Anda di halaman 1dari 29

BIOMEDIK (MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI)

PARASITOLOGI KELAS MASTIGOPHORA/FLAGELLATA

OLEH :

LILIS ASRIANI ULANDARI (J1A119043)

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
taufiq, hidayah, rahmat dan karunianya serta kelapangan berpikir dan waktu, sehingga
kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah dengan judul “PARASITOLOGI
KELAS MASTIGOPHORA/FLAGELLATA”. Makalah ini merupakan kewajiban
untuk menyelesaikan tugas mata kuliahBIOMEDIK (MIKROBIOLOGI DAN
PARASITOLOGI). Dengan keterbatasan kami, masih banyak kendala yang dialami
saat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang berperan penting dalam proses penyelesaian makalah
ini. Sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan hasil yang maksimal dan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.

Adapun penyusunan makalah masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan agar makalah ini menjadi lebih baik. Atas kritik dan
sarannya kami mengucapkan terima kasih.

Kendari , 23 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................

1.1 Latar Belakang..............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................................
1.4 Manfaat.........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................

2.1 Pengerian Flagellata/Mastigophora.......................................................


2.2 Morfologi Flagellata/Mastigophora.......................................................
2.3 Klasifikasi Flagellata/Mastigophora......................................................
2.4 Habitat Flagellata/ Mastigophora..........................................................
2.5 Reproduksi Flagellata/Mastigophora.....................................................
2.6 Daur Hidup Flagellata/ Mastigophora...................................................
2.7 Penyakit Dari Genus Giardia Lamblia...................................................
2.8 Penyakit Dari Genus Trichomonas Vaginalis........................................
2.9 Peranan Flagellata/Mastigophora..........................................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................................

3.1 Kesimpulan..................................................................................................
3.2 Saran ............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara
algae dan Protozoa kurang jelas perbedaannya. Beberapa organisme mempunyai
sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya
berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami
kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesis. Semua spesies
Euglenophyta mampu hidup pada nutrien kompleks tanpa adanya cahaya,
beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum Protozoa. Contohnya strain
mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke
dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana
sulitnya membedakan dengan jelas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan
dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa
dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat
bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena
tidak dapat membentuk badan buah (wase).
Berdasarkan struktur tubuh dan alat geraknya, phylum Protozoa
dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu Rhizopoda, Ciliata, Flagellata dan
Sporozoa. Flagellata (Mastigophora), bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang
digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.
Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Fitoflagellata. Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis.
Contohnya: Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator.
2. Zooflagellata. Flagellata heterotrofik (tidak berkloroplas). Contohnya:
Trypanosoma dan Leishmania.
Secara umum Flagellata memiliki daur hidup dalam bentuk trofozoit dan
kista. Berkembang biak dengan cara vegetatif berupa pembelahan biner dan cara
generatif berupa konjugasi. Flagellata hidup secara soliter atau bentuk koloni.
Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau
daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang
protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae,
sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat
tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan.
Beberapa spesies Flagellata memiliki peran yang penting dalam ekosistem air,
yaitu sebagai fiplankton dan zooplankton. Oleh karena itu, untuk lebih mendalami
mengenai Flagellata, diperlukan kajian lebih mendalam mengenai beberapa aspek
yang meliputi morfogenesis, habitat, fisiologis, daur hidup, reproduksi dan
peranan Flagellata, sehingga diharapkan akan muncul penelitian lanjutan
mengenai Flagellata dan usaha pemanfaatannya untuk masa yang akan datang.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa Pengertian dari Mastigophora/Flagellata
1.2.2 Bagaimana Morfologi Mastigophora/Flagellata
1.2.3 Bagaimana Klasifikasi Mastigophora/Flagellata
1.2.4 Bagaimana Habitat Mastigophora/Flagellata
1.2.5 Bagaimana Reproduksi Mastigophora/Flagellata
1.2.6 Bagaimana Siklus Hidup/Daur Hidup Mastigophora/Flagellata
1.2.7 Apa saja Penyakit Dari Genus Gardia Lamblia
1.2.8 Apa saja Penyakit Dari Tricomonas Vaginalis
1.2.9 Peranan Flagellata/Mastigophora
1.3 Tujuan
1.3.1 Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Apa Pengertian Mastigophora/Flagellata
1.3.2 Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Bagaimana Morfologi
Mastigophora/Flagellate
1.3.3 Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Bagaimana Klasifikasi
Mastigophora/Flagellata
1.3.4 Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Bagaimana Habitat
Mastigophora/Flagellata
1.3.5 Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Bagaimana Reproduksi
Mastigophora/Flagellata
1.3.6 Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Bagaimana Daur Hidup
Mastigophora/Flagellate
1.3.7 Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Apa Saja Penyakit Dari Genus Gardia
Lamblia
1.3.8 Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Apa Saja Penyakit Tricomonas Vaginalis
1.3.9 Agar Mahasiswa Dapat Mengetahui Peranan Mastigophora/Flagellata

1.4 Manfaat

Agar para pembaca dapat mengetahui lebih banyak materi dan memperluas
wawasan tentang mastigophora/flagellate.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MASTIGOPHORA/FLAGELLATA

Flagellata (dalam bahasa Latin diambil dari kata “flagell” yang berarti cambuk)
atau Mastigophora (dari bahasa Yunani,”mastig” yang berarti cambuk, dan “phora”
yang berarti gerakan), dalam taksonomi kuno Flagellata merupakan salah satu kelas
dalam filum protozoa atau protista yang mirip hewan, namun dalam taksonomi
modern menjadi superkelas yang dibagi menjadi dua kelas, yaitu fitoflagelata dan
zooflagelata.
Alat gerak Flagellata adalah flagellum atau cambuk getar, yang juga merupakan
ciri khasnya, sehingga disebut Flagellata (flagellum = cambuk). Letak flagel berada
pada ujung depan sel (anterior), sehingga saat bergerak seperti mendorong sel
tubuhnya, namun ada juga letak flagel di bagian belakang sel (posterior).
Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagela juga dapat digunakan untuk
mengetahui keadaan lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai alat indera
karena mengandung sel-sel reseptor di permukaan flagel dan alat bantu untuk
menangkap makanan. Flagellata juga memiliki alat pernapasan yang disebut stigma.
Stigma ini berfungsi sebagai alat respirasi yang dilakukan untuk pembakaran
hidrogen yang terkandung di dalam kornel.
Flagellata meliputi sekitar 1500 jenis Protozoa yang semuanya mempunyai alat
gerak flagela. Flagelata memiliki 1 inti atau lebih dari 1 inti dan alat pergerakan (alat
neuromotor) yang terdiri dari kinetoplas dan flagel. Kinetoplas terdiri dari
blefaroplas. Aksonema merupakan bagian flagel yang terdapat di dalam badan
parasit.Kadang-kadang ada struktur yang nampak sebagai satu garis mulai dari
anterior sampai ke posterior yang disebut aksostil. Di samping badan parasit terdapat
membran bergelombang dan kosta yang merupakan dasarnya. Beberapa spesies
flagelata mempunyai sitostoma Berdasarkan struktur morfologinya.

2.2 MORFOLOGI MASTIGOPHORA/FLAGELLATA

Bentuk tubuh Flagellata sangat beragam, ada yang berbentuk


lonjong, menyerupai bola, memanjang, dan polimorfik (memiliki
berbagai bentuk morfologi). Flagellata juga memiliki 3 – 4 membran
bergelombang, yaitu membran yang terbentuk karena flagela
melingkari sel. Pada umumnya, tubuh Flagellata berbentuk oval
memanjang, melengkung langsing (mirip bulan sabit), atau pipih
panjang seperti daun. Flagela terletak di bagian tubuh depan
(anterior) atau belakang (posterior) yang berfungsi untuk menarik
atau mendorong tubuhnya sehingga terjadi pergerakan. Jumlah
flagela pada Flagellata ada yang hanya satu, namun ada pula yang
berjumlah dua, tiga, atau lebih. Misalnya, Trypanosoma
gambiense memiliki satu flagela, sedangkan Trichomonas memiliki
flagela berjumlah tiga atau lebih. Flagela berdiameter 0,25 mm dan
berukuran lebih panjang daripada silia, yaitu 10 – 200 mm. Flagela
merupakan mikrotubula yang diselimuti oleh membran. Flagela
bergerak seperti gerakan ombak yang menghasilkan gaya searah
dengan sumbu flagela.

Flagellata ada yang memiliki mitokondria, ada pula yang tidak


memiliki mitokondria. Flagellata yang tidak memiliki mitokondria,
misalnya Giardia lamblia. Sementara Flagellata yang memiliki
mitokondria, yaitu Trypanosoma sp. Mitokondria berfungsi untuk
respirasi sel dan menghasilkan energi. Selain memiliki
mitokondria, Trypanosoma sp. juga memiliki organel
unik kinetoplas yang berfungsi menyimpan DNA ekstranukleus.

Struktur tubuh flagellata


Keterangan :
Struktur tubuh Flagellata dan fungsinya :
Flagel : Sebagai alat gerak.
Bintik Mata : Sebagai alat penglihatan.
Vakuola Kontraktil : Merupakan tempat pembuangan zat sisa.
Kloroplas : Sebagai tempat terjadinya fotosintesis.
Nukleus : Sebagai inti sel.
Vakuola Makanan : Sebagai mulut Flagellata.
Mitokodria : Fungsinya untuk menghasilkan energi.
Pelikel : Adalah lapisan terluar yang terbentuk dari protein.

Flagellata dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu Fitoflagellata dan


Zooflagellata. Fitoflagellata merupakan kelompok flagellate yang memiliki ciri
seperti tumbuhan, sedangkan Zooflagellata merupakan kelompok flagellate yang
memiliki cirri seperti hewan (Roger, 1988).
2.3 KLASIFIKASI MASTIGOPHORA/FLAGELLATA
Dilihat dari bentuknya, Flagellata dikelompokkan menjadi
dua, yaitu berbentuk seperti tumbuhan yang dinamakan
Fitoflagellata, dan yang berbentuk seperti hewan yang
dinamakan Zooflagellata.
1. Fitoflagellata
Fitoflagellata adalah flagellata yang mirip dengan
tumbuhan karena memiliki kromotafora, sehingga dapat
melakukan fotosintesis (fotosintetik). Fitoflagellata
mencernakan makananya dengan berbagai cara, menelan
lalu mencernakan didalam tubuhnya (holozoik), membuat
sendiri makanannya (holofitrik), atau mencernakan
organisme yang sudah mati (saprofitik). Habitat
fitoflagellata adalah diperairan bersih dan diperairan kotor.
Fitoflagellata bergerak menggunakan
flagella. Fitoflagellata diklasifikasikan menjadi 3 kelas,
yaitu:
a. Euglenoida
Tubuhnya menyerupai gelendong dan diselimuti oleh
pelikel. Contoh dari kelas Euglenoida yaitu Euglena
viridis. Euglena viridis memiliki ciri – ciri, ukuran
tubuhnya antara 35–60 mikron, ujung tubuhnya
berbentuk meruncing dengan satu bulu cambuk di
bagian anterior sel. Euglena viridis memiliki stigma
(bintik mata berwarna merah) yang berfungsi untuk
membedakan antara gelap dan terang. Menurut
Lupita, Euglena viridis dapat bersifat holofitrik dan
holozoik. Bersifat holofitrik karena memiliki kloroplas
yang mengandung klorofil, sehingga dapat membuat
makanannya sendiri dengan cara melakukan
fotosintesis. Bersifat holozoik yaitu dengan cara
memasukkan makanannnya yang berupa organisme
berukuran lebih kecil melalui sitofaring menuju vakuola
dan ditempat inilah makanan dicerna.
b. Dinoflagellata
Dinoflagellata memiliki bentuk tubuh yang bervariasi
tetapi kebanyakan lonjong dengan warna yang
kecokelatan dan kekuningan. Dinoflagellata merupakan
penyusun plankton laut. Walaupun sebagian besar dari
habitat di laut, ada juga yang hidup di air tawar.
Dinoflagellata bersimbiosis di terumbu karang, ubur-
ubur, anemopn, dan invertebrata lainnya. Flagelanya
terletak di cekungan transversal yang mengelilingi
tubuh. Contoh dari dinoflagellata antara lain Noctiluca
miliaris, Cretium,
dan Gymnodinium. Noctiluca miliaris kebanyakan hidup
di air laut dengan ciri – ciri memiliki satu pasang flagella
yang berukuran satu panjang dan satu pendek, dapat
melakukan simbiosis dengan jenis ganggang
tertentu. Noctiluca miliaris dapat memancarkan sinar
(bioluminense) apabila tubuhnya terkena rangsangan
mekanik.
c. Volvocida
Volvocida umumnya berbentuk bulat, dengan hidup
secara soliter atau berkoloni. Volvocida mempunyai 2
flagela. Dinding sel Volvocida tersusun atas selulosa.
Contohnya anggota kelompok ini paling terkenal adalah
Volvox globator. Ciri-ciri volvox yaitu koloninya terdiri
ribuan individu yang bersel satu dan masing-masing
memiliki dua flagela, setiap sel memiliki inti, vakuola
kontraktil, stigma, dan kloroplas, sel-sel dihubungkan
dengan benang-benang protoplasma yang membentuk
hubungan fisiologis.
2. Zooflagellata
Zooflagellata adalah flagellata yang menyerupai hewan, tidak
berkloroplas dan bersifat heterotrof. Bentuk tubuh Zooflagellata
mirip dengan leher porifera. Zooflagellata mempunyai flagella yang
memiliki fungsi untuk menghasilkan aliran air dengan
menggoyangkan flagela. Selain itu, flagela juga berfungsi sebagai
alat gerak. Flagellata ini ada yang hidup bebas, bersimbiosis
dengan organisme lain, namun kebanyakan bersifat parasit pada
organisme lain. Contoh zooflagelata antara lain yaitu Trypanosoma
gambiens, dan Leishmania. Makanannya berupa zat organik yang
diperoleh dari lingkungannya. Beberapa jenis flagellata merupakan
hewan holozoik. Beberapa jenis flagellata memperoleh makanan
dari tubuh inangnya. Zooflagelata berhabitat di laut dan air tawar.

2.4 HABITAT MASTIGOPHORA/FLAGELLATA

Flagellata ditemukan di lingkungan berair atau setidaknya di tempat yang basah.


Sebagian besar spesies Flagellata memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat
apapun. Pada umumnya Flagellata hidup bebas di lingkungan air tawar, atau
genangan air di daratan, misalnya dari kelas Euglenoida dan Volvocida, namun ada
juga spesies Flagellata yang hidup di lautan, misalnya pada kelas Dinoflagellata.
Menurut Sutanto, dkk. (2008), sebagian besar spesies yang termasuk Zooflagellata
bersifat parasitik, hidup pada organismelain sebagai inangnya. Inang dari
Zooflagellata yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae,
sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa jenis Flagellata yang
hidup di laut merupakan bagian dari zooplankton. Spesies yang hidup di air tawar
dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air merupakan bagian dari
phytoplankton. Ada pula Flagellata yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam
usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia, misalnya Trichonympha dan
Myxotricha yang hidup di dalam usus rayap (Anonim, 2010).

2.5 REPRODUKSI MASTIGOPHORA/FLAGELLATA

Reproduksi pada Flagellata ada 2 macam, yaitu vegetatif dan


generatif. Reproduksi vegetatif terjadi dengan cara pembelahan
biner secara transversal, misalnya pada Euglena, sedangkan
reproduksi generatif terjadi melalui persatuan antara ovum dan
spermatozoid, misalnya pada Volvox.

3. Reproduksi secara vegetatif : pembelahan biner


Pembelahan biner pada flagellata berlangsung secara
longitudinal. Menurut Smith (2010), pembelahan sel dimulai
dengan menduplikasi DNA-nya untuk membuat dua set
lengkap. Sel terus tumbuh dan set DNA bergerak ke ujung
berlawanan pada sisi sel. Setelah sel telah mencapai ukuran
yang tepat, sel membagi menjadi dua sel anak dengan DNA
yang identik. Fusi biner adalah cara
reproduksi klasik yang digunakan ketika suatu organisme
hidup dalam lingkungan yang stabil. Waktu pembelahan biner
ini penting, karena organisme harus melakukannya pada saat
yang tepat. Proses ini sebagian diatur oleh septum
cincin, yaitu cincin protein yang terbentuk disekitar
pertengahan sel. Septum cincin ini mendorong sel untuk
dibagi secara merata tanpa merusak DNA atau dinding sel.
Kesalahan dalam proses fusi dapat menyebabkan
pembentukan sel anak dengan DNA tidak lengkap, atau
salinan tambahan gen tertentu. Cincin septum dirancang
untuk mencegah hal ini.
4. Reproduksi secara generatif : persatuan antara ovum
dan spermatozoid
Reproduksi generatif terjadi karena persatuan antara
ovum dan spermatozoid, misalnya pada Volvox. Reproduksi
secara generatif berfungsi untuk memperkaya variasi genetik,
sehingga menghasilkan individu mutan yang lebih tahan
terhadap kondisi lingkungan. Pada Volvox terdapat koloni
jantan yang menghasilkan sperma dan koloni betina yang
menghasilkan ovum, namun ada juga koloni yang bersifat
hermafrodit yang dapat menghasilkan sperma serta ovum.
Meskipun koloni yang bersifat hermafrodit dapat
menghasilkan sperma dan ovum dalam satu koloni,
kematangan sperma dan ovum tidak pada saat yang
bersamaan, sehingga tidak dapat terjadi pembuahan diri.
Ovum dihasilkan oleh oogonium, sedangkan Volvox jantan
menghasilkan spermatozoid oleh spermatogonium. Setelah
terjadi fertilisasi akan menghasilkan zigot, zigot akan
menghasilkan empat spora, yang kemudian akan menjadi
individu baru.

2.6 DAUR HIDUP MASTIGOPHORA/FLAGELLATA


Flagellata memiliki tahapan trofozoit dan kista. Pada tahapan
trofozoit merupakan waktu aktif untuk mencari makan dan
tumbuh. Sedangkan dalam bentuk kista, Flagellata dapat
bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar pada suhu
yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau waktu lama
tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka
waktu tertentu.
Pada Zooflagellata, menjadi bentukan kista memungkinkan
untuk bertahan hidup di luar tubuh inang, dan memungkinkan
terjadinya transmisi dari satu host ke host yang lain. Proses
dimana terjadi perubahan menjadi bentuk kista disebut
encystation, sedangkan proses mentransformasikan kembali ke
trophozoite disebut excystation.

2.7 PENYAKIT DARI GENUS GIARDIA LAMBLIA

Giardia lamblia adalah salah satu protozoa penyebab penyakit


Giardiasis yang menginfeksi pada saluran pencernaan manusia.
Protozoa ini temukan pertama kali oleh Leuwenhoek tahun 1681
pada fasesnya sendiri. Nama lain dari Giardia lamblia adalah
Lamblia intestinalis atau Giardia doudenalis. Selain menyerang
saluran percernaan manusia, protozoa flagellata ini dapat pula
menyerang kucing, anjing, burung, sapi, berang-berang, rusa,
dan domba.

5. Epidemiologi/Penyebaran
Giardia lamblia adalah parasit yang tersebar
kosmopolit dan lebih sering ditemukan di daerah beriklim
panas daripada di daerah beriklim dingin. Parasit ini juga
ditemukan di Indonesia.
6. Hospes
Hospes penyakit ini adalah manusia sedangkan
hospes reservoirnya adalah berang-berang dan tikus.

7. Gejala Klinis Giardiasis


Gejala klinis yang disebabkan giardiasis sangat bervariasi
dan dapat berbeda di antara penderitanya. Hal ini
tergantung berbagai faktor, seperti jumlah kista yang
tertelan, lamanya infeksi, faktor hospes, dan parasitnya itu
sendiri. Masa inkubasi berlangsung selama 9-15 hari.
Gejala-gejala tersebut adalah :

a. Diare
b. Rasa tidak nyaman di perut
c. Buang gas yang berlebihan (berbau busuk)
d. Bersendawa dengan bau seperti belerang
e. Steatorrhoea (fases bewarna pucat, berbau busuk dan
licin)
f. Nyeri pada daerah epigastic (antara dada dan perut)
g. Perut sering kembung
h. Kurang nafsu makan
i. Kehilangan berat badan
8. Patologi
Dengan melekatnya parasit pada mukosa usus dapat
menyebabkan peradangan kataral yang ringan. Dan
kegiatan mekanik dan toksik menggangu penyerapan
Vitamin A dan lemak. Giardiasis pada binatang tidak
menyebabkan lesi, tukak yang luas di usus muda bagian
proksimal pernah ditemukan pada autopsi seorang
penderita dengan perjalanan penyakit yang tiba-tiba
hebat. 

9. Diagnosis
Diagnosis dalam dilakukan dengan mengidentifikasi
kista atau trophozoites dalam sampel tinja.

10. Pencegahan Giardiasis


Pencegahan infeksi parasit ini terutama dengan
memperhatikan hygiene perorangan, keluarga, dan
kelompok dengan menghidari air minum yang
terkontaminasi. Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu :

a. Mengkonsumsi air minum yang bersih yang telah


menjalani pemanasan sampai 50° sehingga dapat
menginaktifkan kista.
b.Pada umumnya Giardia Lamblia resisten terhadap klorin,
sehingga penyaringan sangat diperlukan untuk
menghilangkan kontaminasi oleh protozoa patogen ini.
c. Melindungi tempat persediaan air dari hospes reservoir
(berang-berang dan tikus air).
d.Memasyarakatkan kebersihan individu (cuci tangan).
e. Penyedian makanan yang bersih dan baik.

2.8 PENYAKIT DARI TRICOMMONAS VAGINALIS

Parasit ini hidup dalam vagina dan urethra wanita dan prostata, vesica
seminalis dan urethra pria. Penyakit ditularkan lewat hubungan kelamin, bahkan
pernah ditemukan pada anak yang baru lahir. Juga pernah secara kebetulan ditemukan
pada anak dan wanita yang masih perawan, mungkin terjadi infeksi melalui handuk
dan pakaian yang tercemar. Derajat keasaman normal pada vagina adalah 4,0-4,5,
tetapi bila terinfeksi akan berubah menjadi 5,0-6,0 sehingga organisme ini dapat
tumbuh baik. Penyakit yang disebabkan oleh parasit ini adalah “Trikomoniasis”.
2.6.1 Penyebarannya/Epidemiologi
Trichomonas ditemukan pada semua bangsa dan semua musim,pada wanita
sering ditemukan,sebab pada laki-laki sering infeksi tanpa gejala. Pada wanita ini
sering ditemukan pada usia 20-49 tahun,berkurang pada usia lanjut dan jarang pada
anak gadis.

2.6.2 Hospes
Manusia merupakan hospesparasit ini.
2.6.3 Gejala Trokomoniasis
a. Pada wanita, trikomoniasis dapat ditandai dengan gejala berikut:
 Keputihan yang banyak dan berbau amis.
 Keputihan berwarna kuning kehijauan, bisa kental atau encer, serta berbusa.
 Gatal yang disertai rasa terbakar dan kemerahan di area vagina.
 Nyeri saat berhubungan seksual atau saat buang air kecil.
b. Pada pria, gejala trikomoniasis yang muncul dapat berupa:
 Sakit, bengkak, dan kemerahan di area ujung penis.
 Keluar cairan putih dari penis.
 Nyeri saat buang air kecil atau setelah ejakulasi.
 Lebih sering buang air kecil dari biasanya.
2.6.4 Patologi
Kebanyakan spesies Trichomonas tidak begitu patogen dan gejalanya hampir
tidak terlihat. Tetapi beberapa strain dapat menyebabkan inflamasi, gatal-gatal, keluar
cairan putih yang mengandung trichomonas. Protozoa ini memakan bakteri, leukosit
dan sel eksudat. Seperti mastigophora lainnya T. vaginalis membelah diri secara
longitudinal dan tidak membetuk cyste.
2.6.5 Diagnosa
Diagnosa bergantung pada ditemukannya trichomonas dalam sekresi
penderita. Dapat juga dilakukan dengan tes haemaglutination indirek (tidak
langsung).
2.6.6 Pencegahan Trokomoniasis
a. Tidak bergonta-ganti pasangan seksual.
b. Menggunakan kondom saat berhubungan intim.
c. Tidak berbagi pakai alat bantu seks, dan membersihkannya setiap selesai
digunakan

1.8 PERANAN FLAGELLATA/MASTIGOPHORA

Flagellata memiliki peranan yang penting dalam lingkungan


perairan. Flagellata berperan sebagai predator karena memangsa
organisme uniseluler atau ganggang, bakteri, dan microfungi,
sehingga populasi organisme dapat dikendalikan. Selain berfungsi
sebagai pengendali, Flagellata yang bersifat saprofitik berperan
sebagai dekomposer dalam rantai makanan.
Di lingkungan perairan flagellata berperan sebagai
phytoplankton dan zooplankton sebagai sumber pakan alami ikan
dan udang. Euglena viridis dapat digunakan sebagai sumber Protein
Sel Tunggal (PST), karena memiliki kandungan protein yang sangat
tinggi. Trichonympha dan Myxotricha yang hidup di dalam usus
rayap dapat menghasilkan enzim selulosa, sehingga membuat
partikel kayu tersebut menjadi lebih lunak dan dapat dicerna rayap.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
 Flagellata (dalam bahasa Latin diambil dari kata “flagell” yang berarti
cambuk) atau Mastigophora (dari bahasa Yunani,”mastig” yang berarti
cambuk, dan “phora” yang berarti gerakan), dalam taksonomi kuno Flagellata
merupakan salah satu kelas dalam filum protozoa atau protista yang mirip
hewan, namun dalam taksonomi modern menjadi superkelas yang dibagi
menjadi dua kelas, yaitu fitoflagelata dan zooflagelata.Alat gerak Flagellata
adalah flagellum atau cambuk getar, yang juga merupakan ciri khasnya,
sehingga disebut Flagellata (flagellum = cambuk). Letak flagel berada pada
ujung depan sel (anterior), sehingga saat bergerak seperti mendorong sel
tubuhnya, namun ada juga letak flagel di bagian belakang sel (posterior).
 Klasifikasi Fagellata/Mastigophora dilihat dari bentuknya,
dikelompokkan menjadi dua, yaitu berbentuk seperti
tumbuhan yang dinamakan Fitoflagellata contohnya yaitu
Euglenoida, Dinoflagellata,dan Volvocida, serta yang
berbentuk seperti hewan yang dinamakan Zooflagellata
contohnya Trypanosoma gambiens, dan Leishmani. Habitat
Fagellata/Mastigophora pada umumnya hidup bebas di
lingkungan air tawar, atau genangan air di daratan, misalnya
dari kelas Euglenoida dan Volvocida, namun ada juga spesies
Flagellata yang hidup di lautan, misalnya pada kelas
Dinoflagellata.
 Reproduksi pada Flagellata ada 2 macam, yaitu reproduksi
secara vegetatif melalui pembelahan biner dan reproduksi
secara generatif melalui persatuan antara ovum dan
spermatozoid. Flagellata memiliki tahapan trofozoit dan kista.
Proses dimana terjadi perubahan menjadi bentuk kista
disebut encystation, sedangkan proses mentransformasikan
kembali ke trophozoite disebut excystation.
 Penyakit yang disebabkan dari genus Giardia lamblia
dinamakan penyakit Giardiasis sedangkan penyakit yang
disebabkan dari genus Trichomonas vaginalis dinamakan
penyakit Trichomoniasis.
 Peranan Flagellata/Mastigophora dalam lingkungan perairan,
yaitu sebagai predator, sebagai pengendali dan sebagai
dekomposer dalam rantai makanan. Flagellata/Mastigophora
juga berperan sebagai phytoplankton dan zooplankton
sebagai sumber pakan alami ikan dan udang.

3.2 SARAN

Demikianlah makalah yang telah saya buat, semoga dapat menjadi bahan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca. Saya ketahui bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
selalu saya nantikan dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Setawan,Samhis. 2019. Pengertian Fagellata (Mastigophora) Beserta Ciri Dan


Reproduksinya[online].https://www.gurupendidikan.co.id/fagellatamastigopor
ra/ ( diakses 18 Maret 2020 ).

Tanpa Nama. 2019. Giardiasis[online]. https://www.alodokter.com/giardiasis


( diakses 18 Maret 2020 )
Ardjaka. 2010. Flagellata.
(http://ardjaka.blogspot.com/2010/12/flagellata.html)

Febryati, Dian. 2018. Makalah Avertebrata Air Class Flagellata.


Surabaya: Universitas Airlangga.

Frebianti, Luh Fitra Valintina. 2015. Trichomonas Vaginalis.


(https://www.slideshare.net/valenfrebianti/trichomonas-
vaginalis-48872667)

Padlan. 2012. Makalah Flagellata.


(http://padlan14.blogspot.com/2012/07/makalah-flagellata.html)
SOAL :

1. Penyakit afrycan trypanosomiasis yang ditularkan melalui lalat


tsetse disebabkan karena infeksi parasit dari kelas...

a. sporozoa c. Rhizopoda

b. ciliata d. flagellata

2. parasit dibawah ini yang termasuk flagellata usus patogen...

a. dientamoeba fragilis c. embadomonas entastinalis

b. entamoeba coli d. giardia lamblia

3. jenis protozoa memiliki karakteristikatau ciri-ciri yang


membedakan jebis protozoa dengan yang lainnya, kecuali...

a. bergerak dengan bulu cambuk

b. memiliki pelikel dan bersifat mikroskopis

c. tidak dapat membentuk sista

d. bersel satu yang dapat membentuk semacam spora

4. kista merupakan bentuk penginfeksi pada spesies...

a. giardia lamblia c. diphyllobotrium


b. plasmodium d. ascaris lumbricordes

5. di bawah ini protozoa yang perkembangannya dengan cara


membelah diri dan ini membela dengan cara mitosis yang dilakukan
setiap 8-12 jam dengan kondisi yang oktimum adalah...

a. giardia lamblia c. trichommonas vaginalis

b. myxotrycha d. balantidium coli

6.

1. Penyakit tidur pada manusia

2. menyuplai makanan untuk ekosistem air (air tawar atau


asin)

3. membantu kecoa dan rayap untuk mencerna kayu (hidup


bersimbiosis di usus dan saluran pencernaan kecoa dan
rayap)

4. penyakit pada ternak

Peranan flagellata yang menguntungkan, kecuali !

a. 1 dan 2 b. 3 dan 4

c. 2 dan 3 c. 4 dan 1

7. habitat trichommonas vaginalis pada pria terjadi di...

a. vagina b. Kelenjar prostat


b. ureter d. Vagina dan ureter

8. berdasarkan klasifikasinya flagellata dibagi menjadi 2 jenis yaitu


fitoflagellata (berbentuk seperti tumbuhan) dan zooflagellata
(berbentuk seperti hewan). Dan zooflagellata terdiri dari 2 genus
utama yaitu...

a. dinoflagellata dan volvocida

b. euglonoida dan tricommonas

c. dinoflagellata dan trypanosoma

d. trycommonas dan trypannosoma

9. pada pemeriksaan mikroskopik tinja ditemukan organisme yang


bergerak spiral. Pada pengamatan organisme tadi membelah
menjadi dua individu. Termasuk kelas apakah organisme tersebut...

a. entamoeba b. Flagellata

c. sporozoa d. Ciliata

10. (1) menyebabkan penyakit tidur pada manusia, (2) penyakit


surah pada ternak, (3) penyakit kelamin pada organ kelamin pria
dan wanita, (4) penyakit kala azar yang merusak darah manusia.

Di atas merupakan contoh penyakit yang disebabkan oleh...


a. sporozoa b. Ciliata

c. flagellata d. Rhizopoda

11. watery diare disertaia steatore terjadi akibat adanya gangguan


absorbs saluran cerna. Parasit yang menimbulkan kelainan tersebut
adalah...

a. D. Fragilis b. E. Histolytica

c. B. Coli d. Giardia Lamblia

12. berikut kelas dari fitoflagellata kecuali...

a. euglonoida b. Dinoflagellata

c. volvocida d. Paramecium

13. anggota filum flagellata yang menyebabkan keputihan adalah...

a. plasmodium vivax b. Trypanosoma


gambiense

c. Giardia lamblia d. Leishmania donovani

14. parasir berikut ini yang berada pada kelas protozoa adalah...

a. giardia lamblia b. Ascaris lumbricordes


c. trichuris trichura d. Hookworms

15. mamalia, terutama kucing merupakan vector untuk organisme...

a. toxoplasma gondii b. Trichommonas vaginalis

c. entamoeba hystolitica d. Giardia lamblia

16. reproduksi secara generatif pada flagellata adalah persatuan


antara ovum dan...

a. spermatozoid b. Spermatosit

c. spermatosit primer d. Spora

17. berikut gejala klinis giardiasis, kecuali...

a. diare b. Rasa tidak nyaman di perut

c. insomnia d. Perut kembung

18. cara untuk mencegah trikomoniaisis adalah...

a. imunisasi b. Tidak bergonta-ganti


pasangan

c. memakai masker N95 d. Jaga kebersihan


lingkungan
19. hospes dari penyakit trikomoniasis adalah...

a. kecoa b. Tikus

b. anjing d. Manusia

20. salah satu peranan flagellata adalah...

a. predator organisme uniseluler b. Membantu


pelapukan

b. mengurangi pencemaran air d. Sumber energi

Anda mungkin juga menyukai