Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI TANAMAN

“Pembuatan Media Tanam dan Kultur Jaringan”

Oleh:

Nama : INTAN FITRIA NURAINI


Praktikum : Bioteknologi Tanaman
Asisten : FATHIYYAH

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui Asisten Bioteknologi

FATHIYYAH
--------------------------------
NIM. 176040200011003

Tanggal acc:..................................
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam bioteknologi, sebuah tanaman dapat diperbanyak secara vegetatif yaitu
dengan cara kultur jaringan. Adapun pengertian dari kultur jaringan itu sendiri menurut
Mala (2015) ialah kultur dan pemeliharaan dari suatu sel ataupun organ tanaman dalam
keadaan yang steril, ternutrisi dari kondisi lingkungan yang mendukung. Kultur jaringan
ini memerlukan suatu media yang digunakan sebagai tempat perkembangan jaringan
tanaman. Perlu diketahui bahwa media tanaman sangat berpengaruh bagi keberhasilan
kultur jaringan itu sendiri. Selain itu, media kultur jaringan juga dapat menjadi penyedia
unsur hara dan zat lain yang yang diperlukan oleh eksplan untuk tumbuh. Jaringan
tanaman juga memerlukan unsur hara baik unsur hara mikro maupun makro.
Selain faktor media tanam, keberhasilan kultur jaringan sendiri dapat dipengaruhi
oleh banyak faktor yaitu ketepatan komposisi bahan tanam serta prosedur dari awal
hingga akhir yang harus sesuai. Maka dari itu, praktikum ini sangat penting dilakukan
agar informasi mengenai pembuatan media tanam dan kultur jaringan dapat dipahami
serta diketahui oleh mahasiswa.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa atau praktikan mampu
mengetahui alat serta bahan apa saja yang digunakan dalam melakukan praktikum
pembuatan media tanam kultur jaringan, serta bagaimana langkah langkah pembuatan
media kultur jaringan. Selain itu praktikan juga dapat mengetahui bagaimana langkah-
langkah dalam melakukan kultur jaringan.

1.3 Manfaat
Manfaat diadakannya praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat mempraktikan
bagaimana cara pembuatan media tanam kultur jaringan serta bagaimana pembuatan
kultur jaringan. Selain itu, agar praktikan atau mahasiwa mengetahui apa saja faktor yang
mempengaruhi keberhasilan kultur jaringan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kultur Jaringan


Menurut Hanehuli (2013) Kultur Jaringan merupakan suatu metode untuk
mengisolasi tanaman dan menumbuhkan tanaman dalam kondisi aseptik agar dapat
memperbanyak diri.

2.2 Media Kultur Jaringan


Menurut Sanawaha (2008) Media tanam kultur jaringan merupakan suatu tempat
yang digunakan oleh jaringan tanaman untuk tumbuh serta berkembang dalam proses
kultur jaringan.

2.3 Faktor Keberhasilan dan Kegagalan dalam Kultur Jaringan


Keberhasilan dan kegagalan dalam kultur jaringan dapat terjadi karena beberapa
faktor. Adapun fator penentu keberhasilan dan kegagalan kultur jaringan ini menurut
Hanehuli (2013) ialah sebagai berikut:
a. Genotipe tanaman
Respon dari masing-masing eksplan sangat bervariasi antara satu dengan yang
lainnya, tergantung dari spesies bahkan varietasnya. Sehingga regenerasi dan
perkembanganya tergantung pada varietas dari tanaman induk.
b. Media kultur
Perbedaan komposisi media, komposisi zat pengukur tumbuh dan jenis media
yang digunakan akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan eksplan itu sendiri serta
regenerasi eksplan yang dikulturkan.
c. Lingkungan tumbuh
Selain faktor diatas, faktor lingkukan tumbuh juga berpengaruh atau sebagai
faktor penentu dalam kultur jaringan ini. Sehingga, diperlukan pengaturan lingkungan
seperti suhu, kelembaban, dan cahaya agar kultur jaringan tersebut dapat tumbuh secara
optimal.
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 26 September 2018 bertempat di
Laboraturium Bioteknologi Jurusan Budidaya Pertanian Lantai 3, Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya Malang.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum


3.2.1 Alat dan Bahan Praktikum Pembuatan Media
ALAT FUNGSI
Neraca Analitik Untuk menimbang bahan

Pipet Ukur Untuk mengambil larutan

Gelas Ukur Untuk mengukur volume larutan

Beaker Glass Sebagai wadah mencampur larutan

PH meter Untuk mengukur PH larutan

Antoklaf Untuk mensterilkan media kultur

Botol Kultur Sebagai wadah media kultur

Plastik Untuk menutup botol kultur

Karet Untuk mengikat plastik

BAHAN FUNGSI
Unsur Hara Mikro Sebagai sumber nutrisi media tanam

Unsur Hara Makro Sebagai sumber nutrisi media tanam

Vitamin Sebagai sumber vitamin media tanam

Fe-Na-EDTA Sebagai bahan media tanam

Sukrosa Sebagai sumber energi

Agar-agar Untuk memadatkan larutan

Aquades Untuk melarutkan larutan


3.2.2 Alat dan Bahan Praktikum Proses Penanaman Eksplan

ALAT FUNGSI

Gelas Ukur Untuk tempat mengukur cairan

Skapel/pisau Untuk memotong eksplan

Saringan Untuk menyaring eksplan

Petridish Untuk meletakkan eksplan

Bunsen Untuk mensterilkan alat

Botol Kultur Sebagai tempat media tanam

Cutter/gunting Untuk memotong nodul

LAFC Ruang steril untuk penanaman eksplan

Sprayer Untuk menyemprotkan alkohol

Pinset Untuk mengambil eksplan

BAHAN FUNGSI

Tunas Krisan Sebagai eksplan

Deterjen 5% Bahan untuk sterilisasi dari kotoran

Fungisida 0,24% Bahan untuk sterilisasi dari jamur

Chlorox 20% Bahan untuk sterilisasi dari bakteri

Aquades Untuk mencuci eksplan

Alkohol 70% Untuk mensterilkan tangan

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Pembuatan Media

Menyiapkan gelas beaker 500 ml

Mengambil larutan stok

Menambahkan dH20 sampai volume 200 ml


Menambahkan gula 6 g/200 ml, lalu homogenkan

Mengukur PH (5,6-5,8)

Apabila PH sudah sesuai, menambahkan agar-agar 1,4 g/200


ml dengan bantuan hotplate stirer dan magnet

Menuang 20 ml media MS pada botol

Menutup botol media menggunakan plastik dan karet

Mensterilisasi antoklaf 1,5 atm selama 20 menit pada 1210 C

Meniriskan pada ruang 3

3.3.2 Proses Penanaman Eksplan


 Kultur Organ
Menyiapkan eksplan dan alat

Memotong eksplan bagian pucuk, atau nodus baang 5 cm

Mensterilisasi eksplan dengan deterjen 5% selama 5 menit

Membilas dengan dH2O


Mensterilisasi kembali dengan Chlorox 20% selama 5 menit

Membilas dengan dH2O

Mensterilkan dengan fungisida DITHANE 0,24% selama 5


menit

Membilas dengan dH20

Memasukkan eksplan kedalam LAFC

 Di dalam LAFC

Mensterilkan tangan dengan alkohol 70%

Menyalakan bunsen

Menyiapkan scapel dan pinset

Menyiapkan aquades steril dan alkohol 95%

Membuka media, dan memanaskan scapel dan pinset

Potong eksplan kurang lebih 1 cm pada cawan petri


Menanam vertikan di tengah media

Memanaskan bibir botol

Menutup botol dengan plastik dan karet dengan rapat

Amati dan dokumentasikan


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Media

Dari praktikum pembuatan media yang telah dilakukan, didapatkan hasil


terdapat 10 botol yang setiap botol berisi kurang lebih 20 ml media MS.
4.1.2 Hasil Kultur Jaringan

Dari praktikum penanaman eksplan dalam botol media atau kultur


jaringan, didapatkan hasil bahwa eksplan tersebut mengalami kontaminasi,
yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna pada media MS yang semula
berwarna putih pucat menjadi kuning kecoklatan.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Media
Pada dasarnya media MS memiliki kekurangan dan kelebihan. Adapun
menurut Sanawaha (2008), kelebihan dari media MS adalah media ini
mengandung garam anorganik yang mendukung pertumbuhan yang optimum
pada kultur jaringan itu sendiri. Sedangkan untuk kekurangannya, media MS
ini masih memerlukan penelitian yang berlanjut setelah pembuatan media MS
yang bertujuan untuk menentukan konsentrasi yang terbaik dan perlu
menentukan zat pengatur tumbuh yang berbeda dengan media lain.
Media tanam sendiri sebenarnya juga dapat mengalami kontaminasi oleh
bateri dan jamur. Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya kontaminasi
pada media tanam menurut Marfu’ah (2010) adalah sebagai berikut :
a. Tidak kuatnya tutup botol. Botol ditutup menggunakan plastik yang
ditutup sedemikian rupa sangat rapat agar factor-faktor penyebab kontam
tidak masuk ke dalam botol. Apabila tutup tidak rapat maka, tidak menutup
kemungkinan terjadinya kontaminasi.
b. Media steril yang sudah di autoclave yang di simpan beberapa hari dengan
maksud untuk melihat kontaminasi atau tidak, seringkali juga menjadi
penyebab kontaminasi, karena tempat penyimpanan yang tidak steril.
c. Pada saat autoclave dibuka, maka kita harus ingat bahwa kondisi
lingkungan tidak steril sehingga berpeluang masuknya kontaminasi ke
dalam botol. Oleh sebab itu, sebaiknya membuka autoclave seharusnya
diruang steril, dan tutup botol harus segera dikuatkan kembali.
d. Terjadinya pengerasan pada media diakibatkan kelalaian dalam proses
pemasakan media yang dilakukan secara berulang-ulang.
e. Kondisi praktikan yang tidak aseptik, yang dapat menyebabkan terjadinya
kontaminasi pada media tanam akibat dari mikroorganisme yang tersebar
dan dibawa oleh praktikan.
4.2.2 Pembahasan Kultur Jaringan
Dari hasil kultur jaringan yang telah dilakukan terlihat bahwa eksplan
mengalami kontaminasi. Kontaminasi ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme
yang dapat berupa bakteri, fungi, protozoa, serangga, virus dan lain-lain.
Kontaminasi oleh fungi dapat ditandai dengan munculnya benang-benang halus
yang berwarna putih, yang merupakan miselium fungi atau jamur. Fungi dapat
menginfeksi jaringan secara sistemik sehingga lama kelamaan dapat
menyebabkan jaringan eksplan akan mati. Selain itu, kontaminasi oleh bakteri
ditandai munculnya bercak-bercak berlendir pada media atau eksplan. Bercak
tersebut biasanya berwarna putih yang merupakan koloni bakteri. Bakteri lebih
sulit untuk dideteksi dibandingkan dengan fungi karena dapat masuk ke dalam
ruang antar sel (Yusnita, 2003).
Adapun kontaminasi tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor. Faktor
yang dapat mempengaruhi kontaminasi pada eksplan kultur jaringan menurut
Marfu’ah (2010) adalah sebagai berikut :
a. Pada saat melakukan di Laminar Air Flow maka kondisi tangan tidak boleh
keluar dari tempat tersebut, dan sebelum masuk tangan harus disemprot alcohol
terlebih dahulu. Apabila terjadi kelalaian tangan tidak disemprot atau tangan
tidak sengaja keluar dari laminar saat bekerja maka tidak menutup
kemungkinan faktor kontam akan masuk ke dalam.
b. Pada saat disubkultur dan di belah-belah, maka terjadilah luka baru maka
terbukalah peluang keluarnya mikroba dari dalam sel eksplan tersebut dan
akhirnya mengontaminasi kultur tersebut.
c. Adanya kontaminan disekeliling botol, bahkan di sekitar leher botol, maka
pada saat subkultur, bila kita tidak hati-hati maka masuklah kontaminan
tersebut ke dalam botol dan menempel pada eksplan, dan terbawa ke media
yang baru.
d. Terkontaminasi oleh media disekitar yang mengalami kontaminasi. Contohnya
pada saat pemotongan daun yang akan dikultur, pisau yang digunakan belum
dalam keadaan steril, atau cawan petri tempat pemotongan yang kurang steril.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan, media tanam merupakan suatu tempat
yang digunakan oleh jaringan tanaman untuk tumbuh serta berkembang dalam proses
kultur jaringan. Tanpa adanya media ini eksplan tidak dapat ditumbuhkan.
Sedangkan pengertian dari kultur jaringan itu sendiri merupakan suatu metode untuk
mengisolasi tanaman dan menumbuhkan tanaman dalam kondisi aseptik agar dapat
memperbanyak diri. Hasil yang didapatkan dari percobaan praktikum ini, kultur
jaringan mengalami kontaminasi akibat jamur atau fungi yang ditandai dengan
munculnya warna kuning kecoklatan pada media tanam sehingga eksplan tidak dapat
tumbuh dan mengalami kematian, hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa faktor
yaitu salah satunya terkontaminasi oleh media disekitar yang mengalami
kontaminasi, seperti contohnya pada saat pemotongan daun yang akan dikultur, pisau
yang digunakan belum dalam keadaan steril, atau cawan petri tempat pemotongan
yang kurang steril.

5.2 Saran
Praktikum sudah dilakukan dengan lancar dan tanpa kendala apapun, semoga
kedepannya dapat lebih baik lagi, terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Hanehuli. 2013. Bioteknologi Tanaman. Bogor : IPB Press.


Marfu’ah. 2010. Pedoman Pembuatan Media. Yogyaarta : UNY Press.
Sanawaha. 2008. Panduan Pelaksanaan Kultur Jaringan. Jakarta : Penebar Swadaya.
Yusnita. 2003. Kultur Jaringan Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisien. Jakarta :
Agromedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai