Anda di halaman 1dari 26

PERCOBAAN I

KARBOHIDRAT

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengidentinfikasi karbohidrat secara kualitatif
2. Mengidentifikasi polisakrida secara kualitatif
3. Mengidentifkasi gula pereduksi
4. Membedakan monosakarida dan disakarida
5. Mengindentifikasi pentosa
6. Mengidentifikasi ketosa
7. Mempelajari reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi karbohidrat
8. Mengetahui sifat-sifat karbohidrat.

II. DASAR TEORI


Karbohidrat adalah turunan aldehid atau keton dari poliaalkohol dengan rumusan
umum Cn(H​2​O)n. Karbohidrat adalah bagian dari zat gizi utama yang berperan sebagai
sumber energi terutama pada manusia, karbohidrat di konsumsi sebagai polisakarida,
disakarida, dan monosakrida. Polisakarida adalah polimer dari monosakarida, yang
terpenting sebagai bahan dimer dari monosakarida. Disakarida yang lazim dikonsumsi
adalah maltosa dan sukrosa. Laktosa merupakan satu-satunya disakarida yang
dihasilkan oleh mamlia, glukosa, galaktosa dan fruktosa merupakan monosakarida yang
mempunyai 6 atau C(heksosa). Glukosa dan galaktosa merupakan suatu aldosa (gula
dengan gugus aldehid) sedangkan fruktosa adalah ketosa (gula dengan gugus keton)
beberapa karbohidrat mempunyai sifat sebagai gula pereduksi seperti glukosa, fruktosa,
maltosa dan lain-lain.
Fungsi karbohidrat menyediakan sebagian energi dalam kebanyakkan organisme
(karbohidrat sederhana adalah gula; kabohidrat yang kompleks dapat dipecahkan
menjadi gula sederhana) karbohidrat juga adalah komponen struktural dari dinding sel
dan membran sel. Karbohidrat bekerja sama sebagai senyawa antar metabolik yaitu
(glukosa-6-fosfat). Karbohidrat misalnya (ribose, deoksiribosa) adalah komponen dari
nukleutida yang membentuk DNA dan RNA. Karbohidrat juga memainkan peran sebagai
pelicin, dalam latar komunikasi dan imunitas.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat:
1. Tabung reaksi : 6 buah
2. Rak tabung reaksi : 1 buah
3. Penjepit tabung : 1 buah
4. Pipet tetes : 2 buah
5. Porselin tetes : 1 buah
6. Lampu spritus : 1 buah
7. Gelas beker 500 ml : 2 buah
8. Hotplate : 1 buah
9. Kaki tiga dan kawat kasa : 1 buah
10. Botol semprot : 1 buah

Bahan:
1. Larutan amilum, glukosa, sukrosa, maltosa, fruktosa, dan laktosa 1 %
2. Larutan iodium
3. Larutan Fehling A
4. Larutan Fehling B
5. Pereaksi Benedict
6. Pereaksi Barfoed
7. Pereaksi Molisch
8. Pereaksi Seliwanoff

IV. CARA KERJA


1. Uji Molisch
a) Masukkan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi
b) Tambahkan 3 tetes pereaksi molisch, dicampurkan dengan baik
c) Miringkan tabung reaksi kemudian alirkan dengan hati-hati larutan H​2​SO​4 pekat
melalui dinding tabung agar bercampur dengan baik. Diamati apa yang terjadi
2. Uji iodium
a) Masukan 1 ml larutan uji ke dalam tabung reaksi
b) Tambahkan 2 tetes larutan iodium
c) Kemudian, amati warna spesifik yang terbentuk
3. Uji benedict
a) Masukan 2 ml larutan benedict ke dalam tabung reaksi
b) Ditambahkan 1 ml (2 tetes) larutan uji dan campurkan dengan baik.
c) Kemudian dipanaskan kedalam air mendidih selama 15 menit
d) Perhatikan warna atau endapan berwarna hijau sampai merah bata.
4. Uji fehling
a) Sebanyak 1 ml (2 tetes) larutan fehling A dan B dimasukan ke dalam tabung
reaksi.
b) Ditambahkan 1 ml (20 tetes) larutan uji, dan campurkan dengan baik.
c) Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk. Reaksi positif bila terjadi
endapan yang berwarna hijau sampai merah bata.
5. Uji barfoed
a) Sebanyak 10 tetes larutan uji dimasukan kedalam tabung reaksi
b) Ditambahkan 10 tetes pereaksi barfoed dan campurkan dengan baik
c) Kemudian di panaskan dengan air mendidih selama 5 menit
d) Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk
6. Uji seliwanoff
a) Sebanyak 5 tetes larutan uji dimasukan kedalam tabung reaksi.
b) Ditambahkan 15 tetes pereaksi seliwanoff dan campurkan dengan baik
c) Kemudian dipanaskan dengan air mendidih selama 1 menit.
d) Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk.
V. Hasil Pengamatan
No Cara Kerja Hasil

1 Uji Fehling
a) Masukkan 1 ml (2 tetes) larutan Fehling A ( Biru tua)
fehling A dan B dimasukan ke Fehling B (Bening)
dalam tabung reaksi.

b) Ditambahkan 1 ml (20 tetes)


Menjadi warna biru malam
larutan uji, dan campurkan
dengan baik.
Amilum biru malam, (-) endapan
c) Perhatikan warna atau endapan
Glukosa merah bata, (+) endapan hijau
yang terbentuk. Reaksi positif
Sukrosa biru malam, (-) endapan
bila terjadi endapan yang
Maltosa biru merah, (+) endapan merah
berwarna hijau sampai merah
Laktosa biru merah, (+) endapan merah
bata.

Uji Seliwanoff
Bening

a) Sebanyak 5 tetes larutan uji


dimasukan kedalam tabung
reaksi. Amilum bening

b) Ditambahkan 15 tetes pereaksi Glukosa bening

seliwanoff dan campurkan Sukrosa bening

dengan baik Maltosa bening


Laktosa bening
c) Kemudian dipanaskan dengan
air mendidih selama 1 menit.

d) Perhatikan warna atau endapan


yang terbentuk.
3
Bening

Amilum hitam pekat


Uji Iodium Glukosa merah kejinggaan
a) Masukan 1 ml larutan uji ke Sukrosa kuning bening
dalam tabung reaksi Maltosa kuning bening
Laktosa kuning bening
b) Tambahkan 2 tetes larutan
iodium kemudian, amati warna
4
spesifik yang terbentuk
Bening

Coklat kehitaman

Uji Molisch
a) Masukkan 15 tetes larutan uji Amilum bening, gumpalan coklat
ke dalam tabung reaksi Glukosa bening, gumpalan coklat (+) cincin
ungu
b) Tambahkan 3 tetes pereaksi
Sukrosa bening, gumpalan coklat cincin
molisch, dicampurkan dengan
ungu
baik
Maltosa gumpalan coklat cincin ungu

c) Miringkan tabung reaksi Laktosa gumpalan coklat cincin ungu


kemudian alirkan dengan
hati-hati larutan H​2​SO​4 pekat
5 melalui dinding tabung agar
bercampur dengan baik. Biru terang

Diamati apa yang terjadi


Warna tetap

Amilum biru terang

Uji benedict Glukosa merah bata


Sukrosa biru terang
Maltosa oren, (+) endapan oren
a) Masukan 2 ml larutan benedict Laktosa merah bata
ke dalam tabung reaksi
6
b) Ditambahkan 1 ml (2 tetes)
larutan uji dan campurkan Bening
dengan baik.

c) Kemudian dipanaskan kedalam Biru muda


air mendidih selama 15 menit
perhatikan warna atau endapan
berwarna hijau sampai merah
Amilum biru muda
bata.
Glukosa (+) endapan merah
Sukrosa biru muda
Maltosa biru muda
Uji barfoed
Laktosa biru muda
a) Sebanyak 10 tetes larutan uji
dimasukan kedalam tabung
reaksi

b) Ditambahkan 10 tetes pereaksi


barfoed dan campurkan dengan
baik

c) Kemudian di panaskan dengan


air mendidih selama 5 menit
perhatikan warna atau endapan
yang terbentuk

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, untuk mengidentifikasi karbohidrat menggunakan larutan uji
berupa larutan amilum, sukrosa, maltosa, laktosa, dan glukosa. Adapun larutan pereaksi
berupa uji molisch, uji iodium, uji benedict, uji fehling, uji barfoed, dan uji seliwanoff.
Uji Molisch
Merupakan uji dalam membedakan atau senyawa bukan karbohidrat yang
didalamnya terdapat senyawa kompleks yaitu pereaksi Molisch terdiri dari senyawa
yang akan beraksi dengan furfural yang membentuk senyawa kompleks berwarna
ungu yang disebabkan oleh adanya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat.
Tujuan ditambahkan H​2​SO​4 (asam sulfat) pekat menghidrolisis ikatan pada sakarida
yang menghasilkan furfural. Pada praktikum yang telah dilakukan dengan
menggunakan larutan uji amilum, glukosa, sukrosa, maltosa, fruktosa, dan laktosa 1%
yang dicampurkan dengan pereaksi molisch serta ditetesi dengan H​2​SO​4 pekat
menunjukan perubahan warna serta terdapat endapan cincin ungu yang menunjukkan
larutan uji ini positif dan mengandung karbohidrat didalam senyawa karbon yang
terdapat monosakarida yaitu gula sederhana pada glukosa, pada disakarida sukrosa,
oligosakarida maltosa, laktosa dan polisakrida yaitu amilum yang bereaksi dengan
asam akan menghasilkan cincin ungu.
Uji Iodium
Setelah melakukan percobaan kita mengetahuit adanya atau tidak polisakarida
dalam larutan uji, yang mendinteksi amilum yang ditandai dengan warna biru. Pada
hasil pengamatan percobaan menunjukan bahwa amilum 1% positif pada reaksi ini
karena, pecahnya pati dengan pereaksi larutan iodium. Sedangkan pada larutan uji
monosakrida dan oligosakarida yaitu glukosa, sukrosa, maltosa, fruktosa, dan laktosa
menghasilkan negatif. Pada larutan uji amilum menunjukan positif terhadap larutan
iodium karena dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai
heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap glukosanya. Hala ini,
menyebabkan pati menhasilkan warana biru pekat pada saat dilakukan percobaan
yaitu amilum positif dan yang negatif larutan uji glukosa, sukrosa, maltosa, fruktosa,
dan laktosa berwarna kuning setelah ditambahkan pereaksi iodium dan tidak terjadi
perubahan warna.
Uji Fehling
Pada percobaan karbohidrat yang dilakukan dengan uji gula pereduksi
menggunakan uji glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa dan amilum yang direaksikan
dengan Fehling A dan B yang dipanaskan dengan air mendidih selema 5 menit agar
mudah tereduksi. Dari pecobaan,yang dilakukan menghasilkan larutan uji fruktosa,
glukosa, dan laktosa terjadi perubahan warna yaitu merah bata yang menunjukan hasil
negatif karena, bukan gula pereduksi. Akan tetapi larutan uji fruktosa harusnya
menghasilkan negatif karena bukan gula pereduksi namun, karana adanya
pencampuran dengan pereaksi fehling A dan B dapat menjadi positif berwrna merah
bata disebabkan oleh reaksi larutan Cu(II) dengan dioksida yang dereduksi menjadi
Cu(I) dalam suasana basa serta larutan pereaksi Fehling ini terdapat natrium
hidroksida, dengan adanya aldehida dan ketosa dalam pereaksi Fehling yang
menjadikan fruktosa akan berubah warna merah bata positif pada uji Fehling.

Uji Benedict
Pada percobaan karbohidrat yang dilakukan dengan uji gula pereduksi, yang
menggunakan larutan uji yang direaksikan dengan larutan benedict yang terdapat
Cu(II) sulfat yang dilarutkan dalam buffer natrium karbonate yang suasana basa
direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida akan membentuk Cu​2​O
yang berwarna kuning sampai merah bata menujukan reaksi positif. Pada hasil
pengamatan yang telah dilakukan terlihat pada reaksi larutan uji berupa monosakarida
dan disakrida sebagai perduksi yaitu glukosa, maltosa, fruktosa, dan laktosa yang
digunakan pada uji Benedict menunjukan hasil positif dengan warna merah bata. Pada
larutan uji amilum dan sukrosa (polisakarida) yaitu pati menghasilkan reaksi negatif
yang menunjukkan perubahan warna biru karena bukan gula perduksi akibat gugus
aldehida dan ketonnya digunakan berkaitan gliksidik. Sedangkan pada fruktosa bukan
gula perduksi namun dapat berubah menjadi glukosa dan manusia yang memberiksan
hasil positif pada uji benedict karen dapat beraksi dalam gugus diomatik dan alfa
hidroksi keton. Uji Benedict ini,mempermudah dalam membedakan monosakrida dan
disakarida dengan polisakarida melalui perubahan warna pada reaksi larutan uji.
Uji Barfoed
Merupakan uji dalam membedakan monosakarida dengan disakarida dengan
menggunakan pereaksi barfoed yang didalamnya terdapat larutan kuoridsetat dan
asam asetat dalam air. Pada pecobaan yang dilakukan dengan larutan uji berupa
larutan glukosa, sukrosa, maltosa, fruktosa, laktosa dan amilum dengan pereaksi
barfoed menghasilkan reaksi positif pada larutan uji glukosa dan fruktosa. Karena,
saat dipanaskan di air mendidih terjadi perubahan warna endapan merah bata lebih
cepat, yang menunjukan bahwa larutan uji tersebut adalah monosakarida dan pada
amilum,sukrosa,maltosa,dan laktosa. Yang menunjukan lambatnya perubahan bahkan
tidak ada perubahan tetap berwarna biru yang menujukan hasil reaksi negatif karena
disakarida yang memiliki konsentrasi rendah tida menunjukan reaksi positif berbeda
dengan monosakarida yang dapat cepat mereduksi. Hal ini terjadi dikarenakan asam
asetat, asam laktat, dan ion cut yang dihasilkan direduksi sehingga menghasilkan
warna meraah bata menunjukan adanya monosakarida serta ikatan peptida saling
berikatan satu sama lain sehingga menunjukan reaksi positif, reaksi yang terjadi
dalam suasana asam.
Uji Seliwanoff
Merupakan uji dalam membedakan gula ketosa dan aldosa yang dimana ketosa dibedakan
dari aldosa dengan gugus fungsi keton dan aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut
mempunyai gugus keton, berarti ketosa dan sebaliknya mengandung gugus aldehid
berarti aldosa. Dalam percobaan dilakukan dengan larutan uji peraksi seliwanoff yang
didasari pada ketika pemanasan, kerosa lebih cepat terhidrasi dari pada aldosa. Dalam
percobaan dilakukan seusai prosedur dengan menggunakan larutan uji yaitu, amilum,
glukosa, sukrosa, maltosa, fruktosa da laktosa yang dipanaskan di air mendidih
selama 2 menit menghasilkan reaksi negatif. Pada larutan uji berwarna bening tidak
berwarna dan tidak mengalami perubahan yang berarti larutan uji ini tidak
mengandung gula ketosa. Kemungkinan ini dapat terjadi karena adanya kesalahan
dalam pencampuran larutan uji dengan pereaksi Seliwanoff atau saat pemanasan dan
saat penetesan larutan. Akan tetapi pada prinsipnya sukrosa merupakan gula ketosa
yang mempunyai gugusketon dengan adanya sakarida melalui pemanasan yang
adanya perubahan warna menjadi merah cerry yaitu reaksi positif. Sedangkan pada
amilum, glukosa, maltosa, fruktosa, dam laktosa menghasilkan negatif karena tidak
mengandung gugus keton (Theodore seliwanoff 1887).
Untuk hasil yang didapatkan dari uji karbohidrat ini yaitu:
1. Uji molisch
Dimasukkan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 3 tetes pereaksi molisch,
dicampurkan dengan baik, dimiringkan tabung reaksi kemudian alirkan dengan
hati-hati larutan H​2​SO​4​ pekat melalui dinding tabung agar bercampur dengan baik.
Hasil yang didapatkan pada percobaan ini amilum bening, gumpalan coklat.
Glukosa bening, gumpalan coklat (+) cincin ungu. Sukrosa bening, gumpalan coklat
cincin ungu. Maltosa gumpalan coklat cincin ungu. Laktosa gumpalan coklat cincin
ungu.

2. Uji iodium
Dimasukan 1 ml larutan uji ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 2 tetes larutan iodium,
kemudian diamati warna spesifik yang terbentuk. Hasil yang didapatkan pada
percobaan ini amilum hitam pekat, glukosa merah kejinggaan, sukrosa kuning
bening, maltosa kuning bening, laktosa kuning bening.

3. Uji benedict
Dimasukan 2 ml larutan benedict ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 1 ml (2 tetes) larutan uji
dan campurkan dengan baik. Kemudian dipanaskan kedalam air mendidih selama
15 menit. Perhatikan warna atau endapan berwarna hijau sampai merah bata. Hasil
yang didapatkan pada percobaan ini amilum biru terang, glukosa merah bata,
sukrosa biru terang, maltosa oren, (+) endapan oren, laktosa merah bata.

4. Uji fehling
Sebanyak 1 ml (2 tetes) larutan fehling A dan B dimasukan ke dalam tabung reaksi.
Ditambahkan 1 ml (20 tetes) larutan uji, dan campurkan dengan baik.
Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk. Reaksi positif bila terjadi endapan yang
berwarna hijau sampai merah bata. Hasil yang didapatkan pada percobaan ini
amilum biru malam, (-) endapan, glukosa merah bata, (+) endapan hijau, sukrosa
biru malam, (-) endapan, maltosa biru merah, (+) endapan merah, laktosa biru
merah, (+) endapan merah.

5. Uji barfoed
Sebanyak 10 tetes larutan uji dimasukan kedalam tabung reaksi.
Ditambahkan 10 tetes pereaksi barfoed dan campurkan dengan baik.
Kemudian di panaskan dengan air mendidih selama 5 menit.
Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk. Hasil yang didapatkan pada percobaan ini
amilum biru muda, maltosa (+) endapan merah, sukrosa biru muda, maltosa biru
muda, laktosa biru muda.

6. Uji seliwanoff
Sebanyak 5 tetes larutan uji dimasukan kedalam tabung reaksi.
Ditambahkan 15 tetes pereaksi seliwanoff dan campurkan dengan baik.
Kemudian dipanaskan dengan air mendidih selama 1 menit. Diperhatikan warna atau endapan
yang terbentuk. Hasil yang didapatkan pada percobaan ini amilum bening, glukosa
bening, sukrosa bening, maltosa bening, laktosa bening.

VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa menggunakkan
larutan uji seperti amilum, glukosa, maltosa, sukrosa, laktosa. Apabila dilakukan atau
ditambahnya larutan pereaksi sesuai prosedur yang ada maka ada perubahan warna
dan lain sebagainya. Adapun larutan pereaksi yang digunakan adalah uji molisch, ​uji
iodium, uji benedict, uji fehling, uji barfoed, dan uji seliwanoff.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


● Ngsli, yohanes ​Biokimia (metabolisme dan biogenetika).​ edisi pertama , yogyakarta
: graha ilmu 2009
● Yazid E. & nursanti , L , 2006, ​penuntun praktikum biokimia​ yogyakarta :, andi offset
● Jaya mahar mallgan, 2014, ​kimia penganalisis karbohidrat progam studi ilmu dan
teknologi pangan, ​universitas Brawijaya
● Page, D.S (1998).​prinsip-prinsip biokimia tag​. R. soandoro erlangga: jakarta
● Sudar madji, B.,at.al. (1982​) analisa bahan makanan dan pangan​ liberty:
Yogyakarta

IX. LAMPIRAN
Pertanyaan :
1. Sebutkan beberapa sumber alam dari amilum?
Jawaban
Amilum banyak terdapat di alam sebagai pati pada umbi, daun dan biji-bijian.
2. Pada percobaan ini manakah yang menunjukan hasil negatif terhadap uji fehling?
Mengapa?
Jawaban
Surkrosa dan amilum karena, bukan gula pereduksi dan termasuk dalamm
pati(polisakarida).
3. Menurut hasil percobaan, apakah sukrosa termasuk gula pereduksi jelaskan alasan
anda?
Jawaban
Sukrosa bukan gula pereduksi, karena sukrosa tidak memiliki kemampuan untuk mereduksi.
Karena gugus aldehida dan ketonnya digunakan untuk berkaitan glikosidik
menghubungkan dua monosakarida.
4. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi dalam uji berikut:
Jawaban
a. Uji molisch

b. Uji iodium

c. Uji Fehling

D. Uji Benedict
E. Uji Barfoed

F. Uji Seliwanoff
Gambar:

Uji Molisch
Uji Molisch
Amilum
Glukosa
Tidak ada cincin ungu
Terdapat cincin ungu
NEGATIF
POSITIF

Uji Molisch Uji Molisch


Sukrosa Maltosa
Terdapat cincin ungu Tidak ada cincin ungu
POSITIF NEGATIF
Uji Molisch Uji Iodium
Laktosa Amilum
Terdapat cincin ungu Terbentuk warna hitam
POSITIF POSITIF

Uji Iodium
Uji Iodium
Sukrosa
Glukosa
Terbentuk warna kuning/jingga
Terbentuk warna merah
NEGATIF
kejinggaan
POSITIF
Uji Iodium Uji Iodium
Maltosa Laktosa
Terbentuk warna kuning/jingga Terbentuk warna kuning/jingga
NEGATIF NEGATIF

Uji Benedict Uji Benedict


Amilum Glukosa
Terbentuk warna biru terang Terbentuk warna merah bata
NEGATIF POSITIF
Uji Benedict Uji Benedict
Sukrosa Maltosa
Terbentuk warna biru terang Terbentuk warna merah bata
NEGATIF POSITIF

Uji Fehling
Uji Benedict
Amilum
Laktosa
Terbentuk warna biru terang
Terbentuk warna merah bata
NEGATIF
POSITIF
Uji Fehling Uji Fehling

Glukosa Sukrosa

Terbentuk warna merah bata Terbentuk warna biru terang

POSITIF NEGATIF

Uji Fehling
Uji Fehling
Laktosa
Maltosa
Terbentuk warna merah bata
Terbentuk warna merah bata
POSITIF
POSITIF
Uji Barfoed
Uji Barfoed
Amilum
Glukosa
Terbentuk warna biru terang
Terbentuk endapan merah bata
NEGATIF
POSITIF

Uji Barfoed Uji Barfoed


Sukrosa Maltosa
Terbentuk warna biru terang Terbentuk warna biru terang
NEGATIF NEGATIF
Uji Seliwanoff
Uji Barfoed Amilum
Laktosa Terbentuk warna bening
Terbentuk warna biru terang NEGATIF
NEGATIF

Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff
Glukosa
Sukrosa
Terbentuk warna bening
Terbentuk warna bening
NEGATIF
NEGATIF
Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff
Laktosa
Maltosa
Terbentuk warna bening
Terbentuk warna bening
NEGATIF
NEGATIF
Karbohidrat
Uji Molis

Masukkan kedalam tabung reaksi 1ml larutan uji

Tambahkan 2 tetes dan di kocok

Tambahkan 1 ml H2SO4

Amati hasilnya.

Uji Iodium

Ambil sebanyak 1ml larutan uji

Masukkan ke dalam tabung reaksi

Tambahkan 2 tetes iodium

Amati perubahan warna


Uji Benedict

Masukkan 2 ml larutan benedict ke dalam tabung reaksi

Kemudian tambahkan 1 ml larutan uji

Panaskan 5 menit amati perubahan warna

Uji Fehling

Di ambil sebanyak 1 ml masukkan dalam tabung reaksi

Tambahkan dengan larutan uji sebanyak 1 ml

Panaskan pada air mendidih selama 5 menit

Amati warna endapan yang terbentuk

Uji Barfoed
Masukkan 5 tetes larutan sampel ke dalam tabung reaksi

Tambahkan 1 ml larutan barfoel

Panaskan dalam penangas air, hitung waktu tertentu perubahan warna merah bata

Uji seliwanoff

Masukkan 3 ml larutan seliwanoff ke dalam tabung reaksi

Tambahkan 1 ml larutan uji

Panaskan selama 30 detik, amati hasil.

Anda mungkin juga menyukai