Anda di halaman 1dari 27

SOLUTIONES

Jamilah Sarimanah, S.Si., M.Si., Apt.


FARMASI PRAKTIS
DEFINISI
 Menurut FI IV, solutiones atau larutan adalah sediaan
cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
terlarut.
 Larutan terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau
terlarut secara kimia maupun fisika ke dalam bahan
cair.
 Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut
adalah kelarutan pada suhu 200, kecuali dinyatakan lain
menunjukkan 1 bagian zat padat atau 1 bagian volume
zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut.
 Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut
adalah kelarutan pada suhu kamar.
• Larutan yang yang mengandung sejumlah kecil
zat A yang terlarut

• Larutan yang mengandung sejumlah besar zat A


yang terlarut

• Larutan yang mengandung jumlah


maksimum zat A yang dapat larut dlm air
pada tekanan & temperatur tertentu

• Larutan yg mengandung jml zat yang terlarut


melebihi batas kelarutannya di dalam air pada
suhu tertentu
 Larutan Steril
meliputi: larutan penggunaan luar sebagai
obat luka, iritasi kandung kemih,
intraperitoneum.
 Larutan Non Steril
meliputi: larutan obat dalam, larutan
hemodialisa
 Larutan Antiseptik
meliputi larutan tranfusi dan infusi
 Air untuk macam-macam garam
 Spiritus, ex untuk kamfer, iodium, menthol
 Gliserin, ex tannin, zat samak, borax, fenol
 Eter ex kamfer, fosfor, sublimat
 Minyak, ex kamfer dan menthol
 Parafin liq ex cera cetaceum, minyak-
minyak,kamfer, menthol, dll.
 Eter minyak tanah, minyak lemak
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KELARUTAN
 Sifat polaritas solute dan solvent
Molekul polar akan larut dalam media yang
serupa yaitu polar, tetapi molekul nonpolar
akan larut dalam media nonpolar. Aturan like
dissolves-like.
 Co-solvency
adalah suatu peristiwa terjadinya kenaikan
kelarutan karena penambahan pelarut lain
atau modifikasi pelarut. Ex: luminal tidak
larut dalam air tetapi larut dalam campuran
air-gliserin (Sol Petit).
Lanjutan…..
 Sifat Kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut,
sedangkan zat yang sukar larut memerlukan
banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang
digunakan dalam farmasi umumnya:
a. Dapat larut dalam air
Semua garam klorida larut kec. AgCl, PbCl2,
Hg2Cl2.
Semua garam nitrat larut kec. Nitrat base ex.
Bismuthi subnitras.
Semua garam sulfat larut kec. BaSO4, PbSO4,
CaSO4 (sedikit larut)
Lanjutan…..
b. Tidak larut dalam air
Semua garam karbonat tidak larut, kec K2CO3,
N2CO3, (NH4)2CO3
Semua oksida dan hidroksida tidak larut, kec
NaOH, KOH, NH4OH, BaO dan Ba(OH)2
Temperatur
Kebanyakan senyawa farmasetis pada kenaikan
suhu akan naik kelarutannya, kec senyawa
metilselulose dan KOH.
Proses eksoterm:
Zat terlarut + pelarut larutan + panas (I)
Lanjutan…..
Proses endoderm:
Panas + zat terlarut + pelarut larutan (II)
Bila suhu dinaikkan maka kelarutan zatnya akan
berkurang karena bergeser ke kiri sedangkan
endoterm bila suhu dinaikkan maka
kelarutannya akan bertambah karena rx
bergeser ke kanan.
 Salting out
adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu
yang mempunyai kelarutan lebih besar
dibandingkan zat utamanya sehingga
menyebabkan penurunan kelarutan zat utama.
Lanjutan……
 Salting In
adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu
yang mempunyai kelarutan lebih kecil
dibandingkan zat utamanya sehingga
menyebabkan kenaikan kelarutan zat utama.
Ex: nikotinamid menyebabkan riboflavin larut
dalam air, karena disini terjadi penggaraman
riboflavin + basa
 Pembentukan Komplek
Adalah peristiwa terjadinya interaksi antara
senyawa tidak larut dan zat yang larut dengan
menggunakan senyawa komplek yang larut
Ex: larutnya kofein dalam Na-salisilat/ Na
benzoat dalam air. Senyawa ini bersifat
reversibel, mudah terionisasi dan melepas
zat aktifnya sehingga memberi efek terapi
LANJUTAN………….
 Hidrotopi
adalah peristiwa bertambahnya kelarutan suatu
senyawa yang tidak larut /sukar larut dengan
penambahan suatu senyawa lain yang bukan surfaktan
(surface activate agent/SAA)
Mekanismenya mungkin salting in tapi kombinasi
beberapa faktor
ex: KI + I2 KI3
 Ukuran Partikel
Efek ukuran partikel dari zat terlarut dalam sifat
kelarutannya terjadi hanya jika ukuran mikron & akan
terlihat kira2 10% dalam kelarutannya. Kenaikan ini
disebabkan adanya energi bebas permukaan yang
besar dihubungkan dengan partikel kecil.
KEUNTUNGAN & KERUGIAN LARUTAN
Keuntungan solutiones
Campuran homogen, dosis mudah diubah-ubah
dengan mudah dalam pembuatan, dapat
diberikan dalam larutan encer, kerja awal obat
lebih cepat karena obat cepat diabsorsi,
mudah diberi pemanis, bau-bauan dan warna,
untuk obat luar lebih mudah digunakan.
Kerugian solutiones
volume lebih besar, ada ZA yang tidak stabil
dalam larutan, ada obat yang sukar ditutupi
rasa dan baunya dalam solutiones
MACAM SEDIAAN SOLUTIONES
 Larutan utk mata: collyrium, gtt opthalmicae
 Larutan utk telinga: sol.otic, gtt auriculares
 Larutan utk hidung: gtt nasales, inhalationes,
colunarium
 Larutan utk mulut: collutorium, gargarisma,
litusoris, gtt oris
 Larutan parenteral: injectiones, serum & vaksin
 Larutan utk rektal: lavement/clysma/enema
 Larutan utk vagina: douche
 Larutan oral: potiones, sirop, elixir, saturatio,
potio eff,gtt
 Larutan topikal: ephithema, lotiones
 Adalah larutan steril & jernih yang digunakan untuk
mencuci mata, ex optraex (as borat hipertonis).
 Dapat dibuat dengan melarutkan obat dalam air,
saring hingga jernih, masukkan ke dalam wadah,
tutup dan sterilkan.
 Penyimpanan dalam wadah kaca/plastik yang
tertutup kedap.
 Hanya boleh digunakan pada:
 Bahan yang mengandung bhn pengawet 24 jam
 Tanpa bhn pengawet 7 hari setelah tutup dibuka
 Pada etiket tertera:
a. “Masa penggunaan setelah tutup dibuka”
b. “Obat cuci mata”
 Adalah sediaan steril, berupa larutan jernih/suspensi,
bebas partikel asing, digunakan utk mata dengan cara
meneteskan obat pada selaput lendir mata di sekitar
kelopak mata dan bola mata.
 Tetes mata berupa larutan, harus jernih, harus steril,
serta bebas partikel asing, serat dan benang, jika harus
menggunakan dapar, sebaiknya pada pH 7,4: karena
mengingat waktu kontak obat tetes mata dengan mata
relatif singkat dan tidak merangsang mata.
 Larutan pembawa yang digunakan: asam borat, asam
borat khusus, fosfat isotonik.
 Pengental ditambahkan untuk meningkatkan kekentalan
shg obat lebih lama kontak dengan jaringan , ex: metil
selulosa, polivinil alkohol, hidroksi propil selulosa.
Obat dilarutkan ke dalam salah satu zat pembawa yang
mengandung salah satu zat pengawet, dijernihkan
dengan cara penyaringan, masukkan ke dalam
wadah, tutup wadah dan sterilkan menggunakan
autoklaf pada suhu 1150-1160 selama 30 menit.
Obat dilarutkan ke dalam cairan pembawa berair yang
mengandung salah satu zat pengawet & disterilkan
menggunakan bakteri filter masukkan ke dalam
wadah secara teknik aseptis dan tutup rapat.
Obat dilarutkan ke dalam cairan pembawa berair yang
mengandung salah satu zat pengawet, dijernihkan
dengan cara penyaringan, masukkan ke dalam
wadah,tutup rapat dan sterilkan dengan
penambahan bakterisid, dipanaskan pada suhu 980-
1000 selama 30 menit.
Adalah larutan yang mengandung air atau
gliserin atau pelarut lain. Dan bahan
pendispersi, untuk penggunaan telinga luar.
Ex: Larutan otik Neomisin B Sulfat &
Hidrokostison.
Biasanya mengandung antibiotik, sulfonamida,
anestetik lokal, peroksida, fungisida,
asam borat, NaCl, gliserin dan PEG.)
PH optimum asam (pH 5-7,3)
GUTTAE NASALES/
NOSE DROPS
 Adalah obat tetes yang digunakan untuk
hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga
hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan
pengawet.
 Cairan pembawa adalah air
 pH sebaiknya 5,5-7,5
 Minyak lemak/ minyak mineral tidak boleh digunakan
karena menyebabkan pneumoni
 Zat pensuspensi: sorbitan, polisorbat, dll dengan kadar
tidak boleh lebih dari 0,01% b/v.
 Zat pengawet: benzalkonium klorida
 0,01-0,1% b/v.
 Zat pendapar: pH 6,5 dan dapat dibuat
istonismenggunakan NaCl secukupnya.
GARGARISMA/ GARGLE
• Adalah sediaan berupa larutan,
umumnya dalam larutan pekat yang
harus diencerkan lebih dahulu sebelum
digunakan, dimasudkan untuk digunakan sebagai
pencegahan atau pengibatan infeksi tenggorokan
atau jalan nafas.
• Penandaan pada etiket harus tertera:
• Petunjuk pengencerannya sebelumnya digunakan
• Tanda yang jelas yaitu “Hanya untuk
• kumur, tidak ditelan”.
LAVEMENT/CLYSMA/ENEMA
 Adalah cairan yang pemakaiannya melalui
rektum dan kolon yang gunanya untuk
membersihkan atau menghasilkan efek terapi
setempat atau sistemik.
 Guna enema
untuk pembersihan (Na-bikarbonat 2 %,
glycerin, NaCl isotonis, dll)
Karminatif (terpentin)
Adstrigensia (tawas, tanin)
Emolien (minyak lemak/mineral)
Diagnostik (Ba sulfat)
Sedatif (klorhidrat, luminal Na, paraldehid)
Anthelmintik (tanin, quassiae)
SIRUP
 Adalah larutan oral yang mengandung
sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi.
Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64-66%,
kecuali dinyatakan lain.
 Ada 3 macam sirup:
Sirup simpleks : mengandung 65% gula
dalam larutan nipagin 0,25% b/v.
Sirup obat : mengandung 1 jenis obat/lebih
dengan /tanpa zat tambahan dan digunakan
untuk pengobatan.
Sirup pewangi : untuk menutupi rasa tidak enak
& bau obat yang tidak enak.
POTIONES & ELIXIR
NETRALISASI, SATURATIO &
EFFERVECENT

• NETRALISASI adalah obat minum yang dibuat


dengan mencampurkan bagian asam & basa
sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral,
ex: Sol. Citralis Magnesici, Amydalat Ammonicus.
• SATURATIO adalah obat minum yang dibuat
dengan mereaksikan asam dengan basa tetapi gas
yang terbentuk ditahan dengan wadah sehingga
menjadi jenuh dengan gas.
• EFFERVECENT adalah saturatio dengan gas CO2
yang lewat jenuh.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
• Zat yang dilarutkan ke dalam bagian asam:
Zat netral dalam jumlah kecil
Zat-zat yang mudah menguap
Ekstrak dalam jumlah kecil dan alkohol
Sirup
• Zat yang dilarutkan ke dalam bagian basa:
Garam dari asam yang sukar larut ex: Na. benzoat, Na.
salisilat.
Jika saturatio mengandung asam tartrat, garam-garam
kalium dan amonium harus ditambahkan ke dalam
bagian basanya, jika tidak akan
terbentuk endapan kalium/amonium dari
asam tartrat.
EPHITEMA & LOTIO
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai