Anda di halaman 1dari 21

`1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroba, atau jasad renik.

mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang membutuhkan ilmu

pendukung dari kimia, fisika, dan biokimia. Mikrobiologi juga sering disebut

sebagai ilmu praktek dari biokimia. Mikrobiologi mempelajari sejarah.penemuan

bakteri, klasifikasi bakteri di alam, struktur sel bakteri dan tugasnya, metabolisme

umum mikroba, pertumbuhan mikroba, dan factor lingkungan, mikrobiologi

terapan di pertanian dan lingkungan. (Mayasari, 2020).

Bekerja di laboratorium mikrobiologi melibatkan kemungkinan bahaya dari

berbagai jenis bahan kimia, baik yang sangat berbahaya maupun yang tidak

berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di laboratorium juga dapat mengakibatkan

bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang melakukan praktikum

jika mereka tidak tahu cara menggunakan peralatan tersebut. Untuk keselamatan

kerja selama penelitian, penting untuk mengidentifikasi peralatan laboratorium.

Jika alat-alat laboratorium tidak digunakan dengan benar, mereka biasanya dapat

rusak atau bahkan berbahaya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui

cara menggunakannya dengan benar, sehingga kesalahan dalam prosedur

pemakaian alat dapat diminimalkan. ( Andriani, 2016).

Untuk melakukan praktikum mikrobiologi, ruangan dan tempat kerja harus steril.

Ruang yang steril bebas dari semua jenis mikroba, baik patogen maupun
`2

nonpatogen. Sterilkan alat-alat dan tempat kerja secara berkala agar ruangan

praktikum tetap steril. (Darmadi, 2008).

Sterilisasi adalah proses atau kegiatan membebaskan suatu benda atau bahan dari

semua bentuk kehidupannya. Proses sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai

cara, tergantung pada bahan atau alat yang akan disterilkan. Pada prinsipnya

sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu, sterilisasi cara mekanik (filtrasi)

menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45

mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan

untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotic,

Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran, dan

sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan, antara lain

alkohol. (Widodo, 2017).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktek pengenalan alat laboratorium ini adalah untuk mengetahui

alat-alat praktikum yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi beserta

fungsi dan jenis dari alat-alat laboratorium mikrobiologi yang akan digunakan,

dapat mengetahui alat dan prinsip kerja dan sterilisasi basah, dan dapat mengetahui

alat dan prinsip kerja dan sterilisasi kering.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat praktikum perkenalan alat laboratorium adalah agar praktikkan dapat

mengetahui alat-alat yang terdapat dalam laboratorium mkrobiologi akuatik, dapat

mengetahui alat dan prinsip kerja dan sterilisasi basah, dan dapat mengetahui alat

dan prinsip kerja dan sterilisasi kering.


`3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat-Alat Laboratorium

2.1.1 Alat Yang Terbuat Dari Kaca, Plastik, dan Karet

Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme.

Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai

penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang

biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan

cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml. (Ramadhani,

2013).

Pipet Tetes Fungsinya sama dengan pipet ukur, namun volume yang

dipindahkan tidak diketahui. Salah satu penerapannya adalah dalam menambahkan

HCl / NaOH saat mengatur pH media, penambahan reagen ada uji biokimia.

(Ramadhani, 2013).

Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang

diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet

berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan

pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang diingini. Volume yang

dipindahkan dikeluarkan menikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus

tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan

filler dengan udara sekitar. (Ramadhani, 2013).

Labu erlenmeyer berfungsi menampung larutan, bahan, atau cairan. Labu

Erlenme yer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-


`4

bahan dalam komposisi media, menampung akuades, dan mengembangkan

mikroba dalam kultur cair. Ada berbagai ukuran volume cairan yang dapat

ditampungnya, seperti 25 mililiter, 50 mililiter, 100 mililiter, 250 mililiter, 300

mililiter, 500 mililiter, dan 1000 mililiter. (Ramadhani, 2013).

Tabung reaksi (Test Tube) Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan

untuk uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media

padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup

plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat

diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar)

dan agar miring (slants agar). (Ramadhani, 2013).

Pipet Filler / Rubber Bulb adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat

dipasang pada pangkal pipet ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang

resisten bahan kimia. Filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran

memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan

udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan

dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk

mengeluarkan cairan dari pipet ukur. (Ramadhani, 2013).

Pembakar Bunsen adalah salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan

kondisi yang steril adalah pembakar bunsen. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang

lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang

berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar

gas atau metanol. (Ramadhani, 2013).


`5

Batang L berfungsi untuk menyebarkan cairan di permukaan agar supaya

bakteri yang tersuspensi dalam cairan tersebut tersebar merata. Alat ini juga disebut

spreader. (Ramadhani, 2013).

2.1.2 Alat yang terbuat dari Elektrik

Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang

digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan

yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121℃

(250°F) (Andriani, 2016).

Oven berfungsi untuk mensterilkan alat-alat gelas yang tahan terhadap panas.

Digunakan pada sterilisasi udara kering dengan membebaskan alat-alat dari segala

macam kehidupan (mikroba) tanpa kelembaban. (Andriani,2016).

Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi

yang memberikan perbesaran yang membuat kita dapat melihat struktur

mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. (Andriani,2016).

Coloni counter berfungsi untuk menghitung koloni mikrobia dalam kulit.

Cara menggunakannya yaitu setelah ON menyimpan cawan petri didalamnya yang

berisi bakteri atau jamur ke dalam kamar hitung, mengatur alat penghitung pada

posisi 000 dan mulai menghitung dengan menggunakan jarum penunjuk sambil

melihat jumlah pada layar hitung. Fungsi dari alat ini adalah untuk menghitung

jumlah koloni dari bakteri. (Andriani,2016).

Hot plate berfungsi untuk memanaskan larutan dan mencairkan media yang

padat. (Andriani,2016)
`6

Laminar Air Flow adalah alat yang digunakan untuk pengerjaan sacara

aseptis karena mempunyai pola pengaturan dan penyaringan aliran udara sehingga

aseptis dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan. (Andriani,2016).

2.2 Sterilisasi Alat

Dalam mikrobiologi, sterilisasi adalah proses menghapus semua organisme

yang ada pada suatu benda sehingga suatu kondisi bebas dari mikroorganisme.

(Singleton dan Sainsbury, 2006). Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan

semua bentuk kehidupan. Jika dilihat dari sudut pandang mikrobiologi, suatu benda

yang steril berarti tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme hidup. (Adji, D &

Larashanty, 2007). Sterilisasi adalah membebaskan tiap benda atau substansi dari

semua kehidupan dalam bentuk apapun. Sterilisasi dilakukan bertujuan

mendapatkan keadaan steril. Mikroorganisme dapat dimatikan dengan panas (kalor),

gas-gas seperti formalsehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-

macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gama. Proses untuk

menghancurkan semua bentuk kehidupan juga disebut sterilisasi. Suatu benda yang

steril, dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebas dari mikroorganisme hidup.

Suatu benda atau substansi hanya dapat steril atau tidak sreril tidak akan mungkin

setengah steril atau hampir steril. (Aqli dkk, 2017).

2.1.1 Sterilisasi Basah

Sterilisasi basah biasanya dilakukan dalam autoklaf atau sterilisator uap

portabel. Ketika pemanasan dilakukan di bawah kondisi atmosfer, suhu yang

dicapai tidak dapat lebih dari 100° C, sehingga tekanan yang lebih besar diperlukan

untuk mencapai suhu yang lebih tinggi. Dengan demikian, tekanan hanya
`7

diperlukan untuk meningkatkan suhu sistem tetapi tidak mempengaruhi proses

pembunuhan mikroorganisme; suhu biasanya digunakan untuk sterilisasi panas

basah pada 121°C. (Ansel dkk, 2009).

2.1.2 Sterilisasi Kering

Sterilisasi dengan udara kering, alat yang biasa disebut oven.Alat ini

digunakan untuk mensterilkan peralatan gelas seperti labu erlenmeyer, cawan

petridi, tabung reaksi dan peralatan gelas lainnya.Bahan-bahan seperti katun, kain

dan kertas dapat disterilkan dengan alat ini.Biasanya suhu yang digunakan untuk

sterilisasi kering adalah 170 hingga 180 derajat Celcius selama minimal 2

jam.Waktu sterilisasi tergantung pada alat dan kuantitas.Sterilisasi panas kering

dapat diterapkan pada benda apa pun yang tidak akan melengkung, terbakar, hangus,

atau menguap setelah suhunya mencapai titik tertentu.Untuk menghindari

kontaminasi setelah pembersihan oven, bahan-bahan yang biasa dibersihkan

dengan cara ini antara lain peralatan seperti spuit, pipet, tabung reaksi, cawan Petri

kaca, botol sampel, dan uap bahan kedap seperti minyak tanah, gliserin, minyak

dan bubuk. (Machmud, 2008).


`8

BAB 3 METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Dasar-dasar Mikrobiologi Akuatik ini di laksanakan pada hari

Selasa, tanggal 18 September 2023, di mulai pada pukul 15.00 sampai selesai di

Laboratorium Kualitas air dan biologi akuatik, Program Studi Akuakultur, Fakultas

Peternakan Dan Perikanan, Universitas Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum dasar-dasar mikrobiologi

akuatik dengan modul pengenalan dan sterilisasi alat:

Tabel 3.2 Bahan Laboratorium


Bahan Kegunaan

Kertas Digunakan untuk membungkus alat

yang akan di sterilisasi.

Pulpen Digunakan untuk mecatat alat apa saja

yang akan di sterilisasi.

Kamera Digunakan untuk pengambilan

dokumentasi sebagai daftar lampiran.

3.3 Prosedur Kerja

1. Asisten menunjukkan alat-alat laboratorium yang hendak dipelajari serta

menjelaskan fungsi alat-alat tersebut kepada praktikan.

2. Mendengar serta memerhatikan asdos yang sedang mengenalkan alat-alat


`9

laboratorium.

3. Menuliskan fungsi dari alat-alat laboratorium tersebut di buku panduan

praktikum mikrobiologi sesuai yang dijelaskan oleh Asdos.

4. Mengumpulkan buku panduan praktikum mikrobiologi untuk ditanda tangani

oleh Asdos.

3.3.1 Pengenalan Alat

1. Menyiapkan alat dan bahan,

2. Materi dijelaskan oleh asisten laboratorium

3. Mencatat fungsi dari masing-masing alat

4. Membuat hasil dalam bentuk laporan.

3.3.2 Sterilisasi Basah

1. Mencuci alat-alat dengan sabun lalu dibilas hingga bersih

2. Setelah itu dilap menggunakan tisu hingga kering, kemudian dimasukkan

kedalam autoklaf atau sterilisator uap.

3. Setelah 15 menit dengan suhu 121°c kemudian alat diangkat dan siap digunakan.

3.3.3 Sterilisasi Kering

1. Alat-alat dicuci dengan sabun lalu dibilas hingga bersih

2. Setelah itu dilap menggunakan tisu hingga kering, lalu alat-alat dibungkus

menggunakan kertas

3. Setelah itu alat-alat tersebut dimasukkan kedalam oven untuk dikeringkan pada

suhu 150°c sampai dengan 180°c selama 30 menit.


`10

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dalam praktikum mikrobiologi membahas tentang pengenalan alat, Peralatan

digolongkan menjadi tiga yaitu peralatan elektronik,peralatan Gelas, dan peralatan

non-gelas serta di peroleh hasil sebagai berikut :

4.1.1 Pengenalan Alat

Alat-alat yang digunakan pada praktikum dasar-dasar mikrobiologi akuatik

dengan modul Pengenalan dan Sterilisasi Alat:

Tabel 4-3 Alat


Nama Alat Gambar Kegunaan

Mikroskop Alat yang digunakan untuk

mengamati mikroorganisme

yang sangat kecil ukurannya

Autoklaf Alat yang digunakan untuk

sterilisasi alat, bahan, atau

media tertentu dengan

menggunakan uap panas

pertekanan.

Inkubator alat yang digunakan untuk

menginkubasi mikroba pada

suhu tertentu.
`11

Oven alat yang digunakan untuk

sterilisasi alat dan bahan

dengan menggunakan udara

kering.

Laminary Air Flow Untuk mengalirkan udara

bersih secara terus-menerus.

Hot Plate Memanaskan atau


menghangatkan sekaligus
mencampurkan atau
menghomogenkan larutan
kimia.

Cawan Petri Untuk pembiakan (Kultivasi)

Mikroorganisme

Pipet Tetes Memindahkan larutan dari

suatu wadah ke wadah lain

dengan jumlah yang sangat

sedikit dan dengan tingkat

ketelitian pengukuran

volume yang sangat rendah.


`12

Botol Semprot Sebagai tempat menyimpan

larutan atau zat cair seperti,

akuades.

Batang L Untuk menyebarkan cairan

dipermukaan agar supaya

bakteri yang tersuspensi

dalam cairan tersebar merata.

Jarum inokolum Memindahkan mikroba atau

(Ose) koloni tertentu dari tanaman

atau media yang satu ke

tanaman atau media yang

baru.

Gegep Untuk menjepit tabung reaksi

pada saat pemanasan, atau

untuk membantu mengambil

kertas kertas saring atau

benda lain pada kondisi

panas.

Batang Pengaduk Untuk mencampur bahan

kimia dan cairan untuk

keperluan laboratorium.
`13

Mikropipet Untuk memindahkan larutan

atau cairan dari satu tempat

ke tempat yang lainnya, tetapi

untuk volume yang sangat

kecil (dibawah 1,0 ml ).

Bunsen Sering digunakan dalam

proses pembakaran dan

pemanasan pada pengujian di

laboratorium.

Karet Penghisap Membantu mengambil

larutan kimia yang berbahaya

dengan cara disambungkan

dengan pipet ukur/pipet

volume.

Erlenmeyer Menjadi wadah dari bahan

kimia cair,

Gelas Kimia Sebagai tempat mereaksikan

bahan, tempat menampung

bahan kimia berupa larutan.


`14

4.1.2 Sterilisasi Basah

Gambar 4-1. autoclave

Metode sterilisasi basah dilakukan menggunakan autoklaf yang

dioperasikan dengan uap air di bawah tekanan (Misra dan Misra, 2012). Metode ini

digunakan terutama untuk sterilisasi media, cairan dan peralatan laboratorium.

4.1.3 Sterilisasi Kering

Gambar 4-2. Oven

Metode sterilisasi kering menggunakan Oven pengering laboratorium

merupakan peralatan yang digunakan dalam sterilisasi kering. Sterilisasi ini

membutuhkan waktu pemaparan yang lebih lama dan suhu yang lebih tinggi

dibandingkan dengan sterilisasi dengan menggunakan metode basah. Hal ini relatif

tidak eisien, tetapi akan sangat berguna ketika digunakan untuk menghilangkan air

pada peralatan dan sterilisasi pada peralatan yang terbuat dari logam (Rogers,

2012).
`15

4.2 Pembahasan

Adapun pembahasan dalam praktikum mikrobiologi tentang pengenalan alat,

sterilisasi basah dan sterilisasi kering:

4.2.1 Pengenalan Alat

Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja

saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan

berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Pentingnya dilakukan

pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara penggunaan alat

tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat

diminimalisasi sedikit mungkin. (Andriani, 2016).

4.2.2 Sterilisasi Basah

Gambar 4-1. autoclave

Sterilisasi basah merupakan metode sterilisasi menggunakan uap air di

bawah tekanan dengan menggunakan autoklaf. Sterilisasi basah digunakan untuk

mensterilkan alat-alat yang terbuat dari plastik dan kaca serta media kultur

Susylowati, dkk, (2022).


`16

4.2.3 Sterilisasi Kering

Gambar 4-2. Oven

Sterilisasi dengan uap panas kering yaitu oven protein mikroba akan

mengalami dehidrasi hingga terjadi kekeringan, selanjutnya teroksidasi oleh

oksigen diudara sehingga menyebabkan matinya mikroba dan tidak menimbulkan

embun/ kondensasi pada alat yang disterilisasi serta sterilisasi media nutrient agar

menggunakan sterilisasi uap yaitu autoclave, prinsip kerjanya yaitu mikroba akan

mengalami denaturasi dan koagulasi yang menyebabkan mikroba tersebut mati

Misna, M., & Diana, K. (2016).


`17

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Alat –alat yang terdapat dilabolatorium mikrobiologi ada peralatan elektrik,

ada yang terbuat dari kaca dan plastik atau non kaca.

2. Alat-alat yang terbuat dari gelas diantaranya tabung reaksi, gelas ukur, gelas

kimia, pipet tetes, pipet skala, cawan petri, batang L, Erlenmeyer, Sbatang

pengaduk, jarum ose.

3. Alat-alat yang terbuat dari besi contohnya, gegep pinset dan alat-alat yang

terbuat dari plastik contohnya, karet penghisap, dan yang terbuat dari kayu

yaitu rak tabung.

4. Alat-alat yang termasuk sterilisasi yaitu, autoklaf, oven, Bunsen.

5. Setiap alat yang terdapat dilabolatorium memilikifungsi masing-masing dan

memiliki prinsip yang berbeda dalam penggunanya

5.2 Saran

Saran dari saya setelah melakukan praktikum pengenalan alatlaboratorium

serta sterilisasi, sebaiknya kelengkapan alat juga perludiperhatikan, sebab

kelengkapan alat mempengaruhi pengetahuanpraktikan agar dapat mengenal

macam-macam alat yang digunakandalam melakukan praktek mikrobiologi.


`18

DAFTAR PUSTAKA

Adji, D., & Larashanty, H. (2007). Perbandingan Efektivitas Sterilisasi Alkohol


70%, Inframerah, Otoklaf Dan Ozon Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Bacillus Subtilis. Jurnal Sain Veteriner, 25(1).
Andriani, R. (2016). Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk
Mengatasi Keselamatan Kerja Dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi, 1(1).
Aqli Muh Nasir R, P., Rosanty, A., & Yunus, R. (2017). Identifikasi Jamur
Aspergillus Sp Pada Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus L.) Yang Di Jual
Di Pasar Basah Mandonga Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara (Doctoral Dissertation, Poltekkes Kemenkes Kendari).
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendalianya. Salemba
Medika. Jakarta
Cappuccino, J. G., & Sherman, N. (1983). A Laboratory Manual. Addision-1999.
Ansel, H.C., Popovich, N.G., 2009, Pharmaceutical Dosage Forms and Drug
Machmud, M. 2008. Teknik Penyimpanan Dan Pemeliharaan Mikroba.Balai
Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor.
Http://Anekaplanta.Wordpress.Com/2008 /03/02/Teknik-Penyimpanan-
Danpemeliharaan-Mikroba/. Diakses Pada Tanggal 8 Oktober 2014
Mayasari, U. (2020). Mikrobiologi.
Misna, M., & Diana, K. (2016). Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Bawang
Merah (Allium Cepa L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus. Jurnal
Farmasi Galenika (Galenika Journal Of Pharmacy)(E-Journal), 2(2), 138-
144.
Misra, A.N. And M. Misra. (2012). Sterilization Techniques In Plant Tissue
Culture. Fakir Mohan University, Balasore
Parasitologi, M. D., Triatmojo, Y., & Tinggi, K. R. T. D. P. (2021) Laporan
Praktikum.
Ramadhani, I. (2013) Dasar-Dasar Praktikum Mikrobiologi.
Rogers, W. J. (2012). Steam And Dry Heat Sterilization Of Bioma Te R I A L S
And Medi C A L Devi C E S . Sterilization Of Biomaterials And Medical
Devices, 20–55.
Singleton P. & D. Sainsbury (2006). Dictionary Of Microbiology And Molecular
Biology. New Jersey: Wiley Interscience.
`19

Usylowati, D., Andayani, S., & Widodo, M. S. (2022). Pengaruh Pemberian


Larutan Daun Pepaya Pada Lele Yang Diinfeksi Aeromonas Hydrophila
Ditinjau Dari Histopatologi Insang, Kulit Dan Otot.
Widodo, L. U. (2017). Dasar-Dasar Praktikum Mikrobiologi. Microbiological
Applications, A Laboratory Manual In General Microbiology, 1-61
`20

LAMPIRAN

Lampiran 1. Pengenalan Alat dan Sterilisasi Alat


`21

Anda mungkin juga menyukai