BIOTEKNOLOGI PANGAN
ACARA I
PENGENALAN ALAT DAN PEMBUATAN BERBAGAI MEDIA ENRICHMENT
DAN KULTIVASI
Disusun oleh:
Nama : Septiani Nurcahyanti
NIM : 24020221140090
Kelas : Bioteknologi B
Kelompok :3
Nama Asisten : T.A Tyas Kilulud
Sodium klorida 5 g
Agar 15 g
HACL 5 gr
Aquade 1L
Gambar 1. Nutrient
Agar (NA) Ready
For Use
(Dok. Pribadi,
2023)
2. Bismuth Beef ekstrak 5 gr Media yang berfungsi
Sulfit Pepton 10 gr untuk mengidentifikasi
Agar dan mengisolasi
Brilliant green 0,025 gr
(BSA) Salmonella Typhi
Besi (III) Sulfat 0,3 gr
Bismuth sulfit 8 gr
Agar 15 gr
Aquades 1L
Gambar 2. Bismuth
Sulfit Agar (BSA)
Ready For Use
(Dok. Pribadi,
2023)
4.2 Sterilisasi
1. Cawan Petri
2. Erlenmeyer
4. Mikrotip
V. Pembahasan
Praktikum Bioteknologi Pangan dengan judul acara “Pengenalan Alat Dan
Pembuatan Berbagai Media Enrichment Dan Kultivasi” dilaksanakan pada hari
Kamis, 7 September 2023 pukul 13.00 WIB secara luring di Laboratorium
Bioteknologi, Fakultas Sains Dan Matematika Universitas Diponegoro. Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan media Nutrient Agar (NA) dan Bismuth
Sulfit Agar (BSA), mengetahui cara pembungkusan alat dan rlenm sterilisasi, serta
mengetahui pengenceran. Alat dan bahan yang diperlukan meliputi rlenmeyer, cawan
petri, gelas beaker, kertas, alumunium foil, plastic tahan panas, spiritus, kasa dan
kapas, akuades, media Nutrient Agar, dan media Bismuth Sulfit Agar.
V.1Media NA
Media NA atau media Nutrient agar merupakan media padat (agar)
berwarna bening yang biasa digunakan untuk menumbuhkan bakteri secara
umum. Media NA terdiri atas beberapa komponen mengandung nutrisi seperti
ekstrak daging dan pepton yang dibutuhkan oleh mikroorganisme bakteri pada
umumnya. Pembuatan media NA diawali dengan menimbang media instan dalam
bentuk bubuk dengan perbandingan 20 gram setiap 1 liter akuades. Setelah bubuk
media ditimbang lalu dilarutkan ke dalam akuades dalam rlenmeyer. Larutan
media dihomogenkan dengan cara digoyang – goyangkan atau dipanaskan dengan
microwave sampai terlihat homogen tapi tidak sampai berbuih. Selanjutnya, media
dalam rlenmeyer tersebut disterilisasi di dalam autoklaf selama 15 menit. Setelah
steril, media dituangkan secara aseptis ke dalam cawan petri steril. Pernyataan
tersebut sesuai dengan pernyataan Munandar (2016), bahwa media NA (Nutrient
Agar) berdasarkan bahannya termasuk dalam kelompok media semi alami, media
semi alami merupakan media yang terdiri dari bahan alami yang ditambahkan
dengan senyawa kimia. Media NA (Nutrient Agar) termasuk kedalam jenis media
umum, karena digunakan media yang peling umum untuk pertumbuhan rlenmey
besar bakteri. Media ini dikategorikan media padat. Media padat biasanya
digunakan untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni bakteri.
V.2Media BSA
Media Bismuth sulfit agar (BSA) merupakan jenis media selektif yang
digunakan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri tertentu seperti
Salmonella sp. Pembuatan media BSA diawali dengan memasukkan 4.75 gram
serbuk BSA dan 100 ml aquades ke dalam erlenmeyer. Suspensi media di
panaskan di microwave hingga homogen dan diamkan beberapa saat hingga suhu
kira – kira 40 derajat celcius dan tuang secara aseptis ke dalam cawan petri.
Setelah memadat, simpan cawan petri alam keadaan terbalik. Hal ini selaras
dengan pendapat Aulia (2015) bahwa media Bismuth Sulfit Agar (BSA)
merupakan media yang berfungsi sebagai media selektif yang digunakan untuk uji
keberadaan atau isolasi Salmonella sp. Media ini sangat cocok digunakan pada
tahap awal untuk memilahkan Salmonella dari mikroba lainnya. Kusumaningrum
(2013) menambahkan media BSA dapat digunakan juga untuk mengisolasi dan
mengidentifikasi bakteri Salmonella dari berbagai sampel, seperti makanan, air,
atau sampel klinis. Media BSA ini mengandung bismut sulfat, yang menghasilkan
endapan hitam saat teroksidasi oleh beberapa strain Salmonella, sehingga
membantu dalam identifikasi bakteri ini.
V.3Sterilisasi Alat dan Media
Sterilisasi merupakan suatu rlen untuk mematikan organisme supaya alat-alat
yang akan digunakan dalam keadaan steril dan terbebas dari kontaminan. Hal ini
dijelaskan oleh Tile (2017) yang mengatakan bahwa, sterilisasi didefinisikan
sebagai rlen untuk membunuh mikroorganisme termasuk dalam bentuk spora. Pada
saat proses sterilisasi, alat wajib dikemas terlebih dahulu atau dibungkus. Tujuan
alat dan media dibungkus adalah untuk mencegah terjadinya kontaminasi setelah
dikeluarkan dari oven maupun autoklaf. Hal ini selaras dengan pendapat Hayani
(2013) bahwa sebelum peralatan di masukkan ke dalam autoclave untuk proses
sterilisasi, dilakukan terlebih dahulu peralatan dbersihkan dengan cara dicuci,
kemudian alat yang sudah bersih dibungkus dengan menggunakan kertas atau
aluminum foil sedangkan untuk rlenmeyer dan tabung reaksi disumbat
mulutnya menggunakan kapas. Tujuan dari pembungkusan dengan menggunakan
kertas, aluminium foil, dan kapas adalah untuk menghindari kontaminasi karena
bagian mulut adalah bagian yang rentan kontaminasi, agar mikroba tidak dapat
masuk berdasarkan luas area kontak dengan udara, untuk mencegah penguapan
air pada bagian mengkilap karena bagian mengkilap dapat menyerap rlenm, dan
menjaga semua alat juga bagiannya dalam kondisi bersih dan steril dan siap
digunakan setiap waktu, dan terjaga dari kontaminan lingkungan.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan autoklaf atau oven. Sterilisasi
menggunakan autoklaf disebut sebagai sterilasi panas basah, sedangkan sterilasi
dengan oven disebut juga sterilisasi kering. Autoklaf merupakan alat sterilisasi
yang menggunakan panas basah bertekanan. Cara sterilisasi ini sangat efektif
karena menyediakan suhu jauh diatas titik didih, proses cepat, daya tembus kuat
dan menghasilkan kelembaban yang tinggi sehingga dapat membunuh bakteri
berspora. Soalnya sterilisasi basah bertujuan untuk membunuh dan menghancurkan
mikroorganisme termasuk sporanya karena menyebabkan denaturasi protein pada
mikroorganisme tersebut. Hal ini sesuai dengan yang disampain oleh Yusmaniar
(2017) yang mengatakan bahwa, autoklaf merupakan alat untuk sterilisasi yang
paling efisien karena adanya uap panas akan mempebesar penetrasi ke dalam sel
mikroba dan distribusi panas lebih merata sehingga terjadi koagulasi protein yang
mempecepat kematian mikroba. Sedangkan pada sterilisasi panas kering
menggunakan oven bertujuan lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan koloni
bakteri bila dibandingkan dengan desinfeksi tingkat tinggi rlenm rebus.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan mengenai “Pengenalan Alat
Dan Pembuatan Media Enrichment Serta Kultivasi” maka dapat disimpulkan bahwa:
VI.1 Dalam pembuatan media NA diawali dengan menimbang media instan
dalam bentuk bubuk dengan perbandingan 20 gram setiap 1 liter akuades. Setelah
bubuk media ditimbang lalu dilarutkan ke dalam akuades dalam rlenmeyer.
Larutan media dihomogenkan dengan cara digoyang – goyangkan atau dipanaskan
dengan microwave sampai terlihat homogen tapi tidak sampai berbuih.
Selanjutnya, media dalam rlenmeyer tersebut disterilisasi di dalam autoklaf
selama 15 menit. Setelah steril, media dituangkan secara aseptis ke dalam cawan
petri steril. Sedangkan dalam pembuatan media BSA dapat dilakukan dengan
memasukkan 4.75 gram serbuk BSA dan 100 ml aquades ke dalam erlenmeyer.
Suspensi media di panaskan di microwave hingga homogen dan diamkan
beberapa saat hingga suhu kira – kira 40 derajat celcius dan tuang secara aseptis
ke dalam cawan petri. Setelah memadat, simpan cawan petri alam keadaan
terbalik.
VI.2 Sebelum peralatan dan media disterilisasi harus melakukan pembungkusan
menggunakan aluminium foil ataupun kertas, sedangkan untuk peralatan yang
mempunyai mulut seperti erlenmeyer dan tabung reaksi ditutup atau disumbat
menggunakan kapas steril.
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, R., Handayani, T., dan Yennie. 2015. Isolasi, Identifikasi Dan Enumerasi Bakteri
Salmonella spp. Pada Hasil Perikanan Serta Resistensinya Terhadap Antibiotik.
Jurnal Bioma, 11(2): 112-130.
Hayani L., Putra, D, P., Rahmadi, D., dan Mukhlis. 2012. Teknik Sterilisasi Pembuatan
Media dan Penanaman. Banda Aceh: Universiras Syiah Kuala Darussalam Banda
Aceh.
Rezekikasari, R., dan Harianto. 2019. Modifikasi Media Alternatif Dari Sayuran Untuk
Analisis Kuantitatif Pertumbuhan Mikroorganisme Asal Tanah Gambut
Kalimantan Barat Dengan Metode Total Plate Count. Jurnal Perkebunan Dan
Lahan Tropika, 9(1): 1-8.
Rossita, A. S., Kukuh, M., Sawitri. 2017. Komparasi Media NA Pabrikan dengan NA
Modifikasi untuk Media Pertumbuhan Bakteri. Jurnal Unmuh Jember. 1(2): 1-19.
Wulandari, S., Nisa, Y. S., Taryono, T., Indarti, S., dan Sayekti, R. 2021. Sterilisasi
Peralatan dan Media Kultur Jaringan. Jurnal Agrotechnology Innovation
(Agrinova), 4(2): 16-19.
Yusmaniar, Wardiyah, dan Khairun Nida. 2017. Mikrobiologi dan Parasitologi. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Asisten Praktikan