H031 21 1007
KELOMPOK III
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
nama dari suatu kelompok organisme seperti hewan dan tumbuhan. Tetapi istilah
ini digunakan untuk menyatakan suatu organisme dengan ukuran yang sangat
kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, melainkan harus
multiseluler pun tidak memiliki ukuran sel yang besar (Hafsan, 2011).
dan aktivitasnya diatur oleh interaksi satu sama lain, dengan lingkungan mereka
spora. Proses ini membutuhkan larutan seperti fenol, alkohol, klorin atau yodium
yang diaplikasikan pada peralatan yang akan disterilkan. Proses sterilisasi termal
disebut autoklaf, dan merupakan proses sterilisasi yang paling banyak dilakukan.
Autoklaf yang sederhana menggunakan sumber uap dari pemanasan air yang
sterilisasi alat dan bahan serta pembuatan media yang akan digunakan untuk
isolasi enzim ataupun isolasi bakteri demi menambah pengetahuan agar dapat
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dan memahami cara
menggunakan autoklaf pada suhu 121 oC dan tekanan 1 atm atau 15-20 psi selama
Nutrient Agar dengan cara pelarutan dan pemanasan, kemudian penuangan dalam
Prinsip dari percobaan ini adalah mengetahui teknik metode gores kuadran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik (Istin, 2020).
sinar gamma, paparan sinar UV dan penggunaan gas seperti etilen oksida,
memiliki kelebihan dan kekurangan. Autoklaf relatif cepat, sangat penetrasi dan
tidak menghasilkan residu beracun, tetapi suhu 121oC dapat merusak bahan yang
disterilkan. Perawatan kimia adalah suhu rendah dan efektif, tetapi prosedur ini
bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau 1 atm dan
dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan
benda adalah 15 pon tiap inchi (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama waktu
yang dibutuhkan untuk sterilisasi adalah 15 menit pada suhu 121 oC. Syarat suhu,
mikroba karena pada suhu 121°C dapat melepaskan 686 kalori/g uap air.
uap air panas. Mekanisme kerusakan oleh panas ini ditandai dengan rusaknya
memanfaatkan panas dan tekanan dari uap air. Biasanya untuk mensterilkan media
mengapa digunakan temperatur 121oC karena pada saat itu menunjukkan tekanan
Tekanan pada atmosfer pada ketinggian di permukaan laut air mendidih pada
sama, menggunakan tekanan 2 bar maka air akan mendidih pada temperatur
Salah satu elemen penting dalam sterilisasi menggunakan autoklaf uap air
adalah kehadiran uap air dan penembusannya ke dalam bahan selama sterilisasi.
Contoh spora membentuk organisme pada medium anhidrat tidak mati pada
temperatur di atas 121oC (temperatur yang biasa digunakan pada autoklaf saat
sterilisasi dengan panas kering lebih panjang dimana prosesnya diluar uap air
pemaparannya pada 121oC selama 12 menit adalah efektif, sterilisasi panas kering
membutuhkan pemaparan pada 150 – 170oC selama 1-4 jam (Tungadi, 2017).
disebut media. Mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam
media dengan persyaratan tertentu, yaitu di dalam media harus terkandung semua
unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan, media harus
kebutuhan mikroba, serta media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum
ditanami mikroba yang dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak
dalam biomassa. Media autotroph dengan sumber karbon paling sering digunakan
adalah karbon dioksida, yang dapat disuplai sebagai bikarbonat di dalam medium.
lainnya, seperti ion NH4+, ion NO2-, unsur belerang (S), dan besi tereduksi, dapat
Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang
yang cukup, pH yang sesuai, kadar oksigen baik, media steril dan media harus
bakteri adalah media (NA) Nutrient Agar (Juariah dan Sari, 2018).
bakteri. Bakteri yang digunakan merupakan suatu bakteri gram negatif dan bakteri
gram positif karena media Nutrient Agar sudah memiliki banyak sumber nutrisi
bagi pertumbuhan bakteri (Ramadhan dkk., 2021). Media Nutrient Agar dalam
masih belum terjangkau untuk mendapatkan akuades, selain harganya yang mahal
yang mudah di jangkau dan di temui di daerah-daerah yaitu air minum dalam
antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. Media Nutrient Agar terbuat
dari campuran ekstrak daging dan pepton dan menggunakan agar sebagai
pemadat. Nutrient Agar digunakan sebagai pemadat karena sifatnya yang mudah
di dalam autoclave selama ± 1 jam dengan suhu 121 ºC. Setelah itu, bahan media
agar dibuat dengan mencampurkan 2 gram nutrient broth (1%) dan 4 gram agar
(2%) ke dalam 200 mL air garam dan diaduk menggunakan magnetic stirrer.
dan alumunium foil dan disterilkan menggunakan autoclave dengan suhu 121ºC
selama ± 1 jam. Media yang sudah steril kemudian dituang secara aseptik ke
dalam petrydisk steril hingga permukaan petrydisk tertutup dengan media agar.
dapat dilakukan dalam dua hal yaitu melalui pengenceran dan secara langsung
mikroskopis yang pada umumnya bersel tunggal dan tidak memiliki membran inti
Cara hidup bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasitik, saprofitik, patogen
kromosom tunggal dengan bentuk sirkuler yang terdapat di sitoplasma. Bentuk sel
bakteri bermacam-macam yaitu bulat, batang dan spiral. Bakteri dapat ditemukan
pada berbagai jenis habitat dan memiliki banyak tipe metabolisme. Produk
dimanfaatkan dalam industri farmasi, pangan, dan pertanian (Kanti dkk., 2018).
mendapatkan biakan bakteri yang tidak lagi bercampur dengan bakteri lain
yang disebut biakan murni. Prinsip isolasi mikroba adalah memisahkan satu
jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran berbagai
biakan murni (Mikdarullah dan Nugraha, 2017). Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam melakukan isolasi mikroba antara lain, sifat setiap jenis
mikroba yang akan diisolasi, tempat hidup atau asal mikroba, media tumbuh yang
hasil isolasi sudah berupa biakan murni dan sesuai dengan yang dimaksudkan,
menjaga agar mikroba yang telah diisolasi tetap menjadi biakan murni (Jufri,
2020).
bakteri yang muda dan tidak terkontaminasi (Pinarsi dan Syukrilla, 2021). Bakteri
menjadi 4 yakni fase pertama disebut fase adaptasi atau lag, yaitu fase
penyesuaian bakteri pada suatu lingkungan baru. Ciri dari fase ini yaitu tidak
terdapat peningkatan jumlah sel. Fase kedua yakni fase eksponensial atau log
merupakan fase terjadinya pembelahan sel, sehingga sel baru terus terbentuk
dengan laju yang konstan dan pertumbuhan secara eksponensial. Fase ketiga
adalah fase stationer yaitu fase terjadinya keseimbangan antara sel yang
membelah dengan sel yang mati. Fase terakhir yaitu fase kematian yang
merupakan fase jumlah sel mati meningkat. Hal tersebut dikarenakan faktor
diinokulasikan pada media (Andarila dkk., 2018). Koloni tunggal yang terpisah
bewarna kuning, bentuk bulat kecil (Rosmania dan Yanti, 2020). Penginokulasian
dilakukan dengan menggunakan jarum ose kemudian buka mulut tabung media
kemudian goreskan secara merata pada media segera tutup dengan tutupnya
dalam suhu dan waktu tertentu (Aviany dan Pujiyanto). Manfaat dari peremajaan
bakteri misalnya adalah daur ulang antibiotik yang membuat antibiotil lama dapat
digunakan kembali ketika resistensi dari antibiotik muncul (Coates dkk., 2019).
2.5 Bakteri Acinetobacter calcoaceticus
terutama di dalam tanah dan air. Bakteri ini juga dapat ditemukan pada kulit,
membran mukosa, sekret, dan lingkungan rumah sakit (Silvani dkk., 2018).
bakteri yang mengambil pewarnaan warna merah muda atau merah pada tes
pewarnaan Gram. Hal ini berbeda dengan bakteri gram-positif yang akan
sebagai organisme yang cukup tahan terhadap kondisi ekstrem dan mampu
bertahan dalam lingkungan yang beragam. Selain tanah dan air, bakteri ini juga
dapat hidup di permukaan kulit manusia serta membran mukosa (Silvani dkk.,
2018).
BAB III
METODE PERCOBAAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah media nutrient agar
(yeast extract, NaCl, pepton), akuades, etanol 70%, spiritus, kapas, kain kasa,
plastik tahan panas, kertas HVS, aluminium foil, benang dan isolat bakteri
Acinetobacter Calcoaceticus.
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, jarum ose,
enkas, pembakar spiritus, gelas kimia 50 mL, gelas ukur 100 mL, batang
pengaduk, neraca analitik, hot plate, spatula, autoklaf, cawan petri, erlenmeyer
dan cawan petri dibungkus dengan menggunakan kertas HVS. Semua alat yang
ingin disterilisasi dimasukkan ke dalam plastik tahan panas, kemudian
dimasukkan ke dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 oC dan tekanan 1
dilarutkan dalam 100 mL akuades, kemudian dipanaskan di hot plate hingga larut
menggunakan NaOH atau HCl. Setelah itu, erlenmeyer ditutup penutup yang
sudah dibuat dan dilapisi dengan aluminium foil, kemudian direkatkan dengan
panas, kemudian disterilkan di dalam autoklaf pada suhu 121 oC dan pada tekanan
1 atm selama 15 menit. Masing-masing tabung reaksi dan cawan petri diisi
padat.
Media nutrient agar yang telah memadat pada tabung reaksi dan cawan
mengambil isolat bakteri menggunakan jarum ose yang telah difiksasi dan
dalam enkas yang steril. Setelah itu, diinkubasi selama 4 hari dan diamati
pertumbuhan bakeri.
BAB IV
untuk membebaskan alat yang akan digunakan dari bakteri (endospora). Sterilisasi
adalah suatu proses untuk membunuh semua mikroba yang ada sehingga jika
ditumbuhkan didalam suatu medium tidak ada lagi mikroba yang dapat
yang digunakan untuk mensterilkan suatu benda yang menggunakan uap dan
bertekanan tinggi selama kurang lebih 15 menit. Suhu yang tinggi inilah yang
endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri (Nugraha dkk., 2022).
ditandai dengan bunyi saat kita melepaskan penutupnya dari tabung reaksi dan
erlenmeyer. Tujuan tabung reaksi dan erlenmeyer ditutup pada percobaan ini
adalah untuk menghindari terbentuknya uap air pada dinding dan bagian dalam
tabung reaksi dan erlenmeyer yang akan dimasukkan dalam autoklaf. Setelah itu,
tabung reaksi dan erlenmeyer dibungkus dengan menggunakan kertas agar alat
tidak akan pecah karena suhu dan tekanan yang tinggi saat dimasukkan ke dalam
autoklaf. Alat kemudian dimasukkan ke dalam plastik tahan panas. Hal ini
bertujuan agar kertas yang digunakan untuk membungkus alat tidak akan rusak
saat terkena uap air. Setelah itu, semua alat dimasukkan ke dalam autoklaf
dengan suhu 121oC dan tekanan 1 atm selama 15 menit. Kemudian enkas
digunakan pada percobaan ini karena efektif memecah protein yang ada dalam
mikroorganisme.
media Nutrient Agar (NA). Media Nutrient Agar dibuat dengan 2% serbuk
nutrient agar yang dilarutkan dalam akuades. Komposisi serbuk NA terdiri atas
nitrogen dan karbon bagi mikroorganisme, NaCl yang berfungsi sebagai sumber
pertumbuhan mikroba aerob, beef extract yang berfungsi sebagai sumber karbon,
dan agar yang berfungsi sebagai bahan pemadat. Dimasukkan media NA ke dalam
erlenmeyer lalu dipanaskan di atas hot plate hingga larut sempurna. Pemanasan
telah dibuat dan dimasukkan dalam plastik tahan panas. Media NA dalam
erlenmeyer kemudian disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121 °C dan tekanan 1
atm selama 15 menit, karena pada suhu dan tekanan tersebut tidak akan ada
telah steril ke dalam tabung reaksi dan cawan petri kemudian didiamkan di dalam
baru. Teknik gores umunya digunakan untuk mengisolasi koloni mikroba pada
medium agar sehingga akan didapatkan koloni terpisah yakni biakan murni.
dibagi menjadi empat bagian menggunakan spidol pada bagian bawah cawan petri
dan diberi nomor. Teknik goresan dilakukan secara zig-zag tanpa terputus dengan
menggunakan jarum ose yang telah difiksasi. Setelah itu, cawan petri yang telah
bakterinya.
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. sterilisasi alat dan bahan yang digunakan pada proses isolasi menggunakan
alat autoklaf pada suhu 121 ºC dengan tekanan 1 atm selama 15 menit.
nutrient agar (beef extract, NaCl dan pepton) kemudian disterilisasi dalam
zig-zag pada media dengan menggunakan jarum ose yang telah difiksasi.
5. 2 Saran
Saran untuk laboratorium yaitu, sebaiknya alat dan bahan yang akan
Saran untuk percobaan yaitu sebaiknya media yang digunakan tidak hanya
media padat agar praktikan dapat mengetahui perbedaan hasil yang didapatkan
DAFTAR PUSTAKA
1. Sterilisasi Alat
- dimasukkan dalam
- disumbat dengan - dicelupkan jarum
15 menit.
2. Pembuatan Media NA
dalam erlenmeyer.
3. Teknik Penggoresan
a. Goresan Sinambung
b. Goresan T
Hasil Goresan T
c. Goresan Kuadran
d. Goresan Radian