Anda di halaman 1dari 17

Reaksi Uji Terhadap

Karbohidrat

Dewi Kurniawati 1187040014


Balqis Yumna Kaltsum AlBahri 1187040013
Ayu Nadia Nurifani 1187040012
Ani Nuraeni 1187040010
Anggun Tamy Yustika 1187040009
Ajeng Diah Ayu Puspitasari 1187040008
Daftar 01
Isi Tujuan Percobaan

02
Prinsip Dasar

03
Prosedur Kerja

04
Kesimpulan
1. Mengidentifikasi karbohidrat yang terkandung dalam
sampel dengan Tes Molisch
Tujuan 2. Mengidentifikasi oksidasi gula pada sampel
karbohidrat dengan Tes Benedict, Tes Barfoed dan
Tes Asam Pikrat
3. Mengidentifikasi Ketosa pada sampel karbohidrat
dengan Tes Seliwanoff Resorsinol
4. Mengidentifikasi kandungan karbohidrat yang
terkandung dalam larutan kanji degan Uji Iodium
5. Menganalisis hidrololisis kanji dengan menggunakan
Asam Klorida
6. Menganalisis penentuan massa glukosa, fruktosa dan
gula invert dalam sampel jagung dengan Uji Luff
Schoorl
Prinsip
Dasar
Karbohidrat berupa polihidroksialdehid atau polihidroksiketon
dapat di analisis dengan berbagai cara. Analisis tersebut meliputi
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif terhadap karbohidrat.
Prinsip analisis kualitatif karbohidrat terletak pada perubahan yang
dapat diamati selama proses analisis berlangsung. Analisis
kualitatif terhadap karbohidrat yakni tes Molisch, tes Benedict, tes
Barfoed, tes Asam Pikrat, tes Seliwanoff, tes Iodium, dan hidrolisis
kanji. Sementara prinsip analisis kuantitatif terletak pada
penentuan kadar karbohidrat dalam suatu bahan. Analisis
kuantitatif terhadap karbohidrat dilakukan melalui beberapa tahap,
diantaranya perlakuan awal sampel dan standarisasi.
Prosedur
Kerja
Analisis Kualitatif Analisis Kuantitatif
Tes Umum Karbohidrat: Uji Molisch Perlakuan awal sampel

Tes Oksidasi Gula Analisis kuantitatif sampel

Tes Benedict Standarisasi larutan Na2S2O3


Tes Barfoed
Tes Asam Pikrat Hasil
Tes Untuk Kentosa dan Pentosa: Tes
Seliwanoff Resorsinol untuk Kanji

Tes Iodium untuk Kanji

Hidrolisis Kanji

Hasil
Analisis Kualitatif

2 mL larutan karbohidrat

Masukkan kedalam tabung reaksi

(+) 2 tetes pereaksi molisch

Tes Molisch Miringkan tabung reaksi dan (+)


Tes Umum Karbohidrat H2SO4 pekat

Cincin berwarna ungu diantara


dua lapisan
Analisis Kualitatif

Tes Oksidasi Gula

Tes Benedict Tes Barfoed Tes Asam Pikrat

5 mL pereaksi benedict 2 mL larutan karbohidrat 2 mL larutan karbohidrat

Masukkan kedalam tabung reaksi Masukkan kedalam tabung reaksi Masukkan kedalam tabung
reaksi
(+) 8 tetes larutan karbohidrat (+) 3 mL pereaksi Barfoed segar
(+) 1 mL larutan asam pikrat
Aduk dan panaskan selama 3 Panaskan selama 1 menit jenuh dan 0,5 mL larutan
menit Na2CO3 1M
Prediksikan selang waktu 0-5
Dinginkan menit, 5-7 menit, dan 7-12 menit Masukkan ke dalam penangas
air mendidih
Larutan berwarna merah-
Endapan berwrna biru, hijau, kecoklatan
jingga dan merah Endapan merah-coklat
Analisis Kualitatif

3 mL larutan kanji 1%

Masukkan kedalam 3 tabung


reaksi berbeda

(+) 2 tetes air pada tabung 1


(+) 2 tetes larutan HCl 6M pada
tabung 2
(+) 2 tetes larutan NaOH 6M pada
tabung 3

Tes Iodium untuk Kanji Kocok masing-masing tabung

(+) 1 tetes larutan iodium 0,01M


pada masing-masing tabung

Tabung 1: Larutan berwarna tak


berwarna-coklat
Tabung 2: Larutan berwarna coklat
keruh
Tabung 3: Larutan tak berwarna
Analisis Kualitatif

3 tetes larutan karbohidrat

Masukkan kedalam tabung reaksi

(+) 3 mL pereaksi Seliwanoff


Tes Seliwanoff Resorsinol
untuk Ketosa
Tes untuk Ketosa dan Pentosa Masukkan ke dalam penangas air
mendidih

Larutan berwarna merah -coklat


10 mL larutan kanji 1%

Masukkan ke dalam tabung reaksi

(+) 3mL larutan HCl 3M

Masukkan ke dalam air mendidih

Ambil 5 tetes larutan setiap selang waktu 3 menit selama 15 menit

Larutan berwarna biru tua hingga tak berwarna

Hidrolisis Kanji Letakkan 1 tetes campuran pada plat tetes

(+) 1 tetes larutan I2 0,01M

Bandingkan perubahan warna yang terjadi dengan larutan kontrol

(+) 1 tetes larutan Na2CO3

Tes dengan pereaksi Benedict

Hasil
Analisis Kuantitatif
2 gram jagung

Gerus dan saring dengan kertas saring

Encerkan filtrat dengan aquades pada labu takar sampai volume 50 mL

50 mL filtrate dalam labu takar

Ambil sebanyak 10 mL dalam labu erlenmeyer

(+) 20mL aquades, 4 mL HCl 25% (aq) dan batu didih

Panaskan dalam penangas air selama 1 jam


1. Perlakuan awal sampel Setelah dingin, (+) NaOH 30%

(+) 10 mL luff school

Pindahkan campuran dalam labu takar dan encerkan sampai 50 mL 

Hasil
Analisis Kuantitatif

25 mL sampel

Masukkan kedalam labu erlenmeyer

(+) 4mL KI (aq), 6mL H2SO4 6N (aq) dan 5

2. Analisis Kuantitatif Sampel tetes amilum

Titrasi campuran tersebut dengan Na2S2O3


(aq) 0,1 N

Larutan berwarna coklat (--)


Analisis Kuantitatif

Standarisasi Larutan Na2S2O3

10,7005 gram KIO3

Larutkan dalam gelas kimia


1. Pembuatan Larutan Standar
Pindahkan ke dalam labu ukur 100mL
KIO3
Tanda bataskan

Homogenkan

Larutan tak berwarna


Analisis Kuantitatif 10 mL larutan sampel
Standarisasi Larutan Na2S2O3 Masukkan kedalam labu erlenmeyer

(+) 10 mL luff schoorl

Encerkan dengan aquades sampai volume larutan 200 mL

Hasil

Ambil 10mL dan panaskan


2. Untuk Sampel
(+) 1 gram KI

(+) 10 mL aquades

(+) 5 mL KIO3

Larutan berwarna biru

Titrasi dengan Na2S2O3

(+) indikator amilum

Titrasi kembali dengan Na2S2O3


Larutan berwarna putih
Kesimpulan
1. Identifikasi dengan tes Molish menunjukkan uji positif adanya karbohidrat ditandai cincin
berwarna ungu diantara dua lapisan.
2. Identifikasi dengan Tes Benedict menunjukkan uji positif adanya gula pereduksi ditandai
adanya endapan berwarna biru, hijau, jingga dan merah. Pada Tes Barfoed menunjukkan uji
positif adanya monosakarida ditandai endapan merah-coklat. Pada Tes Asam Pikrat
menunjukkan uji positif adanya sifat pereduksi karbohidrat ditandai perubahan warna dari
kuning menjadi merah.
3. Identifikasi dengan Tes Seliwanoff menunjukkan uji positif adanya gula ketosa seperti
fruktosa ditandai warna merah –coklat
4. Identifikasi dengan Tes Iodin menunjukan adanya polisakarida ditandai warna biru yang
mengandung amilum (amilosa). Amilopektin ditandai warna merah ungu. Sedangkan
glikogen dan dekstrin ditandai warna merah cokelat.
5. Hidrolisis pati akan terjadi pada pemanasan dengan asam encer dimana berturut-turut akan
dibentuk amilodeksterin ditandai warna biru dengan iodium, eritrodekstrin ditandai warna
merah dengan iodium serta berturut-turut akan dibentuk akroodekstrin, maltosa, dan glukosa
yang tidak memberi warna dengan iodium.
Referensi

● Lehninger, AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


● Poedjiadi, Anna, 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press
● Spencer L. Seager, Michael R. Slabaugh. 2008. Safety-Scale Laboratory Experiments for Chemistry for  Today: General,
Organic, and Biochemistry. Belmont. USA
● Winarno F.G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
THANK
S
Does anyone have any questions?

Anda mungkin juga menyukai