Oleh :
Lina Kurniawati, S.Pd., M.Sc
1. RHEOLOGY
(Ilmu tentang Sifat Alir Zat/Larutan)
Antara lain mempelajari viscosity (kekentalan),
pembuatan formulasi sediaan suspensi dan
emulsi
2. HYGROSCOPISITY
(Penarikan Lembab)
Antara lain mempelajari kelembaban RH
ruang, RH0 bahan obat, sifat higroskopisitas
bahan obat, kaitannya dengan stabilitasnya.
RHEOLOGY
2. Di industri farmasi:
a. pengisian sediaan cair dalam wadah (botol,
ampul, tube dsb),
b. Saran dari Scott-Blair: diaplikasikan pada for-
mulasi sediaan sirup, injeksi suspensi, emulsi,
cream, tablet salut dan supositoria
c. Untuk formulasi cream, pasta atau lotion dengan
konsistensi dan kelembutan yang dapat diterima
pasien, dengan hasil produk reprodusible.
Sifat-sifat reologi dari system farmasetik
dapat mempengaruhi pemilihan alat yang
akan digunakan untuk memproses produk
tersebut dalam pabriknya. Lebih-lebih lagi
tidak adanya perhatian terhadap pemilihan
alat ini akan berakibat diperolehnya hasil
yang tidak diinginkan, paling tidak dalam
karekteristik alirannya (Martin, 1993).
APLIKASI RHEOLOGY dalam Farmasi
Aliran
Pseudoplastik (3) Aliran Newton (1)
f F = F’/A (dyne/cm-2)
Gambar: Berbagai macam tipe Rheogram :
( 1 ). Rheogram tipe alir Newton ( 2 ) tipe alir Plastik
( 3 ). tipe alir Pseudoplastik, ( 4 ).Tipe alir dilatan
PENGGOLONGAN ALAT
F'
F = shearing stress
A
=gaya per satuan luas yang diperlukan untuk
menyebabkan aliran.
SISTEM NEWTON
Mengikuti hukum aliran Newton
Makin besar viskositas suatu cairan, makin
besar gaya per satuan luas yang diperlukan
untuk menghasilkan suatu rate of shear
tertentu.
F' dv F
.
A dr G
Di mana : = koefisien viskositas ~
viskositas
Satuan viskositas : poise = dyne detik cm-2
Cps (centipoise) = 0,01 poise
(2)
fluidity ( 2 )
Rate of shear
Shearing Stress, S, atau gaya yang
diperlukan per satuan luas berbanding lurus
dengan kecepatan aliran yang dihasilkan
atau Rate of Shear, G.
Shearingstress
15
dv 10
500 s -1
dr 2102
Data berikut menunjukan laju geser seb agai fungsi dari tekanan
geser suatu cairan Newton pada suhu kamar. Plotkan data tersebut
dan tentukan fluiditas dan viskositas an tersebut.
cair
Laju geser (rate of shear, s-1) 200 400 600 800 1000
Tekanan geser (shear stress,dyne/cm2) 50 100 150 200 250
y2 y1 1000 200 1
x2 x1 250 50
4 cm2 / dyne s 1
0,25 poise 25 cp
4
Ketergantungan Temperatur dan Teori
viskositas
Viskositas gas meningkat dengan naiknya
temperatur
Viskositas cairan menurun jika temperatur
dinaikkan
Fluiditas kebalikan dari viskositas
Fluiditas cairan meningkat jika temperatur
dinaikkan
PENGARUH SUHU/TEMPERATUR TERHADAP
VISKOSITAS
1. Suatu zat dapat berubah fase: padat, cair atau gas oleh
pengaruh suhu.
2. Perbedaan viskositas masing-masing sangat jauh; fase padat
tak terhingga, fase gas sangat kecil, dan fase cair
berada di antaranya.
3. Dalam fase cair hubungan viskositas dan suhu, dapat
dinyatakan dengan persamaan Arrhenius:
Ea
Ae RT
Non
Newton
Tidak
Dipengaruhi
Dipengaruhi
Waktu
Waktu
Rate of shear
titik (0,0), tetapi memotong
sumbu shearing stress, dikenal
dengan harga yield (yield value)
yang disimbolkan f
Harga f ini diasumsikan f
sebagai titik perubahan fase
Shearing stress
padat ke fase cair dengan
naiknya tekanan, dan
merupakan indikasi kekuatan
flokulasi partikel-partikelnya
Harga stress dibawah yield value, zat
bertindak sebagai bahan elastis (seperti
zat padat
Kemiringan rheogram disebut mobility ≈
fluiditas pada sistem Newton.
Kebalikannya adalah viskositas plastis = U
U
F f
G
f= yield value
dalam dyne cm-2
SISTEM
NONNEWTON
19
Aliran Plastik
Viskositas
U
F f UG=F-f
plastik, U:
G F=UG+f F
Yield value: berapa kali botol dikocok agar produk
mengalir, atau seberapa gaya yang diperlukan agar salep
atau krim menyebar di permukaan kulit
G
Contoh soal :
Suatu bahan plastis diketahui mempunyai yield
value 5200 dyne cm-2. Pada shearing stress di
atas yield value, F ditemukan meningkat secara
linear dengan meningkatnya G. Jika rate of
shear 150 dt-1 pada saat F = 8000 dyne cm-2,
hitung viskositas plastis sampel tsb !
2. Aliran Pseudopastis
Contoh : dispersi
cair dari tragakan,
Na alginat, metil
Rate of shear
selulosa, CMC Na
Viskositas
berkurang dengan
meningkatnya rate
of shear (cairan
menjadi encer) Shearing
Disebut shear stress
thinning system
Aliran Pseudoplastik
F N
η'G Log G= N log F – log ’
A LIRAN P SEUDOPLASTIS
Kurva tidak linier dan tidak ada yield value
(melengkung)
Viskositas menurun dengan meningkatnya
rate of share
Terjadi pada molekul berantai panjang
seperti polimer-polimer termasuk gom,
tragakan, na-alginat, metil selulosa,
karboksimetilselulosa
Meningkatnya shearing stress menyebabkan
keteraturan polimer sehingga mengurangi
tahanan dan lebih meningkatkan rate of
share pada shearing stress berikutnya
24
Dipengaruhi Waktu
1.THIXOTROPY
1. Thixotropy adalah suatu pemulihan isotermik yang lambat
pada pendiaman suatu bahan yang kehilangan
konsistensinya karana shearing
2. Terbentuk karena ada pemecahan struktur oleh adanya
shear, tetapi tidak segera terbentuk kembali setelah shear
dihentikan
3. Pada rheogramnya, antara kurva naik tidak berimpit
dengan kurva turun. Kurva turun berada di sebelah kiri
kurva naik, dan celah yang terbentuk disebut ” hysterisis
loop”
4. Ketika ada shear terjadi aliran, struktur pecah
menga-lami transformasi dari gel sol, terjadi shear
thinning, setelah shear dihilangkan struktur semula tidak
segera terbentuk.
5. Rheogram yang terbentuk sangat tergantung pada: laju
peningkatan shear, laju pengurangan shear, lama perlakuan
dv/dt (2) (1)
(det -1)
histerisis loop
histerisis loop
f F/A (dyne/cm-2)
Gambar: Rheogram yang menunjukkan adanya thiksotropi:
( 1 ) tipe alir plastik thiksotropi
( 2 ). tipe alir pseudoplastik thiksotropi
2. Aliran Rheopeksi
Rheopeksi adalah suatu
gejala dimana suatu sol R
membentuk suatu gel lebih a
cepat jika diaduk perlahan- t
lahan atau kalau di shear e
daripada jika dibiarkan O
membentuk gel tersebut f
tanpa pengadukan. Dalam S
suatu sistem reopektis, gel h
tersebut adalah bentuk a
keseimbangan. Sedangkan r
dalam anti tiksotropi e
r t P
4
8l V
Karena P tergantung pada kerapatan cairan (),
maka :
K t P K t
1 1 t 1
2 2 t 2
Contoh soal
Jika waktu yang dibutuhkan aseton untuk
mengalir antara kedua tanda pada viskometer
Ostwald adalah 45 detik, untuk air adalah 100
detik (250C).Diketahui kerapatan aseton
0,788 gram cm-3, kerapatan air 0,997 gram
cm-3 dan viskositas air 0,8904 cps.Berapa
viskositas aseton ?
2. Viskometer Bola Jatuh
Disebut viskometer Hoeppler
Prinsip :
Suatu bola gelas/besi jatuh ke bawah
dalam suatu tabung gelas yang hampir
vertikal, mengandung cairan uji pada
temperatur konstan. Laju jatuhnya bola
dengan dan tertentu adalah kebalikan
fungsi viskositas sampel tersebut.
t ( S b Sf ) B
Dimana :
t : waktu (lamanya bola jatuh)
Sb : Gravitasi jenis dari bola
Sf : Gravitasi jenis dari cairan
B : Konstanta bola
3. Viskometer ‘Cup’ and ‘Bob’
Prinsip :
Sampel di’shear’ dalam ruang antara dinding
luar, ‘bob’ (rotor) dan dinding dalam
mangkuk (‘cup’).
Prinsip kerjanya simple digeser dalam
ruangan antara dinding luar dari bob dan
dinding dalam dari cup dimana bob masuk
persis ditengah – tengah. Kelemahan
viscometer ini adalah terjadinya aliran
sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi
di sepanjang keliling bagian tube sehingga
menyebabkan penurunan konsentrasi ini
menyebabkan bagian tengah zat yang ditekan
keluar memadat.
4. Viskometer Kerucut dan Lempeng
Contoh : viskometer Ferranti – Shirley
Prinsip :
Kerucut dikemudikan motor dengan
kecepatan yang berubah-ubah, sampel
dishear di antara lempeng yang diam dan
kerucut yang berputar. Rate of shear : rpm
(dengan dial pemilih). Shearing stress :
puntiran (dibaca pada skala penunjuk).
Cara pemakaiannya dengan cara sampel
ditempatkan ditengah – tengah papan,
kemudian dinaikan sehingga posisi
dibawah kerucut. Kerucut digerakan oleh
motor dengan bermacam kecepatan dan
sampelnya digeser kedalam ruang
semitransparan yang diam dan kemudian
kerucut yang berputar.
Untuk cairan Untuk cairan plastis :
Newton
T Tf
T UC
C v
v
dimana : f C f x Tf
C = konstanta alat
T = puntiran (torque)
V = rpm