Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum Bioteknologi Tumbuhan 2021

PERCOBAAN III
PEMBUATAN MEDIA

Laboratorium Biologi Unit Botani FMIPA UHO

26
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur

jaringan. Keberhasilan perbanyakan dan perkembangbiakan tanaman dengan

metode kultur jaringan secara umum sangat tergantung pada jenis media.

Media tumbuh pada kultur jaringan sangat besar pengaruhnya terhadap

pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang dihasilkannya.

Berbagai komposisi media kultur telah diformulasikan untuk mengoptimalkan

pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dikulturkan. Media kultur

fisiknya dapat berbentuk padat atau cair.

Media kultur jaringan memiliki karakteristik masing-masing. Artinya

tidak semua media dapat digunakan pada semua kultur tanaman. Karena

beberapa media yang ada memiliki perbedaan kandungan dan konsentrasi zat-

zat yang diperlukan atau digunakan pada kultur. Media kultur yang memenuhi

syarat adalah yang mengandung nutrient makro dan mikro dalam kadar dan

perbandingan tertentu, sumber energi (sukrosa), serta mengandung berbagai

macam vitamin dan ZPT.

Kultur jaringan tanaman merupakan bagian suatu teknik perbanyakan

vegetatif non-konvensional. Perbedaan teknik ini dibandingkan dengan teknik

perbanyakan vegetative konvensional biasanya terletak dalam situasi dan

lokasi yang berbeda. Penerapan teknik kultur jaringan tanaman mensyaratkan

kondisi di dalam ruangan (laboratorium) dan sifatnya aseptik (steril dari

27
28

patogen). Bermuara dalam kondisi yang aseptik, maka perlu dijelaskan bahwa

segala aktifitas yang berkaitan dengan jaringan harus dalam kondisi aseptik.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum pembuatan media.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana cara

membuat medium yang efisien dan aman?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk

mengetahui cara membuat medium yang efisien dan aman.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang didapatkan dari praktikum ini adalah dapat mengetahui

cara membuat medium yang efisien dan aman.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media

Pertumbuhan dan morfogenesis tanaman secara in vitro (kultur

jaringan) dikendalikan oleh keseimbangan dan interaksi dari zat pengatur

tumbuh yang berada dalam eksplan dan akan menentukan arah dari

perkembangan kultur. Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan

dengan kultur jaringan. Keberhasilan perbanyakan dan perkembangbiakan

tanaman dengan metode kultur jaringan secara umum sangat bergantung pada

jenis media. Media tumbuh pada kultur jaringan sangat besar pengaruhnya

terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang

dihasilkannya (Tuhuteru, et al., 2012).

B. Kultur Jaringan

Teknik perbanyakan in vitro adalah cara perbanyakan dengan

menggunakan media buatan dibawah kondisi aseptik. Teknik perbanyakan in

vitro disebut juga perbanyakan makro atau kultur jaringan tanaman. Kultur

jaringan tanaman adalah menumbuhkan dan memperbanyak sel, jaringan dan

organ dalam media padat atau cair dibawah kondisi aseptik dan terkendali.

Teknik perbanyakan in vitro mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan

perbanyakan konvensional, yaitu membutuhkan bahan tanam atau planlet yang

sedikit, menghasilkan tanaman bebas patogen dalam waktu cepat dan ruangan

relatif sempit, menghasilkan tanaman secara klonal tanpa dipengaruhi musim

29
30

atau lingkungan dan kecepatan produksi dapat diatur sesuai permintaan pasar

(Purita, et al., 2017).

C. Media MS

Media Murashige and Skoog (MS) dicirikan dengan kandungan

garam-garam anorganik yang tinggi. Media MS merupakan media yang sangat

luas pemakaiannya karena mengandung unsur hara makro dan mikro yang

lengkap sehingga dapat digunakan untuk berbagai spesies tanaman. Media MS

juga sering digunakan karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro dan

vitamin untuk pertumbuhan tanaman. Media MS berfungsi untuk

mempercepat pembelahan sel pada meristem akar, serta berperan dalam

koenzim dalam reaksi yang menghasilkan energi dan karbonat (Pratama,

2018).

D. Faktor Pendukung Keberhasilan Kultur Jaringan

Faktor pendukung dari keberhasilan kultur jaringan adalah karena

adanya media MS yang mengandung komposisi seperti vitamin, unsur hara

mikro dan makro, serta besi dan sukrosa sehingga cukup untuk memicu

pertumbuhan jaringan. Hal ini karena pertumbuhan jaringan dipengaruhi oleh

aktivitas auksin dan nitrogen dalam media dan sumber nitrogen organik paling

tinggi terdapat pada media MS di bandingkan dengan media lainnya. Selain

itu faktor keberhasilan lainnya dapat dilihat dari komposisi media nya

(Saptiani, et al., 2020).


31

E. Keunggulan Kultur Jaringan

Kultur jaringan memiliki keunggulan dalam perbanyakan karena dapat

dilakukan dengan bahan tanaman yang sedikit, tanaman yang dihasilkan

dengan kondisi bebas penyakit, faktor lingkungan yang dapat disesuaikan,

dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa dipengaruhi oleh faktor iklim (Karti, et

al., 2020). Keunggulan lainnya diantaranya waktu perbanyakan tidak dibatasi

musim, dapat membiakkan materi genetik dalam skala operasional dalam

waktu singkat, mampu membiakkan materi unggul sesuai sifat pohon

induknya mampu menghasilkan produksi bibit dalam jumlah yang besar

(Jayusman, 2020).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin 14 Desember 2020, pada

pukul 13:00-14:30 WITA dan bertempat di Laboratorium Biologi Unit Botani,

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Kegunaan


No. Nama Alat Jumlah Kegunaan
1 2 3 4
1. Botol selai 20 Sebagai tempat meyimpan media
2. Batang pengaduk 1 Sebagai alat menghomogenkan larutan
3. Spatula 1 Sebagai alat untuk mengambil bahan
berupa padatan
4. Timbangan analitik 1 Sebagai alat menimbang bahan
5. Magnetic stirrer 1 Sebagai alat mengomogenkan larutan saat
berada di hot plate
6. Gelas ukur 1 Sabagai alat untuk mengukur larutan
berupa media cairan
7. Erlenmeyer 1 sebagai tempat menampung larutan yang
dapat menguap
8. Hot plate 1 Sebagai alat untuk memaskan media
9. Lap halus 1 Sebagai alat bantu mengambil media yang
masih panas
10. Tissue 1 Sebagai alat bantu mengeringkan alat
11. Alumunium foil - Sebagai penutup permukaan botol selai
12. Karet gelang 20 Sebagai pengikat alat sterlisasi

32
33

C. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada tabel 2.

Tabel 2. Bahan dan Kegunaan


No. Nama Bahan satuan Kegunaan
1 2 3 4
1. Media MS 4.1 gram Sebagai nutrisi bagi tanaman
(Murashige dan
Skoog)
2. Glukosa 15 gram Sebagai sumber karbon
3. Aquades 1 liter Sebagai media pelarut
4. Agar 8 gram Sebagai pemadat media

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu:

1. Mengukur 500 mL aquades menggunakan gelas ukur dan memanaskan

aquades di hot plate menggunakan Erlemeyer.

2. Memasukkan 15 gram glukosa, 8 gram agar sampai larut dan 500 mL

aquades sampai mendidih.

3. Menambahkan 4,1 gram media MS (Murashige dan Skoog), penambahan

dilakukan sambil memutar larutan menggunakan magnetic sterrier.

4. Mematikan hot plate dan tunggu hingga larutan media menjadi hangat dan

memasukkan larutan media ke dalam botol selai sebanyak 25 mL.

5. Menutup botol selai dengan alumunium foil.

6. Membungkus media dengan menggunakan kertas yang kemudian di ikat

dengan karet gelang.

7. Disterilkan mengunakan autoclafe dengan metode sterilisasi basah.


34

8. Disimpan diruang kultur untuk menguji ada tidaknya kontaminasi untuk

mengukur layaknya media kultur digunakan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan praktikum ini tercantum pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil pengamatan pembuatan media


No. Nama Gambar Pengamatan Keterangan
Bahan
Sebelum Sesudah
1 2 3 4 5

1. Agar (8 g) Sebagai
pemadat
media

2.
Glukosa Sebagai
(15 g) sumber
karbon

3.
MS Sebagai
(Murashige nutrisi bagi
dan Skoog) tanaman
(4,1 g)

35
36

B. Pembahasan

Media merupakan faktor terpenting dalam pelaksanaan kultur

jaringan. Media yang digunakan biasanya mengandung bahan-bahan

pendukung seperti agar, hormon, garam mineral, vitamin, gula dan zat-zat

yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berkembang (zat pengatur

tumbuh). Kultur jaringan tanaman merupakan teknik memperbanyak tanaman

dengan menggunakan cara isolasi salah satu bagian tanaman seperti daun dan

mata tunas untuk menumbuhkan bagian-bagian tersebut ke dalam media

buatan secara aseptik yang kaya akan nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam

wadah tertutup yang dapat tembus cahaya sehingga bagian-bagian tanaman

tersebut dapat memperbanyak diri serta beregenerasi menjadi sebuah tanaman

lengkap.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, cara melakukan

pembuatan media yaitu, mengukur 500 mL aquades dan memanaskan

aquades di hot plate menggunakan Erlemeyer, lalu dimasukkan 15 gram

glukosa, 8 gram agar sampai larut dan 500 mL aquades sampai mendidih.

Setelah mendidih tambahkan 4,1 gram media MS (Murashige dan Skoog), lalu

matikan hot plate dan tunggu hingga larutan media menjadi hangat. Masukkan

larutan media ke dalam botol selai sebanyak 25 mL, setelah itu tutup botol

selai menggunakan alumunium foil, lalu bungkus media dengan menggunakan

kertas yang kemudian di ikat dengan karet gelang. Sterilkan mengunakan

autoclave dengan metode sterilisasi basah. Simpan diruang kultur untuk


37

menguji ada tidaknya kontaminasi untuk mengukur layaknya media kultur

digunakan.

Faktor pendukung keberhasilan kultur jaringan adalah karena adanya

media MS yang mengandung komposisi seperti vitamin, unsur hara mikro dan

makro, serta besi dan sukrosa sehingga cukup untuk memicu pertumbuhan

jaringan. Hal ini karena pertumbuhan jaringan dipengaruhi oleh aktivitas

auksin dan nitrogen dalam media dan sumber nitrogen organik paling tinggi

terdapat pada media MS di bandingkan dengan media lainnya. Selain itu

faktor keberhasilan lainnya dapat dilihat dari komposisi media nya. Menurut

Hartati (2010), keberhasilan penggunaan metode kultur jaringan sangat

tergantung pada jenis media. Media kultur tidak hanya mengandung unsur

hara makro dan mikro, tetapi juga karbonat sebagai sumber karbon atau bahan

organik lainnya.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa cara membuat medium yang efisien dan aman, yaitu dengan mengukur

500 mL aquades dan memanaskan aquades di hot plate menggunakan

Erlemeyer, lalu dimasukkan 15 gram glukosa, 8 gram agar sampai larut dan

500 mL aquades sampai mendidih. Setelah mendidih tambahkan 4,1 gram

media MS (Murashige dan Skoog), matikan hot plate dan tunggu hingga larutan

media menjadi hangat. Masukkan larutan media ke dalam botol selai sebanyak

25 mL, setelah itu tutup botol selai menggunakan alumunium foil, lalu

bungkus media dengan menggunakan kertas yang kemudian di ikat dengan

karet gelang. Sterilkan mengunakan autoclave dengan metode sterilisasi

basah. Simpan diruang kultur untuk menguji ada tidaknya kontaminasi untuk

mengukur layaknya media kultur digunakan.

B. Saran

Saran yang ingin saya sampaikan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut:

1. Saran untuk asisten yaitu diharapkan asisten menjelaskan lebih rinci agar

pratikan mudah paham.

2. Saran untuk praktikan yaitu diharapkan agar pratikan lebih fokus,

konsentrasi dan tertib ketika asisten menjelaskan.

38

Anda mungkin juga menyukai