Anda di halaman 1dari 16

A.

TUJUAN PRAKTIKUM
Memahami dan mengetahui berbagai macam cara isolasi mikroorganisme baik pada
agar tegak, agar miring maupun agar cawan.

2. PENDAHULUAN

Mikroba dapat kita jumpai pada seluruh lingkungan normal maupun ekstrim. Setiap
mikroba membutuhkan kondisi lingkungan tertentu terkait dengan karakter morfologi dan
biokimia (metabolisme) yang dimilikinya. Oleh karena itu, lingkungan hidup suatu mikroba
akan berbeda beda dan ada kalanya hanya spesifik untuk mikroba tertentu.
Mikroba memiki berbagai peran penting dalam suatu ekosistem. Peran ini bisa diemban
dalam kapasitasnya sebagai organisme tunggal (sel atau koloni) maupun dalam kaitannya
sebagai organisme yang memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berinteraksi dengan
organisme lain.
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah
memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang
akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama
protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya
menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang
tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air
sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat
(Hadioetomo, 1993).
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia.
Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut
media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan
oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya (Anonim, 2011).
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis
mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada
medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber
karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium
yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks
lainnya (Volk, 1993).
Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan
seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air
sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke
dalam sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika) agar
merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode bacteriaological
(Hadioetomo, 1993).
3. TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakkan campuran menjadi
biakan murni. (populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel individu) (Lim, 1998).
Mikroorganisme dibiakkan dilaboratorium pada bahan nutrien yang disebut medium.
Banyak sekali medium yang tersedia, macamnya yang dipakai bergantung pada beberapa
faktor salah satu diantaranya ialah macam organisme yang akan ditumbuhkan (Volk, 1993)
Tujuan dari pemindahan biakan untuk menguasai teknik pemindahan biakan bakteri
dari satu wadah ke wadah lain, secara aseptik sehingga hanya biakan murni yang diharapkan
yang tumbuh. Hal ini sangat penting dalam tahap awal pekerjaan isolasi mikroba terutama
yang berasal dari stok kultur ( bukan dari substrat). Kegagalan dalam hal pemindahan biakan
dapatmenyebab kankontaminasi dari pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan (Dwyana
dan Asadi, 2012).
Pemindahan bakteri dari medium lama kemedium baru memerlukan banyak
ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang kan digunakan
untuk mengerjakan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk
menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga
biakkan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni (
Dwidjoseputro, 1990).

Menurut Dwiyana (2011), terdapat beberapa cara untuk mengisolasi mikroba yakni :
1. Teknik Piringan Goresan (Streak plate method)
Medium agar dicairkan, didinginkan pada suhu 45 C, dituang ke dalam cawan petri
steril (cawan gelas dengan garis tengag tiga inci) dan dibiarkan sampai menjadi padat.
Kemudian dengan kawat gelang menginokulasi yang penuh dengan biakan campuran
(misalnya specimen ludah atau bahan lain), goresan dilakukan diatas permukaan agar. Ada
beberapa metode penggorean yang berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk
meletakkan sebagian besar organism pada beberapa goresan pertama. Apabila sebaran
dilakukan dengan menggerakkan kawat gelang kian kemari dari satu bagian ke bagian lain.
Cawan petri, bakteri yang tertinggal pada kawat gelang semakin berkurang. Jika dilakukan
secara sempurna, goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup terpisah satu
sama lain, sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri
individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian koloni tunggal dapat
ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni.
2. Metode Tuang (pour-plate method)
Terdiri atas penginokulasian biakan campuran kedalam tabung uji yang mengandung
agar mencair yang telah didinginkan pada suhu 450c. isinya diaduk untuk memencarkan
bakteri keseluruh medium. Campuran itu kemudian ditungkan kedalam cawan petri steril dan
dibiarkan padat pertumbuhan koloni terjadi baik dalam medium tujuan pada kedua proses
ialah untuk memisahkan bakteri satu sama lain sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi
koloni-koloni yang terpisah didalam medium yang padat. Kemudian dapat diambil sel-sel
dari satu koloni untuk mendapatkan biakan murni. Dalam praktek, sering piringan kedua
digores kembali dengan organisme yang berasal dari koloni yang diisolasi untuk menjamin
bahwa hasil yang diperoleh adalah biakan murni.

Sebelum diinokulasi tangan dan tempat kerja disemprot dengan alkohol dengan
menggunakan metode aseptik, jarum inokulasi disterilkan dengan membakarnya, dengan api
sampai jarum tersebut pijar
(Pradika, 2008).

4. METODE
Alat dan Bahan
Alat Bahan

1. Jarum ose 1. Air sungai


2. Bunsen 2. Alkohol
3. Tabung reaksi 3. Aquades
4. Korek 4. Media agar (NA, PDA atau PCA)
5. Botol semprot

Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksankan Pada hari rabu, 19 Maret 2014 pukul 09.30-12.00 WIB di
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Prosedur Kerja

1. Isolasi pada agar tegak


Disterilkan tangan dan meja

Dengan ose lurus diambil 1 ose sampel

Ditusukkan ose pada agar tegak sampai hampir dasar agar
(dilakukan didekan buncen)

Diinkubasi biakan pada suhu 37C selam 2 X 24jam

2. Isolasi pada agar miring


Disterilkan tangan dan meja

Dengan ose bulat diambil 1 ose sampel

Digoreskan pada lereng media agar miring
(dilakukan didekan buncen)

Diinkubasi biakan pada suhu 37C selam 2 X 24jam

3. Isolasi pada agar cawan (pour plate)


Diambil cawan petri steril

Diambil 1ml sampel

Dituang ke cawan petri

Diambil agar cair steril dalam dalam tabung reaksi

Dituang ke cawan petri yang sudah berisi sampel

Dihimogenkan
(diputar membentuk angka 8, kanan kiri atau depan belakang)

Ditunggu sampai padat

Diinkubasi pada suhu 37 C selama 2 X 24jam

3. Isolasi pada agar cawan (streak plate)


Sterilkan tangan dan meja

Diambil agar cawan yang sudah padat dan steril

Diambil 1 ose sampel

Digoreskan diatas agar secara zig zag
(dilakukan didekat buncen)

Diinkubasi pada suhu 37 C selama 2 X 24jam

E. HASIL
1. Hasil Isolasi Mikroorganisme (pada agar tegak dan miring)
NO Metode Bentuk
1 Isolasi pada agar miring(gores) Spreading

2 Isolasi pada agar tegak(tusuk) Echinulate

Gambar isolasi metode gores Gambar isolasi metode tusuk

2. Hasil Isolasi Mikroorganisme (Metode Pourplate dan Streak plate)


Pour plate Streak plate

Bentuk Irregular Circular

Elevasi Flat Raised

Margin Undulate Entire

Permukaan Berkerut Halus mengkilap

Gambar isolasi metode pourplate Gambar isolasi metode streakplate

6. PEMBAHASAN
Teknik isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari
lingkungan alamiahnya. Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara,
substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat
berupa bakteri, khamir, jamur, kapang dll. Populasi mikroba di lingkungan sangan
beranekaragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga
berhasil diperoleh koloni tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak
untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat
mendeteksi mikroba yang telah resistem terhadap suatu antibiotik.atau untuk mengetahui
mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ani,2002).
Pengisolasian merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni. Kultur murni ialah kultur yang
sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Manfaat dilakukannya
kultur murni adalah untuk menelaah atau mengidentifikasi mikroba, termasuk penelaahan
ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis, yang memerlukan suatu populasi
yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.
Medium NA berfungsi untuk menumbuhkan mikroba atau bakteri pada permukaan
sehingga mudah diisolasi dan diidentifikasi. Medium ini dapat dibuat dalam 2 jenis, yaitu NA
miring dan NA tegak. NA miring digunakan untuk membiakkan mikroba sedangkan NA
tegak digunakan untuk menstimulir pertumbuhan bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen.
NA digolongkan pula medium umum sebab dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa
jenis bakteri.

Pada percobaan ini digunakan Na miring dengan menggunakan sampel air sungai.
Setelah dilakukan pengerjaan dan di inkubasi selama 2 x 24 jam, pertumbuhan bakteri
pada NA miring berbentuk spreading. Sedangkan pada NA tegak, dengan sampel yang sama
pertumbuhan bakteri pada NA tegak tersebut berbentuk echinulate.
Pertumbuhan bakteri pada Metode Pour Plate berbentuk Irreguler, elavasinya Flat,
marginsnya Undulate dan permukaannya berkerut. Dan pada Metode streak Plate dengan
menggunakan sampel air sungai. Setelah dilakukan pengerjaan dan di inkubasi selama 2 x 24
jam, pertumbuhan bakteri pada Metode Streak Plate berbentuk circular, elavasinya raised,
permukaannya halus mengkilap, marginsnya Entire.
Isolasi mikroba dilakukan untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.

7. Kesimpulan

Tekhnik isolasi memiliki beberapa macam, yakni dengan metode agar tegak, metode agar
miring, metode streak plate juga metode pourplate. Pada NA miring ditemukan Spreading,
pada NA tegak ditemukan Echinulate . Pada pour plate ,bentuknya irregular, elevasi Flat,
margin Undulate, dengan permukaan berkerut. Streakplate ditemukan bentuk Circular,
elevasi Raised, margin Entire, dengan permukaan halus mengkilap.
8. DAFTAR PUSTAKA

Ani Murniati, 2002. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi.Bogor: IPB Press.


Dwidjoseputro, D. 1992. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph.

Dwyana Z,. Nurhaedar. 2011. Mikroobiologi Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar


Dwyana Z,. Abdullah. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Universitas
Hasanuddin. Makassar
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia, Jakarta

Lim, D. 1998. Microbiology. WCB McGraw-Hill. Missouri.

Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta.


ISOLASI MIKROORGANISME
DIPOSKAN OLEH INA SHOLIHAHDI 11.460 KOMENTAR

I. Tujuan
Memahami dan mengetahui berbagai macam cara isolasi mikroorganisme baik pada
agar tegak, agar miring maupun agar cawan.

II. Pendahuluan
Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya
dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan
mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat baktri yang kita
butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang
semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan murni. Untuk melakukan hal
ini, haruslah di mengerti jenis- jenis nutrien yang disyaratkan bakteri dan juga
macam ligkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan
bakteri tersebut (Pelczar, 1986).
Isolasi adalah kegiatan untuk memisahkan bakteri yang diinginkan dengan bakteri
pengkontaminan. Tahapan awal untuk isolasi adalah inokulasi. Inokulasi adalah tahapan
penanaman bakteri yang akan dikembangkan kedalam media. Penanaman ini dapat
menggunakan jarum ose. Alat yang digunakan harus steril, sehingga benar-benar isolat murni
yang didapat.
Oleh karena itu praktikum ini dilakukan agar praktikan dapat mengetahui dan mengerti
cara mengisolasi pertumbuhan mikroba dengan cara yang benar dan aseptis dan dapat
mempelajari pertumbuhan mikroba.

III. Tinjauan Pustaka


Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat
juga merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena air dapat
membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun (Tarigan,
1988).
Faktor-faktor biotis (dalam hal ini mikroba) yang terdapat di dalam air,
menurut Suriawiria (1985) terdiri dari:
1.Bakteri
2.Fungi (jamur)
3.Mikroalga
4.Protozoa
5.Virus
Mikroorganisme apathogen (misal Escherichia coli) maupun pathogen sering
dijumpai di perairan terbuka (sungai) yang digunakan secara umum oleh
masyarakat. Di banyak tempat PDAM mengandalkan air sungai sebagai sumber
bahan baku air minum.(Esapmsi, 2012)
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, suubstrat yang
berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa
bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di
lingkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan
beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni
yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian
misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang
telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba yang
dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992).
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau yang dikenal
dengan istilah inokulasi bakteri ini memerluakn banyak ketelitian. Terlebih dahulu
kita harus mengusahakan agar semua alat- alat yang akan digunakan untuk
pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar- benar steril. Hal ini untuk
menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikrooba lain yang tidak
diinginkan sehingga biakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar- benar
biakan murni (Dwidjoseputro, 1990).
Untuk meumbuhkan suatu biakan bakteri dalam media steril sejumlah sel-sel
(inokulum) dipindahkan (diinokulasi) kedalam media dengan perlakuan khusus
untuk mempertahankan kemurnian dari biakan. Pada waktu inokulasi, jarum yang
digunakan untuk memindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api segera sebelum
dan sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini menghancurkan setiap bentuk
kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindah (Sutedjo, 1997).
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan suatu jenis mikroba dengan mikroba lain
yang berasal dari campuran bermacam -macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat karena dalam padat sel-sel mikroba akan membentuk
suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Mulyani, 1991).
Terdapat beberapa mikroorganisme memerlukan keadaan yang sangat khusus, misalnya
tidak ada O2 sama sekali (kondisi anaerob), sedikit O2 (microaerofilik), mutlak ada O2
(aerob), ada/tidak ada O2 (fakultatif).
Ada beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam biakan di dalam
medium diantaranya adalah (Lay, 1994) :
1. Metode cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu.
Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan
yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan
dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang
diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak
memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik- baiknya untuk digores sehingga
pengenceran mikroorganisme menjafi kurang lanjut dan cenderung untuk
menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel- sel
yang digores.
2. Metode cawan tuang
Cara lain untuk mempeeroleh biakan koloni murni dari populasi campuran
mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang
telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di cawankan. Karena konsentrasi
sel- sel mikroba di dalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya,
maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang- kurangnyya
satu di antara cawan cawan tersebut mengandung koloni- koloni terpisah baik di
atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan
namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi.
Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan
karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telah dan identifikasi
mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam
mikroorganisme saja.Teknik tersebut dikenal dengan Isolasai Mikroba. Terdapat
berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu (Admin, 2008) :
1. Isolasi pada agar cawan
Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan
mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari
organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut
setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode
isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode agar cawantuang.
Metode gores kuadran ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya
mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel.Metode agar tuang,
berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar
yang dicairkan dan didinginkan (50oC), yang kemudian dicawankan. Pengenceran
tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni
yang terpisah di atas permukaan atau di dalam cawan.
2. Isolasi pada medium cair
Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat
tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur
cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial
pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel
semakin besar.
3. Isolasi sel tunggal
Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme
berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair.
Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali.
Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat
halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.
Untuk menumbuhkan suatu biakan bakteri dalam media steril sejumlah sel-sel (inokulum)
dipindahkan (diinokulasi) ke dalam media dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan
kemurnian dari biakan . Dalam waktu inokulasi harus dipijarkan di atas api segera sebelum
dan sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini menghancurkan setiap bentuk kehidupan
yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindah . Bagian jarum yang dipanaskan tidak
terbatas pada bagian ujungnya saja tetapi termasuk pula bagian bawahnya (Mulyono, 1992).
Seperti semua bentuk kehidupan lain, mikroba membutuhkan zat-zat hara dan lingkungan
yang sesuai untuk pertumbuhan. Pertama-tama media harus mangandung senyawa-senyawa
hara yang penting untuk pertumbuhan mikroba. Disamping itu media harus juga memberikan
lingkungan yang cocok bagi pertumbuhan seperti pH, tekanan osmosis, oksigen dan lain-lain.
Pada umumnya semua media untuk pertumbuhan mikroba terdapat dalam dua bentuk yaitu
media cair (Broth Media) dan media Padat (Solid Media) (Mulyani, 1991).
Sifat-sifat umum suatu koloni:
a. Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya berupa suatu titik, ada pula yang melebar
sampai menutup permukaan medium.
b. Bentuk. Ada koloni yang bulat, ada yang memanjang, ada tepi yang rata, ada tepinya yang
tidak rata.
c. Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium, ada pula yang
timbul, yaitu menjulung tebal diatas permukaan medium.
d. Halus-kasarnya permukaan. Ada koloni yang permukaanya halus saja, ada yang
permukaanya kasar tidak rata.
e. Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaanya mengkilat, ada yang permukaanya suram.
f. Warna. Kebanyakan koloni bakteri itu berwarna keputihan atau kekuning-kuningan, akan
tetapi ada juga kolini yang kemerah-merahan, coklat, jingga, biru, hijau dan ungu.
g. Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang lunak seperti mentega ada yang
keras dan kering (Dwidjoseputro, 2005).
Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka ditambahkan dan
disesuaikan dengan gizi dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka untuk
berkembang. Melalui pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang memberi
penampilan yang khas. Beberapa koloni mungkin akan berwarna, ada yang
berbentuk lingkaran, sementara ada yang bentuknya tidak teratur. Karakteristik
koloni (bentuk, ukuran, margin, elevasi, warna, permukaan, konsistensi) yang
diistilahkan sebagai morfologi koloni. Morfologi koloni adalah cara para ilmuwan
dapat mengidentifikasi bakteri secara makroskopis, berikut adalah beberapa macam
pertumbuhan koloni berdasarkan morfologinya : (Devacurii, 2012)
1. Pertumbuhan pada Cawan Petri
Ciri-ciri yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1.1 Ukuran; pinpoint/punctiform (titik)
Small (kecil)
Moderate (sedang)
Large (besar)
1.2 Pigmentasi : mikroorganisme kromogenik sering memproduksi pigmen intraseluler, beberapa
jenis lain memproduksi pigmen
ekstraseluler yang dapat terlarut dalam media
1.3 Bentuk :
Circular: bulat,bertepi
Irregular : tidak beraturan, bertepi
Spindle
Filamentous
Rhizoid: bentuk sseperti akar, pertumbuhan menyebar
1.4 Elevasi (ketinggian pertumbuhan koloni bakteri)
Flat: ketinggian tidak terukur, nyaris rata dengan medium
Raised: ketinggian nyata terlihat, namun rata pada seluruh permukaan
Convex: bentuk cembung seperti tetesan air
Umbonate: bentuk cembung dibagian tengah lebih menonjol
1.5 Permukaan
Halus mengkilap
Kasar
Berkerut
Kering seperti bubuk
1.6 Margins
Entire : Tepian rata
Lobate: tepian berlekuk
Undulate: tepian bergelombang
Serrate: Tepian bergerigi
Felamentous: tepian seperti benang-benang
2. Pertumbuhan pada Agar Miring
Ciri-ciri koloni diperoleh dengan menggoreskan jarum inokulum tegak dan lurus.Ciri koloni
berdasarkan bentuk:
3. Pertumbuhan pada Agar Tegak
Cara penanaman adalah dengan menusukkan jarum inokulum needle ke dalam media agar
tegak.Ciri-ciri koloni berdasar bentuk :
Ciri koloni berdasar kebutuhan O2 :
4. Pertumbuhan pada Media Cair
Pola pertumbuhan berdasarkan kebutuhan O2

IV. Metode
4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pada pratikum kedua ini, kita melakukan empat percobaan tentang Isolasi
Mikroorganisme yang dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 20 Maret 2014 pada pukul
07.50 10.20 WIB dan dilanjutkan lagi pada hari Sabtu, tanggal 22 Maret 2014 pada pukul
09.00 10.00 WIB di laboratorium Mikrobiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
4.2 Alat dan Bahan
4.2.1 Alat
- Jarum Ose
- Bunsen
- Tabung reaksi
- Korek
- Botol semprot
- Pipet volume
- Erlenmeyer
- Cawan petri
4.2.2 Bahan
- Air sungai
- Alkohol
- Aquades
- Media agar ( NA, PDA, PCA )
4.3 Cara kerja
4.3.1 Isolasi pada agar tegak
Metode : Tusuk
1. Disterilkan tangan dan meja.
2. Dengan ose lurus diambil 1 ose sampel.
3. Ditusukkan ose yang sudah mengandung sampel pada agar tegak sampai hampir dasar agar.
4. Dilakukan di dekat bunsen.
5. Diinkubasi biakan pada suhu 370C selama 2 x 24 jam.
4.3.2 Isolasi pada agar miring
Metode : Gores
1. Disterilkan tangan dan meja.
2. Dengan ose bulat diambil 1 ose sampel.
3. Dioleskan ose yang sudah mengandung sampel pada agar tegak sampai hampir dasar agar.
4. Dilakukan di dekat bunsen.
5. Diinkubasi biakan pada suhu 370C selama 2 x 24 jam.
4.3.3 Isolasi pada agar cawan
Metode : Streak plate
1. Disterilkan tangan dan meja.
2. Diambil agar cawan yang sudah padat dan steril
3. Diambil 1 ose sampel
4. Digoreskan diatas agar secara zig zag
5. Dilakukan didekat bunsen
6. Diinkubasi biakan pada suhu 370C selama 2 x 24 jam
4.3.4 Metode :Pour plate
1. Disterilkan tangan dan meja
2. Diambil 1 ml sampel cair ( untuk sampel padat diambil 1 gram dan diencerkan terlebih
dahulu) dan dimasukkan ke cawan petri kosong yang sudah steril
3. Dituangkan agar cair dalam kondisi hangat (50C) ke cawan petri
4. Dihomogenkan dengan cara memutar cawan petri membentuk angka 8, ke kanan dank e kiri
atau ke depan dan belakang
5. Ditunggu sampai padat
6. Dillakukan didekat buncen
7. Diinkubasi biakan pada suhu 37C selama 2x2a jam
V. Hasil Praktikum
VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu kami melakukan isolasi mikroorganisme pada air sungai
seperti yang diketahui pada tinjauan pustaka bahwa isolasi mikroorganisme
adalahmemisahkan suatu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari teknik-teknik di
dalam pengisolasian mikroba beserta pemurniannya.
Dalam proses isolasi praktikan harus menggunakan sarung tangan, masker dan harus
mensterilkan daerah sekitar tempat pengambilan sampel dengan cara penyemprotan alkohol
dan api Bunsen, hal tersebut bertujuan untuk mencegah mikroba lain ikut
tertanam atau masuk dalam agar padat, sehingga yang di amati adalah benar-benar mikroba
yang berasal dari air sungai.
Dari hasil praktikum pada hari Kamis, 20 Maret 2014 dengan menggunakan metode
isolasi tegak, isolasi miring, spreak plate dan pour plate dapat dilihat ciri-ciri mikrobia yang
tumbuh setelah diinkubasi selama 2x24 jam pada media agar padat.
a. Isolasi tegak
Yaitu dengan menusukkan jarum inokulum pada agar padat tegak. Dari hasil pengamatan
kelompok kami, didapat ciri ciri bentuk mikroorganisme yaitu dalam bentuk papillate,
sedangkan dilihat ciri koloni dari kebutuhan O2 adalah termasuk fakultatif anaerob (bisa
dilihat dari bentuknya yang rata dari permukaan sampai ke dasar tabung reaksi, hal tersebut
menunjukakan bahwa ada tidaknya udara tidak mempengaruhi pertumbuhan mikrobia air
sungai tersebut. Dari hasil pengamatan warna dari mikrobia air sungai adalah keputihan.
b. Isolasi Miring
Yaitu menggoreskan jarum inokulum tegak dan lurus pada agar miring. Dari hasil
praktikum kelompok kami, didapat ciri mikrobia dari segi bentuk, yaitu berbentuk beaded
dan berwarna keputihan . Dibandingkan dengan hasil pada isolasi tegak, isolasi miring lebih
terlihat jelas dan hampir menutupi semua permukaan agar, hal ini bisa disebabkan karena
jarum inokulum yang digunakan dan juga banyaknya sampel yang di tusukkan/goreskan pada
agar.
c. Streak Plate
Yaitu dengan menggoreskan ose bulat yang telah dicelupkan ke sampel pada permukaan
agar (NA) secara zig zag. Metode ini ada keuntungan dan kelemahannya, keuntungannya
adalah hemat bahan dan waktu sedangkan kelemahannya adalah diperlukannya keterampilan
dan pengalaman.
Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak memanfaatkan
permukaan medium dengan sebaik - baiknya untuk digores sehingga pengenceran
mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan
inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel- sel yang digores. Hal
tersebut dialami oleh kelompok kami yaitu kurangnya keterampilan dan tidak
memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik- baiknya untuk digores sehingga
pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan mikroorganisme yang tumbuh
hanya sedikit sekali.
Hasil pengamatan pada streak plate adalah pada koloni 1: bentuk = irregular, elevasi =
raised, permukaan = kasar, margins = undulate. Koloni 2 : bentuk = cireular, elevasi = raised,
permukaan = halus mengkilap, margins = entrie. Warna dari mikrobia yang kami amati
adalah keputihan, kepekatan dari koloni yaitu keras dan kering, dengan besar koloni berupa
titik.

d. Pour Plate
Yaitu dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan
dan didinginkan yang kemudian di cawankan. Pada metode ini memerlukan waktu yang
banyak namun tidak memerlukan keterampilan yang begitu berarti, hanya perlu
menghomogenkan antara sampel dan agar, dengan memutar cawan petri membentuk angka 8,
ke kanan dank e kiri.
Metode ini memerlukan agar yang belum padat untuk dituang bersama suspensi bakteri
ke dalam cawan petri, kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Agar menyebarkan
bakteri tidak hanya pada permukaannya saja melainkan sel terendam agar, sehingga mikroba
dapat tumbuh pada permukaan O2 yang kaya akan oksigen dengan baik dan sesuai dengan
yang diharapkan. Pada prosedur kerja yang sudah dilakukan, yaitu kita menyiapkan cawan
petri yang telah steril, serta tabung reaksi pengenceran yang akan ditanam, dan media yang
padat masih cair (45C), kemudian teteskan 1ml secara aseptis, suspensi sel ke dalam cawan
kosong, lalu dituangkan media yang masih cair kecawan petri kemudian putar cawan petri
dengan angka 8 untuk menghomogenkan suspensi bakteri dan media kemudian diinkubasi.
Dari hasil praktikum kelompok kami dengan metode pour plate ini, mikrobia yang berhasil
tumbuh lebih banyak dibandingkan dengan streak plate. Ada yang terlihat jelas di permukaan
agar, dan ada yang terlihat jelas di dasar agar, hal ini menandakan bahwa mikrobia yang
terkandung dalam air sungai itu bersifat fakultatif anaerob. Warna yang didapat adalah
keputihan, dengan kepekatan keras dan kering, dan besar koloni ada yang berupa titik ada
yang menyebar hamper menutupi medium.
Dengan ciri masing-masing koloni yakni sebagai berikut: Koloni 1 : bentuk
= circular, elevasi = flat, permukaan = halus mengkikap, margins = entrie.
Koloni 2 : bentuk = irregular, elevasi = flat, permukaan = kasar, margins = lobate
VII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa pada agar tegak mikrobia
berbentuk papillate, pada agar miring mikrobia berbentuk beaded, pada metode streak plate
mikrobia berbentuk irregular dan circular elevasi raised ,permukaan kasar dan halus
mengkilap, margins undulate dan entire, pada metode pour plate mikrobia berbentuk irregular
dan cicrural, elevasi flat, permukaan kasar dan halus mengkilap, margins entire dan lobate.

Anda mungkin juga menyukai