PEWARNAAN BAKTERI
NIM : 4161141045
JURUSAN BIOLOGI
UNIMED
2018
I. JUDUL : Pewarnaan Bakteri
II. TUJUAN :
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain
bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Unutk mengatasi hal
tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri sehingga sel dapat
terlihat jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini
merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi
(Dwidjoseputro, 1998).
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan praktikum kali ini unutk mengetahui
teknik pewarnaan mikroorganisme baik itu dengan cara pewarnaan sederhana,
pengenceran negative, maupun pengenceran gram serta mengetahui morfologi
mikroorganisme(Sutedjo,1991).
Pengenalan bentuk mikroba (morfologi), kecuali mikroalgae harus dilakukan
pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati dengan jelas. Pada umumnya bakteri
bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak bakteri yang tidak mempunyai
zat warna (Waluyo, 2004).
Perbedaan reaksi pewarnaan Gram berdasarkan komposisi dinding sel bakteri.
Dinding sel bakteri gram negatif terdiri dari 5- 20% peptidoglikan, selebihnya adalah
polisakarida, sedangkan dinding sel bakteri gram positif mengandung 90%
peptidoglikan selebihnya adalah asam teikoat. Sel bakteri gram positif terlihat berwarna
ungu karena dapat membentuk ikatan komplek dengan pewarna pertama yaitu komplek
ungu kristaliodium. Pada sel bakteri gram negatif pemberian larutan alkohol 95% dapat
meningkatkan porositas dinding sel dengan melarutkan lipid pada membran luar
sehingga komplek ungu kristal-iodium akan terlepas dan sel menjadi tidak berwarna.
Selanjutnya sel akan berwarna merah karena terwarnai oleh warna pembanding yaitu
safranin (Agustina, dkk. 2013, p. 18).
Pewarnaan gram bertujuan untuk mengamati morfologi sel dan mengetahui
kemurnian sel bakteri. Pengecetan gram merupakan salah satu pewarnaan yang paling
sering digunakan, yang dikembangkan oleh Christian Gram. (Amalia, 2013, p.138)
Hasil pewarnaan Gram pada satu jenis bakteri dapat menunjukkan Gram
variabel, yaitu dapat bersifat gram positif maupun gram negatif. Hal tersebut
diakibatkan oleh perbedaan umur koloni bakteri tersebut pada saat pewarnaan Gram
dilakukan. Koloni berumur tua akan menunjukkan Gram negatif, sebaliknya jika
berumur muda akan menunjukkan Gram positif (Nugroho, 2006, p. 88).
Bahan
Nama bahan Jumlah
Sediaan bakteri hasil inokulasi Secukupnya
Larutan Gram A ( kristal violet) Secukupnya
Larutan Gram B (iodin) Secukupnya
Larutan Gram C ( alkohol) Secukupnya
Larutan Gram D (safranin) Secukupnya
Alkohol 70% Secukupnya
Akuades Secukupnya
Minyak imersi Secukupnya
Metilen Blue Secukupnya
V. PROSEDUR KERJA
a) PEWARNAAN SEDERHANA
1. keringkan kaca benda secara aseptik Letakkan inokulum dengan menggunakan
jarum inokulasi
2. Tuangi sediaan tersebut dengan metilen blue sehingga menutupi seluruh
permukaan sediaan
3. biarkan selama 1 sampai 2 menit
4. bilaslah sediaan dengan air dengan menggunakan botol semprot. air yang
digunakan tidak boleh mengenai sediaan secara langsung.
5. keringkan di udara atau dengan menggunakan botol semprot. air yang digunakan
tidak boleh mengenai sediaan secara langsung.
6. Amati disedian di bawah mikroskop dengan menggunakan perbesaran kecil
sampai ke perbesaran kuat. gunakan minyak imersi.
7. setelah diamati bersihkan lensa objektif dengan menggunakan kapas yang telah
dibasahi silol agar minyak imersi terhapus.
8. Gambarkan hasil pengamatan Anda dengan membuat keterangan misalnya
mikroorganisme bentuk sel dan warna sel
b) PEWARNAAN GRAM
1. bersihkan gelas preparat dengan alkohol 70%
2. tetesi Satu Tetes aquades steril pada gelas preparat dengan oleh sih dengan 1 OC
bakteri ratakan dan biarkan kering.
3. fiksasi dengan melewatkan beberapa kali di atas api
4. dinginkan dan tetesi dengan larutan garam a sebanyak dua sampai tiga tetes pada
apusan bakteri dan biarkan selama 1 menit
5. cuci dengan air mengalir, keringkan dengan kertas isap
6. titrasi larutan B dan biarkan selama
7. cuci dengan air mengalir keringkan dengan kertas isap
8. deteksi dengan larutan g c biarkan selama 30 detik
9. cuci dengan air mengalir dan keringkan
10. teteskan larutan garam d dibiarkan selama 30 detik
11. cuci dengan air mengalir dan keringkan
12. amati di bawah mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 100X dengan
memakai minyak imersi
13. catat warna susunan dan bentuk bakteri yang didapat
Hasil pewarnaan : Berwarna ungu = gram positif
Berwarna merah = gram negatif
B. PEMBAHASAN
(d) Safranin
Safranin berfungsi sebagai zar warna tandingan (lawan) luruh nya kompleks mg-
Ribonucleid acid- crystal violet dari dinding sel bakteri gram negative.
Bakteri gram negatif ditandai dengan pewarnaan merah, sedangkan yang positif
berwarna ungu.
Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa organisme
yang yang dapat menahan zat pewarna setelah dicuci dengan alkohol disebut
organisme gram positif, dimana indikasinya menunjukkan warna ungu pada
bakteri itu sendiri dan bentuk yang dihasilkan berbentuk Monobacillus.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Diana, dkk. (2013). Isolasi dan Karakterisasi Bakteri pada Ikan Kembung
(Rastrelliger sp.) Asin Berkitosan. Jurnal Biospecies, 6(1): 15-19.
Dewi, Khrisna, Amalia. (2013). Isolasi, Identifikasi Bakteri dan Uji Sensivitas
Staphylococcus aureus Terhadap Amoxillin dari Sampel Susu Kambing
Peranakan Ettawa (PE) Penderita Mastitis di Wilayah GiriMulyo,
Kulonprogo, Jogjakarta, Jurnal Sains Veteriner. 31(2): 138-140.
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.
Simulasi Sederhana Sebagai Kajian Awal Bioremediasi Land Treatment. Jurnal Makara
Teknologi, 10(2):82-89.
Sutedjo, M.1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta : Rhineka Cipta.
Waluyo, lud. 2004. Mikrobiologi Umum.Malang : UMM Press.
Nugroho, Astri. (2006). Biodegradasi Sludge Minyak Bumi dalam Skala Mikrokosmos: