Anda di halaman 1dari 28

MIKROBIOLOGI

KESEHATAN

SMK Kesehatan Ar-raihan

Noviana, Amd.Si
Pengenalan Mikrobiologi

 Pengertian Mikrobiologi
 Pengenalan alat – alat Laboratorium Mikrobiologi
 Strerilisasi
 Teknik Aseptik
Pengertian Mikrobiologi

Mikrobiologi adalah salah satu cabang dari disiplin ilmu biologi yang
mengkaji makhluk hidup (organisme) berukuran terlalu kecil untuk dapat
dilihat dengan mata telanjang. Objek kajiannya adalah semua makhluk
(hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya : bakteri, fungi,
alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan,
walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk
hidup.

Dalam mikrobiologi, dibutuhkan suatu teknik khusus untuk


mempelajari mikroorganisme. Di laboratorium mikrobiologi dan
bakteriologi untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat
mikroorganisme seperti bakteri diperlukan suatu media sebagai tempat
pertumbuhan mikroorganisme (Collyn and Lyne, 1987). Pengembangan
media kultur bakteri memegang peranan yang sangat penting di bidang
mikrobiologi. Dengan mengisolasi suatu bakteri dan menumbuhkanya
dengan media buatan kita dapat mengidentifikasi, dan mempelajari sifat
suatu bakteri.
Mikrobiologi

Dalam mikrobiologi terdapat berbagai mikroorganisme.


Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat
kecil yang dapat dilihat dengan alat bantu yaitu mikroskop. Setiap sel
tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan
aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan,
menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya.

Beberapa jenis Mikroorganisme seperti :


Bakteri
Fungi
Virus
Alga
Protozoa
Jenis Mikroorganisme

1. Bakteri
Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang
tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Bakteri memiliki bentuk
bermacam-macam yaitu, bulat, batang dan spiral. Beberapa bakteri
memerlukan oksigen untuk pertumbuhannya yang disebut bakteri
aerobik. Untuk beberapa bakteri lainnya, oksigen bersifat racun.
Bakteri ini dinamakan anaerob.
 Bentuk/Morfologi bakteri : a. Basil/Batang

Bakteri berbentuk bulat dikenal sebagai


basil. Kata basil berasal dari bacillus
yang berarti batang.
Jenis Mikroorganisme

b. Bakteri bentuk bola


Bakteri berbentuk bola dikenal sebagai coccus
• Monokokus • Streptokokus
• Diplokokus • Stapilokokus
• Sarkina • Tetrakokus

c. Bakteri bentuk spiral

• Spiral
• Vibrio
• Spiroseta
Jenis Mikroorganisme

 Anatomi Bakteri
Kapsul
Dinding sel
Membran sel
Flagel
Pili
Ribosom
Sitoplasma
Nukleoid (DNA)
Plasmid
Jenis Mikroorganisme

 Anatomi berdasarkan fungsinya


1. Kapsul
Fungsi kapsul pada tubuh bakteri sangatlah penting, untuk menjaga agar tidak
mengering dan melindunginya agar tidak ditelan oleh mikroorganisme lain.
2. Selubung Sel/membran sel
Fungsi selubung sel bisa dibilang sebagai area transpor atau pengangkutan untuk
nutrisi dan area reseptor yang mempermudah interaksinya dengan inang.
3. Dinding Sel
fungsi dinding sel bakteri:
• Memberi bentuk sel
• Melindungi membran sitoplasma dari lingkungan luar
• Menjaga sel agar tidak pecah ketika ada perbedaan besar dalam tekanan
osmotik antara sitoplasma dan lingkungan
• Membantu menambatkan organ pelengkap, misalnya pili dan flagela
Jenis Mikroorganisme

4. Flagela
Flagela adalah alat gerak berbentuk cambuk atau rambut pada permukaan bakteri.

5. Pili
Fungsi pili pada bakteri adalah untuk membantu bakteri menempel pada sel dan
permukaan lain
6. Ribosom
Ribosom adalah bagian berbentuk bulat yang berperan sebagai “pabrik” pada
semua sel
Jenis Mikroorganisme

7. Nukleoid
Nukleoid adalah bagian dari struktur bakteri yang menjadi tempat DNA kromosom..
8. Sitoplasma
Fungsi sitoplasma pada bakteri adalah berperan sebagai tempat pertumbuhan sel.
9. Plasmid
Beberapa jenis bakteri memiliki lingkaran materi genetik ekstra yang disebut
dengan plasmid.
Salah satunya, plasmid mengandung gen yang membuat bakteri resisten terhadap
jenis antibiotik tertentu.
Jenis Mikroorganisme
2. Fungi/ Jamur
Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan harus hidup secara
heterotrof. Umumnya jamur hidup secara saprofit, artinya hidup dari
penguraian sampah sampah- sampah organic seperti bangkai, sisa tumbuhan,
makanan dan kayu lapuk, menjadi bahan-bahan anorganik. Ada pula jamur
yang hidup secara parasit artinya jamur mendapatkan bahan organic dari
inangnya misalnya dari manusia, binatang dan tumbuhan. Adapula yang hidup
secara simbiosis mutualisme, yakni hidup bersama dengan orgaisme lain agar
saling mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis dengan gangga membentuk
lumut kerak.

Jamur uniseluler misalnya ragi dapat mencerna tepung hingga terurai


menjadi gula, dan gula dicerna menjadi alkohol. Sedangkan jamur multiseluler
misalnya jamur tempe dapat mengaraikan protein kedelai menjadi protein
sederhana dan asam amino.
Jenis Mikroorganisme

Pada umumnya jamur dibagi menjadi 2 yaitu: khamir (Yeast)


dan kapang (Mold).
 Khamir.
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara
pertunasan. Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada
kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak
sebesar bakteri yang terbesar.khamir sangat beragam
ukurannya,berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya
dari 5-30 μm atau lebih. Biasanya berbentuk telur,tetapi
beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola.

 Kapang (Mold)
Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2
bagian miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau
dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen
yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm,
dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1
μm. Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama.
Jenis Mikroorganisme

3. Virus
Virus merupakan salah satu jenis mikroorganisme parasit. Virus ini
mempunyai ciri-ciri tidak dimiliki oleh organisme lain. Virus hanya dapat
berkembang biak di sel-sel hidup lain (sifat virus parasit obligat) karenanya,
vius dapat dibiakkan pada telur ayam yang berisi embrio hidup. Untuk
bereproduksi virus hanya memerlukan asam nukleat saja. Ciri lainnya, virus
tidak dapat bergerak maupun melakukan aktivitas metabolisme sendiri.
Selain itu irus tidak dapat membelah diri. Virus tidak dapat diendapkan
dengan sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan.

 Morfologi virus
 Virus berukuran aseluler (tidak mempunyai sel).
 Virus berukuran amat kecil, jauh lebih kecil daripada bakteri.
 Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA).
 Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi
 Tubuh virus terdiri atas kepala, kulit(selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor.
Jenis Mikroorganisme

Anatomi
Virus
Alat- alat Laboratorium Mikrobiologi

Prinsip kerja yang steril dan aseptis merupakan prinsip kerja yang harus
dilakukan pada saat melakukan praktikum atau penelitian di Laboratorium
Mikrobiologi. Kerja yang steril berarti kerja pada kondisi bebas dari semua
bentuk hidup mikroorganisme, termasuk endospora dan virus.
Laboratorium Mikrobiologi harus mempunyai sejumlah alat yang dapat
menunjang proses praktikum dan penelitian di dalamnya.
Pengenalan alat – alat Laboratorium Mikrobiologi

Tugas : Sebutkan nama-nama alat dalam laboratorium


mikrobiologi dan fungsi / kegunaan alat tersebut
Contoh :
No Nama Siswa Nama Alat Kegunaan Alat
1 Mikroskop sebuah alat untuk
(gambar) melihat objek yang
sangat kecil
2

Alat dapat berupa gambar agar dapat mengetahui dan


memahami bentuk dan jenis alatnya.
Sterilisasi

Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan suatu cara untuk mematikan


dan menghilangkan semua organisme yang terdapat pada suatu benda.
Pemindahan biakan bakteri secara aseptik menggunakan salah satu cara
sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, ada pula beberapa peralatan dan media
yang menjadi rusak apabila dibakar. Tiga cara utama yang biasa dipakai dalam
sterilisasi yaitu penggunaan panas, bahan kimia, dan penyaringan atau filtrasi.

1. Sterilisasi Mekanik (Filtrasi)


Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) yaitu teknik sterilisasi
dengan menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil yang
berukuran 0,22mikron atau 0,45 mikron. Cairan yang akan disterilisasi
dilewatkan ke suatu saringan sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi
bahanyang mudah rusak jika terkena panas dan Bbahan yang tidak tahan
panas, misalnya larutan enzim antibiotik.
Sterilisasi
2. Sterilisasi Fisika
Sterilisasi fisika dapat dilakukandengan cara pemanasan dan penyinaran
a. Pemanasan
 Pemijaran (dengan api langsung), yaitu membakar alat pada api secara langsung.
 Panas kering, yaitu sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180⁰C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca, seperti erlenmeyer, tabung reaksi,
cawan.
 Uap air panas, merupakan sterilisasi dengan konsep mirip dengan mengukus.
Bahan yang mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi.
 Uap air panas bertekanan, yaitu sterilisasi menggunakan autoklaf.

b. Radiasi
 Sinar Ultra Violet (UV) dapat digunakan untuk proses sterilisasi.
 Gamma bersumber dari Cu dan Cs dengan aktivitas sebesar 50-500 kilo curie serta
memiliki daya tembus sangat tinggi. digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang
terbuat dari logam, karet serta bahan sintesis seperti pulietilen.
Sterilisasi

3. Sterilisasi Kimia
Sterilisasi kimiawi merupakan sterilisasi menggunakan senyawa
desinfektan. Desinfektan adalah suatu bahan kimia yang dapat membunuh sel-sel
vegetatif dan jasad renik, bersifat merusak jaringan. Contoh desinfektan adalah
alkohol, fenol, dan halogen.
 Metode dan Kondisi Sterilisasi

Metode Sterilsasi Kondisi


Autoklaf Suhu 121⁰C selama 15 menit, 134⁰C 3 menit
(Cara Panas Basah)
Oven Suhu 160⁰C selama 120 menit, atau
(Cara Panas Kering) Suhu 170⁰C selama 60 menit, atau
Suhu 180⁰C selama 30 menit
Radiasi Sinar γ, Elektron dipercepat Cobalt 60 dengan dosis 25 KGy
(Cara Dingin)
Gas Etilen Oksida 800-1200 mg/L 45-63⁰C, RH 30-70% 1-4 jam
(Cara Dingin)
Filtrasi Membran filter steril dengan pori ≤ 0,22 µm
(Removal Bakteri)
Sterilisasi

Titik kritis sterilisasi, selain melakukan prosedur sterilisasi dengan benar,


juga memilih metode sterilisasi yang tepat berdasarkan sifat fisika kimia bahan aktif,
terutama stabilitas alat/bahan terhadap panas. Alat yang tahan akan pemanasan,
misalnya: beaker glass, gelas kimia, erlenmeyer, batang pengaduk, batang pipet, dapat
dilakuakn sterilisasi menggunakan cara panas, baik panas basah (autoklaf) ataupun
panas kering (oven). Alat yang tidak tahan panas, misalnya tutup pipet, wadah sediaan
yang terbuat dari plastik tidak tahan panas, dapat disterilkan dengan menggunakan
cara dingin, misalnya dengan dialiri gas etilen oksida atau disterilkan dengan cara
radiasi. Apabila tidak memungkinkan dilakukan sterilisasi dengan cara tersebut, maka
dilakukan desinfeksi dengan cara merendam alat tersebut dalam alkohol 70% selama
24 jam (hal ini belum menjamin sterilitas alat).
Untuk sterilisasi bahan, selain memperhatikan stabilitas bahan terhadap
panas, perlu kita perhatikan bentuk bahan. Untuk bahan dengan bentuk serbuk,
semisolida, liquid berbasis non air (misalnya cairan berminyak) yang stabil terhadap
pemanasan, maka pilihan metode utama untuk sterilisasi adalah menggunakan panas
kering (oven). Bila bentuk bahan yang akan disterilisasi adalah likuida berbasis air,
maka pilihan utama sterilisasinya adalah menggunakan panas basah (autoklaf).
Sterilisasi

Alat Laboratorium yang sering digunakan untuk mensterilisasi alat dan bahan dengan
sterilisasi yaitu Autoklaf
 Autoklaf
Autoklaf merupakan suatu alat pemanas tertutup yang digunakan untuk
mensterilisasi suatu benda menggunakan uap dengan temperatur 121⁰C sampai 134 ⁰C
dan tekanan maksimum 2 bar dengan waktu kurang lebih 45 menit waktu pemanasan
dan 15 menit untuk proses sterilisasi. Penurunan tekanan pada autoklaf berfungsi
untuk meningkatkan temperatur dalam autoklaf sehingga mikroorganisme akan
terbunuh. Autoklaf ditujukan untuk sterilisasi alat yang mengandung endospora, yaitu
sel resisten yang diproduksi oleh bakteri yang tahan terhadap pemanasan, kekeringan,
dan antibiotik.
Sterilisasi

 Cara kerja Autoklaf


1. Cek dahulu volume air dalam autoklaf, pastika tinngi air pada batas yang
telah ditentukan. Lebih baik air yang digunakan air hasil destilasi, untuk
menghindari adanya kerak atau karat.
2. Masukan alat dan bahan yang akan disterilkan.
3. Tutup autoklaf dengan rapat dan kencang agar uap tidak keluar. Klep
pengaman autoklaf jangan dikencangkan dahulu.
4. Nyalakan sumber panas/api, lalu atur timer minimal 15 menit dengan suhu
121⁰C.
5. Tunggu air mendidih untuk menciptakan uap yang memenuhi
kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman.
Kencangkan klep pengaman sampai selesai. Waktu 15 menit dihitung mulai
dari tekanan mencapai 2atm/15psi
6. Jika sudah 15 menit matikan sumber panas dan tunggu tekanan turun
sehingga tekanan sama dengan udara dilingkungan yaitu 0.
7. Angkat alat dan bahan yang telah disterilkan.
Teknik Aseptik

Sebelum membiakkan mikroba hal yang pertama kali dilakukan


adalah melakukan sterilisasi media segera setelah disipakan yang
biasanya dipanaskan. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan
mikroba dari kontaminan, sehingga bahan dan semua alat labiratorium
harus steril. Untuk mensterilkan alat dan bahan menggunkan teknik
sterilisasi.
Teknik yang digunakan dalam pencegahan kontaminasi selama
membuat dan mensterilkan medium kultur disebut Teknik aseptik.
Penguasaan teknik ini diperlukan dalam keberhasilan laboratorium
mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan
yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi pemula.
Teknik Aseptik

Teknik aseptik pemindahan media


agar ksteril ke cawan petri.

Teknik aseptik pemindahan


biakan mikroorganisme
Teknik Aseptik

Macam – macam teknik aseptik :


1. Desinfeksi Meja Kerja
Sebelum melakukan praktikum sebaiknya bersihkan dan disinfeksikan meja kerja
terlebih dahulu untuk menghindari kontaminasi mikroba lain. Disinfeksi adalah
proses di mana mikroorganisme nonsporing vegetatif hancur.

Cara disinfeksi meja kerja :


 Pastikan semua media dan larutat tidak ada yang terbuka.
 Letakkan perlatan dan bahan yang digunakan pada posisi yang mudah dijangkau.
 Semprotkan cairan desinfektan kemudian lap permukaan meja, kursi dan benda-
benda lainnya yang akan digunakan untuk bekerja. Desinfektan yang
direkomendasikan adalah etanol karena memiliki efek cepat membunuh mikroba.
 Nyalakan api bunsen untuk menciptakan lingkungan aseptis atau bebas dari
mikroba udara.
Teknik Aseptik
Macam – macam teknik aseptik :
2. Membakar Tepi Cawan Petri dan Mulut Tabung
Reaksi / Erlenmeyer
 Teknik ini digunakan untuk memastikan tidak adanya
mikroba yang menempel ditepi cawan, mulut tabung
reaksi atau erlenmeyer.
 Penutup tabung reaksi dan erlenmeyer seharusnya
terbuat dari bahan yang mudah dilepas-tutup, seperti
menggunakan kain kasa dibalut kapas (cotton plug).
 Sterilkan tepi cawan petri sebelum dibuka dengan cara
melewatkannya diatas api bunsen dengan cepat dan
kontinyu. Jangan terlalu panas sehingga membuat
media menjadi rusak / meleleh.
 Sterilisasi tabung reaksi / erlenmeyer adalah dengan
membakar bagian mulut tabung. Gunakan salah satu
tangan untuk memegang tabung reaksi / erlenmeyer.
Tangan lain membuka penutup dengan bantuan jari
kelingking atau jari telunjuk bersama jari tengah.
Mulut tabung / erlenmeyer dilewatkan diatas api
bunsen 2 - 3x.
Teknik Aseptik

Macam – macam teknik aseptik :


3. Transfer Biakan Secara Aseptis
 Gunakan jarum ose untuk mengambil
kultur koloni bakteri.
 Bersihkan kedua tangan dengan
alkohol 70%.
 Bakar ujung jarum ose hingga memijar
didalam api bunsen.
 Sterilkan tepi cawan petri sebelum
dibuka.
 Buka penutup cawan petri mengunakan
ibu jari tidak lebih dari 45 derajat.
 Ambil kultur bakteri dan transfer ke
cawan petri lainnya.
Teknik Aseptik di bidang kesehatan

Kulit adalah garis pertahanan pertama tubuh melawan kuman.


Seseorang rentan terhadap infeksi segera setelah kulitnya robek, terlepas dari
apakah itu terjadi akibat cedera yang tidak disengaja atau sayatan bedah.
Teknik aseptik dari praktik sederhana, seperti menggunakan alkohol
untuk mensterilkan kulit, hingga aseptis bedah lengkap, yang melibatkan
penggunaan baju steril, sarung tangan, dan masker. Profesional perawatan
kesehatan menggunakan praktik teknik aseptik di rumah sakit, ruang operasi,
klinik rawat jalan, dan tempat perawatan kesehatan lainnya. Menggunakan teknik
aseptik mencegah penyebaran infeksi oleh kuman berbahaya.
Profesional perawatan kesehatan menggunakan teknik aseptik ketika
mereka: melakukan prosedur pembedahan melakukan biopsi membalut luka
operasi atau luka bakar menjahit luka memasukkan kateter urin, drainase luka,
jalur intravena, atau selang dada pemberian suntikan menggunakan instrumen
untuk melakukan pemeriksaan vagina melahirkan bayi

Anda mungkin juga menyukai