Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PARASITOLOGI

STERILISASI, PEMBUATAN MEDIA MHA, PENGAMATAN KOLONI, PERHITUNGAN


JUMLAH SEL BAKTERI, DAN UJI SENSITIVITAS
Dosen pengampu: Khairil Pahmi M.Sc

KELOMPOK 5

Nama Anggota :

1. M. khaerul yani 2293024


2. M. Khaerul Basri 2293025
3. Maulida Fitria 2293026
4. Mimi Habib 2293027
5. Mitha Asti Audina 2993028

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNW MATARAM
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam melakukan diagnose Mikrobiologi sterilisasi sangat diutamakan baik alat maupun
medianya. Suatu alat dikatakan sterilisasi apabila alat atau bahan bebas dari mikroba baik dalam
bentuk vegetative maupun spora. Untuk itu sebagai pemula dalam Mikrobiologi sangan perlu
mengenal teknik sterilisasi. Sterilisasi bertujuan untuk menghilangkan atau membunuh semua
mikroorganisme yang ada dalam suatu bahan atau lingkungan. Sterilisasi melindungi sampel,
media, alat, dan lingkungan agar terhindar dari kontaminasi mikroba yang tidak diinginkan.
Pembuatan media MHA di laboratorium mikrobiologi penting karena media ini secara khusus
dirancang untuk pertumbuhan dan pengujian mikroorganisme, terutama bakteri yang digunakan
dalam uji kepekeaan antibiotik. Ada beberapa alasan mengapa pembuatan media MHA
dilaboratorium mikrobiologi perlu dilakukan.
1. Uji kepekaan antibiotik: media MHA digunakan secara luas dalam uji kepekeaan
antibiotik, yang merupakan metode penting untuk menentukan efektivitas antibiotik
terhadap mikroorganisme yang dituju. Media MHA menyediakan kondisi yang sesuai
untuk pertumbuhan dan penyebaran bakteri secara merata, memungkinkan pengamatan
yang akurat terhadap respon mikroorganisme terhadap antibiotik.
2. Pengendalian kualitas : dalam laboratorium mikrobiologi, pengendalian kualitas sangat
penting. Dengan membuat media MHA sendiri, laboratorium dapat mengontrol bahan
baku, sterilisasi yang tepat, dan kualitas keseluruhan media. Ini membantu memastikan
bahwa hasil pengujian akurat dan dapat diandalkan.
3. Konsisteni dan reproduktibilitas : dalam pengujian mikrobiologi, penting untuk
mendapatkan hasil yang konsisten dan dapat direproduksi. Dengan membuat media MHA
di laboratorium mikrobiologi,dapat mengendalikan kualitas dan konsistensi media yang
digunakan dalam pengujian.
Dalam rangka pembuatan media MHA, proses sterilisasi yang tepat sangat penting untuk
menghilangkan kontaminasi. Penggunaan teknik aseptik dan perlatan laboratorium yang steril
adalah praktek standar dalam pembuatan media mikrobiologi.
Koloni bakteri tiap spesies berbeda, bakteri sering digunakan sehingga penting untuk
mempelajari morfologi koloni. Melalui pengamatan koloni, kita dapat mengidentifikasi
berbagai jenis mikroorganisme yang ada dalam sampel. Karakteristik koloni seperti ukuran,
bentuk, warna, tekstur dan pola pertumbuhan dapat memberikan petunjuk awal tentang jenis
mikroba yang ada. Pengamatan koloni juga membantu dalam analisis kualitatif dan kuantitatif
mikroorganisme dalam sampel. Dengan menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada media
yang sesuai, kita dapat mengestimasi kepadatan populasi mikroba dalam sampel.Informasi ini
penting untuk memahami tingkat infeksi atau kontaminasi yang mungkin terjadi.
Menghitung jumlah sel bakteri adalah Langkah awal dalam banyak penelitian
mikrobiologi. Informasi ini digunakan untuk mengembangkan strategi pengendalian mikroba,
mempelajari sifat-sifat genetik dan fisiologi bakteri, serta menguji efektivitas terapi
antimikroba. Menghitung jumlah sel bakteri juga membantu mengidentifikasi spesies bakteri
yang ada dalam sampel. Dengan mengetahui jumlah sel, kita dapat mengidentifikasi jenis
bakteri yang dominan dalam populasi dan mempelajari karakteristiknya. Selain itu,
menghitung jumlah sel bakteri juga memberikan informasi tentang kepadatan populasi bakteri
didalam sampel.
Tujuan dari uji sensitivitas adalah untuk menentukan kepekaan atau resistensi suatu
mikroorganisme terhadap agen antimikroba tertentu. Uji sensitivitas dilakukan untuk
mengevaluasi efektivitas agen antimikroba dalam menghambat atau membunuh
mikroorganisme yang dituju. Uji sensitivitas juga digunakan dalam penelitian dan
pengembangan obat baru. Dengan menguji sensitivitas mikroorganisme terhadap berbagai
senyawa baru, penelitian dapat mengevaluasi potensi efektivitasnya sebagai agen antimikroba
dan memahami mekanisme kerja mereka.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Koloni Bakteri

Koloni bakteri adalah sekumpulan sel bakteri yang hidup Bersama dalam suatu lingkungan tertentu.
Biasanya bakteri individu akan melekat pada permukaan atau saling berikatan satu sama lain. Membentuk
agregat yang disebut koloni. Koloni bakteri cenderung memiliki struktur pada pola pertumbuhan tertentu,
yang dapat dilihat dengan mata telanjang atau menggunakan mikroskop.

Menurut Jutono, dkk. (1980), berikut merupakan sifat-sifat khas koloni dalam beberapa jenis medium, yaitu:

1. Medium agar lempengan ( streak plate dan pour plate)


a. Bentuk koloni akan tampak sebagai titik-titik, bulat, benang, serupa akar, dan kumparan.
b. Permukaan koloni dasar, timbul mendatar, timbul melengkung, mencembung, membukit dan
berkawah.
c. Tepi koloni ada yang utuh, berombak, berbelah-belah, bergerigi, berbenang, dan keriting.
2. Medium agar miring
a. Sifat-sifatnya berkisar pada bentuk dan tepi koloni, dan dinyatakan dengan kata-kata seperti
serupa batang dan serupa akar.
3. Medium agar padat ( tusukan dalam gelatin/agar)
a. Ada bakteri yang dapat mengencerkan gelatin, ada juga bakteri yang tidak mampu
mengencerkan gelatin.
b. Bentuk koloni serupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol, berjonjot, serupa batang, serupa kawah,
mangkuk, corong, dan pundit-pundi.

Menurut Taringan (1988) ciri-ciri koloni mikrobia dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Ukuran
Ukuran koloni bervariasi, mulai dari sebesar ujung jarum, yaitu kira-kira pecahan mm
(diameternya) sampai 5-10 mm. Walaupun koloni suatu mikrobia mempunyai ciri-ciri diameter
tersebut. Misalnya hanya koloni-koloni ini cenderung memiliki diameter yang lebih besar dari
pada koloni yang bertumpuk-tumpuk. Hal ini disebabkan karena persaingan pada koloni yang
menyebar lebih kecil dari persaingan yang terjadi pada koloni yang bertumpuk-tumpuk dan
kurang mendapat hambatan dari zat-zat hasil sampingan.
2. Margin
Bagian tepi koloni bakteri bervariasi, tergantung kepada spesiesnya. Bentuknya dapat melingkar
rata seperti tepi (pinggir) suatu tetesan, atau tidak beraturan seperti tonjolan yang melengkung,
seperti benang atau seperti akar.
3. Tekstur permukaan
Permukaan koloni juga bervariasi, tergantung kepada spesiesnya dan tekstur permukaan ini ada
yang licin (smooth), kasar (rough), granuler, atau mukoid (berlendir). Koloni spesies tertentu ada
permukaannya yang keriput (wrinkled). Semua koloni-koloni kultur murni pada piring
petri,mempunyai persamaan jenis permukaan, akan tetapi kita harus mengingat bahwa beberapa
kultur murni dapat menunjukan variasi permukaan. Pada umumnya permukaan koloni memiliki 3
macam bentuk yaitu : S (smooth), licin, bundar, konveksi; R (rough), kasar, datar, bergerigi, dan M
(Mucoid), berlendir, basah, kadang-kadang Bersatu, lembut, dan tebal.
4. Elevasi
Elevasi koloni juga bervariasi, tergantung pada spesiesnya, bisa tipis sampai tebal. Permukaannya
dapat merata atau bisa menunjukkan adanya variasi kesinambungan.
5. Konsistensi
Konsistensi koloni dapat diketahui dengan menyentuhkan jarum ose ke permukaan koloni.
Beberapa spesies bakteri dapat membentuk koloni yang bersifat viscous, ada juga spesies bakteri
yang membentuk koloni yang kering, atau berbentuk seperti tepung yang akan terpecah bila
tersentuh jarum.
6. Pigmentasi
Beberapa spesies bakteri dapat menghasilkan zat warna didalam sel yang tidak larut dalam air,
sehingga menyebabkan koloninya berwarna.

Gambar 1. Ukuran, Bentuk, Elevasi, dan Margin Koloni Bakteri pada petri
(Sumber : Ferdiaz,1992)
Proses pembentukan koloni bakteri dimulai Ketika bakteri tunggal berada dalam fase
pertumbuhan eksponensial, yang biasanya terjadi Ketika suatu spesies bakteri mencapai fase
logaritmik dalam kurva pertumbuhan. Setelah membelah diri beberpa kali, bakteri individu akan
terus melipat gandakan diri untuk membentuk koloni baru.

2.2 Sel bakteri

Sel bakteri adalah unit terkecil dari organisme prokariotik yang juga dikenal sebagai bakteri. bakteri
adalah mikroorganisme yang paling melimpah di bumi dan memiliki peran penting dalam ekologi global,
seperti siklus nutrisi dan dekomposisi materi organik.

 Terkait dengan bentuk sel bakteri, terdapat tiga bentuk dasar, yaitu:
1. Sel bakteri berbentuk bola atau kokus, jamak=koki (coccus).
Berdasarkan atas pengelompokkan selnya, bentuk kokus ini kemudian di kelompokkan
menjadi
a. Dilakokus, yaitu penataan sel bakteri kokus dalam kelompok dua-dua sel.
b. Streptokokus, yaitu rangkaian sel bakteri kokus membentuk rantai Panjang atau pendek.
c. Tetrad, yaitu penataan sel bakteri kokus dalam kelompok empat-empat sel, bentuk persegi
empat.
d. Stafilokokus, yaitu pengumpulan sel-sel bakteri kokus yang beraturan (bergerombolan)
membentuk seperti penataan buah anggur.
e. Sarcina, yaitu kumpulan sel-sel bakteri kokus membentuk kubus, yaitu terdiri dari delapan
sel atau lebih.
2. Sel bakteri berbentuk batang atau basil ( bacillus)
Bentuk bakteri basil, akan membentuk beberapa macam pengelopokan selnya,yaitu
a. Diplobasil, yaitu penataan sel bakteri basil yang berkelompok dua-dua sel, atau
berpasangan.
b. Streptobasil, yaitu penataan sel bakteri basil yang membentuk rantai.
3. Sel bakteri berbentuk spiral, tunggal = spirillum, jamak = spirilia.
Bakteri yang berbentuk spiral, tidak membentuk pengelompokkan atau saling menempelkan
dinding selnya dengan dinding sel bakteri lain. Bakteri spiral selalu berada secara terpisah-
pisah (tunggal). Masing-masing spesies berbeda dalam Panjang sel, serta ktegaran dinding
selnyas
 Struktur halus sel bakteri
Beberapa sruktur halus dapat ditemukan baik pada permukaan luar sel bakteri (diluar dinding sel
bakteri), maupun didalam dinding sel bakteri. Struktur halus sel bakteri ini, secara lebih jelas dapat
diamati dengan menggunakan mikroskop elektron.

Gambar 2.2 struktur halus sel bakteri (joklik,et al.,1988)

Dari gambar tersebut, bakteri terdiri dari beberapa struktur, yaitu:


1. Dinding sel : terdiri dari lapisan peptidoglikan/mukopeptida. Berperan untuk mejaga tekanan
osmotik, menjaga agar sel tidak pecah, memegang peranan dalam pembelahan sel, biosintesa
sendiri untuk membentuk dinding sel, merupakan determinan dari antigen permukaan kuman.
Pada kuman gram negative terdapat lipopolisakarida yang bersifat toksik.
2. Membran sel : terdiri dari fosfolipid dan protein. Tidak mengandung sterol kecuali genus
Mycoplasma. Terdapat mesosom, enzim-enzim dan molekul-molekul yang berfungsi pada
biosintesa DNA, polymerase dinding sel dan lipid membran untuk fungsi biosintetik.
3. Kapsul : sintesa polimer ekstrasel. Lebih tahan terhadapa efek fagositosis
4. Flagel : berbentuk seperti benang. Terdiri dari protein dengan diameter 12 – 30 nm. Merupakan
alat pergerakan. Proteinnya disebut flagellin.
5. Pili/fimbrae : merupakan rambut pendek dan keras. Dimiliki oleh beberapa kuman gram negative.
6. Inti atau nukleus : dengan pewarnaan Feulgen, inti dapat dilihat dengan mikroskop Cahaya biasa.
Badan inti tidak mempunyai dinding atau membran. Di dalamnya terdapat DNA fibril. DNA
benang ini disebut kromosom dengan Panjang lebih kurang 1 mm.
7. Sitoplasma : tidak mempunyai mitokondria / klorolas / mikrotubulus. Menyimpan cadangan
makanan dalam bentuk granula sitoplasma yang bekerja menjadi sumber nitrogen, sulfur, fosfat
anorganik dan granula metakromatik.

Meskipun sel bakteri jauh lebih sederhana dibandingkan dengan sel eukariotik, mereka memiliki
struktur dan fungsi yang penting untuk kelangsungan hidup dan peran biologis mereka dialam.

2.3 Uji sentifitas bakteri

Uji sentifitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap
zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Metode uji
sensitivitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk alam yang
berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau
mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah.

Sensitivitas adalah suatu keadaan dimana mikroba sangat peka terhadap antibiotik atau sensitivitas
adalah kepekaan suatu antibiotik yang masih baik untuk memberikan daya hambat terhadap mikroba uji
sensitivitas terhadap suatu antimikroba untuk dapat menunjukkan pada kondisi yang sesuai dengan efek
daya hambatnya terhadap mikroba. Suatu penurunan aktivitas antimikroba akan dapat menunjukkan
perubahan kecil yang tidak dapat ditunjukkan oleh metode kimia, sehinga pengujian secara mikrobiologis
dan biologi dilakukan. Biasanya metode merupakan standar untuk mengatasi keraguan tentang
kemungkinan hilangnya aktivitas antimikroba.

Zona hambat merupakan tempat dimana bakteri terhambat pertumbuhannya akibat antibakteri atau
antimikroba. Zona hambat adalah daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada media
agar oleh antibiotic.

Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan mikroorganisme yang dalam jumlah amat kecil atau
rendah bersifat meruak atau menghambat mikroorganisme lain. Antibiotik mempunyai nilai ekonomi yang
tinggi terutamna di bidang Kesehatan, karena kegunaannya dalam mengobati berbagai penyakit infeksi.
BAB III

PROSEDUR KERJA

3.1 Sterilisasi
1. Siapkan air
2. Air dimasukkan ke dasar otoklaf hingga menggenangi dasar otoklaf.
3. Alat-alat atau bahan yang akan distelirilasikan dimasukkan kedalam otoklaf.
4. Tutup otoklaf dipasang dan skrupnya dikencangkan.
5. Klep pengatur pengeluaran uap dibuka.
6. Pemanas otoklaf dipasang (dapatkan berupa listrik atau api).
7. Bila uap air keluar (mengeluarkan suara mendesis), klep pengeluaran uap ditutup hingga
tekanan dalam otoklaf menjadi ± 2 atm dan temperaturnya 1210C.
8. Bila temperatur dan tekanan yang diinginkan telah tercapai, kurangi pemanasan sehingga
temperatur dan tekanannya stabil. Biarkan selama 15 – 30 menit.
9. Bila sterilisasi telah selesai biarkan otoklaf mendingin. Bila manometer telah
menunjukkan angaka 0 dan suhu telah turun dibawah 1000C buka klep pengeluaran uap
dengan cara meluruskannya.
3.2 Pembuatan media MHA dan penanaman bakteri
1. Pembuatan media MAH
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Timbang dengan teliti MAH sebanyak 3 gram.
c. MAH tersebut dimasukkan kedalam beaker gelas, lalu larutkan dengan aquades
sebanyak 100 ml.
d. Larutkan sampai homogen, kemudian masukkan kedalam Erlenmeyer dan panaskan.
e. Setelah larutan tersebut mendidih masukkan kedalam cawan petri, diamkan sampai
dingin.
f. Sterilkan menggunakan otoklaf pada tekanan 2 atm, temperature 1210C selama 30
menit.
2. Penanaman bakteri
a. Siapkan sampel yang mengandung bakteri (tanah) sebanyak 1 gram.
b. Sampel tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi pertama 10-1 lalu larutkan dengan
aquades sebanyak 10 ml. aduk sampai homogen.
c. Ambil 1 ml dari tabung 10-1 dengan pipet tetes kemudian pindahkan kedalam tabung
10-2 lalu tambahkan aquades sebanyak 9 ml.
d. Pemindahan dilanjutkan hingga tabung reaksi terakhir dengan cara yang sama.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN

1.4 Hasil
1. Morfologi koloni bakteri

Koloni bakteri adalah sekumpulan sel bakteri yang hidup Bersama dalam suatu lingkungan
tertentu. Biasanya bakteri individu akan melekat pada permukaan atau saling berikatan satu
sama lain. Membentuk agregat yang disebut koloni. Berikut adalah hasil pengamatan koloni
bakteri dari kelopok 5 :

a. Koloni bakteri bundar


Koloni bakteri dengan tipe bundar ini tampak seperti titik atau bintik bulat yang dapat
berkisar dalam ukuran, dengan warna yang bening seperti gelembung.
b. Koloni tak beraturan dan menyebar
Koloni tak beraturan cenderung tidak memiliki bentuk yang jelas dan tidak mengikuti pola
tertentu. Jumlah individu anggota koloni cenderung tidak berkumpul secara padat disatu
lokasi, tetapi tersebar disekitar wilayah yang luas.
c. Koloni bundar dengan tepian tumpul
Tepian koloni ini terlihat datar atau rata tanpa memiliki tampilan menonjol atau berlekuk,
koloni ini memiliki struktur yang seragam dengan sel-selyang berdekatan tumbuh dengan
cara yang mirip.
d. Koloni konsentris
Koloni konsentris memiliki struktur yang teratur dan belapis, dengan pusat kota atau inti
utama ditengah dan cincin-cincin lingkungan yang berbeda dan sekitarnya

2. Jumlah sel bakteri


Berikut ini adalah hasil perhitungan sel bakteri
Jumlah sel bakteri : 33 x 107 = 330.000.000 = 33 x 107 sel/1 ml
3. Uji sensitivitas
Pada uji sensitivitas yang dilakukan tidak terdapat adanya zona hambat.

4.2 Pembahasan

Pada bagian ini akan membahas dari sterilisasi, pembuatan MAH, pengamatan koloni, jumlah sel
bakteri dan uji sensitivitas yang telah di lakukan.

Berdasarkan hasil praktikum, sterilisasi dengan menggunakan alat otoklof pada suhu 1210C selama 30
menit dengan tekanan 2 atm. Bahan yang disterilkan dengan cara ini akan dilewati oleh uap panas selama
proses sterilisasi berlangsung. Tujuan untuk melakukan sterilisasi adalah untuk menghindari kontaminasi,
yaitu masuknya mikroorganismme yang tidak diinginkan.

Sedangkan pembuatan MHA merupakan media khusus yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri.
Praktikum ini kami membuahkan hasil jika pembuatan MHA yang steril berhasil dan mengikuti sesuai
petunjuk pada buku praktikum.
Pengamatan koloni, dalam praktikum ini kami mengamati bentuk, karakteristik dan morfologi dari
koloni yang terdapat pada media MHA. Terdapat 4 jenis koloni yang dapat kami amati pada praktikum ini
yaitu bundar, tak beraturan dan menyebar, bundar dengan tepian tumpul, dan konsentris.

Syarat perhitungan jumlah sel bakteri : 30 – 300 koloni.

Jumlah sel bakteri yang kami dapat yaitu :

Jumlah sel bakteri : 33 x 107 = 330.000.000 = 33 x 107 sel/1 ml

Adapun uji sentivitas, di kelompok kami tidak menemukan daya hambat jadi kami hanya mengamati
jumlah sel bakteri dan morfologi koloni.
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dalam praktikum ini diperoleh kesimpulan bahwa

1. Peralatan dan bahan praktikum sterilisasi, pembuatan MHA dan penanaman bakteri. tabung
reaksi, otoklaf, Erlenmeyer, labu ukur, gelas beaker, kaki tiga dan kasa kawat, cawan petri,
batang pengaduk, pipet tetes, lampu spiritus .
2. Metode sterilisasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan otoklaf untuk menghilangkan
mikroorganisme pada alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum.
3. Pembuatan media MHA dibuat berdasarkan perhitungan yang sesuai dengan aturannya. Media
yang berfungsi sebagai pertumbuhan bakteri.
4. Untuk penanaman bakteri sampel yang digunakan adalah tanah sebanyak 1 gram.
5. Pada praktikum ini kami tidak mendapatkan daya hambat sehingga kami hanya mengamati
morfologi pada koloni dan menghitung jumlah sel bakteri.

DAFTAR PUSTAKA

https ://academia.edu

Fauzi, Hikmah. 2023. “Sterilisasi dan macam-macamnya”. Lembaga sumber daya informasi,IPB

Buku panduan petunjuk praktikum mikrobiologi

https ://informasains.com

buku mengenal dunia bakteri

https ://id.scribd.com
Gambar 1. Hasil praktikum kelompok 5

Anda mungkin juga menyukai