KELOMPOK 5
Nama Anggota :
TINJAUAN PUSTAKA
Koloni bakteri adalah sekumpulan sel bakteri yang hidup Bersama dalam suatu lingkungan tertentu.
Biasanya bakteri individu akan melekat pada permukaan atau saling berikatan satu sama lain. Membentuk
agregat yang disebut koloni. Koloni bakteri cenderung memiliki struktur pada pola pertumbuhan tertentu,
yang dapat dilihat dengan mata telanjang atau menggunakan mikroskop.
Menurut Jutono, dkk. (1980), berikut merupakan sifat-sifat khas koloni dalam beberapa jenis medium, yaitu:
Menurut Taringan (1988) ciri-ciri koloni mikrobia dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Ukuran
Ukuran koloni bervariasi, mulai dari sebesar ujung jarum, yaitu kira-kira pecahan mm
(diameternya) sampai 5-10 mm. Walaupun koloni suatu mikrobia mempunyai ciri-ciri diameter
tersebut. Misalnya hanya koloni-koloni ini cenderung memiliki diameter yang lebih besar dari
pada koloni yang bertumpuk-tumpuk. Hal ini disebabkan karena persaingan pada koloni yang
menyebar lebih kecil dari persaingan yang terjadi pada koloni yang bertumpuk-tumpuk dan
kurang mendapat hambatan dari zat-zat hasil sampingan.
2. Margin
Bagian tepi koloni bakteri bervariasi, tergantung kepada spesiesnya. Bentuknya dapat melingkar
rata seperti tepi (pinggir) suatu tetesan, atau tidak beraturan seperti tonjolan yang melengkung,
seperti benang atau seperti akar.
3. Tekstur permukaan
Permukaan koloni juga bervariasi, tergantung kepada spesiesnya dan tekstur permukaan ini ada
yang licin (smooth), kasar (rough), granuler, atau mukoid (berlendir). Koloni spesies tertentu ada
permukaannya yang keriput (wrinkled). Semua koloni-koloni kultur murni pada piring
petri,mempunyai persamaan jenis permukaan, akan tetapi kita harus mengingat bahwa beberapa
kultur murni dapat menunjukan variasi permukaan. Pada umumnya permukaan koloni memiliki 3
macam bentuk yaitu : S (smooth), licin, bundar, konveksi; R (rough), kasar, datar, bergerigi, dan M
(Mucoid), berlendir, basah, kadang-kadang Bersatu, lembut, dan tebal.
4. Elevasi
Elevasi koloni juga bervariasi, tergantung pada spesiesnya, bisa tipis sampai tebal. Permukaannya
dapat merata atau bisa menunjukkan adanya variasi kesinambungan.
5. Konsistensi
Konsistensi koloni dapat diketahui dengan menyentuhkan jarum ose ke permukaan koloni.
Beberapa spesies bakteri dapat membentuk koloni yang bersifat viscous, ada juga spesies bakteri
yang membentuk koloni yang kering, atau berbentuk seperti tepung yang akan terpecah bila
tersentuh jarum.
6. Pigmentasi
Beberapa spesies bakteri dapat menghasilkan zat warna didalam sel yang tidak larut dalam air,
sehingga menyebabkan koloninya berwarna.
Gambar 1. Ukuran, Bentuk, Elevasi, dan Margin Koloni Bakteri pada petri
(Sumber : Ferdiaz,1992)
Proses pembentukan koloni bakteri dimulai Ketika bakteri tunggal berada dalam fase
pertumbuhan eksponensial, yang biasanya terjadi Ketika suatu spesies bakteri mencapai fase
logaritmik dalam kurva pertumbuhan. Setelah membelah diri beberpa kali, bakteri individu akan
terus melipat gandakan diri untuk membentuk koloni baru.
Sel bakteri adalah unit terkecil dari organisme prokariotik yang juga dikenal sebagai bakteri. bakteri
adalah mikroorganisme yang paling melimpah di bumi dan memiliki peran penting dalam ekologi global,
seperti siklus nutrisi dan dekomposisi materi organik.
Terkait dengan bentuk sel bakteri, terdapat tiga bentuk dasar, yaitu:
1. Sel bakteri berbentuk bola atau kokus, jamak=koki (coccus).
Berdasarkan atas pengelompokkan selnya, bentuk kokus ini kemudian di kelompokkan
menjadi
a. Dilakokus, yaitu penataan sel bakteri kokus dalam kelompok dua-dua sel.
b. Streptokokus, yaitu rangkaian sel bakteri kokus membentuk rantai Panjang atau pendek.
c. Tetrad, yaitu penataan sel bakteri kokus dalam kelompok empat-empat sel, bentuk persegi
empat.
d. Stafilokokus, yaitu pengumpulan sel-sel bakteri kokus yang beraturan (bergerombolan)
membentuk seperti penataan buah anggur.
e. Sarcina, yaitu kumpulan sel-sel bakteri kokus membentuk kubus, yaitu terdiri dari delapan
sel atau lebih.
2. Sel bakteri berbentuk batang atau basil ( bacillus)
Bentuk bakteri basil, akan membentuk beberapa macam pengelopokan selnya,yaitu
a. Diplobasil, yaitu penataan sel bakteri basil yang berkelompok dua-dua sel, atau
berpasangan.
b. Streptobasil, yaitu penataan sel bakteri basil yang membentuk rantai.
3. Sel bakteri berbentuk spiral, tunggal = spirillum, jamak = spirilia.
Bakteri yang berbentuk spiral, tidak membentuk pengelompokkan atau saling menempelkan
dinding selnya dengan dinding sel bakteri lain. Bakteri spiral selalu berada secara terpisah-
pisah (tunggal). Masing-masing spesies berbeda dalam Panjang sel, serta ktegaran dinding
selnyas
Struktur halus sel bakteri
Beberapa sruktur halus dapat ditemukan baik pada permukaan luar sel bakteri (diluar dinding sel
bakteri), maupun didalam dinding sel bakteri. Struktur halus sel bakteri ini, secara lebih jelas dapat
diamati dengan menggunakan mikroskop elektron.
Meskipun sel bakteri jauh lebih sederhana dibandingkan dengan sel eukariotik, mereka memiliki
struktur dan fungsi yang penting untuk kelangsungan hidup dan peran biologis mereka dialam.
Uji sentifitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap
zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Metode uji
sensitivitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk alam yang
berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau
mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah.
Sensitivitas adalah suatu keadaan dimana mikroba sangat peka terhadap antibiotik atau sensitivitas
adalah kepekaan suatu antibiotik yang masih baik untuk memberikan daya hambat terhadap mikroba uji
sensitivitas terhadap suatu antimikroba untuk dapat menunjukkan pada kondisi yang sesuai dengan efek
daya hambatnya terhadap mikroba. Suatu penurunan aktivitas antimikroba akan dapat menunjukkan
perubahan kecil yang tidak dapat ditunjukkan oleh metode kimia, sehinga pengujian secara mikrobiologis
dan biologi dilakukan. Biasanya metode merupakan standar untuk mengatasi keraguan tentang
kemungkinan hilangnya aktivitas antimikroba.
Zona hambat merupakan tempat dimana bakteri terhambat pertumbuhannya akibat antibakteri atau
antimikroba. Zona hambat adalah daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada media
agar oleh antibiotic.
Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan mikroorganisme yang dalam jumlah amat kecil atau
rendah bersifat meruak atau menghambat mikroorganisme lain. Antibiotik mempunyai nilai ekonomi yang
tinggi terutamna di bidang Kesehatan, karena kegunaannya dalam mengobati berbagai penyakit infeksi.
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1 Sterilisasi
1. Siapkan air
2. Air dimasukkan ke dasar otoklaf hingga menggenangi dasar otoklaf.
3. Alat-alat atau bahan yang akan distelirilasikan dimasukkan kedalam otoklaf.
4. Tutup otoklaf dipasang dan skrupnya dikencangkan.
5. Klep pengatur pengeluaran uap dibuka.
6. Pemanas otoklaf dipasang (dapatkan berupa listrik atau api).
7. Bila uap air keluar (mengeluarkan suara mendesis), klep pengeluaran uap ditutup hingga
tekanan dalam otoklaf menjadi ± 2 atm dan temperaturnya 1210C.
8. Bila temperatur dan tekanan yang diinginkan telah tercapai, kurangi pemanasan sehingga
temperatur dan tekanannya stabil. Biarkan selama 15 – 30 menit.
9. Bila sterilisasi telah selesai biarkan otoklaf mendingin. Bila manometer telah
menunjukkan angaka 0 dan suhu telah turun dibawah 1000C buka klep pengeluaran uap
dengan cara meluruskannya.
3.2 Pembuatan media MHA dan penanaman bakteri
1. Pembuatan media MAH
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Timbang dengan teliti MAH sebanyak 3 gram.
c. MAH tersebut dimasukkan kedalam beaker gelas, lalu larutkan dengan aquades
sebanyak 100 ml.
d. Larutkan sampai homogen, kemudian masukkan kedalam Erlenmeyer dan panaskan.
e. Setelah larutan tersebut mendidih masukkan kedalam cawan petri, diamkan sampai
dingin.
f. Sterilkan menggunakan otoklaf pada tekanan 2 atm, temperature 1210C selama 30
menit.
2. Penanaman bakteri
a. Siapkan sampel yang mengandung bakteri (tanah) sebanyak 1 gram.
b. Sampel tersebut dimasukkan kedalam tabung reaksi pertama 10-1 lalu larutkan dengan
aquades sebanyak 10 ml. aduk sampai homogen.
c. Ambil 1 ml dari tabung 10-1 dengan pipet tetes kemudian pindahkan kedalam tabung
10-2 lalu tambahkan aquades sebanyak 9 ml.
d. Pemindahan dilanjutkan hingga tabung reaksi terakhir dengan cara yang sama.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
1.4 Hasil
1. Morfologi koloni bakteri
Koloni bakteri adalah sekumpulan sel bakteri yang hidup Bersama dalam suatu lingkungan
tertentu. Biasanya bakteri individu akan melekat pada permukaan atau saling berikatan satu
sama lain. Membentuk agregat yang disebut koloni. Berikut adalah hasil pengamatan koloni
bakteri dari kelopok 5 :
4.2 Pembahasan
Pada bagian ini akan membahas dari sterilisasi, pembuatan MAH, pengamatan koloni, jumlah sel
bakteri dan uji sensitivitas yang telah di lakukan.
Berdasarkan hasil praktikum, sterilisasi dengan menggunakan alat otoklof pada suhu 1210C selama 30
menit dengan tekanan 2 atm. Bahan yang disterilkan dengan cara ini akan dilewati oleh uap panas selama
proses sterilisasi berlangsung. Tujuan untuk melakukan sterilisasi adalah untuk menghindari kontaminasi,
yaitu masuknya mikroorganismme yang tidak diinginkan.
Sedangkan pembuatan MHA merupakan media khusus yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri.
Praktikum ini kami membuahkan hasil jika pembuatan MHA yang steril berhasil dan mengikuti sesuai
petunjuk pada buku praktikum.
Pengamatan koloni, dalam praktikum ini kami mengamati bentuk, karakteristik dan morfologi dari
koloni yang terdapat pada media MHA. Terdapat 4 jenis koloni yang dapat kami amati pada praktikum ini
yaitu bundar, tak beraturan dan menyebar, bundar dengan tepian tumpul, dan konsentris.
Adapun uji sentivitas, di kelompok kami tidak menemukan daya hambat jadi kami hanya mengamati
jumlah sel bakteri dan morfologi koloni.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Peralatan dan bahan praktikum sterilisasi, pembuatan MHA dan penanaman bakteri. tabung
reaksi, otoklaf, Erlenmeyer, labu ukur, gelas beaker, kaki tiga dan kasa kawat, cawan petri,
batang pengaduk, pipet tetes, lampu spiritus .
2. Metode sterilisasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan otoklaf untuk menghilangkan
mikroorganisme pada alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum.
3. Pembuatan media MHA dibuat berdasarkan perhitungan yang sesuai dengan aturannya. Media
yang berfungsi sebagai pertumbuhan bakteri.
4. Untuk penanaman bakteri sampel yang digunakan adalah tanah sebanyak 1 gram.
5. Pada praktikum ini kami tidak mendapatkan daya hambat sehingga kami hanya mengamati
morfologi pada koloni dan menghitung jumlah sel bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
https ://academia.edu
Fauzi, Hikmah. 2023. “Sterilisasi dan macam-macamnya”. Lembaga sumber daya informasi,IPB
https ://informasains.com
https ://id.scribd.com
Gambar 1. Hasil praktikum kelompok 5