Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN

PARASITOLOGI
STERILISASI PEMBUATAN MEDIA MHA PENGAMATAN
KOLONI PERHITUNGAN JUMLAH SEL BAKTERI DAN UJI
SENSITIFITAS.

NAMA KELOMPOK:
1.MUHAMMAD REZA 2293029
2.NAILU HASUNA AMALIA 2293031
3.NEZA HISPI SEPTIANINGSIH 2293032
4.NI NYOMAN WIDIANI 2293033
5.PITA KUSUSMA NINGRUM 2293034

DOSEN PENGAMPU : KHAIRIL FAHMI M.SC

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNW MATARAM
2022/2023
BAB 1. PENDAHULUAN

A.1 Tujuan praktikum.

1 .Untuk mengenal alat -alat yang digunakan pada praktikum mikrobiologi alat
sterilisasi,dan cara penggunaannya.

2. Mengetahui jenis media media pertumbuhan dan cara pembuatannya.

A.2 Dasar Teori

Dalam praktikum I ni ada beberapa pengujian yang di lakukan yaitu sterilisasi,


pembuatan media MHA, pengamatan koloni, perhitungan jumlah sel bakter idan uji
sesnsitifitas

Dalam melakukan diagnosa Mikrobiologi sterilisasi sangat diutamakan baik


alat maupun medianya. Suatu alat dikatakan steril apabila alat atau
bahan bebas dari mikroba baik dalam bentuk vegetatif maupun spora. Untuk
itusebagai pemula dalam Mikrobiologi sangat perlu mengenal teknik
sterilisasi, pembuatan media serta teknik penanaman (Dwidjoseputro, 1994).

Sterilisasi dalam Mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikansemua


mikroorgansime yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Adatiga cara utama
yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan
panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi) Apabila panas
digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bilatanpa
kelembaban maka disebut sterilisasi kering (Dwidjoseputro, 1994).

Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah proses untuk mematikan


semuaorganisme yang terdapat pada suatu benda, sehingga didapatkan suatu
kondisiyang bebas cemaran mikroorganisme. Dalam bidang mikrobiologi baik
dalampengerjaan penelitian, keadaan steril merupakan syarat utama berhasil
atautidaknya pekerjaan kita dilaboratorium. Pengetahuan tentang prinsip
dasarsterilisasi sangat diperlukan untuk melakukan pekerjaan di bidang pangan
danmedis. Cara sterilisasi banyak diperkenalkan, namun masih tetap digunakan
caracara dan beberapa bahan seperti digunakan berabad lalu. Berdasar dari

2
haltersebut diatas, maka diadakanlah praktikum “Sterilisasi” ini guna
memberikanpemahaman kepada kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan
sterilisasi sertamenambah pengetahuan dan keterampilan kita tentang teknik atau
tata cara sterilisasi dalam mikrobiologi.

Salah satu cara sterilisasi adalah dengan menggunakan alat otoklaf. Otoklaf
merupakan suatu bejana tahan tekanan yang dilengkapi dengan manometer,
termometer dan klep bahaya. Perlu diperhatikan bahwa bahan-bahan dan alat-alat
yang disterilkan adalah bahan dan alat yang tidak rusak oleh panas dan tekanan
tinggi. Sterilisasi menggunakan otoklaf merupakan cara sterilisasi yang paling baik
karena uap air panas bertekanan tinggi meningkatkan penetrasi uap air ke dalam

sel-sel mikrobia sehingga protein-protein plasma mengalami koagulasi.


Koagulasi protein plasma itulah yang mempercepat proses kematian mikroba.

3
BAB II .TINJAUAN PUSTAKA

3.1 KOLONI BAKTERI

Koloni bakteri adalah kumpulan dari bakteri yang membentuksuatu


kelompok. Bentuk koloni berbeda-beda tiap spesies dan merupakanciri khas bagi
suatu spesies tertentu. Sifat-sifat yang diperlukan dalammenentukan identifikasi
suatu spesies misalnya seperti besar kecilnyakoloni, mengkilat tidaknya, halus
kasarnya permukaan, dan warna koloni.Kebanyakan bakteri mempunyai warna
yang keputih-putihan, kelabu,kekuning-kuningan, atau hampir bening, tetapi
ada juga spesies yangmempunyai pigmen warna yang lebih tegas.
Keberadaan warnadipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti temperatur, pH, dan
oksigenbebas. Ada beberapa spesies yang memerlukan fosfat, ada juga
yangmemerlukan sulfat untuk menimbulkan pigmentasi (Dwidjoseputro, 1987).

Menurut Jutono, dkk. (1980), berikut ini merupakan sifat-sifat khaskoloni


dalam beberapa jenis medium, yaitu:

1. Medium agar lempengan (streak plate dan pour plate)

a. Bentuk koloni akan tampak sebagai titik-titik, bulat, benang, serupaakar,


dan kumparan.

b. Permukaan koloni dasar, timbul mendatar, timbul


melengkung,mencembung, membukit, dan berkawah.

c. Tepi koloni ada yang utuh, berombak, berbelah-belah,


bergerigi,berbenang, dan keriting.

2. Medium agar miringa.

Sifat-sifatnya berkisar pada bentuk dan tepi koloni, dan dinyatakandengan


kata-kata seperti serupa batang dan serupa akar.

3. Medium agar padat (tusukan dalam gelatin/agar)

a. Ada bakteri yang dapat mengencerkan gelatin, ada juga bakteri yangtidak
mampu mengencerkan gelatin.

4
b. Bentuk koloni serupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol,
berjonjot,serupa batang, serupa kawah, mangkuk,corong dan pundi-pundi.

3.2 Sensivitas Bakteri

Sensitivitas bakteri adalah kemampuan suatu bakteri untuk merespon adanya


antibakteri atau zat antimikroba lain yang digunakan untuk menghambat atau
membunuh pertumbuhan bakteri tersebut. Sensitivitas ini bergantung pada sifat
biokimia dan genetik dari bakteri, serta sifat kimia dan farmakokinetik dari
antibakteri yang digunakan.Untuk menentukan sensitivitas suatu bakteri, dilakukan
uji mikrobiologi. Biasanya, uji sensitivitas bakteri dilakukan dengan mengukur
diameter zona hambatan (clear zone) atau zona bebas pertumbuhan (inhibition
zone) di sekitar disk atau cakram yang diberi konsentrasi yang berbeda dari zat
antimikroba. Semakin besar diameter zona bebas pertumbuhan yang terlihat,
menandakan semakin sensitif bakteri tersebut terhadap zat antimikroba yang
digunakan.Pada umumnya, sensitivitas bakteri dibagi menjadi tiga kategori yaitu:

1.Sensitif (Sensitive): Artinya bahwa bakteri tersebut rentan terhadap


zatantimikroba yang digunakan dan dapat dikendalikan oleh penggunaan
zatantimikroba tersebut.

2. Resistensi (Resistant): Artinya bahwa bakteri tersebut tidak sensitif terhadap zat
antimikroba dan tidak dapat dikendalikan oleh penggunaan zat antimikroba
tersebut.

3. Intermediate: Artinya bahwa bakteri tersebut memperlihatkan sensitivitas yang


sedang terhadap suatu zat antimikroba dan memerlukan konsentrasi lebih tinggi
dari pada biasanya untuk menghambat atau membunuh bakteri.Pengetahuan
tentang sensitivitas bakteri sangat penting dalam pengobatan infeksi bakteri.
Antibiotik dan obat antimikroba lainnya hanya efektif jika digunakan pada bakteri
yang sensitif terhadapnya. Oleh karena itu, uji sensitivitas bakteri harus dilakukan
untuk menentukan pilihan obat yang tepat dalam mengobati infeksi bakteri.

5
3.3 Sel Bakteri

Berikut adalah bagian-bagian dalam struktur tubuh bakteri dan fungsinya bagi
kelangsungan hidup organisme ini.

1. Kapsul : adalah salah satu bagian dalam struktur sel bakteri yang terbuat dari
karbohidrat kompleks polisakarida.

2. Selubung sel : Struktur tubuh bakteri umumnya dikelilingi oleh dua lapisan
pelindung, yaitu dinding sel luar dan membran plasma.

3. Dinding sel : Setiap bakteri dikelilingi oleh dinding sel kaku yang terdiri dari
peptidoglikan, yaitu molekul protein-gula (polisakarida).

4. Flagela : adalah struktur seperti rambut pada permukaan bakteri yang dapat
ditemukan pada salah satu ujung bakteri, kedua ujung bakteri, dan seluruh
permukaan bakteri.

5. Pili merupakan tonjolan kecil menyerupai rambut yang muncul dari permukaan
sel luar dan lebih pendek dari flagela.

6. Ribosom : adalah unit berbentuk bulat yang merupakan ‘pabrik’ pada semua sel.
Bagian tubuh bakteri ini berukuran lebih kecil dan memiliki komposisi beserta
struktur molekul yang sedikit berbeda dibandingkan eukariot.

7. Nukleoid : adalah area sitoplasma di mana DNA kromosom berada. Pada struktur
sel bakteri ini bukan nukleus yang terikat dengan membran, melainkan hanya area
sitoplasma di mana terdapat untaian DNA.

8. Sitoplasma (protoplasma) adalah struktur tubuh bakteri berupa matriks seperti


gel yang terdiri dari air, enzim, nutrisi, limbah, dan gas. Bagian tubuh bakteri ini
merupakan tempat untuk pertumbuhan sel.

9. Membran sitoplasma merupakan lapisan dalam struktur sel bakteri yang terbuat
dari fosfolipid dan protein.

10. Plasmid : beberapa jenis bakteri memiliki lingkaran materi genetik ekstra pada
struktur tubuh bakterinya yang disebut plasmid.

6
BAB III.PROSEDUR KERJA

3.1 Sterilisasi

1. Air dimasukkan kedalam autoklaf hingga tanda batasnya.

2. Masukkan rak autoklaf dan NA yang akan di sterilkan

3. Tutup autoklaf dengan baik dan rapat sebelum sterilisasi.

4. Klep pengeluaran uap dibuka.

5. Pemanas autoklaf di pasang

6. Jika uap air keluar(mengfeluarkan suara mendesis)klep pengeluaran udara


ditutuphingga tekanan autoklaf naik menjadi 2 atm dan tempratur suhunya 121c.

7. Bila tempratur dan tekanan yang diinginkan telah tercapai kurangi pemanasan
sehingga tempratur dan tekanannya stabil,biarkan selama 30 menit.

8. Jika sterilisasi sudah selesai biarkan autoklaf mrndingin,jika manometer sudah


mencapai angka 0 dan suhunya turun di bawah 1000C buka klep pengeluaran uap
dengan cara meluruskannya.

9. Ambil NA yang sudah di sterilisasikan.

3.2 pembuatan media MHA

1. Timbang media MHA sebanyak 3,8 gram

2. Lalu encerkan dalam air 100 ml di dalam labu ukur.

3. Setelah itu pindah kan kedalam erlenmeyer lalu panaskan di atas labu
bunsen.Tunggu sampai mendidih dan tercampr sempurna.

4. Lalu di diamankan hingga dingin setelah dingiun masukkan ke dalam cawan perti
sebnayak 50 ml di masing- masing cawan pettri.

7
3.3 Prosedur penanaman bakteri sebagai berikut:

1. Masukkan 1 gram tanah lalu campurkan dengan 9 ml air.

2. Lalu lakukan pengenceran sebanyak 7 kali sampai.berikan label pada tabung


reaksi yang berisi air sesuai dengan pengeceran,yaitu 10-1 ,10-2,10-3,10-4,10-5,10-
6,10-7.

3. Ambil 1 ml air tanah denagn menggunakan pipet steril,lalu masukkan ke dalam


tabung berlabel 10-1(artinya kultur sudah di encerkan sepuluh kali menjadi 10-1)

4. Ratakan campuran pad tabung 10-1 .ambil 1 ml,kemudia masukkab ke dalam


tabung berlabel 10-2.lakukan cara yang sama sampai mendapatkan pengenceran
10-7.

5. Setelah di dapatkan pengenceran 10-7 kaku campurkan kemedia MHA untu


menanam bakteri di dalamnya.

8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 gambar dan morfologi bakteri

a. Bundar

Morfologi koloni bakteri dengan tipe bundar memiliki bentuk yang lebih
kompak, padat, dan terkonsentrasi di tempat tertentu. Pada koloni bakteri bundar,
bakteri-bakteri cenderung berkumpul dan saling berdekatan, membentuk kelompok
yang melingkar atau bulat. Koloni dengan morfologi bundar umumnya memiliki
tepian yang teratur dan halus. Setiap bakteri dalam koloni ini berinteraksi secara
erat satu sama lain dan membentuk suatu massa bundar yang padat.

b. Bundar dengan tepian timbul

Koloni dengan morfologi bundar dan tepian timbul memiliki ciri khas adanya
struktur timbul di tepian koloni yang melingkari pusat bundar. Biasanya, struktur
ini terbentuk karena bakteri menghasilkan gelembung udara dalam koloni atau
menghasilkan polisakarida ekstraseluler yang terkonsentrasi di tepian koloni.
Morfologi ini umumnya ditemukan pada bakteri yang hidup di permukaan air atau
medium semi-padat.

c. Bentuk L

Koloni bentuk-L , adalah varian bakteri yang tidak memiliki dinding sel,
meskipun sebenarnya mereka memiliki peptidoglikan dalam jumlah kecil.

d. Rizoid

Morfologi koloni bakteri tipe rizoid memiliki bentuk yang menerupai akar atau
serabut,dan cenderung memiliki pertumbuhan yang menyebar,menjalar,dan
menembus media pertumbuhan.

9
4.1.2 Jumlah sel bakteri

Syarat jumlah koloni tiap cawan yaitu 30-300 koloni

Jumlah koloni yang di dapet adalah 55(memenuhi syarat)

Menggunakan pengenceran 10-7

Perhitungan jumlah bakteri=55x 10-7=5.500.000.000

4.1.3. Uji sensitifitas

Pada uji sensitifitas yang di lakukan tidak terdapat adaanya zona hambat.

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini akan di di laporkan pembahasan tentang sterilisasi,


pembuatan media MHA, pengamatan koloni, perhitungan jumlah sel bakteri dan uji
sensitivitas pada bakteri yang telah di lakukan.

Sterilisasi Dalam praktikum ini, kami berhasil mendemonstrasikan berbagai


sterilisasi yang umum digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. Dalam
melakukan sterilisasi kami menggunakan Otoklaf listrik. Pada saat proses sterilisasi
menggunakan tekanan ±2 atm dan temperaturnya 121°𝑐. Sterilisasi ini bertujuan
untuk memastikan bahwa peralatan dan media yang digunakan bebas dari
kontaminasi mikroorganisme patogen yang dapat mengganggu eksperimen.

Pembuatan Media MHA merupakan media khusus yang digunakan untuk


pertumbuhan bakteri. Dalam praktikum ini, kami berhasil membuat media MHA
yang steril dan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.Pengamatan koloni
merupakan langkah penting dalam identifikasi dan karakterisasi mikroorganisme.
Dalam praktikum ini, kami melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan koloni
bakteri pada media MHA, dan mencatat karakteristik morfologi, ukuran, dan bentuk
koloni yang diamati. Koloni yg terdapat pada media MHA

10
terdapat 4 jenis koloni yaitu ; bundar, bundar dengna tepian timbul,bentuk l dan
rizoidar. Pada pegamatan jumlah koloni menggunakan mata telanjang sehingga
kemungkinan jumlah koloni dan jenis koloni bakteri yang kami amati hasilnya tidak
akurat.

Penghitungan jumlah sel bakteri dilakukan untuk menentukan kepadatan


populasi bakteri yang ada dalam sampel. Pada pengamatan ini ke-akuratan jumlah
sel bakteri bergantung pada jumlah koloni yang didapat. Kami berhasil menghitung
jumlah sel bakteri yaitu 5.500.000.000 sel/1ml.

Uji sensitivitas dilakukan untuk mengevaluasi aktivitas antibiotik terhadap


bakteri. Dalam praktikum ini, kami mengamati zona hambat yang terbentuk di
sekitar disk antibiotik pada media MHA, yang menunjukkan tingkat sensitivitas
bakteri terhadap antibiotik yang diuji. Akan tetapi pada media MHA yang kami uji,
kami tidak menemukan zona hambat.

11
BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang telah di lakukan dapat


disimpulkan bahwa:

1. Terdapat 4 jumlah koloni bakteri yaitu:bundar tak beraturan,bentuk L dan rizoid.

2. Terdapat jumlah sel 5.500.000.000

3. Tidak adanya zona hambat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 1987. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Malang.

Dwidjoseputro, 1994.Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Jutono, dkk.1980. Pedoman praktikum Mikrobiologi umum (Untuk Perguruan


Tinggi). Yogyakarta : UGM Press.

Modul Praktikum Mikrobiologi Parasitologi Fakultas Ilmu Kesehatan UNW


Mataram.

13
Lampiran

14

Anda mungkin juga menyukai