Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2018 ISBN: 978-602-60401-9-0

KARAKTERISTIK JAMUR MAKROSKOPIS DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT


KECAMATAN MEUREUBO ACEH BARAT

Khairini Rahma1), Nursalmi Mahdi2), Muslich Hidayat3)


1-3)
Program Studi Pendidikan Biologi FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Email: khairini.rahma@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan jenis jamur makroskopis yang terdapat
di Perkebunan Kelapa Sawit Kecamatan Meureubo Aceh Barat pada habitat Pelepah Sawit. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah jelajah (Survey eksploratif). Luas lokasi penelitian
adalah 6 Ha, pengambilan data dilakukan dengan melakukan penjelajahan pada seluruh kawasan
perkebunan kelapa sawit yang diteliti, dan selanjutnya mengambil sampel jamur yang ditemukan
pada saat penjelajahan. Analisis data dilakukan secara analisis deskriptif. Hasil penelitian diperoleh
13 spesies jamur yang tergolong dalam 7 famili: Dacrymycetaceae, Agaricaceae, Marasmiaceae,
Bondarzewiaceae, Pleurotaceae, Polyporaceae, dan Inocybaceae. Jenis yang tergolong famili
Dacrymycetaceae: Dacryopinax spathularia. Jenis yang tergolong famili Agaricaceae:
Schizophyllum commune dan Schizophyllum sp. Jenis yang tergolong famili Marasmiaceae:
Marasmius marasoniellas. Jenis yang tergolong famili Bondarzewiaceae: Heterobasidion
annosum. Jenis yang tergolong famili Pleurotaceae: Pleurotus pulmonarius dan Pleurotus
ostreatus. Jenis yang tergolong famili Polyporaceae: Pycnoporus coccineus, Polyporus sanguineus,
Trametes elegans, Microporus sp, dan Polyporus tuberaster. Jenis yang tergolong famili
Inocybaceae: Crepidotus sp.

Kata Kunci: Karakteristik, Jamur Makroskopis, Perkebunan Kelapa Sawit Kecamatan Meureubo.

PENDAHULUAN
amur (fungi) adalah nama regnum dari kasat mata. Karakteristik dari jamur
sekelompok besar makhluk hidup makroskopis dapat dilihat berdasarkan
eukariotik heterotrof yang mencerna morfologinya.
makanannya di luar tubuh lalu menyerap Morfologi jamur makroskopis mempunyai
molekul nutrisi ke dalam selselnya. Oleh sebab warna tubuh bermacam-macam yaitu warna
itu, jamur merupakan kelompok organisme yang merah muda, orange, coklat tua atau muda,
tidak lagi termasuk dalam Kingdom Plantae, kuning, putih, putih kekuningan, kuning dan
melainkan membentuk dunia jamur atau hitam. Bentuk tubuh buah pada jamur
Regnum Fungi. Jamur mempunyai peranan makroskopis adalah bentuk kipas, ginjal,
penting dalam ekosistem, jamur merupakan setengah lingkaran, terompet dan payung.
dekomposer (pengurai) dan menjadi Bentuk spora dari jamur makroskopis berbentuk
penyeimbang keanekaragaman jenis hutan bulat, lonjong, silindris, bersegi, jarum dan
(Hasanuddin, 2014). setengah lingkaran. Serta warna spora dalam
Tubuh dari jamur makroskopis terdiri dari jamur makroskopis berwarna merah, coklat,
benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat putih, kuning, ungu dan hitam (Welly, 2006).
membentuk anyaman bercabang-cabang yang Jamur mampu menguraikan bahan organik
disebut miselium (Welly, 2011). seperti selulosa, hemiselulosa, lignin, protein,
Jamur terbagi atas jamur makroskopis dan dan senyawa pati dengan bantuan enzim. Jamur
jamur mikroskopis. Jamur mikroskopis adalah menguraikan bahan organik menjadi senyawa
jamur yang hanya dapat dilihat dengan yang diserap dan digunakan untuk perumbuhan
menggunakan mikroskop, sedangkan jamur dan perkembangannya. Jamur dapat di jumpai
makroskopis jamur yang dapat dilihat dengan pada kondisi lingkugan yang lembab, Jamur

157
Khairini Rahma, dkk

memerlukan kondisi lingkungan yang kurang menentukan luas lokasi, Botol Sampel untuk
cahaya matahari karena jamur merupakan jenis menyimpan specimen, Cutter untuk mengambil
tumbuhan yang bersifat fototropisme negatif specimen, Soil Tester untuk mengukur pH dan
yang berarti tidak menyukai cahaya. Jamur kelembapan tanah, Sarung tangan untuk
dapat tumbuh baik di daerah beriklim dingin melindungi tangan saat pengambilan specimen,
maupun panas dengan suhu optimum antara Lux meter untuk mengukur intensitas cahaya,
20˚C-30˚C (Hasanuddin, 2014). Hygrometer untuk kelembapan udara. Sedangkan
Salah satu kawasan yang memiliki suhu bahan yang digunakan adalah alkohol 70% untuk
berkisar antara 20˚C-30˚C adalah kawasan mengawetkan specimen dan Kertas label untuk
perkebunan kelapa sawit. Kawasan perkebunan memberi label.
kelapa sawit merupakan area yang banyak di
tumbuhi oleh jamur makroskopis karena METODE PENELITIAN
kawasan tersebut merupakan tempat yang Metode yang digunakan dalam penelitian ini
lembab. Kelapa sawit termasuk tanaman daerah adalah jelajah (Survey eksploratif), dengan
tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah mengamati langsung jamur makroskopis yang
antara 12˚ Lintang Utara 12˚ Lintang selatan. terdapat pada pelepah sawit, yaitu pada kawasan
Suhu optimum tanaman sawit berkisar antara Perkebunan Kelapa Sawit Kecamatan Meureubo
24˚C-38˚C (Suryatno, 1994). Aceh Barat. Luas lokasi penelitian 6 Ha.
Salah satu lahan perkebunan kelapa sawit Pengambilan data dilakukan dengan melakukan
terbesar yang berada di Aceh Barat terletak di penjelajahan pada seluruh kawasan perkebunan
Kecamatan Meureubo. Kecamatan Meureubo kelapa sawit yang diteliti, dan selanjutnya
merupakan salah satu kecamatan yang terdapat mengambil sampel jamur yang ditemukan pada
di Kabupaten Aceh Barat. Sebagian besar pelepah sawit saat penjelajahan.
kawasan Kecamatan Meureubo merupakan Specimen yang diperoleh difoto dan didata
kawasan hutan sekunder yang di manfaatkan langsung. Kemudian analisis data dilakukan secara
warga untuk lahan perkebunanan kelapa sawit. analisis deskriptif.
Oleh karena itu, tingkat kelembapan pada
kawasan tersebut cukup tinggi karena pada HASIL DAN PEMBAHASAN
kawasan tersebut selain terdapat tanaman kelapa Berdasarkan hasil penelitian Karakteristik
sawit juga di tumbuhi pohon yang cukup lebat, Jamur Makroskopis di Perkebunan Kelapa Sawit
anakan pohon dan semak-semak yang menutupi Kecamatan Meureubo Aceh Barat pada habitat
kawasan tersebut sehingga penyinaran pada pelepah sawit, ditemukan 13 spesies jamur yang
kawasan tersebut rendah (Lisa, 2017). tergolong dalam 7 famili: Dacrymycetaceae,
Agaricaceae, Marasmiaceae, Bondarzewiaceae,
METODE PENELITIAN Pleurotaceae, Polyporaceae, dan Inocybaceae.
Alat dan Bahan Berikut ini adalah karakteristk jamur
Alat yang digunakan dalam penelitian ini makroskopis dilihat dari bentuk tudung, warna
yaitu alat tulis untuk mencatat data hasil tudung, permukaan tudung, ada tidaknya tubuh
pengamatan, kamera digital untuk memotret objek buah, bentuk tubuh buah, permukaan tubuh buah,
yang diteliti, GPS untuk menentukan titik bentuk lamella (Porus), bentuk pelekatan dan
koordinat dan ketinggian lokasi penelitian, diameter jamur nya.
Thermometer tanah dan udara untuk mengukur
suhu tanah dan udara, Meteran tanah untuk

158
Karakteristik Jamur Makroskopis di Perkebunan ...

Tabel 1 Karakeristik Jamur Makroskopis pada Pelepah Sawit


Ada
Bentuk Permukaan Bentuk
Bentuk Warna Permukaan tidak Bentuk Diamete
No Tubuh Tubuh Lamella Spesies
Tudung Tudung Tudung* tubuh pelekatan* r jamur
Buah* Buah* (Porus)*
buah

1 Seperti Kuning Halus  Ukuran Halus - Esentrik 0,5 cm Dacryopinax


spatula pangkal spathularia
sampai
ujung sama

2 Seperti Krem Berbulu - - - Beralur Esentrik 0,5-4 cm Schizophyllum sp


bunga sangat rapat

3 Seperti Putih Halus  Berukuran Halus Teratur Esentrik 2-3 cm Marasmius


bunga sama dari marasoniellas
dan kipas pangkal
sampai
ujung

4 Kipas Coklat Berlekuk - - - Berpori Tepi 4-7 cm Heterobasidion


tua annosum
pinggir
putih

5 Payung Putih Halus  Berbentuk Halus Teratur Tengah 4 cm Pleurotus


obor dengan pulmonarius
rongga

6 Kipas Oren ke Berlekuk - - - Berpori Tepi 3 cm Pycnoporus


merahan coccineus

7 Kipas Oren ke Berlekuk - - - Berpori Tepi 5 cm Pycnoporus


kuninga sanguineus
n

8 Kipas Krem Berlekuk - - - Berpori Tepi 3-4 cm Trametes elegans


garis-
garis
coklat

9 Seperti Coklat Halus  Berukuran Halus - Esentrik 3 cm Microporus sp


bunga tua sama dari
pangkal
sampai
ujung

10 Payung Kuning Berbulu  Berukuran Halus Bersilang Tengah 2,5 cm Polyporus


kecoklat sangat halus sama dari tuberaster
an pangkal
sampai
ujung

11 Kipas Putih Halus - Berbentuk Halus Teratur Esentrik 2-3 cm Pleurotus ostreatus
obor dengan
rongga

12 Kipas Abu- Berbulu - - - Teratur Esentrik 1-2 cm Schizophyllum


abu sangat rapat commune

13 Kipas Putih Halus  Berukuran Halus Teratur Eksentrik 3 cm Crepidotus sp


sama dari
pangkal
sampai
ujung

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa tudung yang ditemukan pada habitat pelepah sawit
bentuk tudung yang ditemukan pada habitat ini juga sangat beragam, ada yang berwarna
pelepah sawit sangatlah beragam bentuknya,dari kuning cerah, krem, putih, coklat tua pinggir putih,
yang berbentuk seperti spatula, kipas, payung oren kemerahan, oren kekuningan, krem garis-
bahkan ada yang bentuk tudungnya mirip seperti garis coklat, coklat tua, kuning kecoklatan dan
bunga. Selain bentuk tudung yang beragam, warna abu-abu. Permukaan tudung jamur makroskopis

159
Khairini Rahma, dkk

ada yang halus, berbulu sangat rapat, berlekuk dan 2) Crepidotus sp


berbulu sangat halus. Tubuh buah jamur
makroskopis yang ditemukan pada habitat pelepah
sawit ini ada yang memiliki tubuh buah dan ada
pula yang tidak memiliki tubuh buah. Jamur
makroskopis yang memiliki tubuh buah, tubuh
buahnya berbentuk antara lain berukuran sama
Gambar 2 Jamur Crepidotus sp
dari pangkal sampai ujung dan berbentuk obor
Jamur Crepidotus sp memiliki bentuk tubuh
dengan rongga. Permukaan tubuh buah jamur
buah cembung melebar, terletak pada posisi sessil
makroskopis yang ditemukan pada habitat pelepah
(tepi). Tudung berdiameter 1-2 cm, permukaan
sawit semuanya halus. Bentuk lamella (Porus)
tudung licin atau halus dan transparan, tepi tudung
jamur makroskopis ada yang beralur, teratur,
buah polos berbentuk cembung. Berwarna putih
berpori dan bersilang. Bentuk pelekatan esentrik
terang dan tidak memiliki tangkai buah, akan
dan di tepi. Diameter jamur makroskopis mulai
tetapi tubuh buah melekat langsung pada substrat
dari 0,5-7 cm. Spesies jamur makroskopis yang
dan tipe akarnya semu. Habitat dari jamur
ditemukan pada habitat pelepah sawit ini yaitu,
Crepidotus sp ini biasanya pada kayu lapuk dan
Dacryopinax spathularia, Schizophyllum sp,
kayu mati, bahkan tumbuh pada tanah yang
Marasmius marasoniellas, Heterobasidion
lembab, jamur ini hidup secara soliter.
annosum, Pleurotus pulmonarius, Pycnoporus
coccineus, Pycnoporus sanguineus, Trametes
3) Heterobasidion annosum
elegans, Microporus sp, Polyporus tuberaster,
Pleurotus ostreatus, Schizophyllum commune dan
Crepidotus sp.

Deskripsi Jenis Jamur yang Ditemukan


1) Dacryopinax spathularia
Gambar 3 Jamur Heterobasidion annosum
Jamur Heterobasidion annosum tubuh buah
berukuran 10-30 cm. Bentuk rak (bracket), terletak
pada posisi tepi (sessile), warna tubuh buah coklat
hingga kehitaman, cembung atau datar.
Gambar 1 Jamur Dacryopinax spathularia Permukaan tubuh buah tidak rata, seperti kulit
Jamur Dacryopinax spathularia memiliki keras, licin. Bagian bawah tubuh buah berwarna
tubuh buah berbentuk spatula, berukuran kecil putih seperti gabus, hingga seperti kayu. Bagian
sekitar 1-1,5 cm. Tubuh buah seperti agar-agar pinggir jamur Heterobasidion annosum berwarna
berwarna kuning atau orange, tekstur permukaan putih dan tidak dapat dikonsumsi karena tekstur
halus dan kenyal, pada saat tua jamur ini akan jamur yang keras dan mirip seperti kayu. Habitat
sangat mudah hancur. Jamur ini biasanya hidup dari jamur Heterobasidion annosum pada kayu
dalam kelompok yang cukup besar. Jenis jamur ini yang mati dan pelepah sawit.
bersifat saprotrofit, hidup menempel langsung
pada substrat nya. Habitat jamur Dacryopinax
spathularia biasanya ditemukan pada kayu yang
lapuk/mati. Jamur Dacryopinax spathularia tidak
dapat dikonsumsi.

160
Karakteristik Jamur Makroskopis di Perkebunan ...

4) Microporus sp 6) Pleurotus pulmonarius

Gambar 6 Jamur Pleurotus pulmonarius


Gambar 4 Jamur Microporus sp
Jamur Pleurotus pulmonarius berdiameter 2-
Jamur Microporus sp tubuh buahnya
10 cm, tumbuh membentuk rak-rak dalam
berbentuk corong, tudung berwarna coklat
kelompok kecil. Warna tubuh buahnya krem
bergaris, diameter 3-5 cm, mempunyai tangkai
keputih-putihan dengan permukaan agak cekung
(stipe) yang pendek terletak di tengah tudung,
dan bergelombang. Spora cetaknya berwarna
tubuh buah memiliki konsentris dengan paduan
putih. Jamur ini tumbuh pada batang kayu yang
warna coklat tua dan coklat muda, dengan ukuran
keras dan tua. Jamur Pleurotus pulmonarius
tebal umumnya antara 1-3 mm. Pada permukaan
tumbuh dan berkembang berkelompok-kelompok
bawah atau bilah berpori berwarna putih banyak
yang membentuk rak pada batang kayu yang
pori-pori kecil. Habitat jamur Microporus sp pada
keras. Berbentuk ada yang agak cembung, tetapi
pohon yang sudah mati dan tumbuh juga di
ada juga yang bentuknya rata atau sedikit cekung.
pelepah sawit, jamur ini tidak dapat dikonsumsi
Bentuk tubuh buah nya agak sedikit gemuk dan
karna tekstur tubuh buah yang kaku.
sedikit segar ketika muda, permukaan nya cukup
halus dan berwarna keputih-putihan, krem pucat
5) Pleurotus ostreatus
dan putih susu. Pada jamur muda, permukaannya
mengkilat dan berminyak serta berombak. Jamur
ini tidak memiliki batang, namun ada juga yang
berbatang namun batangnya belum sempurna
dengan panjang batang hanya berkisar antara 1-1,5
cm. Jamur ini memiliki aroma yang khas dan
Gambar 5 Jamur Pleurotus ostreatus termasuk dalam golongan jamur yang dapat
Jamur Pleurotus ostreatus tubuh buahnya dikonsumsi.
memiliki batang yang berada di pinggir
(Pleurotus) dan bentuknya seperti tiram 7) Polyporus tuberaster
(ostreatus). Jamur ini berwarna putih dengan
permukaan yang halus dan pinggirannya yang
hampir rata dan agak berlekuk ke dalam. Jamur ini
hidup di kayu yang hidup. Jamur pangan dengan
tudung berbentuk setengah lingkaran mirip
cangkang tiram dengan bagian tengah agak Gambar 7 Jamur Polyporus tuberaster
cekung dan berwarna putih hingga krem. Tubuh Jamur Polyporus leptocephalus memiliki
buah mempunyai bermacam-macam warna, dari diameter tubuh buah sekitar 3-4 cm, berbentuk
hitam, abu-abu, coklat, hingga putih dengan bulat dan berwarna coklat muda sampai coklat tua.
permukaan yang hampir licin dengan diameter 5- Margin tipis dan memiliki bulu-bulu halus pada
10 cm. Tepi tudung Pleurotus ostreatus mulus, tubuh buah. Panjang tangkai buah 2-4 cm dan
tetapi sedikit berlekuk ke dalam. Tubuh buahnya bentuk tangkai dari pangkal sampai ujung sama.
terlihat saling bertumpuk di permukaan batang Habitat jamur Polyporus leptocephalus di tanah
pohon yang sudah melapuk atau batang yang yang lembab.
sudah ditebang.
161
Khairini Rahma, dkk

8) Pycnoporus coccineus 10) Schizophyllum commune

Gambar 8 Jamur Pycnoporus coccineus Gambar 10 Jamur Schizophyllum commune


Jamur Pycnoporus coccineus tubuh buahnya Jamur Schizophyllum commune tubuh buah
berupa kipas, setengah lengkaran, memiliki warna seperti kipas, berdaging dan elastis, diameter
kuning hingga kuning kemerahan. Lamella tudung 1-3 cm, berwarna abu-abu, permukaan
merupakan buluh/pori yang dilihat dari lar berupa tudung berbulu panjang, bagian tepinya terbelah,
lubang-lubang. Hidup menempel pada bentuk bilah bercabang ketepi, letak tubuh buah
substratnya. Habitat jamur Pycnoporus coccineus pileus pada posisi sessile, permukaan atas kasar
banyak ditemukan pada kayu yang sudah lapuk. berserabut lunak, permukaan bawah seperti gabus,
tepi tubuh buah berserabut. Tangkai tubuh buah
9) Pycnoporus sanguineus stipe pendek, bersisik reticulated berwarna kuning
dan tipe akar semu. Jamur ini dapat di konsumsi,
habitat jamur Schizophyllum commune tumbuh di
kayu lapuk dan pelepah sawit yang mati.

11) Schizophillum sp

Gambar 9 Jamur Pycnoporus sanguineus


Jamur Pycnoporus sanguineus warnanya
kuning kemerah-merahan bercampur jingga,
mempunyai tubuh buah yang duduk atau tidak
memiliki batang, bentuknya hampir seperti
lingkaran yang sempurna dengan permukaan yang Gambar 11 Jamur Schizophyllum sp
agak rata dan pinggirannya mengeriting. Daging Jamur Schizophyllum sp tubuh buah
buahnya agak keras, semakin ke tepi daging buah berukuran 1-3 cm, berwarna putih pada waktu
nya semakin tipis, serta permukaanya mengkilat. muda tetapi akan menjadi krem ketika sudah
Diameter tubuhnya berkisar antara 4-5 cm. dewasa. Tidak memiliki tangkai, kering dan
Habitatnya pada kayu mati maupun pada batang sedikit elastis. Setelah dewasa tubuh buah
kayu hidup yang lembab. Jamur Pycnoporus mengalami pemanjangan, dan mirip seperti bunga.
sanguineus merupakan jamur beracun, sehingga Habitat Schizophyllum sp pada kayu yang lapuk
tidak dapat dimakan.jamur ini memiliki warna atau ranting pohon. Selain dapat tumbuh pada
yang sanggatmencolok sehingga dapat dengan pohon kayu yang lapuk dan ranting pohon, jamur
mudah diidentifikasi. ini juga dapat tumbuh pada pelepah sawit yang
telah mati.

162
Karakteristik Jamur Makroskopis di Perkebunan ...

12) Marasmius marasoniellas 13) Trametes elegans

Gambar 12 Jamur Marasmius marasoniellas


Gambar 13 Jamur Trametes elegans
Jamur ini tudungnya berukuran 0,6-2,5 cm,
Jamur Trametes elegans bentuk umum
cembung dengan sedikit cekung di bagian
tubuh buah setengah lingkaran, berwarna putih
tengahnya, permukaan tudung kering, berwarna
kecoklatan (bicolours), bentuk tepi tubuh buah
putih transparan, tubh buah lunak. Lapiasan gill
melengkung kedalam, lingkaran tudung dilihat
berwarna putih 0,3-3 cm, berwarna putih
dari permukaan berombak, permukaan bagian atas
berbentuk lonjong dan permukaan tangkai licin.
tudung kusam, permukaan bagian bawah tudung
Habitat jamur ini kayu lapuk dan ranting, hidup
berupa pori-pori yang halus. Diameter tudung 3-6
bergerombolan. Warna tubuh buah yang putih dan
cm. Tekstur basidiokarp nya keras seperti kayu.
licin menjadi ciri khas dari jamur ini.
Jamur Trametes elegan tidak memiliki annulus
dan stipe, hidup dikayu mati secara berkelompok
atau tumpang tindih. Habitat jamur ini pada kayu
yang lapuk dan tumbuh di pelepah sawit yang
telah mati.

KESIMPULAN
Karakteristik yang ditemukan pada jamur
makroskopis yang terdapat di Perkebunan
Kelapa Sawit Kecamatan Meureubo Aceh Barat
sangat beragam, baik dari bentuk tudung,
permukaan tudung, ada tidaknya tubuh buah,
bentuk tubuh buah, permukaan tangkai buah,
ada tidaknya lamella (Porus), bentuk pelekatan,
diameter jamur serta habitat jamur tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, dkk., 2011, Panduan Lengkap Asmawati Munir, 2015, “Identifikasi Jamur
Jamur,Jakarta: Penebar Swadaya. Basidiomycetes Di Hutan Kampus Baru
Universitas Haluoleo”, Jurnal Gema
Agus Eko Wahyudi, dkk., 2012, “Inventarisasi Pendidikan”, Vol. 22, No. 2.
Jamur Makroskopis di Hutan Rawa
Gambut Desa Teluk Bakung Kecamatan Cherly Grgurinovic, 2003, Genus Mycena in
Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Shout-eastern Australia, Australia: Fungal
Raya”, Jurnal Protobiont, Vol. 1, No. 1. Diversity Press.

Aida Muspiah, dkk., 2016, “Keragaman Efrida Br Sinurat, dkk., 2016 “Jenis-jenis
Ganodermataceae dari Beberapa Kawasan Basidiomycota di Area Air Terjun Curug
Hutan Pulau Lombok”, jurnal Ilmiah Ilmu Embun Kota Pagaralam dan Sumbanganya
Biologi, Vol. 2, No. 1. Pada Pelajaran Biologi di SMA”, Jurnal
Pembelajaran Biologi” Vol. 3, No. 1.

163
Khairini Rahma, dkk

Elis Tambaru, dkk., 2016 “Jenis-jenis Jamur Schizophyllum commune Pada Media
Basidiomycetes Familia Polyporaceae Di Yang Mengandung Oleum Caryophylli”,
Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin Jurnal BioSMART”, Vol. 1, No. 1.
Bengo-bengo Kecamatan Cenrana
Kabupaten Maros”, Jurnal Biologi Nur Alam,dkk., 2005, “Keragaman Jamur
Makasasar (Bioma),”, Vol. 1. No. 1. Basidiomycetes Makroskopis Di Kawasan
Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin
Hasanuddin, 2014, “Jenis Jamur Kayu Bengo-bengo Kecamatan Cerana
Makroskopis Sebagai Media Pembelajaran Kabupaten Maros”, Jurnal Alam dan
Biologi (Studi di TNGL Blangjerango Lingkungan”, Vol. 1, No. 1.
Kabupaten Gayo Lues)”, Jurnal Biotik,
Vol. 2, No. 1. Odum, E. P., 1992, Dasar-Dasar Ekologi,
Hasanuddin, dkk., 2014, Botani Tumbuhan Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Rendah, Banda Aceh: Ar Raniry Press.
Santa Dewi Bornok Mariana Tampubolon,
Hengky Isnawan Hendrianto, 2010, Jamur 2010, ” Keanekaragaman Ajmur
Konsumsi Berkasiat Obat, Yogyakarta: Makroskopis di Hutan Pendidikan
Lily Publisher. Universitas Sumatera Utara Desa Tongkoh
Kabupaten Karo Sumatera Utara”, Jurnal
International Mycological Association (IMA), Ilmiah, Vol. 1, No. 2.
diakses tanggal 20 Desember 2017, dari
situs: Sri Heriza, dkk., 2016, “Keanekaragaman
http://www.mycobank.org/BioloMICS.asp Arthropoda Pada Perkebunan Kelapa
x. Sawit Rakyat di Kabupaten Darmasraya,
Sumatera Barat”, Jurnal BIODIVERSITAS
Ita Maya Sari, 2015 “Jenis-jenis Jamur Indonesia, Vol.2, No.
Basidiomycetes di Hutan Bukit Beluan
Keamatan Hulu Gurung Kabupaten Sulastri, dkk., 2015, Identifikasi Jenis-jenis
Kapuas Hulu”, Jurnal Protobiont’, Vol. 4, Jamur (Fungi) Di Perkebunan PT Bina
No. 1. Sains Cemerlang Kabupaten Musi
Rawas”, Jurnal Biologi, Vol.1 No. 2.
Lisa Oktaviani, dkk., 2017, “Analisis
Pendapatan dan Faktor-Faktor yang Suyatno Risza, 1994, Kelapa Sawit Upaya
Mempengaruhi Minat Petani Kecamatan Peningkatan Produktivitas, Yogyakarta:
Meureubo Kabupaten Aceh Barat”, Jurnal Kanisius.
Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah,
Vol. 2, No. 1. Tri Roh Wahyudi, dkk., 2016,
“Keanekaragaman Jamur Basidiomycota
Lisna Khayati, dkk., 2016, “Keanekaragaman di Hutan Tropis Daratan Rendah Sumatera
Jamur Kelas Basidiomycetes di Kawasan Indonesia (Studi Kasus di Arboretum
Lindung KPHP Sorong Selatan”, Jurnal Fakultas Kehutanan Universitas Lancang
ISSN, Vol. 1, No. 1. Kuning Pekanbaru), Jurnal Kehutanan,
Vol. 11, No. 2.
Meitini Proborini, 2012, “Eksplorasi dan Welly Darwis, dkk., 2011, “Inventarisasi Jamur
Identifikasi Jenis-Jenis Jamur Kelas yang Dapat di Konsumsi dan Beracun
Basidiomycetes di Kawasan Bukit yang Terdapat di Hutan dan Sekitar Desa
Jimbaran Bali”, Jurnal Biologi, Vol. 14, Tanjung Kemuning Kaur Bengkulu”,
No. 2. Jurnal Ilmiah, Vol. 07, No. 02.

Nita Etikawati dan Shanti Listyawati, 1999,


“Pertumbuhan Coriolus versicolor dan
164

Anda mungkin juga menyukai