BLOK RESPIRATORI
Kelompok 5
Rahmayanti S 70600117016
Najdwah emilia 70600117018
Husnul khatimah sanusi 70600117020
Nurul Shafira Yusuf 70600117027
Nadhirah Ananda Idris 70600117031
Rezky amalia basir 70600117032
St.Hadijah 70600117038
A.Besse Hanan Marfu’ah 70600117044
Vivi Aprillia Fadila 70600117048
Nur Intan Cahyani 70600117049
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
Mikrobiologi. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dokter yang telah membantu dan membimbing kami dan kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan
baik.
Kami menyadari dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu kami meminta kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sekalian untuk perbaikan kami dalam pembuatan laporan selanjutnya.
Akhir kata semoga laporan praktikum Mikrobiologi ini bermanfaat bagi
semua pembacanya.
.
Makassar, 13 April 2019
KELOMPOK V
BAB I
PENDAHULUAN
PEWARNAAN BAKTERI
A. PEWARNAAN GRAM
a. Prinsip
Kemampuan dinding sel terhadap zat warna dasar (Kristal violet)
setelah pencucian alkohol 96%. Bakteri Gram positif terlihat berwarna
ungu karena dinding selnya mengikat Kristal violet lebih kuat, sedangkan
sel Gram negatif mengandung lebih banyak lipid sehingga pori-pori
mudah membesar dan Kristal violet mudah larut saat pencucian alkohol1.
Bakteri yang diwarnai yaitu bakteri gram negatif dan bakteri gram
positif. Bakteri gram positif yang terwarnai ungu memiliki dinding sel
yang tebal, hal ini karena bakteri gram positif akan mempertahankan zat
warna crystal violet setelah dicuci dengan alkohol sehingga tampak
berwana ungu tua dan berdinding tebal di bawah mikroskop. Bakteri ini
mempunyai dinding sel yang tersusun oleh sebagian besar peptidoglikan
yang mampu mengikat zat warna dan tidak rusak pada saat dicuci dengan
alkohol. Sedangkan bakteri gram negatif berwarna merah, memiliki
dinding sel yang relatif tipis dilapisi oleh membran luar yang
mengandung lipoposakarida dan tidak bisa mempertahankan zat warna.
Hal ini karena bakteri gram negatif akan kehilangan zat warna crystal
violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna air
fucsin atau safranin akan tampak bewarna merah. Pewarna yang
digunakan dalam pewarnaan gram antara lain : crystal violet, alkohol,
safranin dan iodine
b. Tujuan
1. Hasil
2. Pembahasan
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi,
struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri
yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-
sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati
bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan
metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk
mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel
bakteri melalui serangkaian pengecatan5. Bakteri tahan asam
merupakan bakteri yang kandungan lemaknya sangat tebal sehingga
tidak bisa diwarnai dengan reaksi pewarnaan biasa, tetapi harus dengan
pewarnaan tahan asam. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan
asam (BTA) karena dapat mempertahankan zat warna pertama sewaktu
dicuci dengan larutan pemucat. Bakteri tahan asam (BTA) merupakan
bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang
panjangnya 8 – 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri
dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa
mencapai 60% dari berat dinding sel.
Bakteri yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium
tuberculose, Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Nocandia
meningitidis, dan Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose
adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit tuberculose,
dan bersifat tahan asam sehingga digolongkan sebagai bakteri tahan
asam (BTA). Penularan Mycobacterium tuberculose terjadi melalui
jalan pernafasan6.
Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan
kelompok Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya.
Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam karena dapat
mempertahankan zat warna pertama (carbol fuchsin) sewaktu dicuci
dengan larutan pemucat (alkohol asam). Larutan asam terlihat
berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam karena
larutan pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan carbol
fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna7.
5 Matra, Nyoman, dkk. Bakteriologi. Denpasar:Politeknik Denpasar; 2014
6 Syahrulrachman, dkk. Buku Ajar Mikrobilogi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta;UI Press;1994
7 Lay,B.W. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta:PT. Raga Grafindo Persada;1994.
Teknik pewarnaan Ziehl-Neelsen, yaitu dengan menggunakan zat
warna carbol fuchsin 0,3 %, asam alkohol 3 %, dan methylen blue
0,3%. Pada pemberian warna pertama, yaitu carbol fuchsin, BTA
bersifat mempertahankannya. Carbol fuchsin merupakan fuksin basa
yang dilarutkan dalam larutan fenol 5 %. Larutan ini memberikan
warna merah pada sediaan dahak. Fenol digunakan sebagai pelarut
untuk membantu pemasukan zat warna ke dalam sel bakteri sewaktu
proses pemanasan.
Fungsi pemanasan untuk melebarkan pori-pori lemak BTA
sehingga carbol fuchsin dapat masuk sewaktu BTA dicuci dengan
larutan pemucat, yaitu asam alkohol, maka zat warna pertama tidak
mudah dilunturkan. Bakteri kemudian dicuci dengan air mengalir
untuk menutup pori-pori dan menghentikan pemucatan. BTA akan
terlihat berwarna merah, sedangkan bakteri yang tidak tahan asam
akan melarutkan carbol fuchsin dengan cepat sehingga sel bakteri tidak
berwarna. Setelah penambahan zat warna kedua yaitu methylen blue,
bakteri tidak tahan asam akan berwarna biru.
Pada praktikum yang dilakukan dengan sputum sampel tidak
didapatkan bakteri tahan asam karena hanya tampak warna agak
kebiruan sesuai dengan teori bahwa jika bakteri tidak tahan asam
maka akan terlihat warna biru saat di mikroskop karena zat warna
utama larut saat pemberian zat warna kedua yang berwarna biru.
b. Pewarnaan Kinyoun-Gabbett
1. Hasil
Pada praktikum dengan metode kinyoun-gabbett didapatkan gambaran
pada mikroskop tampak apusan berwarna biru, kecil, dengan bentuk yang
tidak terlalu jelas.
2. Pembahasan
Mycobacterium tuberculosis bersifat non-motil yang merupakan
basil tuberkel yang berbentuk batang lurus atau agak melengkung dengan
ujung membulat yang panjangnya sekitar 2-4 um dan lebar 0,2-0,5 um
yang bergabung membentuk rantai. Bakteri ini merupakan bakteri aerob
obligat yang berarti membutuhkan oksigen untuk tumbuh, karena itu pada
penderita tuberculosis paru bakteri ini selalu ditemukan di daerah lobus
atas paru yang banyak udaranya8. Dan memiliki ciri khusus yakni adanya
lapisan lilin di dinding selnya9.
Mycobacterium tuberculosis memiliki struktur peptidoglikan-
arabinogalaktan-asam mikolat sebagai barrier permeabilitas eksternal10.
Pada dasarnya, prinsip pewarnaan BTA adalah memanfaatkan
panas dan phenol agar bisa menembus lapisan lemak atau lilin yang ada di
dinding sel sehingga lapisan lemak itu akan tertembus dengan zat warna
dasar yaitu carbol fuchsin. Setelah terwarnai dengan carbol fuchsin dan
dicuci dengan air mengalir, maka lapisan lilin yang terbuka akan kembali
tertutup karena pendinginan saat dicuci. Sewaktu dituang dengan asam dan
alcohol, warna merah dari carbol fuchsin pada BTA tidak akan lepas.
Bakteri yang tahan asam melepaskan warna merah sehingga akan menjadi
berwarna pucat dan tidak berwarna. Akhirnya pada waktu dicat dengan
methylene blue, BTA tidak akan menyerap warna tersebut, sedangkan
bakteri yang tidak tahan asam akan mengambil warna biru dari methylene
blue11.
Pada pewarnaan yang baik, apabila diperiksa di bawah
mikroskop, akan tampak kuman Mycobacterium tuberculosis yang
berwarna merah baik sendiri atau bergerombol dengan warna latar biru
dan terlihat jelas gambaran leukosit12.
Bakteri tahan asam akan berwarna merah karena tidak
mengalami dekolorisasi oleh asam alcohol sehingga masih mengikat
warna pertama carbol fuchsin dan tidak menyerap methylene blue.
8 Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis Kementerian Kesehatan. 2013
9 Jawetz, et al. Mikrobiologi Kedokteran. Ed. 23. EGC, Jakarta. 2010 : hlm 26-18
10 Velayati, A.A. & Parissa, F,. Atlas of Mycobacterium Tuberculosis, Academic Press, London, United Kingdom. 2016
11 Dewi, S. Pengaruh Sanitasi Lingkungan Rumah, Penghasilan Keluarga dan Upaya Pengendalian terhadap Kejadian
Penyakit TB Paru pada Ibu Rumah Tangga di Puskesmas Mulyorejo Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012. Universitas
Sumatera Utara Respiratory handle no 123456789/33480.
12 Dirjen P2 & PL Kementerian Kesehatan RI. Modul Pelatihan Pemeriksaan Dahak Mikroskopis TB. 2012. hlm 71-1.
Sementara itu, pada bakteri tidak tahan asam, larutan asam alcohol
akan melakukan reaksi dengan carbol fuchsin dengan cepat, sehingga
sel bakteri tidak berwarna lalu menyerap methylene blue sehingga
berwarna biru pada saat diamati dengan mikroskop12.
Berdasarkan teori dari referensi di atas menunjukkan bahwa
bersadarkan hasil praktikum diperoleh sputum dengan gambaran
bakteri tidak tahan asam. Hal ini ditandai dengan ditemukannya
gambaran dengan warna biru yang menandakan bahwa bakteri yang
berada pada sputum tersebut menyerap larutan methylene blue yang
merupakan larutan akhir dalam metode pewarnaan kinyoun gabbett
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, didapatkan bakteri gram positif
yakni Sterptococcus sp. pada praktikum perwarnaan gram. Warna biru bakteri
dan bentuk berkelompok pada apusan terlihat dibawah mikroskop. Adanya
bakteri ini didalam saluran pernapasan menandakan adanya infeksi.
Dari pemeriksaan pewarnaan bakteri tahan Asam metode ziehl Neelsen
didapankan hasil negatif dengan warna yang agak kebiruan karena luntur pada
pewarnaan kedua yang membuktikan bahwa sputum yang diperiksa tidak
terdapat bakeri tahan asam (BTA).
Berdasarkan hasil praktikum pewarnaan BTA metode Kinyoun Gabbett
didapatkan bakteri yang terdapat pada sputum termasuk kedalam bakteri tidak
tahan asam dengan penampakan warna biru (menyerap methylen blue).
B. SARAN
Sehubungan dengan praktikum ini, khususnya ditujukan bagi mahasiswa
yaitu diharapkan selama kegiatan praktikum ini berlangsung, agar
bersungguh-sungguh dalam melakukan praktikum dan sesuai dengan langkah-
langkah dan prosedur yang telah ditentukan. Adapun ditujukan pada laboran,
diharapkan penyediaan alat dan bahan bisa lebih banyak lagi agar praktikan
tidak berdesak-desakan dalam pengambilan alat dan bahan khususnya larutan
yang akan digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Farrdiaz. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta : Erlangga. 2007
2. Sutedjo, Mulyani. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: Rineka Cipta. 1991
3. Dwidjoseputro D.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan.
1998
4. Lay BW. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo
Persada: Jakarta.1994
5. Matra, Nyoman, dkk. Bakteriologi. Denpasar:Politeknik Denpasar;
2014
6. Syahrulrachman, dkk. Buku Ajar Mikrobilogi Kedokteran Edisi
Revisi. Jakarta;UI Press;1994
7. Lay BW. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo
Persada: Jakarta.1994
8. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis
Kementerian Kesehatan. 2013
9. Jawetz, et al. Mikrobiologi Kedokteran. Ed. 23. EGC, Jakarta. 2010 :
hlm 18,21,26
10. Velayati, A.A. & Parissa, F,. Atlas of Mycobacterium Tuberculosis,
Academic Press, London, United Kingdom. 2016
11. Dewi, S. Pengaruh Sanitasi Lingkungan Rumah, Penghasilan
Keluarga dan Upaya Pengendalian terhadap Kejadian Penyakit TB
Paru pada Ibu Rumah Tangga di Puskesmas Mulyorejo Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2012. Universitas Sumatera Utara Respiratory
handle no 123456789/33480.
12. Dirjen P2 & PL Kementerian Kesehatan RI. Modul Pelatihan
Pemeriksaan Dahak