Anda di halaman 1dari 9

1

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

NO GAMBAR KETERANGAN

1 Fiksatif (HCL 1N)

Hasil praktikum Pada hasil praktikum

kromosom belum tampak jelas

sedangkan pada gambar refrensi dari

internet kromosom tampak jelas

yang dimana kromosom tidak

menyebar atau teratur. Hal ini

dikarenkan larutan fiksatif berfungsi

Gambar refrensi dari internet untuk menghentikan pembelahan sel

sehingga mudah diamati.


2

2 Non Fiksatif (Alkohol)

Hasil praktikum Pada hasil praktikum kromosom

belum tampak jelas atau masih

berupa jaringan sedangkan pada

gambar refrensi dari internet

kromosom tampak jelas yang dimana

kromosom menyebar atau tidak

Gambar refrensi dari internet teratur.

Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan percobaan analisa meiosis yang bertujuan untuk

mengetahui tahapan - tahapan pembelahan sel yang terjadi secara meiosis. Meiosis

adalah pembelahan sel yang terjadi di sel gamet dimana jumlah sel anakannya

setengah dari jumlah sel induknya (n) . Hal ini sesuai dengan literatur dari Aprilia

et al. (2014) yang menyatakan bahwa pembelahan sel memainkan beberapa peran

penting dalam kehidupan organisme. Ketika organisme uniselluler membelah,

diperoleh bentuk keturunan yang merupakan duplikatnya.

Pada praktikum ini menggunakan bunga lili (Lilium candidum L.) hal ini

dikarenakan bunga lili (Lilium candidum L.) memiliki kromosom yang besar
3

dengan jumlah yang sedikit. Hal ini sesuai dengan literatur Pramanik et al. ( 2016)

yang menyatakan bahwa proses untuk mendapatkan tanaman haploid yang biasanya

berasal dari sel diploid (2n) dikenal dengan nama haploidisasi. Kromosom lili

berjumlah 2n=24, pada tingkat haploid kromosom berjumlah 12.

Pada praktikum ini menggunakan bunga lili (Lilium candidum L.) yang masih

kuncup karena bunga lili (Lilium candidum L.) belum mengalami penyerbukan

sehingga mudah untuk mengamatinya. Hal ini sesuai dengan literatur Muliani

(2016) yang menyatakan bahwa meiosis adalah jenis pembelahan sel yang khusus

dan akan menghasilkan sel germinal, yaitu: ovum dan spermatozoa. Hasil yang

penting dari proses ini ialah: pengurangan jumlah chromosome dari diploid (2n)

menjadi haploid (n).

Pembelahan meiosis terdiri dari 2 tahap fase – fase , yaitu meiosis I dan

meiosis II. Pada meiosis I disebut sebagai fase reduksi yang terdi dari fase profase

I, metafase I, anafase I, dan telofas I sedangkan meiosis II disebut sebagai fase

pembelahan sel yang terdiri fase profase II, metafase II, anafase II, dan telofas II

Hal ini sesuai dengan literatur Rahmalia et al. (2016) yang menyatakan bahwa

pembelahan meiosis lebih kompleks dibandingkan pembelahan mitosis, karena

terjadi dua kali siklus pembelahan. Pada pembelahan meiosis terdapat dua macam

pembelahan yaitu meiosis I dan meiosis II.

Pada praktikum ini menggunakan perlakuan larutan fiksatif dan perlakuan

non fiksatif karena agar dapat menghentikan pembelahan sel agar mudah diamati

dan mempetahankan morfologi jaringan atau sel, dan menghentikan prosen

enzimatik sel serta dapat membuat jaringan mudah untuk diwarnai. Hal ini sesuai

literatur dari Aprilia et al. (2014) yang menyatakan bahwa pembelahan sel
4

memainkan beberapa peran penting dalam kehidupan organisme. Ketika organisme

uniselluler membelah, diperoleh keturunan duplikatnya.

Dari hasil praktikum yang kami amati berbeda dengan hasil yang kami lihat

dari refrensi di internet, perbedaannya yaitu pada hasil yang kami amati tidak

terlihat tampak sedangkan hasil yang kami lihat dari internet sangat terlihat jelas

kromosomnya, yang dimana kromosom pada perlakuan fiksatif kromosomnya tidak

menyebar sedangkan pada perlakuan noon fiksatif menyebar . Hal ini sesuai dengan

literatur Dinanti et al. (2014) yang menyatakan bahwa jumlah sel yang dihasilkan

pada proses mitosis bersifat diploid dan struktur materi genetiknya identik dengan

induk.

Salah satu yang menyebabkan kromosom tidak tampak pada praktikum ini

yaitu pada saat pelaksanaan metode squash nya yang tidak tepat. Jika menekan

terlalu keras dapat menyebabkan jaringan pecah tidak merata dan akan menutupi

bagian dari kromosom itu sendiri. Hal ini sesuai literatur dari Abidin (2014) yang

menyatakan bahwa Secara umum tahapan dalam pembuatan preparat mitosis

dengan metode squash yaitu diawali dengan pemilihan bahan, kemudian

memfiksasi, hidrolisis, pemulasan, dan yang terakhir pembuatan preparat dengan

meremas (Squash).
5

KESIMPULAN

1. Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi di sel gamet dimana jumlah sel

anakannya setengah dari jumlah sel induknya (n).

2. Pada praktikum ini menggunakan bunga lili (Lilium candidum L.) hal ini

dikarenakan memiliki kromosom yang besar dengan jumlah yang sedikit.

3. Pada praktikum ini menggunakan bunga lili (Lilium candidum L.) yang masih

kuncup karena belum mengalami penyerbukan sehingga mudah untuk

mengamatinya.

4. Pembelahan meiosis terdiri dari 2 tahap fase – fase , yaitu meiosis I dan meiosis

II.

5. Pada praktikum ini menggunakan perlakuan larutan fiksatif dan perlakuan non

fiksatif karena agar dapat menghentikan pembelahan sel agar mudah diamati.

6. Dari hasil praktikum yang dilakukan kromosom tidak tampak sedangkan dari

refrensi di internet kromosom tampak dengan jelas.

7. Salah satu yang menyebabkan kromosom tidak tampak pada praktikum ini

yaitu pada saat pelaksanaan metode squash nya yang tidak tepat.
6

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, A. 2014. Studi Indeks Mitosis Bawang Untuk Pembuatan Media


Pembelajaran Preparat Mitosis. Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi. Vol.
3(3).

Aprilia, E., Marliyani, W., S., N., dan Imamah. 2014. Praktikum Biologi Dasar II :
Mitosis. Universitas Negeri Yogyakarta.

Ardiawan, A. 2009. Pembelahan Meiosis. Universitas Jendral Soedirman.


Purwokerto.

Dinanti, R., H., F., Y., G., R., dan Nasution, A. 2014. Mitosis dan Meiosis.
Universitas Indonesia.

Lestari, P. dan Raflinur. 2015. Penentuan Lokus Gen Dalam Kromosom Tanaman
Dengan Bantuan Marka DNA. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 34(4):177-
186.

Muliani, 2016. Siklus Sel. Universitas Udayana. Denpasar.

Pramanik, D., Istiqomah, dan Chaidir. 2016. Studi Tingkat Ploidi Pada Lili (Lilium
sp.) Hasil Kultur Antera Melalui Penghitungan Jumlah Kloroplas Dan
Kromosom. Jurnal Agro Vol. 3(2).

Prawisuda, D., widyaningrum, Utami, I., F., N., dan Pranoto. 2014. Pembelahan Sel
Mitosis dan Meiosis. Universitas Indonesia.

Rahmalia, N., Sagala, N., Y., R., dan Nurisma. 2016. Laporan Akhir Praktikum
Genetika: Meiosis. Universitas Andalas. Padang.

Rohmah, N., S., dan Yasara. 2016. Laporan Akhir Praktikum: Meiosis. Universitas
Andalas. Padang.
7

LAMPIRAN

NO GAMBAR KETERANGAN

1 Disediakan alat dan

bahan dan dilakukan

sterilisasi alat

menggunakan alkohol

2 Dibelah bunga lili yang

kuncup

3 Dituang alkohol ke

dalam cawan petri

4 Diambil dan diletakan

putik ke dalam cawan

petri yang berisi

alkohol
8

5 Direndam selama 15

menit

6 Dicuci dengan aquades

sebanyak 3 kali.

Diambil megaspora

bunga lili

menggunakan silet dan

pinset

7 Diletakan megaspora

di atas kaca preparat

8 Diberi laruta aceta

orcein

9 Dibiarkan selama 15

menit
9

10 Di tutup dengan

penutup kaca preparat

kemudian dilakukan

squash

11 Dilewatkan di api

bunsen sekitar 2-3 kali

12 Diberi label nama,

dibawa untuk diamati

di mikroskop

Anda mungkin juga menyukai