Dosen pengampu :
Disusun oleh:
Kelompok 5
1. Ni Nyoman W (2293033)
2. Pita Kusuma N (2293034)
3. Putri Pinata K (2293035)
4. Putu Ria Oktavinai D (2293036)
5. Reza Akbar (2293037)
6. Rizkiana (2293038)
7. Rofiq Yutsman P (2293039)
8. Sa’adatul Aulia (2293040)
1
tembaga(II) sulfat. Bila terkena gula pereduksi, reaksi yang dilakukan
reagen Benedict menghasilkan terbentuknya endapan berwarna merah bata,
yang menunjukkan uji Benedict positif.
Tes Seliwanoff Pada umumnya reaksi ini spesifik untuk ketosa.
Dasarnya adalah pembentukan 4 hidroksi methyl furfural yang bereaksi
dengan resolsinol (1,3-hidroksi benzene), membentuk suatu senyawa
berwarna merah. Glukosa dapat memberi warna merah muda akibat
pemanasan terlalu lama.
2. Uji protein
Protein merupakan senyawa polimer organik yang berasal dari
monomer asam amino yang mempunyai ikatan peptida. Protein memiliki
peran yang sangat penting pada fungsi dan struktur seluruh sel makhluk
hidup. Hal ini dikarenakan molekul protein memiliki kandungan oksigen,
karbon, nitrogen, hidrogen, dan sulfur. Sebagian protein juga mengandung
fosfor (Rozi, 2011).
Protein adalah makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam
amino. Protein disusun oleh 20 macam asam amino. Protein terdapat dalam
sistem hidup semua organisme baik yang berada pada tingkat rendah
maupun organisme tingkat tinggi. Fungsi utam protein yaitu sebagai
katalisator, sebagai pengangkut dan penyimpan molekul lain seperti
oksigen, mendukung secara mekanis sistem dari kekebalan tubuh, dapat
membuat tubuh jadi bergerak dan juga sebagai transmitor syaraf dan
mengendalikan pertumbuhan. dan perkembangan pada tubuh. Pembagian
tingkat organisasi struktur protein ada empat kelas yaitu struktur primer,
struktur sekunder, struktur tersier dan yang terakhir adalah struktur
kuartener (Sidik, Abubakar, 2019)
Pada uji protein pada sampel putih telur dan susu menggunakan uji
uji biuret dengan reagen NaOH dan CuSO4.
Uji biuret dimana reaksi biuret digunakan untuk menunjukkan besar
kecilnya molekul protein atau banyak sedikitnya ikatan-ikatan peptida yang
terdapat dalam molekul protein. Warna merah muda atau merah jambu
2
terbentuk apabila molekul protein yang dianalisa kecil, misal proteosa dan
pepton. Warna violet sampai kebiru-biruan terbentuk apabila molekul
protein yang diselidiki besar, misal gelatin. Protein dengan molekul kecil
lebih sedikit mengandung ikatan-ikatan peptida dibandingkan protein
dengan molekul besar.
3. Uji Lemak
Lemak adalah zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam
udara, tetapi dapat larut dalam pelarut organik seperti kloroform, eter. dan
benzen. Unsur penyusun lemak antara lain adalah Karbon (C), Hidrogen
(H), Oksigen(O), dan kadang-kadang Fosforus (P) serta Nitrogen (N)
(Hardinsyah, 2014)
Pada pengujian lemak dilakukan uji saponifikasi lemak penyabunan.
Saponifikasi adalah proses penguraian lemak atau minyak menjadi garam
alkali dan asam lemak bebas melalui reaksi dengan basa kuat seperti NaOH.
Reaksi ini menghasilkan sabun dan gliserol. Pada reaksi saponifikasi, basa
kuat menggantikan ion-ion logam seperti natrium pada gugus ester dan
membentuk garam alkali. Pada pratikum ini menggungakan sampel minyak
kelapa dengan reagen NaOH dan etanol yang ditambahi air dingin.
B. PROSEDUR PRATIKUM
a. Uji Karbohidrat
Tes Benedict
Masukkan 2,5 ml larutan Benedict ke dalam tabung reaksi.
Tambahkan 4 tetes larutan glukosa. Campur dan didihkan selama 2
menit atau masukkan ke dalam penangas air mendidih selama 5
menit, dinginkan perlahan-lahan. Lalu amati perubahan warna yang
terjadi.
Tabel 1. Alat dan bahan
No Alat Bahan
1 Tabung reaksi Larutan benedict
2 Penjepit kayu fruktosa
3
3 Penangas air
4 Pipet tetes
5 Gelas ukur
6 Gelas kimia
7 Corong
8 Rak tabung reaksi
Tes Seliwanoff
Masukkan 0,5 ml larutan fruktosa yang diperiksa ke dalam tabung
reaksi. Tambahkan 5 ml pereaksi Seliwanoff, campur dan didihkan
selama 30 detik tepat atau panaskan di penangas air mendidih
selama 60 detik. Amati perubahan warna yang terjadi.
Tabel 2. Alat dan bahan
No Alat Bahan
1 Tabung reaksi Larutan selliwanof
2 Penjepit kayu Fruktosa
3 Penangas air
4 Pipet tetes
5 Gelas ukur
6 Gelas kimia
7 Corong
8 Rak tabung reaksi
b. Uji Protein
Uji Biuret
1. Campurkan 2 ml albumin telur dengan 2 ml NaOH dan SO4(sudah
ada kandungan di larutan biuret) ke dalam tabung reaksi.
2. Diamati reaksi positif jika berbentuk warna merah muda atau ungu.
3. Campurkan 2 ml susu dengan 2 ml NaOH dan SO4 ke dalam tabung
reaksi SO4(sudah ada kandungan di larutan biuret)
4
4. Lalu panaskan di dalam penangas air yg mendidih selama 30 detik.
5. Lalu diamati apakah ada partikel yang mengendap atau tidak.
c. Uji Lemak
Saponifikasi Lemak / Penyabunan
1. Masukkan 2 ml minyak kelapa, 1 gr NaOH kristal dan 20 ml etanol
ke dalam labu erlenmeyer.
2. Tempatkan pada penangas air mendidih selama 10 – 15 menit.
3. Dinginkan larutan tersebut dalam air dingin. Ambillah sedikit zat
padat yang terbentuk dengan menggunakan batang pengaduk dan
larutkan dengan sedikit air di dalam tabung reaksi.
4. Kocok dan amati dengan baik.
Tabel 3. Alat dan bahan
No Alat Bahan
1 Labu erlemeyer Mimyak kelapa
2 Penjepit kayu Etanol
3 Penangas air NaOH kristal
5 Gelas ukur Air
6 Batang pengaduk
5
C. HASIL
Berikut adalah hasi pengamtan dari uji yang dilakukan:
Tabel 4. Hasil pengamatan
No Uji Sebelum Sesudah
1 Uji benedict
3 Uji biuret
6
D. PEMBAHASAN
Berikut adalah pembahasan berdasarkan pratikum yang telah dilakukan:
1. Uji karbohidrat
Pada uji karbohidrat di dilakukan dua tes yaitu tes benedict dan
seliwanoff. Pada pratikum ini sampel yang digunakan dalam uji karbohidrat
berupa glukosa dengan reagen larutan benedict untuk tes benedict dan
fruktosa pada tes seliwanoff dengan reagen larutan selliwanof.
Uji Benedict untuk monosakarida dan beberapa disakarida: Tes
Benedict ini digunakan untuk menguji keberadaan monosakarida dan
beberapa disakarida seperti glukosa dan galaktosa. Reagen ini terdiri dari
larutan yang mengandung ion tembaga (II) yang dikenal sebagai reagen
Benedict. Ketika bahan uji glukosa dipanaskan bersama reagen ini, terjadi
reaksi oksidasi-reduksi di mana gula mereduksi mengurangi ion tembaga
(II) menjadi tembaga (I) yang teroksida. Ion tembaga (I) kemudian
membentuk endapan tembaga(I) oksida atau cuprous oxide (Cu2O) yang
berwarna merah bata, menghasilkan perubahan warna dari biru menjadi
merah.
7
Uji Seliwanoff untuk fruktosa: Uji Seliwanoff ini digunakan untuk
menguji keberadaan fruktosa. Pada tes ini, fruktosa diuji dengan reagen
Seliwanoff yang terdiri dari asam klorida encer dan reagen resorsinol.
Ketika fruktosa dipanaskan dengan reagen ini, terjadi reaksi dehidrasi dan
pembentukan furfural. Produk furfural kemudian bereaksi dengan resorsinol
membentuk senyawa berwarna merah bata. Perubahan warna ini
menunjukkan adanya fruktosa dalam bahan uji.
8
Metode uji biuret dilakukan dengan menambahkan larutan biuret
sebagai reagen, ke dalam sampel putih telur dam susu. Jika protein hadir
dalam sampel, larutan biuret akan bereaksi dan menghasilkan perubahan
warna dari sampel uji menjadi merah muda dan ungu.
Pada uji Biuret ini, perubahan warna terjadi karena adanya reaksi
antara gugus amino dalam protein dengan larutan biuret yang mengandung
kuprum(II) sulfat dan larutan natrium hidroksida. Reaksi ini menghasilkan
kompleks purpura atau biru-ungu.
Berikut adalah reaksi kimia yang terjadi dalam uji Biuret pada
protein:
1. Larutan biuret (yang mengandung kuprum(II) sulfat) bereaksi
dengan gugus amino terminal dan gugus amino lainnya dalam
protein.
2. Ion tembaga (Cu2+) dalam larutan biuret berinteraksi dengan gugus
amina dalam protein, terutama gugus amina primer (-NH2) pada
asam amino.
3. Terbentuk kompleks koordinasi yang mengandung ion Cu2+ yang
terikat dengan elektron dari oksigen dan nitrogen pada gugus amino
protein.
4. Kompleks koordinasi yang terbentuk ini memiliki struktur geometri
khas yang menghasilkan perubahan warna menjadi ungu, atau
merah muda. Warna ini tergantung jumlah protein dari sampel uji.
Dalam kasus uji protein pada putih telur dan susu, perubahan warna
menjadi ungu dan merah muda menunjukkan adanya protein dalam sampel.
Protein dalam putih telur dan susu mengandung banyak gugus amina yang
dapat bereaksi dengan larutan biuret, sehingga menghasilkan kompleks
9
koordinasi purpura. Semakin banyak protein dalam sampel, semakin intens
perubahan warna yang terbentuk.
3. Uji lemak
Saponifikasi adalah proses kimia di mana lemak atau minyak diubah
menjadi senyawa yang disebut sabun melalui reaksi dengan basa kuat
seperti NaOH.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disempulkan bahwa:
1. Uji benedict di dapatkan hasil dari biru menjadi merah.
2. Uji seliwanof di dapatkan hasil dari warna teh menjadi merah bata.
3. Uji biuret di dapatkan hasil:
Albumin telur warna bening menjadi merah muda.
Susu dari warna coklat muda menjadi coklat keunguan.
4. Rekasi saponifikasi di dapatkan hasil menjadi berbusa.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hardinsyah, Supariasa. 2014. Buku Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran
Handito, D.,. Yasa,I.W.S., dan Alamsyah, A., 2014. Petunjuk Praktikum Biokimia
Umum, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
Hart, Harold., Craine, Leslie E., dan Hart, David J. (2013). Kimia Organik (Edisi
kesebelas). Jakarta: Penerbit Erlangga
https://byjus.com/chemistry/benedicts-test/
Murray, Robert, dkk. 2013. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Rozi, F. 2011. Kimia Pangan: Komponen Makro. Jakarta: Dian Rakyat
Sidik. Abubakar. 2019. Uji Organoleptik dan Uji Protein Penyedap Rasa Cair
dengan Penambahan Glukosa. Jurnal Farmasi dan Kesehatan. Vol.2 No.5
11