Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN TANAMAN

DESTRUKSI, STERILISASI, PEMBUATAN MEDIA, EXPLAN BIJI DAN NON BIJI,


SUBKULTUR

Disusun oleh:
Nama : Novita Widhi Widyapuraya
NIM : A420160043
Kelompok : 5B
Nilai :

LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tanaman dengan
lancar. Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat dalam menempuh responsi.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam menyusun Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tanaman ini, antara lain :
1. Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
2. Muhammad Wisnu, M.Biotech selaku dosen pengampu mata kuliah pilihan Kultur
Jaringan Tanaman.
3. Semua Asisten Kultur Jaringan Tanaman yang telah membimbing dan mendampingi
dalam pelaksanaan praktikum.
4. Semua teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kultur Jaringan Tanaman ini masih jauh
dari sempurna. Untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun kepada pembaca
agar laporan ini menjadi lebih baik.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Surakarta, 8 Juni 2020


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
A. TUJUAN………………………………………………………………..
1. DESTRUKSI……………………………………………………….
2. STERILISASI………………………………………………………
3. PEMBUATAN MEDIA……………………………………………
4. PENANAMAN DALAM MEDIA KULTUR…………………….
B. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………….
C. METODE………………………………………………………………
1. ALAT DAN BAHAN………………………………………………
2. CARA KERJA……………………………………………………..
D. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………..
1. DESTRUKSI……………………………………………………….
2. STERILISASI………………………………………………………
3. PEMBUATAN MEDIA SEDERHANA…………………………..
4. PEMBUATAN MEDIA DIPERKAYA……………………………
5. EKSPLAN NON BIJI………………………………………………
6. EKSPLAN BIJI……………………………………………………..
E. KESIMPULAN………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...
LAMPIRAN……………………………………………………………………..
LAPORAN DESTRUKSI, STERILISASI, PEMBUATAN MEDIA, EXPLAN BIJI
DAN NON BIJI, SUBKULTUR

A. TUJUAN
1. Destruksi
a. Mahasiswa mampu membersihkan mikrobiologi pada botol vaksin yang telah
mengandung mikroorganisme
2. Sterilisasi
a. Mahasiswa dapat memahami teknik-teknik sterilisasi
b. Mahasiswa terampil melakukan teknik-teknik sterilisasi
3. Pembuatan media
a. Mahasiswa mengenal jenis-jenis media untuk kultur in vitro
b. Mahasiswa terampil membuat media untuk kultur in vitro
4. Penanaman dalam media kultur
a. Mahasiswa dapat memahami bagian tanaman yang dapat dijadikan eksplan
b. Mahasiswa terampil melakukan penanaman eksplan dari beberapa macam eksplan
B. TINJAUAN PUSTAKA
Destruksi merupakan proses pemusnahan pada hasil pekerjaan mikrobiologi yang
telah mengandung mikroorganisme sebelum dilakukan pencucian. Proses destruksi
penting untuk dilakukan, hal ini bertujuan untuk membersihkan semua miktoorganisme
yang terdapat pada alat-alat yang telah digunakan pada saat percobaan karena tidak dapat
dipastikan bahwa alat-alat itu bersih sebelum didestruksi. Proses ini umumnya dilakukan
dengan memasukan semua wadah ke dalam autoclave kemudian di aktifkan pada suhu
121℃ selama 30 menit (Harti, 2015). Destruksi juga dapat dilakukan dengan cara
merebus alat yang akan digunakan dengan air yang dicampur dengan detergen. Detergen
adalah salah satu produk komersial yang digunakan untuk menghilangkan kotoran pada
pencucian pakaian. Dalam detergen mengandung bahan yang mempunyai sifat aktif
permukaan (surfaktan). Surfaktan ini digunakan untuk pengikat kotoran, sehingga sifat
dari detergen dapat berbeda tergantung jenis surfaktannya (Santi, 2009).
Selain untuk destruksi autoclave juga digunakan untuk sterilisasi. Sterilisasi
adalah suatu proses pemusnahan semua bentuk mikroorganisme, baik yang berbentuk
vegetative maupun yang berbentuk spora. Terdapat beberapa macam cara sterilisasi yaitu
sterilisasi dengan pemanasan secara kering, sterilisasi dengan pemanasan secara basah,
sterilisasi dengan penambahan zat tertentu, sterilisasi dengan gas, sterilisasi dengan
penyinaran, dan sterilisasi dengan memakai penyaring bakteri (Ma’at, 2009).
Media tanam dalam kultur jaringan adalah tempat untuk tumbuh ekplan. Media
tanam tersebut dapat berupa larutan (cair) atau padat. Media cair berarti campuran
komponen-komponen zat kimia dengan air sulin, sedangkan media padat adalah media
cair tersebut dengan ditambah zat pemadat agar. Penggunaan media cair adalah untuk
keperluan suspense sel. Sedangkan pada media pada menggunakan zat pemadat berupa
agar-agar yang dijual dalam kemasan kaleng maupun kertas bungkus. Penggunaan agar
biasanya adalah 8-10 gr/lt air suling (Aryulina, 2006). Nutrisi pada media kultur
dikelompokan menjadi tiga yaitu nutrisi anorganik, organic dan zat pengatur tubuh. Gula
dan air kelapa merupakan komponen nutrisi organic yang mana berfungsi untuk meyuplai
karbon dan energy. Penmabahan jus juga dapat ditambahkan dalam kultur – kultur
tertentu. Senyawa –senyawa pada bahan alami tersebut menunjukan pengaruh positif
pada banyak spesies anggrek (mastuti, 2017). Penmabahan jus kadang dilakukan pada
pembuatan media. Bubur pisang dapat memperbaiki pertumbuhan invitro tanaman.
Pisang memiliki kandungan mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, kalsium, dan juga
provimin A (Supriyadi, 2008).
Kultur jaringan tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan biji dan non biji.
Kultur jaringan menggunakan biji akan lebih memiliki kemungkinan berhasil lebih besar
dari pada non biji yang langsung memotong tanaman langsung dari lapangan yang lebih
rawan kontaminasi (Daisy, 1994). Pada kultur jaringan biasanya menggunakan ekplan
yang bagian tubuhnya memiliki sel-sel aktif yang membelah seperti jaringan meristem.
Eksplan merupakan bagian tumbuhan yang akan dikultur pada suatu medium. Bahan
yang akan digunakan sebagai ekplan sebaiknya berasal dari bagian tanaman yang masih
muda dan sehat. Bahan yang berupa biji yang keras harus diperlakukan khusus untuk
menghilangkan dormansi biji (Abdurahman, 2008). Kegiatan kultur jaringan tidak jarang
mengalami kegagalan. Pencoklatan adalah suatu keadaan dimana muncul warna coklat
atau hitam yang menyebabkan tidak terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pada
eksplan (Yuliarti, 2016).
C. METODE
1. Alat dan Bahan
a. Destruksi
Alat :
1.) Botol kaca (3 buah)
2.) Panci (1 buah)
3.) Kompor (1 buah)
4.) Alat dokumentasi (1 buah)
Bahan:
1.) Air (Secukupnya)
2.) Detergen (Secukupnya)
3.) Sabun (Secukupnya)
b. Sterilisasi
Alat:
1.) Plastik (1 buah)
2.) Karet (1 buah)
3.) Botol kaca yg sudah di destruksi (3 buah)
4.) Panci (1 buah)
5.) Alat dokumentasi (1 buah)
Bahan:
1.) Air (Secukupnya)
c. Pembuatan Media Sederhana
Alat :
1.) Mangkok (1 buah)
2.) Kompor (1 buah)
3.) Botol kultur (3 buah)
4.) Sendok (1 buah)
5.) nampan (1 buah)
6.) Alat dokumentasi (1 buah)
7.) Plastic (secukupnya)
8.) Karet (secukupnya)
9.) Panic (1 buah)
Bahan :
1.) Air (secukupnya)
2.) Gula (30 gr)
3.) Hidrococo (200 ml)
4.) Agar (1 sachet)
d. Pembuatan Media Diperkaya
Alat:
1.) Blender (1 buah)
2.) Kompor (1 buah)
3.) Panic kecil (1 buah)
4.) Botol kultur (3 buah)
5.) Panic kukus (1 buah)
6.) Label (3 bauh)
7.) Alat dokumentasi (1 buah)
8.) Alat tulis (1 buah)
9.) Sendok (1 buah)
10.) Mangkok kecil (2 buah)
11.) Plastic (4 buah)
12.) Karet (7 buah)
Bahan:
1.) Hidrococo (250 ml)
2.) Pisang (1 buah)
3.) Gula pasir (15 gr)
4.) Air (250 ml)
5.) Agar-agar (4,5 gr)
e. Penanaman Dalam Media Diperkaya
Alat :
1.) Gelas (2 buah)
2.) Mangkok (2 buah)
3.) Sedotan (2 buah)
4.) Cawan (1 buah)
5.) Sendok (1 buah)
6.) Cutter (1 buah)
7.) Botol (2 buah)
8.) Lilin (8 buah)
9.) Panci (2 buah)
10.) Kompor (1 buah)
11.) Alat dokumentasi (1 buah)
12.) Korek api (1 buah)
Bahan :
1.) Krokot (2 buah)
2.) Air (secukupnya)
3.) Media diperkaya (3 buah)
4.) Pemutih pakaian (secukupnya)
5.) Sabun cair (secukupnya)
6.) Air steril (2 botol)
7.) Kacang hijau (3 biji)
8.) Air sabun (secukupnya)
9.) Tisu (secukupnya)
10.) Tisu basah (secukupnya)
2. Cara Kerja
a. Destruksi
1.) Taruh botol dalam panci
2.) Taburi dengan detergen
3.) Tambahkan air sampai botol terendam
4.) Rebus sampai mendidih
5.) Cuci botol dengan sabun
6.) Bilas dengan air sampai bersih
7.) Keringkan dengan di angina-anginkan
b. Sterilisasi
1.) Bungkus botol kultur dengan plastic lalu tali dengan karet dan jangan terlalu
rapat
2.) Kukus selama 1 jam
c. Pembuatan Media Sederhana
1.) Membuat agar agar makanan
2.) Menambahkan gula 30 gr perliter
3.) Memanaskan di atas kompor hingga mendidih
4.) Menuangkan media ke dalam botol kultur
5.) Tutup botol kultur dengan plastic lalu di ikat dengan karet
6.) Bungkus media dengan plastic lalu kukus selama 30 menit.
d. Pembuatan Media Diperkaya
1.) Blender pisang dan hidrococo
2.) Panaskan gula, agar-agar, dan air lalu aduk hingga rata
3.) Tambahkan pisang dan hidrococo yang sudah di blender lalu aduk hingga rata
4.) Setelah mendidih tuangkan pada botol kultur ¼ atau ½ botol
5.) Tutup botol dengan plastik dan tali dengan karet kemudian di beri label
6.) Bungkus botol media kultur dengan plastic lalu kukus 1 jam
7.) Setelah dingin taruh botol dalam kulkas atau di ruang biasa
e. Explan Non Biji (Krokot)
1.) Sterilisasi Explan
a.) Potong ujung sedotan menjadi runcing
b.) Semua alat di bungkus plastic kemudian dikukus 1 jam
c.) Tuang air dalam botol lalu tutup kemudian bungkus dengan plastik dan
rebus selama 1 jam
d.) Meja yang akan digunakan untuk penanaman di semprot air sabun lalu lap
dengan tisu sampai kering
e.) Saat meja akan digunakan lap lagi dengan tisu basah
f.) Susun lilin mengelilingi area tanam kemudian segera nyalakan
g.) Susun alat, bahan dan media tanam di bagian dalam meja yg di kelilingi
lilin
h.) Cuci eksplan dengan sabun cair dan bilas dengan air mengalir lalu letakkan
dalam mangkok
i.) Tuang pemutih dalam mangkok sampai eksplan tenggelam
j.) Diamkan selama 5-6 menit kemudian cuci dengan air selama 1 menit dan
diulang 3 kali
2.) Penanaman Explan
k.) Letakkan eksplan ke cawan dengan bantuan sendok
l.) Potong dengan cutter bagian daunnya lalu potong dengan menyisakan 2-
3 internodus
m.) Letakkan eksplan kedalam sedotan lalu tanam 2-3 eksplan dan jangan
menggeser posisi eksplan
n.) Segera tutup botol kultur lalu beri label dan di dokumentasikan
o.) Letakkan kultur di room temperature
f. Ekplan Biji (Kacang Hijau)
1.) Sterilisasi Ekplan
a.) Potong ujung sedotan menjadi runcing
b.) Semua alat di bungkus plastic kemudian dikukus 1 jam
c.) Tuang air dalam botol lalu tutup kemudian bungkus dengan plastik dan
rebus selama 1 jam
d.) Meja yang akan digunakan untuk penanaman di semprot air sabun lalu lap
dengan tisu sampai kering
e.) Saat meja akan digunakan lap lagi dengan tisu basah
f.) Susun lilin mengelilingi area tanam kemudian segera nyalakan
g.) Susun alat, bahan dan media tanam di bagian dalam meja yg di kelilingi
lilin
h.) Cuci eksplan dengan sabun cair dan bilas dengan air mengalir lalu
letakkan dalam mangkok
i.) Tuang pemutih dalam mangkok sampai eksplan tenggelam
j.) Diamkan selama 10 menit kemudian cuci dengan air selama 1 menit dan
diulang 3 kali
2.) Penanaman Eksplan
a.) Letakkan eksplan ke cawan dengan bantuan sendok
b.) Ambil kurang lebih 4 biji kacang hijau
c.) Letakkan eksplan ke dalam media dengan bantuan sendok atau sedotan
dan jangan menggeser posisi eksplan
d.) Segera tutup botol kultur lalu beri label dan di dokumentasikan
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Destruksi

Destruksi merupakan proses pemusnahan pada hasil pekerjaan


mikrobiologi yang telah mengandung mikroorganisme sebelum dilakukan pencucian.
Proses destruksi penting untuk dilakukan, hal ini bertujuan untuk membersihkan
semua miktoorganisme yang terdapat pada alat-alat yang telah digunakan pada saat
percobaan karena tidak dapat dipastikan bahwa alat-alat itu bersih sebelum
didestruksi (Harti, 2015 : 129). Destruksi yang dilakukan pada praktikum ini
menggunakan deterjen dan air sebagai bahan kemudian alat yang akan di destruksi di
rebus dengan air deterjen selama ± 1 jam. Deterjen digunakan untuk destruksi karena
dalam detergen mengandung bahan yang mempunyai sifat aktif permukaan
(surfaktan). Surfaktan ini digunakan untuk pengikat kotoran (Santi, 2009). Sehingga
mikroorganisme yang terdapat pada tempat media hilang dan tidak menyebabkan
kontaminasi saat digunakan sebagai wadah.
b. Sterilisasi

Sterilisasi adalah suatu proses pemusnahan semua bentuk


mikroorganisme, baik yang berbentuk vegetative maupun yang berbentuk spora
(Ma’at, 2009). Biasanya sterilisasi dilakukan dengan menggunakan alat yaitu
autoclave, tetapi pada praktikum kali ini sterilisasi dilakukan dengan mengukus alat
atau media yang akan digunakan dalam penanaman eksplan. Sebelum di kukus alat
atau media yang akan digunakan di bungkus dengan plastik terlebih dahulu kemudian
diikat. Sterilisasi dengan cara dikukus ini dilakukan selama 1 jam. Tujuan dari
sterilisasi ini yaitu supaya alat atau media saat digunakan tidak menyebabkan
kontaminasi pada ekplan. Kekurangan sterilisasi dengan cara dikukus membutuhkan
waktu yang lebih lama dan suhunya tidak dapat di ukur, sedangkan kelebihannya
yaitu lebih hemat biaya.

c. Pembuatan media sederhana


Media tanam dalam kultur jaringan adalah tempat untuk tumbuh ekplan.
Media tanam tersebut dapat berupa larutan (cair) atau padat. Media cair berarti
campuran komponen-komponen zat kimia dengan air sulin, sedangkan media padat
adalah media cair tersebut dengan ditambah zat pemadat agar (Harti, 2015). Pada
praktikum kali ini pembuatan media sederhana media yang digunakan yaitu media
padat yang mana di buat dengan menggunakan campuran agar-agar, air kelapa, dan
gula. Pada bukunya mastuti (2017) menjelaskan bahwa gula dan air kelapa
merupakan komponen nutrisi organic yang mana berfungsi untuk meyuplai karbon
dan energy. Sehingga ekplan yang di tanam pada media dapat tumbuh dengan baik.
Pengamatan dilakukan selama 1 minggu dan selama pengamatan media tidak
menunjukan ciri-ciri terjadinya kontaminasi pada media.
d. Pembuatan media diperkaya

Selain pembuatan media sederhana, pada praktikum kali ini juga membuat
media diperkaya. Media di perkaya dibuat dengan cara mencampurkan agar-agar,
gula, pisang, dan air kelapa. Sebelum di campurkan ke agar-agar pisang dan air
kelapa di blender terlebih dahulu sampai pisang lembut kemudian baru di campurkan
dengan agar agar dan gula yang di panaskan di kompor. Gula dan air kelapa
merupakan komponen nutrisi organic yang mana berfungsi untuk meyuplai karbon
dan energy (mastuti, 2017). Selain itu nutrisi yang terdapat pada pisang membantu
mempercepat pertumbuhan eksplan. Penamabahan pisang juga dapat ditambahkan
dalam kultur – kultur tertentu. Senyawa –senyawa pada bahan alami tersebut
menunjukan pengaruh positif (mastuti, 2017). Penmabahan jus (buah) kadang
dilakukan pada pembuatan media. Bubur pisang dapat memperbaiki pertumbuhan
invitro tanaman. Pisang memiliki kandungan mineral seperti kalium, magnesium,
fosfor, kalsium, dan juga provimin A (Supriyadi, 2008). Media yang sudah masak di
masukan kedalam botol yang sudah di destruksi dan di sterilisasi kemudian di tutup
dengan rapat dengan plastic. Media diperkaya di amati selama 1 minggu dan hasilnya
tidak terjadi kontaminasi pada media yang artinya media siap di tanami eksplan.
e. Eksplan non biji
(Gambar pengamatan hari ke 12)

Pada kultur jaringan biasanya menggunakan ekplan yang bagian tubuhnya


memiliki sel-sel aktif yang membelah seperti jaringan meristem. Eksplan merupakan
bagian tumbuhan yang akan dikultur pada suatu medium. Bahan yang akan digunakan
sebagai ekplan sebaiknya berasal dari bagian tanaman yang masih muda dan sehat
(Abdurahman, 2008). Pada eksplan non biji tanaman yang digunakan yaitu krokot.
Krokot yang akan digunakan di bersihkan terlebih dahulu lalu di rendam dalam air
pemutih kemudian bilas dengan air steril. Kemudian hilangkan daun dan potong
batang krokot menjadi beberapa bagian. Setelah itu tanam eksplan krokot kedalam
media yang sudah tersedia. Eksplan krokot di amati selama 2 minggu. Hasilnya pada
hari ke 3 kalus belum tumbuh dan tidak di temukan ciri-ciri terjadinya kontaminasi,
kemudian pada hari ke 6 kalus masih belum tumbuh, pada hari ke 9 kalus juga belum
tumbuh, kemudian pada hari ke 14 kalus belum tumbuh dan pada ujung batang terlihat
berwarna coklat. Pencoklatan adalah suatu keadaan dimana muncul warna coklat atau
hitam yang menyebabkan tidak terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pada
eksplan (Yuliarti, 2016). Hal ini dapat terjadi karena mungkin saja pada saat proses
pemotongan atau penanaman eksplan terjadi kontaminasi. Karena kultur jaringan
menggunakan non biji yang langsung memotong tanaman langsung dari lapangan
lebih rawan kontaminasi (Daisy, 1994).
f. Eksplan biji kacang ijo
(Gambar pengamatan hari ke 7)

Pada penanaman eksplan biji, biji yang digunakan yaitu biji kacang ijo.
Bahan yang berupa biji yang keras harus diperlakukan khusus untuk menghilangkan
dormansi biji (Abdurahman, 2008 : 61). Sebelum melakukan penanaman biji kacang
ijo yang akan digunakan untuk eksplan di rendam dalam air dan pilih biji yang
tenggelam saat di rendam kemudian setelah itu cuci biji. Setelah di cuci biji di rendam
dalam pemutih kemudian bilas dengan aie steril dan setelah bersih masukan biji ke
dalam media yang sudah tersedia. Pengamatan ekspaln biji dilakukan selama 2
minggu. Hasil yang di dapat yaitu pada hari ke 2 eksplan mulai tumbuh dan belum
terjadi kontaminasi, pada hari ke 4 - hari ke 14 eksplan mulai tumbuh ke atas dan tidak
terjadi kontaminasi. Kultur jaringan menggunakan biji akan lebih memiliki
kemungkinan berhasil lebih besar dari pada non biji (Daisy, 1994).

E. KESIMPULAN
Dari hasil prkatikum yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tanaman eksplan non biji lebih mudah terjadi kontaminasi
2. Tanaman eksplan biji lebih mudah tumbuh dan tidak terjadi kontaminasi
3. Saat penanaman eksplan lebih baik menggunakan alat laminar air flow untuk
mencegah kontaminasi
4. Pemilihan eksplan yang akan di tanam mempengaruhi pertumbuhan eksplan
5. Penyebab kegagalan kultur pada eksplan non biji karena terkontaminasi oleh jamur.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman. 2008. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehat. Bandungan: Grafindo Media
Pratama.
Aryulina, D. 2006. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Daisy, P. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Yogyakarta: Kanisius.
Harti, A. S. 2015. Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Ma’at, S. 2009. Sterilisasi dan Disinfeksi. Surabaya: Airlangga Univesity Press.
Mastuti, R. 2017. Dasar-Dasar Kultur Jaringan Tumbuhan. Malang: UB Press.
Santi, S. S. 2009. “Penurunan Konsentrasi Surfaktan Pada Limbah Detergen Dengan Proses
Photokatalitik Sinar UV”. Jurnal Teknik Kimia. 4(1), hal : 206-264.
Supriyadi, A. 2008. Pisang Budidaya Pengolahan dan Prospek. Jakarta: Swadaya.
Yuliarti, N. 2007. Kultur Jaringan Tanaman. Yogyakarta: Lily Publiser.
LAMPIRAN

1. Media Sederhana

Lama pengamatan Botol A (Suhu Botol B (Suhu Keterangan


Ruang) Dingin)
Hasilnya pada botol A yang
diberi perlakuan suhu ruang
1 minggu - - tidak kontam dan botol B yang
diberi perlakuan suhu dingin
juga tidak kontam

2. Media perkaya

Lama Kontaminasi (jamur/bakteri)


Keterangan
pengamatan Botol A Botol B Botol C
Tidak terjadi
kontaminasi
1 Minggu - - -
pada botol A. B
dan C

3. Eksplan Non Biji (Krokot)

Jumlah Kontam (Jamur/Bakteri) Keterangan


No Hari, Tanggal
Eksplan Botol A Botol B Botol A Botol B
Belum Belum
Minggu, 3 Maret
1 4 - - tumbuh tumbuh
2020
kalus kalus
Belum Belum
2 Selasa, 5 mei 2020 4 - - tumbuh tumbuh
kalus kalus
Belum
Mulai
mati dan
3 Kamis, 7 mei 2020 4 - bakteri tumbuh
mulai
kalus
tumbuh
Eksplan
Kalus
4 Sabtu, 9 mei 2020 4 - bakteri belum
tumbuh
mati
5 Senin, 11 mei 2020 4 - bakteri Kalus Eksplan
belum
tumbuh
mati
Eksplan
Kalus
6 Rabu, 13 mei 2020 4 - bakteri belum
tumbuh
mati
Eksplan
Kalus
7 Jumat, 15 mei 2020 4 - bakteri belum
tumbuh
mati

4. Eksplan biji kacang hijau

Kontam
Jumlah
No Hari, tanggal (jamur/bakteri Keterangan
eksplan
)
1 Sabtu, 4 mei 2020 4 - Eksplan belum tumbuh
2 Senin, 6 mei 2020 4 - Ekspaln mulai tumbuh
3 Rabu, 8 mei 2020 4 - Eksplan mulai tumbuh
4 Jumat, 10 mei 2020 4 - Eksplan tumbuh
5 Minggu 12 mei 2020 4 - Eksplan tumbuh
Eksplan tumbuh dan belum
6 Selasa, 14 mei 2020 4 -
kontam
Eksplan tumbuh dan tidak
7 Kamis, 16 mei 2020 4 -
terjadi kontaminasi

Anda mungkin juga menyukai