Anda di halaman 1dari 9

Prosiding Semnas Teknologi Hasil Pertanian, Banda Aceh 5-6 Oktober 2017

PENGARUH PERBANDINGAN BUBUR BUAH DAN GULA SERTA KONSENTRASI


PEKTIN TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU SELAI JAMBLANG (SYZYGIUM
CUMINI)

THE EFFECT OF FRUIT PULP AND SUGAR RATIO AND PECTIN CONCENTRATION
ON QUALITY CHARACTERISTICS OF JAMBLANG (SYZYGIUM CUMINI) JAM

Muhammad Haris1, Novi Safriani1*, Sri Haryani1

1Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
*E-mail: novisafriani@unsyiah.ac.id

ABSTRAK

Jamblang merupakan tumbuhan yang sangat mudah didapatkan di wilayah tropis seperti di Indonesia. Pemanfaatan
buah ini belum dilakukan secara optimal oleh masyarakat. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pemaanfaatan dan
nilai jual buah jamblang dapat dilakukan dengan cara mengolah buah jamblang menjadi selai. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengkaji pengaruh perbandingan buah dan gula serta konsentrasi pektin terhadap karakteristik mutu
kimia dan sensori selai jamblang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor.
Faktor I adalah perbandingan buah dan gula yang terdiri dari 3 taraf (55:45, 50:50, 45:55). Faktor ke II adalah
konsentrasi pektin (0,5%, 0,75%, dan 1,0%). Selai yang dihasilkan selanjutnya dianalisis kadar air, nilai pH, total
padatan terlarut (TPT) dan uji organoleptik deskriptif dan hedonik. Selai perlakuan terbaik dianalisis kadar
antosianin, aktivitas antioksidan, vitamin C dan serat kasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan
bubur buah dan gula serta konsentrasi pektin berpengaruh terhadap kadar air, total padatan terlarut dan
organoleptik hedonik selai jamblang. Perlakuan terbaik diperoleh dari perbandingan bubur buah dan gula (55:45)
serta konsentrasi pektin 0,75% yang menghasilkan kadar antosianin 49,40 mg/100g, aktivitas antioksidan 53,89%,
IC50 135,85 ppm, vitamin C 16,7 mg/100g dan serat kasar 1,18%.

Kata kunci: Jamblang, perbandingan bubur buah dan gula, pektin.

ABSTRACT

Jamblang can be found easily in tropical regions such as in Indonesia. However, the fruit is not been utilized
optimally by the community. Therefore, one way to improve the utilization and the value of jamblang fruit can be
done by processing it into jam. The purpose of this study was to assess the effect of fruit and sugar ratio and pectin
concentration on the chemical and sensory quality characteristics of jamblang jam. This study was conducted using
a randomized block design, which consist of two factors. The first factor was the ratio of fruit and sugar (55:45,
50:50, 45:55). The second factor was pectin consentration (0,5%, 0,75%, 1,0%). The resulted jam then analyzed the
water content, pH, total dissolved solids, and organoleptic descriptive and hedonic. Furthermore, the best treatment
jam was analyzed anthocyanin content, antioxidant activity, vitamin C and fiber content. The result showed that the
ratio of fruit and sugar affect the water content, total dissolved solids and organoleptic jamblang jam. The best
treatment was obtained from the combination of fruit and sugar ratio: 55:45 and pectin concentration of 0,75%.
This treatment produced jam with the anthocyanin content of 49,40 mg/100g, the antioxidant activity of 53,89%,
IC50 of 135,85 ppm, vitamin C of 16,7 mg/100g, and crude fiber of 1,18%.

Keywords: Jamblang, fruit and sugar ratio, pectin.

1. PENDAHULUAN dari bagian pohon ini seperti kulit, biji,


Jamblang (Syzygium cumini) daun, dan buah digunakan sebagai obat
merupakan tumbuhan yang sangat mudah berbagai penyakit. Daging buah dan kulit
didapatkan di wilayah tropis seperti di buah jamblang mengandung antosianin
Indonesia. Pada umumnya sebagian besar yang berfungsi sebagai antioksidan yang

1
Prosiding Semnas Teknologi Hasil Pertanian, Banda Aceh 5-6 Oktober 2017

dapat menangkal radikal bebas. Selain itu, 34%, 37%, dan 40% berpengaruh nyata
buah jamblang mengandung vitamin C, terhadap kadar gula totl, dispersibilitas,
vitamin A, ribovlovin, kolin, asam folat, dan kekentalan, dan Aw. Hasil penelitian ini
asam amino (Ferry, 2015). menghasilkan peningkatan kadar gula total
Jamblang tumbuh subur didaerah dan dispersibilitas serta menyebabkan
dataran rendah di Kabupaten Aceh Besar penurunan pada kekentalan selai ubi jalar
seperti ‘’Krueng Raya’’ dan Ujong Bate. cilembu.
Buah jamblang ini belum dimanfaatkan Hasil penelitian lainnya
secara optimal. Biasanya buah inni hanya menunjukkan bahwa dengan adanya
dikonsumsi secara langsung oleh penambahan gula dengan konsentrasi yang
masyarakat dan dimanfaatkan pada berbeda berpengaruh terhadap total asam,
pembuatan sirup seperti pada penelitian kadar gula total, kadar air, viskositas,
Safriani et al., (2016). Pemanfaatan warna dan aroma dari selai buah campolay.
jamblang menjadi selai masih jarang Selai yang disukai panelis dihasilkan pada
dilakukan dan penelitian tentang selai konsentrasi gula gula 65% dan konsenrasi
jamblang masih belum banyak ditemukan pektin 1% (Turmala et al., 2013).
dalam literatur. Oleh karena itu, penelitian Penelitian laura et al. (2013)
ini akan mengkaji pemanfaatan jamblang membuktikan bahwa konsntrasi pektin
menjadi selai. 0,3%, 1%, dan 2% berpengaruh terhadap
Selai merupakan produk makanan kadar air, kadar serat dan tekstur dari selai
awetan yang dibuat dengan memasak lembaran labu kuning. Namun konsentrasi
hancuran buah kemudian dicampur pektin tidak berpengaruh terhadap warna,
dengan gula, pektin dengan atau tanpa aroma dan rasa.
penambahan air. Selai yang bermutu baik Penelitian tentang selai pada
memiliki warna yang cemerlang, tekstur umumnya telah banyak dilakukan, buah
yang lembut, dan tidak mengalami yang digunakan juga bervariasi seperti
sineresis (keluarnya air dari gel) (Suryani buah pala (Kursino et al., 2013), papaya
et al., 2004). (Ropiani, 2006), tempurung kelapa
Faktor-faktor yang harus (Yuliani, 2011), belimbing (Sari, 2011),
diperhatikan pada pembuatan selai nenas (Januarti, 2006), strawberry (Baron,
meliputi penambahan gula dan 1990), raspberry (Chase, 2013) dan terong
penggunaan bahan tambahan seperti belanda (Rosita, 2013).
pektin yang berfungsi sebagai pengental. Jaiswal et al. (2014), telah
Kadar gula akan mempengaruhi sifat gel melakukan penelitan tentang
suatu produk. Menurut Suyanti (2007), perbandingan antioksidan selai jamblang
dalam industri pangan, gula digunakan dengan selai komersial lainnya. Hasil
sebagai pemanis dan pengawet bahan penelitian menunjukkan bahwa selai
pangan karena memiliki daya larut yang jamblang menunjukkan komposisi
tinggi serta mampu mengurani proksimat yang setara dengan selai yang
keseimbangan kelembapan relative dan terdapat dipasaran dan mempunyai
juga dapat mengikat air. aktivitas antioksidan (47,97%) dan total
Menurut Fachruddin (2008), fenol (5,58 mg GAE/g) yang tinggi.
perbandingan gula dengan buah yang Penelitian ini akan mengkaji pengaruh
digunakan untuk buah-buahan asam dalam penambahan konsentrasi gula dan pektin
pembuatan selai adalah 1:1, namun pada terhadap mutu selai jamblang yang
umunya rasio yang digunakan untuk buah dihasilkan.
dan gula adalah 45:55. Penambahan gula
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
kandungan gula buah, keasaman, dan
kematangan buah yang digunakan.
Pada penelitian Fatonah (2002),
perlakuan penambahan gula pada taraf

2
Prosiding Semnas Teknologi Hasil Pertanian, Banda Aceh 5-6 Oktober 2017

2. MATERIAL DAN METODE dimasak pada suhu 80ºC-90ºC selama 15


Penelitian dilaksanakan di menit, kemudian ditambahkan gula sesuai
Laboratorium Pengolahan Nabati, perlakuan dan diaduk selama 5 menit.
Laboratorium Mikribiologi Industri Kemudian ditambahkan pektin sesuai
Analisis pangan dan Laboratorium Analisis perlakuan serta ditambahkan asam sitrat
Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, 0,3% dan diaduk. Sirup buah dimasak
Fakultas Pertanian, Universitas Syiah sampai didapatkan sekai yang kental, selai
yang sudah masak ditempatkan dalam
Kuala.
botol yang sudah di sterilisasi menggunkan
autoclave.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam Analisis Data
penelitian ini adalah buah jamblang yang Untuk menguji pengaruh dari
diperoleh dari Krueng Raya Kecamatan setiap faktor dan interaksi antar faktor
Baitussalam Kabupaten Aceh Besar, gula, terhadap parameter analisis, dilakukan
pektin dan air. Bahan analisis yang analisis statistik dengan menggunakan
digunakan yaitu aquades, larutan iod, ANOVA (Analysis of varians). Apabila
indikator kanji, larutan DPPH, larutan perlakuan yang diberikan menunjukkan
buffer, kertas saring, aseton, aluminiumfoil, pengaruh terhadap parameter yang diuji,
HCl, KCl, NaOH, aseton, etanol, CH3COOh, maka dilakukan uji lanjut BNT (Beda Nyata
CaCl, CH3CO2, N, NaCl, H2SO4. Alat yang Terkecil).
digunakan dalam penelitian ini yaitu
blender, panci, timbangan, kompor, gelas
ukur, pengaduk, kain saring, botol dan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
tutup dan autoclave. Sedangkan alat untuk Buah Jamblang
analisis yaitu spektofotometer, Sebelum diolah menjadi selai, buah
refraktometer, rotary evaporator, hot plate, jamblang terlebih dahulu dianalisis untuk
tanur, erlemenyer, beaker glass, pH meter, mengetahui kandungan kimia dari buah
pompa vakum, timbangan analitik, oven, tersebut. Hasil analisis buah jamblang
desikator, tanur, biuret, pipet tetes dan dapat dilihat pada Tabel 1.
labu ukur.
Tabel 1. Komposisi kimia buah jamblang dari
100 g bahan segar
Rancangan Penelitian
Kriteria Uji Buah Jamblang
Penelitian ini menggunakan Kadar air 80,07%
Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial pH 3,68
dengan 2 Faktor. Faktor I adalah Total padatan terlarut 9%
perbandingan bubur buah dan yang terdiri Kadar antosianin 60,04 mg/100g
Aktivitas antioksidan 53,89%
dari 3 taraf yaitu G1 = 55:42, G2 = 50:50, G3
= 45:55. Faktor II adalah konsentrasi pektin
yang terdiri dari 3 taraf yaitu P = 0,5%, P2 Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa
= 0,75%, dan P3 = 1,0%. Percobaan kadar air buah jamblang yang digunakan
dilakukan 3 kali ulangan sehingga pada penelitian ini sebesar 80,07%. Nilai
diperoleh 27 satuan percobaaan. ini tidak jauh berbeda dibandingkan hasil
penelitian Yulistyarini et al. (2000) yang
Prosedur Penelitian menyebutkan bahwa kadar air buah
Buah jamblang 500 gram jamblang berkisar antara 84-86%.
dibersihkan dari kotoran kemudian dicuci Berdasarkan analisis pH awal buah
sampai bersih. Daging buah jamblang jamblang yaitu berkisar 3,6. Nilai ini tidak
dipisahkan dari bijinya, selanjutnya
dihancurkan menggunakan blender.
Setelah itu, bubur buah jamblang
ditimbang 250 gram sesuai perlakuan

3
Prosiding Semnas Teknologi Hasil Pertanian, Banda Aceh 5-6 Oktober 2017

jauh berbeda dengan penelitian Octaviani digunakan. Sedangkan semakin tinggi


(2010) yang melaporkan bahwa nilai pH konsentrasi gula yang digunakan maka
awal buah jamblang yaitu 3,57. Hasil semakin banyak air yang terikat, sehingga
analisis total padatan terlarut buah kadar air menurun seiring dengan
jamblang yang digunakan pada penelitian penambahan gula.
ini yaitu 9%. Padatan terlarut buah
dipengaruhi oleh tingkat kematangan buah
yang digunakan. Semakin matang buah 23 21,80 b 20.57 a
yang digunakan maka semakin tinggi total
padatan terlarut. Hal ini dikarenakan saat 22

Kadar Air (%)


20,74 a
proses pemasakan kandungan gula buah 21
semakin meningkat (Julianti, 2012). Kadar
antosianin buah jamblang yang diperoleh 20
pada penelitian ini yaitu 60,04 mg/100g, 19
lebih rendah jika dibandingkan dengan
penelitian Safriani et al. (2016) yang 18
memperoleh kadar antosianin ekstrak G1 (55:45) G2 (50:50) G3 (45:55)
buah jamblang 72,13 mg/100g. Sedangkan Perbandingan Buah dan Gula
untuk aktivitas antioksidan ekstrak buah Gambar 1. Pengaruh perbandingan buah dan gula
jamblang pada penelitian ini yaitu 53,89%. (G) terhadap kadar air selai jamblang
Nilai ini sedikit lebih tinggi jika (BNT0,05 = 0,90; K = 4,33%, notasi yang
dibandingkan dengan penelitian Safriani et sama menunjukkan perbedaan tidak
nyata.
al. (2016) yang menyatakan bahwa
aktivitas antioksidan buah jamblang yaitu
25 21,95 b
49,26%. 21,35 b
19,80 a
20
Kadar Air (%)

Kadar Air
Hasil penelitian menunjukkan 15
bahwa selai jamblang yang dihasilkan 10
memiliki kadar air berkisar antara 19,5512
– 21,883% dengan rata-rata 21,035%. 5
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa 0
perbandingan bubur buah dan gula (G) P1 (0,5) P2 (0,75) P3 (1,0)
berpengaruh nyata (P≤0,05), dan Konsentrasi Pektin (%)
konsentrasi pektin (P) berpengaruh sangat
Gambar 2. Pengaruh konsentrasi pektin (P)
nyata (P≤0,01) terhadap kadar air selai
terhadap kadar air selai jamblang
jamblang. (BNT0,01 = 1,25; KK =
Berdasarkan Gambar 1 dapat 4,33%, notasi yang sama
dilihat bahwa kadar air tertinggi diperoleh menunjukkan perbedaan tidak
dari perlakuan perbandingan buah dan nyata).
gula = 55:45 (G1) yaitu 21,81%. Nilai ini
berbeda nyata dengan perlakuan lainnya Gambar 2 menunjukkan bahwa
(G2 dan G3). Hal ini diduga karena kadar air tertinggi diperoleh dari
kandungan buah yang lebih tinggi dan perlakuan P3 (konsentrasi pektin 1,0%)
kosentrasi gula yang digunakan sedikit nilai ini tidak berbeda nyata dengan
maka semakin sedikit air yang terikat perlakuan P2 (konsentrasi pektin 0,75%)
sehingga kadar air suatu bahan lebih tinggi. tetapi berbeda nyata terhadap P1
Menurut penelitian Tarigan et al. (2015) (konsentrasi pektin 0,5%). Hal ini
semakin banyak bubur buah sirsak yang dikarenakan pektin mempunyai sifat
ditambahkan maka kadar air semakin membentuk gel bersama asam dan gula
meningkat. Hal ini diduga dipengaruhi oleh serta mempunyai kapasitas menahan air.
tingginya kandungan air buah yang Pektin akan menggumpal dan membentuk

4
Prosiding Semnas Teknologi Hasil Pertanian, Banda Aceh 5-6 Oktober 2017

gel halu serta dapat memerangkap air, 73


71,033 c

Total Padatan Terlarut (%)


apabila semakin banyak pektin yang 72
ditambahkan maka semakin keraas gel 71 69,847 b
yang dibentuk (Susanto dan Saneto, 1994). 70
69 67,214 a
Nilai pH 68
pH merupakan derajat keasaman 67
yang digunakan untuk menyatakan tingkat 66
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh 65
suatu produk. Tingkat keasaman larutan 64
bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam 63
larutan (Styaningrum, 2000). Nilai pH G1 (55:45) G2 (50:50) G3 (45:55)
larutan antara 0-14 menunjukkan tingkat Perbandingan Buah dan Gula
basa atau asam suatu zat. Apabila pH 7
berarti netral, dibawah 7 berarti asam dan Gambar 3. Pengaruh perbandingan bubur buah dan
gula (G) terhadap total padatan terlarut
di atas 7 berarti basa. Hasil penelitian
selai jamblang (BNT0,01 = 0,64: KK =
menunjukkan bahwa pH selai jamlang 0,93, notasi yang sama menunjukknan
berkisar antara 3,384-3,422 dengan rata- perbedaan tidak nyata.
rata 3,407. Hasil analisis ragam
menunjukkan bahwa perlakuan
perbandingan buah dan gula, konsentrasi 72
pektin serta interaksi antara kedua Total Padatan Telarut ( %) 70,597 b
perlakuan berpengaruh tidak nyata 71 69,343 a
(P≥0,05) terhadap pH selai jamblang. Hal 68,796 a
70
ini diduga karena konsentrasi asam sitrat
yang digunakan sama. 69

68
Total Padatan Terlarut
Hasil penelitian menunjukkan 67
bahwa total padatan terlarut pada selai
66
jamblang berkisar antara 67,214%-
P1 (0,5) P2 (0,75) P3 (1,0)
71,033% dengan rata-rata 69,36&. Hasil
analisis ragam menunjukkan bahwa Konsentrasi Pektin (%)
perbandingan buah dan gula serta Gambar 4. Pengaruh konsentrasi pektin (P)
terhadap total padatan terlarut selai
konsentrasi pektin berpengaruh sangat
jamblang (BNT0,01= 0,64; KK = 0,93%,
nyata (P≤0,01) terhadap total padatan notasi yang sama menunjukkan
terlarut, sedangkan interaksi keduanya perbedaan yang tidak nyata.
berpengaruh tidak nyata (P≥0,05)
terhadap total padatan terlarut. Gambar 4 menunjukkan bahwa
Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa menunjukkan bahwa total padatan terlarut
total padatan terlarut tertinggi terdapat tertinggi diperoleh pada konsentrasi
pada perlakuan G3 (perbandingan buah pektin P3 (penambahan pektin 1,0%). Nilai
dan gula = 45:55) berbeda nyata dengan tersebut berbeda nyata dengan
perlakuan G1 dan G2. Gambar 3 juga konsentrasi pektin P1 dan P2. Hasil ini
menunjukkan bahwa semakin banyak sesuai dengan penelitian Ropiani (2006)
penambahan gula, semakin tinggi total yaitu penambahan konsentrasi pektin 0,2
padatan terlarutnya. Hal ini dikarenakan gram mengakibatkan meningkatkan total
penambahan gula akan meningkatkan total padatan terlarut selai papaya Bangkok. Hal
padatan terlarut suatu bahan (Sugandi, ini diduga dikarenakan pektin merupakan
1981). komponen penyusun total padatan
terlarut. Menurut Desrosier (1988)
kandungan total padatan terlarut suatu

5
Prosiding Semnas Teknologi Hasil Pertanian, Banda Aceh 5-6 Oktober 2017

bahan meliputi gula pereduksi, gula non menunjukkan bahwa perbandingan buah
pereduksi, pektin, protein dan asam dan gula, konsentrasi pektin, serta
organik. interaksi keduanya berpengaruh tidak
nyata (P≥0,05) terhadap organoleptik
Nilai Organoleptik warna. Hal ini diduga karena warna selai
(Deskriptif) ‐ Daya Oles yang dihasilkan cenderung sama (ungu
Hasil penelitian menunjukkan gelap) sehingga penelis susah untuk
bahwa selai jamblang yang dihasilkan membedakannya.
memiliki nilai daya oles 1,68-2,23 (mudah
dioles) dengan rata-rata 1,96 (mudah Nilai Organoleptik (Hedonik) ‐ Aroma
dioles). Selai jamblang yang dihasilkan
memiliki hedonik aroma berkisar antara
G1P1,  3,200 (netral) dengan rata-rata 3,339
2.500 1.833 (netral).
2.000
G3P3,  G1P2, 
1.867 1.500 1.683 5
1.000 3,62 b
4
3,20 a 3,20 a
0.500
G3P2,  G1P3, 
3
0.000
Aroma
1.967 1.817
2

1
G3P1,  G2P1, 
2.233 2.033 0
G1 (55:45) G2 (50:50) G3 (55:45)
G2P3,  G2P2, 
1.900 2.333 Perbandingan Buah dan Gula
Gambar 6. Pengaruh perbandingan buah dan gula
Gambar 5. Grafik majemuk uji deskriptif daya oles (G) terhadap nilai hedonik warna selai
selai jamblang (1. Agak mudah dioles, 2. jamblang (BNT0,01 = 1,15; KK = 8,67%,
Mudah dioles, 3. Sangat mudah dioles). notasi yang sama menunjukkan
perbedaan yang tidak nyata).
Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa
panelis mendeskripsikan daya oles selai Analisis ragam menunjukkan
cenderung sama yaitu mudah dioles. Nilai bahwa perbandingan buah dan gula
deskripsi cenderung lebih tinggi (2,22) berpengaruh nyata (P≤0,05) terhadap nilai
pada perlakuan perbandingan buah dan hedonik aroma selai jamblang. Sedangkan
gula (G2=50:50) serta konsentrasi pektin kosentrasi pektin dan interaksi keduanya
(P2=0,75%). Hal ini diduga dipengaruhi berpengaruh tidak nyata (P≥0,05). Gambar
oleh perbandingan buah dan gula serta 6. Menunjukkan bahwa tingkat kesukaan
konsentrasi pektin yang digunakan pada panelis terhadap aroma selai jamblang
penelitian ini tidak jauh berbeda antar yang tertinggi terdapat pada perlakuan
perlakuan sehingga menghasilkan daya perbandingan buah dan gula 55:45 (G1),
oles selai yang cenderung sama. yang berbeda nyata dengan perlakuan
lainnya. Hal ini diduga karena pada rasio
55:45 (G1) buah yang digunakan lebih
Nilai Organoleptik (Hedonik) ‐ Warna banyak dari gula sehingga memiliki aroma
Hasil penelitian menunjukkan yang lebih khas jamblang.
bahwa nilai organoleptik warna selai
jamblang yang dihasilkan berkisar antara Nilai Organoleptik (Hedonik) ‐ Rasa
3,111 (netral) – 3,206 (netral) dengan rata- Hasil penelitian menunjukkan
rata 3,165 (netral). Analisis ragam bahwa selai jamblang yang dihasilkan

6
Prosiding Semnas Teknologi Hasil Pertanian, Banda Aceh 5-6 Oktober 2017

memiliki nilai hedonik rasa berkisar antara (P>0,05) terhadap hedonik daya oles.
2,739 (netral) – 3,794 (suka), dengan rata- Secara keseluruhan panelis cenderung
rata 3,256 (netral). menyukai daya oles selai jamblang yang
dihasilkan.
4.5 3,79 a Perlakuan Terbaik Kadar Antosianin,
4.0
3,23 a Aktivitas Antioksidan, Vitamin C dan
3.5
2,74 a Serat Kasar
3.0
Berdasarkan metode rangking uji
Rasa

2.5
2.0
organoleptik selai jamblang yang
1.5
diperoleh, didapatkan perlakuan terbaik
1.0 yaitu perbandingan buah dan gula (G1)
0.5 55:45 serta konsentrasi pektin (P) 0,75%.
0.0 Perlakuan pada selai jamblang perlakuan
G1 (55:45) G2 (50:50) G3 (45:55) terbaik selanjutnya dianalisis kadar
Perbandingan Buah dan Gula
antosianin, aktivitas antioksidan, vitamin C
dan serat kasar. Hasil analisis dapat dilihat
Gambar 7. Pengaruh perbandingan buah dan gula pada Tabel 2.
(G) terhadap hedonik rasa selai jamblang
(BNT0,01 = 1,54; KK = 8,64%, notasi yang Tabel 2. Hasil analisis perlakuan terbaik
sama menunjukkan perbedaan yang
Parameter Analisis Jumlah
tidak nyata).
Kadar antosianin 49,47%
Aktivitas antioksidan 70,67%
Analisis ragam menunjukkan IC50 135,85 ppm
bahwa perbandingan buah dan gula (G) Vitamin C 16,7 mg/gr
Serat kasar 1,18%
berpengaruh sangat nyata (P≤0,01)
terhadap hedonik rasa selai jamblang.
Sedangkan interaksi keduanya Kandungan antosianin yang
berpengaruh tidak nyata (P≥0,05) dihasilkan dari selai jamblang yaitu 49,40
terhadap hedonic rasa selai jamblang. mg/100g bahan berbeda dengan kadar
Gambar 7 menunjukkan bahwa tingkat antosianin awal dari ekstrak buah
kesukaan panelis terhadap rasa selai jamblang yang berkisar 60,04 mg/100g.
jamblang yang tertinggi terdapat pada Hal ini diduga karena proses pemanasan
perlakuan perbandingan buah dan gula dapat merusak kadar antosianin dari selai
55:45, yang berbeda tidak nyata dengan jamblang. Sedangkan penelitian Safriani et
perlakuan lainnya. Hal ini diduga al. (2016) pada pembuatan sirup jamblang
dikarenakan kandungan buah dan gula memiliki kadar antosianin setelah
yang digunakan tidak terlalu berbeda pasteurisasi yaitu 46,83 mg/100g bahan.
sehingga menghasilkan rasa yang tidak Nilai antosianin yang dihasilkan pada selai
terlalu berbeda sehingga panelis sulit jamblang sedikit lebih tinggi dibandingkan
membedakannya. pada sirup jamblang. Antosianin
merupakan senyawa flavonoid yang
Nilai Organoleptik (Hedonik) ‐ Daya berfungsi sebagai antioksidan.
Oles Aktivitas antioksidan pada selai
Hasil penelitian menunjukan buah jamblang 70,67%. Nilai ini lebih tinggi
bahwa selai jamblang yang dihasilkan bila dibandingkan dengan hasil penelitian
memiliki nilai hedonik daya oles berkisar Jaiswal et al. (2014) yang melakukan
antara 2,539 – 2,806 (netral), dengan rata- perbandingan antioksidan selai jamblang
rata 2,696 (netral). Analisis ragam dengan selai komersial lainnya, dimana
menunjukkan bahwa perbandingan buah kandungan antioksidan yang didapatkan
dan gula, konesntrasi pektin serta interaksi jauh berbeda yaitu 47,97%. Nilai aktivitas
keduanya berpengaruh tidak nyata antioksidan selai jambang pada penelitian
ini lebih tinggi dibandingkan dengan

7
Prosiding Semnas Teknologi Hasil Pertanian, Banda Aceh 5-6 Oktober 2017

aktivitas antioksidan buah jamblang Menurut Andarwulan dan Koswara (1992)


(53,89%). Hasil penelitian Aisyah et al. cara pemasakan, volume air dan suhu yang
(2015) juga menunjukkan hal yang serupa digunakan berpengaruh terhadap kadar
dimana setelah proses perebusan, aktivitas vitamin C. Vitamin C juga berfungsi sebagai
antioksidan sayuran terung menjadi lebih antioksidan yang sangat bermanfaat untuk
tinggi. Hal ini diduga dikarenakan proses kesehatan.
pemanasan bisa memecahkan atau Hasil analisis serat kasar dari selai
membuka jaringan dari bahan pangan jamblang yaitu 1,18%. Adanya serat kasar
sehingga ada komponen aktif yang awalnya dalam selai jamblang ini membuktikan
tidak muncul bisa menjadi terekstrak bahwa selai ini telah memenuhi syarat SNI
keluar (Monreal et al., 2009). yang mensyaratkan selai buah harus
Monreal et al. (2009) juga mengandung serat. Serat kasar merupakan
menyatakan bahwa antioksidan bagian dari pangan yang tidak dapat
merupakan zat yang dapat menghambat dihidrolisis oleh asam atau basa kuat.
atau memperlambat reaksi oksidasi. Dalam makanan serat berperan dalam
Kandungan antosianin dan antioksidan mengikat air, pektin, dan selulosa. Dengan
yang tinggi ini bisa menjadikan selai adanya serat bisa membantu mempercepat
sebagai bahan makanan pangan fungsional. sisa-sisa makanan melalui melalui
Nilai aktivitas aktioksidan pencernaan untuk disekresikan keluar
menggunakan IC50 yaitu 135,85 ppm hal ini (Prosky dan De Vries, 1992).
menunjukkan bahwa aktivitas
antioksidannya tergolong kategori sedang 4. KESIMPULAN
(Tabel 3). IC50 merupakan bilangan yang Hasil penelitian menunjukkan
menunjukkan konsentrasi sampel uji bahwa perbandingan bubur buah dan gula
(µg/ml) yang memberikan peredaman berpengaruh terhadap selai jamblang.
DPPH sebesar 50% yang mampu Semakin tinggi gula maka semakin tinggi
menghambat atau meredam proses total padatan terlarutnya. Semakin tinggi
oksidasi sebesar 50% (Sinaga, 2009). Jika bubur buah maka selai yang dihasilkan
dibandingkan dengan penelitian Rosita beraroma khas buah jamblang. Sedangkan
(2014) kandungan atioksidan alami pada penambahan pektin berpengaruh terhadap
selai terung belanda berkisar 0,157 mg/ml. total padatan terlarut selai. Semakin tinggi
Nilai aktivitas antioksidan ini tergolong konsentrasi pektin maka semakin tinggi
sedang (Blois 1958 di dalam Moliyneux, total padatan terlarut. Selai jamblang
2004). perlakuan terbaik diperoleh dari
perbandingan buah dan gula 55:45 serta
Tabel 3. Nilai IC50 konsntrasi pektin 0,75% dengan kadar
Nilai IC50 Antioksidan antosianin 49,40 mg/100g, aktivitas
< 50 ppm Sangat kuat antioksidan 5389%, IC50 135,85 ppm,
50-100 ppm Kuat
vitamin C 16,7 mg/100g dan serat kasar
100-150 ppm Sedang
1,18%.
150-200 ppm Lemah
Sumber: Sinaga, (2009).
DAFTAR PUSTAKA
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa Aisyah, Y. Rasdiansyah. Muhaimin. 2015. Pengaruh
kandungan vitamin C pada selai jamblang Pemanasan Terhadap Aktivitas Antioksidan
yaitu 16,7 mg/100g bahan. Hal ini berbeda Pada Beberapa Jenis Sayuran. Jurnal
Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia.
dengan vitamin C yang terdapat pada Vol 06. No. 2. Hal 31-32.
ekstrak buah jamblang yaitu 35,20 Baron, D. and Etievan, P. X. The Volatile Constituens
mg/100g bahan. Hal ini diduga karena pada of Strawberry Jam. Z Lebensm Unters Forsh.
proses pengolahan, penambahan air dan 191:279-285. University Joseps Forier,
France.
pemasakan dengan suhu 40ºC - 80ºC Chase, J. L. 2013. Utah Red Raspberry Jam : The Effect
menyebabkan penurunan kadar vitamin C. of Formulation, Heating, and Time on Color,

8
Prosiding Semnas Teknologi Hasil Pertanian, Banda Aceh 5-6 Oktober 2017

Flavor, Texture, and Antioxidant Capacity. Pertanian. Universitas Syiah Kuala, Banda
Bringham Young University, United State. Aceh.
Desrosier, N. W. 1988. Teknologi Pengawetan Prosky, L dan De Vreci, J.W. 1997. Controlling
Pangan. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Dietary Fiber in Food Product. Van Nostrand
Fachruddin, L. 2008. Membuat Aneka Selai. Reinhold, New York.
Kanisius, Yogyakarta. Ropiani. 2006. Karakterisasi Fisik dan pH Selai Buah
Fatonah, W. 2002. Optimasi Produk Delai dengan Pepaya Bangkok. Fakultas Matematika dan
Bahan Baku Ubi Jalar Cilembu. Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Bogor, Bogor. Rosita, R. 2013. Pembuatan Selai Terung Belanda
Ferry, S. P. I. P. A. Manurung, M. Puspitawati, N, M. (Cyphomandra belacea Sendt) dan
2015. Efektivitas Antosianin Kulit Buah Pendugaan Umur Simpan menggunakan
Jamblang (syzygium cumini) Sebagai Penurun Model Arrrhenius. Skripsi. Jurusan Teknologi
Low Density Lipoprotein Dara Tikus Wistar Hasil Pertanian Fakultas Pertanian.
Yang Mengalami Hiperkolesterolemia. Jurnal Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Cakra Kimia Indonesia. Vol 3. No. 12. Safriani, N. Lubis, M. Y. Sufrin, D. 2016. Kajian
Universitas Gudaya Denpasar, Bali. Pembuatan Sirup Buah Jamblang Dengan
Jaiswal, S. G. Patel, M. Naik, S. N. 2014. Physico- Variasi Perbandingan Air dan Bubur Buah
Chemical Properties of Syzygium Cumini (L) Serta Konsentrasi Gula. Agricultural Science
Skells Jam and Comprative Antioxidant Study and Technology Journal. Vol 15. No. 1. Hal 12-
With Other Fruits Jams. Indian Journal of 17.
Natural Products and Resousrces Vol 6 (1). Pp Sinaga, I. L. H. 2009. Skrining Fitokimia dan Uji
9-15. Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol
Julianti, E. 2012. Pengaruh Tingkat Kematangan dan Buah Terung Belanda. USU, Medan.
Suhu Penyimpanan Terhadap Mutu Buah Sugandi, E dan Sugianto. 1994. Perancangan
Terong Belanda. Jurnal Hortikultura Percobaan Teori dan Aplikasi. Andi Offsed,
Indonesia. IPB, Bogor. Yogyakarta.
Monreal, J. A. M., Garcia, D. Martinez, M. Mariscal, M. Susanto dan Saneto. 1994. Pengantar Pengolahan
and Murcia, M. A. 2009. Influence of Cooking Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian.
Methods on Antioxidant Activity of Universitas Brawijaya, Malang.
Vegetables. University of Murcia, Spain. Tarigan, S. M. Y. Suhaidi, I. Yusraini, E. 2015.
Octaviani, R. 2014. Ekstraksi Pigmen Antosianin Dari Pengaruh Perbandingan Buah Naga Merah
Buah Jamblang (Syzygium cumini). Jurusan dan Sirsak Dengan Konsentrasi Agar-Agar
Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Terhada Mutu Selai Lembaran. USU, Medan.

Anda mungkin juga menyukai