Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR

OLEH:

PUTU AYU DIAN ASTARI (211310848)

DOSEN PENGAMPU:
Ni Wayan Desi Bintar, Si., M.si.

PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
2022
PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR

I. DASAR TEORI

Fungi merupakan mikroorganisme eukariota yang sebagian besar bersifat

multiseluler. Fungi atau cendawan terdiri dari kapang dan khamir (Agrijanti &

Kusumadewi, 2015). Cendawan memiliki dinding sel yang sebbagian besar

tersusun atas polisakaridaa dan khitin, organisme heterotof dengan

memanfaatkan senyawa karbon organic sebagai sumber nutrient dan

mensekresi enzim ekstraseluler untuk mengurangi molekul komplek menjadi

bentuk yang lebih sederhana sehingga dapat diserap melalui hifa (Taurisia,

Proborini, & Nuhantoro, 2015).

Media pertumbuhan merupakan hal penting untuk mempelajari sifat

mikroorganisme seperti jamur yang dapat mencukupi nutrisi, sumber energi

dan kondisi lingkungan tertentu. Suatu media dapat menumbuhkan

mikroorganisme dengan baik diperlukan persyaratan antara lain media harus

mempunyai pH yang sesuai, media tidak mengandung zat-zat penghambat,

media harus steril, dan media harus mengandung semua nutrisi yang mudah

digunakan mikroorganisme. Nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme

untuk pertumbuhan meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur

dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin,

air, dan energi (Nurdin & Nurdin, 2020). Cendawan dapat dibiakkan pada

berbagai jenis media biakan. Beberapa cendawan dapat tumbuh dengan baik

pada medium yang mengandung beberapa bahan organic, sedang candiawan

yang lian memerlukan zat tambahan tertentu (Taurisia, Proborini, &

Nuhantoro, 2015). Media SDA merupakan media yang digunakna untuk


mengisolasi jamur. Konsistensi media SDA berbentuk padat dan tersusun dari

bahan sintesis. Fungsi dari media SDA yaitu isolaso mikroorganisme menjadi

kultur murni, untuk budidaya jamur pathogen, komersial dan ragi, digunakan

dalam evaluasi mikologi makanan, serta secara klinis membantu dalam

diagnosis ragi dan jamut penyebab infeksi. Komposisi media SDA yaitu

Mycological peptone 10 g, Glucose 40 g, dan Agar 15 g.

II. TUJUAN

1. Untuk dapat memahami tata cara pembuatan media untuk pertumbuhan

jamur/ mold

2. Untuk dapat memahami syarat-syarat yang dibutuhkan oleh suatu media

untuk pertumbuhan jamur/ mold

III. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

1. Autoklaf 8. Kawat kasa

2. Petridish 9. Kompor

3. Gelas ukur 10. Batang pengaduk

4. Neraca analitik digital 11. Alumunium foil

5. Spatula 12. Kapas steril

6. Kertas saring 13. Kertas dan kantung plastic

7. Erlenmeyer 14. Kertas label, alat tulis

B. Bahan

1. Saboraoud 4% dextrose agar

2. Aquadest

3. Desinfektan (wipol)
IV. PROSEDUR KERJA

1. Pra Analitik

1) APD lengkap digunakan sebelum memasuki laboratorium bakteri

2) Alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan media

pertumbuhan bakteri disiapkan

2. Analitik

1) Petridish dibungkus dengan kertas secara rapat kemudian dimasukkan

ke dalam kantong plastic

2) Media SDA ditimbang masing-masing untuk pembuatan 100 mL media

(65gr/ 1000 mL)

3) Agar yang telah ditimbang dituang ke masing-masing Erlenmeyer dan

diberi pelabelan dengan format nama agar, tanggal pembuatan dan

nama kelompok praktikan

4) Aquadest sebanyak 100 mL diukur dengan menggunakan gelas ukur

dan dituangkan ke masing-masing Erlenmeyer

5) Agar dan aquadest dihomogenkan dengan memanaskan Erlenmeyer

diatasa kompor dan diaduk dengan batang pengaduk hingga mendidih

6) Mulut Erlenmeyer ditutup dengan kapas steril dan aluminium foil,

diikat dengan karet. Penutup dipastikan sudah tertutup dengan rapat

untuk menghindari kontaminasi media dari zat atau bahan kontaminan

yang masuk

7) Sterilisasi dilakukan pada semua alat gelas yang akan digunakan dalam

pembuatan media serta media yang telah dibuat dimasukkan kedalam


autoklaf. Sterilisasi dilakukan dengan suhu 121°C, tekanan 1 atm

selama 15 menit.

8) Alat gelas dan media dalam Erlenmeyer didinginkan pada suhu ruang

9) Burber dihidupkan. Fiksasi dilakukan pada area pinggir petridish untuk

menciptakan suasana steril. Media dituangkan kemasing-masing

petridish. Diberi label nama media dan difiksasi kembali pada area

pinggir petridish

10) Fiksasi dilakukan setiap membuka dan menutup cawan petri untuk

menghindari kontaminasi pada media. Saat menuangkan cairan, hindari

membuka cawan petri terlalu lebar untuk menghindari kontaminasi.

Desinfeksi ruangan, meja dan akat yang digunakan setiap pembuatan

media

11) Media dimasukkan kedalam incubator, untuuk menguji keberhasilan

dan sterilitas pembuatan pada suhu 37,0°C selama 24 jam

3. Post Analitik

1) Media yang sudah diinkubasai selama 24 jam diamati ada dan tidaknya

pertumbuhan koloni jamur atau bakteri pada media pertumbuhan

V. INTERPRETASI HASIL/ NILAI NORMAL

1. Media pertumbuhan steril/ baik untuk digunakna: tidak terdapat

pertumbuhan koloni jamur/ yeast atau bakteri

2. Media pertumbuhan terkontaminasi/ tidak baik untuk digunakan: terdapat

pertumbuhan koloni jamur/ yeast atau bakteri


VI. HASIL

Gambar 1. Media SDA

Gambar 2. Pemanasan Media SDA

VII. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini melakukan pembuatan media pertumbuhan jamur

dengan menggunakan media SDA. Media SDA atau Cabouraud Dextrose Agar

digunakan sebagai standar untuk pertumbuhan jamur dengan pepton sebagai

sumber nutrisi yang berasal dari jaringan hewan. media SDA ditimbang dan

dicampurkan dengan aquadest dan dicampurkan kedalam Erlenmeyer lalu

dipanaskan. Pengadukan dan pemanasan dilakukan agar media dapat

tercampur dengan homogen dan tidak ada gumpalan seperti yang terlihat pada
Gambar 2. Setelah mendidih, mulut Erlenmeyer ditutup dengan menggunakan

kapas steril dan aluminium foil serta diisi karet untuk menghindari terjadinya

kontaminasi pada media yang telah homogen.

Alat gelas dan media yang telah dibuat di sterilisasi pada autoklaf pada

suhu 121°C. Fungsi sterilisasi yaitu untuk menghambat pertumbuhan dan

meyingkirkan semua mikroorganisme yang terdapat pada alat dan juga media,

suhu yang digunakan yaitu 121°C karena bakteri ataupun jamur tidak dapat

bertahan pada suhu tinggi tersebut. Media yang dituangkan pada petridish

dilakukan fiksasi dengan cara dilakukan fiksasi pada pinggiran petridish

sebelum dan setelah menuangkan media, hal tersebut dilakukan untuk

menghindari mikroorganisme tumbuh disekitaran petridish yang dapat

menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme pada media. Media dimasukkan

kedalam incubator dengan tujuan agar mengetahui apakah ada pertumbuhan

bakteri pada media. Karena suhu yang digunakan pada incubator yaitu 37,0°C

yangmana suhu baik untuk pertumbuhan bakteri.

Media yang sudah diinkubator selama 24 jam diamati, jika terdapat

pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme pada media, berarti dalam proses

pengerjaan masih terdapat kelengahan dalam melakukan sterilisasi yang

menyebabkan adanya pertumbuhan mikroorganisme pada media.

VIII. KESIMPULAN

Pengerjaan pembuatan media jamur harus dilakukan dengan baik dan steril

agar didapatkana hasil yang baik yaitu tidak adanya mikroorganisme yang

tumbuh pada media yang dibuat.


IX. DAFTAR PUSTAKA

Agrijanti, & Kusumadewi, L. B. (2015). Uji Potensi Ubi Jalar Varietas Sukuh

(Ipomea Batatas. L) Sebagai Media Pertumbuhan Fungi Dermatofita. 45-52.

Nurdin, E., & Nurdin, G. M. (2020, April). Perbandingan Variasi Media Alternatif

dengan Berbagai Sumber Karbohidrat Terhadap Pertumbuhan Candida

albicans. Bionature, 21(1), 1-5.

Taurisia, P. P., Proborini, M. W., & Nuhantoro, I. (2015, Juni). Pengaruh Media

Terhadap Pertumbuhan dan Biomassa Cendawan Alternaria alternata

(Fries) Keissler. Jurnal Biologi, 19(1), 30-33.

Anda mungkin juga menyukai