Anda di halaman 1dari 44

KELOMPOK 4 :

FEBRIANTI
FELICIA
MERCY
VIENDY
HELDAYANTI

1
RHEOLOGY
Pendahuluan
Rheology berasal dari bahasa Yunani “Rheo” (mengalir)
dan “Logos” (ilmu)
Maka Rheologi adalah kajian tentang bentuk dan sifat
aliran
Istilah Rheologi pertamakali digunakan oleh Bingham
dan Crawford untuk menggambarkan aliran cairan
dan deformasi dari padatan
lmuwan Inggris Sir Isaac Newton (1642-1727) adalah salah
seorang peneliti pendahulu yg mempelajari aliran fluida
Beberapa Definisi Penting dalam Viscometry
Aliran laminar dan Aliran turbulent
Aliran laminar adalah aliran streamline dalam suatu
fluida. Aliran jenis ini menunjukan sifat aliran untuk
cairan encer gerak perlahan. (memenuhi teori aliran
Newton)
Aliran tubulent adalah aliran fluida dimana kecepatan
bervariasi “erratical” baik dalam besarnya dan arah

Perbedaan antara aliran laminar dan turbulent


digambarkan pada Fig 3.9
Seandainya, fluida dipompa melalui sebuah pipa pada
kecepatan konstan, dan benang tipis terwarnai
diinjeksikan kedalam stream mengalir
3
4
Jika aliran laminar terjadi, benang tipis larutan
warna akan bergerak lurus mengikuti pipa
Pada kasus aliran turbulent, ada banyak pusaran
dan aliran, yg ditunjukkan oleh garis luaran warna
terputus dan membentuk pusaran dan vortex,
seiring bergerak menyusuri pipa
Aliran laminar berlangsung pada kecepatan alir
rendah dan aliran turbulent pada kecepatan alir
tinggi

5
VISKOSITAS
Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan
sebuah fluida terhadap deformasi atau perubahan
bentuk.

Kekentalan (viskositas;η) adalah suatu ungkapan dari


resistensi zat cair untuk mengalir. Semakin tinggi
viskositas aliran akan semakin besar resistensinya.
Viskositas berpengaruh terhadap laju penyerapan
obat dari saluran pencernaan

6
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Viskositas
1. Suhu
Biasanya ada hubungan terbalik antara viskositas dan
suhu
Data tipikal terlihat pada Fig 3.10 yang memplot
viskositas air dan beberapa larutan gula sebgaia fungsi
suhu

7
Tabel 3.7 menunjukkan viskositas beberapa cairan

Penting bahwa air pada 20oC memiliki viskositas 1


cP

8
2. Konsentrasi Solut
Biasanya adalah hubungan non-linear secara
langsung antara konsentrasi solut dan viskositas pada
suhu tetap
Fig 3.11 memperlihatkan perilaku viskositas-
konsentrasi larutan garam dan sukrosa pada suhu
tetap

9
10
11
4. Tekanan
Viskositas kebanyakan cairan pada dasarnya
konstan pada kisaran tekanan 0-100 atm
Sehingga efek tekanan biasanya dapat diabaikan

5. Bahan tersuspensi
Biasanya ini sedikit meningkatkan viskositas ketika
pada konsentrasi rendah, tetapi bahan tersuspensi
tinggi dapat menyebabkan peningkatan berarti
oleh karena akibar antar partikel
Konsentrasi bahan suspensi tidak larut memiliki
efek nyata pada viskositas dan tipe aliran kental
12
TIPE ALIRAN SECARA UMUM

13
Tipe aliran
Sistem New ton
Sistem Non Newton
Bila suatu cairan
dituangkan dari
botol ke gelas

F' A
Aliran cairan
dv
dr

Aliran diibaratkan setumpuk kartu, dimana lapisan dasar


dianggap menempel dan bagian atas bergerak dengan
kecepatan konstan, setiap lapisan dibawahnya akan bergerak
dengan kecepatan yang berbanding lurus dengan jarak dari
lapisan yang diam. Perbedaan kecepatan (dv) antara dua
bidang cairan dipisah oleh suatu jarak yang kecil sekali (dr)
maka perbedaan kecepatan (rate of shear) adalah dv/dr dan
gaya per satuan luas F’/A yang diperlukan untuk
menyebabkan aliran (shearing stress)
 dv = rate of shear
G 
dr
= perbedaan kecepatan antara 2 bidang cairan yang
dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil.
F'
F  = shearing stress
A
=gaya per satuan luas yang diperlukan untuk
menyebabkan aliran.
SISTEM NEWTON
Mengikuti hukum aliran Newton
Makin besar viskositas suatu cairan, makin besar gaya
per satuan luas yang diperlukan untuk menghasilkan
suatu rate of shear tertentu.
F' dv F
 .  
A dr G
Di mana :  = koefisien viskositas ~ viskositas
Satuan viskositas : poise = dyne detik cm-2
Cps (centipoise) = 0,01 poise

F ' dr dyne  cm dyne det


   
Adv cm  cm
2
cm 2
det
Fluiditas, , didefinisikan kebalikan dari viskositas
1
 

Viskositas kinematis = viskositas absolut, merupakan
viskositas dibagi dengan kerapatan


Viskositas 
kinematis 

Satuan : poise/( g/cm3) = stoke(s)


Contoh soal :
Dengan menggunakan viskometer diperoleh bahwa
viskositas aseton pada suhu 25oC adalah 0.313 cp.
Diketahui kerapatan Aseton pada suhu 25oC adalah
0,788 g/cm3berapakah viskositas kinematis aseton
pada suhu 25oC
Jawab
ƞKinematis = ƞ/ρ
ƞKinematis = 0.313 cp /0,788 g/cm3
ƞKinematis = 3,97 poise/( g/cm3)
ƞKinematis = 3,97 Stoke
SISTEM NON NEWTON
Aliran plastis
Aliran Pseudoplastis
Aliran Dilatan
Rate of shear

Rate of shear
f

Shearing stress Shearing stress

a) Aliran Newton b) Aliran Plastis


Rate of shear

Rate of shear
Shearing stress Shearing stress

c) Aliran d) Aliran dilatan


pseudoplastis
1. Aliran Plastis
Disebut sebagai Bingham
bodies
Kurva plastis tidak

Rate of shear
melewati titik (0,0),
tetapi memotong sumbu
shearing stress, dikenal
dengan harga yield (yield f
value).
Shearing stress
Harga stress dibawah yield value, zat bertindak
sebagai bahan elastis (seperti zat padat
Kemiringan rheogram disebut mobility ≈ fluiditas
pada sistem Newton.
Kebalikannya adalah viskositas plastis = U

U
F f
G
f= yield value
dalam dyne cm-2
Contoh soal :
Suatu bahan plastis diketahui mempunyai yield value
5200 dyne cm-2. F ditemukan meningkat secara linear
dengan meningkatnya G. Jika rate of shear 150 det-1
pada saat F = 8000 dyne cm-2, hitung viskositas
plastis sampel tsb !
2. Aliran Pseudopastis
Contoh : dispersi cair
dari tragakan, Na alginat,
metil selulosa, CMC Na

Rate of shear
Viskositas berkurang
dengan meningkatnya
rate 0f shear (cairan
menjadi encer)
Disebut shear thinning
system
Shearing
stress
3. Aliran Dilatan
Suspensi tertentu (persentase zat padat terdispersi
tinggi)  peningkatan daya hambat untuk mengalir
dengan meningkatnya rate of shear.
Volume meningkat dengan terjadinya shear  disebut
dilatan
Disebut sebagai shear thickening system.
G

Partikel tertutup rapat Partikel susun longgar

Volume kosong Volume kosong


minimum meningkat

Pembawa cukup Pembawa tidak cukup


THIKSOTROPI
Menunjukkan adanya pemecahan struktur yang tidak
terbentuk dengan segera jika stress dihilangkan atau
dikurangi

Didefinisikan sebagai suatu pemulihan isoterm dan


lambat pada pendiaman suatu bahan yang kehilangan
konsistensinya karena shearing.
Pseudoplastis
Rate of shear

Plastis

Shearing stress

Gambar thiksotropi pada aliran


plastis dan pseudoplastis
Thiksotropi negatif atau antithiksotropi
Menyatakan kenaikan
konsistensi pada kurva
yang menurun.

Rate of shear
Contoh : magma
magnesia

Shearing
stress
Penyebab :
Meningkatnya frekuensi tumbukan dari partikel-
partikel terdispers, atau molekul-molekul polimer
dalam suspensi, menyebabkan ikatan antar partikel
naik, sehingga dalam keadaan keseimbangan
membentuk gumpalan-gumpalan besar. Dalam
keadaan diam, gumpalan pecah menjadi partikel-
partikel.
Pemilihan Viskometer
Semua viskometer dapat digunakan untuk
menentukan viskositas sistem Newton dan hanya
viskometer yang mempunyai kontrol shear stress
yang bervariasi dapat digunakan untuk bahan-bahan
Non Newton.
Macam-macam viskometer
 Visk. Kapiler Sistem
 Visk. Bola jatuh Newton

 Visk. Cup & bob Sistem Newton


 Visk. Kerucut dan lempeng dan
Non Newton
1. Viskometer kapiler
Disebut sebagai viskometer ostwald
Dasar : Hukum Poiseuille

4
 r t P

8l V
2. Viskometer Bola Jatuh
 Disebut viskometer Hoeppler
 Prinsip :
 Suatu bola gelas/besi jatuh ke bawah dalam suatu tabung gelas yang
hampir vertikal, mengandung cairan uji pada temperatur konstan.
Laju jatuhnya bola dengan  dan  tertentu adalah kebalikan fungsi
viskositas sampel tersebut.
  t ( Sb  Sf ) B

Dimana :
t : waktu (lamanya bola jatuh)
Sb : Gravitasi jenis dari bola
Sf : Gravitasi jenis dari cairan
B : Konstanta bola
Viscosimeter brookfield

39
Penerapan rheologi dalam :bidang
farmasi
1. Cairan
 Pencampuran
 Pengurangan ukuran partikel dari sistem sistem
dispersi dengan shear
 Pelewatan melalui mulut,penuangan,
pengemasan dalam botol, pelewatan melalui
jarum suntik
 Perpindahan cairan
 Stabilitas fisik sistem dispersi
2. Semi solid
 Penyebaran dan pelekatan pada kulit
 Pemindahan dari wadah/tube
 Kemampuan zat padat untuk
bercampur dengan cairan-cairan
 Pelepasan obat dari basisnya
3. Padatan
 Aliran serbuk dari corong ke lubang
cetakan tablet/kapsul
 Pengemasan serbuk/granul

4. Pemprosesan
 Kapasitas produksi alat
 Efisiensi pemrosesan
Viskositas relatif
Kadangkali disebut rasio viskositas, adalah rasio
viskositas larutan terhadap viskositas solven
murni dan dinyatakan dengan persamaan

ηrel = η / ηs

dimana ηrel adalah viskositas relatif, η adalah


viskositas larutan, dan ηs adalah viskositas solven

43
PSIKORHEOLOGI
Selain sifat farmasetik dan farmakologis yang
diinginkan, suatu sediaan terutama semisolid dan
liquid harus mencapai persaratan rasa, daya sebar,
warna, bau dan sifat-sifaf psikologis dan sensori lain.
Selain untuk bidang farmasi Psikorheoligi juga
diterapkan diindustri pangan (keju, coklat,
mayonnaise, dsb), dengan tujuan guna
mendapatkan konsistensi yang tepat selama
pembuatan, pengemasan dan penggunaan akhir.

Anda mungkin juga menyukai