Anda di halaman 1dari 30

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikrobiologi merupakan cabang ilmu dari biologi yang khusus mempelajari jasad-

jasad renik. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani (micros, kecil, bios , hidup, dan

logos, pengetahuan) sehingga secara singkat dapat diartikan bahwa mikrobiologi adalah

ilmu yang mempelajari tentang mahluk-mahluk hidup yang kecil-kecil. Mahluk-mahluk

hidup yang kecil-kecil tersebut disebut juga dengan mikrooprganisme, mikrobia,

mikroba, atau jasad renik.Mikrobiologi memerlukan ilmu pendukung seperti kimia,

fisika, dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dan biokimia. Dalam

mikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan mikroba,

macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya, metabolisme

mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan, mikroba terapang

di bidang lingkungan dan pertanian. Mikrobilogi lanjut telah berkembang menjadi

bermacam-macam ilmu yaitu virologi, bakteorologi, mikologi, mikrobiologi pangan,

mikrobiologi tanah, mikrobiologi industri, dan sebagainya yang mempelajari mikroba

spesifik secara lebih rinci atau menurut kemanfaatannya. (Gunawan Graha, 2014).

Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami oleh

praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan cara

penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan dilakukan

berjalan dengan baik. Dalam melaksanakan praktikum, seperti biasa para praktikan akan

melakukan perhitungan dan pengukuran. Dalam hal ini, maka penggunaan dan ketelitian

praktikan dalam menggunakan alat adalah hal yang penting, dimana hal tersebut dapat
2

menentukan hasil akhir dari praktikum. Untuk dapat meningkatkan ketelitian praktikan

adalah dengan memperhatikan dan memahami alat yang akan digunakan. Salah satu

contohnya adalah alat-alat yang memiliki skala, dimana skala-skala yang dimiliki

masing-masing alat tentunya akan berbeda, dan tentu saja juga memiliki tingkat

ketelitian yang berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka akan semakin besar

tingkat ketelitiaannya. (Widi Restu 2012).

Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua

organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Ketika anda untuk pertama

kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya anda telah

menggunakan salah satu sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun kebanyakan peralatan dan

media yang umum dipakai dalam pekerjaan mikrobiologis akan menjadi rusak bila

dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif. Steril merupakan syarat

mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi. Dalam melakukan sterilisasi,

diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secar sempurna, dalam arti

tidak ada mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media. Sterilisasi adalah proses

untuk menjadikan alat-alat terbebas dari segala bentuk kehidupan. Seperti yang telah

disebutkan bahwa tujuan sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme yang tidak

diinginkan agar tidak ikut tumbuh. (Bayu Apriliawan, 2015).

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari

campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk

pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa

molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media,
3

pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan

juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air (H2O)

sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana agar-agar tersebut berfungsi sebagai

pemadat media. (Putri Iga, 2012).

Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan satu mikrobiadari mikrobia lainnya

yang bertujuan untuk mendapatkan spesies tunggal dengan sifat - sifat yang diinginkan.

Untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang hidup dalam bahan pangan dapat

dilakukan isolasi mikrobia, dengan cara menggoreskan suspensi campuran sel pada

suatu media padat di dalam cawan petri kemudian menginkubasikannya, sehingga setiap

sel akan tumbuhmembentuk koloni dan memudahkan untuk memisahkannya. Isolasi

adalah suatu metode untuk memisahkan mikroorganisme dalam medium menjadi sel

yang individu yang disiapkan untuk mendapatkan spesies tunggal. Pada prinsipnya

percobaan isolasi dimulai dengan membuat suspensi bahan sebagai sumber mikrobia.

Lalu suspensi tersebut dituangkan atau digoreskan (dengan menggunakan jarum ose

steril) pada media yang sebelumnya telah disediakan terlebih dahulu. (Gizhardi Fikrianda,

2014.

B. Tujuan Praktikum

1. Untuk mengenal alat – alat yang akan di gunakan pada saat praktikum.

2. Untuk mengetahui cara menggunakan, pembersihan, dan persiapan alat – alat

praktikum.

3. Untuk mengetahui pentingnya sterilisasi dana cara pelaksanaaan nya.

4. Untuk mengetahui cara pembuatan media PDA dan NA.


4

5. Untuk mengetahui pengisolasian Moist Chamber.

6. Untuk mengetahui berbagai jenis mikroba yang ada pada lingkungan sekitar.
5

II. TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan mikrobiologi dimulai dengan terbukanya rahasia suatu jenis

mikroorganisme melalui pengamatan Leuwenhoek pada tahu 1675. Hal ini

menimbulkan rasa ingin tahu di kalangan para ilmuwan mengenai asal mula

kehidupan.Namun kurang lebih pada pertengahan tahun 1860 an, ketika teori generatio

spontanea dibuktikan ketidakbenarannya dan prinsip biogenesis diterima, pengetahuaan

mengenai mikroorganisme tidak lagi bersifat spekulatif semata-mata. Selama priode

berikutnya antara tahun 1960 dan tahun 1900, banyak dilakukan poenemuan dasar yang

penting. Perkembangan teori nutfa penyakit dalam tahun 1876, hal ini tiba-tiba

menimbulkan minat terhadap prosedur laboratoris untuk mengisolasi dan ,mencitrakan

mikroorganisme. Didalam periode ini ditemukan banyak mikroorganisme penyebab

penyakit serta metode-metode untuk mencegah dan mendiagnosis serta mengobati

penyakit-penyakit tersebut.Penemuan-penemuan di bidang mikrobiologi kedokteran

membawa perombakan yang besar dan cepat didalam praktik kedokteran.Periode

terakhir tahun 1910 sampai sekarang ditandai dipergunakan banyak metode dan

peralatan mutakhir, seperti mikroskop elektron dan komputer.(Gunawan Graha, 2014).

Dalam suatu laboratorium, ada banyak jenis alat – alat yang digunakan, salah

satu jenis alat yang sering digunakan dalam laboratorium mikrobiologi adalah alat

sterilisasi.Media biakan yang telah disterilkan harus diberi penutup agar tidak dicemari

oleh mikroorganisme yang terdapat disekelilingnya.Pemanasan basah bertekanan tinggi

(autoklaf) dapat digunakan untuk mensterilkan larutan komponen media, bahan dan alat-

alat yang tahan terhadap pemanasan tinggi.Sterilisasi ini lebih baik dibandingkan
6

sterilisasi dengan pemanasan kering karena dengan autoklaf tidak hanya mematikan

mikroorganisme tapi juga mematikan sporanya.Waktu sterilisasi sangat bervariasi,

tergantung dari ukuran obyek yang disterilkan.Lamanya waktu sterilisasi bahan cair (air,

media) tergantung pada volume cairan yang disterilkan. Sterilisasi alat gelas dan metal

dapat dilakukan dengan pemanasan kering. (Fikri Afrizal, 2017).

Dalam suatu laboratorium, ada banyak jenis alat – alat yang digunakan, salah satu

jenis alat yang sering digunakan dalam laboratorium mikrobiologi adalah alat sterilisasi.

Dalam laboratorium, sterilisasi media dilakukan dengan menggunakan autoklaf yang

menggunakan tekanan yang disebabkan uap air, sehingga suhu dapat mencapai

1210C.Sterilisasi dapat terlaksana bila mencapai tekanan 15 psi dan suhu 1210C selama

15 menit. Media biakan yang telah disterilkan harus diberi penutup agar tidak dicemari

oleh mikroorganisme yang terdapat disekelilingnya (Lay,W.B, 1994).

Sejarah sterilisasi di mulai dari zaman selepas perang di Berlin. Perusahaan yang

Alfred Gebauer dan Kurt Thiede bekerja sebagai manajer ditnggal dalam kehancuran,

semua telah dihancurkan dan tiada peluang pekerjaan.Satu peluang muncul untuk kedua-

dua mereka untuk mencari pekerjaan dalam produksi secara kecil-kecilan dalam bidang

alat laboratorium. Tetapi konflik antara timur dan barat semakin kuat pada zaman awal

lima puluhan, dan majikannya di bahagian Soviet Berlin, mereka mengambil keputusan

untuk memulakan perusahaan di Berlin barat, lebih telitinya dinamakan Bahagian

Perancis. Pada 1 May 1951, operasinya bermula dengan dua pendirinya, Alfred Gebauer

dan Kurt Thiede dengan nama Gebauer & Co serta dua montir dimajikan. Pendiri

mempunyai ide menumpu terutamanya kepada keberishan dalam bidang medis dan
7

pergigian, dan tumpuan ini masih diteruskan oleh MELAG Medizintechnik sehingga

kini. (Melag, 2017).

Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien)

yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme.

Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan

medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya,

yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan

vitamin).Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme

apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan bahan pemadat

50%.(Fikri Afrizal, 2017).

Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut

harus memenuhi syarat-syarat antara lain : Harus mengandung semua zat hara yang

mudah digunakan oleh mikroba. Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan

permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan.Harus

mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba.Harus berada dalam

keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang diinginkan dapat tumbuh

baik.(Fikri Afrizal, 2017).

PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan media yang sangat umum yang

digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir. Komposisi

Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga agar. Bubuk

kentang dan juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur dan khami. Potato

Dextrose Agar juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme

menggunakan metode Total Plate Count. Perindustrian seperti industri makanan, industri
8

produk susu dan juga kosmetik menggunakan PDA untuk menghitung jumlah

mikroorganisme pada sample mereka.Karena fungsinya yang dapat

mengembangbiakkan jamur, sekarang ini PDA juga banyak digunakan oleh

pembudidayan jamur seperti jamur tiram. Untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit

jamur, biasanya pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dan juga

menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat terjadinya pertumbuhan bakteri.

(Fikri Afrizal, 2017).

NA (Nutrien Agar) adalah medium yang digunakan sebagai media pertumbuhan

bakteri. NA di buat dengan komposisi agar–agar yang sudah dipadatkan sehingga NA

juga bisa disebut sebagai nutrisi padat yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri.

Fungsi agar–agar hanya sebagai pengental namun bukan zat makanan pada bakteri, agar

dapat mudah menjadi padat pada suhu tertentu. Medium Nutrien Agar adalah salah satu

medium padat yang memiliki komposisi yaitu agar–agar yang telah di panaskan dan

mencair dengan suhu 950C. (Fikri Afrizal, 2017).

Isolasi mikrobia pada prinsipnya adalah memisahkan suatu jenis mikrobia dengan

jenis mikrobia lainnya dengan asal mikrobia yang terdiri dari berbagai macam

spesies.Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkan pada media padat. Pada media

padat ini sel-sel akan membentuk suatu koloni sel yang tetap. Jika sel-sel tersebut

tertangkap oleh media pada beberapa tempat yang terpisah maka setiap sel atau

kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah sehingga

memudahkan pemisahan selanjutnya. (Fikri Afrizal, 2017).

Mikroorganisme ataupun mikroba adalah mikro organisme yang berukuran sangat

kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantu. Mikroorganisme disebut juga
9

organism mikroskopik.Mikroorganisme sering kali bersel tunggal (uniselder) mau pun

bersel banyak (multi selder).Namun beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh

mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak dapat di lihat dengan mata

telanjang.Virus juga termasuk kedalam mikroorganisme meskipun bersifat selder.(Fikri

Afrizal, 2017).
10

III. BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Praktikum Mikrobiologi dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi ruang 2.07

Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution Kelurahan Air

dingin, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru. Praktikum dilaksanakan selama satu

minggu dimulai tanggal 22 - 29 Desember 2017.

B. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum Mikrobiologi adalah : Kentang,

daging sapi, aquades, daun yang terinfeksi jamur, tepung agar-agar, gula, tempe busuk,

susu basi, air comberan.

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi adalah: Autoklaf, oven,

kompor gas, cawan petri, kulkas, tabung reaksi, jarum 0se, beaker gelas, labu

Erlenmeyer, kaca obyek, kaca penutup, mikroskop, pipet tetes, gelas ukur, laminar air

flow, pisau kater, penggaris, timbangan, kapas, kertas kasa, pinset, aluminium foil, dan

alat tulis.

C. Pelaksanaan Praktikum

1. Pengenalan alat laboratorium

Pada pengenalan alat praktikum, asisten dosen menjelaskan nama-nama alat

laboratorium, fungsi alat, dan cara penggunaan alat tersebut, asisten dosen juga

memberikan contoh bagaimana cara menggunakan alat laboratorium.


11

2. Sterilisasi

Proses sterilisasi terbagi menjadi 2 metode, yaitu metode kering dan metode basah,

pada praktikum sterilisasi, yang dilakukan adalah sterilisasi dengan metode basah

dengan cara sebagai berikut :

a. Siapkan alat yang akan di sterilisasi, seperti cawan petri, toples kaca, breaker

glass dan labu erlenmeyer.

b. Kemudian bungkus alat yang akan di sterilisasi menggunakan aluminium foil

hingga seluruh permukaan alat tertutup dengan sempurna.

c. Selanjutnya siapkan autoklaf dan periksa bagian autoklaf hingga sudah aman

untuk digunakan, tambahkan air bila perlu.

d. Masukkan alat yang sudah di persiapkan ke autoklaf dan kunci rapat autoklaf

hingga dapat dipastikan tidak ada udara yang keluar dari autoklaf.

e. Selanjutnya tunggu proses sterilisasi dengan autoklaf hingga penunjuk suhu

sampai 121̊C atau selama 15 menit (di tandai dengan keluarnya uap dari

autoklaf).

f. Setelah dingin alat-alat sudah dapat di keluarkan dari autoklaf dan alat pun sudah

dapat digunakan.

3. Pembuatan media

a. Pembuatan media PDA ( potato dextrose agar ):

1) Siapkan kentang lalu timbang dengan berat 100g, kupas kentang, lalu dicuci

dan dipotong dadu kecil-kecil.

2) Setelah itu direbus dengan 500 ml air aquades di dalam panci dengan api

sedang.
12

3) Setelah 15 menit, pisahkan ekstrak kentang (air rebusan) dengan kain saring

kemudian ekstrak dipanaskan lagi, lalu ditambahkan 10 gr gula dan 10 gr

tepung agar sambil diaduk sampai homogen.

4) Masukkan medium kedalam toples kaca selai, kemudian tutup dengan

aluminium foil, setelah itu lakukan proses sterilisasi pada suhu 121̊C selama

15 menit.

5) Setelah selesai sterilisasi, simpan medium pada tempat khusus (kulkas).

b. Pembuatan madia NA ( nutrient agar ):

1) Siapkan daging dan timbang 100 g, dicuci dan dipotong dadu kecil-kecil.

2) Setelah itu direbus dengan 500 ml air.

3) Lalu pisahkan ekstrak daging (air rebusan) dengan kain saring, kemudian

ekstrak dipanaskan lagi, lalu ditambahkan 10 gr gula dan 10 gr tepung agar

sambil diaduk sampai homogen.

4) Masukkan medium kedalam toples selai kaca kemudian tutup dengan

aluminium foil, setelah itu lakukan proses sterilisasi pada suhu 121̊C selama

15 menit.

5) Setelah selesai sterilisasi, simpan medium pada tempat khusus (kulkas).

4. Pembuatan Moist Chamber

a. Siapkan cawan Petridis dengan dilapisi kertas kasa.

b. Ambil daun yang terserang jamur.

c. Potong bagian daun yang terserang jamur dengan ukuran 2x2 cm.

d. Letakkan potongan dicawan Petridis.


13

e. Kemudian basahkan kertas dengan aquades agar kelembaban terjaga dan

perkembang biakan jamur terjadi.

f. Kontrol kelembaban 2 hari sekali.

5. Pengamatan Mikroba

a. Ambil kaca obyek yang telah sterilisasi menggunakan alkohol.

b. Ambil satu persatu bagian dari tempe, susu basi, dan air comberan

menggunakan jarum lalu letak kan pada kaca obyek.

c. Kemudian tetesi dengan air aquades.

d. Tutup kaca obyek dengan kaca penutup.

e. Kemudian amati dengan mikroskop.

D. Parameter Pengamatan

1. Pengenalan Alat Labor

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam

pelaksanaan praktikum mikorbiologi pertanian, cara penggunaannya dan fungsinya.

Serta mengetahui alat-alat praktikum yang tersedia di laboratorium untuk menunjang

aktivitas praktikum mikrobiologi.

2. Sterilisasi

Untuk mengetahui cara mensterilkan alat-alat yang digunakan saat pelaksanaan

praktikum. Dengan tujuan agar tidak ada lagi mikroba yang terkontaminasi sewaktu

praktikum dilakukan dikarenakan alat yang digunakan belum steril.


14

3. Pembuatan Media PDA dan NA

Melakukan pengamtan terhadap media PDA dan NA sebelum dilakukan perebusan

dan setelah dilakukan perebusan serta mengamati perubahan warna media PDA dan NA

setelah dilakukan strelisasi.

Tabel 1. Pengamatan Warna PDA dan NA Sebelum dan Setelah direbus


No Warna Sebelum Direbus Warna Sesudah Direbus
1. PDA : Pembahasan pada bab IV PDA : Pembahasan pada bab IV
2. NA : Pembahasan pada bab IV NA : Pembahasan pada bab IV

Tabel 2.Pengamatan Warna PDA dan NA Setelah di Sterilisasi.


No Warna Media Setelah Disterilisasi
1. PDA : Pembahasan pada bab IV
2. NA : Pembahasan pada bab IV

4. Moist Chamber

Melakukan pengamatan terhadap mikroba pada daun yang terserang penyakit

jamur.

Tabel 3.Pengamatan Moist Chamber Terhadap Daun Cabai dan Daun Kedelai.

Pengamatan ke-1 Pengamatan ke-2 Pengamatan ke-3

Pembahasan pada bab IV Pembahasan pada bab IV Pembahasan pada bab IV

5. Pengamatan Mikroba

Melakukan pengamatan terhadap mikroba jamur,bakteri,dan protozoa pada

tempe busuk,susu basi dan air comberan.

a. Gambar Jamur............................................................

b. Gambar Bakteri..........................................................
15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengenalan Alat Praktikum Mikrobiologi dan Fungsinya

Sebelum melakukan praktikum, mahasiswa diwajibkan mengenal dan memahami

carakerja dan fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk menghindari

kecelakaan kerja, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat,

praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna.

Tabel 4.Pengenalan alat praktikum mirobiologi.


No Nama Alat Fungsi Gambar
1 Autoklaf Untuk mensterilisasi
alat dan medium

2 Kulkas Untuk menyimpan


isolate mikroba dan
lain-lain

3 Cawan Petri Untuk


menumbuhkan,
memelihara serta
membiakkan
(kultivasi)
mikroorganisme
16

4 Tabung Reaksi Tempat medium


untuk isolasi
biakkan murni
mikroba, serta untuk
menguji sifat-sifat
pertumbuhan
mikroba

5 Jarum Ose Untuk mengambil


bakteri dari medium
pada waktu isolalsi

6 Breaker gelas Tempat melarutkan


bahan-bahan untuk
membuat medium

7 Labu Erlenmeyer Tempat medium dan


membiakkan
mikroba
17

8 Kaca obyek biasa Untuk membuat


preparat lekapan
basah dari mikroba

9 Mikroskop Untuk mengamati


objek yang sangat
kecil (mikroskopis)
yang tidak dapat
dilihat dengan mata
telanjang

10 Pipet Tetes Untuk mengambil


larutan dan suspense
mikroba

11 Gelas ukur Untuk mengukur


volume larutan
18

12 Neraca Analitik Untuk menimbang


bahan kimia dan
lain-lain

13 Laminar Air Flow Tempat untuk


melakukan isolasi
mikroba agar tidak
terkontaminasi oleh
mikroba udara

14 Kapas Untuk menutup labu


erlenmeyer saat
proses sterilisasi

15 Kertas kasa Untuk media


pelembab pada
cawan petri

16 Pinset Untuk mengambil


mikroba yang sudah
di inkubasi
19

17 Aluminium foil Untuk membungkus


alat dalam proses
sterilisasi

18 Panci Untuk melarutkan


dan mengekstrakkan
bahan untuk media
PDA dan NA

Setelah melakukan praktikum pengenalan alat yang dipakai dalam praktikum

mikrobiologi pertanian, mahasiwa mejadi tahu tentang alat-alat apa saja yang digunakan

dalam praktikum mikrobiologi pertanian beserta fungsinya. Salah satu contohnya yakni l

autoklaf yang fungsinya untuk mensterilkan alat labor.

B. Sterilisasi

Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat, bahan, dan kemasan

dari segala macam bentuk mikroorganisme. Sterilisasi terbagi menjadi 2 macam, yaitu

sterilisasi basah dan sterilisasi kering.

Pada praktikum mengenai sterilisasi ini, kami melakukan sterilisasi basah,

Sterilisasi ini kami lakukan dengan menggunakan alat autoclaf dan menggunakan

aluminium foil untuk membungkus Erlenmeyer, cawan petridis, pinset, dan tabung

reaksi.
20

Sterilisasi basah yang menggunakan autoclave ini membutuh kan uap air jenuh

bertekanan tinggi dengan suhu 121oC selama 15 menit dengan tekanan 1 atm. Jadi, hasil

dari alat-alat yang di sterilisasikan akan menjadi bersih secara maksimal dan tidak

terkontaminasi dengan bakteri atau mikroba yang tidak di inginkan.

C. Pembuatan Media PDA dan NA

Tabel 5. Perubahan warna media PDA dan NA


No Warna Sebelum Direbus Warna Sesudah Direbus

1. PDA : Krim Kecoklatan PDA : Putih Krim

2. NA : Krim Kecoklatan NA : Lebih jernih

Penjelasan: Perubahan warna pada PDA dan NA diakibatkan oleh pemanasan

sehingga serat yang terdapat pada kentang dan daging menyatu bersama air rebusan

tersebut, dapat dilihat dari warna kentang dan daging yang sedikit memucat dan juga

tekstur daging dan kentang menjadi lebih empuk, sehingga dimana air kentang tersebut

menjadi kuning dan air daging tersebut menjadi coklat keruh.

Tabel 6. Perubahan warna media PDA dan NA setelah sterilisasi


No Warna Media Setelah Disterilisasi

1. PDA :Kuning Keruh

2. NA :Coklat Tua

Penjelasan : Pada proses sterilisasi media PDA dan NA yang berpengaruh besar

terhadap perubahan warna menjadi pekat terjadi akibat uap air jenuh bertekanan pada

suhu 121oC selama 15 menit dengan tekanan 1 atm.

D. Moist Chamber
21

Moist chamber adalah pengaturan untuk isolasi dari bahan alami yang dibiakkan

diruang lembab. Isolasi langsung dari mikroba sering kali lebih efektif jika subtract

alami telah disimpan lembab selama satu minggu atau lebih agar mikroba tumbuh dan

berporulasi.

Tabel 7.Hasil Pengamatan moist chamber.


Pengamatan ke-1 Pengamatan ke-2 Pengamatan ke-3

Dari hasil praktikum pembuatan moist chamber yang telah dilakukan, bercak

hitam pada daun bertambah banyak yang menandakan bahwa daun terserang bakteri.

E. Pengamatan Mikroba

Pada pengamatan mikroba, mikroorganisme yang terdapat pada susu basi, tempe,

dan air comberan dengan menggunakan mikroskop.

Hasil Pengamatan Mikroba.


Tabel 8.Hasil pengamatan miroba.
Susu Basi Tempe Busuk Air Comberan
22

Hasil pengamatan mikroba Hasil pegamatan mikroba Hasil pengamatan


pada Susu basi. pada tempe basi. mikroba pada
aircomberan.

Setelah dilakukan pengamatan, terdapat kehidupan organisme seperti jamur pada

tempe, protozoa pada air comberan, dan bakteri pada susu basi, untuk lebih jelas dapat di

lihat pada gambar yang ada pada dokumentasi praktikum.


23

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada proses sterilisasi dengan autoklaf menggunakan uap air jenuh bertekanan

pada suhu 121oC selama 15 menit. Alat yang akan distrelisasi terlebih dahulu dibungkus

dengan aluminium foil, hal ini bertujuan agar seluruh mikroorganisme mati dan alat

steril.

Supaya mikroorganisme tumbuh dengan baik, maka medium kultur harus

mengandung semua nutrient yang diperlukan dalam keadaan seimbang, tidak

mengandung zat-zat penghambat, dalam keadaan steril, mempunyai tekanan osmose

yang sesuai, dan mempunyai keasaman (PH) yang sesuai.

Dalam pembuatan moist chamber ini harus di kontrol kelembaban 2 hari sekali

karena dengan kondisi yang lembab proses isolasi dari bahan alami yang dibiakkan

dapat berlangsung dengan baik.

Dengan pengamatan mikroba ini kita dapat mempelajari koloni serta sifat jamur

pada tempe busuk, bakteri pada susu basi, dan protozoa pada air comberan.

B. Saran

Saran saya untuk kedepannya agar waktu pelaksanaan praktikum lebih di

efisienkan lagi, kemudian fasilitas alat-alat praktikum lebih dilengkapi sesuai dengan

kebutuhan praktikum mahasiswa/i, dan juga sebaiknya ruangan labor tidak digabung

dengan kelas mahasiswa/i atau di buat ruangan khusus yang lebih luas agar dapat

memberikan kenyaman dalam melaksanakan praktikum.


24
25

DAFTAR PUSTAKA

Bayu Apriliawan. 2015. Laporan Mikrobiologi Umum Sterilisasi. (Online :


http://bayuapriliawan22.blogspot.co.id/2015/07/praktikum-mikrobiologi-umum-
sterilisasi.html. Di akses pada 26 Desember 2017).
Fikri Afrizal. 2017. Fiki Afrizal Jouerney. (Online :
http://afrizalpcf.blogspot.co.id/2017/03/. Di akses pada 26 Desember 2017).
Gizhardi Fikrianda. 2014. Resume Praktikum Mikrobiologi. (Online :
http://www.academia.edu/11180481/Resume_Praktikum_Mikrobiologi_UNPAD_
2014. Di akses pada 26 Desember 2017).
Gunawan Graha. 2014. Pengertian Mikrobiologi. (Online :
http://www.pengertianilmu.com/2014/12/pengertian-mikrobiologi.html. Di akses
pada 26 Desember 2017).
Lay, W. B. 1994. Analisis Mikrobiologi di Laboratorium. Jakarta : Penerbit PT.
Raja Grafindo Persada.Hal. 32, 71-73.

Melag. 2017. Sejarah. (Online : https://www.melag.com/id/perusahaan/sejarah. Di akses


pada 26 Desember 2017).

Putri Iga. 2012. Laporan Praktikum Mikrobiologi. (Online : http://iputh-


biozone.blogspot.co.id/2012/01/laporan-praktikum-mikrobiologi_06.html. Di
akses pada 26 Desember 2017).
Widi Restu. 2012. Pentingnya Pengenalan Alat Sebelum Praktikum. (Online :
http://goresanpenaseru.blogspot.co.id/2012/12/pentingnya-pengenalan-alat-
sebelum.html#.WkG32rZdLcc. Di akses pada 26 Desember 2017).

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Praktikum


26

No Hari dan Tanggal Kegiatan

1 Jum’at, 22 Desember 2017 Asistensi dan pengenalan alat – alat labor

2 Rabu, 27 Desember 2017 Pembuatan media agar dan sterilisasi

3 Kamis, 28 Desember 2017 Pembuatan medi PDA dan NA

4 Jum’at, 29 Desember 2017 Moist Chamber dan pengamatan mikroba

5 Sabtu, 30 Desember 2017 Revisi laporan


27

Lampiran 2. Dokumentasi

1. Sterilisasi

Autoklaf untuk tempat mensterilkan Proses sterilisasi media

Pelapisan cawan petri sebelum di sterilkan Pelapisan botol kaca sebelum di

sterilkan
28

2. Pembuatan media PDA dan NA

Agar adalah salah satu bahan yang di Proses perebusan kentang

gunakan

Proses pencampuran gula dengan ekstrak Pencampuran agar – agar dengan ekstrak

kentang kentang
29

3. Moist Chamber

Contoh daun yang terserang jamur Potong daun dengan ukuran 2 x 2 cm

Sampel di beri air agar lembab Tutup cawan petri, amati 2 hari berikut

Nya
30

4. Pengamatan Mikroba

Media yang di biarkan di tempat terbuka Media yang di beri susu basi

Pengambilan sampel untuk di amati Pengamatan mikroba menggunakan

mikroskop

Anda mungkin juga menyukai