Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

KELOMPOK 5
ANALISIS MIKROSKOPIS,HISTOKIMIA DAN KLT FOLIUM

Dosen pengampu:
Apt.margareta retno prismsari,M.Sc
Apt.Odilia Dea Christina,M.Farm

Anggota kelompok:
1. Shafera Maharani (B1222038)
2. Rina Yunitasari (B1222036)
3.Venansia Anita Sari (B1222041)
4 Octafia Intan P. (B1222033)

PRODI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGII ILMU FARMASI NUSAPUTERA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
A. TUJUAN PRAKTIKUM.
1. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi masing-masing reagen kimia yang
ditambahkan untuk analisis metode histokimia .
2. Mahasiswa dapat mengetahui kandungan kimia dan guazumae folium melalui
analisis histokimia.
3. Mahasiswa dapat mengetahui ada tidaknya kandungan kimia kuersetin dalam
guazumae folium menggunakan metode KLT .

B. DASAR TEORI
Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat
pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji dapat
berupasayatan melintang, radial, paradermal maupun membujur atau berupa
serbuk.Pada uji mikroskopik dicari unsur – unsur anatomi jaringan yang khas.
Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen
pengenal yangspesifik bagi masing – masing simplisia. Fragmen-fragmen
pengenal yangspesifik dari simplisia ini meliputi,epidermis atas dengan 1
lapis sel berambut penutup dan berambut kelenjar. Rambut menutup
berbentuk menyerupai bintang,jaringan mesofil terdiri dari jaringan palisade
dan jaringan bunga karang.Di dalam mesofil terdapat hablur kristal Ca-oksalat
bentuk prisma. Terdapat pula pembuluh kayu dengan penebalan tangga serta
memiliki stomata dengan tipeanisosistik.
HistokimiaUji histokimia bertujuan untuk mengetahui berbagai macam zat
kandunganyang terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan pereaksi spesifik,
zat – zatkandungan tersebut akan memberikan warna yang spesifik pula
sehingga mudahdideteksi. (Anonim,1987). KLT merupakan salah satu teknik
pemisahan. Cuplikan yang akan dipisahkan akan terdistribusi diantara 2 fase,
yaitu fase diam dan fase gerak sehingga akan terurai menjadi komponen-
komponen tunggal (Stoenoiu et al. 2006).
Secara luas KLT banyak digunakan untuk berbagai tugas analisis
tumbuhan obat. Penciri berupa kromatogram, kromatogram yang dihasilkan
merupakan pola yang menggambarkan senyawa dalam setiap tumbuhan obat
sehingga bermanfaat dalam kendali mutu tumbuhan obat baik untuk pencirian
bahan mentah maupun produk akhir.Beberapa faktor yang menunjang teknik
KLT di antaranya 1) fase diam, ukuran partikel penunjang fase diam berperan
penting, semakin kecil dan seragam akan meningkatkan daya pemisahan, fase
diam yang paling banyak digunakan untuk KLT adalah silika gel karena silika
mempunyai kekuatan pemisahan yang sangat baik (Nyiredy 2002),

C. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT

●tabung reaksi

●beaker glass

●gelas kaca

●pipet tetes

●kertas KLT

● kertas saring

●serbet

●kaca dan gelas

2.BAHAN

●guazumae folium

●aquades
●metanol

●asam sulfat p ,asam sulfat 10 N,asam klorid encer ,natrium hidroksida 5


% ,kalium hidroksida 5%,amonia 25%,kalium iodida 6%, feri klorida5%.

D. CARA KERJA

Buat larutan uji dengan cara menimbang Guazumae folium sebanyak 0,5 g lalu
masukkan 2 mg di setiap tabung reaksi

9 tabung di tetesi reagen reagen s


Perbandingan ,tilirosida 1% dalam metanol atau kuersetin 0,5% dalam


methanol

Volume penotolan ; totolkan masing masing untuk perbandingan dan larutan uji

Fase gerak : kloroform :metanol :air (40:10:1)


Fase diam : silika gel 60 F254


Penampakan noda :sitroborat ,panaskan lempeng pada 100◦c selama 5-10 menit
dan amati pada UV 366 nm.

Warna noda ; kuning ,Rf tilirosida ±0,30


E. HASI PRAKTIKUM
1. Analisis Histokimia

No Reagen Hasil
.

1. Asam Sulfat p Hitam

2. Asam sulfat 10 N Kuning pucat

3. Asam klorida P Hijau

4. Asam klorida encer Coklat keruh

5. Natrium Hidroksida 5 % Coklat kehijauan

6. Kalium Hidroksida 5 % Coklat

7. Amonia 25 % Coklat kehijauan

8. Kalium Iodida 6 % Kuning

9. Feri Klorida 5 % Orange

2. Senyawa Identittas dengan KLT

Pembanding :
Kuersetin 0,5 % dalam methanol
Volume penotolan :
10 µl
fase gerak :
kloroform : methanol : air = 40 : 10 :1
fase diam :
silica gel 60 F254
Penampak noda :
sitroborat
Warna noda :
kuning
Rf :
-

F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan kromatografi lapis tipis yang
mempunyai tujuan untuk mempelajari dan memahami Metode pemisahan dengan
metode kromatografi lapis tipis dan juga agar dapat mengetahui bagaimana cara
menentukan nilai RF komponen-komponen yang dipisahkan dan mengidentifikasi
zat yang dipisahkan. Pada percobaan ini menggunakan teknik fase diam dan fase
gerak yang ingin dipisahkan. Larutan atau campuran larutan yang digunakan
dinamakan eluen ( pengembang ).Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan
eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut.
Pada percobaan ini terlebih dahulu lempeng yang digunakan harus diaktifkan
terlebih dahulu. Pengaktifan lempeng bertujuan untuk mengurangi kadar air
silical agar pada proses elusi lempeng silikat gel dapat menyerap dan berikatan
dengan sampel namun tidak membentuk ikatan hidrogen sehingga sulit dielusi
oleh pelarut atau elemen yang digunakan. Pengaktifan lempeng dilakukan dalam
oven.Sebagai fase gerak digunakan eluen non polar yaitu klorofom : methanol :
air dengan jumlah perbandingan 40 : 10 : 1.
Eluen yang digunakan merupakan kombinasi dari dua atau tiga macam
pelarut. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai semua tingkat kepolaran sehingga
diharapkan elemen ini dapat mengangkat noda dengan tingkat kepolaran yang
berbeda-beda pula,dengan perbandingan jumlah pelarut yang digunakan adalah
perbandingan yang didasarkan pada perhitungan bahwa eluen tersebut dapat
menarik komponen kimia yang maksimal. Namun jika pada penampakan noda
yang terlalu ke atas atau ke bawah maka perbandingan elemen yang digunakan
dapat dimodifikasi kembali.
Selanjutnya lempeng dielusi di Chamber berisi elemen yang terlebih dahulu
sudah dijenuhkan. Tujuan penjenuhan Chamber ini yaitu untuk menghilangkan
uap air atau gas lain yang mengisi fase penjerap yang akan mengalami laju eluen.
Kemudian lempeng tersebut diberi batas 1 cm batas bawah digunakan untuk
menotolkan sampel. Tujuan diberi batas bawah ini adalah untuk mencegah agar
tampil tidak sampai tercelup dan larut dalam air. Batas atas digunakan untuk
mengakhiri proses erupsi yang ditandai bahwa migrasi eluen sampai tanda batas.
Proses migrasi elemen ini diharapkan agar tampil juga ikut bermigrasi ke atas.
Selain itu juga batas atas dan batas bawah pelat harus diberi tanda dengan pensil
karena jika menggunakan bolpoin maka akan ikut terelusi atau mengembang.
Setelah jenuh masing-masing ekstrak dari daun jati Belanda ditotalkan pada
lempeng silika gel yang berfungsi sebagai fase diam setelah jenuh kemudian
lempeng dimasukkan ke dalam Chamber menggunakan pinset dengan posisi
berdiri dan tempat pembetulan tidak terendam dengan eluence kemudian lempeng
yang telah dielusi selanjutnya dikeringkan dan diamati noda-noda yang tampak
pada UV 254 nanometer dilanjutkan ke lampu UV 366 nm.

G. KESIMPULAN

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Guazuma folium


mengandung triterpen, steroid, minyak atsiri, flavonoid, tanin, musilago, renin,
damar, karotenoid, karbohidrat, dan alkaloid. Dan dari hasil percobaan yang
dilakukan juga terdapat kandungan kuarsetin dalam guazuma folium.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes.G.2007.Teknologi Bahan Alam.21,38-39.Bandung: ITB Press

Anonim. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. 222. Jakarta: Depkes RI

Anonim. 1987. Analisis Obat Tradisional. 2-3. Jakarta: Depkes RI

Anonim. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. 35.


Jakarta: Depkes RI

Febrandy, Donny. 2006. Karakterisasi Sifat-sifat Tanah dan Lahan Untuk


Kesesuaian Lahan Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.),
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Harborne, J.B..1987. Metode Fitokimia, terjemahan K. Radmawinata dan I.


Soediso, 69-94, 142-158, 234-238. Bandung: ITB Press

Kusumowati, Ika Trisharyanti Dian, dkk. 2012. Korelasi Kandungan Fenolik


dan Aktivitas Antiradikal Ekstrak Etanol Daun Empat Tanaman Obat
Indonesia (Piper bettle, Sauropus androgynus, Averrhoa bilimbi, Guazuma
ulmifolia). Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Teyler. V.E.et.al.1988.Pharmacognosy.9th Edition. 187 188. Phiadelphia:


Lea & Febiger
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai