ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan jenis jamur makroskopis yang terdapat
di Perkebunan Kelapa Sawit Kecamatan Meureubo Aceh Barat pada habitat Pelepah Sawit. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah jelajah (Survey eksploratif). Luas lokasi penelitian
adalah 6 Ha, pengambilan data dilakukan dengan melakukan penjelajahan pada seluruh kawasan
perkebunan kelapa sawit yang diteliti, dan selanjutnya mengambil sampel jamur yang ditemukan
pada saat penjelajahan. Analisis data dilakukan secara analisis deskriptif. Hasil penelitian diperoleh
13 spesies jamur yang tergolong dalam 7 famili: Dacrymycetaceae, Agaricaceae, Marasmiaceae,
Bondarzewiaceae, Pleurotaceae, Polyporaceae, dan Inocybaceae. Jenis yang tergolong famili
Dacrymycetaceae: Dacryopinax spathularia. Jenis yang tergolong famili Agaricaceae:
Schizophyllum commune dan Schizophyllum sp. Jenis yang tergolong famili Marasmiaceae:
Marasmius marasoniellas. Jenis yang tergolong famili Bondarzewiaceae: Heterobasidion
annosum. Jenis yang tergolong famili Pleurotaceae: Pleurotus pulmonarius dan Pleurotus
ostreatus. Jenis yang tergolong famili Polyporaceae: Pycnoporus coccineus, Polyporus sanguineus,
Trametes elegans, Microporus sp, dan Polyporus tuberaster. Jenis yang tergolong famili
Inocybaceae: Crepidotus sp.
Kata Kunci: Karakteristik, Jamur Makroskopis, Perkebunan Kelapa Sawit Kecamatan Meureubo.
PENDAHULUAN
amur (fungi) adalah nama regnum dari kasat mata. Karakteristik dari jamur
sekelompok besar makhluk hidup makroskopis dapat dilihat berdasarkan
eukariotik heterotrof yang mencerna morfologinya.
makanannya di luar tubuh lalu menyerap Morfologi jamur makroskopis mempunyai
molekul nutrisi ke dalam selselnya. Oleh sebab warna tubuh bermacam-macam yaitu warna
itu, jamur merupakan kelompok organisme yang merah muda, orange, coklat tua atau muda,
tidak lagi termasuk dalam Kingdom Plantae, kuning, putih, putih kekuningan, kuning dan
melainkan membentuk dunia jamur atau hitam. Bentuk tubuh buah pada jamur
Regnum Fungi. Jamur mempunyai peranan makroskopis adalah bentuk kipas, ginjal,
penting dalam ekosistem, jamur merupakan setengah lingkaran, terompet dan payung.
dekomposer (pengurai) dan menjadi Bentuk spora dari jamur makroskopis berbentuk
penyeimbang keanekaragaman jenis hutan bulat, lonjong, silindris, bersegi, jarum dan
(Hasanuddin, 2014). setengah lingkaran. Serta warna spora dalam
Tubuh dari jamur makroskopis terdiri dari jamur makroskopis berwarna merah, coklat,
benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat putih, kuning, ungu dan hitam (Welly, 2006).
membentuk anyaman bercabang-cabang yang Jamur mampu menguraikan bahan organik
disebut miselium (Welly, 2011). seperti selulosa, hemiselulosa, lignin, protein,
Jamur terbagi atas jamur makroskopis dan dan senyawa pati dengan bantuan enzim. Jamur
jamur mikroskopis. Jamur mikroskopis adalah menguraikan bahan organik menjadi senyawa
jamur yang hanya dapat dilihat dengan yang diserap dan digunakan untuk perumbuhan
menggunakan mikroskop, sedangkan jamur dan perkembangannya. Jamur dapat di jumpai
makroskopis jamur yang dapat dilihat dengan pada kondisi lingkugan yang lembab, Jamur
157
Khairini Rahma, dkk
memerlukan kondisi lingkungan yang kurang menentukan luas lokasi, Botol Sampel untuk
cahaya matahari karena jamur merupakan jenis menyimpan specimen, Cutter untuk mengambil
tumbuhan yang bersifat fototropisme negatif specimen, Soil Tester untuk mengukur pH dan
yang berarti tidak menyukai cahaya. Jamur kelembapan tanah, Sarung tangan untuk
dapat tumbuh baik di daerah beriklim dingin melindungi tangan saat pengambilan specimen,
maupun panas dengan suhu optimum antara Lux meter untuk mengukur intensitas cahaya,
20˚C-30˚C (Hasanuddin, 2014). Hygrometer untuk kelembapan udara. Sedangkan
Salah satu kawasan yang memiliki suhu bahan yang digunakan adalah alkohol 70% untuk
berkisar antara 20˚C-30˚C adalah kawasan mengawetkan specimen dan Kertas label untuk
perkebunan kelapa sawit. Kawasan perkebunan memberi label.
kelapa sawit merupakan area yang banyak di
tumbuhi oleh jamur makroskopis karena METODE PENELITIAN
kawasan tersebut merupakan tempat yang Metode yang digunakan dalam penelitian ini
lembab. Kelapa sawit termasuk tanaman daerah adalah jelajah (Survey eksploratif), dengan
tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah mengamati langsung jamur makroskopis yang
antara 12˚ Lintang Utara 12˚ Lintang selatan. terdapat pada pelepah sawit, yaitu pada kawasan
Suhu optimum tanaman sawit berkisar antara Perkebunan Kelapa Sawit Kecamatan Meureubo
24˚C-38˚C (Suryatno, 1994). Aceh Barat. Luas lokasi penelitian 6 Ha.
Salah satu lahan perkebunan kelapa sawit Pengambilan data dilakukan dengan melakukan
terbesar yang berada di Aceh Barat terletak di penjelajahan pada seluruh kawasan perkebunan
Kecamatan Meureubo. Kecamatan Meureubo kelapa sawit yang diteliti, dan selanjutnya
merupakan salah satu kecamatan yang terdapat mengambil sampel jamur yang ditemukan pada
di Kabupaten Aceh Barat. Sebagian besar pelepah sawit saat penjelajahan.
kawasan Kecamatan Meureubo merupakan Specimen yang diperoleh difoto dan didata
kawasan hutan sekunder yang di manfaatkan langsung. Kemudian analisis data dilakukan secara
warga untuk lahan perkebunanan kelapa sawit. analisis deskriptif.
Oleh karena itu, tingkat kelembapan pada
kawasan tersebut cukup tinggi karena pada HASIL DAN PEMBAHASAN
kawasan tersebut selain terdapat tanaman kelapa Berdasarkan hasil penelitian Karakteristik
sawit juga di tumbuhi pohon yang cukup lebat, Jamur Makroskopis di Perkebunan Kelapa Sawit
anakan pohon dan semak-semak yang menutupi Kecamatan Meureubo Aceh Barat pada habitat
kawasan tersebut sehingga penyinaran pada pelepah sawit, ditemukan 13 spesies jamur yang
kawasan tersebut rendah (Lisa, 2017). tergolong dalam 7 famili: Dacrymycetaceae,
Agaricaceae, Marasmiaceae, Bondarzewiaceae,
METODE PENELITIAN Pleurotaceae, Polyporaceae, dan Inocybaceae.
Alat dan Bahan Berikut ini adalah karakteristk jamur
Alat yang digunakan dalam penelitian ini makroskopis dilihat dari bentuk tudung, warna
yaitu alat tulis untuk mencatat data hasil tudung, permukaan tudung, ada tidaknya tubuh
pengamatan, kamera digital untuk memotret objek buah, bentuk tubuh buah, permukaan tubuh buah,
yang diteliti, GPS untuk menentukan titik bentuk lamella (Porus), bentuk pelekatan dan
koordinat dan ketinggian lokasi penelitian, diameter jamur nya.
Thermometer tanah dan udara untuk mengukur
suhu tanah dan udara, Meteran tanah untuk
158
Karakteristik Jamur Makroskopis di Perkebunan ...
11 Kipas Putih Halus - Berbentuk Halus Teratur Esentrik 2-3 cm Pleurotus ostreatus
obor dengan
rongga
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa tudung yang ditemukan pada habitat pelepah sawit
bentuk tudung yang ditemukan pada habitat ini juga sangat beragam, ada yang berwarna
pelepah sawit sangatlah beragam bentuknya,dari kuning cerah, krem, putih, coklat tua pinggir putih,
yang berbentuk seperti spatula, kipas, payung oren kemerahan, oren kekuningan, krem garis-
bahkan ada yang bentuk tudungnya mirip seperti garis coklat, coklat tua, kuning kecoklatan dan
bunga. Selain bentuk tudung yang beragam, warna abu-abu. Permukaan tudung jamur makroskopis
159
Khairini Rahma, dkk
160
Karakteristik Jamur Makroskopis di Perkebunan ...
11) Schizophillum sp
162
Karakteristik Jamur Makroskopis di Perkebunan ...
KESIMPULAN
Karakteristik yang ditemukan pada jamur
makroskopis yang terdapat di Perkebunan
Kelapa Sawit Kecamatan Meureubo Aceh Barat
sangat beragam, baik dari bentuk tudung,
permukaan tudung, ada tidaknya tubuh buah,
bentuk tubuh buah, permukaan tangkai buah,
ada tidaknya lamella (Porus), bentuk pelekatan,
diameter jamur serta habitat jamur tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, dkk., 2011, Panduan Lengkap Asmawati Munir, 2015, “Identifikasi Jamur
Jamur,Jakarta: Penebar Swadaya. Basidiomycetes Di Hutan Kampus Baru
Universitas Haluoleo”, Jurnal Gema
Agus Eko Wahyudi, dkk., 2012, “Inventarisasi Pendidikan”, Vol. 22, No. 2.
Jamur Makroskopis di Hutan Rawa
Gambut Desa Teluk Bakung Kecamatan Cherly Grgurinovic, 2003, Genus Mycena in
Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Shout-eastern Australia, Australia: Fungal
Raya”, Jurnal Protobiont, Vol. 1, No. 1. Diversity Press.
Aida Muspiah, dkk., 2016, “Keragaman Efrida Br Sinurat, dkk., 2016 “Jenis-jenis
Ganodermataceae dari Beberapa Kawasan Basidiomycota di Area Air Terjun Curug
Hutan Pulau Lombok”, jurnal Ilmiah Ilmu Embun Kota Pagaralam dan Sumbanganya
Biologi, Vol. 2, No. 1. Pada Pelajaran Biologi di SMA”, Jurnal
Pembelajaran Biologi” Vol. 3, No. 1.
163
Khairini Rahma, dkk
Elis Tambaru, dkk., 2016 “Jenis-jenis Jamur Schizophyllum commune Pada Media
Basidiomycetes Familia Polyporaceae Di Yang Mengandung Oleum Caryophylli”,
Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin Jurnal BioSMART”, Vol. 1, No. 1.
Bengo-bengo Kecamatan Cenrana
Kabupaten Maros”, Jurnal Biologi Nur Alam,dkk., 2005, “Keragaman Jamur
Makasasar (Bioma),”, Vol. 1. No. 1. Basidiomycetes Makroskopis Di Kawasan
Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin
Hasanuddin, 2014, “Jenis Jamur Kayu Bengo-bengo Kecamatan Cerana
Makroskopis Sebagai Media Pembelajaran Kabupaten Maros”, Jurnal Alam dan
Biologi (Studi di TNGL Blangjerango Lingkungan”, Vol. 1, No. 1.
Kabupaten Gayo Lues)”, Jurnal Biotik,
Vol. 2, No. 1. Odum, E. P., 1992, Dasar-Dasar Ekologi,
Hasanuddin, dkk., 2014, Botani Tumbuhan Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Rendah, Banda Aceh: Ar Raniry Press.
Santa Dewi Bornok Mariana Tampubolon,
Hengky Isnawan Hendrianto, 2010, Jamur 2010, ” Keanekaragaman Ajmur
Konsumsi Berkasiat Obat, Yogyakarta: Makroskopis di Hutan Pendidikan
Lily Publisher. Universitas Sumatera Utara Desa Tongkoh
Kabupaten Karo Sumatera Utara”, Jurnal
International Mycological Association (IMA), Ilmiah, Vol. 1, No. 2.
diakses tanggal 20 Desember 2017, dari
situs: Sri Heriza, dkk., 2016, “Keanekaragaman
http://www.mycobank.org/BioloMICS.asp Arthropoda Pada Perkebunan Kelapa
x. Sawit Rakyat di Kabupaten Darmasraya,
Sumatera Barat”, Jurnal BIODIVERSITAS
Ita Maya Sari, 2015 “Jenis-jenis Jamur Indonesia, Vol.2, No.
Basidiomycetes di Hutan Bukit Beluan
Keamatan Hulu Gurung Kabupaten Sulastri, dkk., 2015, Identifikasi Jenis-jenis
Kapuas Hulu”, Jurnal Protobiont’, Vol. 4, Jamur (Fungi) Di Perkebunan PT Bina
No. 1. Sains Cemerlang Kabupaten Musi
Rawas”, Jurnal Biologi, Vol.1 No. 2.
Lisa Oktaviani, dkk., 2017, “Analisis
Pendapatan dan Faktor-Faktor yang Suyatno Risza, 1994, Kelapa Sawit Upaya
Mempengaruhi Minat Petani Kecamatan Peningkatan Produktivitas, Yogyakarta:
Meureubo Kabupaten Aceh Barat”, Jurnal Kanisius.
Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah,
Vol. 2, No. 1. Tri Roh Wahyudi, dkk., 2016,
“Keanekaragaman Jamur Basidiomycota
Lisna Khayati, dkk., 2016, “Keanekaragaman di Hutan Tropis Daratan Rendah Sumatera
Jamur Kelas Basidiomycetes di Kawasan Indonesia (Studi Kasus di Arboretum
Lindung KPHP Sorong Selatan”, Jurnal Fakultas Kehutanan Universitas Lancang
ISSN, Vol. 1, No. 1. Kuning Pekanbaru), Jurnal Kehutanan,
Vol. 11, No. 2.
Meitini Proborini, 2012, “Eksplorasi dan Welly Darwis, dkk., 2011, “Inventarisasi Jamur
Identifikasi Jenis-Jenis Jamur Kelas yang Dapat di Konsumsi dan Beracun
Basidiomycetes di Kawasan Bukit yang Terdapat di Hutan dan Sekitar Desa
Jimbaran Bali”, Jurnal Biologi, Vol. 14, Tanjung Kemuning Kaur Bengkulu”,
No. 2. Jurnal Ilmiah, Vol. 07, No. 02.