FARMASI PRAKTIS DEFINISI Menurut FI IV, solutiones atau larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Larutan terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau terlarut secara kimia maupun fisika ke dalam bahan cair. Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu 200, kecuali dinyatakan lain menunjukkan 1 bagian zat padat atau 1 bagian volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut. Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu kamar. • Larutan yang yang mengandung sejumlah kecil zat A yang terlarut
• Larutan yang mengandung sejumlah besar zat A
yang terlarut
• Larutan yang mengandung jumlah
maksimum zat A yang dapat larut dlm air pada tekanan & temperatur tertentu
• Larutan yg mengandung jml zat yang terlarut
melebihi batas kelarutannya di dalam air pada suhu tertentu Larutan Steril meliputi: larutan penggunaan luar sebagai obat luka, iritasi kandung kemih, intraperitoneum. Larutan Non Steril meliputi: larutan obat dalam, larutan hemodialisa Larutan Antiseptik meliputi larutan tranfusi dan infusi Air untuk macam-macam garam Spiritus, ex untuk kamfer, iodium, menthol Gliserin, ex tannin, zat samak, borax, fenol Eter ex kamfer, fosfor, sublimat Minyak, ex kamfer dan menthol Parafin liq ex cera cetaceum, minyak- minyak,kamfer, menthol, dll. Eter minyak tanah, minyak lemak FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELARUTAN Sifat polaritas solute dan solvent Molekul polar akan larut dalam media yang serupa yaitu polar, tetapi molekul nonpolar akan larut dalam media nonpolar. Aturan like dissolves-like. Co-solvency adalah suatu peristiwa terjadinya kenaikan kelarutan karena penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. Ex: luminal tidak larut dalam air tetapi larut dalam campuran air-gliserin (Sol Petit). Lanjutan….. Sifat Kelarutan Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar larut memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi umumnya: a. Dapat larut dalam air Semua garam klorida larut kec. AgCl, PbCl2, Hg2Cl2. Semua garam nitrat larut kec. Nitrat base ex. Bismuthi subnitras. Semua garam sulfat larut kec. BaSO4, PbSO4, CaSO4 (sedikit larut) Lanjutan….. b. Tidak larut dalam air Semua garam karbonat tidak larut, kec K2CO3, N2CO3, (NH4)2CO3 Semua oksida dan hidroksida tidak larut, kec NaOH, KOH, NH4OH, BaO dan Ba(OH)2 Temperatur Kebanyakan senyawa farmasetis pada kenaikan suhu akan naik kelarutannya, kec senyawa metilselulose dan KOH. Proses eksoterm: Zat terlarut + pelarut larutan + panas (I) Lanjutan….. Proses endoderm: Panas + zat terlarut + pelarut larutan (II) Bila suhu dinaikkan maka kelarutan zatnya akan berkurang karena bergeser ke kiri sedangkan endoterm bila suhu dinaikkan maka kelarutannya akan bertambah karena rx bergeser ke kanan. Salting out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibandingkan zat utamanya sehingga menyebabkan penurunan kelarutan zat utama. Lanjutan…… Salting In adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih kecil dibandingkan zat utamanya sehingga menyebabkan kenaikan kelarutan zat utama. Ex: nikotinamid menyebabkan riboflavin larut dalam air, karena disini terjadi penggaraman riboflavin + basa Pembentukan Komplek Adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tidak larut dan zat yang larut dengan menggunakan senyawa komplek yang larut Ex: larutnya kofein dalam Na-salisilat/ Na benzoat dalam air. Senyawa ini bersifat reversibel, mudah terionisasi dan melepas zat aktifnya sehingga memberi efek terapi LANJUTAN…………. Hidrotopi adalah peristiwa bertambahnya kelarutan suatu senyawa yang tidak larut /sukar larut dengan penambahan suatu senyawa lain yang bukan surfaktan (surface activate agent/SAA) Mekanismenya mungkin salting in tapi kombinasi beberapa faktor ex: KI + I2 KI3 Ukuran Partikel Efek ukuran partikel dari zat terlarut dalam sifat kelarutannya terjadi hanya jika ukuran mikron & akan terlihat kira2 10% dalam kelarutannya. Kenaikan ini disebabkan adanya energi bebas permukaan yang besar dihubungkan dengan partikel kecil. KEUNTUNGAN & KERUGIAN LARUTAN Keuntungan solutiones Campuran homogen, dosis mudah diubah-ubah dengan mudah dalam pembuatan, dapat diberikan dalam larutan encer, kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat diabsorsi, mudah diberi pemanis, bau-bauan dan warna, untuk obat luar lebih mudah digunakan. Kerugian solutiones volume lebih besar, ada ZA yang tidak stabil dalam larutan, ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam solutiones MACAM SEDIAAN SOLUTIONES Larutan utk mata: collyrium, gtt opthalmicae Larutan utk telinga: sol.otic, gtt auriculares Larutan utk hidung: gtt nasales, inhalationes, colunarium Larutan utk mulut: collutorium, gargarisma, litusoris, gtt oris Larutan parenteral: injectiones, serum & vaksin Larutan utk rektal: lavement/clysma/enema Larutan utk vagina: douche Larutan oral: potiones, sirop, elixir, saturatio, potio eff,gtt Larutan topikal: ephithema, lotiones Adalah larutan steril & jernih yang digunakan untuk mencuci mata, ex optraex (as borat hipertonis). Dapat dibuat dengan melarutkan obat dalam air, saring hingga jernih, masukkan ke dalam wadah, tutup dan sterilkan. Penyimpanan dalam wadah kaca/plastik yang tertutup kedap. Hanya boleh digunakan pada: Bahan yang mengandung bhn pengawet 24 jam Tanpa bhn pengawet 7 hari setelah tutup dibuka Pada etiket tertera: a. “Masa penggunaan setelah tutup dibuka” b. “Obat cuci mata” Adalah sediaan steril, berupa larutan jernih/suspensi, bebas partikel asing, digunakan utk mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata di sekitar kelopak mata dan bola mata. Tetes mata berupa larutan, harus jernih, harus steril, serta bebas partikel asing, serat dan benang, jika harus menggunakan dapar, sebaiknya pada pH 7,4: karena mengingat waktu kontak obat tetes mata dengan mata relatif singkat dan tidak merangsang mata. Larutan pembawa yang digunakan: asam borat, asam borat khusus, fosfat isotonik. Pengental ditambahkan untuk meningkatkan kekentalan shg obat lebih lama kontak dengan jaringan , ex: metil selulosa, polivinil alkohol, hidroksi propil selulosa. Obat dilarutkan ke dalam salah satu zat pembawa yang mengandung salah satu zat pengawet, dijernihkan dengan cara penyaringan, masukkan ke dalam wadah, tutup wadah dan sterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 1150-1160 selama 30 menit. Obat dilarutkan ke dalam cairan pembawa berair yang mengandung salah satu zat pengawet & disterilkan menggunakan bakteri filter masukkan ke dalam wadah secara teknik aseptis dan tutup rapat. Obat dilarutkan ke dalam cairan pembawa berair yang mengandung salah satu zat pengawet, dijernihkan dengan cara penyaringan, masukkan ke dalam wadah,tutup rapat dan sterilkan dengan penambahan bakterisid, dipanaskan pada suhu 980- 1000 selama 30 menit. Adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain. Dan bahan pendispersi, untuk penggunaan telinga luar. Ex: Larutan otik Neomisin B Sulfat & Hidrokostison. Biasanya mengandung antibiotik, sulfonamida, anestetik lokal, peroksida, fungisida, asam borat, NaCl, gliserin dan PEG.) PH optimum asam (pH 5-7,3) GUTTAE NASALES/ NOSE DROPS Adalah obat tetes yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet. Cairan pembawa adalah air pH sebaiknya 5,5-7,5 Minyak lemak/ minyak mineral tidak boleh digunakan karena menyebabkan pneumoni Zat pensuspensi: sorbitan, polisorbat, dll dengan kadar tidak boleh lebih dari 0,01% b/v. Zat pengawet: benzalkonium klorida 0,01-0,1% b/v. Zat pendapar: pH 6,5 dan dapat dibuat istonismenggunakan NaCl secukupnya. GARGARISMA/ GARGLE • Adalah sediaan berupa larutan, umumnya dalam larutan pekat yang harus diencerkan lebih dahulu sebelum digunakan, dimasudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau pengibatan infeksi tenggorokan atau jalan nafas. • Penandaan pada etiket harus tertera: • Petunjuk pengencerannya sebelumnya digunakan • Tanda yang jelas yaitu “Hanya untuk • kumur, tidak ditelan”. LAVEMENT/CLYSMA/ENEMA Adalah cairan yang pemakaiannya melalui rektum dan kolon yang gunanya untuk membersihkan atau menghasilkan efek terapi setempat atau sistemik. Guna enema untuk pembersihan (Na-bikarbonat 2 %, glycerin, NaCl isotonis, dll) Karminatif (terpentin) Adstrigensia (tawas, tanin) Emolien (minyak lemak/mineral) Diagnostik (Ba sulfat) Sedatif (klorhidrat, luminal Na, paraldehid) Anthelmintik (tanin, quassiae) SIRUP Adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi. Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64-66%, kecuali dinyatakan lain. Ada 3 macam sirup: Sirup simpleks : mengandung 65% gula dalam larutan nipagin 0,25% b/v. Sirup obat : mengandung 1 jenis obat/lebih dengan /tanpa zat tambahan dan digunakan untuk pengobatan. Sirup pewangi : untuk menutupi rasa tidak enak & bau obat yang tidak enak. POTIONES & ELIXIR NETRALISASI, SATURATIO & EFFERVECENT
• NETRALISASI adalah obat minum yang dibuat
dengan mencampurkan bagian asam & basa sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral, ex: Sol. Citralis Magnesici, Amydalat Ammonicus. • SATURATIO adalah obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dengan basa tetapi gas yang terbentuk ditahan dengan wadah sehingga menjadi jenuh dengan gas. • EFFERVECENT adalah saturatio dengan gas CO2 yang lewat jenuh. Hal-hal yang perlu diperhatikan : • Zat yang dilarutkan ke dalam bagian asam: Zat netral dalam jumlah kecil Zat-zat yang mudah menguap Ekstrak dalam jumlah kecil dan alkohol Sirup • Zat yang dilarutkan ke dalam bagian basa: Garam dari asam yang sukar larut ex: Na. benzoat, Na. salisilat. Jika saturatio mengandung asam tartrat, garam-garam kalium dan amonium harus ditambahkan ke dalam bagian basanya, jika tidak akan terbentuk endapan kalium/amonium dari asam tartrat. EPHITEMA & LOTIO TERIMA KASIH