Anda di halaman 1dari 28

SOLUTIONES

DEDENT EKA BIMMAHARIYANTO S,.M.SI., APT.


FARMASETIKA DASAR
PRODI S1 FARMASI, UNU NTB
DEDENTHARIYANTO@GMAIL.COM
DEFINISI
 Menurut FI IV, solutiones atau larutan adalah sediaan cair yang mengandung
satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
 Larutan terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau terlarut secara kimia
maupun fisika ke dalam bahan cair.
 Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada
suhu 200, kecuali dinyatakan lain menunjukkan 1 bagian zat padat atau 1
bagian volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut.
 Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada
suhu kamar.
Bila zat A dilarutkan dalam air atau pelarut lain akan terjadi tipe larutan sbb :

Larutan • Larutan yang yang mengandung sejumlah kecil


Encer zat A yang terlarut

• Larutan yang mengandung sejumlah besar zat A


Larutan yang terlarut

Larutan • Larutan yang mengandung jumlah maksimum


zat A yang dapat larut dlm air pada tekanan &
Jenuh temperatur tertentu

Larutan • Larutan yg mengandung jml zat yang terlarut


melebihi batas kelarutannya di dalam air pada
Lewat Jenuh suhu tertentu
Sesuai penggunaan, larutan dibagi menjadi:

 Larutan Steril
meliputi: larutan penggunaan luar sebagai obat luka, iritasi kandung kemih,
intraperitoneum.
 Larutan Non Steril
meliputi: larutan obat dalam, larutan hemodialisa
 Larutan Antiseptik
meliputi larutan tranfusi dan infusi
ZAT PELARUT /SOLVENT

 Air untuk macam-macam garam


 Spiritus, ex untuk kamfer, iodium, menthol
 Gliserin, ex tannin, zat samak, borax, fenol
 Eter ex kamfer, fosfor, sublimat
 Minyak, ex kamfer dan menthol
 Parafinliq ex cera cetaceum, minyak-
minyak,kamfer, menthol, dll.
 Eter minyak tanah, minyak lemak
Faktor yang mempengaruhi
kelarutan

 Sifat polaritas solute dan solvent


Molekul polar akan larut dalam media yang serupa yaitu polar, tetapi
molekul nonpolar akan larut dalam media nonpolar. Aturan like dissolves-
like.
 Co-solvency
adalah suatu peristiwa terjadinya kenaikan kelarutan karena penambahan
pelarut lain atau modifikasi pelarut. Ex: luminal tidak larut dalam air tetapi
larut dalam campuran air-gliserin (Sol Petit).
Lanjutan…..

 Sifat Kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar
larut memerlukan banyak pelarut. Kelarutan zat anorganik yang digunakan
dalam farmasi umumnya:
a. Dapat larut dalam air
Semua garam klorida larut kec. AgCl, PbCl2, Hg2Cl2.
Semua garam nitrat larut kec. Nitrat base ex. Bismuthi subnitras.
Semua garam sulfat larut kec. BaSO4, PbSO4, CaSO4 (sedikit larut)
Lanjutan…..
b. Tidak larut dalam air
Semua garam karbonat tidak larut, kec K2CO3, N2CO3, (NH4)2CO3
Semua oksida dan hidroksida tidak larut, kec NaOH, KOH, NH4OH, BaO
dan Ba(OH)2
Temperatur
Kebanyakan senyawa farmasetis pada kenaikan suhu akan naik kelarutannya,
kec senyawa metilselulose dan KOH.
Proses eksoterm:
Zat terlarut + pelarut larutan + panas (I)
Lanjutan…..
Proses endoderm:
Panas + zat terlarut + pelarut larutan (II)
Bila suhu dinaikkan maka kelarutan zatnya akan berkurang karena bergeser ke
kiri sedangkan endoterm bila suhu dinaikkan maka kelarutannya akan
bertambah karena rx bergeser ke kanan.
 Salting out
adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan
lebih besar dibandingkan zat utamanya sehingga menyebabkan penurunan
kelarutan zat utama.
Lanjutan…

Ex:
Rx Papaverin HCl dengan Sol. Charcot menghasilkan endapan papaverin
basa.
Camphorae dg OMP dalam air aromatik.
Kelarutan myk atsiri dalam air akan turun jika ke dalam air tersebut
ditambahkan larutan NaCl jenuh. Kelarutan NaCl dalam air lebih besar
dibandingkan kelarutan myk atsiri dalam air , maka myk atsiri akan
memisah.
Lanjutan……
 Salting In
adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan
lebih kecil dibandingkan zat utamanya sehingga menyebabkan kenaikan
kelarutan zat utama.
Ex: nikotinamid menyebabkan riboflavin larut dalam air, karena disini
terjadi penggaraman riboflavin + basa
 Pembentukan Komplek
Adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tidak larut dan zat
yang larut dengan menggunakan senyawa komplek yang larut
Ex: larutnya kofein dalam Na-salisilat/ Na benzoat dalam air. Senyawa
ini bersifat reversibel, mudah terionisasi dan melepas zat aktifnya
sehingga memberi efek terapi
Lanjutan………….
 Hidrotopi
adalah peristiwa bertambahnya kelarutan suatu senyawa yang tidak larut
/sukar larut dengan penambahan suatu senyawa lain yang bukan surfaktan
(surface activate agent/SAA)
Mekanismenya mungkin salting in tapi kombinasi beberapa faktor
ex: KI + I2 KI3
 Ukuran Partikel
Efek ukuran partikel dari zat terlarut dalam sifat kelarutannya terjadi hanya
jika ukuran mikron & akan terlihat kira2 10% dalam kelarutannya. Kenaikan
ini disebabkan adanya energi bebas permukaan yang
besar dihubungkan dengan partikel kecil.
Keuntungan & kerugian larutan
Keuntungan solutiones
Campuran homogen, dosis mudah diubah-ubah dengan mudah dalam
pembuatan, dapat diberikan dalam larutan encer, kerja awal obat lebih cepat
karena obat cepat diabsorsi, mudah diberi pemanis, bau-bauan dan warna,
untuk obat luar lebih mudah digunakan.
Kerugian solutiones
volume lebih besar, ada ZA yang tidak stabil dalam larutan, ada obat yang sukar
ditutupi rasa dan baunya dalam solutiones
MACAM SEDIAAN SOLUTIONES
 Larutan utk mata: collyrium, gtt opthalmicae
 Larutan utk telinga: sol.otic, gtt auriculares
 Larutan utk hidung: gtt nasales, inhalationes,
colunarium
 Larutan utk mulut: collutorium, gargarisma, litusoris,
gtt oris
 Larutan parenteral: injectiones, serum & vaksin
 Larutan utk rektal: lavement/clysma/enema
 Larutan utk vagina: douche
 Larutan oral: potiones, sirop, elixir, saturatio, potio eff,gtt
 Larutan topikal: ephithema, lotiones
COLLYRIUM

 Adalah larutan steril & jernih yang digunakan untuk mencuci mata, ex
optraex (as borat hipertonis).
 Dapat dibuat dengan melarutkan obat dalam air, saring hingga jernih,
masukkan ke dalam wadah, tutup dan sterilkan.
 Penyimpanan dalam wadah kaca/plastik yang tertutup kedap.
 Hanya boleh digunakan pada:
 Bahan yang mengandung bhn pengawet 24 jam
 Tanpa bhn pengawet 7 hari setelah tutup dibuka
 Pada etiket tertera:
a. “Masa penggunaan setelah tutup dibuka”
b. “Obat cuci mata”
Guttae opthalmicae
 Adalah sediaan steril, berupa larutan jernih/suspensi, bebas partikel asing,
digunakan utk mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata di
sekitar kelopak mata dan bola mata.
 Tetes mata berupa larutan, harus jernih, harus steril, serta bebas partikel asing,
serat dan benang, jika harus menggunakan dapar, sebaiknya pada pH 7,4: karena
mengingat waktu kontak obat tetes mata dengan mata relatif singkat dan tidak
merangsang mata.
 Larutan pembawa yang digunakan: asam borat, asam borat khusus, fosfat
isotonik.
 Pengental ditambahkan untuk meningkatkan kekentalan shg obat lebih lama
kontak dengan jaringan , ex: metil selulosa, polivinil alkohol, hidroksi propil
selulosa.
CARA PEMBUATAN OBAT TETES MATA

Obat dilarutkan ke dalam salah satu zat pembawa yang mengandung salah
satu zat pengawet, dijernihkan dengan cara penyaringan, masukkan ke dalam
wadah, tutup wadah dan sterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 1150-
1160 selama 30 menit.
Obat dilarutkan ke dalam cairan pembawa berair yang mengandung salah satu
zat pengawet & disterilkan menggunakan bakteri filter masukkan ke dalam
wadah secara teknik aseptis dan tutup rapat.
Obat dilarutkan ke dalam cairan pembawa berair yang mengandung salah satu
zat pengawet, dijernihkan dengan cara penyaringan, masukkan ke dalam
wadah,tutup rapat dan sterilkan dengan penambahan bakterisid, dipanaskan
pada suhu 980-1000 selama 30 menit.
Solutio otic/Guttae auriculares

Adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau


pelarut lain. Dan bahan pendispersi, untuk penggunaan
telinga luar. Ex: Larutan otik Neomisin B Sulfat &
Hidrokostison.
Biasanya mengandung antibiotik, sulfonamida, anestetik
lokal, peroksida, fungisida,
asam borat, NaCl, gliserin dan PEG.)
PH optimum asam (pH 5-7,3)
GUTTAE NASALES/ NOSE DROPS
 Adalah obat tetes yang digunakan untuk
hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung, dapat
mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet.
 Cairan pembawa adalah air
 pH sebaiknya 5,5-7,5
 Minyak lemak/ minyak mineral tidak boleh digunakan karena
menyebabkan pneumoni
 Zat pensuspensi: sorbitan, polisorbat, dll dengan kadar tidak boleh
lebih dari 0,01% b/v.
 Zat pengawet: benzalkonium klorida
 0,01-0,1% b/v.
 Zat pendapar: pH 6,5 dan dapat dibuat istonismenggunakan NaCl
secukupnya.
GARGARISMA/ GARGLE
 Adalah sediaan berupa larutan,
umumnya dalam larutan pekat yang
harus diencerkan lebih dahulu sebelum digunakan, dimasudkan untuk
digunakan sebagai pencegahan atau pengibatan infeksi tenggorokan atau
jalan nafas.
 Penandaan pada etiket harus tertera:
 Petunjuk pengencerannya sebelumnya digunakan
 Tanda yang jelas yaitu “Hanya untuk
 kumur, tidak ditelan”.
LAVEMENT/CLYSMA/ENEMA
 Adalah cairan yang pemakaiannya melalui rektum dan kolon yang gunanya
untuk membersihkan atau menghasilkan efek terapi setempat atau sistemik.
 Guna enema
untuk pembersihan (Na-bikarbonat 2 %, glycerin, NaCl isotonis, dll)
Karminatif (terpentin)
Adstrigensia (tawas, tanin)
Emolien (minyak lemak/mineral)
Diagnostik (Ba sulfat)
Sedatif (klorhidrat, luminal Na, paraldehid)
Anthelmintik (tanin, quassiae)
SIRUP
 Adalah larutan oral yang mengandung
sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi. Kadar sukrosa dalam sirup
adalah 64-66%, kecuali dinyatakan lain.
 Ada 3 macam sirup:
Sirup simpleks : mengandung 65% gula
dalam larutan nipagin 0,25% b/v.
Sirup obat : mengandung 1 jenis obat/lebih dengan /tanpa zat tambahan
dan digunakan untuk pengobatan.
Sirup pewangi : untuk menutupi rasa tidak enak & bau obat yang tidak
enak.
POTIONES & ELIXIR
 POTIONES /obat minum adalah larutan yang dimaksudkan untuk pemakaian
dalam (per oral). Selain berbentuk larutan dapat berbentuk suspensi/ emulsi.
 ELIXIR adalah larutan oral yang mengandung etanol 90% yang berfungsi
sebagai co-solvent (pelarut) & mempertinggi kelarutan obat.
 Kadar etanol dalam elixir 5-10%, untuk mengurangi kadar etanol dapat
ditambah co-solvent lain seperti gliserin, sorbitoldan propilenglikol.
NETRALISASI,
SATURATIO&EFFERVECENT

 NETRALISASI adalah obat minum yang dibuat dengan mencampurkan bagian


asam & basa sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral, ex: Sol. Citralis
Magnesici, Amydalat Ammonicus.
 SATURATIO adalah obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam
dengan basa tetapi gas yang terbentuk ditahan dengan wadah sehingga menjadi
jenuh dengan gas.
 EFFERVECENT adalah saturatio dengan gas CO2 yang lewat jenuh.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :

 Zat yang dilarutkan ke dalam bagian asam:


 Zat netral dalam jumlah kecil
 Zat-zat yang mudah menguap
 Ekstrak dalam jumlah kecil dan alkohol
 Sirup
 Zat yang dilarutkan ke dalam bagian basa:
 Garam dari asam yang sukar larut ex: Na. benzoat, Na. salisilat.
 Jika saturatio mengandung asam tartrat, garam-garam kalium dan amonium
harus ditambahkan ke dalam bagian basanya, jika tidak akan
terbentuk endapan kalium/amonium dari
asam tartrat.
EPHITEMA & LOTIO
EPHITEMA adalah cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada
tempat yang sakit dan panas karena radang /sifat perbedaan tekanan osmosis
yang digunakan untuk mengeringkan luka bernanah.
LOTIO adalah sediaan cair berupa suspensi digunakan sebagai obat luar.
Pada penyimpanan mungkin terjadi pemisahan .
Panandaan harus tertera:
“obat luar”
Kocok dahulu”
TUGAS KELOMPOK
BUATLAH MAKALAH DAN SEBANYAK MAKSIMAL
20 LEMBAR TENTANG:
1. SOLUTIONES MATA
2. SOLUTIONES TELINGA
3. SOLUTIONES HIDUNG
4. SOLUTIONES MULUT
5. SOLUTIONES ORAL
6. SOLUTIONES TOPIKAL
7. SOLUTIONES PARENTERAL
8. SOLUTIONES REKTAL & VAGINAL
DI JILID RAPI BERSERTA POWER POINT DAN DIKUMPULKAN PADA
PERTEMUAN BERIKUTNYA.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai