Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pada saat sekarang ini ,dengan berkembangnnya ilmu pengetahuan, maka
semakin tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam
sampai pada mikrooorganisme yang tak dapat di lihat dengan mata
telanjang/berukuran kecil. Dari hal inilah muncul ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang mikroorganisme tersebut yang disebut dengan mikrobiologi.
Para peniliti mulai mencari tahu akan apa yang terkandunng pada
mikroorganisme tersebut. Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya
menggunakan teknik atau cara- cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk
bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme ini baik sifat dan
karakteristiknya.
Dalam praktikum ataupun dalam penelitian terutama dalam bidang
mikrobiologi, digunakan beberapa peralatan standar yang harus disterilsasi
terlebih dahulu sebelum digunakan. Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu
proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam
suatu benda, sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu panas,
penyaringan, radiasi, dan penambahan bahan kimia. Sedangkan sterilisasi dengan
cara panas dapat dilakukan dengan panas basah, panas kering, pemanasan
bertahap dan perebusan.
Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan guna untuk
keselamatan kerja dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga pengenalan
alat praktikum bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-
alat tersebut. Ada banyak sekali alat-alat yang digunakan dan mempunyai fungsi
masing-masing didalam bidang keilmuan atau pun proses penilitian. Alat-alat
laboratorium juga dapat berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur
pemakaiannya. Maka diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium agar
penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang
baik dan benar, sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit
mungkin. Hal ini penting agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar.
Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dilakukanlah percobaan ini untuk
mengetahui teknik pengenalan, penyiapan dan penggunaan serta fungsi dan
prinsip kerja setiap alat laboratorium mikrobiologi. Selain itu pula untuk
mengetahui teknik sterilisasi dari alat-alat tersebut.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan mengenal
alat-alat laboratorium mikrobiologi dan sterilisasi alat-alat laboratorium.
C. Manfaat
Agar praktikan dapat mengenal dan mengetahui alat-alat laboratorium serta
cara penggunaan dan sterilisasinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mikrobia bukan nama dari suatu kelompok organisme seperti hewan dan
tumbuhan. Istilah mikro (mikroorganisme) digunakan untuk menyatakan suatu
organisme yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, sehingga tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang tanpa menggunakan mikroskop. Mikrobiologi berasal dari kata
mikro (kecil atau renik), bio (hidup) dan logos (ilmu). Jadi mikrobiologi merupakan
bidang ilmu yang mengkaji tentang mikroba seperti virus, archeae, bakteri, fungi,
algae, dan protozoa (Ali,2005).
Pengetahuan tentang mikrobia tidak dimulai sampai ditemukannya mikroskop
pada pertengahan abad ke 16 oleh antonie van leeuwenhoek. Ia merupakan orang
pertama melihat fungi,bakteri dan protozoa melalui mikroskop yang dibuatnya. Akhir
abad ke 19 merupakan saat ketika pertama kali ditemukannya peran mikroba terhadap
lingkungan dan kedokteran (Ali. 2005).
Salah satu alat untuk melihat sel mikroba adalah mikroskop cahaya. Dengan
mikroskop dapat diamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Pada umumnya, mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil
dari 0,1 mm (Lestanto, 2015)
Peralatan dalam suatu laboratorium merupakan salah satu komponen yang
sangat menentukan dalam suatu praktikum. Untuk memudahkan dan melancarkan
berlangsungnya praktikum mikrobiologi, maka pengetahuan alat sangat diperlukan.
Peralatan dalam suatu laboratorium pada dasarnya terdiri dari peralatan gelas seperti
pipet, buret, beaker, alat filtrasi dan sebagainya. Peralatan non-gelas seperti rak
tabung, timbangan, pemanas, dan mesin sentrifuse, dll.
1. Alat- alat laboratorium gelas
Peralatan gelas merupakan alat yang sangat penting dalam suatu labratorium,
baik laboratorium sederhana maupun untuk tujuan penelitian. Ada beberapa jenis
kaca sebagai bahan baku peralatan gelas tersebut dan setiap jenisnya mempunyai
sifat yang berbeda. Secara umum peralatan gelas utama dapat dibedakan menurut
ketelitian sebagai berikut:
1. Peralatan gelas volumetrik dengan ketielitian tinggi, seperti pipet, dan labu
takar.
2. Peralatan gelas volumeterik dengan ketelitian sedang, seperti tabung ukur.
3. Peralatan gelas dengan ketelitian rendah, seperti labu erlenmeyer dan beaker
gelas (Tim penyusun,2018).

Menurut Lestanto,2015ada beberapa dari alat-alat laboratorium yang terbuat dari


gelas seperti:

a. Cawan petri
Cawan petri berfungsi untuk membiakkan mikroba. Cawan petri
tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa digunakan
berdiameter 15 cm dan dapat menampung media sebanyak 15-20 ml.
b. Pipet ukur
Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume
yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur,
diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml, dan 10 ml.
c. Tabung reaksi
Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji
biokimiawi dan menumbuhkan mikroba. Tabung reaksi dapat diisi media
padat maupun cair.
d. Labu erlenmeyer
Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau
cairan. Labu erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan
menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung aquades, dan
kultivasi mikroba dalam kultur cair.
e. Beaker glass
Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di dalam
mikrobiologi, dapat digunakan untuk preparasi media, menamoung aquades,
dan sebagainya.
f. Tabung durham
Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi, namun
ukurannya lebih kecil dan berfungsi untuk menabung gas yang terbentuk
akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan.
2. Alat- alat laboratorium non-gelas
a. Pinset
Pinset memiliki banyak fungsi, diantaranya untuk mengambil benda
dengan menjepit, misalnya saat memindahkan cekram antibiotik.
b. Jarum inkulum
Jarum ini berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam ke
media baru. Jarum inkulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau
platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. (Lestanto,2015)

Sterilisasi bertujuan untuk mendapatkan keadaan bebas mikrobia. Dalam


pengerjaan penelitian pada bidang mikrobiologi, keadaan steril merupakan syarat
utama berhasil atau tidaknya pekerjaan di laboratorium. (Tim penyusun, 2018)
Teknik sterilisasi permukaan banyak digunakan untuk menghilangkan
kontamian yang dieliminasi. Oleh karena itu, sterilisasi permukaan dilakukan dengan
merendam eksplan dalam larutan disenfektan dengan konsetrasi tertentu selama
periode tertentu. (Rhomi,2014)
Sterilisasi adalah proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda
dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi dapat dilakukan tergantung dari bahan atau
alat yang akan disterilkan (Lestanto,2015)
Bahan sterilisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah alkohol 96%.
Alat-alat yang digunakan adalah autoklaf, Laminar Air Flow (LAF). Botol kultur,
erlenmeyer, pipet skala, gelas ukur, petridis, skalpel, gunting, bunsen, timbangan
analitik, hot plate, batang pengaduk, lemari es, kertas milimeter, pinset, oven, dan
alat-alat lainnya (Herawati, 2013)
Menurut,Saparianti 2014 dalam buku cappuccino dan sherman, 1983,
sterilisasi adalah hal yang penting dalam melakukan aktivitas laboratoriumyang
sedang mikroba. Karena pada umumnya dilakukan percobaan menggunakan kultur
murni. Bekerja dengan kultur murni memerlukan beberapa persyaratan, yaitu media
gizi dan tempat untuk pertumbuhan harus steril, demikian pula segala peralatan yang
terkait. Seandainya sterilisasi tidak dikerjakan, mikroba kontaminan akan tumbuh dan
hasil yang seharusnya dihasilkan dari percobaan menggunakan kultur murni akan
menyimpang. Metode sterilisasi dipilih berdasarkan bahan atau bahan yang akan
digunakan, jenismikroba yang terlibat, dan tujuan dari sterilisasi itu sendiri.berikut
adalah beberapa metode sterilisasi yang biasa digunakan untuk mengendalikan
pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan:
a. Sterilisasi dengan panas
1. Api langsung (langsung api)
Cara yang paling sederhana untuk sterilisasi panasadalah dengan api
langsung, yaitu dengan objek yang akan disterilkanpada nyala api. Caraini
dapat menyimpan adanya kontaminasi mikroba dari udara padasaat
pemindahan kultur karena panas dan gas yang ditimbulkan oleh api
bunsendapat membunuh mikroba pada permukaan tidak dapat masuk ke
dalamalat dan menghilangkan kontaminasi. Nyala api dengan suhu tinggi ini
akan membunuhseluruh mikroba yang ada pada obyek. Metode api langsung
ini biasanya digunakanuntuk sterilisasi ose, forceps, susunan tabung, proses
reaksi kultur secaraaseptis (wheelis, 2008). Metode api langsung biasanya
dikombinasikan denganpenggunaancairan alkohol70%sebagai komplemen
pembilas.
2. Panas kering (oven udara kering)
Menurut Saparianti 2014 dalam buku gunasekaran, 2005,panas kering ini
biasanya digunakan untuksterilisasi pipet, tabung reaksi, erlenmeyer, gelas piala
dan alat kedokteran(untuk operasi). Suhu yang digunakan untuk sterilisasi
panas kering adalah 160˚c selama 90 menit sampai 3 jam (gunasekaran, 2005). Obyek
yang akandisterilkan ditempatkan pada oven udara panas dan dibakar sampai di
mikrobaterbunuh. Panas kering bisa membunuh mikroba karena terjadi
oksidasi struktur seldan makromolekul. Panas kering tidak bisa digunakan
untuk sterilisasi cairan (sepertimedia cair) karena alas cairan akan mendidih
pada suhu 100˚c, dan selamamendidih suhunya tidak akan naik. Pendidihan
belum tentu dapat mensterilkanobyek, karena bebrapa spora bakteri tetap bertahan
dengan pendidihan selamaberjam jam pada suhu 100ºC.
3. Autoklaf (uap panas)
Proses sterilisasi ini menggunakan uap panas dan tekanansehingga
obyek yang disterilkan dapat mencapai suhu 121˚c selama 15 menit.sterilisasi
cara inisering digunakan karena bisa membunuh beberapa spora
mikroba.berbagai jenis media yang digunakan untuk kegiatan di laboratorium
mikrobiologidisterilkan dengan cara ini.
b. Sterilisasi secara fisik
Sterilisai secara fisik dapat dilakuakan jika senyawa kimia yang di sterilkan
tidak berubah atau terurai akibat suhu tinggi dan atau tekanan tinggi.sterilisasi dapat
dilakukan dengan cara,misalnya udara panas,uap air bertekanan
,pemijaran,penggunaan sinar-sinar bergelombang pendek seperti sinar x ,sinar
gamma,ultraviolet dan sebagainya (Tim penyusun ,2018).

Sterilisasi dengan penyinaran sinar gamma berdaya tinggi dipergunakan untuk


objek-objek yang tertutup plastic. Untuk makanan maupun obat-obatan tidak boleh
menggunakan sinar gamma untuk sterilisasi oleh karena akan terjadi perubahan
struktur kimia pada makanan maupun obat-obatan tersebut (Gabriel, 1996)
c. Sterilisasi secara kimia
Sterilisasi secara kimia tidak dibahas secara terperinci di sini, namun lazim
digunakan adalah alcohol 96%, acton tab formalin, sulfur dioxide dan chlorine.
Materi yang akan disucihamakan dibersihkan terlebih dahulu kemudia direndam
alkohol atau aceton atau tab formalin selama 24 jam (Gabriel, 1996).
d. Sterilisasi secara mekanik
Beberapa media atau bahan yang tidak tahan terhadap pemanasan tinggi
ataupun tekanan tinggi akan mengalami perubahan atau penguraian. Sterilisasi yang
efektif dilakukan adalah sterilisasi secara mekanik misalnya, penyaringan dengan
menggunakan filter khusus. Jenis filter yang digunakan tergantung dari jenis medium.
(Tim penyusun, 2018)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan tempat
Hari : Kamis
Tanggal : 11 Januari 2018
Waktu : 13.00 -15.00 wita
Tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri Makassar
B. Alat dan bahan
1. Tabung reaksi
2. Gelas ukur
3. Corong
4. Cawan petri
5. Rak tabung
6. Erlenmeyer
7. Batang penyebar
8. Mikropipet ddan tip
9. Inkubator
10. Bunsen
11. Hot plat
12. Enkas
13. Mikroskop cahaya
14. Vortex
15. Laminar air flow
16. Oven
17. Timbangan
18. Autoklaf
19. Ose
20. Botol pengencer
21. Tabung durham
22. Shaker
23. Gelas kimia
24. Batang pengaduk
25. Magnetik stirrer

C. Prosedur kerja

Menyiapkan dan mengenali


alat-alat laboratorium
mikrobiologi dasar.

Mengenali fungsi dan


kegunaan alat-alat
laboratorium mikrobiologi
dasar.

Dokumentasi alat-alat
laboratorium mikrobiogi
dasar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan
No Gambar Gambar pembanding i Keterangan
5

B. Pembahasan
Praktikum yang berjudul “pengenalan alat” ini membahas mengenai
alat-alat yang akan di pergunakan pada praktikum mikrobiologi. Pada
praktikum pertama ini, kami dikenalkan pada beberapa peralatan yang
nantinya akan digunakan di praktikum mikrobiologi.
Tabung raeksi berupa tabung yang terkadang dilengkapi tutup, terbuat
dari kaca borosilikat tahan panas, berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan
bahan kimia dan untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil. Cara
menggunakannya yaitu dibersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi dengan
aqua dm setelah itu lap dengan lap atau kertas isap. Sesuai dengan teori yang
dinyatakan lestanto 2015 bahwa “tabung reaksi digunakan untuk uji-uji
biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.
Gelas ukur berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya,
terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas, berfungsi untuk
mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi
dalam jumlah tertentu. Sesuai dengan teori yang dinyatakan Lestanto 2015
bahwa “gelas ukur berguna untuk mengukur volume suatu cairan, dan juga
memiliki beberapa pilihan berdasarkan volumenya.
Corong memiliki ukuran dari terkecil hingga terbesar dan diameter
yang berbeda-beda. Sehingga dalam prakteknya dapat dengan mudah
memasukkan cairan ke dalam wadah yang digunakan untuk praktek. Bagian
dari corong terdiri dari mulut dan batang corong. Corong merupakan
alatyangdigunakan dalam proses penyaringan dan memindahkan medium cair
dari tempat yang besar ke tempat yang kecil.
Gelas kimia berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya,
terbuat dari kaca borosilikat yang tahan panas, berfungsi untuk mengukur
volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi,
menampung zat kimia, memanaskan cairan dan media pemanasan cairan. Cara
menggunakannya yaitu dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap.
Alat ini juga bisa digunakan untuk menyimpan koloni. Sesuai dengan teori
yang dinyatakan Lestanto 2015 bahwa “ gelas kimia berupa gelas tinggi,
berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca
borosilikat yang tahan terhadapt panas hingga suhu 200 ºC. gelas kimia
sebagai tempat untuk melarutkan zat yang tidak butuh ketelitian tinggi.
Cawan petri yaitu wadah yang menyerupai mangkuk dengan dasar
rata. Cawan ini digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur
media. Prinsip kerjanya yaitu, medium diletakkan di dalam cawan petri
kemudian ditutup dengan menggunakan penutup cawan. Sesuai dengan teori
yang dinyatakan Lestanto 2015 bahwa “ cawan petri berfungsi untuk
membiakkan (kultivasi) mikroba.
Batang pengaduk merupakan sebuah peralatan laboratorium yang
biasa digunakan untuk mencampur bahan kimia dengan cairan untuk
keperluan penelitian laboratorium. Seperti kebanyakan peralatan gelas
laboratorium lainnya, batang pengaduk terbuat dari bahan borosilikat (umum
dikenal sebagai pyrex). Sesuai dengan teori yang dinyatakan Evi, 2017 bahwa
“ Batang pengaduk biasanya terbuat dari kaca atau pyrex sehingga dapat
dipanaskan dengan otoklaf. Alat ini berfungsi untuk mengaduk bahan kimia
atau menghomogenkan medium yang akan dibuat.
Mikroskop cahaya, berfungsi untuk memperbesar objek 4 hingga 24
kali sehingga mempermudakan pengamatan pada objek yang tidak dapat
dilihat oleh mata telanjang. Sesuai dengan teori yang dinyatakan Lestanto
2015 bahwa “ salah satu alat untuk melihat sel mikroba adalah mikroskop
cahaya. Dengan mikroskop dapat diamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang.
Lampu bunsen, adalah lampu berbahan bakar spiritus yang digunakan
untuk sterilisasi panas dan mempertahankan sterilisasi ruang inokulasi, isolasi
dan transfer mikroba.lampu bunsen untuk pemijaran serta untuk
mensterilisasikan mikroba dan mengamankan praktikan pada saat melakukan
penanaman medium. Sesuai dengan teori yang dinyatakan Lestanto 2015
bahwa “ salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril
adalah pembakaran bunsen. Api yang menyala dapat membuat aliran udara
karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut
terbakar dalam pola aliran udaratersebut.
Jarum ose, alat berupa kawat baja berujung membulat yang digunakan
untuk mengambil mikroba yang diinkubasi, diisolasi atau di transfer ke media
kultur lain. Prinsip kerjanya jarum ose disentuhkan pada bagian mikroba
kemudian menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati.
Timbangan analitik, sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur
massa suatu benda dengan akurasi sampai ±0,0001 gram dan mempunyai
penutup yang terbuat dari kaca. Sesuai dengan teori yang dinyatakan Mulyani
dkk, 1996 bahwa “ neraca analitik adalah timbangan yang digunakan untuk
menimbang bahan secara teliti. Neraca analitik yang paling banyak dijumpai
dilaboratorium adalah neraca dengan sistem goyangan bebas.
Autoclave yaitu alat yang berfungsi untuk sterilisasi dengan uap panas
bertekanan. Alat ini terdiri dari bejana tekanan tinggi yang dilengkapi
manometer dan klep bahaya.autoclave dipakai untuk sterilisasi medium atau
larutan atau alat-alat yang tahan terhadap suhu tinggi. Sesuai dengan teori
yang dinyatakan Lestanto 2015 bahwa “autoclave adalah alat untuk
mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam
mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.
Rak tabung memiliki prinsip kerjanya yaitu dengan memasukkan
tabung reaksi ke dalam lubang rak tabung. Rak tabung ini berfungsi untuk
menyimpan tabung-tabung reaksi baik yang digunakan pada saat praktikum
ataupun yang tidak digunakan.
Magnetik stirrer adalah perangkat laboratorium yang menggunakan
medan magnet berputar menyebabkan bahan yang direndam dalam cairan
berputar sangat cepat, sehingga teraduk. Bidang berputar dapat dibuat baik
oleh magnet berputar atau satu set elektromagnet stasioner, ditempatkan di
bawah cairan. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengaduk larutan agar
menjadi homogen. Sesuai dengan teori yang dinyatakan Evi, 2017 bahwa “
magnetic strirrer bagian rotor yang yang ditempelkan sebuah magnet yang
mempunyai kekuatan besar. Penggunaan magnetik stirrer adalah untuk cairan
yang kekentalannya seperti air.
Laminar Air Flow adalah tempat yang digunakan untuk melakukan
inokulasi mikrobiologi. Didalam laminar air flow ditiupkan udara yang bersih
dan steril. Udara yang ditiupkan ini sudah melalui proses penyaringan melalui
filter yang sangat halus. Sehingga tidak terjadi kontaminasi dari luar
khususnya kontaminasi yang berasal dari udara. Sesuai dengan teori yang
dinyatakan Lestanto 2015 bahwa “laminar air flow (laf) adalah alat yang
berguna untuk bekerja secara aseptis karena bsc mempunyai pola pengaturan
dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar uv
beberapa jam sebelum digunakan.

Shaker digunakan sebagai alat untuk homogenisasi campuran larutan,


mempercepat proses pendinginan suatu larutan, dan menjaga aerasi tetap
merata dan optimal dalam keperluan inkubasi sampel. Sesuai dengan teori
yang dinyatakan Royan 2011 bahwa “shaker merupakan alat yang digunakan
untuk mencampur suatu larutan dengan larutan yang lain sehingga bersifat
homogen dengan gerakan satu arah.
Inkubator adalah alat dengan suhu atau kelembaban tertentu yang
digunakan untuk menginkubasi atau memeram mikroba. Adapun ciri dari
inkubator adalah memiliki sekat untuk menumbuh kembangkan mikroba,
dalam inkubator terdapat sekat kaca pada pintunya yang berfungsi untuk
mempermudah melihat mikroba yang sedang diinkubasi tanpa membuka dan
benutup bagian dalam dari inkubator sehingga suhunya tetap terjaga. Prinsip
kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energi panas. Sesuai dengan
teori yang dinyatakan Lestanto 2015 bahwa “inkubator adalah alat untuk
menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang tertentu. Alat ini di
lengkapi dengan pengaturan suhu dan pengaturan waktu.

Batang penyebar digunakan untuk menyebarkan biakan bakteri


yang terdapat di atas wadah pembiakan. Bentuknya segitiga kecil. Biasanya
fungsi alat ini sesuai dengan namanya, yaitu sebagai alat penyebar
mikrobia-mikrobia.
Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan
ataupun mengeringkan. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan
gelas laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik. Dapat pula
digunakan untuk mengukur kadar air. Suhu oven lebih rendah dibandingkan
dengan suhu tanur yaitu berkisar antara 105ºc. Sesuai dengan teori yang
dinyatakan Evi, 2017 bahwa” secara fisik oven mirip dengan
inkubator,bahkan prinsip kerja oven sama dengan inkubator. Bedanya suhu
ruang oven dapat diatur dan dipertahankan lebih tinggi dari pada aktivitas
efektif organisme, oleh karena itu oven dapat berfungsi untuk melakukan
pemanasan, pengembangan, pengeringan, atau sterilisasibahan organik
maupun non organik.
Mikropipet merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengambil
atau memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat. Mikropipet
mempunyai fungsi seperti pipet biasa, yaitu untuk memindahkan cairan atau
larutan. Hanya saja beda akurasi antara mikropipet dengan pipet biasa. Dalam
menggunakan mikropipet juga diperlukan tips yang diletakkan pada ujung
pipet. Sesuai dengan teori yang dinyatakan Lestanto 2015 bahwa “ mikropipet
adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya
kurang dari 1000 μl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya
mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya atau mikropipet yang
tidak bisa diatur volumenya hanya tersedia satu pilihan volume. Dalam
penggunaannya, mikropipet memerlukan tip.
Tabung durham merupakan alat yang digunakan di dunia mikrobiologi
untuk mendeteksi produksi gas yang dihasilkan dari mikroorganisme. Alat ini
berukuran sangat kecil, ditempatkan pada tabung reaksi yang telah berisi
cairan pertumbuhan mikroorganisme dan zat indikator yang dapat menandai
terjadinya perubahan warna karena adanya perubahan derajat keasaman dan
gas yang dihasilkan. Sesuai dengan teori yang dinyatakan Lestanto 2015
bahwa “ tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi, namun
ukurannya lebih kecil dan berfungsi untuk menampung/ menjebak gas yang
terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan.
Pipet tetes adalah jenis pipet yang berupa pipa kecil terbuat dari plastik
atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutup
karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil. Pipet tetes
berfungsi untuk memindahkan cairan dari wadah satu ke wadah yang lain
dalam jumlah yang sangat sedikit yaitu setetes demi tetes. Semakin besar
ukuran pipet tetes, maka semakin besar pila jumlah cairan yang diteteskan.
Sesuai dengan teori yang dinyatakan Lestanto 2015 bahwa “ pipet tetes
memiliki fungsi yang sama dengan pipet ukur, namunvolume yang
dipindahkan tidak diketahui. Salah satu penerapannya dalam menambahkan
hcl saat mengatur ph.

Enkas memiliki prinsip kerja yaitu pada saat sebelum memasukkan


media, alat ini harus disterilkan terlebih dahulu. Alat ini memiliki fungsi
untuk mensterilisasikan alat-alat bersekala dengan menggunakan uap air
panas.
Vortex memiliki prinsip kerja yaitu dengan meletakkan tabung reaksi
di atas wadah penyimpanan lalu dihomogenkan. Fungsi dari vortex untuk
menghomogenkan larutan atau medium khusus pada tabung reaksi. Sesuai
dengan teori yang dinyatakan Ginting, 2000 bahwa “ vortex merupakan
perangkat sederhana yang digunakan laboratorium untuk mencampurkan
cairan dalam wadah kecil.
Erlenmeyer berupa gelas yang diameternya semakin ke atas
semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya, berfungsi untuk
menyimpan dan memanaskan suatu koloni. Cara menggunakannya yaitu
dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkan dengan lap. Kemudian suatu larutan
dimasukkan lalu dititrasi, kemudian digoyangkan memutar labu
erlenmeyernya larutan, menampung filtrate hasil penyaringan, dan
menampung titran ( larutan yang dititrasi) pada proses filtrasi. Selain itu juga
labu erlenmeyer juga memiliki fungsi untuk menyimpan larutan pada saat
melakukan pengamatan. Sesuai dengan teori yang dinyatakan Lestanto 2015
bahwa “labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau
cairan. Labu erlenmeyer juga dapat digunakan untuk meracik dan
menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, dan menampung aquades.
Hot plate, alat ini berfungsi untuk menghomogenisasikan suatu larutan
yaitu dengan pengadukan. Dengan alat ini proses pengadukan akan lebih
cepat, alat ini juga bisa digunakan untuk pembuatan media bakteri. Sesuai
dengan teori yang dinyatakan Lestanto 2015 bahwa“ Hot plate berfungsi
untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate ) yang
terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat
proses homogenisasi.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa alat-alat
mikrobiologi memiliki nama, fungsi dan cara penggunaan yang berbeda-beda.
Alat-alat mikrobiologi pada umumnya terbuat dari kaca, karena kaca tidak dapat
bereaksi dengan zat kimia dan tahan terhadapa panas sterilisasi alat gelas dengan
menggunakan oven,sedangkan alat non gelas dengan menggunakan autoklaf dan
alat lain ose dengan cara dipijarkan dan enkas dengan cara menyemprotkan
alkohol kemudian menyalakan bunsen saat pengerjaan.
B. Saran
Pada saat dijelaskan praktikan memperhatikan dengan baik kegunaan,
fungsi, dan cara penggunaan alat agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan
percobaan.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Alimuddin. 2005. Mikrobiologi Dasar. Makassar: Badan Penerbit Universitas


Negeri Makassar

Evi, Ristiana. 2017. Manajemen dan Teknik Laboratorium. Makassar: Universitas


Muhammadiyah Makassar

Herawati, lili. 2013. Pengaruh Benzil Amino Purina dan Asam Asetat Naftalena
terhadap Pertumbuhan Akar Boesenbergia Flava Secara In-Vitro . Medan :
Jurnal Onlain Agroekoteknologi. Vol. 1, No. 3: 2337-6597

J. F. Gabriel. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: Buku kedokteran EGC

Lestanto Unggul,Widodo . 2015. Modul 1 Dasar-dasar Praktikum Mikrobiologi.


Tangerang Selatan: Universitas terbuka

Mulyani, Mul. 1996. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: PT Rineka Cipta

Rhomi, Ardiansyah. 2014. Teknik Sterilisasi Eksplan dan Induksi Tunas Dalam
Mikropropagasi Tembesu (Fagraea Fragrans ROXB ). Bogor : Jurnal
Silvikultur Tropika. Vol. 05. No 3: 167-173

Saparanti, Ella. 2014. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas


Brawijaya

Tim penyusun. 2018. Penuntun Praktium Mikrobiologi. Makassar: Universitas


Negeri Makassar

Anda mungkin juga menyukai