Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Mikrobiologi merupakan salah satu cabang biologi yang menelaah mengenai organisme
hidup berukuran mikroskopis yang meliputi virus, bakteri, archae, protozoa, algae dan fungi.
Beberapa mikroba (algae dan fungi) yang berukuran cukup besar dan dapat dilihat dengan mata
telanjang. Tetapi masih dimasukkan dalam kajian mikrobiologi, karena teknik yang sama (isolasi,
sterilisasi dan penumbuhan pada media artificial) digunakan untuk mempelajarinya. Mikrobiologi
mempelajari mikroba yang memerlukan ilmu pendukung seperti kimia, fisika dan biokimia.
Mikrobiologi dapat dibedakan menjadi beberapa subdisiplin. (Asepramdanh, 2010).
Mikrobiologi ditripkan sebagai ilmu yang mempelajari mahluk hidup berukuran
mikroskopis meliputi bakteri, algae, protozoa, fungi dan virus. Mikrobilogi dapat di pandang
sebagai ilmu dasar yang mempelajari biologi dan mikroba, seperti fisiologi, taksonomi, ekologi
dan genetika mikroba serta dapat berperan sebagai ilmu terapan antara lain mikrobilogi pertanian.
Fungsi mikrobiologi pertanian antara lain agar meningkatkan produktivitas pertanian baik kualitas
maupun kuantitas dan dapat menekan kemungkinan bahwa kehilangan hasil produksi (Tumbas,
2012).
Mikrobiologi adalah kajian tentang mahluk hidup (organisme) berukuran terlalu kecil
untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme meliputi protozoa, algae (ganggang),
fungi (jamur), lichenes, bakteri, dan virus. Keseluruhan mikroorganisme tersebut berpengaruh
penting pada pertanian. Mikrobiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang terpenting
dan mengasyikkan untuk dipelajari. Tidak hanya sebagai ilmu biologi dasar yang memberikan
pengertian-pengertian tentang asas-asas kimia dan fisika dalam proses kehidupan, tetapi juga
sebagai ilmu terapan yang penting (Adams, 2000).
Salah satu hal yang menunjang dalam pembelajaran mikrobiologi adalah laboratorium.
Laboratorium digunakan untuk melakukan percobaan-percobaan yang dilakukan untuk memahami
lebih dalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan jasad renik. Bekerja di laboratorium selali
memungkinkan terjadinya suatu kecelakaan. Satu-satunya jalan untuk menghindari kecelakaan
tersebut adalah dengan bekerja secara cermat dan hati-hati. Peralatan merupakan suatu bagian yang
mendasari dalam pembentukan laboratorium, baik itu laboratorium yang sederhana (praktikum)
maupun untuk tujuan penelitian (laboratorium penelitian). Pengenalan alat-alat laboratorium
merupakan hal yang sangat penting sebelum melakukan percobaan karena dapat memperlancar
kegiatan praktikum serta menghindari penyalahgunaan fungsi setiap alat akibat ketidaktahuan
seorang praktikan (Yusuf, 2009).
Selain itu, peralatan yang ada di laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya. Tak
jarang beresiko tinggi bagi praktikan yang sedang melukan praktikum jika tidak mengetahui cara
dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu mengunakan
peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukuranya berbeda. Misalnya untuk mengambil
larutan dalam jumlah sedikit, kita harus menggunakan gelas ukur bukan beacker glass atau pun
erlenmeyer karena ketelitian gelas ukur lebih tinggi dan memang untuk mengukur zat cair serta
mudah digunakan. Beacker glass hanya sebagai wadah atau tempat larutan atau sempel yang
sangat sensitif. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa menyesuaikan
dan menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut (Kusnadi, 2012).
Laboratorium mikrobiologi memiliki banyak alat-alat yang perlu diketahui fungsinya,
prinsip dan cara penggunaannya. Misalnya saja mikroskop yang merupakan alat utama yang sering
digunakan di laboratorium mikrobiologi. Dengan pertolongan mikroskop kita dapat mengamati
bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop berfungsi untuk membesarkan
benda yang dilihat sehingga membantu untuk mengamati benda yang renik.Selain peralatan gelas
tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat khususnya antara lain autoklave,
oven, mikroskop, jarum ose, gelas objek, gelas penutup, inkubator, lamina air flow,
spektrofotometer untuk mengukur kepekaan suspensi atau larutan.
Pada saat malakukan praktikum mikrobiologi, terlebih dahulu kita perlu mengetahui jenis-
jenis alat yang akan digunakan pada praktiukum tersebut. Selain itu, kita juga perlu mengetahui
prosedur penggunaannya, cara pembersihan dan fungsi dari masing-masing alat tersebut. Pada saat
ini alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan di laboratorium
Sehingga untuk memudahkan berlangsungnya praktikum, pengetahuan mengenai alat sangat
diperlukan.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka perlu dilakukannya praktikum ini,agar
dapat mengetahui fungsi dari alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi.
1.2 TUJUAN

Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengenal berapa peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian mikrobiologis.
2. Untuk mengetahui fungsi dan mengoprasikan peralatan yang dibutuhkan dalam Laboratorium
mikrobiologi.
BAB II

TIJNAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Mikrobiologi
Antony Van Leeuwenhoek (1632-1732) ialah orang yang pertama kali mengetahui adanya dunia
mikroorganisme itu. Dengan mikroskop ciptaannya ia dapat melihat bentuk makhluk-makhluk
kecil yang sebelumnya itu tidak diduga sama sekali keadaannya (Dwidjoseputro, 2005).
Mikrobiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari makhluk hidup berukuran
mikroskopik (mikroba) meliputi bakteri, algae, protozoa, fungi, dan virus (Hajoeningtijas, 2012).
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme.
Objek kajiannya biasannya adalah semua makhluk hidup yang perlu dilihat dengan mikroskop,
khususnya bakteri, fungi, alga, protozoa, dan archaea (Zulkarnain, 2012).
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba. Mikrobiologi adalah salah satu cabang
ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung kimia, fisika, dan biokimia (Sumarsi, 2003).
M i k r o b i o l o g i a d a l a h t e l a a h m e n g e n a i o r g a n i s m e h i d u p ya n g b e r u k u r a n
mikroskopis. Dua mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme;
bakteri, protozoa, virus, sera algae dan cendawan mikroskopis. Dalam bidang
mikrobiologi k i t a m e m p e l a j a r i b a n ya k s e g i m e n g e n a i j a s a d - j a s a d r e n i k i n i
( j u g a d i n a m a k a n mikroba atau protista): di mana adanya, ciri-cirinya, kekerabatan
antara sesamanya seperti juga dengan kelompok organisme lainnya pengandaliannya, dan
peranannya dalam kesehatan serta kesejahtaraan kita. Mikroorganisme sangat erat
kaitannya dengan kehidupan kita (Sutedjo, 1996).

B. Penggunaan Alat-Alat Mikrobiologi

Laminar air flow adalah alat yang akan digunakan gunakan untuk pengerjaan mikroba
khususnya bakteri. Cara penggunaannya dibersihkan menggunakan alcohol 70 % dan lampu
UVnya dinyalahkan selama 30 menit terlebih dahulu untuk proses sterilisasinya. Setelah laminar
air flow siap digunakan, lampu UV dimatikan, fan dan lampu dihidupkan (Rahmat, 2011).
Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi yang memberikan
pembesaran yang membuat dan dapat melihat struktur organisme yang tidak dapat dilihat oleh
mata telanjang. Mikroskop yang tersedia memungkinkan panjang kalian pembesaran yang luas
dari beberapa kali hingga ribuan kali sehingga dapat terlihat jelas. Anthonie van Leuwenhoek
adalah orang pertama kali melihat bakteri dengan menggunakan instrumen optik yang terdiri atas
lensa bikonveks. Pada waktu ia menemukan bakteri dengan berbagai cairan, diantaranya cairan
tubuh, air, ekstrak lada serta bir. Pencarian mikroskop itu membuka peluang untuk dilakukannya
penelitian mengenai proses terjadinya fermentasi dan penemuan jasad renik penyebab penyakit
(Moningka, 2008).
Alat-alat laboratorium mikrobiologi seperti lemari pengeram (inkubator), autoklav, rak dan
tabung reaksi, beker glass, pipet hisap, pipet ukur, pinset, cawan petri, lidi kapas steril, lampu
spritus, ose (Selian, dkk., 2013)
Pengujian total mikroba dilakukan dengan menggunakan metode cawan. Metode hitungan cawan
palig banyak digunakan untuk menghitung jumlah mikroba pada bahan pangan. Medium yang
digunakan antara lain, medium plate count agar (PCA), tabung reaksi, cawan petri, pipet, inkubator
(Safitri dan Swarastuti, 2011).
Pembakar Bunsen, untuk mensterilkan peralatan seperti ose, jarum, dan spatula dengan cara
membakar ujung peralatan tersebut di atas api bunsen sampai berpijar. Oven, untuk mensterilkan
cawan petri dan pipet volume. Penggunaan alat ini dengan memasukkan alat-alat tersebut kedalam
oven dan dipanaskan dengan suhu 160 - 170°C selama 1-2 jam. Autoklave, untuk mensterilkan
tabung reaksi bertutup dan Erlenmeyer. Penggunaan alat ini dengan memasukkan alat-alat tersebut
kedalam autoklave yang ditutup dengan rapat dan nyalakan autoklave dengan temperature 121℃
dan tekanan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm selama 1 jam (Kharisma dan
Abdul, 2012)
Autoklaf atau dikenal dengan metode sterilisasi panas basah biasanya sterilisasi yang
menggunakan bantuan alat autoklaf dengan tekanan bersaturasi. Berikut ini merupakan siklus
(cycle) yang akan menjamin proses sterilisasi di dalam autoklaf menjadi efektif: 3 menit pada suhu
134°C ; 10 menit pada suhu 126°C ; 15 menit pada suhu 121°C ; 25 menit pada suhu 115°C (Zahid,
2010).
Hal yang perlu diperhatikan saat pengisian bahan/alat yang ingin disterilkan adalah material
tersebut dikemas cukup longgar di dalam sebuah wadah (chamber) untuk mempermudah penetrasi
uap panas dan menghilangkan udara setelah proses sterilisasi selesai. beberapa aturan yang perlu
diperhatikan untuk menghindari kecelakaan atau bahaya saat menjalankan autoklaf: 1. Harus
ditunjuk personil yang terlatih dan berpengalaman untuk bertanggung jawab dan melakukan
perawatan rutin. 2. Program pemeliharaan harus mencakup inspeksi secara rutin terhadap chamber,
door seals, dan semua gauges, yang dilakukan oleh personil yang cakap Uap panas harus jenuh
(saturated steam) dan bebas dari bahan kimia korosif yang dapat mengkontaminasi bahan yang
sedang disterilkan. 3. Semua bahan yang diautokaf harus berada di dalam wadah yang
memungkinkan uap panas mudah berpenetrasi secara merata dan membuang udara keluar setelah
proses. 4. Untuk autoklaf yang tanpa alat interlocking safety yang dapat mencegah pintu terbuka
saat chamber diberi tekanan, saluran uap panas utama (the main steam valve) harus ditutup dan
suhu harus turun hingga dibawah 80°C sebelum pintu dibuka (Zahid, 2010).
Alat-alat labor sebagian besar terbuat dari porselen,Porselen sebagai bahan pembuat
alat laboratorium mempunyai keunggulan tahan (resistant) terhadap suhu tinggi. Pada
permukaan alat terbuat dari porselen biasanya diupam (glazir), sehingga bahan
porselen tidak tembus sinar. Selain bahan porselen masih ada lagi bahan alat
laboratorium yang terbuat dari plastic. Plastik dapat dikelompokan menjadi beberapa
kelompok tergantung penyusunanya. Coba perhatikan alat laboratorium, misalnya corong,
botol kimia, atau gelas kimia. Alat-alat tadi dapat bersifat keras atau lentur, atau tembus sinar,
tembus pandang atau tidak tembus sinar. Hal tersebut disebabkan karena bahannya
berbeda. Bahan penyusun plastik berupa polythene, polypropylene, PVC dan styrene
(Hadioetomo, 1993).
Melakukan suatu percobaan di laboratorium, kadang -kadang harus
dipilih bahan peralatan yang cocok, sehingga tidak keliru atau salah pengertian
mengenai sifat bahan peralatan tersebut. Peralatan gelas harus selalu bersih, yaitu dicuci dengan
larutan deterjen yang cukup hangat. Bila memungkinkan perlu dibilas dengan basa
atau asam, lalu dibilas sekali lagi dengan air bersih. Sebelum digunakan, peralatan
gelas tersebut dibilas sekali lagi dengan larutan yang akan digunakan yang akan
disimpan dalam peralatan tersebut. Peralatan gelas seperti pipet, labu takar dan lain -
lain, sangat teliti dan merupakan produksi kerajian dan teknologi yang berkualitas
tinggi. Namun demikian, ketelitian tidak akan berarti bila selama analisa penggunaan alat dan
prosedur tidak dilakukan dengan cermat dan tepat (Azhie, 2012)
Pimpinan laboratorium wajib mengadakan pelatihan secara rutin untuk para personelnya,
misalnya tentang penataan bahan kimia berbahaya dalam gudang secara benar dan penggunaan
alat-alat labolatorium yang dipakai untuk praktikum (Sumardjo, 2009).
Pada bidang mikrobiologi ditekankan pada uji sterilisasi, uji pembusukan, secara
mikrobilogi, uji potensi untuk antibiotik dan senyawa antispesifik lainnya, serta penyiapan dan
pemantauan media biakkan pada kondisi lokal metode-metode yang digunakan untuk pengawasan
produk alam serta penggunaan teknik mikroskopik untuk mengidentifikasi tanaman juga
dimasukkan (Faisal, 2007).

Beberapa contoh alat laboratorium mikrobiologi dan fungsinya

Gelas ukur dipakai untuk menukar air suling dan bahan kimia yang akan digunakan. Ukuran gelas
ukur bermacam-macam mulai dari volume 25 ml sampai dengan volume 2,50 ml. Jenis gelas ukur
ada yang tahan panas (dari pirex) dan ada yang tidak tahan panas (dari gelas biasa). Untuk
pembuatan larutan sterilisasi eksplan yaitu chlorox selalu membutuhkan gelas ukur ini
(Hendaroyono, 2012).

Cawan petri digunakan sebagai tempat memotong-motong eksplan yang akan ditanam
kedalam botol kultur. Sebelum dipakai, cawan petri harus disterilkan dengan cara dibungkus
memakai koran, lalu dimasukkan ke dalam autoclave dan disterilkan selama satu jam. Pembungkus
cawan petri yang telah disterilisasi jangan dibuka di luar enkas supaya tidak terkontaminasi.
Penutup cawan petri jangan dibuka jika tidak perlu dan usahakan membuka cawan petri dilakukan
secepat mungkin (Sandra Edhi, 2003).
Labu ukur digunakan untuk menyiapkan volume larutan yang akurat. Labu ini berbentuk
seperti buah per, dengan leher kurus yang panjang, sehingga dapat memudahkan operator dalam
melakukan secara akurat pengenceran dengan pelarut sampai tandah batas (Donald, 2004).

Colony counter berfungsi untuk menghitung koloni mikrobia dalam kulit. Cara
menggunakannya yaitu setelah ON menyimpan cawan petri di dalamnya yang berisi bakteri atau
jamur ke dalam kamar hitung, mengatur alat penghitung pada posisi 000 dan mulai menghitung
dengan menggunakan jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung. Fungsi dari alat
ini adalah untuk menghitung jumlah koloni dari bakteri.
Pembakar bunsen/pembakar spiritus, prinsip kerjanya yaitu dengan menyalakannya dengan
membakar bagian sumbu (pada pembakar spiritus) dengan korek api atau dengan memberi api
pada bagian atas (dari pembakar bunsen yang berbahan bakar gas). Bunsen ini ada yang berbahan
bakar gas atau methanol. Fungsi untuk menciptakan kondisi yang steril. Api yang menyala dapat
membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut
terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Juga alat ini dapat digunakan untuk mensterilkan jarum
ose atau yang lainnya.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Pengenalan Alat-Alat Laboratorium dilaksanakan pada hari Jumat, 3 Mei 2018 di
Laboratorium Teaching III Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Andalas, Padang.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum


Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu kamera, buku catatan, serta alat tulis lainnya.
Adapun bahan yang digunakan adalah alkohol.
3.3 Prosedur Kerja Praktikum
Adapun prosedur kerja dalam praktikum pengenalan alat yaitu, saat praktikum praktikan dibagi
menjadi kelompok kecil yang mana dipandu oleh asisten dengan mengenalkan berbagai alat
beserta fungsinya yang terdapat pada laboratorium mikrobiologi. Kemudianpraktikan
memperhatikan, mengambil gambar alat-alat yang dijelaskan serta mencatat seluruh informasi
penting diberikan oleh asisten.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
No Nama Alat Fungsi Alat Gambar Alat
1 Autoklaf
2 Microwave
3 Colony counter
4 Cawan petri
5 Testube
6 Lampu spritus
7 LAFC (Laminar Air
Flow Cabinet
8 Oven
9 Shaker inkubator
10 Vortex
11 Timbangan digital

4.2 PEMBAHASAN
Autoklaf adalah sebuah alat yang digunakan untuk melakukan sterilisasi dengan

memanfaatkan panas uap air di bawah tekanan. Temperatur panas uap air pada tekanan atmosfer

hanya mencapai 100 °C. Akan tetapi, temperatur akan meningkat dengan adanya tekanan, misalnya

pada tekanan 1 bar (kira-kira 15 lb/in2) temperatur menjadi 121°C. Bakteri akan dibunuh pada

temperatur tersebut kurang lebih selama 15-20 menit (Collins & Lyne, 2004; Black, 2008). Autoklaf

dapat digunakan untuk sterilisasi kultur media, jarum suntik, dan larutan yang termostabil

(Cappuccino & Sherman, 2001).

Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf memiliki kisaran tekanan, waktu dan temperatur,

tergantung material yang akan disterilisasi. Tekanan yang dipakai pada alat autoklaf berkisar antara

15-20 lb, temperatur yang diizinkan berkisar antara 121-125°C (250-256°F), dan waktu yang

dibutuhkan berkisar antara 15-45 menit, tergantung bahan atau material yang akan dimuat (Morello

dkk., 2003). Udara juga merupakan faktor penting yang memengaruhi keefektifan alat autoklaf.

Kehadiran udara pada muatan autoklaf akan memberi pengaruh kurang baik terhadap penetrasi

panas uap air ke kultur media (Collins & Lyne, 2004).

Colony counter berfungsi untuk menghitung koloni mikrobia dalam kulit. Cara
menggunakannya yaitu setelah ON menyimpan cawan petri didalamnya yang berisi bakteri atau
jamur ke dalam kamar hitung, mengatur alat penghitung pada posisi 000 dan mulai menghitung
dengan menggunakan jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung. Fungsi dari alat
ini adalah untuk menghitung jumlah koloni dari bakteri.

Pembakar bunsen/pembakar spiritus, prinsip kerjanya yaitu dengan menyalakannya dengan


membakar bagian sumbu (pada pembakar spiritus) dengan korek api atau dengan memberiapi pada
bagian atas (dari pembakar bunsen yang berbahan bakar gas). Bunsen ini ada yang berbahan bakar
gas atau methanol. Fungsi untuk menciptakan kondisi yang steril. Api yang menyala dapat
membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut
terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Juga alat ini dapat digunakan untuk mensterilkan jarum
ose atau yang lainnya.
Cawan petri digunakan sebagai tempat memotong-motong eksplan yang akan ditanam

kedalam botol kultur. Sebelum dipakai, cawan petri harus disterilkan dengan cara dibungkus

memakai koran, lalu dimasukkan kedalam autoclave dan disterilkan selama satu jam. Pembungkus

cawan petri yang telah disterilisasi jangan dibuka di luar enkas supaya tidak terkontaminasi.

Penutup cawan petri jangan dibuka jika tidak perlu dan usahakan membuka cawan petri dilakukan

secepat mungkin (Sandra Edhi, 2003).

Tabung reaksi di laboratorium mikrobiologi biasanya digunakan sebagai tempat

pengenceran atau digunakan tempat menyimpan media. Sedangkan tabung durham adalah alat bantu

yang digunakan sebagai indikator pada pengujian mikrobilogi dengan metode MPN. Bentuk tabung

durham sama dengan tabung reaksi akan tetapi ukuran tabung reaksi lebih kecil dibandingkan dengan

tabung reaksi, silahkan lihat gambar disamping. Cara penggunaan tabung reaksi adalah dengan

menempatkan Tabung durham pada tabung reaksi dengan posisi terbailk. Tabung durham sebagai alat

bantu indikator adanya fermentasi. Jika tabung durham terdapat gelembung menandakan adanya

fermentasi. Alat ini biasa dipakai pada pengujian mikroba dengan metode MPN (Most Probable Number).

Laminar air flow adalah tempat yang digunakan untuk melakukan inokulasi mikrobiologi.

Inokulasi Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri

dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk

melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam

hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi

(Dwijoseputro, 1998)

Oven adalah alat yang digunakan pula dalam melakukan sterilisasi. Berbeda dengan autoklaf, oven
tidak memanfaatkan panas uap air untuk melakukan sterilisasi. Oven dapat mensterilkan barang-
barang dengan memanfaatkan aliran udara panas. Aliran udara panas tersebut didapatkan secara
elektrik. Barang-barang yang disterilkan oleh oven antara lain cawan petri, labu Erlenmeyer,
pipet, dan objek metal (Collins & Lyne, 2004: 45). Barang pecah belah tersebut akan tergores dan
rusak apabila diberikan panas uap air (Harley & Prescott, 2002).
Kelemahan sterilisasi menggunakan oven adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan
sterilisasi cukup lama, yaitu sekitar dua jam. Temperatur yang diizinkan untuk melakukan
sterilisasi pada oven berkisar antara 160-170°C. Apabila lebih dari 180°C, barang yang
disterilisasi akan menjadi gosong (Harley & Prescott, 2002).

Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menginkubasi atau mengerami suatu biakan. Inkubator
menyediakan kondisi temperatur yang optimum untuk mikroorganisme bisa melakukan pertumbuhan.
Inkubator memiliki alat pengatur suhu, sehingga temperatur dapat diatur sesuai biakan yang akan
diinkubasi. Inkubator memanfaatkan panas-kering seperti oven. Pada beberapa jenis inkubator,
kelembapan disediakan dengan memberikan air di dalam inkubator selama periode pertumbuhan
mikroba. Lingkungan yang basah memperlambat dehidrasi pada medium sehingga menghindari kondisi
lingkungan yang bias (Cappuccino & Sherman, 2001).
Vorteks merupakan alat yang digunakan untuk mencampur sejumlah bahan dalam suatu

botol. Prinsip kerja dari vorteks adalah dengan memberikan putaran atau guncangan pada botol

sehingga berbagai campuran bahan yang ada di dalam botol tersebut menjadi tercampur secara

merata. Proses pencampuran bahan pada vorteks harus dilakukan di ruangan mikrobiological safety

cabinet untuk mencegah terjadinya kontaminasi (Collin & Lyne, 2004).

Neraca digital berfungsi untuk menimbang media dan juga sampel atau contoh uji saat

preparasi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu, sebagai berikut:

1. Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jasad renik atau pun mikroba.

2. Didalam laboratorium banyak alat-alat laboratorium yang memiliki fungsi masing-masing.

3. Peralatan yang digunakan dalam praktikum mikrobiologis terdiri dari: Cawan Petri, Tabung Reaksi,

Oven, Laminar Air Flow, Lampu Bunsen, Microweve, Colony counter, Shaker

incubator,Timbangan digital dan Autoclave.

4. Peralatan yang terbuat dari gelas atau kaca meliputi Tabung reaksi. Peralatan yang terbuat dari gelas

plastik, yaitu Cawan petri. Peralatan yang terbuat dari besi, yaitu lampu Bunsen, Autoclave, Oven,

laminar air flow dan timbangan digital.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya ajukan yaitu diharapkan kepada praktikan agar datang tepat

waktu atau sebelum praktikum dimulai, agar praktikum berjalan sesuai keinginan.

DAFTAR PUSTAKA

Cairns. D, 2004. Intisari Kimia Farmasi Edisi 2. Kedokteran EGC Jakarta.


Faisal, 2007. Pemastian Mutu Obat Volume I. Kedokteran EGC Jakarta.

Hendaroyono. D. P. S dan Wijayani. A, 2012. Teknik Kultur Jaringan. Kansius. Yogyakarta.

Hajoeningtijas. O. D, 2012. Mikrobiologi Pertanian. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Ir. Edhi Sandra, Ms., 2003.Kultur Jaringan Anggrek. AGROMEDIA PUSTAKA. Jakarta.

Rahmat. N. M, 2011, Laporan Praktikum Bioteknologi. MIPA UHO. Kendari.

Sumarsi. S, 2003. Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar.Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UPN.
Peteran. Yogyakarta.
Sumardjo. D, 2009. Pengantar Kimia. Kedokteran EGC, Jakarta.

Zulkarnain, 2012. Mikrobiologi Dasar“Sejarah Perkembangan Mikrobiologi”. Program Studi


Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Tadulako.

Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta.


Safitri,M.F dan Swarastuti, A., 2011, Kualitas Kefir Berdasarkan Konsentrasi Kefir Grain, Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan, Vol 2(2).
Selian , L.S., Warganegara, E dan Apriliana, E., 2013, Uji Most Probable Number (MPN) dan Deteksi
Bakteri Koliform Dalam Minuman Jajanan yang dijual Di Sekolah Dasar Kecamatan Sukabumi Kota
Bandar Lampung ; ISSN 2337-3776
Zahid, M., 2010, Pemilihan Bahan Kimia yang Tepat Untuk Dekontaminasi Di Dalam Laboratorium,
Ulasan Ilmiah.
Asepramdanh,2010.pengertian mikrobiologi dan mikroba.http://asepramdanh.
Blogspot.com/2010/11/pengertian mikrobiologi dan mikroba.html diakases pada tanggal 10 oktober
2014.

Anda mungkin juga menyukai