Anda di halaman 1dari 3

Laporan Hasil Pengamatan

Bakteriologi

Pertemuan / Kelompok : 6/3

Judul Praktikum : Pengecatan bakteri dan pemeriksaan preparat

Bahan Pemeriksaan : suspensi kuman

Hari / Tanggal : Selasa,6 November 2018

Nama : 1.Lisa Novitasari (17150016)

2.Meilinda Salsa Vira (17150017)

3.Meishe Ratna Sari (17150018)

4.Milani Sundari (17150019)

5.Ninda Kurnia Yuni Tama (17150021)

6.Nini Junita (17150022)

7.Novalia Hartatika (17150023)

Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui cara pengecatan gram dan pemeriksaan preparat

Prinsip Kerja : Ambil suspensi kuman menggunakan oce lalu letakkan di atas
objekglass lidah apikan diatas lampu spritus dan dicat dengan
gentilan violet bilas dengan air mengalir,tetesi dengan lugol bilas
dengan air mengalir,tetesi dengan alkohol 96% bilas dengan air
mengalir lalu tetesi dengan safranin selama 2 menit bilas dengan air
mengalir.selanjutnya keringkan dan periksa dibawah mikroskop
dengan pembesaran 100 kali.

Dasar teori

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies
bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan
fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans
Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan
antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang
tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan
mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram
negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah
metil ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda.
Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur
dinding sel mereka.
a.  Bakteri Gram Negatif
Bakteri gram negative adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode
pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan
alcohol, sementara bakteri gram negative tidak.
b.  Bakteri Gram Positif
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses
pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan
bakteri gram negative akan berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini
terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri.
 
Alat : - objekglass - rak pengecatan
- lampu spritus - mikroskop
- oce - korek api
- pipet tetes

Bahan : Suspensi kuman

Reagen : - suspensi kuman - alkohol 96 %


- gentilan violet - safranin
- lugol

Cara kerja :

1. Siapkan alat dan bahan


2. Kemudian siapkan objekglass yang bersih dan bebas lemak,lalu ambil suspensi kuman
menggunakan oce letakan diatas objekglass dan ratakan (lakukan diatas lampu spritus)
3. Fiksasi diatas lampu spritus tunggu kering.
4. Tetesi dengan gentilan violat tunggu selama 60 detik,lalu bilas dengan air mengalir
5. Selanjutnya tetesi dengan lugol tunggu selama 30 detik,lalu bilas dengan air mengalir
6. Lalu decolorisasi dengan alkohol 96 %,lalu bilas dengan air mengalir
7. terakhir tetesi dengan safranin tunggu 2 menit,lalu bilas dengan air mengalir.
8. Kemudian keringkan,setelah kering periksa dibawah mikroskop dengan lensa onjektif
pembesaran 10 X

Pembahasan
Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak
digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalam langkah awal
identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel
dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan
gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding
sel yang tebal dan membran sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis
yang berada di antara dua lapis membran sel.
Penambahan violet pada bakteri. Kristal violet merupakan reagen yang berwarna ungu.
Kristal violet ini merupakan pewarna primer (utama) yang akan memberi warna pada mikroorganisme
target. Kristal violet bersifat basa sehingga mampu berikatan dengan sel mikroorganisme yang
bersifat asam. Dengan perlakuan seperti itu, sel mikroorganisme yang transparan akan terlihat
berwarna (ungu). Pemberian kristal violet pada bakteri gram positif akan meninggalkan warna ungu
muda. Perbedaan respon terhadap mekanisme pewarnaan gram pada bakteri adalah didasarkan pada
struktur dan komposisi dinding sel bakteri. Bakteri gram positif mengandung protein dan gram negatif
mengandung lemak dalam persentasi lebih tinggi dan dinding selnya tipis. Kristal violet yang
diteteskan didiamkan selama 1 menit bertujuan agar cat atau pewarna ini dapat melekat sempurna
pada dinding sel bakteri.
Penambahan lugol pada bakteri. Lugol  merupakan pewarna Mordan, yaitu pewarna yang
berfungsi memfiksasi pewarna primer yang diserap mikroorganisme target atau mengintensifkan
warna utama. Pemberian lugol pada pengecatan Gram dimaksudkan untuk memperkuat pengikatan
warna oleh bakteri. Kompleks zat lugol terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma
organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif
dengan pencucian alkohol memungkinkan hilang dari sel. Lugol  yang diteteskan didiamkan selama 1
menit bertujuan agar pengikatan warna oleh bakteri menjadi semakin lebih kuat.
Selanjutnya, 1 tetes alkohol 96% diteteskan di atas objek glass tersebut kemudian didiamkan
selama 45 detik. Setelah itu, kaca objek dibilas dengan air hingga warnanya hilang. Etanol 95%
merupakan solven organik yang berfungsi untuk membilas (mencuci) atau melunturkan kelebihan zat
warna pada sel bakteri (mikroorganisme). Tercuci tidaknya warna dasar tergantung pada komposisi
dinding sel, bila komponen dinding sel kuat mengikat warna, maka warna tidak akan tercuci
sedangkan bila komponen dinding sel tidak kuat menelan warna dasar, maka warna akan tercuci.
Pemberian alkohol pada pengecatan ini dapat mengakibatkan terjadinya dua kemungkinan yaitu
mikroorganisme (bakteri) akan tetap berwarna ungu atau bakteri menjadi tidak berwarna. Pemberian
alkohol 96% juga menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar permeabilitas dinding sel.
Selanjutnya diteteskan 1 tetes safranin di atas kaca objek tersebut kemudian didiamkan
selama 1 menit. Setelah itu, kaca objek dibilas dengan air hingga warnanya hilang. Safranin
merupakan pewarna tandingan atau pewarna sekunder. Zat ini berfungsi untuk mewarnai kembali sel-
sel yang telah kehilangan pewarna utama setelah perlakuan dengan alkohol. Dengan kata lain,
safranin memberikan warna pada mikroorganisme non target serta menghabiskan sisa-sisa cat atau
pewarna. Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi berwarna merah
pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram positif dinding selnya terdehidrasi dengan
perlakuan alkohol, pori – pori mengkerut, daya rembes dinding sel dan membran menurun sehingga
pewarna safranin tidak dapat masuk sehingga sel berwarna ungu.

Hasil Pengamatan :Dari pemeriksaan yang dilakukan,pada pemeriksaan di bawah microskop


menggunakan lensa objektif pembesaran 100X (Oil immersi) dan ditemukan
bakteri berbentuk coccus (diplococcus,strepthococuss,monococcus)

Kesimpulan :Jadi dapat disimpulkan bahwa dari hasi pemeriksaan ditemukan bakteri berbentuk
coccus (diplococcus,strepthococuss,monococcus).

Palembang,6 November 2018


Dosen pembimbing

(J.Sigalingging AMAK, SKM, M.kes)

Anda mungkin juga menyukai