Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR
“Persiapan Media dan Sterilisasi”

OLEH:

NAMA : SILFI
NIM : D1F121044
KELAS : PTP B
ASISTEN : MUH. ABDIL INSANI FARLI, SP

JURUSAN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ada banyak macam. Macam-macam media berdasarkan kegunaan atau

tujuannya. yaitu media untuk pembiakan secara umum, media yang diperkaya,

media pembiakan selektif, media pembiakan diferensiasi, serta media kombinasi

selektif dan diferensiasi.

Media umum merupakan media padat yang mengandung bahan-bahan

semi alamiah, digunakan untuk pembiakan secara umum mengandung unsur-

unsur untuk pertumbuhan mikroorganisme secara umum tanpa mengandung unsur

penghambat tertentu. Dapat digunakan untuk menumbuhkan bakteri dan jamur.

Media transport adalah media yang digunakan untuk membawa spesimen

dari suatu tempat ke tempat lain, agar mikroba yang ada di dalamnya (akan

diperiksa), tetap terjaga kehidupannya sehingga memudahkan untuk mendiagnosis

atau untuk keperluan lain. Macam-macam media transport di antaranya Stuart,

Amies, Carry and Blair, alkali pepton dan lain-lain. Penggunaan masing-masing

media adalah sebagai berikut: Media Stuart merupakan media yang digunakan

untuk media transport terutama kuman perut (gram negatif). Misal spesimen yang

berasal dari feses. Media Amies merupakan modifikasi dari media stuart, dapat

untuk spesimen dari sekret atau luka, bagus untuk membawa spesimen dengan

kecurigaan gonorrhea. Media Carry and Blair merupakan media dengan

konsistensi semi solid, memiliki pH 7,2± 0,2 dengan standar pembuatan media,
merupakan transport umum. Media Alkali pepton digunakan untuk kecurigaan

bakteri vibrio

Media Diperkaya Media diperkaya/media kaya adalah media yang ditambahkan

zat-zat organik yang diperoleh dari makhluk hidup misal darah, telur dan lain-lain.

Media ini dipergunakan untuk pertumbuhan bakteri yang tidak dapat tumbuh pada

media sederhana misal Gonococcus, Streptococcus dan Pneumococcus.

Media Selektif Media pembiakan selektif mendukung pertumbuhan

mikroorganisme jenis tertentu dan menghambat pertumbuhan flora campuran lain.

Selektifitas ini diperoleh dengan menambahkan bahan kimia, pewarna, atau

antibiotik pada media. Contoh media ini adalah, Grup A Selective Strep Agar

dengan 5% darah domba. Media Thiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose (TCBS)

merupakan media selektif untuk bakteri Vibrio colera. Media Salmonella &

Shigella Agar (SSA), media ini digunakan untuk menyeleksi bakteri Salmonella

dan Shigella

Media Diferensial Sedangkan media diferensial adalah media yang

mengandung unsur yang memungkinkan untuk mengidentifikasi mikroorganisme

jenis tertentu dari kultur murni atau campuran. Identifikasi ini biasanya

berdasarkan penampakan dari mikroorganisme, seperti warna koloni atau adanya

presipitat. Contoh media ini adalah, Media Mac Conkey : pada media ini dapat

dibedakan bakteri yang memfermentasikan laktosa dan yang tidak

memfermentasikan laktosa. Media Klinger Iron Agar (KIA): pada media ini dapat

diketahui bakteri yang memfermentasikan laktosa dan glukosa serta pembentukan


H2S. Triple Sugar Iron Agar (Agar TSI) yang digunakan untuk mengidentifikasi

organisme intestinal gram negatif berdasarkan kemampuannya untuk

memfermentasikan dektrosa, laktosa, dan sukrosa, serta menghasilkan sulfida

Media Kombinasi Media jenis ini dapat berupa media yang tidak

diperkaya, seperti Trypticase Soy Agar, maupun media yang diperkaya, misalnya

Trypticase Soy Agar dengan 5% darah domba.

Sterilisasi di dalam laboratorium mikrobiologi menjadi bagian yang

penting untuk menghindari hasil positif palsu. Sterilisasi terhadap alat dan bahan

sebelum pelaksanaan kegiatan praktikum mikrobiologi membantu hasil atau

identifikasi yang akurat terhadap pemeriksaan mikrobiologi. Demikian pula

proses desinfeksi dan teknik aseptik oleh praktikan juga tidak dapat dilupakan

karena akan mempengaruhi hasil. Sehingga dalam materi ajar ini akan

disampaikan mengenai sterilisasi, desinfeksi, dan teknik aseptik.

Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan metode fisika maupun kimia. Sterilisasi

dengan metode fisika dapat dilakukan dengan cara: Pemanasan kering, Pemijaran

Metode ini dengan memanaskan alat biasanya berupa ose di atas api bunsen

sampai ujung ose memijar. Pembakaran dilakukan untuk alat-alat dari bahan

logam atau kaca dengan cara dilewatkan di atas api bunsen namun tidak sampai

memijar. Misalkan: a) melewatkan mulut tabung yang berisi kultur bakteri di atas

api Bunsen; b) memanaskan kaca objek di atas api busnen sebelum digunakan; c)

memanaskan pinset sebelum digunakan untuk meletakkan disk antibiotic pada

cawan petri yang telah ditanam bakteri untuk pemeriksaan uji kepekaan antibiotic.
Hot air oven, Sterilisasi dengan metode ini digunakan untuk benda-benda dari

kaca/gelas, petri, tabung Erlenmeyer, tidak boleh bahan yang terbuat dari karet

atau plastic. Oven Suhu 160-1800C selama 1.5-3 jam. Alat-alat tersebut terlebih

dahulu dibungkus menggunakan kertas sebelum dilakukan sterilisasi. Insinerator

Bahan-bahan infeksius seperti jarum bekas suntikan yang ditampung dalam safety

box biohazard, darah, dilakukan sterilisasi dengan menggunakan insinerator.

Hasil pemanasan dengan suhu 8700-9800 C akan menghasilkan polutan berupa

asap atau debu. Hal ini yang menjadi kelemahan dari sterilisasi dengan metode

insenerasi. Namun, metode ini dapat meyakinkan bahwa bahan infeksius dapat

dieliminasi dengan baik yang tidak dapat dilakukan dengan metode lainnya.

Pemanasan basah Merupakan pemanasan dengan tekanan tinggi,

contohnya adalah dengan menggunakan autoklav. Sterilisasi dengan metode ini

dapat digunakan untuk sterilisasi biohazard (bakteri limbah hasil praktikum) dan

alat-alat yang tahan terhadap panas (bluetip, mikropipet), pembuatan media, dan

sterilisasi cairan. Pemanasan yang digunakan pada suhu 1210C selama 15 menit .

Pemanasan basah dapat menggunakan. Autoklaf manual Metode ini menggunakan

ketinggiian air harus tetap tersedia di dalam autoklaf. Sterilisasi menggunakan

autoklaf manual tidak dapat ditinggal dalam waktu lama. Autoklaf manual setelah

suhu mencapai 1210C setelah 15 menit, jika tidak dimatikan maka suhu akan

terus naik, air dapat habis, dan dapat meledak. Autoklaf digital/otomatis Alat ini

dapat diatur dengan suhu mencapai 1210C selama 15 menit. Setelah suhu tercapai,

maka suhu akan otomastis turun sampai mencapai 500C dan tetap stabil pada suhu
tersebut. Jika digunakan untuk sterilisasi media, suhu ini sesuai karena untuk

emmbuat media diperlukan suhu 50-700 C.

Radiasi ionisasi digunakan untuk mensterilkan alat-alat berupa bahan

plastic seperti kateter, plastic spuit injeksi, atau sarung tangan sebelum digunakan.

Contoh radiasi ionisasi adalah metode pada penggunaan microwave yaitu dengan

menggunakan panjang gelombang pendek dan sinar gamma high energy.

Filtrasi (penyaringan) Metode ini digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan

yang sensitive terhadap panas seperti radioisotope, kimia toksik. Filtarsi berupa

cairan dengan menggunakan prinsip melewatkan larutan pada membran selulosa

asetat atau selulosa nitrat. Filtarsi berupa udara dengan menggunakan high-

efficiency particulate air  (HEPA) untuk menyaring organisme dengan ukuran

lebih besar dari 0.3 µm dari ruang biology savety cabinet (BSCs)

Sterilisasi dengan metode kimiawi. Uap formaldehide atau hydrogen

peroksida digunakan untuk sterilisasi filter HEPA pada BSCs. Glutaraldehyde

bersifat sporisidal, yaitu membunuh spora bakteri dalam waktu 3-10 jam pada

peralatan medis karena tidak merusak lensa, karet, dan logam, contohnya adalah

alat untuk bronkoskopi.

1.2. Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah untuk membiasakan praktikan dengan proses

persiapan media dan proses sterilisasi.


II. TINJAUN PUSTAKA

Media merupakan substrata tau dasar makanan yang diperlukan untuk

pertumbuhan mikroba. Selain itu yang dimaksud dengan medium adalah bahan

yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya.

Komponen dasar medium biasanya telah disesuaikan dengan jenis nutrisi yang

diperlukan oleh mikroba tersebut.kebutuhan dasar nutrien bagi mikroorganisme,

meliputi: air, karbon, energy. Organisme tungggal komponen utamanya adalah

protoplasma yang terdiri dari air sebesar 70-85% (Lestari, 2017).

Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai organisme hidup yang

berukuran mikroskopis dikenal dengan mikroorganisme atau jasad renik yang

hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Mikroorganisme sangat erat kaitannya

dengan kehidupan manusia, beberapa diantaranya merugikan karena

menyebabkan penyakit dan beberapa juga bermanfaat misalnya terlibat dalam

pembuatan anggur, keju, yogurt, produksi insulin, serta proses perlakuan yang

berkaitan dengan pembuangan limbah. Pada kegiatan identifikasi bakteri tidak

terlepas dari media biakan. Media biakan merupakan suatu bahan yang terdiri atas

campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroorganisme baik dalam

mengkultur bakteri, jamur, dan mikroorganisme lain (Djayasinga R, 2017).

Sterilisasi eksplan merupakan salah satu faktor penting yang perlu

diperhatikan dalam melakukan kultur jaringan, guna mengeliminir berbagai

sumber kontaminan yang terbawa pada eksplan, termasuk untuk induksi kalus.

Salah satu zat pengatur tumbuh yang digunakan untuk induksi kalus adalah 2,4-
D(2,4-Dichlorophenoxyacetic acid). Penelitian dilakukan dalam dua

tahap.Percobaan sterilisasi eksplan bertujuan untuk mengetahui bahan sterilan

yang lebih baik untuk sterilisasi eksplan umbi bawang merah lokal Palu.Penelitian

menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan berbagai bahan

kimia sterilan yaitu deterjen, fungisida, cloroxs, tween 80, bakterisida dengan atau

tanpa pembakaran(perlakuan fisik) dengan 4 ulangan (Armila, et al. 2016).

Virtual Lab atau laboratorium virtual adalah serangkaian alat-alat

laboratorium yang berbentuk perangkat lunak (software) komputer berbasis

multimedia interaktif, yang dioperasikan dengan computer dan dapat

mensimulasikan kegiatan di laboratorium seakan-akan pengguna berada pada

laboratorium sebenarya. Ada dua komponen penting dalam virtual lab, yaitu:

simulasi dan animasi. Simulasi bertujuan menggambarkan lingkungan nyata

dalam suatu sistem (Herrani, 2017).

Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan salah satu media yang digunakan

untuk pertumbuhan jamur Aspergillus flavus. Media PDA dibuat pabrik dalam

bentuk sediaan siap pakai, harganya mahal, higroskopis, dan hanya diperoleh pada

tempat tertentu. Melimpahnya sumber alam seperti singkong (Manihot esculenta

Crantz), dapat digunakan sebagai media alternatif pertumbuhan mikroorganisme.

Dilakukan modifikasi media pertumbuhan jamur Aspergillus flavus menggunakan

air rebusan singkong sebagai komposisi utama pengganti karbohidrat dari

kentang. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan jamur

Aspergillus flavus pada media PDA dan media alternatif dari singkong. Penelitian
ini merupakan penelitian eksperimen dengan cara menginokulasikan Aspergillus

flavus dengan metode single dot (Octavia, et al. 2017).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Proteksi Tanaman Unit

Pendidikan Fakultas Pertanaian Universitas Halu Oleo, pada hari Kamis, 18

November 2021 pukul 13:00 WITA sampai selesai.

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu erlen meyer, beaker

glass, spatula, hot plate, dan timbangan digital

Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu tryptic, soy, kentang,
dextrose, agar, aquadest, tisue, aluminium foil dan cling wrap/selotip kertas.

3.3. Prosudur Kerja

3.3.1. Prosedur kerja pembuatan Tryptic Soy Agar (TSA)

Prosedur kerja pembuatan Tryptic Soy Agar (TSA) yaitu:

1. Menimbang 5.75 g TSA dan memasukkan ke dalam beaker glass

2. Mencampurkan 250 ml aquadest ke dalam beaker glass.

3. Mencairkan larutan NA dalam rendaman air mendidih selama kurang lebih 5

menit atau hingga mendidih dan diaduk terus menerus. Sebagai alternative lain,

dapat memasukkan kedalam beaker glass dan dipanaskan diatas hot plate.

4. Menuangkan sebanyak 200 ml NA ke dalam erlen meyer

5. Menutup dan memberi label pada botol dengan spidol.


3.3.2. Prosedur kerja pembuatan media potato dextrose agar (PDA).

Prosedur kerja pembuatan media potato dextrose agar (PDA) yaitu:

1. Mengupas dan mencuci bersih kentang.

2. Memotong kentang dengan bentuk dadu kecil.

3. Menimbang kentang 62.5g, dextrose 5g, dan agar 5g.

4. Merebus kentang dengan menggunakan aquadest secukupnya hingga mendidih.

5. Campurkan sari kentang dengan dextrose dan agar, dan tambahkan aquadest

secukupnya.

6. Mencairkan larutan PDA didalam beaker glass dalam rendaman air mendidih

selama kurang lebih 15 menit dan aduk terus menerus. Sebagai alternatif lain

dapat juga dimasukan kedalam beaker glass dan dipanaskan diatas hot plate.

7. Menuangkan larutan PDA kedalm erlen meyer sebanyak

8. Tutup/sumbat mulut erlen meyer dengan aluminium foil dan cling wrap

9. Beri label pada erlen meyer dengan spidol


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Adapun hasil peraktikum pembuatan media dan sterilisasi adalah sebagai

berikut:

No Media Gambar

NA
1.
(Natrium agar)

PDA
2.
(potato nattrium agar)

4.2. Pembahasan

Media atau medium adalah suatu bahan yang tersusun atas campuran

nutrient yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroba, pengujian sifat

fisiologi, untuk isolasi dan memperbanyak jumlah mikroba serta untuk

perhitungan jumlah mikroba. Sterilisasi adalah suatu proses pemusnahan semua

bentuk mikroorganisme, baik yang berbentuk vegetative maupun yang berbentuk


spora mikroorganisme yang di maksud dapat beruopa kuman, virus, ricketsia

maupun jamur.

Tryptic Soy Agar (TSA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat,


yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa
kimia.NA dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan
agar sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat,
karenasifatnya yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa
galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. TSA (tryptic soy
agar) digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri, Pembuatan medium
percobaan ini dengan menggunakan TSA (tryptic soy agar) di mana dalam
pembuatanya adalah menimbang media sintetis tryptic soy sebanyak 5.57 gr,
kemudian menimbang agar sebanyak 5 gr, setelah menimbang selanjutnya
mencampurkan kedua bahan kedalam gelas kimia berukuran 1000 ml yang telah
terisi air aquades sebanyak 250 ml, kemudian aduk larutan dengan menggunakan
spatula guna menghomogenkan kedua bahan, setelah bahan homogen masukkan
kedalam erlen meyer dan sterilisasi dengan menggunakan Autoclave.

Berdasarkan hasil yang di dapatkan yaitu larutan agar tampak bening agak

keemasan seperti terlihat pada gambar. Di karenakan sifatnya yang mudah

membeku dan mengandunga karbohidrat yang berupa glaktam sehingga tdak

mudah di uraikan oleh mikroorganisme dalam hal ini ektrak beef dan pepton di

gunakan sebagai bahan dasar karena merupakan sumbar perotein, nitrogen

vitamin serta karbohidrat yang sangat di butuhkan oleh mikroorganisme untuk

tumbuh dan berkembang. Tryptic Soy Agar (TSA) merupakan media yang

berwarna coklat muda yang memiliki konsistensi yang padat di mana medium ini

berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebgai medium untuk menumbuhkan

bakteri.

Potato Dextrose Agar (PDA) Merupakan media komplek dan media

diferensiasi untuk pertumbuhan jamur dan yeast sehingga sering digunakan

sebagai uji untuk menentukan jumlah jamur dan yeast dengan menumbuhkan
mikroba pada permukaan sehingga akan membentuk koloni yang dapat diikat dan

dihitung. Selain itu PDA (Potato Dextrose Agar) juga digunakan untuk

pertumbuhan, isolasi dan enumerasi dari kapang serta khamir pada bahan

makanan dan bahan lainnya.

Pengujuan ke dua yang di lakukan adalah pengujian media PDA (Potato

Dextrose Agar) digunakan untuk menumbuh kancendawan. Pada pembuatan PDA

menggunakan media sintetis Potato Dekstrosa Broth sebanyak 5 gr dan agar

sebanyak 5 gr, kemudian kedua bahan dicampurkan kedalam gelas kimia 250 ml

yang telah berisi aquades sebanyak 250 ml selanjutnya homogenkan kedua bahan

dengan menggunakan spatula setelah itu masukan kedalam erlen meyer dan

sterilisasi dengan mengunakan Autoclave. Berdasarkan hasil yang didapatkan

yaitu larutan bening serta kuning kemerahan seperti pada gambar diatas.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Media merupakan substrat atau dasar makanan yang diperlukan untuk

pertumbuhan mikroba.Sterilisasi berfungsi untuk menghilangan seluruh

mikroorganisme yang ada pada suatu benda, agar benda itu lebih aman untuk

digunaan khususnya pada dunia kesehatan maupun pada percobaan-percobaan

mikrobiologi. Suatu bahan atau alat dikatakan steril apabila terbebas dari mikroba,

baik dalam bentuk sel vegetatif maupun spora.

5.2. Saran

Saran saya untuk praktikum salenjutnya di harapkan kepada asisten

mengusahakan kelengkapan alat-alat yang belum memadai agar dapat dilengkapi.


DAFTAR PUSTAKA

Armila, P., Kadek, N., Bustami, M. U., & Basri, Z. 2016. Sterilisasi dan Induksi
Kalus Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Lokal Palu secara In
Vitro (Doctoral dissertation, Tadulako University).
Djayasinga, R. (2017). Efektivitas Penggunaan Voltase Rendah pada Sterilisasi
Media Biakan Bakteri. JFL: Jurnal Farmasi Lampung. 6(2). 102-105.
Herrani CR. 2017. Penggunaan Virtual Lab untuk Meningkatkan Keterampilan
Mahasiswa Pendidikan Biologi dalam Menggunakan Alat-alat
Mikrobiologi. Jurnal Pendidikan. 27 (2):160-174.
Lestari PB dan Hartati TW. 2017. Mikrobiologi Berbasis Inkuiry. Gunung
Samudra: Malang.

Octavia, A., & Wantini, S. (2017). Perbandingan Pertumbuhan Jamur


Aspergillusflavus pada Media PDA (Potato Dextrose Agar) dan Media
Alternatif dari Singkong (Manihot esculenta Crantz). Jurnal Analis
Kesehatan. 6(2), 626.

Anda mungkin juga menyukai