PEWARNAA BAKTERI
Dosen Pembimbing
Fatia Rizki Nuraini, M.Si
Dibuat oleh :
Fadilla Arzika Khumaida ( 21114120002 )
Jika sudah, lewat-lewatkan objek glass dengan cara membolak balik di atas bunsen yang
menyala
Lalu panaskan ujung jarum ose sampai memerah dan ambil sedikit bakteri E-coli
menggunakan jarum ose
Kemudian letakkan bakteri E-coli tersebut diatas objek glass dan diratakan menggunakan
jarum ose
Lalu panaskan lagi jarum ose diatas bunsen sampai ujung jarum ose memerah
Jika sudah matikan bunsen dan teteskan 1 tetes kristal violet pada objek glass
menggunakan pipet tetes sampai menutupi cetakan dan tunggu selama 1 menit
Pada tahap kedua teteskan 1 tetes iodin pada objek glass menggunakan pipet tetes sampai
menutupi cetakan dan tunggu selama 1 menit
Pada tahap ketiga teteskan 1 tetes safranin pada objek glass menggunakan pipet tetes
sampai menutupi cetakan dan tunggu selama 1 menit
F. PEMBAHASAN
Prinsip dasar dari pewarnaan adalah adanya ikatan ion antara komponen selular
dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang digunakan. Pewarna sendiri
merupakan garam-garam yang tersusun atas ion positif dan ion negatif yang salah satunya
berwarna dan biasa disebut kromogen. Menurut Hastuti (2012), prosedur pewarnaan
gram dimulai dengan mewarnai sel bakteri yang sudah difiksasi dengan pewarna basa
kristal violet, kemudian diteruskan dengan memperlakukan dengan iodium. Iodium
dengan kristal violet membentuk lak yang tidak larut air, tapi agak larut dalam alkohol
atau aseton. Sel-sel ini kemudian diberi alkohol atau dengan kata lain di diferensiasi. Sel-
sel yang gram positif akan mempertahankan kompleks iodium zat warna dan akan tetap
berwarna biru, sedangkan sel-sel gram negatif akan kehilangan warnanya oleh alkohol.
Sel-sel yang kehilangan warnanya ini kemudian diwarnai lagi dengan pewarna kontras
(fukhsin) agar nampak.
Pewarnaan gram dilakukan untuk mengelompokkan bakteri menjadi 2 yaitu
bakteri Gram positif dan bakteri Gram negative. Pada pewarnaan Gram ini, reagen yang
digunakan ada 4 jenis, yaitu kristal violet, iodine, alkohol/dekolorisasi dan safranin.
Bakteri Gram positif akan mempertahankan warna ungu dari kristal violet sehingga
ketika diamati mikroskop akan menunjukkan warna ungu, sedangkan bakteri Gram
negative tidak dapat mempertahankan warna ungu dari kristal violet tetapi zat warna
safranin dapat terserap pada dinding sel sehingga akan memperlihatkan warna merah.
(Pratita, 2012).
Pengecatan gram dilakukan pada kultur bakteri umur 24 jam yang ditumbuhkan
pada medium padat. Bakteri gram positif akan memberikan warna ungu ketika diberi cat
gram. Warna ungu tersebut terjadi karena dinding sel bakteri mengikat cat Kristal violet
yang diperkuat oleh iodine dan Kristal violet tersebut tidak akan hilang pada waktu diberi
cat peluntur sehingga tidak terpengaruh pada saat diberi cat penutup yang berwarna
merah (Romadhon,2012).
Pada praktikum pewarnaan bakteri ini yang digunakan untuk pengamatan
pewarnaan gram adalah bakteri Escherichia coli, pada pengamatan pewarnaan gram
menggunakan bakteri Escherichia coli yang pertama dilakukan terlihat bahwa bakteri
tersebut tidak jelas hasilnya, dikarenakan kurang merata pada saat mengoleskan bakteri
Escherichia coli pada objek glass. Pada pengamatan pewarnaan gram menggunakan
bakteri Escherichia coli yang kedua menunjukan warna merah yang berarti Escherichia
coli merupakan bakteri Gram negatif.
G. KESIMPULAN
J. LAMPIRAN DOKUMENTASI