Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DAN TOKSIKOLOGI

Dosen pengampu:
Ayu ina S. M. Pharm, Sci
Apt. Atalia tamo ina bulu. M.farm.

Disusun oleh kelompok 3:


1. Rahayu febrina listiani (B1222034)
2. Shafera maharani (B1222038)
3. Thomas candra tri (B1222040)
4. Rina yunitasari (B1222036)
5. Laili nuril hidayah (B1222025)

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI NUSAPUTERA SEMARANG


TAHUN AJARAN 2023/2024
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mengetahui berbagai jenis medium dan caramelakukan
preparasinya.
2. Mahasiswa mampu membuat serta mensterilisasi medium yang diperlukan
untuk percobaan mikrobiologi.
3. Mahasiswa mampu memahami dasar pemilihan teknik sterilisasi dan
prinsip sterilisasi panas kering dan panas basah.

B. DASAR TEORI
Media (perbenihan) dalam pengertian mikrobiologi adalah kumpulan
zat organik dan anorganik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba.
Media memiliki persyaratan antara lain:
a. Mengandung bahan nutrisi yng diperlukan oleh mikroba
Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya.
Subtansi kimia organik dan inorganik diperoleh dari lingkungan
dalam berbagai macam bentuk. Nutrien diambil dari likungan
kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel.
Di sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan
dalam proses seluler (Lim, 1998). Nutrisi tersebut berupa air,
mineral, sumber C, N.
b. Memiliki kondisi lingkungan yang sesuai dengan mikroba
Kodisi lingkungan yang dimaksud adalah seperti tekanan osmose,
keasaman, suhu, PH. Pertumbuhan bakteri selain memerlukan
nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat. Kebanyakan bakteri tidak
dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu basa, kecuali Vibrio
cholerae yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga
merupakan variabel yang perlu dikendalikan. Kelompok terbesar
yaitu mesofil, suhu optimum untuk pertumbuhannya 20-40ºC
(Volk, 1993)
c. Harus steril
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam suatu penelitian atau
praktikum harus disterilisasi terlebih dahulu untuk membebaskan
semua bahan dan peralatan tersebut dari semua bentuk kehidupan.
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua
organisme yang teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas (pemijaran
dan udara panas); penyaringan; penggunaan bahan kimia (etilena
oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin)
(Hadioetomo,
1993)

Media dibedakan menjadi beberapa kelompok. Menurut


komposisinya, media dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu media alamiah,
media semi sintetik dan media sintetik. Media alam mempunyai komposisi
nutrisi yang tidak diketahui dengan pasti tiap waktu karena dapat berubah-
ubah dalam bahan yang digunakan dan bergantung bahan asalnya. Media semi
sintetik terdiri atas bahan hasil pertanian dan juga bahan kimia yang
komposisinya telah diketahui dengan pasti, contohnya adalah Agar Dextrose
Kentang (ADK)/PDA. Dalam media sintetik dan media semi sintetik dapat
diulang secara tepat. Media dapat berbentuk sebagai berikut ini (Ristiati,
2015):

a. Media alami yaitu media yang disusun oleh bahan – bahan alami
seperti kentang, telur, dan daging. Pada saat ini media alami yang
banyak digunakan adalah dalam bentuk kultur jaringan tanaman
atau hewan. Contoh penggunaan
media alami adalah telur yang digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan virus.
b. Media sintetik yaitu media yang disusun oleh senyawa kimia.
Misalnya media
untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan Clostridium.
c. Media semi sintetis yaitu media yang tersusun oleh campuran
bahan – bahan
d. alami dan bahan – bahan sintetis.

Selanjutnya, media juga terbagi berdasarkan konsistensinya antara lain:


a. Media padat
Media padat diperoleh dengan cara menambahkan agar-agar
sebanyak 2-3%. Agar berasal dari ganggang/alga yang berfungsi
sebagai bahan pemadat. Alga digunakan karena bahan ini tidak
diuraikan oleh mikroorganisme dan dapat membeku pada suhu
diatas 450C. media padat terbagi menjadi media agar miring dan
agar deep.
b. Media setengah padat
Media setengah padat dibuat dengan bahan sama dengan media
padat, akan tetapi yang berbeda adalah komposisi agarnya yaitu
sebanyak 0,5%. Media ini digunakan untuk melihat gerak kuman
secara mikroskopik.
c. Media cair
Pada cair didalamnya tidak ditambahkan dengan zat pemadat.
Media cair digunakan untuk pertumbuhan bakteri, ragi dan
mikroalga
Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroba, tetapi juga untuk tujuan isolasi, seleksi, evaluasi, dan diferensiasi. Karena
itu,tiap media mempunyai spesifikasi yang sesuai yang sesuai dengan maksudnya.
Berdasarkan sifatnya, media dibedakan menjadi 5 kelompok (Ristiati, 2015)
a. Media umum: media yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan satu atau lebih kelompok mikroba secara
umum; misalnya agar kaldu nutrisi untuk bakteri, dan agar kentang
dekstrosa untuk jamur.
b. Media pengaya: media mana suatu jenis mikroba diberi
kesempatan untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat dari jenis
lainnya yang sama – sama berada dalam satu media. Misalnya:
kaldu slenit atau kaldu tetrationat untuk memisahkan Salmonella
typhi dari mikroba lain yang ada dalam faeses.
c. Media selektif: media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau
lebih jenis mikroba tertentu , tetapi akan menghambat atau
mematikan jenis – jenis lainnya. Misalnya media SS (Salmonella-
Shigella) agar untuk menumbuhkan\
Salmonella dan Shigella.
d. Media diferensial: media yang digunakan untuk penumbuhan
mikroba tertentu serta penentuan sifat – sifatnya; contohnya media
agar darah untuk penumbuhan bakteri hemolitik.
e. Media penguji: media yang digunakan untuk pengujian senyawa
tertentu
dengan bantuan mikroba. Misalnya media penguji vitamin,
antibiotika, residu
pestisida.

Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua mikroba


yang hidup sehingga menghasilkan keadaan steril. Sedangkan keadaan steril
adalah keadaan bebas secara absolut dari semua bentuk kehidupan. Pada
prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara fisik, kimiawi
dan mekanik
1. Sterilisasi secara fisik yaitu metode sterilisasi panas yang
digunakan untuk bahan yang tahan panas:
a. Pemanasan
1) Pemijran (dengan api langsung) yaitu membakar alat pada
api secara langsung seperti pada jarum inoculum
2) Metode sterilisasi panas tanpa kelembapan, tanpa
penguapan air, atau metode sterilisasi panas kering yang
dilakukan dengan oven pada suhu 60-180 derajat celcius.
Sterilisasi ini cocok dilakukan pada alat-alat yang terbuat
dari kaca.
3) Metode dengan penggunaan uap air atau metode sterilisasi
panas basah. Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan
yang mengandung air lebih tepat dengan menggunakan
metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
4) Uap air panas bertekanan menggunakan autoclave.
Umumnya untuk bahan yang resisten kelembaban di
gunakan metode sterilisasi panas basah pada temperatur
115-134°C, dengan menggunakan autoklaf.
b. Penyinaran dengan UV
sinar UV dapat digunakan untuk sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang ada pada permukaan Safety Cabinet
dengan di sinari lampu UV
2. Sterilisasi secara kimiawi dilakukan untuk bahan-bahan yang rusak
bila di sterilkan pada suhu tinggi (misal bahan-bahan dari plastik).
metode sterilisasi kimia dapat dilakukan dengan menggunakan
gas(dengan cara fumigasi atau pengasapan) atau radiasi. beberapa
bahan kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi kimia antara
lain: gas etilen dioksida, gas formalhedid, cairan disinfektan
(senyawa aldehid,hipoklorit,fenolik,alkohol).
3. Sterilisasi secara mekanik (filtasi) yaitu menggunakan suatu
saringan yang berpori sangat kecil, (0,22 atau 0,45 mikron)b
sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut . proses ini di
ajukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan
enzim dan antibiotik.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Sterilisasi alat: Oven, cawa petri, erlenmeyer, tabung reaksi, pipet ukurm,
gelas ukur, kapas serap, alumunium voil, kertas payung.
2. Pembuatan meduia uji ; Autoklaf, timbangan, beaker glass, timbangan,
aquadest, media pertumbuhan ( media semi sintetik potato dekstrosa agar dan
media sintetik NA), Gelas ukur, erlenmeyer, pH meter/indikator universal,
hotplate magnetic stirer, alumunium foil/kertas payung, tali/karet.

D. SKEMA KERJA
1. Sterilisasi Alat
siapkan cawan petri, tabung reaksi, erlenmeyer, gelas ukur dan pipet

susun cawan petri, bungkus dengan alumunium foil/ kertas payung, usahakan
bungkus rapat dan tidak aada celah

Tutup rapat mulut tabung reaksi, erlenmeyer, gelas ukur, dan pipet ukur dengan
kertas serap

tutup kapas serap dengan alumunium foil, letakkan dan susun rapi semua alat
kedalam oven
Nyalakan oven, tunggu sampai suhu 180°C,
oven alat selama 2 jam pada suhu 180°C. Matikan oven , keluarkan alat setelah
suhu dingin (suhu oven turun)

2. Pembuatan media uji


a. Media semi sintetis PDA
Siapkan media uji : kentang 100gram, sukrosa 60 gram, agar 15 gram,
aquadest 1liter
rebus kentang dengan aquadest 1liter selama 30menit. saring menggunakan
kertas saring. masukkan ke dalam erlenmeyer tambahkan sukrosa dan aquadest
ad 1l. tambah agar. panaskan hingga larut dan homogen
angkat dan periksa pH nya atur Ph 4-5

tutup erlenmeyer dengan kapas berlemak, tutup dengan alumunium foil dan
kertas payung

sterilisasikan menggunakan autoclaf selama 15 menit pada suhu 121°C dan


tekanan 2atm

tunggu sampai dingin, dan simpan media

b. Media sintetik nutrient agar

Timbang serbuk media NA 23gram untuk 1liter larutan. masukkan kedalam


erlenmayer

Larutkan dengan aquadest, panaskan sampai kompenen agar larut atau sampai
bening.

tutup erlenmeyer dengan kapas berlemak dan alumunium foil. masukkan


media ke dalam autoklaf. tunggu sampai proses sterilisasi selesai. keluarkan
media dari autoklaf setelah dingin(suhu autoklaf turun)
3. Cara sterilisasi

isi tempat air sampai tanda batas, letakkan autoklaf di atas kompor atau
tancapkan autoklaf, masukkan media yang akan di sterilisasi

pasang tutup autoklaf dan kencangkan scrup-scrupnya,biarkan kran pengatur


tempat keluarnya uap ait tetap terbuka sampai uap air banyak yang
keluarbersama udara.

atur tekanan 1atm dan suhu 121°C tekanan tersebut dijaga tetap konstan
selama 15 menit.

setelah sterilisasi selesai, matikan autoklaf dan biarkan tekana turun,


kemudian kran pengatur keluarnya uap air dibuka perlahan-lahan, autoklaf
boleh dibuka setelah semua uap air keluar

E. HASIL PENGAMATAN

Anda mungkin juga menyukai