Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM FITOKIMIA

Kelompok 3
Identifikasi Senyawa Minyak Atsiri

dan Antrakuinon
• Aji Firda Lia F • Nanda Daru Wahdini
• Eka Arianti • Rainhard D.P. Ruslan
• Khusnul Patimah • Suryani
TUJUAN PRAKTIKUM

Mahasiswa memiliki kemampuan dan keterampilan melakukan


skrining fitokimia kandungan yang ada pada simplisia dengan
metode KLT, reaksi warna dan pengendapan.
DASAR TEORI
Skrining fitokimia merupakan suatu tahap awal untuk
mengidentifikasi kandungan suatu senyawa dalam simplisia atau tanaman
yang akan diuji.
Minyak atsiri atau assential oil adalah metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman dan
sebagai salah satu komoditas yang memiliki permintaan pasar yang besar. Minyak atsiri
biasanya berwujud cair dan memiliki aroma khas sesuai dengan sumber tanamannya.
Pemanfaatan minyak atsiri sangat luas mulai dari kosmetik, parfum, industri makanan dan
minuman, sampai industri obat-obatan. Ekstraksi minyak atsiri dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti distilasi, ekstraksi dengan non polar sampai yang berbau adalah metode
supercritical fluid exstraction (Suardhika, dkk, 2018).
Senyawa antrakuinon merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang termasuk
golongan kuinolon fenolik dalam biosintesisnya berasal dari turunan fenol (Sulistiana, dkk,
2018).
JALAN PERCOBAAN

A. ALAT B. BAHAN
1. TLC Chamber 1. Ekstrak eter ( non polar)
2. Pipa Kapiler 2. Fraksi kloroform (semi polar)
3. Lampu UV 254 dan 366 nm 3. Plat KLT silica gel GF 254
4. Alat gelas 4. Toluen
5. Alat penyemprot untuk penampak 5. Etil Asetat
bercak/noda 6. Pereaksi Anisaldehid
6. Pinset 7. H2SO4 pekat
8. N-propanol
9. Air (Aquades)
10. Pereaksi KOH 5%
11. Metanol
C. CARA KERJA
1. Identifikasi golongan senyawa dengan metode klt.

Fraksi ditotolkan pada lempeng klt dengan jarak penotolan 1 cm (jenis fraksi dan lempeng klt
disesuaikan dengan golongan senyawa yang akan dianalisis).

dieluasi dengan fase gerak yang sesuai.

divisualisasi dengan penampak noda yang sesuai.

dieringkan pada suhu kamar.

diamati seluruh noda termasuk warna noda dan dihitung RF noda yang positif.
2. Identifikasi Senyawa Minyak Atsiri
Menggunakan KLT Penampak Noda
1. Disiapkan ekstrak eter (nonpolar) yang telah dibuat pada praktikum sebelumnya
2. Disiapkan fase diam yaitu plat KLT silika gel GF 254 yang telah diberi garis atas dan bawah masing-
masing 1 cm
3. Ditotolkan ekstrak eter pada plat KLT menggunakan pipa kapiler
4. kemudian dimasukkan plat KLT ke dalam Chamber dengan pinset, kemudian diamati pada lampu UV
366 nm, akan muncul beberapa senyawa berfluoresensi
5. Disiapkan alat penyemprot dan pereaksi penampak noda (pereaksi anisaldehid-H2SO4 pekat Lalu
dipanaskan 110oC selama 5-10 menit
6. kemudian plat KLT tadi disemprotkan menggunakan campuran pereaksi anisaldehid-H2SO4 pekat dan
dilakukan pada lemari asam
7. Setelah disemprotkan, diamati pada Sinar tampak, jika ekstrak eter tersebut mengandung senyawa
minyak atsiri Maka akan muncul warna hijau, biru, merah atau coklat
Identifikasi Senyawa Antrakuinon Menggunakan KLT Penampak Noda

1. Disiapkan fraksi kloroform (semi polar) yang telah dibuat pada praktikum sebelumnya
2. Disiapkan fase diam yaitu plat KLT silika gel GF 254 yang telah diberi garis batas atas dan bawah
3. dijenuhkan dalam Chamber dengan menggunakan fase gerak yaitu campuran pelarut n-propanol-etil asetat-air
(4:4:3)
4. Ditotolkan fraksi kloroform pada plat KLT menggunakan pipa kapiler
5. Kemudian dimasukkan plat KLT ke dalam chamber yang sudah jenuh lalu ditutup kembali Chamber
6. Kemudian dikeluarkan plat KLT menggunakan pinset. diamati pada lampu UV 366 nm jika berfluoresensi merah
menunjukkan adanya senyawa antrakuinon, jika berfluoresensi kuning maka menunjukkan adanya senyaawa
antron dan antranol
7. Disiapkan alat penyemprot dalam pereaksi penampak noda (pereaksi KOH 5% dalam metanol)
8. kemudian plat KLT tadi disemprotkan dengan menggunakan KOH 5% dalam etanol dan dilakukan pada lemari
asam
9. setelah disemprotkan akan muncul warna merah, jika fraksi kloroform mengandung senyawa antrakuinon dan
muncul warna kuning jika mengandung senyawa antron dan antranol baik pada Sinar tampak dan sinar UV 366
nm
HASIL PERHITUNGAN
Faktor Retardasi (Rf) minyak atsiri

No Minyak Atsiri

1 3,6

2 4,2

3 5,4

4 6,0

5 6,4

Jarak Noda Minyak Atsiri


HASIL PERHITUNGAN
Faktor Retardasi (Rf) Antrakuinon/Antron

NO Antrakuinon/Antron

1 1,6

2 2,1

3 4,4

4 5,3

5 6,1

Jarak Noda antrakuinon/ antron


PEMBAHASAN

Skrining fitokimia merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi kandungan senyawa metabolit sekunder Suatu bahan alam skrining
fitokimia dapat dilakukan secara kualitatif, semi kuantitatif, maupun kuantitatif sesuai
dengan tujuan yang diinginkan. metode skrining fitokimia secara kualitatif dapat
dilakukan melalui reaksi warna gunakan suatu reaksi tertentu (Vifta, 2018).
PEMBAHASAN
Pada identifikasi senyawa minyak atsiri menggunakan KLT penampak
noda, setelah plat KLT diseprotkan pereaksi anisaldehid-H2SO4
pekat dan diamati sinar tampak, jika ektrak eter tersebut mengandung
senyawa minyak atsiri maka akan muncul warna hijau, biru, merah
atau coklat. pada hasil praktikum terdapat bercak noda warna
coklat dan merah pada nomor 3 dan 5 , hal tersebut menandakan
pada bercak noda ke 3 dan 5 terdapat positif minyak atsiri.
Lanjutan..

Sedangkan pada identifikasi senyawa antrakuinon menggunakan KLT penampak noda setelah
disemprotkan pereksi KOH 5% dalam metanol akan muncul warna merah jika fraksi koroform
mengandung senyawa antrakuinon dan muncul warna kuning jika fraksi alkohol mengandung
antron dan antronol. Pada hasil praktikum tidak terdapat warna merah yang menandakan
negatif antrakuinon, dan terdapat warna kuning pada noda nomor 5 yang menandakan
postif terdapat antron dan antronol. sesuai dengan literatur yang didapat yaitu Antrakuinon
berupa senyawa kristal bertitik leleh tinggi, larut dalam pelarut organik basa. Senyawa ini biasa
berwarna merah, tetapi yang lainnya berwarna kuning sampai coklat, larut dalam larutan basa
dengan membentuk warna violet merah (Sindora, 2017).
Volume sampel yang ditotolkan paling sedikit 0,5 μl. Jika volume sampel yang akan ditotolkan lebih
besar dari 2-10 μl maka penotolan harus dilakukan secara bertahap dengan dilakukan pengeringan
antar totolan. Jarak antar pusat penotolan bercak sebaiknya lebih dari 1 cm, bercak sebaiknya
berdiameter antara 2-5 mm dan tidak terlalu dekat dengan ujung lempeng (sebaiknya jaraknya 1,5
cm dari ujung pada lempeng 20 × 20 cm) (Primadiamanti dkk, 2018).

Penotolan sampel yang tidak tepat akan


menyebabkan bercak yang menyebar dan
puncak ganda
Lanjutan..
No Minyak Atsiri Rf hRf
Menghitung Rf penting karena Rf merupakan
1 3,6 0,45 45% parameter karakteristik kromatografi kertas dan
2 4,2
kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran
0,525 52,5%
kecepatan migrasi suatu senyawa pada kromatogram
3 5,4 0,675 67,5% dan pada kondisi konstan merupakan besaran
4 6,0
karakteristik dan reprodusibel.
0,75 75%
5 6,4 0,8 80 %
Semakin jauh pergerakkan noda maka
No Antrakuinon Rf hRf semakin besar pula nilai Rf dan hRfnya. Nilai
RF merupakan perbandingan jarak yang
1 1,6 0,2 20% ditempuh eluen dan fase gerak pada plat KLT.
2 2,1 0,2625 26,25% nilai RF digunakan sebagai nilai perbandingan
0,55 relatif antar sampel. senyawa yang memiliki
3 4,4 55% RF yang lebih besar berarti memiliki kepolaran
4 5,3 0,6625 66,25% yang rendah (Sofiah, 2019)
5 6,1 0,7625 76,25%
Lanjutan..
Adapun faktor-faktor kesalahan pada praktikum ini salah satunya
yang dapat mempengaruhi gerak noda dalam KLT yang juga
mempengaruhi harga Rf yaitu struktur kimia dari senyawa yang
sedang dipisahkan, sifat penyerap dan derajat aktivitasnya biasanya
aktivitas
dicapai dengan pemanasan dalam oven, hal ini akan mengeringkan
molekul-molekul air yang menepati pusat-pusat serapan dari
penyerap.
Adanya ketebalan dalam ketidakrataan dari lapisan penyerap bisa
menyebabkan aliran pelarut tidak rata dalam daerah yang kecil dari
plat. Jumlah cuplikan yang digunakan terlalu berlebihan memberikan
penyebaran noda-noda dengan kemungkinan terbentuknya ekor dan
efek tak seimbang hingga akan mengakibatkan kesalahan-pkesalahan
pada nilai Rf (Lau et al., 2018).
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil perhitungan pada data minyak atsiri dan antrakuinon
yang diberikan maka didapatkan nilai Rf sebagai berikut

Identifikasi senyawa minyak atsiri menggunakan KLT penampak noda dengan


menggunakan ekstrak nonpolar eter terdapat bercak berwarna coklat dan
merah pada nomor 3 dan 5 yang menandakan postif minyak atsiri. Identifikasi
senyawa antrakuinon menggunakan KLT penampak noda dengan menggunkan
fraksi kloroform terdapat bercak noda berwarna kuning pada nomor 5 yang
menandakan postif antron dan antranol, dan negatif mengandung antrakuinon.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil perhitungan pada data minyak atsiri yang
diberikan maka didapatkan nilai Rf 0,45, 0,525, 0,675,0,75,0,8 dan nilai
hRf minyak atsiri didapat 45%, 52,5%, 67,5%, 75%, dan 80%.
Kemudian hasil nilai Rf antrakuinon yang didapat yaitu 0,2, 0,262, 0,55,
0,662, 0,762, nilai hRf antrakuinon yang didapat 20%, 26,2%, 55%,
66,2%, dan 76,2%. Identifikasi senyawa minyak atsiri menggunakan KLT
penampak noda dengan menggunakan ekstrak nonpolar eter terdapat bercak
berwarna coklat dan merah pada nomor 3 dan 5 yang menandakan postif
minyak atsiri. Identifikasi senyawa antrakuinon menggunakan KLT penampak
noda dengan menggunkan fraksi kloroform terdapat bercak noda berwarna
kuning pada nomor 5 yang menandakan postif antron dan antranol, dan
negatif mengandung antrakuinon.
DAFTAR PUSTAKA
Lau Ambo H. Sulfiyana, dkk. 2018. Identifikasi Fitokimia Ekstrak Metanol Daun Paliasa (Melochiumbellata (Houtt) stapf)
Dari Desa Renggarasi Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Akademi Farmasi Sandi Karsa. Makassar.

Primadiamanti Annisa, dkk . 2018. IDENTIFIKASI HIDROKUINON PADA KRIM PEMUTIH RACIKAN YANG holEDAR
DI PASAR TENGAH BANDAR LAMPUNG SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT). Jurnal Analisis Farmasi.
Indonesia Lampung.

Sofiah, Baiq, et all. 2019. Skrining Fitokimia Dan Potensi Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Hijau Dan Daun
Merah Kastuba. Jurnal Ilmu Kefarmasi Indonesia. Vol. 17, No.1, Hal:27-33.

Sulistiana Ulfah, dkk. 2018. Sintesis Senyawa Turunan Antrakuinon Menggunakan Vanilil Alkohol dan Ftalat
Antihidrida. Universitas Tanjungpura. Pontianak.

Suardhika, I.M, dkk. 2018. Perbandingan Pengaruh Lama Pengeringan


Terhadap Rendemen Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis (Citrus Sinensis) dengan Destilasi Uap dan Identifikasi Linalool
Dengan KLT-Spektrofotodensitometri. Universitas Udayana.
Jimbaran.

Sindora, Gloria. et all. 2017. Identifikasi Golongan Senyawa Antraquinon Pada Fraksi Kloroform Akar Kayu Mengkudu
(Morinda Citrifolia, L). JKK, Tahun 2017, Vol 6(1), halaman 37-41.

Vifta, Rissa Laila. 2018. Skirting Fitokimia, Karakterisasi Dan Penentuan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Dan Fraksi-
Fraksi Buah Parijoto. Prosiding Seminar Nasional Unimus. Vol. 1, Hal 9.

Anda mungkin juga menyukai