I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikrobiologi merupakan cabang ilmu dari biologi yang khusus mempelajari jasad-
jasad renik. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani (micros, kecil, bios , hidup, dan
logos, pengetahuan) sehingga secara singkat dapat diartikan bahwa mikrobiologi adalah
fisika, dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dan biokimia. Dalam
mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan, mikroba terapang
spesifik secara lebih rinci atau menurut kemanfaatannya. (Gunawan Graha, 2014).
Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami oleh
praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan cara
penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan dilakukan
berjalan dengan baik. Dalam melaksanakan praktikum, seperti biasa para praktikan akan
melakukan perhitungan dan pengukuran. Dalam hal ini, maka penggunaan dan ketelitian
praktikan dalam menggunakan alat adalah hal yang penting, dimana hal tersebut dapat
2
menentukan hasil akhir dari praktikum. Untuk dapat meningkatkan ketelitian praktikan
adalah dengan memperhatikan dan memahami alat yang akan digunakan. Salah satu
contohnya adalah alat-alat yang memiliki skala, dimana skala-skala yang dimiliki
masing-masing alat tentunya akan berbeda, dan tentu saja juga memiliki tingkat
ketelitian yang berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka akan semakin besar
organisme yang terdapat pada atau didalam suatu benda. Ketika anda untuk pertama
kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya anda telah
menggunakan salah satu sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun kebanyakan peralatan dan
media yang umum dipakai dalam pekerjaan mikrobiologis akan menjadi rusak bila
dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif. Steril merupakan syarat
diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secar sempurna, dalam arti
tidak ada mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media. Sterilisasi adalah proses
untuk menjadikan alat-alat terbebas dari segala bentuk kehidupan. Seperti yang telah
campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media,
3
pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan
juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air (H2O)
sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana agar-agar tersebut berfungsi sebagai
Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan satu mikrobiadari mikrobia lainnya
yang bertujuan untuk mendapatkan spesies tunggal dengan sifat - sifat yang diinginkan.
Untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang hidup dalam bahan pangan dapat
dilakukan isolasi mikrobia, dengan cara menggoreskan suspensi campuran sel pada
suatu media padat di dalam cawan petri kemudian menginkubasikannya, sehingga setiap
adalah suatu metode untuk memisahkan mikroorganisme dalam medium menjadi sel
yang individu yang disiapkan untuk mendapatkan spesies tunggal. Pada prinsipnya
percobaan isolasi dimulai dengan membuat suspensi bahan sebagai sumber mikrobia.
Lalu suspensi tersebut dituangkan atau digoreskan (dengan menggunakan jarum ose
steril) pada media yang sebelumnya telah disediakan terlebih dahulu. (Gizhardi Fikrianda,
2014.
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengenal alat – alat yang akan di gunakan pada saat praktikum.
praktikum.
6. Untuk mengetahui berbagai jenis mikroba yang ada pada lingkungan sekitar.
5
menimbulkan rasa ingin tahu di kalangan para ilmuwan mengenai asal mula
kehidupan.Namun kurang lebih pada pertengahan tahun 1860 an, ketika teori generatio
berikutnya antara tahun 1960 dan tahun 1900, banyak dilakukan poenemuan dasar yang
penting. Perkembangan teori nutfa penyakit dalam tahun 1876, hal ini tiba-tiba
terakhir tahun 1910 sampai sekarang ditandai dipergunakan banyak metode dan
Dalam suatu laboratorium, ada banyak jenis alat – alat yang digunakan, salah
satu jenis alat yang sering digunakan dalam laboratorium mikrobiologi adalah alat
sterilisasi.Media biakan yang telah disterilkan harus diberi penutup agar tidak dicemari
(autoklaf) dapat digunakan untuk mensterilkan larutan komponen media, bahan dan alat-
alat yang tahan terhadap pemanasan tinggi.Sterilisasi ini lebih baik dibandingkan
6
sterilisasi dengan pemanasan kering karena dengan autoklaf tidak hanya mematikan
tergantung dari ukuran obyek yang disterilkan.Lamanya waktu sterilisasi bahan cair (air,
media) tergantung pada volume cairan yang disterilkan. Sterilisasi alat gelas dan metal
Dalam suatu laboratorium, ada banyak jenis alat – alat yang digunakan, salah satu
jenis alat yang sering digunakan dalam laboratorium mikrobiologi adalah alat sterilisasi.
menggunakan tekanan yang disebabkan uap air, sehingga suhu dapat mencapai
1210C.Sterilisasi dapat terlaksana bila mencapai tekanan 15 psi dan suhu 1210C selama
15 menit. Media biakan yang telah disterilkan harus diberi penutup agar tidak dicemari
Sejarah sterilisasi di mulai dari zaman selepas perang di Berlin. Perusahaan yang
Alfred Gebauer dan Kurt Thiede bekerja sebagai manajer ditnggal dalam kehancuran,
semua telah dihancurkan dan tiada peluang pekerjaan.Satu peluang muncul untuk kedua-
dua mereka untuk mencari pekerjaan dalam produksi secara kecil-kecilan dalam bidang
alat laboratorium. Tetapi konflik antara timur dan barat semakin kuat pada zaman awal
lima puluhan, dan majikannya di bahagian Soviet Berlin, mereka mengambil keputusan
Perancis. Pada 1 May 1951, operasinya bermula dengan dua pendirinya, Alfred Gebauer
dan Kurt Thiede dengan nama Gebauer & Co serta dua montir dimajikan. Pendiri
mempunyai ide menumpu terutamanya kepada keberishan dalam bidang medis dan
7
pergigian, dan tumpuan ini masih diteruskan oleh MELAG Medizintechnik sehingga
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien)
medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya,
yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan
apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan bahan pemadat
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut
harus memenuhi syarat-syarat antara lain : Harus mengandung semua zat hara yang
keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang diinginkan dapat tumbuh
PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan media yang sangat umum yang
Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga agar. Bubuk
kentang dan juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur dan khami. Potato
menggunakan metode Total Plate Count. Perindustrian seperti industri makanan, industri
8
produk susu dan juga kosmetik menggunakan PDA untuk menghitung jumlah
jamur, biasanya pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dan juga
juga bisa disebut sebagai nutrisi padat yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri.
Fungsi agar–agar hanya sebagai pengental namun bukan zat makanan pada bakteri, agar
dapat mudah menjadi padat pada suhu tertentu. Medium Nutrien Agar adalah salah satu
medium padat yang memiliki komposisi yaitu agar–agar yang telah di panaskan dan
Isolasi mikrobia pada prinsipnya adalah memisahkan suatu jenis mikrobia dengan
jenis mikrobia lainnya dengan asal mikrobia yang terdiri dari berbagai macam
spesies.Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkan pada media padat. Pada media
padat ini sel-sel akan membentuk suatu koloni sel yang tetap. Jika sel-sel tersebut
tertangkap oleh media pada beberapa tempat yang terpisah maka setiap sel atau
kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah sehingga
kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantu. Mikroorganisme disebut juga
9
bersel banyak (multi selder).Namun beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh
mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak dapat di lihat dengan mata
Afrizal, 2017).
10
Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution Kelurahan Air
dingin, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru. Praktikum dilaksanakan selama satu
daging sapi, aquades, daun yang terinfeksi jamur, tepung agar-agar, gula, tempe busuk,
kompor gas, cawan petri, kulkas, tabung reaksi, jarum 0se, beaker gelas, labu
Erlenmeyer, kaca obyek, kaca penutup, mikroskop, pipet tetes, gelas ukur, laminar air
flow, pisau kater, penggaris, timbangan, kapas, kertas kasa, pinset, aluminium foil, dan
alat tulis.
C. Pelaksanaan Praktikum
laboratorium, fungsi alat, dan cara penggunaan alat tersebut, asisten dosen juga
2. Sterilisasi
Proses sterilisasi terbagi menjadi 2 metode, yaitu metode kering dan metode basah,
pada praktikum sterilisasi, yang dilakukan adalah sterilisasi dengan metode basah
a. Siapkan alat yang akan di sterilisasi, seperti cawan petri, toples kaca, breaker
c. Selanjutnya siapkan autoklaf dan periksa bagian autoklaf hingga sudah aman
d. Masukkan alat yang sudah di persiapkan ke autoklaf dan kunci rapat autoklaf
hingga dapat dipastikan tidak ada udara yang keluar dari autoklaf.
sampai 121̊C atau selama 15 menit (di tandai dengan keluarnya uap dari
autoklaf).
f. Setelah dingin alat-alat sudah dapat di keluarkan dari autoklaf dan alat pun sudah
dapat digunakan.
3. Pembuatan media
1) Siapkan kentang lalu timbang dengan berat 100g, kupas kentang, lalu dicuci
2) Setelah itu direbus dengan 500 ml air aquades di dalam panci dengan api
sedang.
12
3) Setelah 15 menit, pisahkan ekstrak kentang (air rebusan) dengan kain saring
aluminium foil, setelah itu lakukan proses sterilisasi pada suhu 121̊C selama
15 menit.
1) Siapkan daging dan timbang 100 g, dicuci dan dipotong dadu kecil-kecil.
3) Lalu pisahkan ekstrak daging (air rebusan) dengan kain saring, kemudian
aluminium foil, setelah itu lakukan proses sterilisasi pada suhu 121̊C selama
15 menit.
c. Potong bagian daun yang terserang jamur dengan ukuran 2x2 cm.
5. Pengamatan Mikroba
b. Ambil satu persatu bagian dari tempe, susu basi, dan air comberan
D. Parameter Pengamatan
2. Sterilisasi
praktikum. Dengan tujuan agar tidak ada lagi mikroba yang terkontaminasi sewaktu
dan setelah dilakukan perebusan serta mengamati perubahan warna media PDA dan NA
4. Moist Chamber
jamur.
Tabel 3.Pengamatan Moist Chamber Terhadap Daun Cabai dan Daun Kedelai.
5. Pengamatan Mikroba
a. Gambar Jamur............................................................
b. Gambar Bakteri..........................................................
15
carakerja dan fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk menghindari
kecelakaan kerja, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat,
mikrobiologi pertanian, mahasiwa mejadi tahu tentang alat-alat apa saja yang digunakan
dalam praktikum mikrobiologi pertanian beserta fungsinya. Salah satu contohnya yakni l
B. Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat, bahan, dan kemasan
dari segala macam bentuk mikroorganisme. Sterilisasi terbagi menjadi 2 macam, yaitu
Sterilisasi ini kami lakukan dengan menggunakan alat autoclaf dan menggunakan
aluminium foil untuk membungkus Erlenmeyer, cawan petridis, pinset, dan tabung
reaksi.
20
Sterilisasi basah yang menggunakan autoclave ini membutuh kan uap air jenuh
bertekanan tinggi dengan suhu 121oC selama 15 menit dengan tekanan 1 atm. Jadi, hasil
dari alat-alat yang di sterilisasikan akan menjadi bersih secara maksimal dan tidak
sehingga serat yang terdapat pada kentang dan daging menyatu bersama air rebusan
tersebut, dapat dilihat dari warna kentang dan daging yang sedikit memucat dan juga
tekstur daging dan kentang menjadi lebih empuk, sehingga dimana air kentang tersebut
2. NA :Coklat Tua
Penjelasan : Pada proses sterilisasi media PDA dan NA yang berpengaruh besar
terhadap perubahan warna menjadi pekat terjadi akibat uap air jenuh bertekanan pada
D. Moist Chamber
21
Moist chamber adalah pengaturan untuk isolasi dari bahan alami yang dibiakkan
diruang lembab. Isolasi langsung dari mikroba sering kali lebih efektif jika subtract
alami telah disimpan lembab selama satu minggu atau lebih agar mikroba tumbuh dan
berporulasi.
Dari hasil praktikum pembuatan moist chamber yang telah dilakukan, bercak
hitam pada daun bertambah banyak yang menandakan bahwa daun terserang bakteri.
E. Pengamatan Mikroba
Pada pengamatan mikroba, mikroorganisme yang terdapat pada susu basi, tempe,
tempe, protozoa pada air comberan, dan bakteri pada susu basi, untuk lebih jelas dapat di
A. Kesimpulan
Pada proses sterilisasi dengan autoklaf menggunakan uap air jenuh bertekanan
pada suhu 121oC selama 15 menit. Alat yang akan distrelisasi terlebih dahulu dibungkus
dengan aluminium foil, hal ini bertujuan agar seluruh mikroorganisme mati dan alat
steril.
Dalam pembuatan moist chamber ini harus di kontrol kelembaban 2 hari sekali
karena dengan kondisi yang lembab proses isolasi dari bahan alami yang dibiakkan
Dengan pengamatan mikroba ini kita dapat mempelajari koloni serta sifat jamur
pada tempe busuk, bakteri pada susu basi, dan protozoa pada air comberan.
B. Saran
efisienkan lagi, kemudian fasilitas alat-alat praktikum lebih dilengkapi sesuai dengan
kebutuhan praktikum mahasiswa/i, dan juga sebaiknya ruangan labor tidak digabung
dengan kelas mahasiswa/i atau di buat ruangan khusus yang lebih luas agar dapat
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 2. Dokumentasi
1. Sterilisasi
sterilkan
28
gunakan
Proses pencampuran gula dengan ekstrak Pencampuran agar – agar dengan ekstrak
kentang kentang
29
3. Moist Chamber
Sampel di beri air agar lembab Tutup cawan petri, amati 2 hari berikut
Nya
30
4. Pengamatan Mikroba
Media yang di biarkan di tempat terbuka Media yang di beri susu basi
mikroskop