Anda di halaman 1dari 14

PENCUCIAN

Rinsing
• bersifat superfisial
• untuk membuang sedimen atau cairan yang
ada di permukaan
• dengan cara mencelupkan material dalam
cairan

Soaking
• pencucian yang sedikit lebih intensif
• dengan cara merendam material di dalam
cairan yang mengandung mordan atau zat
warna

Washing
• proses pencucian yang intensif
• cairan yang dipakai untuk pencucian selalu
diganti
• tujuan : membuang zat-zat yang berlebihan
dan tidak terikat dengan jaringan

Pencucian dilakukan
• sebelum fiksasi
• sesudah fiksasi
• sesudah diwarnai IPB-Miktek/III/1
a. Pencucian sebelum fiksasi
Untuk menghilangkan debu, tanah, darah,
kotoran lain.
Tumbuhan  cukup dicuci dengan air
Hewan 
•larutan fisiologis NaCl
•larutan Ringer (untuk hewan berdarah
dingin)
•larutan Ringer (untuk hewan berdarah
panas)

b. Pencucian sesudah fiksasi


Larutan pencuci disesuaikan dengan fiksatif
yang dipakai.
Fiksatif mengandung air  aquades
Fiksatif mengandung etanol
 etanol %ase sesuai dengan fiksatif
Larutan Carnoy  tidak perlu dicuci
Larutan Bouine  etanol 20%
Nawaschin air mengalir

c. Pencucian setelah diwarnai


Pencucian lebih bersifat rinsing. Tujuan :
 mengurangi mordan zat warna atau zat lain
yang berlebihan IPB-Miktek/III/2
DEHIDRASI DAN PENJERNIHAN
Dehidrasi
proses menarik air dari jaringan dengan
menggunakan bahan-bahan kimia tertentu

Bahan kimia yang digunakan harus :


• mampu mengusir air dari jaringan dan
menggantikan tempatnya
• bisa diganti/bisa bercampur dengan zat
penjernih
• tidak mengganggu zat yang telah difiksir,
misalnya: menjadi lemah atau
memperkeras
Proses dehidrasi  bertahap
tujuan :
supaya air bisa terusir dari jaringan dengan
sempurna

Kapan dilakukan dehidrasi ?


sesudah fiksasi/pencucian
 material dalam bentuk utuh, material yang
akan diblok
sesudah diwarnai
 sediaan yang sudah disayat dan ditempel
pada gelas benda IPB-Miktek/III/3
DEHIDRASI UNTUK
MATERIAL TUMBUHAN
Tujuan :
mengeluarkan air dari dalam jaringan tumbuhan
Proses :
memasukkan potongan bahan tanaman ke
dalam seri larutan dehidran  pengeluaran air
secara bertahap
Dua jenis dehidran :
• Dehidran yang bukan pelarut parafin
• Dehidran yang sekaligus pelarut parafin

DEHIDRAN YANG BUKAN PELARUT


PARAFIN
1.Alkohol (Etanol) : murah dan cukup baik
paling umum digunakan, alkohol teknis (95%)
dan alkohol absolut/pa (100%)
Seri larutan alkohol (5,10,15 ~80%)  dibuat
dari alkohol teknis
Pencucian :
• mat. yg difiksasi dalam FAA  alkohol
50% / 70% (stop point pada alk 70%)
• mat. yg difiksasi dalam lar. Craf I dan II 
alk. 5% atau 10%
• yg difiksasi dalam lar. Craf III,IV, dan V 
alk. 20% atau 30% IPB-Miktek/III/4
Interval waktu dehidrasi ditentukan oleh faktor :
• ukuran material/bahan
• macam/jenis material
• daya larut dehidran yang digunakan
2. Penggunaan isopropil alk. ~etanol, metanol
 tdk diinginkan secara luas, mengakibatkan
keracunan & merusak struktur material

3. Aseton  memberikan hasil yang sangat


baik, pemakaiannya seperti etanol, mudah
menguap, tidak dapat bercampur baik dengan
parafin, perlu zat antara (toluen atau benzen), pakai
aseton panas  parafin (aseton panas bisa
bercampur dengan parafin)

4. Gliserin  digunakan untuk alga atau


material lunak
Titik didih tinggi memungkinkan pengeluaran air
dengan cara penguapan :
1. oven suhu 35-40º C
2. desikator suhu ruang atau 35-40º C
3. oven vakum/desikator vakum
Dehidrasi yang berlangsung bertahap 
mencegah plasmolisis
IPB-Miktek/III/5
DEHIDRAN YANG SEKALIGUS PELARUT
PARAFIN
1. n-Butanol  dapat berfungsi sbg
dehidran dan clearing reagent
Tabel 1. Seri larutan dehidrasi dgn n-Butanol
Tingkatan Butanol (%) Alk. pa (%) Air (%)
I 10 20 70
II 15 25 60
III 25 30 45
IV 40 30 30
V 55 25 20
VI 70 20 10
VII 85 15 0
VIII 100 0 0

Mat. yg difiksasi dlm lar. fiksatif mgd air 


material dicuci dgn aquades, didehidrasi
dgn etanol 30%  lar. seri n-Butanol (tahap
I~VIII)
Mat. yg difiksasi dgn lar. FAA  dicuci dgn
alk. 50%  lar. seri n-Butanol (tahap
II~VIII)
IPB-Miktek/III/6
2. Tertier Butil Alkohol (TBA)
lar. ideal, memberikan hasil yg lebih baik
daripada dehidran lainnya (etanol, isopropil
alk, aseton atau xylene), harga lebih mahal,
harum.
Tabel 2. Seri larutan dehidrasi dengan TBA
Tingkatan Alk. teknis Alk. pa TBA Air
(%) (%) (%) (%)
I 50 10 40
II 50 20 30

III 50 35 15
IV 50 50

V 25 75

Material yg difiksasi dgn lar. FAA  dicuci dgn


alk. 50%  lar. seri TBA (tahap I~V)
Interval waktu : set. thp I-V ± 2 jam 
memberikan hasil cukup baik, mat. yg lebih
keras (kayu)
 interval diperpanjang
Setelah selesai tahap V  TBA murni dgn 3x
IPB-Miktek/III/7
pergantian  infiltrasi
3. Dioksan (Dietilen dioksida)
Sangat beracun, penggunaan dlm ruang
asam. Hasil cukup baik, tahap lebih singkat,
proses dehidrasi dpt dgn interval yang
panjang, mahal, toksik bagi mata, mampu
bercampur dengan air, etanol, xylol.

Proses :
mat. difiksasi dgn FAA  dicuci dgn alk
50%  3 seri larutan dioksan yaitu :
1.dioksan (½) + air (½)
2.dioksan (2/3) + air (1/3)
3.dioksan absolut/anhidrous (2x
pergantian)
Interval waktu pada masing-masing
tingkatan dioksan berkisar 4-12 jam.

4. Hygrobutol
-Tipe khusus dari TBA dan lebih mahal
-Terutama digunakan untuk sediaan utuh
- Dapat juga menggantikan TBA pada
metode parafin
IPB-Miktek/III/8
PENJERNIHAN/CLEARING
PENJERNIHAN  usaha untuk membuat
jaringan menjadi transparan
Tujuan :
menggantikan dehidran dengan infiltran (zat
pelarut parafin) atau pelarut perekat (kanada
balsem, entellan) pada jaringan

dehidran senyawa penjernih infiltran/perekat

Pemilihan senyawa penjernih, berdasar :


•kecepatan bercampur/penghilangan etanol
(dehidran)
•kecepatan bercampur/dihilangkan dengan
infiltran atau zat perekat
•bersifat ramah terhadap lingkungan
•dihindari zat yang mudah terbakar
•toksisitas
•Biaya
Penjernihan bisa dilakukan dalam 2 tahap
•sesudah dehidrasi
•sesudah dilekatkan pada gelas objek
(sesudah diwarnai, sebelum direkat dengan
gelas penutup) IPB-Miktek/III/9
Waktu yang diperlukan untuk penjernihan,
tergantung pada :
• ketebalan dan kepadatan jaringan
• jenis zat kimia yang dipakai
• jenis jaringan yang diproses

PENJERNIHAN UNTUK
MATERIAL TUMBUHAN
Tujuan :
menggantikan dehidran dalam jaringan dengan
pelarut parafin sbg persiapan menjelang proses
penanaman dalam parafin
• proses lanjutan dari dehidrasi dgn
dehidran bukan pelarut parafin
• menjadikan jaringan lebih transparan
• larutannya : xylene/xylol, kloroform,
benzene, toluene, trikloroetilene, cedar oil
Xylene/xilol
• paling umum digunakan, beracun, murah,
daya kerja cepat tetapi jar. menjadi lebih
rapuh daripada penggunaan dgn
kloroform.
• proses bertahap, xylene (pa) dicampur
dgn alk. (pa)
IPB-Miktek/III/10
Hasil yang baik bila dilakukan dgn 10 tingkatan

Tabel 3. Seri larutan dealkoholisasi dengan xylene

Tingkatan Alk. pa (%) Xylene pa (%)


I 75 25
II 50 50
III 25 75
IV 15 85
V 10 90
VI 5 95
VII 2,5 97,5
VIII 0 100
IX 0 100
X 0 100

Interval waktu :
± 30 menit  pot. bahan berukuran kecil
± 3 jam  pot. bahan yang lebih besar

Kombinasi lar. yg umum digunakan : Tahapan I


 II  III  VIII
IPB-Miktek/III11
aseton+xylene
juga dapat digunakan spt kombinasi di atas,
memberikan hasil yg cukup baik

kloroform
dpt digunakan sbg pengganti xylene dgn
seri tingkatan yg sama, lebih mahal, tdk
beracun, tdk merapuhkan jaringan, reaksi
lebih lambat, dpt memproses jar. tebal ± 1
cm.

Tahapan larutan :
1.alk. pa (2/3)+kloroform (1/3)
2.alk. pa (1/3)+kloroform (2/3)
3.kloroform murni (min 1x)

Trikloroetilen  pelarut parafin yang baik,


dpt menggantikan fungsi xylene, tidak
beracun, tidak mudah terbakar, dpt
melarutkan kanada balsem ttp tdk
mempengaruhi pewarnaan

IPB-Miktek/III/12
Cedar oil  larutan clearing yang baik se-
telah didehidrasi dgn etanol.,kecepatan
penetrasi rendah, pengerasan atau
pengerutan sedikit.
Prosesnya : tuang cedar oil ke dlm vial 
tuang alk. absolut yg berisi material di atas
lap. Cedar oil  pot. bahan akan
tenggelam dan jarnya menjadi bersih 
alk. dibuang dgn cara dipipet  cedar oil
dihilangkan dgn pemberian xylene bbrp kali

Benzene
-Dapat digunakan seperti xilol
-Tidak direkomendasikan karena beracun
dan mudah terbakar.

Toulene
-Dapat digunakan seperti xilol
-Perendaman bahan dalam jangka waktu
lama, perusakan hanya sedikit.
- Mudah terbakar

IPB-Miktek/III/13
Kloroform
-Dapat digunakan seperti xilol
-Tidak direkomendasikan karena beracun
dan mudah terbakar.

Clove Oil (Minyak cengkeh)


-Proses cepat, dpt langsung dari etanol
95%
-Sedikit pengerutan.
-Sukar memindahkan jar. ke parafin

Bergamot Oil
-Proses cepat, dpt langsung dari etanol
95%
-Minyak masih tersisa setelah embeding
-Tidak mempengaruhi hasil pewarnaan

IPB-Miktek/III/14

Anda mungkin juga menyukai