SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI PELITA MAS PALU 2023 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Larutan (solution) adalah sediaan cair yang mengandng satu atau lebih zat kimia yang larut,yang terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.karena molekul-molekul alam larutan terdispersi secara merata,maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan umumnya mebentuk,memerikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur. Sediaan padat secara kimia umumnya lebih stabil disbanding senyawa dalam larutan,dan dapat dikemas lebih ringkas dan ringan.utnutk semua larutan,terutama yang mengandung pelarut mudah menguap harus digunakan wadah tertutup rapat dan terhindar dari panas berlebihan jika senyawa tidak stabil dan mudah mengalami degredasi secara foto kimiapenggunaan wadah tahan cahaya perlu dipertimbangkan. Bentuk sediaan lartan digolongkan menurut cara pemberiannya,misalnya larutan oral,larutan topical,atau penggolongan berdasakan pada system pelarut dan zat pelarut seperti spritis tingtur,dan larutan air.larutan yang diberikan secara parenteral disebut injeksi. 1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1 Maksud percobaan Dapat mengetahui berbagai macam larutan yang digunakan sebagai obat. 1.2.2 Tujuan percobaan Mahasiswa diharapkan mampu menyelesaikan resep racikan laruta dengan baik dan benar. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar teori Dalam membuat larutan atau obat minum,perlu diperhatikan sifat bahan-bahan obatnya apakah larut atau tidak dengan melihat kelarutannya dibuku standar seperti FI,extra pharmacope indonsia martindale ll.kelarutan bukanlah standar atau uji kemurnian dari zat yang bersangkutan,tetapi d maksud sebagai informasi dalam penggunaan,pengolohan dan peracikan suatu bahan. Dalam membuat larutan kita harus memperhatikan sifat dari bahan- bahannya,apakah larut dalam air alcohol sirup atau pelarut yang tersedia dalam komposisi resepnya.untuk mengetahui berapa banyak pelarut yang tersedia dalam komposisi di resepnya.yang dapat dilihat pada monografi masing-masing zat yang terdapat dalam buku standar (FI Indonesia,extra pharmacope,merc indeks). Melarutkan bahan obat dapat dilakukan dalam Erlenmeyer,mortar atau dalam bekas gelas,dengan bantuan barang pengaduk tergantuk pada sifat bahan obatnya.bila jumlah bahan yang dilarutkannya dan batas pelarutnya,atau dibutuhkan pengurus terlebih dahulu maka melarutkannya menggunakan dilakukan dalam mortar. Bahan obat yang berupa Kristal dapat dilrutkan dengan menggunakan Erlenmeyer,tambahkan air/pelarut sesuai dengan kelarutannya kemudia dikocok hingga larut atau dalam dalam beker gelas dan diaduk dengan barang pengaduk,untuk bahan obat tertentu harus dilarutkan dalam lumping seperti seccus quiridiae (sari akan manis,harus digerus hingga halus dan melarutkan dalam air mendidi soda kue (Natrii sucker bona, harus digeruskan dengan cara garus ruang).digarus dan diambahkan air dan diaduk,bagian yang jerni dituang kedalam botol,sisanya yang belum larut digerus kembali dengan air di aduk hingga larut. Kelarutan suatu jat dalam pelarut tertentu dan pada suhu tertentu melalui tetap.suatu saat senyawa mempuyai beberapa bentuk Kristal yang berbeda (missal chloramphenicol),perbedaan ini dapat di perlihatkan dalam betuk kelarutannya.sehingga kelarutnya ini dapat digunakan sebagain cara untuk menerapkan apakah suatu senyawa membentuk Kristal. Kelarutan suatu zat adalah jumlah zat yang terdapat dalam larutan sedemikian sehingga berada dalam kesetimbangan anatara zat yang larut dan yang masih padatan.pelarut pada tiga macam yaitu: pelarut pola,contoh air,pelarut non polar contoh minya,tumbuha,benzana,CA dan pelarut semi plar contoh alcohol dan astron. 2.2 Uraian Bahan 1. Alkohol 70% (Dirjen POM, 1979) Nama resmi : AETHANOLUM Nama lain : Alkohol, etanol, ethyl alkohol Berat molekul : 46,07 Rumus molekul : C2H6O Rumus struktur : Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform Pdan dalam eter P. Pemerian : Cairan tidak berwarna jernih, mudah menguap dan mudah bergerak. Bau khas rasa panas. Mudah terbakar dan memberikan nyala biru yang tidak berasap. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat. Terhindar dari cahaya. Kegunaan : Desinfektan. Khasiat : Membunuh organisme yang terdapat pada alat. 2. Gliserin (MIMS) Nama lain : Gliserol RM/BM : C3H803/92,09 Pemerian : Tidak berwarna,tidak berbau,viskos,cairan yang higroskopis,memiliki rasa yang manis,kurang lebih 0,6 kali manisnya dari sukrosa Kelarutan : Gliserin praktis tidak larut dengan benzene,kloroform dan minyak; larut dengan etanol 95%,methanol,dan air. Penggunaan : Digunakan pada berbagai formulasi sediaan farmasetika,pada formulasi farmasetika sediaan topikal dan kosmetik,gliserin utamanya digunakan sebagai humektan dan pelembut. Rentang gliserin yag digunakan sebagai humektan sebesar ≤30%. Penympanan : Dalam wadah tertutup rapat. 3.Pewarna biru (MIMS) Nama Resmi : Metilen Biru Nama resmi : Methylthionini Chloridum Nama lain : Biru metilen RM / BM : C₁₆H₁₈CIN₃S.3H₂O / 373,90 Pemerian : Hablur atau serbuk hablur hijau tua, berkilauan seperti perunggu,tidak berbau atau praktis tidak berbau. Stabil diudara; larutan dalamair dan dalam etanol berwarna biru tua Kelarutan : Larut dalam air dan dalam kloroform; agak sukar larut dalam etanol Penyimpanan :Dalam wadah tertutup Rapat Kegunaan : Pewarna kosmetik BAB III ALAT DAN BAHAN 3.1 Alat Adapun alat yang digunakan adalah 1. Timbangan 2. Anak timbangan 3. Mortir dan Stamper 4. Sudip 5. Kaca Arloji 6. Kertas Perkamen 7. Botol 100 mL 3.2 Bahan Adapun bahan yang digunakan adalah 1. Alkohol 2. Gliserin 8 ml 3.Pewarna biru 3.3 Cara Kerja Ukur alkohol sebanyak 250 ml, Gliserin 8 ml dan ambil pewarna biru 1 tetes. 1.Siapkan alat dan bahan
2.Masukkan gliserin 8 ml kedalam gelas kimia
3.Masukkan alkohol 250 ml kedalam gelas kimia
4. Kocok sediaan kurang dari 2 menit
5. Pindahkan kedalam beaker gelas dan tetapi pewarna biru sebanyak 1 tetes
6. Lalu masukkan ke dalam botol
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN R/ Alkohol 70% 250 ml Gliserin 8 ml Pewarna biru 1% 1 tetes M.f hand rub da 100 Pro: ny.intan mayang sari 4.2 Pembahasan Pada prktikum kali ini telah dibuat salotion (larutan) dimana antiseptic atau germisida adalah senyawa kimia yang di gunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa.contoh antiseptic: betadin solution,etanol 70% larutkan rivanol 0,05%,0,1% disenfektan adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambdi mana alkohol70%at pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan benda mati seperti permukaan lantai,dinding.contoh disenfektan: larutan,lyso untuk pembersilantai,larutan veno;3% Pada resep tidak di lakuan perhitungan bahan,di karnakan resep tersebut sudah memenuhi standar pembuat siap di koreksi dan bahan bahan di resep sdah siap di ambil.di mana alcohol 70%250ml, griserin 8 ml dan pewrna biru 1% sehingga siap di buat antiseptic berbasis alcohol BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Larutan atau solution adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut.yang terdisprsi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang sering tercampur. Disinfeksi adalah proses pengurangan jumlah mikroorganisme, potugen dengan cara menggunakan bahan disenfektan yang dipaparkan secara langsung pada permukaan benda yang di indikasikan kostaminasi oleh mikroorganisme.disenfektan merupakan bahan yang digunakan untuk disinfeksi baik besar dari zat kimia yang terkandung dalam alcohol,gliserin dan pewarna biru. 5.2 Saran 5.2.1 Saran Asisten Diharapkan untuk kedepannya dapat lebih tegas dalam membimbing praktikan saat praktikum atau pada saat memperbaiki laporan. 5.2.2 Saran Praktikan
Kepada praktikan diharapkan untuk lebih siap lagi dalam
melaksanakan praktikum dan lebih teliti dalam melakukan praktikum. DAFTAR PUSTAKA Ann,madian G.drug dosage,secon edition.univ gadja madah Clama ,2020 pengantar bentuk sediaan antiseptic. Dirtjen,POM 2019.Farmakope Indonesia edisi lll Jakarta. Depskes RI,farmakope Indonesia edisi lll 1997 Depkes RI,formularium nasional,Jakarta:depkes RI IAI indeks spesialite obat vol.49 2014. Johanes N.Z.ars resep yang rasional.surabaya airiangga univ press: 2019 Nimms edisi inggris vol.10 thn 1017.