PEWARNAAN GRAM
DOSEN PENGAMPU : ELIYA MURSYADI, MSi
Disusun Oleh :
2015201018
C. Teori Pratikum
Bakteri Gram Positif Dan Bakteri Gram Negatif
Dari komponen penyusun dinding sel bakteri gram positif relatif lebih
sederhana dibandingkan dengan bakteri gram negatif yaitu terdiri dari dua sampai
tiga lapis membran sitoplasma yang tersusun dari asam teikhik dan asanm
teikhouronik berupa polimer yang larut dalam air, sedangkan dinding sel bakteri
negative lebih kompleks dan lebih tebal, tersusun dari peptidoglikan, lipoprotein,
lipopolisakarida sehingga dinding bakteri gram positif lebih permeabel terhadap
senyawa yang bersifat hidrofil dibandingkan bakteri gram negative.
Baakteri gram positif memiliki dinding sel yang lebih sederhanan dengan
jumlah peptodoglikan yang relative banyak. Dinding sel bakteri gram negative
memeliki peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara struktural lebih kompleks.
Membran bagian luar pada dinding sel gram negative mengandung
lipopolisakarida, yaitu karbohidrat yang terikat dengan lipid. Diantara bakteri
patogen, yang menyebabkan penyakit spesies gram negative umumnya lebih
berbahaya dibandingkan dengan spesies gram positif.
Respon hambatan mikroba gram positif lebih kuat dibandingkan mikroba gram
negative. Hal ini disebabkan oleh perbedaan komponen penyusun dinding sel
antara mikroba gram positif dan negative. Dinding sel mikroba gram positif
banyak mengandung teikoronat serta molekul polisakarida. Komponen kimia ini
melindungi sel dari kegiatan lisis enzim, sedangkan zat-zat lain menentukan reaksi
sel pada pengecetan gram dan ada pula yang menarik dan mengikat bakteriofage. (
purwani, 2009)
Pewarnaan Gram
Pewarnaan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yaitu gram positif dan
gram negative, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode
tersebut diberi nama berdasarkan penemuannya, ilmuan Denmark Hans Christina
Gram ( 1853-1938) yang mengembangkan teknik tersebut pada tahun 1884 untuk
membedakan antara Pneumococcus dan bakteri Klebsiella Pneumonia.
Pewarnaan gram dibagi menjadi dua hasil yaitu gram positif dan gram
negative,tergantung dari reaksi dinding sel terhadap tinta safranin atau kristal
violet. Beberapa bakteri tidak terwarnai dengan pewarnaan gram,karena dinding
selnya mengandung banyak lipid sehingga digunakan pewarnaan tahan asam
untuk mengidentifikasinya. Pada pewarnaan tersebut sel bakteri akan berwarna
merah tetapi sel jaringan akan berwarna hijau.
Pada pewarnaan gram reagen yang digunakan ada 4 jenis, yaitu kristal violet,
iodine,alkohodan safranin. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna
ungu dari kristal violet sehingga ketika diamati mikroskop akan menunjukan
warna ungu sedangkan bakteri gram negative tidak dapat mempertahankan warna
ungu dari kristal violet tetapi zat warna safranin dapat terserap pada dinding sel
sehingga akan memperlihatkan warna merah.
Kelompok bakteri gram negative ditandai dengan sel bakteri yang berwarna
merah saat pengamatan secara mikroskopik. Warna merah tersebut disebabkan
karena hilangnya pewarnaan kristal violet pada waktu dekolorisasi dengan alkohol
kemudian sel bakteri menyerap pewarna merah yaitu safranin.
Pewarnaan gram digunakanan untuk mengetahui morfologi sel bakteri serta
untuk membedakan bakteri gram positif dan negative. Perbedaan warna pada
bakteri gram positif dan negatuve menunjukan bahwa adanya perbedaan struktur
dinding sel antara kedua jenis bakteri tersebut. Bakteri gram positif memiliki
dinding sel dengan kandungan peptodoglikan yang tebal sedangkan bakteri gram
negative memiliki struktur dinding sel dengan kandungan lipid yang tinggi.
Pengecetan gram dilakukan pada kultur bakteri umum 24 jam yang
ditumbuhkan pada medium padat. Bakteri gram positif alkan memberikan warna
ungu ketika diberi cat gram. Warna ungu tersebut terjadi karena sel bakteri
mengikat cat kristal violet yang diperkuat oleh iodin dan kristal violet tersebut
tidak akan hilang pada waktu diberi cat peluntur sehingga tidak terpengaruh pada
saat diberi cat penutup yang berwarna merah. (Romadhon, 2012)
Pewarnaan dilakukan dengan membuat bekasan isolate digelas objek,
kemudian diwarnai dengan larutan kristal violet dan yodium secara bergantian
selama beberapa menit dan dicuci dengan aquades, selanjutnya dicuci dengan
alkohol dan ditetesi dengan larutan cat penutup safranin. Pengamatan dilakukan
dengan menggunakan mikroskop bakteri gram positif akan nampak warna ungu
sedangkan gram negatif berwarna merah muda.( purwohadisantoso,2009)
D. Metodologi Pratikum
Alat Dan Bahan
Bahan – Bahan :
o Biakan bakteri gram positif dan negatif
o Crystal violet, larutan iodin, alkohol 96%, safranin.
o Aquades dan minyak immersi
Alat – Alat :
o Mikroskop cahaya
o Bunsen
o Kaca objek dan cover glass
o Jarum ose
o Penjepit
o Handscoon
o Tissu
o Pipet tetes
Cara Kerja
1. Sterilkan terlebih dahulu kaca objek dengan menggunakan bunsen
2. Lalu teteskan aquades diatas kaca objektif kursng lebih 1-2 tetes
3. Kemudian ambil biakan bakteri dengan menggunakan jarum ose, sebelum
itu sterilkan jarum ose dengan bunsen dan pastikan saat mengambil bakteri
dekat dengan bunsen.lalu letakan bakteri dan ratakan di kaca objek.
4. Kemudian fiksasi kaca objek bakteri ke bunsen beberapa kali hingga
kering.
5. Kemudian teteskan crystal violet pada bakteri diamkan selama 1 menit.
Setelah 1 menit buang sisa pewarna dan cuci dengan air, lalu teteskan
iodin dan diamkan selama 2 menit. Setelah 2 menit cuci kembali dengaan
air, lalu teteskan alkohol dan diamkan selama 30 detik. Setelah itu cuci
kembali, lalu teteskan safranin dan diamkan selama 30 detik. Setelah itu
cuci dengan air, keringkan preparat hingga kering.
6. Ambil preparat dan letakan pada mikroskop dengan perbesar 1.000X.
pengamatan dengan perbesaran ini harus menggunakan minyak immersi.
E. Hasil
G. Kesimpulan
Dalam pratikum ini diperoleh kesimpulan bahwa pratikum pewarnaan gram
menggunakan biakan bakteri Eshcrichia Ecoli didapat hasilnya bakteri gram
negatif. Karena muncul warna merah muda menandakan bakteri ini adalah bakteri
gram negatif, karena hilangnya pewarna kristal violet pada waktu dekolorisasi
dengan alkohol kemudian sel bakteri menyerap safranin.
DAFTAR PUSTAKA
Purwohadi Santoso, Kristina, Elok Z., Ella S. 2009. Isolasi Bakteri Asam Laktat.
Kesehatan, 2(1).
Fitri, L., Yekki Y., 2011, Isolasi Dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
Kitnolitik.Ilmiah Pendidikan Biologi, 3(2).