THE EFFECT OF FRUIT PULP AND SUGAR RATIO AND PECTIN CONCENTRATION
ON QUALITY CHARACTERISTICS OF JAMBLANG (SYZYGIUM CUMINI) JAM
1Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
*E-mail: novisafriani@unsyiah.ac.id
ABSTRAK
Jamblang merupakan tumbuhan yang sangat mudah didapatkan di wilayah tropis seperti di Indonesia. Pemanfaatan
buah ini belum dilakukan secara optimal oleh masyarakat. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pemaanfaatan dan
nilai jual buah jamblang dapat dilakukan dengan cara mengolah buah jamblang menjadi selai. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengkaji pengaruh perbandingan buah dan gula serta konsentrasi pektin terhadap karakteristik mutu
kimia dan sensori selai jamblang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor.
Faktor I adalah perbandingan buah dan gula yang terdiri dari 3 taraf (55:45, 50:50, 45:55). Faktor ke II adalah
konsentrasi pektin (0,5%, 0,75%, dan 1,0%). Selai yang dihasilkan selanjutnya dianalisis kadar air, nilai pH, total
padatan terlarut (TPT) dan uji organoleptik deskriptif dan hedonik. Selai perlakuan terbaik dianalisis kadar
antosianin, aktivitas antioksidan, vitamin C dan serat kasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan
bubur buah dan gula serta konsentrasi pektin berpengaruh terhadap kadar air, total padatan terlarut dan
organoleptik hedonik selai jamblang. Perlakuan terbaik diperoleh dari perbandingan bubur buah dan gula (55:45)
serta konsentrasi pektin 0,75% yang menghasilkan kadar antosianin 49,40 mg/100g, aktivitas antioksidan 53,89%,
IC50 135,85 ppm, vitamin C 16,7 mg/100g dan serat kasar 1,18%.
Kata kunci: Jamblang, perbandingan bubur buah dan gula, pektin.
ABSTRACT
Jamblang can be found easily in tropical regions such as in Indonesia. However, the fruit is not been utilized
optimally by the community. Therefore, one way to improve the utilization and the value of jamblang fruit can be
done by processing it into jam. The purpose of this study was to assess the effect of fruit and sugar ratio and pectin
concentration on the chemical and sensory quality characteristics of jamblang jam. This study was conducted using
a randomized block design, which consist of two factors. The first factor was the ratio of fruit and sugar (55:45,
50:50, 45:55). The second factor was pectin consentration (0,5%, 0,75%, 1,0%). The resulted jam then analyzed the
water content, pH, total dissolved solids, and organoleptic descriptive and hedonic. Furthermore, the best treatment
jam was analyzed anthocyanin content, antioxidant activity, vitamin C and fiber content. The result showed that the
ratio of fruit and sugar affect the water content, total dissolved solids and organoleptic jamblang jam. The best
treatment was obtained from the combination of fruit and sugar ratio: 55:45 and pectin concentration of 0,75%.
This treatment produced jam with the anthocyanin content of 49,40 mg/100g, the antioxidant activity of 53,89%,
IC50 of 135,85 ppm, vitamin C of 16,7 mg/100g, and crude fiber of 1,18%.
1
Prosiding Semnas Teknologi Hasil Pertanian, Banda Aceh 5-6 Oktober 2017
dapat menangkal radikal bebas. Selain itu, 34%, 37%, dan 40% berpengaruh nyata
buah jamblang mengandung vitamin C, terhadap kadar gula totl, dispersibilitas,
vitamin A, ribovlovin, kolin, asam folat, dan kekentalan, dan Aw. Hasil penelitian ini
asam amino (Ferry, 2015). menghasilkan peningkatan kadar gula total
Jamblang tumbuh subur didaerah dan dispersibilitas serta menyebabkan
dataran rendah di Kabupaten Aceh Besar penurunan pada kekentalan selai ubi jalar
seperti ‘’Krueng Raya’’ dan Ujong Bate. cilembu.
Buah jamblang ini belum dimanfaatkan Hasil penelitian lainnya
secara optimal. Biasanya buah inni hanya menunjukkan bahwa dengan adanya
dikonsumsi secara langsung oleh penambahan gula dengan konsentrasi yang
masyarakat dan dimanfaatkan pada berbeda berpengaruh terhadap total asam,
pembuatan sirup seperti pada penelitian kadar gula total, kadar air, viskositas,
Safriani et al., (2016). Pemanfaatan warna dan aroma dari selai buah campolay.
jamblang menjadi selai masih jarang Selai yang disukai panelis dihasilkan pada
dilakukan dan penelitian tentang selai konsentrasi gula gula 65% dan konsenrasi
jamblang masih belum banyak ditemukan pektin 1% (Turmala et al., 2013).
dalam literatur. Oleh karena itu, penelitian Penelitian laura et al. (2013)
ini akan mengkaji pemanfaatan jamblang membuktikan bahwa konsntrasi pektin
menjadi selai. 0,3%, 1%, dan 2% berpengaruh terhadap
Selai merupakan produk makanan kadar air, kadar serat dan tekstur dari selai
awetan yang dibuat dengan memasak lembaran labu kuning. Namun konsentrasi
hancuran buah kemudian dicampur pektin tidak berpengaruh terhadap warna,
dengan gula, pektin dengan atau tanpa aroma dan rasa.
penambahan air. Selai yang bermutu baik Penelitian tentang selai pada
memiliki warna yang cemerlang, tekstur umumnya telah banyak dilakukan, buah
yang lembut, dan tidak mengalami yang digunakan juga bervariasi seperti
sineresis (keluarnya air dari gel) (Suryani buah pala (Kursino et al., 2013), papaya
et al., 2004). (Ropiani, 2006), tempurung kelapa
Faktor-faktor yang harus (Yuliani, 2011), belimbing (Sari, 2011),
diperhatikan pada pembuatan selai nenas (Januarti, 2006), strawberry (Baron,
meliputi penambahan gula dan 1990), raspberry (Chase, 2013) dan terong
penggunaan bahan tambahan seperti belanda (Rosita, 2013).
pektin yang berfungsi sebagai pengental. Jaiswal et al. (2014), telah
Kadar gula akan mempengaruhi sifat gel melakukan penelitan tentang
suatu produk. Menurut Suyanti (2007), perbandingan antioksidan selai jamblang
dalam industri pangan, gula digunakan dengan selai komersial lainnya. Hasil
sebagai pemanis dan pengawet bahan penelitian menunjukkan bahwa selai
pangan karena memiliki daya larut yang jamblang menunjukkan komposisi
tinggi serta mampu mengurani proksimat yang setara dengan selai yang
keseimbangan kelembapan relative dan terdapat dipasaran dan mempunyai
juga dapat mengikat air. aktivitas antioksidan (47,97%) dan total
Menurut Fachruddin (2008), fenol (5,58 mg GAE/g) yang tinggi.
perbandingan gula dengan buah yang Penelitian ini akan mengkaji pengaruh
digunakan untuk buah-buahan asam dalam penambahan konsentrasi gula dan pektin
pembuatan selai adalah 1:1, namun pada terhadap mutu selai jamblang yang
umunya rasio yang digunakan untuk buah dihasilkan.
dan gula adalah 45:55. Penambahan gula
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
kandungan gula buah, keasaman, dan
kematangan buah yang digunakan.
Pada penelitian Fatonah (2002),
perlakuan penambahan gula pada taraf
2
Prosiding Semnas Teknologi Hasil Pertanian, Banda Aceh 5-6 Oktober 2017
3
Prosiding Semnas Teknologi Hasil Pertanian, Banda Aceh 5-6 Oktober 2017
Kadar Air
Hasil penelitian menunjukkan 15
bahwa selai jamblang yang dihasilkan 10
memiliki kadar air berkisar antara 19,5512
– 21,883% dengan rata-rata 21,035%. 5
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa 0
perbandingan bubur buah dan gula (G) P1 (0,5) P2 (0,75) P3 (1,0)
berpengaruh nyata (P≤0,05), dan Konsentrasi Pektin (%)
konsentrasi pektin (P) berpengaruh sangat
Gambar 2. Pengaruh konsentrasi pektin (P)
nyata (P≤0,01) terhadap kadar air selai
terhadap kadar air selai jamblang
jamblang. (BNT0,01 = 1,25; KK =
Berdasarkan Gambar 1 dapat 4,33%, notasi yang sama
dilihat bahwa kadar air tertinggi diperoleh menunjukkan perbedaan tidak
dari perlakuan perbandingan buah dan nyata).
gula = 55:45 (G1) yaitu 21,81%. Nilai ini
berbeda nyata dengan perlakuan lainnya Gambar 2 menunjukkan bahwa
(G2 dan G3). Hal ini diduga karena kadar air tertinggi diperoleh dari
kandungan buah yang lebih tinggi dan perlakuan P3 (konsentrasi pektin 1,0%)
kosentrasi gula yang digunakan sedikit nilai ini tidak berbeda nyata dengan
maka semakin sedikit air yang terikat perlakuan P2 (konsentrasi pektin 0,75%)
sehingga kadar air suatu bahan lebih tinggi. tetapi berbeda nyata terhadap P1
Menurut penelitian Tarigan et al. (2015) (konsentrasi pektin 0,5%). Hal ini
semakin banyak bubur buah sirsak yang dikarenakan pektin mempunyai sifat
ditambahkan maka kadar air semakin membentuk gel bersama asam dan gula
meningkat. Hal ini diduga dipengaruhi oleh serta mempunyai kapasitas menahan air.
tingginya kandungan air buah yang Pektin akan menggumpal dan membentuk
4
Prosiding Semnas Teknologi Hasil Pertanian, Banda Aceh 5-6 Oktober 2017
5
Prosiding Semnas Teknologi Hasil Pertanian, Banda Aceh 5-6 Oktober 2017
bahan meliputi gula pereduksi, gula non menunjukkan bahwa perbandingan buah
pereduksi, pektin, protein dan asam dan gula, konsentrasi pektin, serta
organik. interaksi keduanya berpengaruh tidak
nyata (P≥0,05) terhadap organoleptik
Nilai Organoleptik warna. Hal ini diduga karena warna selai
(Deskriptif) ‐ Daya Oles yang dihasilkan cenderung sama (ungu
Hasil penelitian menunjukkan gelap) sehingga penelis susah untuk
bahwa selai jamblang yang dihasilkan membedakannya.
memiliki nilai daya oles 1,68-2,23 (mudah
dioles) dengan rata-rata 1,96 (mudah Nilai Organoleptik (Hedonik) ‐ Aroma
dioles). Selai jamblang yang dihasilkan
memiliki hedonik aroma berkisar antara
G1P1, 3,200 (netral) dengan rata-rata 3,339
2.500 1.833 (netral).
2.000
G3P3, G1P2,
1.867 1.500 1.683 5
1.000 3,62 b
4
3,20 a 3,20 a
0.500
G3P2, G1P3,
3
0.000
Aroma
1.967 1.817
2
1
G3P1, G2P1,
2.233 2.033 0
G1 (55:45) G2 (50:50) G3 (55:45)
G2P3, G2P2,
1.900 2.333 Perbandingan Buah dan Gula
Gambar 6. Pengaruh perbandingan buah dan gula
Gambar 5. Grafik majemuk uji deskriptif daya oles (G) terhadap nilai hedonik warna selai
selai jamblang (1. Agak mudah dioles, 2. jamblang (BNT0,01 = 1,15; KK = 8,67%,
Mudah dioles, 3. Sangat mudah dioles). notasi yang sama menunjukkan
perbedaan yang tidak nyata).
Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa
panelis mendeskripsikan daya oles selai Analisis ragam menunjukkan
cenderung sama yaitu mudah dioles. Nilai bahwa perbandingan buah dan gula
deskripsi cenderung lebih tinggi (2,22) berpengaruh nyata (P≤0,05) terhadap nilai
pada perlakuan perbandingan buah dan hedonik aroma selai jamblang. Sedangkan
gula (G2=50:50) serta konsentrasi pektin kosentrasi pektin dan interaksi keduanya
(P2=0,75%). Hal ini diduga dipengaruhi berpengaruh tidak nyata (P≥0,05). Gambar
oleh perbandingan buah dan gula serta 6. Menunjukkan bahwa tingkat kesukaan
konsentrasi pektin yang digunakan pada panelis terhadap aroma selai jamblang
penelitian ini tidak jauh berbeda antar yang tertinggi terdapat pada perlakuan
perlakuan sehingga menghasilkan daya perbandingan buah dan gula 55:45 (G1),
oles selai yang cenderung sama. yang berbeda nyata dengan perlakuan
lainnya. Hal ini diduga karena pada rasio
55:45 (G1) buah yang digunakan lebih
Nilai Organoleptik (Hedonik) ‐ Warna banyak dari gula sehingga memiliki aroma
Hasil penelitian menunjukkan yang lebih khas jamblang.
bahwa nilai organoleptik warna selai
jamblang yang dihasilkan berkisar antara Nilai Organoleptik (Hedonik) ‐ Rasa
3,111 (netral) – 3,206 (netral) dengan rata- Hasil penelitian menunjukkan
rata 3,165 (netral). Analisis ragam bahwa selai jamblang yang dihasilkan
6
Prosiding Semnas Teknologi Hasil Pertanian, Banda Aceh 5-6 Oktober 2017
memiliki nilai hedonik rasa berkisar antara (P>0,05) terhadap hedonik daya oles.
2,739 (netral) – 3,794 (suka), dengan rata- Secara keseluruhan panelis cenderung
rata 3,256 (netral). menyukai daya oles selai jamblang yang
dihasilkan.
4.5 3,79 a Perlakuan Terbaik Kadar Antosianin,
4.0
3,23 a Aktivitas Antioksidan, Vitamin C dan
3.5
2,74 a Serat Kasar
3.0
Berdasarkan metode rangking uji
Rasa
2.5
2.0
organoleptik selai jamblang yang
1.5
diperoleh, didapatkan perlakuan terbaik
1.0 yaitu perbandingan buah dan gula (G1)
0.5 55:45 serta konsentrasi pektin (P) 0,75%.
0.0 Perlakuan pada selai jamblang perlakuan
G1 (55:45) G2 (50:50) G3 (45:55) terbaik selanjutnya dianalisis kadar
Perbandingan Buah dan Gula
antosianin, aktivitas antioksidan, vitamin C
dan serat kasar. Hasil analisis dapat dilihat
Gambar 7. Pengaruh perbandingan buah dan gula pada Tabel 2.
(G) terhadap hedonik rasa selai jamblang
(BNT0,01 = 1,54; KK = 8,64%, notasi yang Tabel 2. Hasil analisis perlakuan terbaik
sama menunjukkan perbedaan yang
Parameter Analisis Jumlah
tidak nyata).
Kadar antosianin 49,47%
Aktivitas antioksidan 70,67%
Analisis ragam menunjukkan IC50 135,85 ppm
bahwa perbandingan buah dan gula (G) Vitamin C 16,7 mg/gr
Serat kasar 1,18%
berpengaruh sangat nyata (P≤0,01)
terhadap hedonik rasa selai jamblang.
Sedangkan interaksi keduanya Kandungan antosianin yang
berpengaruh tidak nyata (P≥0,05) dihasilkan dari selai jamblang yaitu 49,40
terhadap hedonic rasa selai jamblang. mg/100g bahan berbeda dengan kadar
Gambar 7 menunjukkan bahwa tingkat antosianin awal dari ekstrak buah
kesukaan panelis terhadap rasa selai jamblang yang berkisar 60,04 mg/100g.
jamblang yang tertinggi terdapat pada Hal ini diduga karena proses pemanasan
perlakuan perbandingan buah dan gula dapat merusak kadar antosianin dari selai
55:45, yang berbeda tidak nyata dengan jamblang. Sedangkan penelitian Safriani et
perlakuan lainnya. Hal ini diduga al. (2016) pada pembuatan sirup jamblang
dikarenakan kandungan buah dan gula memiliki kadar antosianin setelah
yang digunakan tidak terlalu berbeda pasteurisasi yaitu 46,83 mg/100g bahan.
sehingga menghasilkan rasa yang tidak Nilai antosianin yang dihasilkan pada selai
terlalu berbeda sehingga panelis sulit jamblang sedikit lebih tinggi dibandingkan
membedakannya. pada sirup jamblang. Antosianin
merupakan senyawa flavonoid yang
Nilai Organoleptik (Hedonik) ‐ Daya berfungsi sebagai antioksidan.
Oles Aktivitas antioksidan pada selai
Hasil penelitian menunjukan buah jamblang 70,67%. Nilai ini lebih tinggi
bahwa selai jamblang yang dihasilkan bila dibandingkan dengan hasil penelitian
memiliki nilai hedonik daya oles berkisar Jaiswal et al. (2014) yang melakukan
antara 2,539 – 2,806 (netral), dengan rata- perbandingan antioksidan selai jamblang
rata 2,696 (netral). Analisis ragam dengan selai komersial lainnya, dimana
menunjukkan bahwa perbandingan buah kandungan antioksidan yang didapatkan
dan gula, konesntrasi pektin serta interaksi jauh berbeda yaitu 47,97%. Nilai aktivitas
keduanya berpengaruh tidak nyata antioksidan selai jambang pada penelitian
ini lebih tinggi dibandingkan dengan
7
Prosiding Semnas Teknologi Hasil Pertanian, Banda Aceh 5-6 Oktober 2017
8
Prosiding Semnas Teknologi Hasil Pertanian, Banda Aceh 5-6 Oktober 2017
Flavor, Texture, and Antioxidant Capacity. Pertanian. Universitas Syiah Kuala, Banda
Bringham Young University, United State. Aceh.
Desrosier, N. W. 1988. Teknologi Pengawetan Prosky, L dan De Vreci, J.W. 1997. Controlling
Pangan. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Dietary Fiber in Food Product. Van Nostrand
Fachruddin, L. 2008. Membuat Aneka Selai. Reinhold, New York.
Kanisius, Yogyakarta. Ropiani. 2006. Karakterisasi Fisik dan pH Selai Buah
Fatonah, W. 2002. Optimasi Produk Delai dengan Pepaya Bangkok. Fakultas Matematika dan
Bahan Baku Ubi Jalar Cilembu. Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Bogor, Bogor. Rosita, R. 2013. Pembuatan Selai Terung Belanda
Ferry, S. P. I. P. A. Manurung, M. Puspitawati, N, M. (Cyphomandra belacea Sendt) dan
2015. Efektivitas Antosianin Kulit Buah Pendugaan Umur Simpan menggunakan
Jamblang (syzygium cumini) Sebagai Penurun Model Arrrhenius. Skripsi. Jurusan Teknologi
Low Density Lipoprotein Dara Tikus Wistar Hasil Pertanian Fakultas Pertanian.
Yang Mengalami Hiperkolesterolemia. Jurnal Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Cakra Kimia Indonesia. Vol 3. No. 12. Safriani, N. Lubis, M. Y. Sufrin, D. 2016. Kajian
Universitas Gudaya Denpasar, Bali. Pembuatan Sirup Buah Jamblang Dengan
Jaiswal, S. G. Patel, M. Naik, S. N. 2014. Physico- Variasi Perbandingan Air dan Bubur Buah
Chemical Properties of Syzygium Cumini (L) Serta Konsentrasi Gula. Agricultural Science
Skells Jam and Comprative Antioxidant Study and Technology Journal. Vol 15. No. 1. Hal 12-
With Other Fruits Jams. Indian Journal of 17.
Natural Products and Resousrces Vol 6 (1). Pp Sinaga, I. L. H. 2009. Skrining Fitokimia dan Uji
9-15. Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol
Julianti, E. 2012. Pengaruh Tingkat Kematangan dan Buah Terung Belanda. USU, Medan.
Suhu Penyimpanan Terhadap Mutu Buah Sugandi, E dan Sugianto. 1994. Perancangan
Terong Belanda. Jurnal Hortikultura Percobaan Teori dan Aplikasi. Andi Offsed,
Indonesia. IPB, Bogor. Yogyakarta.
Monreal, J. A. M., Garcia, D. Martinez, M. Mariscal, M. Susanto dan Saneto. 1994. Pengantar Pengolahan
and Murcia, M. A. 2009. Influence of Cooking Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian.
Methods on Antioxidant Activity of Universitas Brawijaya, Malang.
Vegetables. University of Murcia, Spain. Tarigan, S. M. Y. Suhaidi, I. Yusraini, E. 2015.
Octaviani, R. 2014. Ekstraksi Pigmen Antosianin Dari Pengaruh Perbandingan Buah Naga Merah
Buah Jamblang (Syzygium cumini). Jurusan dan Sirsak Dengan Konsentrasi Agar-Agar
Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Terhada Mutu Selai Lembaran. USU, Medan.