Anda di halaman 1dari 7

HasniarVol.

GALENIKA Journal of Pharmacy et al./Galenika


1 (1) : 9 - 15Journal of ISSN : 2442-8744
March 2015

FORMULASI KRIM ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN KAPAS (Gossypium sp.)

ANTIOXIDANT CREAM FORMULATION OF Gossypium sp. LEAF EXTRACT

Hasniar1*, Yusriadi1, Akhmad Khumaidi1


Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia
1

Received 25 Desember 2015, Accepted 30 Januari 2015

ABSTRAK

Daun kapas (Gossypium sp.) merupakan salah satu tanaman yang mengandung flavonoid yang dapat
berfungsi sebagai antioksidan.Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kombinasi asam stearat dan
trietanolamin yang berfungsi sebagai emulgator pada krim serta mengetahui aktivitas antioksidan krim ekstrak
daun kapas. Krim diformulasi dengan variasi emulgator asam stearat dan trietanolamin yaitu F1 (8% : 2%), F2
(12% : 3%), F3 (16% : 4%). Pengujian dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-28. Evaluasi sediaan mencakup uji
organoleptis, homogenitas, viskositas, pH, dan tipe krim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi
konsentrasi emulgator memenuhi mutu sediaan dengan beberapa parameter yakni organoleptis, homogenitas,
tipe krim dan viskositas. pH krim tidak memenuhi syarat yang ditentukan yakni 4,5-6, namun masih berada
dalam kisaran pH netral (pH±7). Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t-student dan uji ANOVA untuk
mengetahui mutu sediaan krim. Aktivitas antioksidan krim mempunyai daya peredaman yang besar pada hari
ke-1 yaitu nilai persen peredaman DPPH untuk F1, F2 dan F3 berturut-turut sebesar 80,73%, 83,05% dan
83,51% dan setelah penyimpanan pada hari ke-28 nilai persen peredaman DPPH untuk F1, F2, dan F3 berturut-
turut sebesar 80,43%, 82,49% dan 79,02%. Krim yang memenuhi stabilitas mutu sediaan krim yaitu krim F1
dengan menggunakan emulgator trietanolamin dan asam stearat dengan konsentrasi 8% : 2%.

Kata kunci : Ekstrak daun kapas, antioksidan, emulgator.

ABSTRACT

Gossypiumsp. leaf is one of the plants that contain flavonoids that can act as antioxidants. This study aims to
look at the effect of combination of the stearic acid and triethanolamine which function as emulsifier in creams
and determine antioxidant activity of cream Gossypium sp. leaf extract. Cream is formulated with a variety of
stearic acid and triethanolamine emulsifier that F1 (8%: 2%), F2 (12%: 3%), F3 (16%: 4%). Tests carried out at
the first day and the28th days. Evaluation preparations include organoleptic test, homogeneity, viscosity, pH, and
type of the cream. The results showed that the variation of concentration of emulsifier that fill quality
preparations with some parameters such as organoleptic, homogeneity, the type ofcream and viscosity. pH of
cream does not qualify are 4.5-6, but still in the neutral pH range (pH ±7). Antioxidant activity of the cream has
alarge reduce power at the first day DPPH reduce percent value for F1,F2,and F3 are 80,73%, 83,05% and
83,51% respectively, while after the storage at the 28 th days DPPH reduce percent value for F1, F2, and F3 are
80,43%, 82,49% and 79,02% respectively. Preparation creams that fill physical quality cream is F1 by using
emulsifier triethanolamine and stearic acid with a concentration of 8%: 2%.

Keywords : Gossypium sp. leaf extract, antioxidant, emulsifier

*Coresponding author : Hasniar, Hasniar_hs@yahoo.co.id

1
Hasniar et al./Galenika Journal of

PENDAHULUAN Salah satu bahan yang biasa digunakan


Radikal bebas merupakan salah satu sebagai emulgator dalam sediaan krim adalah
bentuk senyawa oksigen reaktif, yang secara asam stearat dan trietanolamin. Asam stearat
umum diketahui sebagai senyawa yang digunakan dalam krim yang mudah dicuci
dengan air, sebagai zat pengemulsi untuk
memiliki elektron yang tidak berpasangan. memperoleh konsistensi krim tertentu serta
Adanya elektron yang tidak berpasangan untuk memperoleh efek yang tidak
menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif menyilaukan pada kulit. Jika asam stearat
mencari pasangan, dengan cara menyerang dan digunakan sebagai pengemulsi, maka
mengikat elektron molekul yang berada di umumnya kalium hidroksida atau
sekitarnya. Dampak reaktivitas senyawa trietanolamin ditambahkan secukupnya agar
bereaksi dengan 8% sampai 20% asam stearat
radikal bebas bermacam-macam, mulai dari
(Lachman, 2008).
kerusakan sel atau jaringan, penyakit Oleh karena itu dalam penelitian ini,
autoimun, penyakit degeneratif hingga kanker ekstrak daun kapas diformulasi dalam bentuk
(Winarsi, 2007). Langkah yang tepat untuk sediaan setengah padat yaitu krim dengan
menghadapi radikal bebas adalah dengan perbandingan emulgator asam stearat dan
mengurangi paparannya atau mengoptimalkan trietanolamin yang bertujuan untuk
pertahanan tubuh melalui aktivitas antioksidan mengetahui formula krim yang memiliki
kestabilan yang baik yang memenuhi
(Maulida dan Zulkarnaen, 2010).
parameter mutu sediaan dengan perbandingan
Salah satu tanaman yang mengandung konsentrasi emulgator asam stearat dan
senyawa antioksidan adalah daun kapas trietanolamin serta mengetahui aktivitas
(Sutikno, 2000). Daun kapas mengandung antioksidan krim ekstrak daun kapas.
tanin, flavonoid, saponin, dan steroid.
Berdasarkan hasil penelitian Kumar et al METODE PENELITIAN
(2011) yang menyatakan bahwa daun kapas Bahan
mempunyai IC50 sebesar 44,69 µg/mL, dapat Daun kapas (Gossypium sp.), DPPH
dijadikan sumber antioksidan dan dapat (Sigma Aldrich®), etanol absolut (Merck®),
mencegah penyakit yang disebabkan radikal asam stearat, setil alkohol, parafin cair,
bebas. gliserin, trietanolamin, metil paraben, propil
Untuk mengatasi penuaan, kerusakan paraben, akuades, vitamin C murni, etanol
jaringan pada kulit, serta untuk melindungi teknis 96%, minyak mawar, asam klorida
dan untuk perawatan kulitbiasanya digunakan (HCl), Serbuk Mg, besi III clorida (FeCl3),
sediaan dalam bentuk topikal seperti krim asam sulfat (H2SO4), asam asetat (CH3COOH),
antioksidan (Kosasih dkk, 2006).
Eter, pereaksi Bouchardat, pereaksi
Krim merupakan sediaan setengah
Dragendorff.
padat, berupa emulsi yang mengandung bahan
dasar yang sesuai dan mengandung air tidak
Metode
kurang dari 60%. Krim ada dua tipe, yaitu
Pembuatan Ekstrak
krim tipe minyak dalam air (M/A) dan tipe air
Serbuk kering daun kapas di ekstraksi
dalam minyak (A/M). Krim yang mudah
secara maserasi menggunakan pelarut etanol
dicuci dengan air adalah tipe krim (M/A) yang
96%, disimpan selama 3 x 24 jam, kemudian
ditujukan untuk penggunaan kosmetik
disaring. Ekstrak cair yang diperoleh diuapkan
(Syamsuni, 2006).
dengan menggunakan rotavapor sampai
Emulgator adalah surfaktan yang
diperoleh ekstrak kental.
mengurangi tegangan antarmuka antara
minyak dan air, mengelilingi tetesan-tetesan
Pengujian Aktivitas Antioksidan Dengan
terdispersi dengan lapisan yang kuat sehingga
Metode DPPH
mencegah koalesensi dan pemecahan fase
Larutan Baku DPPH (0,5 mM) dibuat
terdispersi. Kestabilan emulsi terutama
dengan melarutkan 9,812 mg DPPH dengan
dipengaruhi oleh variasi dan jumlah emulgator
etanol absolut hingga 50,0 mL. Kemudian
(Anief, 2008). Sifat fisik dan stabilitas sediaan
pengujian serapan blanko dilakukan dengan
krim akan menentukan keefektifan sediaan
cara memipet 5 mL dari larutan baku DPPH
saat diaplikasikan pada kulit.
dan dicukupkan volumenya hingga 25,0 mL

2
Hasniar et al./Galenika Journal of

(200 ppm) dengan etanol absolut dalam labu Pembuatan Krim


tentukur dan diukur absorbansinya dengan Krim dibuat dengan cara meleburkan
spektrofotometer UV-VIS pada panjang berturut-turut fase minyak asam stearat, setil
gelombang 517 nm. alkohol, propil paraben, parafin cair di atas
Untuk pembuatan larutan vitamin C dan penangas air pada suhu 50oC. Pada wadah
ekstrak daun kapas yang akan diuji aktivitas lain,membuat fase air dengan cara melarutkan
antioksidannya yaitu dengan melarutkan 25 metil paraben dan trietanolamin dalam
mg vitamin Cdalam air bebas CO2lalu aquadest dan dipanaskan hingga suhu 70oC.
dihomogenkan dan dicukupkan volumenya Ekstrak daun kapas dimasukkan ke dalam
hingga 25,0 mL (1000 ppm). Sedangkan untuk mortir dan dilarutkan dengan gliserin,
ekstrak daun kapas dibuat dengan melarutkan kemudian ditambahkan fase air sedikit demi
25 mgekstrak daun kapas dengan etanol sedikit digerus sampai homogen, setelah itu
absolut, dan dicukupkan volumenya dengan ditambahkan fase minyak sedikit demi sedikit
etanol absolut hingga 25,0 mL (1000 ppm). lalu digerus sampai homogen, selanjutnya
Masing-masing larutan tersebut dipipet 3 mL, ditambahkan minyak mawar secukupnya,
ditambahkan 5 ml DPPH blanko lalu setelah itu dihomogenkan. Kemudian krim
dicukupkan volumenya sampai 25,0 mL (120 dimasukkan ke dalam wadah.
ppm) dengan etanol absolutlarutan ini
kemudian dihomogenkan dan dibiarkan selama Kontrol Kualitas krim
30 menit, dan diukur absorbansinya dengan Evaluasi sediaan krim yang dilakukan
spektrofotometer UV-VIS pada panjang meliputi pengujian mutu fisik krim yaitu :
gelombang 517 nm (Sinaga, 2009). organoleptik, homogenitas, viskositas, pH, tipe
Aktivitas antioksidan dinyatakan dengan krim dan evaluasi stabilitas fisik pada hari ke-
persen peredaman DPPH. Besarnya daya 1 dan hari ke-28 yang di
antioksidan dihitung dengan rumus : simpanpadasuhukamar. Serta pengujian
aktivitas antioksidan sediaan krim ekstrak
% Peredaman radikal = daun kapas pada hari ke-1 dan hari ke-28.

(
Serapan kontrol − Serapan sampel
) x 100%
Pengujian aktivitas antioksidan krim
Serapan kontrol
dengan metode DPPH
\Keterangan : - Serapan kontrol (Pelarut + DPPH) Pengujian aktivitas antioksidan
- Serapan sampel (Pelarut + DPPH sediaan krim yaitu dengan cara menimbang
ekstrak daun kapas) 0,1 gram sediaan lalu dilarutkan dengan etanol
absolut, dan dicukupkanvolumenya dengan
Formula Krim Antioksidan etanol absolut hingga 100,0 mL. Larutan
Tabel 1. Komposisi formula krim tersebut dipipet 3 mL, ditambahkan 5 mL
antioksidan ekstrak daun kapas DPPH blanko dan dicukupkanvolumenya
hingga 25,0 mL (120 ppm) dengan etanol
Konsentrasi (%) absolut dandidiamkan selama 30 menit lalu
BAHAN Formula Formula Formula diukur absorbansinya dengan spektrofotometer
1 2 3 pada panjang gelombang 517 nm.
Ekstrak daun
3 3 3 HASIL DAN PEMBAHASAN
kapas
Asam Stearat 8 12 16 Hasil
Trietanolamin 2 3 4 Simplisia daun kapas diekstraksi dengan
Setil alkohol 2 2 2 metode maserasi menggunakan pelarut etanol.
Hasil ekstrak kental daun kapas yang diperoleh
Parafin cair 2 2 2
sebanyak 64,92 gram dengan rendemen
Propil paraben 0,02 0,02 0,02
11,57%.
Metil paraben 0,18 0,18 0,18 Hasil uji aktivitas antioksidan
Gliserin 10 10 10 menunjukkan bahwa persen peredaman
Minyak 0,5 0,5 0,5 ekstrak daun kapas sebesar 92,90% dan persen
mawar peredaman vitamin C yang digunakan sebagai
Akuades ad 100 ad 100 ad 100 pembanding sebesar

3
Hasniar et al./Galenika Journal of

Tabel 2. Hasil pemeriksaan sediaan


Pemeriksaa Sediaan krim
n F1 H1 F1 H28 F2 H1 F2 H28 F3 H1 F3 H28
Organolepti Warna hijau Warna hijau Warna hijau Warna hijau Warna hijau Warna hijau
s tua, wangi kehitaman, tua, wangi kehitaman, tua, wangi kehitaman,
minyak wangi minyak minyak wangi minyak wangi minyak
mawar, tidak mawar, tidak mawar, tidak minyak mawar, tidak mawar, tidak
terjadi terjadi terjadi mawar, tidak terjadi terjadi
pemisahan pemisahan pemisahan terjadi pemisahan pemisahan
fase, fase, fase, pemisahan fase, fase,
membentuk membentuk membentuk fase, membentuk membentuk
konsistensi konsistensi konsistensi membentuk konsistensi konsistensi
setengah setengah setengah konsistensi setengah setengah
padat. padat. padat. setengah padat. padat
padat.
Homogen-
Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
itas
Tipe emulsi m/a m/a m/a m/a m/a m/a
pH 7,04 ±0,02 6,91 ±0,02 7,00 ±0,04 6,82 ±0,02a 6,90 ±0,02 6,71 ±0,01

Viskositas 32666±288,68 38833±4645,79 35000±7365,46 40000 ±1000 74333±2081,67 89000±1000a

Pemisahan Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
fase krim pemisahan pemisahan pemisahan pemisahan pemisahan pemisahan
fase dan fase dan fase dan fase dan fase dan fase dan
pecahnya pecahnya pecahnya pecahnya pecahnya pecahnya
emulsi, emulsi, warna emulsi, warna emulsi, emulsi, warna emulsi, warna
warna hijau berubah hijau tua, warna hijau tua, berubah
tua, wangi menjadi hijau wangi minyak berubah wangi minyak menjadi hijau
minyak tua mawar, tidak menjadi hijau mawar, tidak tua kehitaman,
mawar, tidak kehitaman, terdapat tua terdapat wangi minyak
terdapat wangi minyak pertumbuhan kehitaman, pertumbuhan mawar, tidak
pertumbuha mawar, tidak jamur. wangi jamur. terdapat
n jamur. terdapat minyak pertumbuhan
pertumbuhan mawar, tidak jamur.
jamur. terdapat
pertumbuhan
jamur.
Aktivitas
80,73 ±0,19 80,43 ±0,20a 83,05 ±0,23 82,49 ±0,36a 83,51 ±0,19 79,02 ±0,16a
antioksidan
Keterangan : a = Menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, F1 H 1 = Krim 1 hari ke-1, F1 H 28 =
Krim 1 hari ke-28, F2 H 1 = Krim 2 hari ke-1, F2 H 28 = Krim 2 hari ke-28, F3 H1 = Krim 3 hari ke-1,
F3 H28 = Krim 3 hari ke-28.

Pembahasan menyumbangkan elektron pada DPPH


Pengujian aktivitas antioksidan terhadap menghasilkan perubahan warna dari ungu
ekstrak yaitu dengan metode peredaman menjadi kuning (Jaya dkk, 2012). Penentuan
DPPH yang merupakan radikal bebas atau zat aktivitas antioksidan dengan menggunakan
pengoksidan yang stabil. Metode ini dapat metode peredaman DPPH dinyatakan dengan
digunakan untuk mengevaluasi aktivitas nilai peredaman DPPH dimana semakin besar
antioksidan pada ekstrak tanaman dan nilai peredamannya maka semakin besar juga
makanan. Keberadaan antioksidan akan nilai aktivitas antioksidannya. Nilai 0% berarti
menetralisasi radikal DPPH dengan larutan uji tidak mempunyai daya peredaman

4
Hasniar et al./Galenika Journal of

radikal bebas, sebaliknya nilai 100% berarti pada kisaran pH netral (pH 7) sehingga tidak
larutan uji mempunyai daya peredaman yang terlalu bersifat basa (pH 7). Menurut SNI
besar (Haryoto dkk, 2007). (1996) “kulit yang memiliki pH 4,5 - 6,5 dapat
Ekstrak daun kapas mengandung beradaptasi dengan baik saat berinteraksi
senyawa flavonoid, tanin,saponin, terpenoid dengan bahan yang memiliki pH antara 4,5-
dan fenolat. Senyawa-senyawa tersebut 8.0”.
termasuk ke dalam golongan senyawa yang Pengujian viskositas dilakukan dengan
memiliki aktivitas sebagai antioksidan kecepatan 2 rpm dan menggunakan spindel
(Hernawan dan Setyawan, 2003; Pratiwi dkk, No. 6. Sediaan krim formula F1 memiliki
2010; Sukmiwati, 2012; Lolaen dkk, 2013) konsistensi yang lunak, krim formula F2
yang dapat menangkap radikal bebas karena kental dan formula F3 mempunyai konsistensi
mengandung gugus hidroksil yang berfungsi yang sangat kental. Hal ini disebabkan karena
sebagai reduktor sehingga dapat bertindak konsentrasi emulgator yang berperan dalam
sebagai donor hidrogen terhadap radikal bebas pembentukan konsistensi krim dalam setiap
(Silalahi, 2006). formula berbeda. Hasil analisis statistik uji t-
Hasil pengamatan organoleptis terhadap student terhadap perubahan viskositas pada
formula krim F1, F2 dan F3 diperoleh hasil hari ke-1 dan hari ke-28 menunjukkan bahwa
dari ketiga formula yaitu berwarna hijau tua, data yang diperoleh pada sediaan krim F1 dan
beraroma mawar, membentuk konsistensi F2 tidak memiliki perbedaan yang signifikan
setengah padat dan tidak mengalami sedangkan sediaan krim F3 mengalami
pemisahan fase. Hasil pengamatan perbedaan yang signifikan. Sedangkan pada uji
organoleptis pada hari ke-28 krim F1, F2, F3 ANOVA menunjukkan bahwa pada krim F1
tidak mengalami perubahan bau dan dan F2 terdapat perbedaan yang signifikan
mengalami perubahan warna dari hijau tua pada krim F3. Hal ini disebabkan karena
menjadi hijau kehitaman. Adanya perubahan tingginya konsentrasi emulgator pada sediaan
warna yang terjadi pada sediaan dipengaruhi krim F3 sehingga menyebabkan konsistensi
oleh oksidasi dimana senyawa antioksidan krim menjadi lebih meningkat selama
mudah mengalami oksidasi sehingga penyimpanan.
menyebabkan perubahan warna selama Berdasarkan hasil analisis statistik uji t-
penyimpanan (Lachman, 2008).Hasil studentdan ANOVA aktivitas antioksidan
pengujian homogenitas krim F1, F2, F3 ketiga sediaan krim mengalami perbedaan
menunjukkan ketiga krim memiliki yang signifikan pada hari ke-28. Hal ini
homogenitas yang baik. disebabkan karena sediaan krim mengalami
Hasil pengujian tipe krim F1, F2, F3 oksidasi selama penyimpanan.
pada hari ke-1 dan hari ke-28 membentuk tipe Kesimpulan yang diperoleh dari
krim minyak dalam air (m/a). Hal ini penelitian ini adalahhasil penelitian
disebabkan karena volume fase terdispersi menunjukkan bahwa variasi konsentrasi
(fase minyak) yang digunakan dalam sediaan emulgator memenuhi mutu sediaan dengan
krim lebih kecil dari fase pendispersi (fase air), beberapa parameter yakni organoleptik,
sehingga fase minyak akan terdispersi ke homogenitas, tipe krim dan viskositas. pH
dalam fase air membentuk emulsi tipe minyak sediaan krim tidak memenuhi syarat yang
dalam air m/a (Lachman, 2008). ditentukan yakni 4,5-6, namun masih berada
Perubahan pH yang terjadi pada sediaan dalam kisaran pH netral (pH ±7). Formula
sama dengan teori yang dikemukakan oleh yang memenuhi parameter uji kestabilan fisik
Hadyanti (2008) yaitu perubahan pH sediaan adalah krim F1 yang mengandung
disebabkan karena perubahan kimia zat aktif ekstrak daun kapas dengan perbandingan
atau zat tambahan dalam sediaan, pengaruh emulgator asam stearat dan trietanolamin
wadah penyimpanan, pengaruh pembawa atau (8%:2%).Aktivitas antioksidan ke tiga formula
lingkungan, pengaruh CO2 karena CO2 krim ekstrak daun kapas memiliki aktivitas
bereaksi dengan fase air sehingga berubah antioksidan yang baik dengan persen
menjadi asam.Hasil pengukuran pH yang peredaman antara 79,02% sampai 82,49%
diperoleh pada sediaan krim F1, F2, F3 tidak hingga 28 hari penyimpanan.
sesuai dengan pH kulit yang seharusnya 4,5-
6,5 (Tranggono, 2007). Akan tetapi pH yang
dimiliki ketiga sediaan tersebut masih berada

5
Hasniar et al./Galenika Journal of

DAFTAR PUSTAKA Maulida, D., & Zulkarnaen, N. (2010).


Anief, M.(2008). Ilmu Meracik Obat Teori Ekstraksi Antioksidan (Likopen) dari
dan Praktik.Yogyakarta. Gadjah Mada Buah Tomat Dengan Menggunakan
University Press. Solven Campuran, n-Heksan, Aseton
dan Etanol, (Skripsi). Universitas
Budiman, M.H.(2008). UjiStabilitas Fisik dan Diponegoro. Semarang.
Aktivitas Antioksidan Sediaan Krim
yang Mengandung Ekstrak Kering Pratiwi, P., Suzery, M., Cahyono, B.C (2010).
Tomat (Solanum licopersicum L.) Total Fenolat dan Flavonoid dari
(Skripsi). Universitas Indonesia. Depok. Ekstrak dan Fraksi Daun Kumis Kucing
(Orthosiphon stamineus B.) Jawa
Hadyanti.(2008).Pengaruh Tretinoin Terhadap Tengah Serta Aktivitas Antioksidannya.
Penetrasi Kafein dan Aminofilin Jurnal Sains dan Matematika (JSM),
Sebagai Antiselulit Dalam Sediaan, 18(4).
Krim, Gel, dan Salep Secara In Vitro.
Universitas Indonesia. Depok. Silalahi, J. (2006). Makanan Fungsional.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Hernawan, U. E. & Setyawan, A.D.
(2003).Review : Ellagitanin; Biosintesis, Sinaga, I. (2009). Skrining Fitokimia dan Uji
Isolasi, dan Aktivitas Biologi, Jurnal Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak
Biofarmasi 1(1). Etanol Buah Terong Belanda (Solanum
betaceum Cav.) (Skripsi). Universitas
Indrayani, I.& Sumartini, S. (2012). Pengaruh Sumatera Utara. Medan.
Kerapatan Bulu Daun Dan Kelenjar
Gosipol Terhadap Infestasi Hama Siswati, N.D., Juni, Junaini. (2010).
Pengisap Daun Amrasca Biguttula Pemanfaatan Antioksidan Alami
Ishida dan Penggerek Buah Helicoverpa Flavonol Untuk Mencegah Proses
Armigera Hubner Pada Kapas. Jurnal Ketengikan Minyak Kelapa. Jurnal
Vol 18(3). Teknologi Pangan, 4(1).
Ketaren, S. (2008). Pengantar Teknologi
Minyak dan Lemak Pangan. Universitas SNI 16-4399-1996.(1996). Sediaan Tabir
Indonesia (UI) Press.Jakarta. Surya. Badan Standarisasi Nasional.
Jakarta.
Kosasih, E, N., Tony, S. & Hendro, H. (2006).
Peran Antioksidan pada Lanjut Usia. Sukmiwati, M. (2012). Uji Aktivitas
Pusat Kajian Nasional Masalah Lanjut Antioksidan Pada 16 Spesies Teripang
Usia. Jakarta. Yang Ditemukan Pada Perairan Natuna
Kepulauan Riau, Prosiding Semirata
Kumar, S.P., Singh S.S., Singh Naruka, P., BKS PTN-B MIPA. Universitas Riau.
Mayur, P. (2011). In-vitro Antioxidant Riau.
Activity of Gossypium herbaceum L.
International Research Journal of Sutikno, I. (2000). Tanaman Kapas Kaitannya
Pharmacy, 2( 7). Dengan Gosipol. Balai Penelitian
Ternak, Wartazoa, 10(1).
Lachman, L. (2008). Teori dan Praktek
Farmasi Industri II. Penerbit UI-Press. Syamsuni. (2006). Farmasetika Dasar dan
Jakarta. Hitungan Farmasi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Lolaen, L. A. C. H., Fatimawali, Citraningtyas,
G. (2013). Uji Aktivitas Antioksidan
Kandungan Fitokimia Jus Buah
Gandaria (Bouea macrophylla Griffith).
Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi
Unsrat, 2(02).

6
Hasniar et al./Galenika Journal of

Tranggono, I.R. & Latifah, F. (2007). Buku Winarsi, H. (2007). Antioksidan Alami dan
Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Radikal Bebas. Penerbit Kanisius.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai