ungu scsuai wama cat Gram A.
b. Preparat digenangi dengan cat Gram B selama 1/2 - l menit. Akibat pemberian
Gram B maka pengikatan warna oleh bakteri menjadi lebih baik. Setelah itu cat
dibuang dan preparat dicuci dengan air (leding).
c. Preparat ditetesi cat Gram C sampai warna cat tepat dilunturkan. Setelah
pemberian cat Gram C maka akan terjadi :
Bakteri Gram positif : tahan terhadap alkohol (ikatan antara cat dengan bakteri
tidak dilunturkan oleh alkohol) sehingga bakteri akan tetap berwarna ungu.
Bakteri Gram negatif : tahan terhadap alkohol, sehingga warna ungu dari cat
dilunturkan dan bakteri menjadi tidak berwarna lagi.
d. Preparat digenangi dengan cat Gram D selama 1 - 2 menit Gram D bertindak
sebagai warna kontras. Akibat dari pemberian Gram D maka :
Bakteri Gram positif oleh karena telah jenuh mengikat cat Gram A maka bakteri
tidak mampu lagi untuk mengikat Gram D sehingga bakteri akan tetap berwarna
ungu. Bakteri Gram negatif oleh karena warna cat Sebelumnya telah
dilunturkan oleh cat Gram C sehingga bakteri tidak berwarna lagi maka ia akan
mengikat warna cat Gram D sehingga bakteri akan berwarna merah.
Setelah itu preparat dicuci dan dikeringkan dalam udara kamar (dengan preparat
dalam posisi miring) dan setelah itu diperiksa di bawah mikroskop dengan
menggunakan pembesaran kuat.

5. Cara melakukan pengecatan Ziehl Neelsen :


a. Preparat yang telah siap di cat digenangi dengan ZN-A. Kemudian dipanasi
dengan lampu spiritus sampai menguap, tetapi tidak mendidih. Baik bakteri
yang tahan asam dan alkohol maupun yang tidak, keduanya akan berwarna
merah. Tunggu selama 5 menit, setelah itu cuci dengan air.
b. Preparat ditetesi dengan cat ZN-B atau dimasukkan dalam ZN-B sampai tepat
warna cat dilunturkan, maka akan terjadi :
Bakteri yang tahan asam dan alkohol, warna cat ZN-A tidak dilunturkan
sehingga tetap berwarna merah. Bakteri yang tidak tahan terhadap asam dan
alkohol, maka warna cat ZN-A akan dilunturkan sehingga bakteri menjadi tidak
berwarna. Setelah itu preparat segera diangkat dan dicuci dengan air.
c. Preparat digenangi dengan cat ZN-C selama 2 menit, akan terjadi :
Bakteri yang tahan asam dan alkohol, tidak mampu lagi mengikat warna ZN-C
oleh karena sudah jenuh, sehingga bakteri akan tetap berwarna merah.
Bakteri yang tidak tahan asam dan alkohol warna cat ZN-A akan dilunturkan,
sehingga bakteri akan mengikat warna cat kedua (ZN-C) sehingga akan
berwama biru.
Setelah itu preparat dicuci dengan air dan dikeringkan dalam temperatur kamar.
Contoh bakteri ZN positif :
-Mycobacterium tubercolosis
-Mycobacterium lepra
-Mycobacterium yang saprophyt
HASIL PERCOBAAN
GAMBAR KETERANGAN

Isolate bakteri : Vibrio Charcoal Warna


sel bakteri : merah Bentuk
bakteri :coccus Susunan bakteri :
Sthapylococcus Sifat gram : negative
Perbesaran : 100 / 1,25 oil Metode
pewarnaan : gram

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pembuatan preparat
serta pengecetan. Teknik pengecetan atau pewarnaan ada beberapa metode
yaitu pengecetan sederhana, pengecetan gram positif, pengecetan gram
negative, dan pengecetan BTA.
Teknik yang digunakan kali ini yaitu pengecetan atau pewarnaan
gram. Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris
untuk membedakan spesies bakteri mejadi dua kelompok besar, yaitu gram
positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel
mereka. Pewarnaan gram dibagi menjadi dua hasil yaitu gram positif dan
gram negatif,tergantung dari reaksi dinding sel terhadap tinta safranin atau
Kristal violet.
Bakteri Gram Negatif Bakteri gram negative adalah bakteri yang
tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram.
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil
ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru
atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri gram negative akan
berwarna merah muda.
Pada praktikum ini diteliti bakteri yang telah dibiakan saat dilihat
dengan mikroskop, pewarnaan yang dilakukanadalah pewarnaan gram
menunjukkan warna merah ketika dilihat dengan mikroskop dengan
perbesaran 100 ini menunjukan sifat bakteri adalah negative, bentuk bakteri
tersebut coccus dengan susunan bakteri sthapylococcus.

KESIMPULAN
a. Preparat adalah tindakan atau proses pembuatan maupun penyiapan
sesuatu menjadi tersedia, specimen patologi maupun anatomi yang siap
dan diawetkan untuk penelitian dan pemeriksaan.
b. Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri
dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri ,untuk
melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan
vakuola ,menghasilkan sifat sifat fisik dan kimia yang khas dari pada
bakteri dengan zat warna ,serta meningkatkan kontras mikroorganisme
dengan sekitarnya.
c. Pada saat pewarnaan gram menunjukkan warna merah ketika
dilihatdimikroskop. Terlihat bentuk bakteri coccus dengan susunan bakteri
sthapylococcus.
DAFTAR PUSTAKA
Gunarso, Wisnu. 1989. Bahan Pengajaran Mikroteknik. Bogor : DEPDIKBUD
InstitiutPertanian Bogor
Yuliani S, Desmawarni NH dan Yuliani SS. 2013. Pengaruh Laju Air Umpan dan
SuhuInlet spray drying pada karakteristik mikrokapsul oleoresin jahe. J.
Pascapanen 4: 18-2
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: PT Gramedia
Dorland, W.A. Newman, 2002, KamusKedokteran Dorland,
alihbahasaHuriwatiHartanto,dkk., edisi 29, ECG, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai