Anda di halaman 1dari 56

Rheologi

Oleh :
Lina Kurniawati, S.Pd., M.Sc

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


Rheologi
 Rheology: rheo (mengalir) dan logos (ilmu)
Menggambarkan aliran zat cair dan perubahan
bentuk(deformasi) zat padat.

 Kekentalan (viskositas, viscosity) : resistansi zat


cair untuk mengalir; semakin tinggi viskositas
cairan akan semakin besar resistansinya (tahanan).

 Farmasi: penerapan bidang formulasi dan analisis


produk farmasi misalnya emulsi, pasta, supositoria,
dan salut tablet.
Pendahuluan
 Kekentalan (viskositas; η) adalah suatu
ungkapan dari resistensi zat cair untuk
mengalir. Semakin tinggi viskositas aliran
akan semakin besar resistensinya.
Viskositas berpengaruh terhadap laju
penyerapan obat dari saluran
pencernaan
Rheologi

1. RHEOLOGY
(Ilmu tentang Sifat Alir Zat/Larutan)
Antara lain mempelajari viscosity (kekentalan),
pembuatan formulasi sediaan suspensi dan
emulsi

2. HYGROSCOPISITY
(Penarikan Lembab)
Antara lain mempelajari kelembaban RH
ruang, RH0 bahan obat, sifat higroskopisitas
bahan obat, kaitannya dengan stabilitasnya.
RHEOLOGY

1. Pertama kali yang menggunakan istilah Rheology


menurut Fisher, adalah:
Bingham dan Crawford

2. Istilah tersebut digunakan untuk


menggambarkan:
a. Aliran dan sifat alir pada zat cair
b. Deformasi pada zat padat
MANFAAT RHEOLOGY
1. Rheology banyak digunakan di:
Industri cat, tinta, material/bahan untuk membuat jalan,
produk hasil peternakan dan pertanian, selanjutnya banyak
dimanfaatkan dalam Bidang Farmasi

2. Di industri farmasi:
a. pengisian sediaan cair dalam wadah (botol,
ampul, tube dsb),
b. Saran dari Scott-Blair: diaplikasikan pada for-
mulasi sediaan sirup, injeksi suspensi, emulsi,
cream, tablet salut dan supositoria
c. Untuk formulasi cream, pasta atau lotion dengan
konsistensi dan kelembutan yang dapat diterima
pasien, dengan hasil produk reprodusible.
 Sifat-sifat reologi dari system farmasetik
dapat mempengaruhi pemilihan alat yang
akan digunakan untuk memproses produk
tersebut dalam pabriknya. Lebih-lebih lagi
tidak adanya perhatian terhadap pemilihan
alat ini akan berakibat diperolehnya hasil
yang tidak diinginkan, paling tidak dalam
karekteristik alirannya (Martin, 1993).
APLIKASI RHEOLOGY dalam Farmasi

1. Pada pencampuran (mixing) dan pentabletan


2. Aliran bahan
3. Pemasukan obat dalam wadah (dalam tube atau
botol)
4. Aliran lewatnya obat melalui jarum injeksi
5. Pengeluaran dari tube saat digunakan
6. Aliran granul pada waktu produksi tablet/kapsul
7. Analisis pembungkus, etiket untuk menghindari
pemalsuan
PRINSIP DASAR RHEOLOGY

 Pada dasarnya Rheologi adalah ilmu yang


mengkaitkan hubungan antara tekanan gesek
(Shearing Stress) dengan kecepatan gesek (Rate
of shear / shearing rate) yang terjadi untuk suatu
cairan
 Kurva yang dihasilkan dari hubungan tersebut
disebut Rheogram
Catatan: Satuan koordinat kurva tsb:
Shearing stress dlm F = F’/A (dyne cm-2)
Rate of share dlm G = dv/dr (det-1)
 Ada beberapa istilah dalam rheologi ini :
• Rate of shear (G= dv/dr) untuk
menyatakan perbedaan kecepatan (dv)
antara dua bidang cairan yang dipisahkan
oleh jarak yang sangat kecil (dr).
• Shearing stress (F = F’/A ) untuk
menyatakan gaya per satuan luas yang
diperlukan untuk menyebabkan aliran
BERBAGAI MACAM TIPE ALIR

Dikenal ada 2 golongan tipe alir:


1. Tipe Alir Newton
2. Tipe Alir Non-Newton:
a. Tipe Alir Plastik
b.Tipe Alir Pseudoplastik
c.Tipe Alir Dilatan
dv/dt Aliran Dilatan (4)
(det -1) Aliran Plastik (2)

Aliran
Pseudoplastik (3) Aliran Newton (1)

f F = F’/A (dyne/cm-2)
Gambar: Berbagai macam tipe Rheogram :
( 1 ). Rheogram tipe alir Newton ( 2 ) tipe alir Plastik
( 3 ). tipe alir Pseudoplastik, ( 4 ).Tipe alir dilatan
PENGGOLONGAN ALAT

ADA ALAT KHUSUS UNTUK PENENTUAN


VISKOSITAS ZAT :

1.TIPE ALIR NEWTON


( Dapat digunakan sembarang viskosimeter )

2.TIPE ALIR NON-NEWTON


( Hanya dapat ditentukan dengan memakai alat-alat
khusus )
A LIRAN N EWTON

Newton adalah orang pertama yang


mempelajari sifat-sifat aliran dari cairan
secara kuantitatif.
Dia menemukan bahwa :
makin besar viskositas suatu cairan, akan
makin besar pula gaya persatuan luas
(shearing stress) yang diperlukan untuk
menghasilkan rate of shear tertentu
SISTEM NEWTON

1. Cairan ini mengikuti Hk. Newton mengenai aliran zat cair.

2. Hk. Newton mengenai aliran zat cair:


a. Antara kecepatan alir/laju geser atau
Rate of share (dv/dr) sebanding dengan kece-
patan alir/tekanan geser atau shearing stress
(F = F’/A) yang diberikan.
b. Hubungan tersebut bila digambarkan dalam
kurva Rheogram, menghasilkan kurva linear me-
lalui titik 0,0 dengan slope disebut fluidity : Ǿ = 1/η
F’/A
dv/dr = 1/η F’/A atau η =
dv/dr
dv = rate of shear
 G
dr

= perbedaan kecepatan antara 2 bidang cairan


yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil.

F'
F = shearing stress
A
=gaya per satuan luas yang diperlukan untuk
menyebabkan aliran.
SISTEM NEWTON
 Mengikuti hukum aliran Newton
 Makin besar viskositas suatu cairan, makin
besar gaya per satuan luas yang diperlukan
untuk menghasilkan suatu rate of shear
tertentu.
F' dv F
 .  
A dr G
 Di mana :  = koefisien viskositas ~
viskositas
 Satuan viskositas : poise = dyne detik cm-2
 Cps (centipoise) = 0,01 poise

F ' dr dyne  cm dyne det


  
Adv cm  cm
2
cm 2
det
 Fluiditas, , didefinisikan kebalikan dari
viskositas
1
 

 Viskositas kinematis = viskositas absolut,
merupakan viskositas dibagi dengan
kerapatan

Viskositas kinematis 

Satuan : stoke(s) atau centi stokes


(1)
dv/dr
(det-1) fluidity ( 1 )
Shearing rate

(2)

fluidity ( 2 )

Shearing stress, F = FA (dyne/cm2)

Gambar: Dua rheogram cairan tipe alir Newton dng viskositas


berbedaz
A LIRAN S ISTEM N EWTON
Aliran newton adalah jenis aliran yang ideal.
Pada umumnya cairan yang bersifat ideal
adalah pelarut, campuran pelarut, dan
larutan sejati.

Rate of shear
Shearing Stress, S, atau gaya yang
diperlukan per satuan luas berbanding lurus
dengan kecepatan aliran yang dihasilkan
atau Rate of Shear, G.

Shearingstress
15

Slop = fluiditas = 1/ S=G: rate of shear:

Hitunglah laju geser (dv/dr) yang dilakukan oleh pasien yang


mengoleskan salep pada permukaan kulitnya setebal 200 m
pada kecepatan 10 cm/s.

dv 10
  500 s -1
dr 2102
Data berikut menunjukan laju geser seb agai fungsi dari tekanan
geser suatu cairan Newton pada suhu kamar. Plotkan data tersebut
dan tentukan fluiditas dan viskositas an tersebut.
cair
Laju geser (rate of shear, s-1) 200 400 600 800 1000
Tekanan geser (shear stress,dyne/cm2) 50 100 150 200 250

  y2  y1  1000 200  1
x2  x1 250  50 
 4 cm2 / dyne s 1
  0,25 poise  25 cp
4
Ketergantungan Temperatur dan Teori
viskositas
 Viskositas gas meningkat dengan naiknya
temperatur
 Viskositas cairan menurun jika temperatur
dinaikkan
 Fluiditas  kebalikan dari viskositas
 Fluiditas cairan meningkat jika temperatur
dinaikkan
PENGARUH SUHU/TEMPERATUR TERHADAP
VISKOSITAS

1. Suatu zat dapat berubah fase: padat, cair atau gas oleh
pengaruh suhu.
2. Perbedaan viskositas masing-masing sangat jauh; fase padat
tak terhingga, fase gas sangat kecil, dan fase cair
berada di antaranya.
3. Dalam fase cair hubungan viskositas dan suhu, dapat
dinyatakan dengan persamaan Arrhenius:
Ea
  Ae RT

A= konstanta yang tergantung dari bobot molekul


Ea= Energi pengaktifan
A LIRAN S ISTEM N ON N EWTON

Non
Newton

Tidak
Dipengaruhi
Dipengaruhi
Waktu
Waktu

Plastis Pseudoplastis Dilatan ThiksotropikAntitiksotropik Rheopeksi


SISTEM NON-NEWTON
1. Sistem ini tidak mengikuti Hk Newton mengenai aliran
zat cair
2. Ada 3 tipe sifat alir Non-Newton tidak bergantung
waktu
a. Aliran plastik
b. Aliran pseudoplastik
c. Aliran dilatan
3. Sebagian besar sediaan obat bentuk cair dan semipadat
termasuk golongan ini, misalnya: larutan koloidal,
suspensi cair, emulsi, cream dan salep.
1. Aliran Plastis
Disebut sebagai Bingham
bodies
Kurva plastis tidak melewati

Rate of shear
titik (0,0), tetapi memotong
sumbu shearing stress, dikenal
dengan harga yield (yield value)
yang disimbolkan f
Harga f ini diasumsikan f
sebagai titik perubahan fase
Shearing stress
padat ke fase cair dengan
naiknya tekanan, dan
merupakan indikasi kekuatan
flokulasi partikel-partikelnya
Harga stress dibawah yield value, zat
bertindak sebagai bahan elastis (seperti
zat padat
Kemiringan rheogram disebut mobility ≈
fluiditas pada sistem Newton.
Kebalikannya adalah viskositas plastis = U

U
 F f
G
f= yield value
dalam dyne cm-2
SISTEM
NONNEWTON
19

Aliran Plastik

S=G: rate of shear:


f : yield value

Viskositas
U
F f  UG=F-f
plastik, U:
G F=UG+f F
Yield value: berapa kali botol dikocok agar produk
mengalir, atau seberapa gaya yang diperlukan agar salep
atau krim menyebar di permukaan kulit
G
Contoh soal :
Suatu bahan plastis diketahui mempunyai yield
value 5200 dyne cm-2. Pada shearing stress di
atas yield value, F ditemukan meningkat secara
linear dengan meningkatnya G. Jika rate of
shear 150 dt-1 pada saat F = 8000 dyne cm-2,
hitung viskositas plastis sampel tsb !
2. Aliran Pseudopastis
Contoh : dispersi
cair dari tragakan,
Na alginat, metil

Rate of shear
selulosa, CMC Na
Viskositas
berkurang dengan
meningkatnya rate
of shear (cairan
menjadi encer) Shearing
Disebut shear stress
thinning system
Aliran Pseudoplastik

S=G: rate of shear:

F N
 η'G Log G= N log F – log ’
A LIRAN P SEUDOPLASTIS
 Kurva tidak linier dan tidak ada yield value
(melengkung)
 Viskositas menurun dengan meningkatnya
rate of share
 Terjadi pada molekul berantai panjang
seperti polimer-polimer termasuk gom,
tragakan, na-alginat, metil selulosa,
karboksimetilselulosa
 Meningkatnya shearing stress menyebabkan
keteraturan polimer sehingga mengurangi
tahanan dan lebih meningkatkan rate of
share pada shearing stress berikutnya
24

Sistem pseudoplastik disebut pula sebagai sistem geser


encer ( shear-thinning) karena dengan menaikkan
tekanan geser viskositas menjadi turun.

Contoh klasik adalah kecap atau saus tomat yang untuk


mengeluarkannya dari botol harus mengocoknya kuat-
kuat.
Aliran Dilatan
Suspensi tertentu
(persentase zat padat
terdispersi tinggi) 
peningkatan daya hambat
untuk mengalir dengan
meningkatnya rate of shear.
Volume meningkat dengan
terjadinya shear  disebut
dilatan
Disebut sebagai shear
thickening system.
Viskositas cairan dilatan
akan bertambah dengan
meningkatnya rate of shear
Aliran
Dilatan

S=G: rate of shear:


Sistem disebut geser kental
(shear-thickening) system

Suspensi dengan kandungan padatan >40-50%


A LIRAN DILATAN
 Istilah dilatan dikaitkan dengan
meningkatnya volume
 Dimiliki oleh suspensi yang berkonsentrasi
tinggi
 (>50%) dari partikel yang terdeflokulasi

 Viskositas meningkat dengan


bertambahnya rate of shear
 Mekanisme:
 Pada keadaan diam partikel-partikel
tersusun rapat
 dengan volume antar partikel kecil
 Pada saat shearing stress meningkat bulk dari
sistem memuai meningkatkan volume kosong
hambatan aliran menigkat (tidak dibasahi) 
terbentuk pasta kaku
G

Partikel tertutup rapat Partikel susun longgar

Volume kosong Volume kosong


minimum meningkat

Pembawa cukup Pembawa tidak cukup

Konsistensi relatif Konsistensi relatif tinggi


rendah
TUGAS
1. Jelaskan mengenai rheologi dan viskositas!
2. Sebutkan manfaat ilmu rheologi dalam
bidang farmasi!
3. Jelaskan dengan singkat dan jelas mengenai
aliran newton!
4. Jelaskan dengan singkat dan jelas mengenai
aliran plastis, pseudoplastis, dilatan!
Aliran Non Newton

Dipengaruhi Waktu
1.THIXOTROPY
1. Thixotropy adalah suatu pemulihan isotermik yang lambat
pada pendiaman suatu bahan yang kehilangan
konsistensinya karana shearing
2. Terbentuk karena ada pemecahan struktur oleh adanya
shear, tetapi tidak segera terbentuk kembali setelah shear
dihentikan
3. Pada rheogramnya, antara kurva naik tidak berimpit
dengan kurva turun. Kurva turun berada di sebelah kiri
kurva naik, dan celah yang terbentuk disebut ” hysterisis
loop”
4. Ketika ada shear terjadi aliran, struktur pecah
menga-lami transformasi dari gel sol, terjadi shear
thinning, setelah shear dihilangkan struktur semula tidak
segera terbentuk.
5. Rheogram yang terbentuk sangat tergantung pada: laju
peningkatan shear, laju pengurangan shear, lama perlakuan
dv/dt (2) (1)
(det -1)
histerisis loop

histerisis loop

f F/A (dyne/cm-2)
Gambar: Rheogram yang menunjukkan adanya thiksotropi:
( 1 ) tipe alir plastik thiksotropi
( 2 ). tipe alir pseudoplastik thiksotropi
2. Aliran Rheopeksi
 Rheopeksi adalah suatu
gejala dimana suatu sol R
membentuk suatu gel lebih a
cepat jika diaduk perlahan- t
lahan atau kalau di shear e
daripada jika dibiarkan O
membentuk gel tersebut f
tanpa pengadukan. Dalam S
suatu sistem reopektis, gel h
tersebut adalah bentuk a
keseimbangan. Sedangkan r
dalam anti tiksotropi e

keadaan keseimbangan Shearing stress


adalah sol.
3. Antitiksotropi
 Antithiksotropi yang
menyatakan kenaikan R
bukan pengurangan a

konsistensi pada kurva t


menurun. Kenaikan e

dalam hal kekentalan O


f
atau hambatan S
(resisten) mengalir h
dengan bertambahnya a
r
waktu shear ini telah di e
selidiki oleh Chong et. Shearing stress
Al
Pemilihan Viskometer
 Semua viskometer dapat digunakan untuk
menentukan viskositas sistem Newton
dan hanya viskometer yang mempunyai
kontrol shear stress yang bervariasi dapat
digunakan untuk bahan-bahan Non
Newton.
Macam-macam viskometer
 Visk. Kapiler
Sistem
 Visk. Bola jatuh
Newton

 Visk. Cup & bob


Sistem Newton
 Visk. Kerucut dan lempeng dan
Non Newton
1. Viskometer kapiler
 Disebut sebagai viskometer ostwald
 Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur
waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat
antara dua tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui
viscometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji
dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu
zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air)
untuk lewat dua tanda tersebut.
 Dasar : Hukum Poiseuille

 r t P
4

8l V
Karena P tergantung pada kerapatan cairan (),
maka :
  K  t  P   K t  

1 1 t 1

2  2 t 2
 Contoh soal
 Jika waktu yang dibutuhkan aseton untuk
mengalir antara kedua tanda pada viskometer
Ostwald adalah 45 detik, untuk air adalah 100
detik (250C).Diketahui kerapatan aseton
0,788 gram cm-3, kerapatan air 0,997 gram
cm-3 dan viskositas air 0,8904 cps.Berapa
viskositas aseton ?
2. Viskometer Bola Jatuh
 Disebut viskometer Hoeppler
 Prinsip :
 Suatu bola gelas/besi jatuh ke bawah
dalam suatu tabung gelas yang hampir
vertikal, mengandung cairan uji pada
temperatur konstan. Laju jatuhnya bola
dengan  dan  tertentu adalah kebalikan
fungsi viskositas sampel tersebut.
  t ( S b  Sf ) B

Dimana :
t : waktu (lamanya bola jatuh)
Sb : Gravitasi jenis dari bola
Sf : Gravitasi jenis dari cairan
B : Konstanta bola
3. Viskometer ‘Cup’ and ‘Bob’
 Prinsip :
 Sampel di’shear’ dalam ruang antara dinding
luar, ‘bob’ (rotor) dan dinding dalam
mangkuk (‘cup’).
 Prinsip kerjanya simple digeser dalam
ruangan antara dinding luar dari bob dan
dinding dalam dari cup dimana bob masuk
persis ditengah – tengah. Kelemahan
viscometer ini adalah terjadinya aliran
sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi
di sepanjang keliling bagian tube sehingga
menyebabkan penurunan konsentrasi ini
menyebabkan bagian tengah zat yang ditekan
keluar memadat.
4. Viskometer Kerucut dan Lempeng
 Contoh : viskometer Ferranti – Shirley
 Prinsip :
 Kerucut dikemudikan motor dengan
kecepatan yang berubah-ubah, sampel
dishear di antara lempeng yang diam dan
kerucut yang berputar. Rate of shear : rpm
(dengan dial pemilih). Shearing stress :
puntiran (dibaca pada skala penunjuk).
 Cara pemakaiannya dengan cara sampel
ditempatkan ditengah – tengah papan,
kemudian dinaikan sehingga posisi
dibawah kerucut. Kerucut digerakan oleh
motor dengan bermacam kecepatan dan
sampelnya digeser kedalam ruang
semitransparan yang diam dan kemudian
kerucut yang berputar.
 Untuk cairan  Untuk cairan plastis :
Newton
T  Tf
T UC
C v
v
dimana : f  C f x Tf
C = konstanta alat
T = puntiran (torque)
V = rpm

Anda mungkin juga menyukai