Anda di halaman 1dari 25

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi tidak sepenuhnya menimbulkan dampak negatif
bagi generasi saat ini. Sebagai salah satu bidang ilmu, biologi memiliki
cabang ilmu yang mempelajari secara mendetail suatu bidang, salah satunya
adalah Mikrobiologi. Mikrobiologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari
segala macam makhluk hidup yang kecil. Mikrobiologi berasal dari bahasa
yunani, yakni micros yang berarti kecil, bios yang berarti hidup dan logos
yang

berarti

ilmu/pengetahuan.

Jadi,

dapat

dideskripsikan

bahwa

Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari segala makhluk hidup yang


kecil dan tidak dapat dilihat secara kasat mata tanpa bantuan mikroskop.
Mikroorganisme ini terdapat dimana saja, hampir disetiap tempat.
Bahkan benda-benda, air minum dan makanan kita sehari-hari yang kita
anggap telah steril dan bersih, setelah dilakukan penelitian lebih lanjut lagi
ternyata

masih

banyak

mikroorganisme

di

dalamnya.

Keberadaaan

mikroorganisme ini tentu saja ada yang membahayakan dan ada juga yang
tidak. Penggunaan teknik atau cara-cara khusus untuk mempelajari
mikroorganisme serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti
mikroorganisme baik sifat dan karakteristiknya, tentu diperlukan pula serta
teknik/cara penggunaan alat-alat yang berhubungan dengan praktikum
tersebut. Hal ini dilakukan untuk memudahkan keberlangsungan suatu
praktikum.

Salah satu alat yang sangat erat kaitannya dalam pekerjaan


Mikrobiologi khususnya adalah mikroskop. Mikroskop merupakan instrumen
yang paling banyak digunakan dan paling bermanfaat di laboratorium
mikrobiologi mengingat mikroba yang akan diamati mempunyai ukuran yang
sangat kecil. Menggunakan mikroskop dapat diperoleh perbesaran sehingga
memungkinkan untuk melihat organisme dan struktur yang tak tampak
dengan mata telanjang. Mikroskop memungkinkan perbesaran dalam kisaran
luas dari seratus kali sampai ratusan ribu kali. Berdasarkan penjelasan dan
uraian diatas, maka dianggap penting untuk melakukan praktikum Pengenalan
dan Pengamatan Mikroorganisme dengan Mikroskop.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana menggunakan mikroskop dengan baik dan benar?
2. Bagaimana mengenal beberapa contoh mikroorganisme?
3. Bagaimana melakukan penyiapan preparasi pengamatan mikroskopik
dengan baik dan benar?
4. Bagaimana memahami cara penanganan dan perawatan mikroskop setelah
selesai digunakan?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara menggunakan mikroskop dengan baik dan benar.
2. Untuk mengetahui beberapa contoh mikroorganisme.

3. Untuk mengetahui cara melakukan penyiapan preparasi pengamatan


mikroskopik dengan baik dan benar.
4. Untuk mengetahui cara memahami penanganan dan perawatan mikroskop
setelah selesai digunakan.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menggunakan mikroskop dengan baik dan benar.
2. Dapat mengenal beberapa contoh mikroorganisme.
3. Dapat melakukan penyiapan preparasi pengamatan mikroskopik dengan
baik dan benar.
4. Dapat memahami cara penanganan dan perawatan mikroskop setelah
selesai digunakan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba. Mikrobiologi
adalah salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung
kimia, fisika, dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dari
biokimia. Dalam Mikrobiologidasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah
penemuan mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan
fungsinya, metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan
faktor lingkungan, mikrobiologi terapan di bidang lingkungan dan pertanian.
Mikrobiologi lanjut telah berkembang menjadi bermacammacam ilmu yaitu
virologi, bakteriologi, mikologi, mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah,
mikrobiologi industri, dan sebagainya yang mempelajari mikroba spesifik
secara lebih rinci atau menurut kemanfaatannya (Sumarsih, 2003).
B. Mikroskop
Mikroskop dalam bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein =
melihat adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat
dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan
alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak
mudah terlihat oleh mata. Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun
mikroskop, yaitu Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan
lensa okuler. Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop,

diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan
sumber cahaya (Pramudita, 2012).
Antony van Leeuwenhoek (1632 1723) sebenarnya bukan peneliti
atau ilmuwan yang profesional. Profesi sebenarnya adalah sebagai wine
terster di kota Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk
mengamati serat-serat pada kain. Sebenarnya ia bukan orang pertama dalam
penggunaan mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam
semesta menjadikannya salah seorang penemu mikrobiologi. Mikrobiologi
berasal dari bahasa Yunani, mikros artinya kecil, bios artinya hidup dan logos
artinya ilmu. Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisme muncul kurang
lebih 4 juta tahun yang lalu dari senyawa organik kompleks di lautan, atau
mungkin dari gumpalan awan yang sangat besar yang mengelilingi bumi.
Sebagai makhluk hidup pertama di bumi, mikroorganisma diduga merupakan
nenk moyang dari semua makhluk hidup (Priyani, 2003).
C. Mikroorganisme
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang berukuran sangat
kecil yaitu dalam skala micrometer atau micron () atau sepersejuta meter dan
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Dalam percakapan sehari-hari atau
untuk kepentingan praktis mikroorganisme sering disebut sebagai mikroba
atau kuman. Untuk mempelajarinya diperlukan cara tertentu yaitu observasi
mikroskopik dan biakan atau pure culture. Termasuk dalam golongan
mikroorganisme adalah bakteri (eubactera, archaebacteria), fungi (yeasts,
molds), protozoa, microscopic algae dan virus serta beberapa macam cacing

(helmints). Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi.


Ilmu mikrobiologi kedokteran mempelajari mikroorganisme sebagai penyebab
penyakit

infeksi,

cara

mendiagnosis,

pengobatan,

pencegahan

dan

pengendalian infeksi (Nurtjahyani, 2011).


Mikroorganisme terdapat di berbagai tempat seperti tanah, debu, air,
udara, kulit dan selaput lendir. Mikroorganisme dapat berupa bakteri, fungi,
protozoa dan lain-lain. Mikroorganisme mudah terhembus udara dan
menyebar ke mana-mana karena ukuran selnya kecil dan ringan. Laboratorium
MIPA Pusat, khususnya Sub-lab Biologi, banyak digunakan untuk penelitian
mahasiswa dan dosen, termasuk bidang kultur jaringan tanaman dan mikologi.
Selama ini kendala yang umum dihadapi para peneliti adalah tingginya
kontaminasi kultur in vitro. Pada penelitian mikologi, tingkat kontaminasi
dapat mencapai 100%. Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha pengendalian.
Langkah awal usaha ini adalah identifikasi jenis-jenis mikroorganisme sumber
kontaminasi dan mengetahui jenis paling dominan (Susilowati dan
Listyawaty, 2001).
D. Bakteri
Setiap jenis bakteri dibatasi oleh lingkungan yang sangat sempit.
Factor-faktor lingkungan yang sesuai dengan keberadaannya antara lain
kelembaban, ada tidaknya udara (aerobik/anaerobik). pH lingkungan, tekanan
osmotik, suhu, kandungan bahan makanan dan kandungan bahan-bahan yang
merusaknya. Dalam kondisi lingkungan yang memenuhi persyaratan yang
diperlukan, bakteri dapat berkembang dengan cepat sekali (berpoliferasi)

dimana dalam satu jam, satu bakteri dapat memperbanyak diri dan menjadi
beribu-ribu. Jika lingkungan tidak memenuhi persyaratan hidup yang
diperlukan oleh bakteri, tidak berarti bakteri itu akan mati, tetapi
pertumbuhannya terhambat (Tranggoro dan Latifah, 2007).
E. Fungi
Kapang dan khamir merupakan kelompok mikroorganisme yang
termasuk filum Fungi. Kehadiran mikroorganisme dilingkungan terutama di
perairan dapat bersifat menguntungkan, karena kemampuannya dalam
merombak senyawa organic komplek menjadi senyawa sederhana yang sangat
dibutuhkan tanaman sebagai sumber nutriennya. Fungsi lain dari fungi adalah
menghasilkan berbagai jenis enzim, vitamin, hormon tumbuh, asam-asam
organik dan antibiotik. Sementara itu dari segi merugikan, kehadiran fungi ini
dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang membahayakan bagi
organisme lain terutama manusia. Beberapa contoh kapang dan khamir
penyebab penyakit yang dapat ditemukan di perairan, baik pada kolam,
sungai, danau maupun laut adalah Aspergillus sp, Penicillium sp, Pythiopsis,
Saprolegnia

parasitica,Isoachlya,

Leptolegnia,

Candida

spp,

dan

Rhodotorulla spp. (Noverita 2009).


F. Protozoa
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadangkadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan
Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme
mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau

Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil,


tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk
berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien
komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam
filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang
tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma.
Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas
antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena
ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari
algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak
aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak
dapat membentuk badan buah (Niswati dan Arif, 2008).

III.

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 28 Maret 2015,
pukul 13.00 - 15.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Unit Mikrobiologi,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan kegunaan pada ini
No
Nama Alat
Kegunaan
1
2
3
1. Mikroskop
Melihat morfologi mikroorganisme
Kaca objek dan
2.
Tempat membuat preparat mikroorganisme
kaca penutup
3. Botol semprot
Membersihkan kaca objek.
Jarum inokulasi
4.
Membiakan dan mengambil mikroorganisme
(Ose)
5. Alat tulis
Menulis hasil pengamatan
6. Kamera
Mengambil gambar hasil pengamatan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum ini
No
Nama Bahan
Kegunaan
1
2
3
Roti, tape, kelapa,
Substrat tumbuh mikroorganisme yang akan
biji coklat dan
diamati.
1.
tomat yang telah
ditumbuhi jamur
Air laut dan air
Bahan untuk mengamati protozoa
2
sungai
2. Tissue
Membersihkan kaca objek dan kaca penutup
3. Alkohol 70%
Mensterilkan kaca objek dan kaca penutup

C. Prosedur kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu sebagai
berikut :
1. Pengamatan Mikroskop
a. Meletakkan mikroskop diatas meja.
b. Menyalakan sumber cahaya pada mikroskop.
c. Mengambil preparat yang telah disediakan dan meletakannya diatas
meja preparat.
d. Membuka penuh diafragma iris dan menaikan kondensor sampaisama
tinggi dengan meja.
e. Mengatur lesa objektif berkekuatan rendah (10x), setelah objektif
diletakkan pada posisi kerja dengan tombol pengatur kasar, merendah
lensa tersebut atau menaikkan pengatur sampai lensa objektif terletak
5-6 mm dari preparat yang diamati.
f. Mengatur letak lensa okuler dan memutar pengatur sumber cahaya
dengan memutar filter kerapatan netral sehingga frosted lense
terpasang pada tempatnya.
g. Memfokuskan preparat dibawah kedua lensa agar sel pada preparat
terllihat.
h. Menggerakkan pengatur pentas mekanis sampai preparat terletak
ditengah-tengah.
i. Memindahkan ke lensa dengan perbesaran 40x dan setelah itu ke lensa
dengan perbesaran 100x bantuan dengan minyak emersi.

j. Mengatur tubus dengan tombol pengatur focus halus sehingga


diperoleh bayangan yang jelas. Lensa objektif dibersihkan dengan
kapas yang dibasahi xylol setelah pemakaian minyak emersi.
k. Memotret preparat yang terlihat dan mencatat perbasaran yang
digunakan.
2. Pengamatan Mikroorganisme
a. Menyiapkan substrat tumbuh mikroorganisme yang akan diamati
seperti roti, tape, kelapa, dan tomat yang telah ditumbuhi jamur serta
air laut dan air sungai.
b. Mengambil bahan yang telah disediakan, kemudian melarutkannya
dengan aquades hingga homogen.
c. Mensterilkan kaca objek dan kaca penutup dengan alkohol.
d. Melakukan teknik sterilisasi jarum inokulasi, kemudian itu jarum
inokulasi didiamkan beberapa saat sampai jarum inokulasi tidak
terlalu panas.
e. Mengambil sampel yang telah dilarutkan.
f. Meletakkan diatas kaca objek dan menutupnya dengan kaca penutup.
g. Mengamati dibawah mikroskop cahaya.
h. Mendokumentasikan dengan menggunakan kamera.
i. Mencatat hasil pengamatan.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mikroskop
Hasil pengamatan mikroskop dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengamatan mikroskop
No.
Gambar
1
2
1.
1
2 2.
1
3.
3

4.
4
5
7

5.
6.
7.

2
12
8

13
10

9
14
15
11

Keterangan
3
Lensa okuler
Tubus
Soket
penghubung
ke PC
Pengatur
kasar
Pengatur
halus
Tombol
power
Colokan

8. Revolver
9. Lensa objektif
10. Diafragma
11. Kondensor
12. Flourescene
13. Penjepit
preparat
14. Meja preparat
15. Sekrup
pengerak

Fungsi
4
1. Membentuk
bayangan maya,
nyata dan
diperbesar
2. Penyangga lensa
objektif
3. Menghubungkan
mikroskop ke PC
4. Memperjelas
objek pengamatan
5. Memperjelas
objek pengamatan
6. Meng-on/off kan
mikroskop
7. Penghubung ke
sumber listrik
8. Mengatur
pembesaran lensa
9. Memperbesar
objek
10. Mengatur
pencahayaan
11. Sumber cahaya
12. Pencahayaan
khusus
13. Menjepit kaca
preparat
14. Meletakkan
preparat
15. Mengerakkan
meja objek

B. Mikroorganisme
Hasil pengamatan mikroorganisme dapat dilihat pada pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil pengamatan Mikroorganisme
No.
Nama Bahan
Gambar
1
2
3
1 Roti berjamur
(Aspergillus sp.)

Keterangan
4
1. Konidia
2. Vesikel
3. Sterigma
4. Konidiofor
5. Stolon

1
4
2
2
1
3
14
42
2

Tape ketan
(Sacharomyces
cereviciae)

4
15
4
5
2
1
4
2

1. Khamir

1
4
2

Kelapa berjamur
(Mucor sp.)

1. Sporangium
2. Sporangiofor
3. Stolon
1

2
3

Tabel 4 (Lanjutan)
1
2
4 Biji coklat berjamur
(Rhizopus sp.)

3
1
2

1.
2.
3.
4.

4.
Sporangium
Sporangiofor
Rhizoid
Stolon

3
4

Air laut
(Ditylum brightwelii)

1. Dinding sel
1
3
1

Air sungai
(Rhizosolenia sp.)

1. Dinding sel

1
3
1

Tomat

1. Bakteri

1. khamir

C. Pembahasan
Mikroskop adalah alat yang digunakan dalam melihat objek yang
kecil dan tidak bisa dilihat dengan mata. Antony Van Leuwenhoek adalah
ilmuan yang pertama kali menggunakan mikroskop untuk mengamati
mikroorganisme. Pada prinsipnya, mikroskop memiliki sifat memperbesar
bayangan benda dengan menggunakan lensa, bersifat maya, dan terbalik.
Selain itu, mikroskop ini secara khusus hanya untuk mengamati suatu objek
dengan ukuran 1 mm.
Pengamatan

mikroorganisme

dilakukan

dengan

menggunakan

mikroskop fase kontras yang memiliki beberapa komponen penting,


diantaranya adalah lensa okuler dan lensa objektif. Lensa objektif berperan
dalam memperbesar bayangan objek, lensa okuler berperan dalam
meneruskan bayangan dari lensa objektif sehingga bisa dilihat oleh mata. Halhal yang harus diperhatikan dalam mikroorganisme dengan menggunakan
mikroskop, diantaranya adalah jumlah perbesaran pada lensa objektif harus
sama dengan perbesaran pada pengatur cahayanya (kondensor), melihat
mikroorganisme dengan menggunakan dua bola mata, dan mencegah kaca
lensa mengenai objek yang diamati.
Mikroorganisme di dunia ini secara umum, dapat digolongkan dalam
lima kelompok, yakni virus, bakteri, archaebakteri, protozoa, dan fungi.
Kelima kelompok mikroorganisme tersebut memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan mikroorganisme tersebut dapat dikenali
dengan melihat morfologi dari mikroorganisme tersebut, tentunya dengan

menggunakan alat bantu mikroskop. Hal ini adalah metode pertama dalam
mengenali mikroorganisme, cara perkembangbiakan dari mikroorganisme
dapat menjadi metode dalam membedakan masing-masing mikroorganisme.
Berdasarkan kompleksitas sel, maka bakteri dan archae termasuk
dalam kelompok sel prokariot, sedangkan protozoa dan fungi termasuk dalam
sel prokariot. Sel eukaraiot adalah sel yang memiliki membran inti yang
membatasi nukleus dan sitoplasma, sedangkan sel prokariot adalah sel yang
tidak memiliki membran inti. Virus termasuk dalam mikroorganisme aseluler
yang membutuhkan sel inang sebagai temapt hidup untuk memperbanyak
diri.
Pengamatan yang dilakukan pada praktikum ini terlihat ada tiga
kelompok organisme, yakni protozoa fungi dan bakteri. ketiga jenis
mikroorganisme ini memiliki karakteristik morfologi yang berbeda. Fungi
merupakan jasad eukariot, yang berbentuk benang atau sel tunggal,
multiseluler atau uniseluler. Sel-sel jamur tidak berklorofil, dinding sel
tersusun dari khitin, dan belum ada diferensiasi jaringan. Jamur bersifat
khemoorganoheterotrof karena memperoleh energi dari oksidasi senyawa
organik. Jamur memerlukan oksigen untuk hidupnya (bersifat aerobik). alat
reproduksi berupa gametysogium penghasil gamet jantan dan betina,
sporangium penghasil spora seksual dan spora aseksual. cara reproduksi
generatif dengan peleburan dua buah gamet vegetative, spora vegetatif,
fragmentasi (pemisahan), membelah diri dan tunas (budding). Fungi dibagi

lagi dalam dua kelompok, yakni khamir (uniseluller) dan kapang


(multiseluller).
Pengamatan pada beberapa sampel, diperoleh bebrapa jenis jamur dan
bakteri. Pada pengamatan roti terdapat khamir jenis Aspergillus sp. Ciri-ciri
pada fungi Aspergillus sp yaitu memiliki konidia, vesikel, sterigma, kondiofor
dan stolon. Konidia adalah ujung-ujung hifa jamur yang menjadi bentuk bulat
atau empat persegi panjang dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan
secara aseksual. Konidiaspora adalah hifa yang terspesialisasi menghasilkan
konidia. Fungi ini biasanya tumbuh berkoloni pada makanan, pakaian, dan
alat-alat rumah tangga. Koloni Aspergillus berwarna abu-abu, hitam, coklat,
dan kehijauan. Distribusinya luas, dapat tumbuh di daerah beriklim dingin
maupun daerah tropis. Reproduksi secara vegetatif dengan konidia yang
disebarkan oleh angin.
Fungi pada tape ketan berupa khamir jenis Sacharomyces cereviciae.
Saccharomyces adalah genus dalam kerajaan jamur yang mencakup banyak
jenis ragi. Saccharomyces cerevisiae berasal dari bahasa latin yang berarti
gula jamur. Jamur ini tidak memiliki hifa sebagaimana jamur yang lain. Selsel Saccharomyces cerevisiae dapat bertunas sehingga membentuk rantai sel
yang mempunyai rantai hifa atau hifa semu. Tubuhnya terdiri atas sel bulat
atau oval.
Banyak anggota dari genus ini dianggap sangat penting dalam
produksi makanan. Salah satu contoh adalah Saccharomyces cerevisiae, yang
digunakan dalam pembuatan anggur, roti dan bir. Ketidakmampuan untuk

memanfaatkan nitrat dan kemampuan untuk memfermentasi karbohidrat


adalah karakteristik khas dari Saccharomyces cerevisiae. Blastoconidia (sel
tunas sisi) yang diamati adalah uniseluler, bundar dan elipsoid untuk
memperpanjang bentuk. Multilateral (multipolar) budding adalah cirri khas
dari jamur ini.
Jenis fungi yang diamati pada kelapa berjamur yaitu Mucor sp. Ciri
dari fungi jenis ini yaitu memiliki sporangium, sprorangiofor dan stolon. hifa
pada Mucor sp. seperti benang putih, bagian tertentu tampak sporangium dan
sporangiofor berupa titik-titik hitam seperti jarum pentul. Ciri mikroskopis
yaitu hifa tanpa sekat, terdapat sporangium dan sporangio- spora.
Mucor sp. adalah kapang bersifat mesofilik, yaitu tumbuh baik pada
suhu kamar sekitar 25-30

C. Kapang ini juga bersifat aerobik yaitu

membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Kebanyakan mucor dapat


tumbuh pada kisaran pH yang luas yaitu 2-8,5 tapi biasanya pertumbuhannya
akan lebih pada kondisi pH (asam rendah). Kapang ini termasuk fungi
multiselular yang mempunyai filament, yang pertumbuhannya pada makanan
mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas.
Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah
timbul akan terbentuk warna hitam. Kapang ini terdiri dari satu thallus yang
tersusun dari filament yang bercabang disebut hifa (tunggal = hypha, jamak =
hyphae). Kumpulan dari hifa ini disebut miselium (tunggal = mycelium,
jamak = mycelia). Hifa tumbuh dari spora yang melakukan germinasi
membentuk suatu tuba grem, dimana tuba ini akan tumbuh terus membentuk

filament yang panjang dan bercabang disebut hifa, kemudian seterusnya akan
membentuk suatu masa hifa yang disebut miselium.
Pengamatan pada biji coklat berjamur ditemukan fungi jenis kapang
yaitu Rhizopus sp yang memiliki ciri-ciri bentuk yaitu adanya sporangium,
sporangiofor, rhizoid serta stolon. Rhizopus sp. yaitu koloni berwarna putih
berangsur-angsur menjadi abu-abu; stolon halus atau sedikit kasar dan tidak
berwarna hingga kuning kecoklatan; sporangiofora tumbuh dari stolon dan
mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5
sporangiofora); rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang
sama dengan sporangiofora; sporangia globus atau sub globus dengan dinding
berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam
bila telah masak; kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau
sedikit kasar; spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder; suhu
optimal untuk pertumbuhan 350C, minimal 5-70C dan maksimal 440C.
Berdasarkan asam laktat yang dihasilkan Rhizopus oryzae termasuk mikroba
heterofermentatif (Kuswanto dan Slamet, 1989).
Pengamatan selanjutnya pada air laut ditemukan protozoa jenis
Dtylum brightwelli. Protozoa jenis ini berbebntuk lempengan datar dan
memiliki pembatas pada bagian tubuhnya. Kedua ujungnya runcing serta
memiliki dinding sel. Sedangkan pada air sungai ditemukan protozoa jenis
Rhizosolenia sp yang memiliki ciri-ciri sel silinder, sering kali dalam bentuk
rantai. Stont A menunjuk tepi terminal organisme. Dorsal venture datar.
Apikal dan sedikit menekuk ke dalam.

Pengamatan pada tomat busuk terdapat bakteri, akan tetapi tidak


diketahui jenis bakterinya. Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik
uniselular, termasuk kelas Schizomycetes, berkembang biak secara aseksual
dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang
bersifat fotosintetik. Cara hidup bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasitik,
saprofitik, pathogen pada manusia, hewan dan tumbuhan. Habitatnya tersebar
luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai + 10 km diatas bumi), di dalam
lumpur, dan di laut.
Bakteri mempunyai bentuk dasar bulat, batang, dan lengkung. Bentuk
bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur dan syarat pertumbuhan tertentu.
Bakteri dapat mengalami involusi, yaitu perubahan bentuk yang disebabkan
faktor makanan, suhu, dan lingkungan yang kurang menguntungkan bagi
bakteri. Selain itu dapat mengalami pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacammacam dan teratur walaupun ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang
sesuai. Umumnya bakteri berukuran 0,5-10 .
Selain pada bakteri khamir juga ditemukan pada tomat busuk, namun
khamir yang terdapat pada tomat ini tidak diketahui jenisnya. Khamir
merupakan bagian dari kelompok kapang dan dibedakan dari hampir semua
jamur yang lain oleh sifatnya yaitu bersel tunggal dan membelah diri secara
bertunas. Pengetahuan yang perlu untuk mikrobiologi hanyalah pengetahuan
tentang klasifikasi dalam genus dan spesies. Klasifikasi pada tingkat ini
didasarkan atas kemampuannya membentuk spora, bentuk dan jumlah spora
yang dihasilkan setiap askus, bentuk sel dan cara perbanyakan sel seperti

pertunasan multipolar atau bipolar, pembentukan pseodomiselium dan


berbagai ragam uji biokimia dan fisiologis seperti fermentasi gula dan
asimilasi serta penggunaan nitrogen. Berdasarkan pada uji-uji tersebut diatas,
para ahli taksonomi khamir mengenal sekitar 40 genus khamir yang terdiri
dari sekitar 400 spesies yang berbeda.
Khamir adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara 5
dan 20 mikro. Biasanya berukuran 5 sampai 10 kali lebih besar dari bakteri.
Beberapa jenis spesies umum digunakan untuk membuat roti, fermentasi
minuman beralkohol, dan bahkan digunakan percobaan sel bahan bakar.
Kebanyakan khamir merupakan anggota divisi Ascomycota, walaupun ada
juga yang digolongkan dalam Basidiomycota.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Penggunaan mikroskop yang baik dan benar dapat dilakukan dengan cara
berupa melihat objek dimulai dengan perbesaran kecil, dengan posisi
tangan berada pada makro dan mikro focus sambil melihat objek pada
lensa okuler dengan dua bola mata.
2. Mikroorganisme yang berhasil diidentifikasi dari pengamatan ini adalah
Golongan Jamur (Kapang dan khamir) dan bakteri.
3. Penyiapan preparasi yang baik dan benar akan sangat membantu dalam
proses pengamatan terutama pada saat pengamatan. Penyiapan preparasi
mikroskop dilakukan secara teratur, teliti dan hati-hati sesuai dengan
prosedur kerja, dimulai dari menyiapkan bahan hingga membersihkannya
kembali setelah digunakan.
4. Penanganan dan perawatan mikroskop dapat dilakukan dengan cara
mengembalikan perbesaran paling kecil pada lensa objektif, begitu pula
pada pengatur cahayanya. Setelah itu, membersihakan bagian-bagian
mikroskop misalnya pada meja preparatnya, dan membungkus kembali
mikroskop agar terlindung dari debu dan kotoran-kotaran lain.

B. Saran
Saran yang dapat diajukan dalam praktikum ini yaitu sebaiknya
masing-masing praktikan memperhatikan tata cara penyiapan preparat agar
tidak terjadi kesalahan dalam melakukan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Noverita, 2009, Identifikasi Kapang Dan Khamir Penyebab Penyakit Manusia


Pada Sumber Air Minum Penduduk Pada Sungai Ciliwung Dan Sumber
Air Sekitarnya, Jurnal Vis Vitalis, 2(2), 12-22
Nurtjahyani, 2011, Mikrobiologi Kedokteran, Universitas Sultan Agung,
Semarang
Pramudita, S. D., 2012, Pengenalan Mikroskop, FKIP UHAMKA, Bengkulu.
Priyani, N., 2003, Sejarah Penemuan Mikroba, Usu Digital Library, FMIPA USU,
Medan.
Sumarsih, S., 2003, Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar, Fakultas Pertanian Upn
Veteran, Yogyakarta.
Susilowati, A., dan Listyawati, S., 2001, Keanekaragaman Jenis Mikroorganisme
Sumber Kontaminasi Kultur In vitro di Sub-Lab. Biologi Laboratorium
MIPA Pusat UNS. Jurnal Biodiversitas, 2(1), 110-11
Tranggono, R. I., dan Latifah, F., 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Niswati, A, Dermiyati, dan Arif. M. A. S., 2008, Perubahan Populasi Protozoa
dan Alga Dominan pada Air Genangan Tanah Padi Sawah yang Diberi
Bokashi Berkelanjutan, Jurnal Tanah Trop, 13(3), 225-231

LAPORAN MIKROBIOLOGI
PRAKTIKUM II
PENGENALAN DAN PENGAMATAN MIKROORGANISME
DENGAN MIKROSKOP

OLEH:

NAMA

: HASRUL SANI

STAMBUK

: F1D1 12 060

KELOMPOK

: IV (EMPAT)

ASISTEN PEMBIMBING : NUR ASNI

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

Anda mungkin juga menyukai